Anda di halaman 1dari 19

BAB VI

MANAJEMEN SARANA PRASARANA SD

Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menganalisis menajemen sarana prasarana sekolah
dasar

Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan konsep dasar manajemen
sarana prasarana
2. Mahasiswa mampu menjelaskan urgensi, jenis dan ukuran sarana
prasarana sekolah dasar
3. Mahasiswa mampu menganalisis bangunan sekolah dasar
4. Mahasiswa mampu menganalisis masalah sarana dan prasarana di
sekolah dasar
5. Mahasiswa mampu menganalisis pengandaan, penggunaan, perawatan
dan tata cara pemusnahan sarana prasarana di sekolah

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan disajikan lima pokok bahasan yang semuanya
merupakan konsep dasar manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Bahasan pertama tentang definisi konsep dasar manajemen sarana-
prasarana, kedua tentang urgensi, jenis, dan ukuran sarana prasarana sekolah
dasar, ketiga tentang bangunan sekolah, keempat tentang masalah sarana
dan prasarana sekolah dasar, dan kelima tentang pengadaan, penggunaan,
perawatan, dan tata cara pemusnahan sarana prasarana sekolah. Pendidikan
merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Salah satunya
adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses belajar dan
mengajar disekolah. Di era sekarang ini berbagai macam cara telah
dilakukan praktisi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan salah
satunya adalah dengan pemenuhan sarana dan prasarana. Kemampuan guru
dan lembaga dalam memenuhu sarana dan prasarana pendidikan akan sangat
mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang
dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh
penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat
penting karena di butuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna
untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar. Sarana dan
prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak
ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.
Untuk memenuhi harapan di bidang pendidikan, peran sarana prasana
pendidikan sangat penting, yaitu untuk memperlancar pelaksanaan proses
kegiatan belajar mengajar. Agar sarana pendidikan difungsikan dengan baik,
maka diperlukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan
adanya manajemen sarana dan prasana pendidikan, maka sekolah akan
mampu mengelolah sarana dan prasarana pendidikan secara lebih terkonsep
dan terarah.

PENYAJIAN
A. Konsep Dasar Manajemen Sarana-Prasarana
Definisi sarana menurut Mulyasa (2005), adalah berupa peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti meja, kursi, papan
tulis, spidol, penghapus, alat tulis, buku dan media pengajaran. Sedangkan
prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya suatu proses pendidikan atau pengajaran di suatu lembaga
pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, halaman, kebun sekolah, jalan
menuju sekolah, dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), sarana adalah
sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang dapat dipakai sebagai alat atau
media dalam mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah
merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,
proyek, dsb). Menurut Ibrahim Bafadal (2004), bahwa sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Menurut Baharuddin (2010), Manajemen sarana dan prasarana
adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelolah sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Mulyasa (2005) berpendapat bahwa
manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan
menjaga saran dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Jadi, dari pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa sarana
adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik
yang bergerak maupun tidak bergerak agar mencapai tujuan pendidikan dan
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sedangkan prasarana
merupakan semua perangkat kelengkapan dasar atau fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

B. Urgensi, Jenis, dan Ukuran Sarana Prasarana Sekolah


1. Urgensi sarana prasarana sekolah dasar
Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang
kegiatan pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan dari sarana
pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin
lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sekolah
akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga pendidik. Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar
dapat menunjang proses belajar mengajar. Yamin (2012),
menyebutkan beberapa hal yang perlu dikembangakan dalam
menunjang proses belajar mengajar, yaitu : 1) Perpustakaan, 2)
Sarana penunjang kegiatan kurikulum, dan 3) Prasarana dan sarana
kegiatan ekstrakulikuler dan mulok.
Mengingat pentingnya sarana dan prasarana dalam kegiatan
pembelajaran maka peserta didik, guru dan sekolah akan terkait
secara langsung. Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan
sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik
mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan
sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik,
khususnya yang memiliki kelemahan dan mengkikuti kegiatan
pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas
sarana dan prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif,
menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai
pihak yang paling bertanggung jawab terhadap penggelolaan seluruh
kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga
menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki
(Mulyasa, 2005).
2. Jenis-jenis sarana prasarana sekolah dasar
Menurut Nawawi (1987), sarana prasarana pendidikan
diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu ditinjau dari sudut : (1)
habis tidaknya dipakai: (2) bergerak tidaknya dipakai; (3)
hubungannya dengan proses belajar mengajar.
1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan
atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang
relative singkat, contohnya adalah kapur tulis yang biasa
digunkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.
b. Sarana pendidikan yang tidak tahan lama adalah keseluruhan
bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus
dalam waktu yang relatif lama. Sebagai contohnya adalah
bangku sekolah, media tulis, atlas, globe dan beberapa
peralatan olahraga.
2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan
a. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan
yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan
pemakainya. Contohnya lemari arsip sekolah.
b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua
sarana pendidikan yang tidak bisa atau relativ sangat sulit
dipindahkan. Contohnya suatu sekolah yang telah memiliki
saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3. Ditinjau dari Hubungannya dengan proses belajar mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada
dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang
secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.
Contohnya kapur tulis, atlas, dan sebagainya. Kedua, sarana
pendidikan yang secara tidak langsung digunakan dalam proses
belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor sekolah.
Menurut Bafadal (2004), jenis prasarana pendidikan di
sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,
prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk
proses belajar mengajar, ruang teori, ruang perpustakaan, ruang
praktik keterampilan dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana
sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses
belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang
terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah
ruang kantor, kantin, tanah, jalan menuju sekolah, kamar kecil,
ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah,
atau tempat parkir kendaraan.
Menurut Arikunto (1987), ada tiga macam jenis sarana
pendidikan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar
yaitu:
a. Alat pelajaran yaitu semua benda yang dapat dipergunakan
secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses
belajar mengajar. Misalnya : buku tulis, gambar-gambar, alat-
alat tulis menulis lain seperti kapur, penghapus dan papan
tulis maupun alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam
lingkup alat pelajaran.
b. Alat peraga yaitu semua alat pembantu pendidikan dan
pengajar. Dapat berupa benda maupun perbuatan dari
tingkatannya paling kongkritnya sampai yang paling abstrak
yang dapat mempermudah pemberian pengertian
(penyampaian konsep ) kepada murid.
c. Media pendidikan yaitu sarana pendidikan yang digunakan
sebagai perantara di dalam proses belajar mengajar, untuk
lebih mempertinggi efektivitas dan efisien, tetapi dapat pula
sebagai pengganti perananan guru. Media pendidikan didasari
atas indera yang digunakan untuk menangkap isi dari materi
yang disampaikan dengan media tersebut.
3. Ukuran sarana prasarana sekolah dasar
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24
tahun 2007 tanggal 28 juni 2007 tentang stándar sarana dan
prasarana untuk sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI)
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut :
a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan
pencahayaan yang memadai.
b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau
air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air
hujan.
c. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan estándar sarana dan prasarana yang
seharusnya.

4. Bangunan Sekolah Dasar


Menurut Minarti (2011), pada sarana prasarana yang berupa
gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi
sekolah/madrasah. Lingkup bangunan pada sekolah dasar sebagai
berikut :
1. Ruang kelas
Menurut Minarti (2011), ruang kelas pada sebuah SD/MI
memiliki ketentuan sebagai berikut :
a) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran
teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus,
atau praktik dengan alat khusus yang tidak mudah
dihadirkan.
b) Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak
rombongan belajar.
c) Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik.
d) Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/peserta
didik.
2. Ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan pada prasarana SD/MI harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, diantaranya adalah :
a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan
peserta didik dan guru memperoleh informasi dari
berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,
mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan.
b) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu
ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5
m.
c) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
3. Laboratorium IPA
Laboratorium IPA sebagai sarana alat bantu yang mendukung
berbagai kegiatan dalam bentuk percobaan. Pemanfaatan
laboratorium juga dapat memanfaatkan kelas jika tidak
memungkinkan ada ruangan (Minarti, 2011).
4. Ruang Pimpinan
a) Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu
sekolah/madrasah. Dapat dikunci dengan baik.
b) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan
kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan
dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur
komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas
pendidikan, atau tamu lainnya
c) Luas minimum ruang pimpinan adalah 12 m2 dan lebar
minimum adalah 3m.
5. Ruang guru
Ketentuan ruang guru untuk menunjang proses pembelajaran
adalah:
a) Berfungsi sebagai tempat bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun lainnya.
b) Luas ruang guru minimum 4m2/pendidik dan luas
minimum adalah 32 m2.
c) Letak ruang harus mudah dicapai dari halaman
sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan
sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
6. Tempat beribadah
Menurut Minarti (2011), tempat beribadah merupakan tempat
melakukan ibadah sesuai dengan agama masing-masing pada
waktu sekolah, yang memiliki ketentuan sebagai berikut :
a) Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga
sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan
oleh agama masing-masing pada waktu sekolah
b) Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap
SD/MI, dengan luas minimum adalah 12 m2.
7. Ruang UKS
Ketika peserta didik maupun pendidik mengalami gangguan
kesehatan, peran ruang UKS sangat penting. Pendirian ruang
UKS memiliki ketentuan sebagai berikut :
a) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan
diri peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di
sekolah/madrasah.
b) Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling.
c) Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2.
8. Kamar mandi
Menurut Minarti (2011), kebersihan tempat buang air besar
atau kecil merupakan hal yang pokok dalam sebuah sekolah
untuk menunjang kesehatan. Ketentuan dari jamban di sebuah
sekolah sebagai berikut :
a) Kamar mandi berfungsi sebagai tempat buang air besar
dan kecil.
b) Minimum terdapat 1 unit kamar mandi untuk setiap 60
peserta didik pria, 1 unit kamar mandi untuk setiap 50
peserta didik wanita, dan 1 unit kamar mandi untuk guru.
Jumlah minimum kamar mandi di setiap
sekolah/madrasah adalah 3 unit.
c) Luas minimum 1 unit kamar mandi adalah 2 m2.
d) Kamar mandi harus berdinding, beratap, dapat dikunci,
dan mudah dibersihkan.
e) Tersedia air bersih di setiap unit kamar mandi.
9. Gudang
Gudang sebagai tempat penyimpanan peralatan pembelajaran,
peralatan sekolah yang sudah digunakan maupun yang belum
digunakan, serta semua arsip dari sekolah tersebut. Selain itu
juga terdapat ketentuan dalam membangun ataupun
memanfaatkan gudang, diantaranya adalah :
a) Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan
pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara
peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi,
dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah yang telah
berusia lebih dari 5 tahun.
b) Luas minimum gudang adalah 18 m2.
c) Gudang dapat dikunci.
10. Ruang sirkulasi
Menurut Minarti (2011), ruang penghubung antar bagian
bangunan sekolah harus sesuai aturan, diantarannya adalah :
a) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat
penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah/madrasah
dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan
interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama
pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-
kegiatan tersebut berlangsung di halaman
sekolah/madrasah.
b) Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang
menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan
sekolah/madrasah dengan luas minimum adalah 30% dari
luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum
adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.
c) Ruang horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang
dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat
dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.
e) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan
bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi
minimum dua buah tangga.
f) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan
bertingkat tidak lebih dari 25 m.
11. Tempat bermain/berolahraga
Dunia anak-anak sangat lekat dengan bermain yang sesuai
dengan karakternya. Pada sebuah sekolah ada ketentuan tempat
bermain yang harus dipenuhi oleh sebuah sekolah, diantaranya
adalah :
a) Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area
bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan
kegiatan ekstrakurikuler.
b) Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3
m2/peserta didik. Jika banyak peserta didik kurang dari 180
orang, maka luas minimum tempat bermain/berolahraga
adalah 540 m2.
c) Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga
berukuran minimum 20 m x 15 m yang memiliki
permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon,
saluran air, serta benda-benda lain yang menganggu
kegiatan berolahraga.
d) Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan.
e) Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang
paling sedikit menganggu proses pembelajaran di kelas.
f) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat
parkir (Minarti. 2011).

5. Masalah Sarana Prasarana Sekolah Dasar


Menurut Suryasubroto (2014), salah satu penyebab terjadinya
permasalahan sarana dan prasarana di Indonesia yaitu pemerataan
pendidikan. Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI), kata pemerataan
berasal dari kata dasar rata, yang meliputi seluruh bagian, tersebar ke
segala penjuru, dan sama-sama memperoleh jumlah yang sama.
Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbuatan
melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan
pendidikan adalah suatu proses, cara, dan perbuatan melakukan
pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan
masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Banyak sekali sekolah yang gedungnya rusak, kurangnya media
pembelajaran atau alat peraga, kepemilikan dan penggunaan media
belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara
laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak
memadai dan sebagainnya. Permasalahan sarana dan prasarana ini sering
dijumpai pada sekolah yang berada di daerah-daerah yang terpencil atau
pedalaman. Biasanya keterbatasan sarana dan prasarana ini mulai dari
gedung sekolah yang ruangannya tidak layak dipakai untuk
mendapatkan suasana belajar yang nyaman dan kondusif tidak terdapat
ruangan lain seperti perpustakaan, laboratorium sarana-sarana olahraga,
sarana-sarana belajar seperti buku paket yang update serta fasilitas
lainnya dan jumlah guru yang sangat terbatas. Situasi seperti ini juga
terdapat di daerah perkotaan misalnya ada sekolah yang proses belajar
dan pembelajarannya dilakukan di bawah jembatan dan lain-lain.
Banyak lagi permasalahan sarana dan prasarana sekolah di Indonesia
seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Misalnya adanya
infocus di tiap kelas, jaringan internet atau wireless di sekolah, dan lain-
lain.
6. Pengadaan, Inventarisasi, Perawatan, dan Pemusnahan
Sarana Prasarana Sekolah
Manajemen sarana dan prasarana sekolah akan terwujud sebagai
suatu proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu secara sistematis.
Langkah manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah menurut Terry
& Rue (2014), langkah-langkah manajemen meliputi analisis kebutuhan,
analisis anggaran, seleksi, penetapan, kebutuhan, pembelian,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian, inventarisasi,
dan pemeliharaan. Sedangkan pakar manajemen pendidikan lainnya
menyimpulkan bahwa manajemen perlengkapan pendidikan meliputi
analisis, pengadaan, penggunaan atau pemakaian, perawatan atau
pemeliharaan dan penghapusan.

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah


Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Barnawi dan
M. Arifin (2015) dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Pembelian: pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan dengan cara sekolah menyerahkan
sejumlah uang kepada penjual untuk memperoleh sarana dan
prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
2. Produksi sendiri: produksi sendiri merupakan cara pemenuhan
kebutuhan sekolah melalui pembuatan sendiri baik oleh guru,
siswa maupun karyawan.
3. Penerimaan Hibah, penerimaan hibah merupakan cara
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan menerima pemberian sukarela dari pihak lain.
4. Penyewaan: penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memanfaatkan
sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah
dan sekolah membayarnya berdasarkan perjanjian
sewa=menyewa.
5. Peminjaman: peminjaman adalah cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memanfaatkan
barang pihak lain untuk kepetingan sekolah secara sukarela
sesuai degngan perjanjian pinjam-meminjam.
6. Pendaurulangan: pendaurulangan adalah cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
memanfaatkan barang bekas agar dapat digunakan untuk
kepentingan sekolah.
7. Penukaran: penukaran adalah cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan
barang yang dimiliki sekolah dengan barang yang dimiliki
oleh pihak lain.
8. Rekondisi/rehabilitasi: pekondisi/rehabilitasi adalah cara
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang
telah mengalami kerusakan.
b. Inventarisasi Sarana Pasarana
Inventarisasi beraal dari kata “inventaris” (Latin = inventarium)
yang berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya.
Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan menurut Barnawi
(2015) adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik
sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan
terarur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Tujuan
inventarisasi sarana dan prasarana menurut Barnawi (2015) adalah
sebagai berikut :
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah;
b. Untuk menghemat keuangan sekolah;
c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan
suatu sekolah;
d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian saran dan
prasarana yang dimilki oleh suatu sekolah.
c. Perawatan Sarana Dan Prasarana
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menurut
Barnawi (2015) adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan
dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam
keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan
berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
pemeliharaan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan.
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan;
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan
melalui pengecekan secara rutin dan teratur;
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang
menggunakan alat tersebut.
Macam-macam pekerjaan pemeliharaan menurut Mulyasa
(2014) antara lain sebagai berikut :
a. Perawatan terus menerus (teratur, rutin)
1) Pembersihan saluran drainase dari sampah dan kotoran;
2) Pembersihan ruangan-ruangan dan halaman dari sampah
dan kotoran;
3) Pembersihan terhadap kaca, jendela, kursi, meja, lemari,
dan lain-lain;
4) Pembabatan rumput dan semak yang tidak teratur;
5) Pembersihan dan penyiraman kamar mandi/wc untuk
menjaga kesehatan.
b. Perawatan berkala
1) Perbaikan atau pengecatan kusen-kusen, pintu, tembok
dan komponen bangunan lainnya yang sudah terlihat
kusam;
2) Perbaikan mebeler (lemari, kursi, meja, dan lain-lain);
3) Perbaikan genteng rusak/pecah yang menyebabkan
kebocoran pelapisan plesteran pada tembok yang retak
atau terkelupas;
4) Pembersihan dan pengeringan lantai, halaman atau selasar
yang terkena air hujan/air tergenang.
c. Perawatan darurat
1. Dilakukan terhadap kerusakan yang tidak terduga
sebelumnya dan berbahaya/merugikan apabila tidak
diantisipasi secepatnya.
2. Perbaikan yang sifatnya sementara dan harus cepat selesai
supaya : kerusakan tidak bertambah parah dan proses
pembelajaran tidak terganggu.
3. Dilaksanakan secara swakelola.
4. Harus segera dilakukan perbaikan permanen.
d. Perawatan preventif
Perawatan preventif adalah perawatan pada selang
waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin
dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Pada
dasarnya perawatan preventif merupakan cara perawatan
sarana dan prasarana yang dilakukan sebelum sarana dan
prasarana tersebut mengalami kerusakan. Tujuannya adalah
untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan sarana dan
prasarana tidak bekerja dengan normal dan membantu agar
sarana dan prasarana dapat aktif sesuai dengan fungsinya.
d. Penghapusan Sarana dan Prasarana Sekolah
Menurut Barnawi (2015), penghapusan sarana dan prasarana
merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari
pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan
sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar
inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap
tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk
kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana menurut Barnawi
(2015) adalah sebagai berikut :
a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi
kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana
yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan
sudah tidak dapat digunakan lagi;
b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris;
c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang
tidak dipergunakan (Depdiknas, 2012).
Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang dapat dihapuskan
menurut Suharsini (Barnawi, 2015) yaitu :
a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat
diperbaiki atau dipergunakan lagi;
b. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan
pemborosan;
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang
dengan besarnya biaya pemeliharaan;
d. Tidak sesuai agi dengan kebutuhan masa kini;
e. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya
barang kimia);

PENUTUP
A. RANGKUMAN
1. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara
efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien.
Sedangkan prasarana merupakan semua perangkat kelengkapan
dasar atau fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran seperti, halaman sekolah,
taman, dan kebun.
2. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang menjadi
rangkaian kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penginventarisasian,
penggunaan, sampai dengan penghapusan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang efektif dan efisien guna mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
pada proses pendidikan secara optimal dan berarti.
B. TEST FORMATIF
I. Jawablah soal-soal berikut dengan memberi tanda silang (x)
pada huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar!
1. Perlengkapan yang sifatnya dapat digunakan secara langsung
termasuk pengertian dari ... .
a. prasarana
b. sarana
c. pegadaan
d. pemusnahan
e. perawatan
2. Yang merupakan kegiatan untuk mencatat dan menyusun
daftar barang-barang/bahan yang ada secara teratur menurut
ketentuan yang berlaku ialah ...
a. permintaan
b. inventarisasi
c. pengadaan
d. perencanaan
e. pencatatan
3. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar salah satu
tujuan dari ...
a. administrasi sarana dan prasarana
b. perencanaan
c. pengadaan
d. permintaan
e. pemeliharaan
4. Yang termasuk bahan tidak habis pakai adalah ...
a. meja
b. spidol
c. pulpen
d. kertas
e. tinta printer
5. Gunakan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana ialah
pengertian dari ...
a. inventarisasi
b. pengadaan
c. penyimpanan
d. pemeliharaan
e. penyusunan
6. Sesuatu yang merupakan penghubung utama terselenggaranya
suatu proses ialah ...
a. sarana
b. prasarana
c. penyimpanan
d. inventarisasi
e. pengadaan
7. Pemeliharaan yang dilakukan menurut jangka waktu tertentu
adalah pengertian dari ...
a. pemeliharaan berkala
b. pemeliharaan barang bergerak
c. pemeliharaan sehari-hari
d. pemeliharaan barang tidak bergerak
e. inventarisasi
8. Kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja atau petugas
gudang untuk menampung hasil pengadaan barang adalah
pengertian dari ...
a. penyimpanan
b. pemeliharaan
c. penyusunan
d. inventarisasi
e. pengadaan
9. Yang bertanggung jawab dengan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah dasar adalah ...
a. wali murid
b. pengelola administrasi pendidikan
c. siswa
d. guru
e. karyawan
10. Tujuan penghapusan sarana dan prasarana sekolah adalah ...
a. menambah barang-barang sekolah
b. menyewakan barang-barang sekolah
c. meniadakan barang-barang sekolah yang tidak terpakai
d. menyulitkan pengawasan terhadap sarana sekolah
e. memboroskan biaya pengeluaran sekolah

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan


benar!
1. Jelaskan konsep manajemen sarana dan prasarana!
2. Sebutkan jenis-jenis sarana prasarana sekolah!
3. Sebutkan apa saja yang termasuk sarana dan prasarana yang
menunjang proses pembelajaran!
4. Sebutkan yang termasuk bagian-bagian sarana dan prasarana
sekolah!
5. Sebutkan jenis-jenis pengadaan!

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin dkk. 2003. Manajemen pendidikan. Cetakan ke-I. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2014). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto. 1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Nawawi, Hadari. 1987. Metode penelitian bidang social. Universitas Gajah
Mada. Pers. Yogyakarta.
Moh Yamin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.
Yogyakarta : Diva Pers.
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Suryasubroto. 2014. Manajemen: Dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Terry, George R. (2014). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Barnawi, Arifin, M. (2015). Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah.
Malang: Ar-Ruz Media.
Depdiknas. (2012). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai