Anda di halaman 1dari 3

A.

Sarana dan prasarana pendidikan


1. Sarana
Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 2) sarana pendidikan adalah “semua perangkat
peratalatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah”
Wahyuningrum (2004: 5), berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah “segala
fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang
bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercaapai”.
Jadi sarana pendidikan adalah semua fasilitas (peralatan, pelengkap, bahan, dan
perabotan) yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan
dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien, seperti : gedung, ruang,
kelas, meja, kursi, serta alat-alat media pengajaran, perpustakaan, kantor sekolah,
tempat parkir.
2. Prasarana
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti : halaman, kebun atau taman
sekolah, jalan menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.

Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan
prasarana bersifat tidak langsung dalam proses pendidikan.

Sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan itu sebaiknya dikelola dengan sebaik
mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :

1) Lengkap, siap dipakai setiap saat, dan awet.


2) Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukan pandangan dan
perasaan siapapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
3) Kratif, inovatif, responsif, dan bervariasi sehingga dapat merangsang timbulnya
imajinasi peserta didik.
4) Memiliki jangkauan waktu yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk
menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
5) Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-
religius, seperti mushola atau mesjid.

Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan sarana dan
prasarana yang lengkap, maka dapat menunjang kegiatan belajar dan mengajar
sehingga lebih memfasilitasi siswa dalam belajar untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal.

B. Sumber belajar
Menurut pakar pendidikan, sumber belajar adalah segala macam sunber yang
ada di luar diri siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar
(Rohani, 1997: 102), seperti keterampilan, pengalaman, peristiwa, sikap teman, guru
ataupun orang tua, dan norma-norma yang ada dilingkungan sekitar kita.
Menurut Syukur N. C (2008) sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri
atas sekumpulan bahan atau situasi yang dikumpulkan secara sengaja dan dibuat agar
memungkinkan peserta didik belajar secara individual.
Sedangkan menurut Prastowo (2015), sumber belajar pada hakikatnya adalah
segala sesuatu baik benda, data, fakta, ide orang, dan lain sebagainya yang bisa
menimbulkan proses belajar. Contohnya: buku paket, modul, LKS, realia, model,
market, bank, meseum, kebun binatang, dan pasar (Prastowo, 2015)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa sumber
belajar merupakan berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang, metode,
media, tempat berlangsungnya pembelajaran, yang digunakan oleh peserta didik demi
memudahkan dalam belajar.
Sujadna (1989) membagi sumber belajar ke dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedia, brosur, koran, poster, denah,
dan lain-lain.
2. Sumber belajar non-cetak: film, slide, video, model, audio kaset, dan lain-lain.
3. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar,
studi, lapangan olahraga, dan lain-lain.
4. Sumber belajar berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi,
permainan, dan lain-lain.
5. Sumber belajar berupa lingkungan: taman, museum, dan lain-lain.

Sumber belajar memiliki beberapa fungsi dan peranan, yaitu :

1. Peningkatkan produktivitas pendidikandengan jalan membantu pendidikan untuk


menggunakan waktu dengan lebih baik dan efektif, meningkatkan lagi kelancaran
belajar, dan mengurangi beban pendidikan dalam penyajian informasi, sehingga
lebih banyak kesempatan dalam pembinaan dan pengembangan gairah belajar.
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan
mengurangi fungsi kontrol pendidik yang sifatnya kaku dan tradisional,
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan potensinya.
3. Memberikan dasar-dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dengan jalan
merencanakan program pendidikan secara lebih sistematis, mengembangkan
bahan pembelajaran melalui upaya penelitian terlebih dahulu.
4. Meningkatkan pemantapan pembelajaran dengan jalan meningkatkan kemampuan
manusia dengan berbagai media komunikasi, dan menyajikan informasi, maupun
data secara lebih mudah, jelas dan konkret.

Sebagai pendidik, sangat penting memiliki kemampuan dan keterampilan dalam


memilih sumber belajar yang tepat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidik harus memahami dengan baik kriteria dalam memilih sumber belajar dengan
memperhatikan hal-hal-berikut :

1. Tujuan yang ingin dicapai


Ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar
akan menimbulkan motivasi, pembelajaran lebih baik, dan dapat mengatasi
berbagai permasalahan dalam pembelajaran.
2. Ekonomis
Sumber belajar dipilih harus murah dan tidak murahan. Pemilihan sumber belajar
mempertimbangkan jumlah orang yang akan menggunakan, lama pemakaian,
langka tidaknya peristiwa itu terjadi dan akurat tidaknya pesan yang disampaikan.
3. Praktis dan sederhana
Sumber belajar harus praktis, mudah dibawa, sederhana, tidak memerlukan
peralatan khusus, tidak mahal harganya, dan tidak membutuhkan tenaga terampil
yang khusus.
4. Mudah didapat
Sumber belajar yang baik adalah yang ada di sekitar kita dan mudah untuk
mendapatkannya.
5. Fleksible atau luwes
Sumber belajar yang baik adalah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam
berbagai kondisi dan situasi (Soeharto, 2203).

Anda mungkin juga menyukai