Anda di halaman 1dari 21

A.

Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian Sarana dan Prasaran Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa Sarana adalah segala
sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan
prasarana adalah merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek, dsb)
Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda yang bergerak maupun
yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses
belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana dan prasarana
merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana
prasaran dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.
Ibrahim Bafadal, berpendapat bahwa sarana prasaran pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah.
Sedangkan menurut E. Mulyasa, yang dimaksud dengan sarana dan prasarana
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, Khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang
dimaksudprasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan atau pengajaran.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan “Sarana pendidikan
merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar dan segala sesuatu yang
dapat memudahkan pelaksanaan kegiatan tertentu”. Menurut rumus Tim Penyusun
Pedoman Pembukuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
yang dimaksud dengan sarana yaitu : “Sarana Pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak
agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif,
efisien”.

1
Lebih luas fasilitas dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang dapat
memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha yang dapat memudahkan
dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal
ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana.
Menurut Drs. Yusak Burhanuddin dan H.M. Daryanto yaitu : “Prasaran adalah
tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat,
bangunan sekolah, lapangan olah raga dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah alat
langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruangan, buku, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya”.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana adalah komponen penting yang harus ada dalam pelaksanaan proses
belajar-mengajar dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditentukan.
Menurut keputusan Mentri P dan K No.079/1975. Sarana pendidikan terdiri dari
tiga kelompok besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil.

Sedangkan yang bertanggung jawab tentang masalah sarana pendidikan yaitu para
pengelola atau bagian tata usaha pendidikan. Secara mikro (sempit) maka kepala
sekolah yang bertanggung jawab dalam masalah ini.

Ada beberapa aspek yang bertalian dengan pengelolaan dan pemeliharaan


bangunan sekolah dan perlengkapannya:

a. Perluasan bangunan yang sudah ada


b. Rehabilitasi
c. Meningkatkan mutu keindahan ruang belajar
d. Memilih perabotan dan perlengkapan
e. Tanggung jawab keberadaan sekolah

2
f. Memperhatikan kondisi sanitasi
g. Pemeriksaan itu perlu
h. Penyimpanan alat-alat yang tepat
i. Mengatur dan memelihara ruang kelas
j. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain

Dari pembagian tersebut sarana pendidikan dapat dibagi dua bagian yaitu :

a. Sarana pendidikan dalam arti “Sarana fisik pendidikan”, seperti : bangunan


sekolah, ruang-ruang kelas, meja kursi, lemari, lampu-lampu dan lain-lain sarana
fisik sekolah. Fingsi sarana ini adalah sebagai sarana kelengkapan sekolah guna
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pendidikan disekolah.
b. Saran pendidikan dalam arti sarana atau alat peraga. Sebagai alat pengajaran
seperti : papan tulis, kapur, penghapus, buku-buku dan sebagainya. Sedangkan
sebagai alat peraga misalnya : peta atau globe, gambar-gambar, model-model
benda, dan media pengajaran lainnya. Fungsi srana pendidikan ini ialah untuk
membantu memudahkan guru dan siswa dalam proses pendidikan (proses belajar-
mengajar).
2. Jenis dan Sifat Sarana dan Prasarana Pendidikan
Ditinjau dari jenisnya yaitu fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas
fisik dan fasilitas non fisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu
yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis,
computer, perabot, alat peraga, model, media dan sebagainya. Fasilitas non fisik
yaitusesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau
dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melncarkan sesuatu
usaha seperti manusia, jasa, uang.
Ditinjau dari sifat barangnya, Sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan
menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat
mendukung pelaksanaan tugas.
3. Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan

3
Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan
berfungsi tidak langsung. Yang termasuk di dalam prasarana pendidikan adalah
tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air,
telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung
terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga dan media
pendidikan (Gunawan, 1996:115).
a. Alat pelajaran adalah semya benda yang dapat digunakan secara langsung oleh
guru maupun murid dalam proses belajar mengajar, atau/alat benda yang
dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar
mengajar. Alat pelajaran dapat berupa buku tulis, gambar-gambar, alat-alat tulis-
menulis lain seperti kapur, penghapus, dan papan tulis maupun alat-alat praktek,
semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.
b. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, baik berupa
benda ataupun perbuatan dari yang tingkatnya paling kongkrit sampai yang
paling abstrak yang dapat memepermudah pemberian pengertian (penyampaian
konsep) kepada murid atau segala sesuatu yang digunakan guru untuk
memperagakan atau memperjelas pelajaran.
c. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di
dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi,
tetapi dapat pula sebagai pengganti peranan guru. Biasanya klasifikasi media
pendidikan didasarkan atas indera yang digunakan untuk menangkap isi dari
materi yang disampaikan dengan media tersebut. Dengan cara pengklasifikasian
ini dibedakan atas:
• Media audio atau media dengar, yaitu media untuk pendengaran.
• Media visual atau media tampak, yaitu media untuk penglihatan.
• Media audio visual atau media tampak-dengar, yaitu media untuk pendengaran
dan penglihatan.

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.


Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata manajemen yang berasal dari kata
“management”, istilah Inggris tersebut lalu dindonesiakan menjadi “Manajemen”.

4
Menurut (Mulyasa,2002:50). Berdasarkan uraian sebelumnya sarana dan prasarana
adalah komponen penting yang harus ada dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar
dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas untuk Pengelolaan sarana
prasarana adalah proses pengurusan, penataan dan pengaturan kegiatan secara
sistematis agar berfungsi menurut fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan.mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Dan menurut (Syahril, 2004:9) pengelolaan sarana prasarana adalah
proses pengurusan, penataan dan pengaturan kegiatan secara sistematis agar berfungsi
menurut fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan pengelolaan sarana
pendidikan adalah proses atau cara melaksanakan pengadaan, pemeliharaan serta
pengawasan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang perlu
dan sangat penting dikelola dengan baik serta merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari manajemen pendidikan. Seperti gedung, tanah, perlengkapan
administrasi sampai pada sarana yang digunakan langsung dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur manajemen
pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar, sarana
pendidikan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Sarana dan prasarana
pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi
yang disampaikan dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat
dalam program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan
adanya Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan belajar mengajar
akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas serta menyenangkan.
Dengan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah sudah tentu mempengaruhi
hasil belajar siswa. Dengan kata lain proses pelaksanaan pendidikan di sekolah dan
permasalahan pembelajaran bukan hanya dihadapi oleh guru yang bersangkutan,
tetapi didukung pula oleh keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana

5
pendidikan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan usaha pemanfaatan alat peraga dan alat
praktek sebagai sarana untuk membangkitkan motivasi belajar siswa serta menghemat
waktu. Untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan maka proses belajar mengajar harus benar-benar diupayakan semaksimal
mungkin. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen-
komponen yaitu tujuan, isi, atau materi, metode, media, dan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis (langkah-langkah yang terarah dan
teratur) secara sistemik (secara bulat dengan mempertimbangkan segala aspeknya)
agar berdaya guna dan berhasil guna.

C. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah
memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan
dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadol
2003). Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini,
melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan diharapkan semua
perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana yang
berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang
efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh
semua personel sekolah.

D. Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Untuk mendukung tercapainya tujuan administrasi sarana prasarana sekolah maka ada
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana prasarana sekolah
sebagai berikut.

6
1. Prinsip pencapaian tujuan
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai
bilamana akan digunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan
proses belajar mengajar.
2. Prinsip efisiensi
Pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat mengurangi pemborosan. Untuk itu, perlengkapan sekolah
hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
3. Prinsip Administratif
Semua pengelola perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu
memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi dan pedoman yang telah
diberlakukan oleh pemerintah.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab semua anggota organisasi terhadap pengelolaan sarana
dan prasarana sekolah harus dideskripsikan dengan jelas.
5. Prinsip Kekohesifan
Manajemen sarana prasarana sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk
proses kerja yang sangat kompak. Untuk itu, antara satu dengan lainnya dalam
organisasi harus bekerja dengan baik.

E. Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana


Pendidikan.

Perencanaan sarana dan prasarana pendididkan merupakan pekerjaan yang


komplek, karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional,
regional maupun lokal. Prencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu
dengan perencanaan pembangunan tersebut. Perencanaan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang
ditetapkan.

Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja


akan berbeda dengan program pendidikan yang berorientasi pada pemerataan

7
kesempatan belajar, dalam hal sarana dan prasarananya, karena itu dalam
perencanaan kebutuhan tersebut perlu dikaji sistem internal pendidikan dan aspek
eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi kebijakan-kebijakan yang ada.
Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan merupakan pemborosan. Prinsip-prinsip
umum dalam perencanaan seperti komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin
perlu diperhatikan.

F. Perencanaan Pengadaan Pembangunan Gedung atau untuk Pembangunan


Sekolah
Sekolah tidak bisa dibangun disembarang tempat. Menurut Frabk W.Banghart
sekolah hendaknya dibangun pada tempat atau lokasi yang baik yang dapat
memberikan pengaruh positif pada perkembangan siswa. Selain itu Soerjani
(1988:135) mengemukakan: “Dalam mensirikan gedung sekolah, perlu diperhatikan
tentang letak sekolah dan lingkungannya. Letak dan lingkungan sekolah adalah salah
satu komponen yang dapat menunjang atau menghambat usaha meningkatkan
ketahanan sekolah”.
Dengan memperhatikan pendapat diatas maka tempat atau letak tanah untuk
bangunan sekolah harus benar-benar memperhatikan, dan mempertimbangkan
keadaan lingkungan sekolah, kebutuhan murid-murid sekolah, serta kurikulum
sekolah itu sendiri.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan menurut J.Mamusung antara lain:


1. Mudah dicapai dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan
2. Terletak disuatu lingkungan yang banyak hubungan dengan kepentingan
pendidikan (sekolah)
3. Cukup luas, bentuk maupun tofogafinya akan memenuhi kebutuhan
4. Mudah menjadi kering jika digenangi air, bebas dari pembusukan dan tidak
merupakan tanah yang konstruksinya adalah hasil buatan / timbangan / urugan.
5. Tanahnya yang subur, sehingga mudah ditanami dan indah pemandangan alam
sekitarnya
6. Cukup air ataupun mudah dan tidak tinggi biayanya jika harus menggali sumur
ataupun memasang pipa-pipa perairan

8
7. Terdapat air yang bersih dan berkualitas
8. Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah berlangsung,
sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin
9. Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan berbahaya dan
tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-pabrik yang
membisingkan, pasar dan tempat-tempat lain yang dapat memberikan pengaruh-
pengaruh negatif
10. Harganya tidak terlalu mahal (murah)

Dengan memperhatikan syarat-syarat diatas tidak semua tanah dapat dijadikan


untuk tempat pendidikan. Untuk sebelum tanah itu dibeli perlu terlebih dahulu adanya
perencanaan. Dalam pengadaan tanah yang meliputi:
1. Membuat rencana pengadaan tanah, luas dan lokasi sesuai dengan kebutuhan.
2. Melakukan survey, dilakukan untuk menentukan lokasi tujuan dan perencanaan
tata kota.
3. Melakukan survey untuk melihat kondisi fisik lainnya, misalnya: jalan, listrik,
transportasi, air dan sebagainya.
4. Harga tanah, dilakukan untuk bahan pengajuan rencana anggaran.

G. Perencanaan Pengadaan Bangunan Gedung Sekolah.


Sekolah merupakan lembaga tempat mendidik anak agar menjadi warga Negara
yang kreatif dan produktif. Untuk itu menuntut adanya gedung yang memadai
sehingga pada tiap murid ada perasaan bangga dan bersekolah selama di didik dalam
gedung tersebut. Selain itu untuk menumbuhkan penghormatan murid terhadap
lembaga tempat ia di didik, seyogyanya sekolah didirikan dalam lingkungan yang
cukup terhormat.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan yang ideal,
J.Mumusung (1981:16) mengemukakkan sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis
2. Ukuran dan bentuk ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.

9
3. Datangnya dan Masuknya sinar matahari harus diperhatikan, yaitu dari arah
sebelah kiri.
4. Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan dengan kondisi
anak-anak.
5. Penggunaan warna yang cocok.
6. Aman, artinya material dan kontruksi bangunannya benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan baik kekuatan/kekokohan bangunan itu sendiri, maupun
pengaruh erosi, angin, getaran, petir dan pohon yang berbahaya.
7. Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruangan
memungkinkan adanya pergantian udara yang segar selalu.
8. Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan tak saling
mengganggu.
9. Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi yang besar.
10. Fleksibel, artinya melihat kebutuhan hari depannya dan dapat pula dirubah-rubah
setiap saat diperlukan.
11. Memenuhi syarat keindahan.
12. Ekonomis.
Agar syarat-syarat diatas dapat terpenuhi maka hendaknya sebelum gedung itu
dibangun perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mengadakan survey untuk mengetahui kesesuaian antara gedung yang akan
dibangun dengan kebutuhan sekolah, baik tingkat maupun jenisnya, serta
ukurannya.
b. Menentukan ruang dan perlengkapan dalam arti kualitas bahan, jumlah ruangan,
luas ruangan, banyaknya perabot, kualitas dan ukurannya.
c. Mengadakan survey untuk menentukan lokasi
d. Menyusun anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku di
daerah bersangkutan.

H. Perencanaan Pembangunan Bangunan Sekolah

10
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, mempunyai
peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan kreativitas, dan
jati diri manusia sekaligus untuk mewujudkan dan mempertahankan gedung yang
handal, berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan.
Dengan di penuhinya persyaratan teknis bangunan gedung sesuai dengan fungsi dan
klasifikasinya serta telah bersertifikat baik fungsi bangunan gedung, maka diharapkan
kegagalan konstruksi maupun kegagalan bangunan gedung itu sendiri dapat dihindari
, sehingga pengguna bangunan gedung dapat hidup lebih tenang dan sehat.
Seperti halnya sarana lainnya, pembangunan gedung sekolah harus direncanakan
terlebih dahulu. Sesuai dengan fungsinya gedung sekolah tersebut merupakan tempat
anak-anak belajar, sudah sepantasnya gedung sekolah yang dibangun harus cukup
cahaya yang masuk agar ruangan menjadi terang, cukup ventilasi, gedung tersebut
mempunyai kualitas yang bagus, baik dari segi konstruksi maupun dari segi
keindahannya dan juga memperhatikan segi kesehatan.
Sebagai sarana atau tempat yang akan dibangun untuk kegiatan belajar mengajar,
gedung sekolah yang akan dibangun selain harus memperhatikan segi kualitas juga
memeperhatikan kurikulum pendidikan sekolah. Untuk itu maka dalam membangun
gedung sekolah menuntut adanya suatu perencanaan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Melakukan survei berkenaan dengan bangunan sekolah yang akan dibangun,
meliputi :
1) Fungsi bangunan
2) Jumlah pemakai, baik pegawai, guru dan murid
3) Program pendidikan atau kurikulum sekolah
4) Jenis dan jumlah alat-alat atau perabot yang akan ditempatkan pada gedung
sekolah tersebut.
b. Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
disusun berdasarkan hasil survei tersebut.
c. Menyusun anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung tersebut,
yang disusun dengan harga standar yang berlaku pada daerah tempat tersebut akan
dibangun.

11
Dalam perencanaan pembangunan gedung sekolah ini juga harus direncanakan
mengenai keadaan gedung sekolah itu sendiri, untuk itu maka perlu dibuat gambar
kerja dengan maksud sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan gedung.

I. Perencanaan Pengadaan Perabot dan Perlengkapan Pendidikan


Dengan perabot dan perlengkapan yang asal saja, sudah barang tentu proses
pendidikan berjalan kurang efektif yang pada gilirannya lulusannya yang dihasilkan
mempunyai kecakapan yang tidak sesuai dengan harapan.
Kegiatan pendidikan merupakan usaha yang terencana dan mempunyai tujuan
yang jelas, karena itu hendaknya perabot pendidikan direncanakan sesuai dengan
kebutuhan anak yang beraneka ragam sifat dan keperluannya, baik secara individual
ataupun kelompok dan kurikulum atau program pendidikan yang akan dilakukan oleh
sekolah.
Dilandasi pemikiran diatas maka perabot dan perlengkapan yang dibuat harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Syarat perabot sekolah
a. Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakaiannya fungsional dan efektif.
b. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Sesuai dengan aktivitas murid dalam PBM (Proses Belajar Mengajar)
2) Kuat, mudah memeliharanya, dan mudah dibersihkan
3) Mempunyai pola dasar yang sederhana
4) Mudah dan ringan untuk disusun/disimpan
5) Flexible sehingga mudah diguakan dan dapat pula berdiri sendiri
6) Konstruksi hendaknya:
a) Kuat dan tahan lama
b) Mudah dikerjakan secara masal
c) Tidak tergantung keamanan pemakainya
d) Bahan yang mudah didapat dipasaran dan disesuaikan dengan keadaan
setempat
2. Syarat-syarat untuk perlengkapan sekolah

12
Agar perlengkapan yang digunakan itu benar-benar tepat guna, maka baik
jenis, bentuk, serta warna hendaknya benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan
dan kepentingan kegiatan anak didik/siswa.
Ini berarti adanya keharusan untuk memilih dan memiliki alat-alat yang sesuai
dan disesuaikan dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik maupun
psikis anak didik. Untuk itu diperlukan:
a. Keadaan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan
keselematan anak didik.
b. Konstruksi harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi peserta
didik.
c. Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar disesuaikan
usia, minat, dan taraf perkembangan anak didik
d. Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi
bagi penanaman, pemupukan, serta pembinan hal-hal yang berguna bagi
perkembangan anak.
Dalam perencanaan perlengkapan dan perabot sekolah. Depdiknas
mengelompokannya menjadi barang-barang yang habis dipakai dan barang-
barang yang tak habis dipakai. Untuk perencanaannya adalah sebagai berikut
(Depdiknas,1980):
a. Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
rencana kegiatan sekolah tiap bulan
2) Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang
tersebut tiap bulan
3) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan
dan kemudian menjadi rencana tahunan
b. Barang tak habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Menganalisis dan menyusun keperluan perlengkapan sesuai dengan
rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan perlengkapan yang
direncanakan dengan memperhatikan perlengkapan yang masih ada dan
masih dapat dipakai.

13
2) Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan
memperhatikan standar yang telah dilakuakan
3) Menetapkan skala prioritas menurut dan yang tersedia, urgensi kebutuhan
dan menyusun rencana pengadaan tahunan.
J. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Gunawan (1996:40) pengadaan merupakan segala kegiatan untuk
menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan
tugas. Dengan kata lain merupakan upaya merealisasikan rencana kebutuhan
pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya.
Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli,
menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan
gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli,
menyewa, menerima hibah, atau menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan
atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli
dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan
perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima
bantuan dari instansi pemerintah dari luar Departemen Pendidikan Nasional, badan-
badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.
Dalam pengadaan sarana diatas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan
kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasr hukum yang berlaku, sehingga sarana
yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Misalnya dalam
pembelian tanah perlu jelas surat-surat tanah yang akan dibeli, demikian juga dengan
akte jual belinya. Apabila menerima hibah dari pihak lain supaya ada dasar
hukumnya, sebaiknya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan akte notaris pejabat
pembuat akte tanah setempat. Sedangkan untuk yang sifatnya hak pakai, seperti lahan
hendaknya disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberikan hak pakai.
Untuk sarana yang diperoleh melalui siswa perlu juga dibuat surat perjanjian
(kontrak) antar pihak penyewa dan pihak yang menyewakan dan sebagainya.
Pada setiap sekolah seyogyanya ada petugas khusus yang melaksanakan tugas
berkaitan dengan urusan perlengkapan. Kegiatannya meliputi, menerima, menyimpan

14
dan mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan barang/gudang. Barang atau
sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah banyak macamnya. Dalam
menyimpan barang-barang tersebut hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang
tersebut.
Dalam penyimpanan barang-barang juga perlu diperhatikan tempat penyimpanan
barang tersebut. Gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau,
fasilitas pendukungnya, seperti : listrik, air, dan sebagainya. Gudang tersebut
kondisnya harus baik. Untuk terjaminnya pelaksanaaan peyimpanan barang atau
sarana pendidikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Syarat-syarat pergudangan yang berlaku
b) Sifat barang yang disimpan
c) Jangka waktu penyimpanan
d) Alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan
e) Dana atau biaya untuk pemeliharaan
f) Prosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang yang
disimpan.

K. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kegiatan inventrisasi meliputi: kegiatan pencatatan, pemberian kode dan
melaporkan sarana dan prasarana kepada pemerintah. Semua sarana dan prasarana
sekolah hendaknya diinventarisir. Melalui inventarisasi memungkinkan dapat
diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek, ukuran, harga dan
sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana pendidikan yang berasal dari
pemerintah (milik negara) wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan
menggunakan format-format yang telah ditetapkan. Atau mencatat inventarisasinya di
dalam buku Induk Barang Inventaris dan Buku Golongan Inventaris.

L. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan alat penunjang yang menentukan


nyaman dan tidaknya proses pembelajaran. namun seiring berjalannya waktu sarana
dan prasarana pendidikan terssebut bisa rusak bahkan punah. Oleh karena itu penting

15
adanya pemeliharaan sarana dan prasarana penidikan. Pemeliharaan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang dalam keadaan
baik dan siap untuk di gunakan supaya berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan
merupakan kegiatan kegiatan penjagaan dan pencegahan dari kerusakan suatu barang.
Pemeliharaan di mulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus di lakukan oleh petugas
yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang di maksud.

Menurut J.Mamusung (1991:80), pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan


pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan
diperuntukan bagi kelangsungan “building”, “equipment”, serta “furniture”, termasuk
penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan pemugaran, serta penggantian.
Perlunya pemeliharaan yang baik terhadap bangunan, perabot dan perlengkapan
sekolah dikarenakan kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama
gedung, perabot dan perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau
pembeli sarana tersebut, kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun
pemeliharaan yang baik telah dilakukan terhadapa sarana tersebut selama
dipergunakan.

J. Mamusung telah mengelompokan, ada 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan


pada bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah, yaitu:

1. Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengrusakan, baik disengaja maupun


yang tidak oleh pemakai.
2. Kerusakan dikeranakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan
lingkungan.
3. Keusangan (out of date) disebabkan moderenisasi di bidang pendidikan serta
perkembangannya
4. Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam
perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan, maupun penggunaan yang salah
5. Kerusakan karena timbulnya bencana alam seperti banjir gempa dan lain-lain

M. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan dilaksanaan secara baik dan terus-
menerus untuk menghindarkan adanya unsur-unsur pengganggu atau perusak.
Adapun beberapa perawatan tersebut di bagi dalam beberpa bagian sebabagai berikut:

1. Berdasarkan kurun waktu

Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan, dengan dua cara :

a. Pemeliharaan sehari-hari

16
Pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap hari (setiap akan atau sesudah
dipakai). Biasanya di lakukan oleh penggunannya dan sifatnya kerusakan
kecil.

b. Pemeliharaan berkala

Pemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu
tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), Kegiatan perbaikan misalnya
seperti :

1) Perbaikan atau pengecatan kusen-kusen, pintu, tembok dan komponen


bangunan lainnya yang sudah terlihat kusam;
2) Perbaikan mebeulair (lemari, kursi, meja, dll) serta pengecatan ulang;
3) Pengecatan terhadap keamanan sarana bermain atau tempat upacara;
4) Perbaikan genteng rusak/pecah sehingga terjadi kebocoran;
5) Pelapisan plesteran pada tembok yang retak atau terkelupas;
6) Pembersihann halaman dari rumput-rumput yang tidak di butuhkan.

2. Berdasarkan usia penggunaan barang pada instansi dapat dilihat dari dua aspek
a. Usia barang secara fisik

Setiap barang terutama barang elektronik biasanya memiliki batas tertentu


dan itu sifatna relativ. Oleh karena itu barang-barang tersebut perlu perawatan
khusus

b. Usia barang secara administratif

Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari jarang ditemui barang yang


keadaanya secara fisik telah 0%, sebab itu akan menghambat pekerjaan. Oleh
karena itu biasanya barang dalam kondisi yang kapasitasnya lebih kurang dari
50% sudah diusulkan untuk dihapuskan karena hanya akan mempersempit
ruangan saja dan biaya perawatannya juga akan lebih besar. Contoh barang
seperti ini adalah kendaraan dinas

c. Pemeliharaan dalam aspek hukum

Ditujukan untuk memperjelas dan mempertegas kepemilikan barang


sehingga tidak dapat diganggu oleh pihak lain. Pemeliharaan seperti ini dapat
berbentuk:

1. Pengurusan sertifikat kepemilikan tanah;


2. Surat izin mendirikan dan penggunakan barang bangunan;
3. Pengurusan STNK dan BPKB pada kendaraan bermotor dan suart-surat
lainnya.

17
d. Pemeliharaan dari segi penggunaan

Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat


mengurangi kerusakan pada barang tersebut. Misal : penggunaan komputer
yang digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk yang lainnya.
Penggunaan barang pada umumnya dibedakan pada dua hal, yaitu :
memperlakukan dan menjalankan. Istilah-istilah ini dalam kegiatan sehari-hari
kadang kita campuradukan pengertiannya karena dalam kenyataannya ada
alat-alat yang tidak pernah dijalankan tetapi digunakan seperti penggaris,
papan tulis, pensil, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut perlu disepakati perbedaan antara menggunakan,


memperhatikan, dan menjalankan. Menggunakan adalah pengertian secara
umum untuk memanfaatkan suatu barang. Memperlakukan adalah pengertian
secara khusus dalam menerapkan suatu metode untuk menggunakan barang
secara langsung atau tidak, yang dipengaruhi oleh selera pribadi barang.
Sedangkan menjalankan adlah pengertian secara khusus yang diterapkan pada
barang yang struktur intern fisiknya ada yang bergerak atau barang itu
seluruhnya bergerak.

e. Pemeliharaan menurut keadaan barang

Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barang dilakukan terhdapa


barang habis pakai dan barang tak habis pakai.

1) Pemeliharaan barang habis pakai

Pemeliharaan ini merupakan penyimpanan sebelum barang tersebut


dipergunakan. Misalnya alat tulis seperti kapur dan spidol

2) Pemeliharaan barang tahan lama

Bahan tahan lama dapat dikelompokkan menjadi :

a) Mesin-Mesin

Mesin-mesin memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan


pemeliharaan berkala. Pemeliharaan dilakukan oleh petugas ahli.
Mesin-mein tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

i) Mesin Tulis

Pemeliharaan sehari-hari untuk mesin tulis dapat dilakukan


dengan membersihkan debu dan kotoran lain yang melekat,

18
memeriksa pita mesin apakah masih dalam keadaan baik atau sudah
rusak, setiap habis dipakai, dibersihkan huruf-hurufnya dan mesin
ditutup kembali dengan tutup yang tersedia. Sedangkan
pemeliharaan brkala adalah pembersihan soptware dari virus,
penginstalan ulang dan lain-lain.

ii) Mesin stensil

Dibersihkan setiap selesai dipakai, mengganti peralatan yang


rusak, sekurang-kurangnya sebulan sekali diadakan pengecekan
peralatan, setiap 6 bulan sekali direparasi.

ii) Mesin Hitung

Pemeliharaan mesin hitung dapat dilakukan dengan mengganti


kertas strook setiap bulannya dan melakukan service sesui petunjuk

b) Kendaraan

Untuk kendaraan bermotor diperlukan pemeliharaan sehari-hari,


berkala dan perbaikan terhadap kerusakan seperti:

i. Membersihkan kendaraan
ii. Memeriksa air radiator
iii. Memeriksa minyak motor
iv. Memeriksa dan membersihkan air accu
v. Jika terdapat suatu kerusakan, melaporkan ke unit yang mengurus
kendaraan untuk mendapat perbaikan.

c) Buku-buku

Pemeliharaan terhadap buku-buku dilakukan setiap hari secara


berkala, dilakukan dengn cara penyemproyan obat anti hama untuk
waktu-waktu terrentu.

d) Alat-alat laboraturium

Pemeliharaan alat-alat laboraturium dilakukan setiap hari untuk


sebagian memerlukan pemeliharaan berkala. Khusus untuk alat-alat
yang mudah pecah harus diperhatikan penempatan alat-alat tersebut
denagn cara membuatkannya kotak-kotak khusus, kewajiban terhadap
pemeliharannya dilakukan oleh tenaga teknis dan bukan tenaga
administratif.

e) Gedung-gedung

19
Pemeliharaan gedung dilakuakan setiap hari dengan cara
melakukan pembersihan, perbaikan berkala dilakukan setiap tahun
dilakukan pengapuran dan perbaikan terhadap kerusakan. Perbaikan
terhadap kerusakan dilakukan dengan cara perbaikan ringan yaitu
terhadap kerusakan kecil-kecil dan perbaikan berat dilakukan seperti
rehabilitasi. Perbaikan sehari-hari dan berkala, perbaikan ringan
dibebankan pada anggaran rutin, dan rehabilitasi biayanya pada
anggaran pembangunan.

Pemeliharaan gedang disekolah menjadi tanggung jawab kepala


sekolah. Penjaga dan petugas kebersihan adalah bertugas
memperhatikan kebersihan gedung sehari-hari, dan berada dibawah
pengamatan.

f) Pemeliharaan ruang kepala sekolah

Petugas kebersihan yang melakukan kebersihan, sedangkan yang


menjaga kebersihan semua unsur yang ada dilingkungan sekolah.
Ruang kepala sekolah harus selalu bersih dan terpelihara, terjaga
kebersiahnnya, kerapihan, keindahan, dan keharumanya.

g) Pemeliharaan ruang kelas

Dalam menjaga kebersihan kelas biasanya di lakukan cara-cara


berikut :

i. Setiap kelas dibentuk tim piket kelas yang secara bergiliran


bertugas setiap hari membersihkan kelas.
ii. Setiap tim piket yang bertugas menyiapkan dan memelihara
perlengkapan kelas yang terdiri dari penghapus papan tulis,
sepidol/kapur, taplak meja, sapu, tempat sampah.

h) Pemeliharaan tanah

Pemeliharaan tanah berupa pemugaran, pemberian tanda batas dan


pembersihan. Pada prinsipnya kegiatan pemeliharaan dilakukan agar
setiap sarana dan prasarana itu siap pakai dalam proses kegiatan
belajar dan mengajar. Pelaksanaan pemeliharaan tanah juaga meliputi
pemeliharaan halama sekolah. Yang termasuk halaman sekolah yaitu :

A. Pagar sekolah

20
Pagar sekolah dibuat agar tidak membahayakan peserta didik,
pagar besi tidak runcing, tingginya kurang lebih 110-140 cm. Namun
itu isa di sesuaikan lagi dengn kebutuhan

B. Taman sekolah

Penanaman dan pengaturan pohon, rumput, dan bunga-bunga di


sesuaikan dengan lokasi yang tersedia. Kepala sekolah dapat juga
meminta bantuan tau petunjuk dari dinas pertamanan mengenai
pembinaan taman sekolah.

C. Tempat upacara

Tempat hendakanya dialas denagn semen tau papingblok agar


pada musim hujan tidak becek dan tidak berdebu pada saat musim
panas.

D. Lapangan olahraga

Lapang olahraga di sesuaikan dengan kebuthan dan pelaturan yang


berlaku dalam olahraga tersebut.

c. Perbaikan darurat
1. Dilakukan terhadap kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan
berbahaya/merugikan apabila tidak diantisipasi secepatnya;
2. Perbaikan bersifat sementara harus cepat selesai.

21

Anda mungkin juga menyukai