Anda di halaman 1dari 29

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Sarana dan Prasarana

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:999) secara umum pengertian

sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud

dan tujuan; alat; media. Sedangkan menurut Kasan (2000:91) sarana pendidikan

adalah semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses

pendidikan di sekolah. Sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan

pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.

Menurut hartati sukirman dalam (Megasari, 2014) sarana pendidikan adalah suatu

sarana penunjang bagi proses pembelajaran baik yang bergerak maupun yang tidak

bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar, teratur, efektif, dan

efisien, termasuk di dalamnya baranga habis pakai maupun yang tidak habis pakai.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwasannya sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh

fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran baik secara langsung maupun

tidak langsung untuk menunjang proses pembelajaran dan pencapaian tujuan

pendidikan agar berjalan lancar efektif dan efisien. Sarana pendidikan juga terkait

langsung dengan fasilitas yang digunakan oleh tenaga pengajar pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran di sekolah secara efektif dan efisien sehingga

dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan tujuan pendidikan dapat tercapai.

Adapun yang dimaksud dengan sarana pendidikan di dalam sistem

penyelenggaraan pendidikan adalah himpunan sarana yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Himpunan sarana ini dikelompokkan dalam (Danim, 1994:101-102)

7
1. Sarana tenaga pengajar.

2. Sarana fisik.

3. Sarana administrasi, dan

4. Waktu.

Sebagai sarana akademik, tenaga pengajar merupakan sarana yang perlu

mendapat perhatian. Karena sifat manusiawinya, maka sarana ini harus dikelola

secara manusiawi pula. Tenaga pengajar merupakan sarana yang mahal, investasinya

lama, kerusakannya mudah. Seorang tenaga akademik yang karena sebab kecil

kehilangan motivasi dapat dikatakan tidak berfungsi lagi, oleh karena itu pembinaan

sarana ini sangat penting.

Sarana fisik, tergantung bidang studi. Satu bidang studi memerlukan jumlah

dan variasi sarana yang berbeda dengan bidang studi lainnya, seperti laboratorium

jurusan. Sarana administrasi merupakan sarana penunjang. Dalam penyelenggaraan

pendidikan, maka dukungan administrasi yang kuat, cepat dan tepat sangat penting.

Sampai saat ini perhatian sekolah terhadap administrasi ini masih kecil. Hal ini perlu

diperbaiki untuk keberhasilan pembelajaran.

Waktu merupakan sarana yang paling unik, ini adalah abstrak dan palingsukar

diatur dalam arti perjalanannya tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu terjadinya

penyelenggaraan pendidikan memerlukan bertemunya program, sarana, dan input

pada suatu waktu, maka waktu sebagai sarana menjadi sangat penting seperti sarana

ayang lain. Uniknya waktu adalah bila telah berlalu tidak kembali dan kalau tidak

dipakai hilang begitu saja. Karenanya, suatu acara pendidikan yang tepat

penyelenggaraannya bila diukur dengan waktu yang sudah hilang tidak akan dapat

diulangi lagi, melainkan hanya dapat dicarikan waktu penggantinya. Dengan

demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan prasarana pendidikan

8
adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang

jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.

Secara umum sarana pendidikan terdiri atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:

1. Bangunan dan perabot sekolah.

2. Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan laboraturium.

3. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang

menggunakan alat terampil.

B. Peranan Dan Fungsi Sarana Prasarana Pendidikan

Kondisi suatu sarana pendidikan dapat dapat dilihat baik buruknya secara

kualitas maupun kuantitas ditinjau dari berfungsi tidaknya sarana pendidikan itu

dalam proses pembelajaran. Peranan atau fungsi merupakan kriteria suatu alat yang

ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan. Pengertian sederhana dari fungsi adalah

kegunaan yang timbul karena adanya kebutuhan manusia. Sri Rumini, dkk (1991:

110) menjelaskan bahwa suatu benda dikatakan fungsional tidak hanya diartikan

sebagai hal-hal yang bersifat psikis, misalnya berminat mengaktualisasikan diri untuk

memanfaatkan sarana belajar guna mengembangkan potensi yang dimiliki. Lebih

lanjut dijelaskan peranan atau keberfungsian suatu alat akan berhubungan dengan

suatu sistem. Suatu alat terbentuk oleh adanya bagian-bagian yang saling berkaitan

satu sama lain yang menjadi satu kesatuan sehingga keberfungsian suatu benda atau

alat memiliki ciri-ciri tertentu, misal: a) proses, yaitu memikirkan proses suatu alat

tersebut, b) maksud, yaitu melihat dari sisi tujuan, c) keseluruhan, artinya memahami

fungsi suatu benda dengan mengetahui kegunaan seluruh benda tersebut, d) perilaku,

maksudnya memahami suatu benda dari keseluruhan bagian-bagianya berperilaku, e)

hubungan, maksudnya hubungan benda tersebut dengan hal-hal yang abstrak.

9
Menurut Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997: 7), bahwa fungsi sarana

pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam

proses pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan pendidikan. Sarana

pendidikan tersebut terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga berfungsi

sebagai alat yang dapat memperlancar serta mempermudah penangkapan pengertian

dalam proses interaksi antar guru dan siswa. Dalam keadaan tertentu fungsi sarana

pendidikan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Jika sarana yang

dibutuhkan tidak ada, maka proses pembelajaran tidak bisa berjalan sesuai dengan apa

yang diharapkan dan tujuan yang telah ditetapkan akan sulit dicapai. Adanya sarana

pendidikan yang lengkap tentu saja akan memudahkan guru dalam menyampaikan

pesan pembelajaran yang dimaksud kepada siswanya.

Dari pendapat diatas dapat kita lihat bahwa sarana dan prasarana pendidikan

memiliki beberapa fungsi antara lain: sebagai alat untuk memperjelas penyampaian

informasi sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan lancar, sebagai alat yang dapat

mengarahkan perhatian siswa, sebagai yang alat yang bisa mengatasi keterbatasan

ruang dan waktu.

C. Jenis Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan merupakan alat atau benda yang berfungsi sebagai

penunjang untuk membantu proses berlangsungnya proses pembelajaran yang ada di

sekolah. Kemudian secara garis besar bila ditinjau dari jenisnya, sarana pendidikan

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sarana pendidikan yang secara khusus untuk

kepentingan pembelajaran dan sarana pendidikan yang sudah tersedia di lingkungan

kita berupa barang-barang jadi yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran,

misalnya: sawah, masjid, atau benda-benda lain yang dapat diperagakan.

10
Menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2004: 2) membedakan menjadi beberapa

macam sarana pendidikan, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya

pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. sarana

pendidikan bila ditinjau berdasarkan jenisnya ada dua yaitu sarana yang berwujud

benda mati atau dibendakan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan proses

pembelajaran dengan melihat habis tidaknya dipakai dan bergerak tidaknya saat

digunakan, sedangkan sarana pendidikan yang sudah tersedia itu termasuk

didalamnya sarana yang berhubungan dengan proses pembelajaran.

1. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan

tahan lama.Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat

yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur

tulis, spidol, penghapus dan spu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana

pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi,dan kertas karton.

Sedangkan, contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin

tulis, bola lampu, kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan

yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah

sifatnya.

Sarana Pendidikan yang Tahan Lama keseluruhan bahan atau alat yang

dapat digunakan secara terus-menrus dalam waktu yang relatif lama, seperti

bangku, kursi, mesin tulis, komputer, dan peralatan olahraga.

11
2. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan

a. Sarana Pendidikan yang Bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa

digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainnya, seperti

lemari arsip, bangku, dan kursi yan bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana

saja.

b. Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak, yaitu semua sarana

pendidikan yang tidakbisa ataurelatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti

tanah, bangunan, sumur dan menara, serta saluran air dari PDAM semua yang

berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk

dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.

3. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis

hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan.

Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses

belajar ,mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat pelajaran). Alat peraga, alat

praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen dalam

mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan

dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.

Sarana pendidikan dapat pula dilihat dari segi fungsi atau peranannya

dalam proses pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto dalam (Darmawan,

2014) bahwa sarana pendidikan ditinjau dari fungsi dan peranannya terhadap

12
proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: alat pembelajaran, alat

peraga, dan media pendidikan.

1. Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses

belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik.

2. Alat peraga

Yang dimaksud dengan alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan

oleh guru untuk memperagakan atau memperjelas pelajaran.

3. Media

Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai

perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas

dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu

media audio, media visual, dan media audio visual.

Pemisahan antara alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dapat

diketahui saat alat tersebut digunakan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

sarana pembelajaran adalah alat yang dipergunakan secara langsung oleh guru

maupun murid dalam proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas

untuk mencapai tujuan khusus pendidikan.

Sarana yang berupa alat peraga yaitu alat-alat yang digunakan untuk lebih

memperjelas pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru dan dipelajari siswa. Alat

peraga tersebut diharapkan dalam proses pembelajaran lebih mudah memberikan

pengertian kepada siswa berturut-turut dari perbuatan yang konkret sampai pada

benda yang sangat abstrak.

13
Sarana yang berupa media pengajaran yaitu sarana pendidikan yang digunakan

untuk menampilkan pembelajaran yang dimaksudkan, maka media pengajaran disebut

juga media pendidikan. Media pendidikan dalam pengelompokan di atas merupakan

bagian dari sarana pendidikan dan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan dari si pengirim ke si penerima pesan sehingga

dapat menarik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 14) media pengajaran yang perlu disediakan

untuk kepentingan efektifitas proses belajar mengajar di kelas dapat dikelompokkan

menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:

1. Media pandang diproyeksikan, projector opaque, overhead projector, slide,

projector filmstrip.

2. Media pandang tidak diproyeksikan, misal gambar diam, grafis, model, dan benda

asli.

3. Media dengar, misal peringan hitam, tape recorder, pita kaset, dan radio.

4. Media pandang dengar, misal televisi dan film

D. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian pengeloalaan sarana dan prasarana pendidikan

Istilah pengelolaan sebenarnya hampir sama dengan manajemen, menurut

Suharsimi Arikunto dalam (Megasari, 2014), pengelolaan merupakan terjemahan dari

kata management, karena adanya perkembangan dalam Bahasa Indonesia, maka

istilah management tersebut menjadi manajemen. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2001: 534) bahwa pengelolaan adalah :

1. proses, cara, perbuatan mengelola

2. proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lai

14
3. proses membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi

4. proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Pengelolaan ini meliputi banyak kegiatan dan bersama-sama menghasilkan

suatu hasil akhir yang berguna untuk pencapaian tujuan. Pengertian lebih rinci

diungkapkan Sutjipto dalam (Megasari, 2014) bahwa pengelolaan pendidikan atau

manajemen sarana pendidikan itu merupakan keseluruhan proses perencanaan,

pengadaan, pendayagnaan dan pengawasan peralatan yang digunakan untuk

menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kemudian menurut

Suharsimi Arikunto juga mengemukakan bahwa pengelolaan sarana sering disebut

sebagai administrasi materiil atau administrasi peralatan, yaitu segenap proses

penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan

sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa pengelolaan sarana

pendidikan adalah suatu kemampuan untuk merencanakan, mengadakan, menyimpan,

atau memelihara, menggunakan sumber daya pendidikan serta penghapusan yang

berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan di sekolah untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

Proses yang dilakukan pertama dalam sebuah pengelolaan sarana

pendidikan adalah perencanaan kebutuhan. Proses ini sangat penting untuk

menghindari terjadinya suatu kesalahan yang tidak diharapkan. Perencanaan

yang matang akan membuat suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik

sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan memudahkan para

15
pengelola untuk mengetahui anggaran yang harus disediakan untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut. Perencanaan yang baik daan cermat akan

berdasarkan analisis kebutuhan kegiatan dan skala prioritas yang sesuai

dengan ketersediaan dana. Pengertian perencanaan menurut beberapa ahli

sebagai berikut; menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008:

60) bahwa perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan

secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih

lanjut diungkapkan Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008: 60)

mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang

sesuatu yang akan dijalankan dalam rangkaian mencapai tujuan tertentu, siapa

yang melakukan, bilamana, dimana dan bagaimana cara melakukannya.

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 26) bahwa perencanaan dapat

didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program

pengadaan fasilitas di sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana

pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan

yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan tersebut

adalah untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. oleh karena itu, keefektifan

suatu perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau

dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan di

sekolah dalam periode tertentu. Apabila pengadaan itu sesuai dengan

kebutuhannya, berarti perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah di

sekoalah itu sudah efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat yang ada di atas dapat disimpulkan

bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan

datang secara terpadu dan sistematis dengan menggunakan sumber daya yang

16
ada untuk mencapai tujuan. Dari definisi perencanaan diatas mengandung

unsur-unsur (1) sejumlah kegaiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya

proses, (3) hasil yang akan dinginkan, (4) menyangkut masa depan dalam

waktu tertentu.

b. Penggunaan saran dan prasarana pendidikan

Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan dalam suatu proses

pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna,

sehingga efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran dapat tercapai secara

optimal. Penggunaan media pendidikan dalam proses pembelajaran banyak

ditentukan oleh guru pengampu materi pelajaran. Para guru dituntut untuk

lebih mengenal berbagai macam jenis media pendidikan, dapat

menggunakannya secara benar dan dapat memiliki ketepatan waktu yang

disesuaikan dengan alat atau media yang digunakan.

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

Setiap barang agar dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar maka

barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinyu untuk menghindarkan

adanya unsur-unsur kerusakan. Dengan demikian perlu dilakukan kegiatan

rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan

berfungsi secara baik pula. Menurut Wahyuningrum (2000: 31) bahwa

pemeliharaan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terus

menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam

keadaan baik dan siap pakai.

Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan

pengaturan persediaan media di dalam ruang penyimpanan/gudang.

Penyimpanan 30 hanya bersifat sementara, dan dilakukan agar barang yang

17
sudah diadakan tidak rusak sebelum tiba saat pemakaian. Maka alat/media

pendidikan perlu penyimpanan pada tempat khusus, sebaiknya seluruh

alat/media pendidikan yang ada ditempatkan dalam lemari atau rak, jadi tidak

diletakkan begitu saja di lantai.

1) Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai

berikut: Barang yang sudah ada diterima, dicatat, diatur, dirawat, dan di

jaga secara tertib, rapid an aman.

2) Semua barang yang disimpan dicatat, demikian juga penyalurannya.

3) Secara berkala atau incidental diadakan pengontrolan dan perhitungan

barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan.

4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Ibrahim Bafadal (2004: 49) menyatakan bahwa ada beberapa macam

pemeliharaan sarana pendidikan di sekolah. Ditinjau dari sifatnya, ada empat

macam pemeliharaan yaitu:

1) pemeliharaan yang bersifat pengecekan. Pengecekan ini dilakukan oleh

seseorang yang mengetahui tentang baik buruknya keadaan mesin.

2) pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Pemeliharaan dengan cara

demikian dilakukan agar kondisi mesin selalu keadaan baik.

3) pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan.

4) perbaikan yang bersifat perbaikan berat.

Secara garis besar pemeliharaan sarana pendidikan itu perlu dilakukan

dengan cara menyimpan di tempat yang sebaik-baiknya, mencegah dari

kerusakan, dan memperbaiki jika terjadi kerusakan sarana pendidikan tersebut.

Dengan adanya pemeliharaan sarana pendidikan yang baik dan teratur semua

18
sarana pendidikan dalam keadaan yang baik pula, mudah digunakan dan tidak

cepat rusak sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dapat

berjalan secara efektif dan efisien.

d. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan

Sarana pendidikan yang telah digunakan lama maka akan mengalami

saat dimana nilai daya guna dari sarana tersebut mulai memudar atau habis.

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 62) bahwa pengahapusan secara definitif

adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai

milik Negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Lebih lanjut dikemukakan, penghapusan

sebagai salat satu aktivitas pengelolaan sarana pendidikan mempunyai tujuan

untuk:

1) mencegah atau membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat

pengeluaran dana untuk pemeliharaan atau perbaikan sarana yang rusak.

2) mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang

tidak berguna lagi.

3) Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan

pengamanan.

4) meringankan beban inventarisasi. Kepala sekolah memiliki wewenang

untuk melakukan penghapusan, namun sarana yang akan dihapus harus

memenuhi syarat-syarat penghapusan.

Kemudian Ibrahim Bafadal (2004: 62) menyatakan mengenai syarat-

syarat penghapusan sarana di sekolah adalah barang-barang:

1) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dimanfaatkan lagi

2) Tidak sesuai dengan kebutuhan

19
3) Kuno, yang penggunaannya tidak sesuai lagi

4) Terkena larangan

5) Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang

6) Yang biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya

7) Berlebihan, yang tidak digunakan lagi

8) Dicuri

9) Diselewengkan

10) Terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam.

E. Pengadaan Sarana Dan Prasarana

1. Definisi

Menurut Gunawan, (1996:135) mengatakan bahwa pengadaan sarana dan

prasarana adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang,

benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sedangkan menurut Daryanto,

(2001:51) bahwa prasarana berdasarkan etimologi berarti alat tidak langsung

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Secara ringkas maksud dari pengadaan itu sesuai dengan yang dinyatakan

dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pengadaan

barang dan jasa pemerintahan yakni menyatakan “Pengadaan barang/jasa

pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan

APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia

barang/jasa”.

2. Tujuan Pengadaan Sarana dan Prasarana

Aktivitas pertama dalam manajemen sarana prasarana pendidikan adalah

pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan

20
biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan

pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di

hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga

memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap

tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan pendidikan seharusnya

di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah

itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah.

3. Jenis dan asal pengadaan sarana prasarana

Sahertian (1994:177) mengatakan bahwa dari segi asal datangnya barang

maka jenis pengadaan ada dua, yaitu:

a. Pengadaan dalam negeri, dapat dilakukan dengan cara:

1) Tender yaitu pengadaan barang yang dilakukan diantara supplier atau

rekan yang bergerak dibidangnya secara kompetitif.

2) Perbandingan penawaran yaitu cara pengadaan barang dilakukan dengan

mengadakan perbandingan penawaran diantara rekanan yang lulus

prakualifikasi.

3) Pembelian langsung yaitu pembelian yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan yang jumlahnya kecil. Cara pembelian yang tepat adalah

dengan membandingkan diantara pemasok untuk memperoleh bahan yang

sama dengan harga yang lebih murah.

b. Pengadaan luar negeri (bersifat impor) yang diselenggarakan pemerintah.

Menurut Syahril (2005:40-44) adapun jenis sarana-prasarana yang akan

diadakan dan akan dipenuhi oleh Suatu sekolah ataupun satuan pendidikan yakni

sebagai berikut :

21
a. Pengadaan tanah

Tanah berkedudukan sebagai saran prasarana yang diperlukan

pemerintah dapat dilakukan dengan cara pembelian, penerimaan hibah,

menerima hak dan menukar. Berikut penjelasannya:

1) Membeli, yakni memindahkan atau suatu kegiatan pengalihan

kepemillikan tanah dari seseorang atau pihak pertama kepada orang lain

atau pihak lain dengan cara bertransaksi menukar tanah ( barang ) dengan

sejumlah uang ( harga ). Dalam pembelian tanah atau membeli sarana

prasarana tanah harus dilakukan beberapa analisa pertimbangan misalnya

tanah yang akan dibeli bebas dari sengketa, bebas banjir, aman dan

nyaman, serta letak startegis dan mudah dijangkau. Dalam melakukan

pengadaan tanah ada beberapa hal yang dilakukan yakni membentuk

panitia pengadaan, melakukan pembebasan tanah, pengurusan akte jual

beli, pembayaran, dan pengurusan sertifikat.

2) Penerimaan hibah, yakni melakukan pengalihan atau pemindahan

kepemilikan antara sesorang kepada orang lain atau antara satu pihak

kepada pihak lainnya tanpa pergantian atau transaksi pertukaran barang

dan uang. Agar tidak terjadi masalah dikemudian hari maka dilakukan oleh

notaris PPAT akte serah terima hibah atau berita cara penyerahan hibah

dan dilanjutkan dengan pengurusan sertifikat.

3) Menerima hak memakai yakni pengalihan penggunaan tanah dari

seseorang kepada orang lain dalam jangka waktu tertentu tanpa

memberikan imbalan tertentu. Untuk menanggulangi terjadinya masalah

dikemudian hari maka dalam menerima hak memakai ini harus disertai

22
dengan berita acara dan perjanjian yang disepakati bersama dan disetujui

atau diketahui oleh pejabat yang berwenang.

4) Penukaran tanah (barang), meliputi pengaliahan tanah dari satu pihak ke

pihak yang lain dengan memberikan pergantian yang seimbang,

beedasarkan kesepakatan yang dilakukan sesuai dengan aturan dna

prosedur yang berlaku.

b. Pengadaan bangunan

Pengadaan bangunan untuk pelaksanaan kegiatan dapat dialksanakan

melalui berbagai macam cara yaitu :

1) Membangun baru meliputi mempengaruhi, memperluas, dan mengubah

dengan cara membongkar seluruh bangunan atau sebagian termasuk

menyiapkan tanah dan sarana penunjang lainnya.

2) Membelikan bangunan yang sudah jadi pada dasarnya tidak

diperbolehkan, tetapi dalam hal –hal yang luar biasa dapat saja dilakukan

dengan syarat telah ada persetujuan dari mentri dan dana sudah ada

3) Menyewa bangunan seperti untuk keperluan sekolah, kantor dan

sebagainya diperbolehkan asal telah mendapat persetujuan dari penjabat

yang berwenang dan bangunan tersebut memenuhi persyaratan sesuai

dengan peruntukannya.bangunan sekolah milik swasta yang dulunya

pernah mendapat subsidi bangunan dari pemerintah, apabila dipakai oleh

sekolah negeri tidak perlu di bayar sewanya, tetapi pemakai wajib

memelihara bangunan itu sebagai mana mestinya.

4) Menerima hibah bangunan dapat saja di terima baik dari pemerintah

maupun dari pihak swasta asal itu dianggap lebih menguntungkan,serah

terima dilakukan dngan akte notaris.

23
5) Menukar bangunan dapat saja dilakukan seperti bangunan yang tidak dapat

memenuhi fungsinya lagi karena lokasinya terlalu ramai, jauh dan

tanahnya terlalu sempit sehingga tidak dapat dikembangkan sesuai dengan

keperluan,dapat saja ditukar asalakan di anggap lebih menguntungkan

c. Pengadaan perabot

Perabot dalah barang yang berfungsi sebagai tempat duduk, tempat

menulis, tempat istirahat,tempat penyimpanan alat-alat dan apatau bahan,

sepeti meja,kursi,almari,rak, filing cabinet dan sebagainya dan sebagainya,

dapat dilakukan dengan cara membeli, membuat sendiri dan menerima

bantuan. Pembelian dapat dilakukan terhadap barang yang sudah jadi atau

barang yang belum dan pembelian dapat dilakukan melalui lelang, pemilihan

maupun penunjukan langsng sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengadaan

yang biasa dilakukan dengan jalan membuat sendiri biasanya dilakukan untuk

kegiatan pembelajaran praktek dengan mempertimbangkan faktor biaya yang

tersedia, tenaga yang diperlukan dan peralatan yang dibutuhkan. Lain halnya

dengan pangadaan dengan cara menerima bantuan (hibah) dari pemerintahan,

swasta, masyarakat maupun perorangan dan dilengkapi surat-suarat tertentu.

Dalam pengadaan perabot sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan seperti segi antropometri, ergonomi. Estetika, dan segi

ekonomis.

1) Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan tinggi

badan atau ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya siswa dan

tenaga kependidikan lainnya).

2) Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut

memperhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai.

24
3) Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai

karena bentuk dan warnanya menarik.

4) Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harganya

tetapi merupakn transformasi wujud efisiensi dan efektifitas dalam

pengadaan dan pendayagunaannya.

d. Pengadaan Buku

Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan,

buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh

sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik

fiksi maupun non fiksi, buku sumber dan sebagainya. Tentang jenis-jenis buku

harus mengacu pada standar di atas yang antara lain meliputi:

1) Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru dan

murid yang subtansinya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

2) Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau

merupakan tambahan buku teks utama yang digunakan oleh murid dan

guru yang seluruh isinya menunjang kurikilum.

3) Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan fakta

atau kenyataan. Pada umumnya buku bacaan non fiksi menunjang salah

satu bidang studi. Sistematika penyusunannya tidak seperti buku teks

pelengkap tetapi disajikan secara populer.

4) Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidakberdasarkan fakta

atau kenyataan, melainkan berdasarkankhayalan penulis. Isi buku bacaan

fiksi biasanya berbentuk cerita yang tidak benar-benar terjadi.

Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

a) Membeli

25
b) Menerbitkan sendiri

c) Menerima bantuan/hadiah

d) Menukar.

Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli dan

menerima bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat

membutuhkan waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua materi

akan sesuai dengan materi yang diajarkan atau dengan kurikulum.

Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat-

alat pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alat-alat yang biasa

digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung, mesin stensil,

komputer, alat-alat pembersih dan sebagainya.

4. Langkah- langkah Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana

Kebutuhan akan sarana dan prasarana di sekolah haruslah direncanakan.

Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah haruslah mempunyai proyeksi

kebutuhan sarana dan prasarana untuk jangka panjang, jangka menengah, jangka

pendek. Proyeksi kebutuhan akan sarana dan prasana sekolah dibuat dengan

mempertimbangkan dua aspek, ialah kebutuhan aspek pendidikan di satu pihak

dan kemampuan sekolah di pihak lain.

Sarana dan prasarana yang berupa gedung, sangat bagus kalau dibuat

maketnya, agar dapat diproyeksikan arah pengembangannya. Arah pengembangan

tersebut, tentu sejalan dengan proyeksi kebutuhan di masa yang akan datang.

Guna memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah di masa yang

akan datang, data tentang perkembangan peserta didik, data tentang kebutuhan

layanan pendidikan terhadap mereka, data tentang kebutuhan berbagai macam

ruangan baik untuk teori maupun praktik, haruslah dapat di identifikasi. Dengan

26
menggunakan analisis regresi, proyeksi kebutuhan 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun

kedepan akan dibuat.

Dengan demikian diperlukan sistem informasi dan koordinasi yang baik

antara tugas perencana dan petugas pengadaan melalui koordinasi pimpinan.

Karakteristik Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah berdasarkan

uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan di atas dapat di tegaskan bahwa

perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan

perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan

upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa yang akan datang dan

bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi

dan realistis tentang kondisi sekolah.

Disamping itu ada juga beberapa prinsip yang berlaku secara umum untuk

proses pengadaan ini yakni sesuai dengan Kepres No.80 tahun 2003, Pengadaan

barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip :

a. efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan

dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam

waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang

telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai

dengan sasaran yang ditetapkan.

c. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi

penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui

persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan

memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang

jelas dan transparan;

27
d. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan

barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi,

hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi

peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada

umumnya.

e. adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua

calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan

kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;

f. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun

manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang

berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

5. Tata Cara Pengadaan

Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah sebagai berikut. Tata cara

dalam melakukan pengadaan sarana prasarana sekolah itu ada beberapa cara yakni

sebagai berikut :

a. Pembelian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pengalihan

barang dari seseorang kepada orang lain atau antara satu pihak satu kepada

pihak lain dengan menukarkan barang dengan sejumlah uang. Dalam

melakukan transaksi tersebut baik itu penukaran menggunakan uang yang

bersumber dari Anggaran pendapatn dan belanja negara (APBN) dan

Anggaran pendapatan belanja daerah (APBN) diatur oleh Kepres No.80 tahun

28
2003 dan disempurnakan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2012.

Kepres pembelian yaitu melalui lelang (tender), pemilihan langsung,

pertunjukan langsung, dan pengadaan langsung contohnya tentang lelang

Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas, Pelelangan Sederhana, Penunjukan

Langsung, Pengadaan Langsung, atau Kontes (Perpres No. 70 tahun 2012).

Pembelian melalui lelang (umum dan terbatas) dilakukan untuk

pengadaan barang yang nilainya diatas 100 juta, lelang umum yaitu metode

pemilihan penyediaan barang dan jasa dilakukan secara terbuka dengan

pengumuman secara sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional atau satu

surat kabar provinsi, sedangkan lelang terbatas adalah metode pemilihan

penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbatas dengan pengumuman

secara luas sekurang-kurangnya disatu surat kabar nasional dan atau surat

kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang dan jasa yang telah

diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang dan jasa

lainnya yang memenuhi kualifikasi.

Pembelian melalui pemilihan langsung dilakukan bila pengadaan

melalui lelang dianggap tidak efesien dari segi pembiayaan dan dilakukan

untuk pengadaan yang nilainya antara 50 sampai 100 juta. Pembelian melalui

penunjukan langsung dilakukan dalam keadaan tertentu seperti dalam keadaan

darurat untuk pertahanan, keamanan dan keselamatan masyarakat yang

pelaksanaanya tidak dapat ditunda-tunda atau bencana alam, rahasia serta

untuk pekerjaan skala kecil nilainya antara 15 sampai 50 juta.

b. Pembuatan Sendiri

Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang

29
biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus

mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya apabila dibandingkan

dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan

sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang

sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru

atau murid.

c. Penerimaan Hibah atau Bantuan

Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan

sarana dan prasaran pendidikan persekolahan dengan jalan pemberian secara

cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan

dengan membuat berita acara.

d. Penyewaan

Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan pemanfaatan

sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara

membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila

kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer.

e. Pinjaman

Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu

dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam

meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan

cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat

sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang

bersangkutan.

30
f. Pendaur ulangan

Yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara

memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna

untuk kepentingan sekolah.

g. Penukaran

Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang

dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instansi

lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus

mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah

pihak, dan sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan

prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak

berdaya guna lagi.

h. Perbaikan atau Rekondisi

Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana

pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah

mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana

maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen

sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik

tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya

satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau

difungsikan.

Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan

Implementasinya. Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada

Kepres No. 80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24

31
tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya

melalui prosedur sebagai berikut:

1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan

kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah

swasta.

4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk

mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.

5) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim

ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana

tersebut.

F. Supervisi Pendidikan

1. Macam-Macam Supervisi Pendidikan

Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan

kepada guru dan staf personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya,

dalam melaksanakan tugas dalam melaksanakan proses belajar mengajar Sasaran

supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 2 macam bentuk supervisi:

a. Supervisi Akademik

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah

akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan

pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka

meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperolehhasil belajar peserta

32
didik yang lebih optimal. Tujuan supervisi akademik yang dilakasanakan oleh

pengawas sekolah adalah meningkatkan kemampuan profesional guru dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Oleh sesbab itu maka

sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran (Subari,

2008 : 1).

b. Supervisi Manajerial

Esensi supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan

terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus

supervisi ini ditunjukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen

sekolah, yang antara lain meliputi : (a) manajemen kurikulum dan

pembelajaran, (b) kesiswaan, (c) sarana dan prasarana, (d) ketenagaan, (e)

keuangan, (f) hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (g) layanan khusus.

2. Pengertian Supervisi Manajerial

Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas satuan

pendidikan dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga

kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan

pendidikan dan pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni:

manajerial dan akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan

pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai

pendukung terlaksananya pembelajaran. Sementara supervise akademik

menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademik, berupa

pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/ Madrasah

(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi

manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah

33
yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang

mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan

kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.

Dalam melaksanakan fungsi supervise manajerial, pengawas

sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam proses

perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam

mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah, (3) pusat informasi

pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil

pengawasan. Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan

aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan

efektivitas pengelolaan sekolah yang mencakup: (a) perencanaan, (b) koordinasi,

(c) pelaksanaan, (d) penilaian, dan (e) pengembangan

3. Kompetensi Manajerial

a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

b. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi misi tujuan dan program-

program sekolah binaannya.

c. Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.

d. Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan

manajemen peningkatan mutu berbasisi sekolah (MPMBS)

e. Membina kepala sekolah dalam dalam melaksanakan administrasi satuan

pendidikan meliputi administrasi kesisiwaan, kurikulum dan pembelajaran,

34
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,

keuangan, lingkungan sekolah dan peran setrta masyarakat.

f. Membantu sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu pendidikan

di sekolah.

g. Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung

jawabnya.

h. Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga

kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku

i. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaannya

dan menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan progran

pengawasan berikutnya.

j. Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan

kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.

k. Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan

kepala sekolah

l. Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada sekolah-

sekolah binaannya.

35

Anda mungkin juga menyukai