1
Lebih luas fasilitas dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang dapat
memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha yang dapat memudahkan
dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal
ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana.
Menurut Drs. Yusak Burhanuddin dan H.M. Daryanto yaitu : “Prasaran adalah
tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat,
bangunan sekolah, lapangan olah raga dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah alat
langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruangan, buku, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya”.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana adalah komponen penting yang harus ada dalam pelaksanaan proses
belajar-mengajar dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditentukan.
Menurut keputusan Mentri P dan K No.079/1975. Sarana pendidikan terdiri dari
tiga kelompok besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil.
Sedangkan yang bertanggung jawab tentang masalah sarana pendidikan yaitu para
pengelola atau bagian tata usaha pendidikan. Secara mikro (sempit) maka kepala
sekolah yang bertanggung jawab dalam masalah ini.
2
f. Memperhatikan kondisi sanitasi
g. Pemeriksaan itu perlu
h. Penyimpanan alat-alat yang tepat
i. Mengatur dan memelihara ruang kelas
j. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain
Dari pembagian tersebut sarana pendidikan dapat dibagi dua bagian yaitu :
3
Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan
berfungsi tidak langsung. Yang termasuk di dalam prasarana pendidikan adalah
tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air,
telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung
terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga dan media
pendidikan (Gunawan, 1996:115).
a. Alat pelajaran adalah semya benda yang dapat digunakan secara langsung oleh
guru maupun murid dalam proses belajar mengajar, atau/alat benda yang
dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar
mengajar. Alat pelajaran dapat berupa buku tulis, gambar-gambar, alat-alat tulis-
menulis lain seperti kapur, penghapus, dan papan tulis maupun alat-alat praktek,
semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.
b. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, baik berupa
benda ataupun perbuatan dari yang tingkatnya paling kongkrit sampai yang
paling abstrak yang dapat memepermudah pemberian pengertian (penyampaian
konsep) kepada murid atau segala sesuatu yang digunakan guru untuk
memperagakan atau memperjelas pelajaran.
c. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di
dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi,
tetapi dapat pula sebagai pengganti peranan guru. Biasanya klasifikasi media
pendidikan didasarkan atas indera yang digunakan untuk menangkap isi dari
materi yang disampaikan dengan media tersebut. Dengan cara pengklasifikasian
ini dibedakan atas:
• Media audio atau media dengar, yaitu media untuk pendengaran.
• Media visual atau media tampak, yaitu media untuk penglihatan.
• Media audio visual atau media tampak-dengar, yaitu media untuk pendengaran
dan penglihatan.
4
Menurut (Mulyasa,2002:50). Berdasarkan uraian sebelumnya sarana dan prasarana
adalah komponen penting yang harus ada dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar
dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas untuk Pengelolaan sarana
prasarana adalah proses pengurusan, penataan dan pengaturan kegiatan secara
sistematis agar berfungsi menurut fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan.mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Dan menurut (Syahril, 2004:9) pengelolaan sarana prasarana adalah
proses pengurusan, penataan dan pengaturan kegiatan secara sistematis agar berfungsi
menurut fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan pengelolaan sarana
pendidikan adalah proses atau cara melaksanakan pengadaan, pemeliharaan serta
pengawasan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang perlu
dan sangat penting dikelola dengan baik serta merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari manajemen pendidikan. Seperti gedung, tanah, perlengkapan
administrasi sampai pada sarana yang digunakan langsung dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur manajemen
pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar, sarana
pendidikan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Sarana dan prasarana
pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi
yang disampaikan dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat
dalam program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan
adanya Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan belajar mengajar
akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas serta menyenangkan.
Dengan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah sudah tentu mempengaruhi
hasil belajar siswa. Dengan kata lain proses pelaksanaan pendidikan di sekolah dan
permasalahan pembelajaran bukan hanya dihadapi oleh guru yang bersangkutan,
tetapi didukung pula oleh keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana
5
pendidikan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan usaha pemanfaatan alat peraga dan alat
praktek sebagai sarana untuk membangkitkan motivasi belajar siswa serta menghemat
waktu. Untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan maka proses belajar mengajar harus benar-benar diupayakan semaksimal
mungkin. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen-
komponen yaitu tujuan, isi, atau materi, metode, media, dan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis (langkah-langkah yang terarah dan
teratur) secara sistemik (secara bulat dengan mempertimbangkan segala aspeknya)
agar berdaya guna dan berhasil guna.
6
1. Prinsip pencapaian tujuan
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai
bilamana akan digunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan
proses belajar mengajar.
2. Prinsip efisiensi
Pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat mengurangi pemborosan. Untuk itu, perlengkapan sekolah
hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
3. Prinsip Administratif
Semua pengelola perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu
memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi dan pedoman yang telah
diberlakukan oleh pemerintah.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab semua anggota organisasi terhadap pengelolaan sarana
dan prasarana sekolah harus dideskripsikan dengan jelas.
5. Prinsip Kekohesifan
Manajemen sarana prasarana sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk
proses kerja yang sangat kompak. Untuk itu, antara satu dengan lainnya dalam
organisasi harus bekerja dengan baik.
7
kesempatan belajar, dalam hal sarana dan prasarananya, karena itu dalam
perencanaan kebutuhan tersebut perlu dikaji sistem internal pendidikan dan aspek
eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi kebijakan-kebijakan yang ada.
Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan merupakan pemborosan. Prinsip-prinsip
umum dalam perencanaan seperti komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin
perlu diperhatikan.
8
7. Terdapat air yang bersih dan berkualitas
8. Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah berlangsung,
sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin
9. Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan berbahaya dan
tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-pabrik yang
membisingkan, pasar dan tempat-tempat lain yang dapat memberikan pengaruh-
pengaruh negatif
10. Harganya tidak terlalu mahal (murah)
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan yang ideal,
J.Mumusung (1981:16) mengemukakkan sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis
2. Ukuran dan bentuk ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.
9
3. Datangnya dan Masuknya sinar matahari harus diperhatikan, yaitu dari arah
sebelah kiri.
4. Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan dengan kondisi
anak-anak.
5. Penggunaan warna yang cocok.
6. Aman, artinya material dan kontruksi bangunannya benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan baik kekuatan/kekokohan bangunan itu sendiri, maupun
pengaruh erosi, angin, getaran, petir dan pohon yang berbahaya.
7. Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruangan
memungkinkan adanya pergantian udara yang segar selalu.
8. Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan tak saling
mengganggu.
9. Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi yang besar.
10. Fleksibel, artinya melihat kebutuhan hari depannya dan dapat pula dirubah-rubah
setiap saat diperlukan.
11. Memenuhi syarat keindahan.
12. Ekonomis.
Agar syarat-syarat diatas dapat terpenuhi maka hendaknya sebelum gedung itu
dibangun perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mengadakan survey untuk mengetahui kesesuaian antara gedung yang akan
dibangun dengan kebutuhan sekolah, baik tingkat maupun jenisnya, serta
ukurannya.
b. Menentukan ruang dan perlengkapan dalam arti kualitas bahan, jumlah ruangan,
luas ruangan, banyaknya perabot, kualitas dan ukurannya.
c. Mengadakan survey untuk menentukan lokasi
d. Menyusun anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku di
daerah bersangkutan.
10
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, mempunyai
peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan kreativitas, dan
jati diri manusia sekaligus untuk mewujudkan dan mempertahankan gedung yang
handal, berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan.
Dengan di penuhinya persyaratan teknis bangunan gedung sesuai dengan fungsi dan
klasifikasinya serta telah bersertifikat baik fungsi bangunan gedung, maka diharapkan
kegagalan konstruksi maupun kegagalan bangunan gedung itu sendiri dapat dihindari
, sehingga pengguna bangunan gedung dapat hidup lebih tenang dan sehat.
Seperti halnya sarana lainnya, pembangunan gedung sekolah harus direncanakan
terlebih dahulu. Sesuai dengan fungsinya gedung sekolah tersebut merupakan tempat
anak-anak belajar, sudah sepantasnya gedung sekolah yang dibangun harus cukup
cahaya yang masuk agar ruangan menjadi terang, cukup ventilasi, gedung tersebut
mempunyai kualitas yang bagus, baik dari segi konstruksi maupun dari segi
keindahannya dan juga memperhatikan segi kesehatan.
Sebagai sarana atau tempat yang akan dibangun untuk kegiatan belajar mengajar,
gedung sekolah yang akan dibangun selain harus memperhatikan segi kualitas juga
memeperhatikan kurikulum pendidikan sekolah. Untuk itu maka dalam membangun
gedung sekolah menuntut adanya suatu perencanaan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Melakukan survei berkenaan dengan bangunan sekolah yang akan dibangun,
meliputi :
1) Fungsi bangunan
2) Jumlah pemakai, baik pegawai, guru dan murid
3) Program pendidikan atau kurikulum sekolah
4) Jenis dan jumlah alat-alat atau perabot yang akan ditempatkan pada gedung
sekolah tersebut.
b. Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
disusun berdasarkan hasil survei tersebut.
c. Menyusun anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung tersebut,
yang disusun dengan harga standar yang berlaku pada daerah tempat tersebut akan
dibangun.
11
Dalam perencanaan pembangunan gedung sekolah ini juga harus direncanakan
mengenai keadaan gedung sekolah itu sendiri, untuk itu maka perlu dibuat gambar
kerja dengan maksud sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan gedung.
12
Agar perlengkapan yang digunakan itu benar-benar tepat guna, maka baik
jenis, bentuk, serta warna hendaknya benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan
dan kepentingan kegiatan anak didik/siswa.
Ini berarti adanya keharusan untuk memilih dan memiliki alat-alat yang sesuai
dan disesuaikan dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik maupun
psikis anak didik. Untuk itu diperlukan:
a. Keadaan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan
keselematan anak didik.
b. Konstruksi harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi peserta
didik.
c. Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar disesuaikan
usia, minat, dan taraf perkembangan anak didik
d. Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi
bagi penanaman, pemupukan, serta pembinan hal-hal yang berguna bagi
perkembangan anak.
Dalam perencanaan perlengkapan dan perabot sekolah. Depdiknas
mengelompokannya menjadi barang-barang yang habis dipakai dan barang-
barang yang tak habis dipakai. Untuk perencanaannya adalah sebagai berikut
(Depdiknas,1980):
a. Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
rencana kegiatan sekolah tiap bulan
2) Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang
tersebut tiap bulan
3) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan
dan kemudian menjadi rencana tahunan
b. Barang tak habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Menganalisis dan menyusun keperluan perlengkapan sesuai dengan
rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan perlengkapan yang
direncanakan dengan memperhatikan perlengkapan yang masih ada dan
masih dapat dipakai.
13
2) Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan
memperhatikan standar yang telah dilakuakan
3) Menetapkan skala prioritas menurut dan yang tersedia, urgensi kebutuhan
dan menyusun rencana pengadaan tahunan.
J. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Gunawan (1996:40) pengadaan merupakan segala kegiatan untuk
menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan
tugas. Dengan kata lain merupakan upaya merealisasikan rencana kebutuhan
pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya.
Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli,
menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan
gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli,
menyewa, menerima hibah, atau menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan
atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli
dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan
perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima
bantuan dari instansi pemerintah dari luar Departemen Pendidikan Nasional, badan-
badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.
Dalam pengadaan sarana diatas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan
kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasr hukum yang berlaku, sehingga sarana
yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Misalnya dalam
pembelian tanah perlu jelas surat-surat tanah yang akan dibeli, demikian juga dengan
akte jual belinya. Apabila menerima hibah dari pihak lain supaya ada dasar
hukumnya, sebaiknya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan akte notaris pejabat
pembuat akte tanah setempat. Sedangkan untuk yang sifatnya hak pakai, seperti lahan
hendaknya disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberikan hak pakai.
Untuk sarana yang diperoleh melalui siswa perlu juga dibuat surat perjanjian
(kontrak) antar pihak penyewa dan pihak yang menyewakan dan sebagainya.
Pada setiap sekolah seyogyanya ada petugas khusus yang melaksanakan tugas
berkaitan dengan urusan perlengkapan. Kegiatannya meliputi, menerima, menyimpan
14
dan mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan barang/gudang. Barang atau
sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah banyak macamnya. Dalam
menyimpan barang-barang tersebut hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang
tersebut.
Dalam penyimpanan barang-barang juga perlu diperhatikan tempat penyimpanan
barang tersebut. Gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau,
fasilitas pendukungnya, seperti : listrik, air, dan sebagainya. Gudang tersebut
kondisnya harus baik. Untuk terjaminnya pelaksanaaan peyimpanan barang atau
sarana pendidikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Syarat-syarat pergudangan yang berlaku
b) Sifat barang yang disimpan
c) Jangka waktu penyimpanan
d) Alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan
e) Dana atau biaya untuk pemeliharaan
f) Prosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang yang
disimpan.
15
adanya pemeliharaan sarana dan prasarana penidikan. Pemeliharaan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang dalam keadaan
baik dan siap untuk di gunakan supaya berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan
merupakan kegiatan kegiatan penjagaan dan pencegahan dari kerusakan suatu barang.
Pemeliharaan di mulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus di lakukan oleh petugas
yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang di maksud.
pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan dilaksanaan secara baik dan terus-
menerus untuk menghindarkan adanya unsur-unsur pengganggu atau perusak.
Adapun beberapa perawatan tersebut di bagi dalam beberpa bagian sebabagai berikut:
a. Pemeliharaan sehari-hari
16
Pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap hari (setiap akan atau sesudah
dipakai). Biasanya di lakukan oleh penggunannya dan sifatnya kerusakan
kecil.
b. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu
tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), Kegiatan perbaikan misalnya
seperti :
2. Berdasarkan usia penggunaan barang pada instansi dapat dilihat dari dua aspek
a. Usia barang secara fisik
17
d. Pemeliharaan dari segi penggunaan
a) Mesin-Mesin
i) Mesin Tulis
18
memeriksa pita mesin apakah masih dalam keadaan baik atau sudah
rusak, setiap habis dipakai, dibersihkan huruf-hurufnya dan mesin
ditutup kembali dengan tutup yang tersedia. Sedangkan
pemeliharaan brkala adalah pembersihan soptware dari virus,
penginstalan ulang dan lain-lain.
b) Kendaraan
i. Membersihkan kendaraan
ii. Memeriksa air radiator
iii. Memeriksa minyak motor
iv. Memeriksa dan membersihkan air accu
v. Jika terdapat suatu kerusakan, melaporkan ke unit yang mengurus
kendaraan untuk mendapat perbaikan.
c) Buku-buku
d) Alat-alat laboraturium
e) Gedung-gedung
19
Pemeliharaan gedung dilakuakan setiap hari dengan cara
melakukan pembersihan, perbaikan berkala dilakukan setiap tahun
dilakukan pengapuran dan perbaikan terhadap kerusakan. Perbaikan
terhadap kerusakan dilakukan dengan cara perbaikan ringan yaitu
terhadap kerusakan kecil-kecil dan perbaikan berat dilakukan seperti
rehabilitasi. Perbaikan sehari-hari dan berkala, perbaikan ringan
dibebankan pada anggaran rutin, dan rehabilitasi biayanya pada
anggaran pembangunan.
h) Pemeliharaan tanah
A. Pagar sekolah
20
Pagar sekolah dibuat agar tidak membahayakan peserta didik,
pagar besi tidak runcing, tingginya kurang lebih 110-140 cm. Namun
itu isa di sesuaikan lagi dengn kebutuhan
B. Taman sekolah
C. Tempat upacara
D. Lapangan olahraga
c. Perbaikan darurat
1. Dilakukan terhadap kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan
berbahaya/merugikan apabila tidak diantisipasi secepatnya;
2. Perbaikan bersifat sementara harus cepat selesai.
21