Anda di halaman 1dari 18

SENIN, 27 JULI 2015

KEARSIPAN, SISTEM KEARSIPAN, PEMELIHARAAN ARSIP DAN PENYUSUTAN ARSIP , KORESPONDENSI


BESERTA CONTOHNYA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori kearsipan................................................................................................ 5

B. Sistem Kearsipan............................................................................................ 6

C. Pemeliharaan Arsip......................................................................................... 9

D. Penyusutan Arsip............................................................................................ 10

E. Pengelolaan kearsipan....................................................................................

F. Korespondensi Kearsipan..............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................... 15

B. Saran................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat – Surat masuk/keluar (5 sistem kearsipan) 1 surat saja

2. Daftar Klasifikasi

3. Buku Agenda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari semua aset organisasi yang ada, arsip adalah salah satu aset yang berharga. Arsip merupakan
warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Tingkat keberadaban
suatu bangsa dapat dilihat dari pemeliharaan dan pelestarian terhadap arsipnya tak terkecuali dalam
perusahaan ataupun kantor. Berkaitan dengan hal tersebut arsip perlu dikelola dengan baik dalam
sebuah kerangka sistem yang benar.

Di dalam sistem kegiatan perkantoran ada proses komunikasi organisasi salah satunya komunikasi
melalui tulisan yang terwujud melalui surat-menyurat (korespondensi). Kegiatan ini sangat penting dalam
sebuah organisasi perkantoran karena korespondensi atau surat-meyurat merupakan rangkaian aktivitas
yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai dari penyusunan, penulisan sampai
dengan pengiriman informasi hingga sampai kepada pihak yang dituju. Selain itu, proses korespondensi
merupakan sarana untuk mengirim atau memberi informasi tertulis kepada atasan atau pihak lain, baik
sebagai laporan, pemberitahuan, permintaan ataupun pertanyaan. Dalam penyusunan korespodensi
harus memperhatikan berbagai unsur-unsur dalam pembuatannya yaitu dari segi tulisan dan pemakaian
bahasa yang harus benar dan tepat.

Selain korespondensi yang ada dalam kegiatan kantor, penataan arsip pun sangat diperlukan dalam suatu
organisasi atau kantor. Arsip sebagai salah satu sumber informasi memiliki fungsi yang sangat penting
untuk menunjang proses kegiatan administrasi. Masalah yang akan timbul nantinya adalah semakin
menumpuknya arsip dari tahun ke tahun secara tidak terkontrol. Agar arsip dapat berperan sebagaimana
fungsinya perlu dikelola dengan baik dan benar, artinya ditata secara sistematis sehingga jika sewaktu-
waktu diperlukan dapat dengan cepat, tepat dan lengkap disajikan. Dalam pengelolaan arsip, termasuk
di dalamnya adalah upaya memelihara arsip baik dari segi fisik maupun kerusakan. Sedangkan
memelihara dari segi infomasi yaitu tidak terjadinya kebocoran informasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Arsip ?

2. Apa itu sistem kearsipan ?

3. Bagaimana cara pemeliharaan Arsip ?

4. Bagaimana penyusutan Arsip ?

5. Bagaimana cara pengelolaan kearsipan ?

6. Apa itu korespondensi dan bagaimana korespondensi kearsipan ?

C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang kearsipan,sistem
kearsipan,cara pemeliharaan arsip dan penyusutan arsip

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kearsipan

1. Pengertian arsip dan kearsipan

Secara etimologi kata arsip berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu archium yang artinya peti untuk
menyimpan sesuatu. Semula pengertian arsip itu memang menunjukkan tempat atau gedung tempat
penyimpanan arsipnya, tetapi perkembangan terakhir orang lebih cenderung menyebut arsip sebagai
warkat itu sendiri. Schollenberg menggunakan istilah archives sebagai kumpulan warkat itu sendiri, dan
archives instution sebagai gedung arsip atau lembaga kearsipan.
Kata arsip dalam bahasa Latin disebut felum (bundle) yang artinya tali atau benang. Dan memang pada
zaman dahulu tali atau benang inilah yang digunakan untuk mengikat kumpulan warkat/surat. Sehingga
arsip-arsip itu mudah digunakan.

Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur, terencana, karena mempunyai nilai sesuatu
kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. Jadi sebagai intinya arsip adalah
himpunan lembaranlembaran tulisan. Catatan tertulis yang disebut warkat harus mempunyai 3 (tiga)
syarat yaitu disimpan secara berencana dan teratur, mempunyai sesuatu kegunaan, dan dapat ditemukan
kembali secara tepat.

Kearsipan berasal dari kata arsip dalam bahasa Inggrisnya file sedangkan kearsipan disebut filing. File
adalah bendanya sedangkan filing adalah kegiatannya.

Menurut Kamus Administrasi Perkantoran oleh Drs. The Liang Gie :

a. Penyimpanan warkat (filing) merupakan kegiatan menaruh warkat-warkat dalam suatu tempat
penyimpanan secara tertib menurut sistem, susunan dan tata cara yang telah ditentukan, sehingga
pertumbuhan warkat-warkat itu dapat dikendalikan dan setiap kali diperlukan dapat secara cepat
ditemukan kembali. Lawan dari penyimpanan warkat (filing) adalah pengambilan warkat (finding).

b. Sistem penyimpanan warkat (filing system) adalah rangkaian tata cara yang teratur menurut suatu
pedoman untuk menyusun warkat-warkat sehingga bilamana diperlukan lagi, warkat-warkat itu dapat
ditemukan kembali secara tepat.

2. Jenis – Jenis arsip

Jenis-jenis arsip dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Arsip menurut subyek atau isinya dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:

1) Arsip kepegawaian, contoh: Daftar riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan
pegawai dan rekaman prestasi.

2) Arsip keuangan, contohnya: laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, dan
dan surat perintah bayar

3) Arsip pemasaran, contoh: Surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar
pelanggan dan daftar harga.

4) Daftar pendidikan, contohnya: kurikulum, satuan pelajaran, daftar hadir siswa, raport dan transkip
mahasiswa.

b. Arsip menurut bentuk dan wujud fisiknya. Penggolongan arsip menurut bentuk dan wujudnya,
khususnya lebih didasarkan pada tampilan fisik media yang digunakan dalam merekam informasi.
Menurut bentuk dan wujud fisiknya, arsip dapat dibedakan menjadi:
1) Surat, contohnya: naskah perjanjian/kontrak, akta pendirian perusahaan, surat keputusan, notulen
rapat, berita acara, laporan dan tabel.

2) Pita rekaman

3) Mikrofilm

4) . Disket

5) Compact disk

6) . Flast disk

c. Arsip menurut nilai gunanya. Penggolongan arsip berdasarkan nilai dan kegunaannya ada 7
macam, yaitu:

1) Arsip bernilai informasi, contoh: pengumuman, pemberitahuan dan undangan

2) Arsip bernilai administrasi, contohnya: ketentuan–ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur


kerja, dan uraian tugas pegawai.

3) . Arsip bernilai hukum, contoh: akta pendirian perusahaan, akta kelahiran, akta perkawinan, surat
perjanjian, surat kuasa dan keputusan pengadilan.

4) Arsip bernilai sejarah, contohnya: laporan tahunan, notulen rapat, dan gambar foto dan peristiwa

5) Arsip bernilai ilmiah, contoh: hasil penelitian

6) Arsip bernilai keuangan, contoh: kuitansi, bon penjualan, dan laporan keuangan

7) Arsip bernilai pendidikan, contoh: karya ilmiah para ahli, kurikulum, satuan pelajaran dan program
pelajaran

d. Arsip Menurut Sifat Kepentingannya. Penggolongan arsip menurut kepentingannya atau urgensinya
ada beberapa macam, yaitu:

1) Arsip tak berguna, contohnya surat undangan dan memo

2) Arsip berguna, contohnya: presentasi pegawai, surat permohonan cuti dan surat pesanan barang

3) Arsip penting, contohnya: surat keputusan, daftar riwayat hidup pegawai, laporan keuangan, buku
kas dan daftar gaji

4) Arsip vital, contohnya: akta pendirian perusahaan, buku induk pegawai, sertifikat tanah/bangunan
dan ijazah

e. Arsip Menurut Fungsinya. Penggolongan arsip berdasarkan fungsi arsip dalam mendukung
kegiatan organisasi ini ada dua, yaitu:
1) Arsip dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan kantor sehari-
hari

2) Arsip statis, yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran
sehari-hari.

F. Arsip Menurut Tempat/Tingkat Pengolahannya. Penggolongan arsip berdasarkan

tempat atau tingkat pengolahannya dan sekaligus siapa bertanggung jawab, dapat dibedakan menjadi:

1) Arsip pusat, yaitu arsip yang disimpan secara sentralisasi atau berada di pusat organisasi yang
berkaitan dengan lembaga pemerintah dan arsip nasional pusat di Jakarta.

2) Arsip unit, yaitu arsip yang berada di unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dengan lembaga
pemerintah dan arsip nasional di daerah ibu kota propinsi.

g. Arsip Menurut Keasliannya. Penggolongan arsip berdasarkan pada tingkat keaslian dapat
dibedakan menjadi:

1) Arsip asli, yaitu dokumen yang langsung terkena hentakan mesin tik, cetakan printer, tanda tangan,
serta legalisasi asli yang merupakan dokumen utama.

2) Arsip tembusan, yaitu dokumen kedua, ketiga dan seterusnya yang dalam proses pembuatannya
bersama dokumen asli, tetapi ditujukan pada pihak selain penerimaan dokumen asli.

3) Arsip salinan, yaitu dokumen yang proses pembuatannya tidak bersama dengan dokumen asli,
tetapi memiliki kesesuaian dengan dokumen asli.

h. Arsip Menurut Kekuatan Hukum. Penggolongan arsip berdasarkan kekuatan hukum atau legalitas
dari sisi hukum dapat dibedakan menjadi 2 macam:

1) Arsip autentik, yaitu arsip yang di atasnya terdapat tanda tangan asli dengan tinta (bukan fotokopi
atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip-arsip autentik dapat digunakan
sebagai bukti hukum yang sah.

2) Arsip tidak autentik, yaitu arsip yang di atasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta, arsip
ini dapat berupa fotokopi, film, mikrofilm dan hasil print komputer.

B. Sistem Kearsipan

1. Pengertian sistem kearsipan

system kearsipan adalah suatu rangkain kerja yang teratur yang dapat dijadikan pedoman untuk
menyimpan arsip sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat ditemukan cepat dan tepat.
kearsipan juga dapat didefinikasikan sebagai kegiatan yang meliputi penciptaan arsip,penyimpanan arsip
(filling),penemuan kembali arsip (finding) dan penyusutan arsip (pengamanan,pemeliharaan,dan
pemusnahan) sebagai bagian dari kegiatan kearsipan,filling mempunyai peranan yang sangat penting.

2. Macam – macam sistem kearsipan

Menurut Atmosudirjo dalam Ig.Wursanto (1991 : 22) Mengatakan bahwa pada pokoknya sistem
kearsipan terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu sebagai berikut:

1. Sistem pengatur tertiban atau arangement system

a. Sistem klasifikasi numerial (menurut angka)

b. Sistem klifikasi alfabetis (menurut abjad)

2. Sistem perawat simpanan atau safe keeping system

Pendapat G.R.Terry mengenai macam-macam sistem penyimpanan arsip seperti yang di kutip oleh
Sutarto(1992:173)adalah sebagai berikut:

1. Alphabetical arrangement (susunan abjad)

a. Subjet (pokok soal)

b. Phonetic (suara)

2. Numerical arrangement (susunan nomor)

a. Serial (seri)

b. Coded (kode)

3. Geographical arrangement (susunan wilayah)

4. Choronlogical arrangement (susunan tangal)

Menurut zulkifli amsyah (1992 : 71) menyatakan bahwa:

Pada dasarnya sistem penyimpanan arsip atau sistem kearsipan ada dua(2) jenis urutan abdjad dan
angka. Sistem penyimpanan yang berdasarkan urutan abdjad adalah sistem nama (seing di sebut sistem
abdjad), sistem gaografis, dan sistem subjek. Sedangkan nama yang berdasrkan urutan angka adalah
sistem numeric (sistem subjek dengan kode no.).

Sedangkan menurut Geoffery Mills dan Oliver Standingford, dalam sutarto (1992: 171) mengemukakan
sistem penyimpanan warkat di golongkan menjadi enam (6) macam sistem utama,yaitu:

a. alphabetical – sistem abjad


b. Subyek-sistem subjek

c. geographical- sistem wilayah

d. numerical- sistem nomor

e. choronological of them- sistem tanggal

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas mengenai macam-macam kearsipan dapat peneliti
simpulkan, pada dasarnya sistem kearsipan ada 5 (lima) macam yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Abjad

Sistem penyimpanan arsip menurut abjad berarti warkat yang di buat atau yang di terima oleh lembaga
atau instansi tertentu yang di dalamnya memuat nama orang,nama organisasi, nama wilayah, ataupun
juga nama pokok soal di simpan menurut taat urutan abjad mulai dari huruf A sampai dengan Z. Abjad
yang di pergunakan adalah abjad huruf pertama dari suatu nama setelah nama-nama itu di indeks
menurut aturan atau ketentuan yang berlaku untuk masing-masing nama. Setelah nama-nama tersebut
di indeks barulah di susun menurut susunan abjad. Peraturan atau filling tersebut merupakan standart
peraturan-peraturan yang di tentukan oleh organisasi, sehingga semua anggota organisasi harus
mengikuti prosedur yang telah di tentukan.

Sistem penyimpanan arsip menurut abjad dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Menurut susunan abjad huruf demi huruf istilah–istilah atau nama–nama yang terdiri dari 2 ( dua )
kata atau lebih dianggap satu kata. Misal :

1. Gunung Merapi menjadi Gunungmerapi

2. Sinar harapan menjadi Sinarharapan.

b. Menurut susunan abjad kata demi kata. Dalam susunan abjad kata demi kata, nama- nama yang
terdiri dari 2 ( dua ) kata atau lebih, ditulis menjadi satu. Masing – masing kata berdiri sendiri. Misal :

1. Jakarta Utara

2. Banjar Negara

2. Sistem subjek

Yang dimaksud dengan subjek ialah judul pokok masalah yang berhubungan dengan instansi atau
organisasi yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan penyimpanan arsip ini, seorang arsiparis harus dapat
menentukan lebih dahulu masalah – masalah apa yang menjadi fokus atau yang dipermasalahkan dalam
surat setiap harinya. Masalah – masalah tersebut dikelompokkan menjadi satu subjek. Misal: masalah –
masalah yang berkenaan dengan keuangan dikelompokkan menjadi satu masalah pokok ( subjek )
dibawah keuangan, dan seterusnya. Selanjutnya masalah –masalah itu dijadikan sub subjek dari pokok
masalah ( subjek ) misalnya Keuangan :Bonus, Gaji, Hadiah tahun baru, Lembur, dan seterusnya

3. Sistem Geografis

Adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah tertentu. Dalam
hal ini pengelompokkannya didasarkan atas satuan daerah tertentu, seperti pulau, kepulauan, propinsi,
kabupaten, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, yang harus dilakukan adalah menentukan satuan daerah kemudian disusun
menurut abjad agar mempercepat penemuannya kembali.

Contoh: berdasarkan Ibukota propinsi: Ambon, Banda Aceh, Bandung, Banjarmasin, Bengkulu, Denpasar,
Dili, dan seterusnya

Sehingga pada tiap – tiap satuan tersebut diatas akan tersusun warkat - warkat yang bersangkutan
dengan nama orang, nama poikosoal yang telah di urutkan menurut urutan abjad pula agar
penemuannya kembali dapat dengan mudah dan cepat.

4. Sistem Nomor

Dalam sistem penyimpana menurut nomor yang dipergunakan sebagai pedoman mengatur arsip –arsip
adalah urutan angka. Sistem nomor merupakan sistem penyimpanan dan penyusunan arsip dengan
mengunakan urutan angka sebagai pedoman dalam mengaturnya. Seorang arsiparis harus lebih dahulu
menbuat daftar kelompok masalah-masalah seperti sistem subjek, baru kemudian di berikan nomor di
belakangnya.misalnya:

Kepegawaian 14

Cuti 14,1

Kenaikan pangkat 14,2

Lamaran 14,3

Seorang arsiparis dapat mengembangkan nomor-nomor ini menjadi pembagian yang lebih ke dalam
desimal, seperti 14.1,14.2,14.3, dan seterusnya.dan menunjukkan nomor dari masing-masing masalah,
daftar ini di sebut dengan kartu indeks, selanjutnya juru arsip memproses menurut nomor-nomor yang
telah di tentukan dalam kartu indeks ini.

5. Sistem Tanggal

Sistem ini di gunakan untuk filing bahan-bahan yang di susun menurut urutan tanggal dari datangnya
surat atau bahan-bahan. Surat-surat atau bahan yang datangnya lebih akhir akan di tempatkan pada
tempat yang paling depan, tanpa melihat masalah atau perihal surat. Selanjutnay arsiparis akan
mengelompokan surat-surat atau bahan-bahan yang di file dalam bulan-bulan setiap tahunya. Dalam
penyimpanan sistem tersebut menpunyai kegunaan tersendiri dan tidak dapat di katakan bahwa sistem
yang satu lebih baik dari sistem yang lain.

C. Pemeliharaan Arsip

1. Pemeliharaan

Pemeliharaan arsip ini di maksudkan untuk menjaga rasip-arsip tersebut dari segala kerusakan dan
kemusnahan. Kemusnahan dan kerusakan arsip dapat di sebabkan oleh factor sebagai berikut:

a. Factor dari dalam

seperti kertas yang akan kita pakai sangat berpengaruh pada awet atau tidaknya tulisan dan dalam
pengunaan kertas hendaknya di pilih yang baik dan kuat, tinta pengunaan tinta yang akan di gunakan
hendaknya di sesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya yang berkualitas, pasta/lem pengunaan
perekat harus di carikan yang baik jangan mengunakan perekat yang di buat dari getah arab ataupun
selulosa tape dan sejenisnya.

b. Factor dari luar

Seperti kelembapan udara yang tidak terkontrol akan menimbulkan jamur sehingga kertas menjadi
lembab dan rusak, udara yang terlampau kering yang akan merusak kertas, sinar matahari sangat
menbahayakan kertas-kertas arsip untuk itu tidak boleh ada sinar matahari yang jatuh langsung pada
karats, debu, jamur dan sejenisnya, rayap dan gegat yang biasanya terdapat pada dinding-dinding yang
basah. Bukan hanya kertas tersebut yang menjadi lembab, tetapi juga di rusak oleh gegat dan juga
serangga lain.

D. Penyusutan Arsip

1. Penyusutan

Untuk meningkatkan effisiensi dan effektifnya pengelolaan kearsipan setiap Satuan kerja wajib
melakukan upaya penyusutan arsip sebagai berikut :

a. Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip.

b. Penyusutan arsip yang dilaksanakan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi
negeri, serta BUMN dan/atau BUMD dilaksanakan berdasarkan JRA dengan memperhatikan kepentingan
pencipta arsip serta kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

c. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan arsip diatur dengan peraturan pemerintah.
Menurut Basir Barthos (1997 : 101) manyatakan bahwasanya penyusutan adalah kegiatan pengurangan
arsip dengan cara sebagai berikut:

1) Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan lembaga-
lembaga nagara atau badan-badan pemerintah masing-masing.

2) Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

3) Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional.

Tahap – tahap penyusutan arsip :

1. Penilaian Arsip

Sebelum melakukan penyusutan arsip diperlukan penilaian terhadap setiap jenis arsip yang akan
dipindahkan atau dimusnahkan. Hasil penilaian menentukan berapa lama arsip disimpan dalam arsip
aktif dan inaktif, serta menentukan apakah arsip tersebut akan dimusnahkan atau dikirim untuk menjadi
arsip statis.

Ada 4 golongan arsip, yaitu:

a. Arsip vital

Arsip vital ini penting bagi kehidupan bisnis dan tidak dapat diganti kembali bilamana dimusnahkan.
Arsip ini tergolong arsip statis yang bersifat historis sehingga tidak dapat dipindahkan atau dimusnahkan
dan disimpan abadi selamanya. Misalnya akte pendirian perusahaan, sertifikat bangunan atau tanah, Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), dan sebagainya.

b. Arsip penting

Arsip ini melengkapi bisnis rutin dan dapat digantikan dengan biaya yang relatif tinggi dan lama. Arsip ini
disimpan di arsip aktif selama 5 tahun dan di arsip inaktif selama 25 tahun. Misalnya, bukti – bukti
keuangan.

c. Arsip berguna

Arsip ini berguna sementara dan dapat diganti dengan biaya rendah. Arsip ini disimpan di arsip aktif
selama 2 tahun dan disimpan di arsip inaktif selama 25 tahun. Misalnya, surat pesanan, neraca dan
laporan tahunan.

d. Arsip tidak berguna

Arsip ini dapat dimusnahkan seusai pakai untuk sementara waktu. Arsip ini disimpan paling lama selama
3 bulan di arsip aktif. Misalnya, surat undangan rapat dan pengumuman.

2. Pemindahan arsip aktif menjadi inaktif atau kemedia lain


Seperti telah diuraikan diatas, peralihan arsip aktif menjadi arsip inaktif dapat dilakukan setelah suatu
periode kegiatan tertentu, dimana suatu arsip sudah tidak atau jarang digunakan tetapi masih harus
disimpan. Pemindahan arsip juga dapat dilakukan melalui tempat penyimpanan atau pemindahan ke
media lain, seperti: micro film, CDROM atau CD- WROM

3. Pemusnahan arsip

Tidak semua arsip aktif yang telah dipindahkan akan disimpan sebagaiarsip inaktif untuk selamanya. Ada
beberapa jenis arsip yang dapat dimusnahkan setelah jangka waktu tertentu. Tetapi ada pula arsip inaktif
yang dialihkan statusnya menjadi arsip statis karena alasan historis.

4. Pencatatan pemindahan atau pemusnahan

Arsip inaktif kemudian disimpan pada tempat penyimpanan khusus yang dibedakan dengan arsip aktif,
misalnya gudang khusus untuk arsip inaktif.

Pemindahan dapat dilakukan melalui tempat penyimpanan atau pemindahan ke media lain. Kemajuan
teknologi memungkinkan dokumen perusahaan yang dibuat dari kertas dialihkan ke dalam micro film
atau media yang lain atau dibuat secara langsung dalam media elektronik.

Setiap pemindahan yang menyebabkan perubahan pihak penanggungjawab perlu dilengkapi dengan
berita acara. Berita acara memuat daftar subjek arsip yang akan dipindahkan, indeks arsip yang baru,
tanggal pemindahan, lokasi dan tempat pemindahan yang baru serta bukti tanda terima yang
ditandatangani oleh orang yang menyerahkan arsip dan orang yang menerima arsip sebagai
penanggungjawab arsip. Cara pemindahan arsip atau pemusnahan arsip dapat dilakukan berdasarkan :

a. Pemindahan secara terus – menerus

Arsip dipindahkan menjadi inaktif setelah arsip tersebut selesai digunakan.

Pemindahan ini tidak tentu. Pemindahan arsip umumnya dilakukan pada perusahaan seperti kantor
pengacara, pelaksana proyek, kantor arsitek, konsultan dan sebagainya, dimana seluruh dokumen
menjadi inaktif setelah suatu proyek atau kegiatan selesai.

b. Pemindahan secara periodik

Arsip dipindahkan menjadi inaktif setelah satu periode atau jangka waktu tertentu. Umumnya dilakukan
setiap satu tahun sekali. Misalnya, bukti – bukti keuangan dipindahkan menjadi inaktif setelah
perusahaan melakukan tutp buku pada akhir periode akutansi.

E. Pengelolaan Kearsipan

Pengelolaan arsip sebenarnya telah dimulai sejak suatu surat (naskah, warkat) dibuat atau diterima oleh
suatu kantor atau organisasi sampai kemudian ditetapkan untuk disimpan, selanjutnya disusutkan
(retensi) dan atau dimusnahkan. Oleh karena itu, didalam kearsipan terkandung unsur – unsur kegiatan
penerimaan, penyimpanan, temu balik, dan penyusutan arsip. Arsip disimpan karena mempunyai nilai
atau kegunaan tertentu.

Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah bagaimana prosedurnya, bagaimana cara
penyimpanan yang baik, cepat, dan tepat, sehingga mudah ditemu – balikkan atau ditemukan kembali
sewaktu – waktu diperlukan, serta langkah – langkah apa yang perlu diikuti/dipedomani dalam
penyimpanan arsip tersebut. Untuk menyelenggarakan penyimpanan arsip secara aman, awet, efisien
dan luwes (fleksibel) perlu ditetapkan asas penyimpanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi masing – masing kantor/instansi yang bersangkutan.

F. Korespondensi kearsipan (surat – menyurat)

1. Pengertian Surat-Menyurat

Surat adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi atau pernyataan secara tertulis yang dibuat oleh
seseorang atau penjabat kepada pihak lain baik atas nama sendiri maupun jabatan dalam organisasi. Isi
surat dapat berupa berita yang berwujud pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan,
catatan aktiitas pribadi atau organisasi seperti perjanjian, keputusan, tanda bukti dan sebagainya.

Menurut pendapat Drs. I.G Wursanto dalam bukunya Teknologi Perkantoran menyatakan bahwa surat
dapat diartikan dengan berbagai cara, antara lain:

a. Surat merupakan helai kertas dalam bentuk maupun dalam wujud apa pun yang berisi keterangan-
keterangan tertulis untuk disampaikan kepada pihak lain yang membutuhkannya.

b. Surat adalah media komunikasi secara tertulis untuk disampaikan kepada pihak lain dalam rangka
mendapatkan pengertian dan kerja sama antara kedua belah pihak.

c. Surat ialah suatu pernyataan bahasa secara tertulis, untuk menyampaikan suatu informasi atau
keterangan dari satu pihak kepada pihak lain.

Dari pengertian tersebut terdapat dua pihak yang terlibat dengan surat, yaitu pengirim dan penerima.
Apabila terjadi hubungan terus-menerus dan berkesinambungan antara dua pihak yaitu pengirim dan
penerima dengan saling berkiriman surat, maka terjadilah surat-menyurat atau koresponden. Secara
sederhana surat menyurat dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengendalian arus berita tertulis yang
timbul dari adanya sutau pencatatan, laporan atau keputusan yang memungkinkan terjadinya
permintaan, pemberitahuan, dan sebagainya.

2. Tujuan Dan Fungsi Surat-Menyurat

a. Tujuan Surat Menyurat

Setiap orang atau lembaga yang melakukan kegiatan penulisan surat tentu mempunyai suatu tujuan, di
mana tujuan yang satu dengan yang lainnya mungkin berbeda. Apakah untuk mencari informasi,
memberi informasi, memesan barang, memberi perintah, atau hanya memberikan jasa-jasa yang
menarik. Namun, pada intinya terdapat tiga tujuan menulis surat, yaitu sebagai berikut :
1. Memberitahu atau menyampaikan informasi, penjelasan kepada pihak lain

2. Menerima atau mendapatkan informasi, penjelasan kepada pihak lain

3. Memperlancar arus informasi, sehingga informasi yang diterima jelas dan tidak salah pengertian.

Agar tujuan penulisan surat dapat tercapai, maka penulis surat harus menguasai pengetahuan dan
keterampilan surat-menyturat. Penulisan surat yang kurang baik akan mempengaruhi arus informasi,
sehingga dapat terjadi salah pengertian dan tujuan penulisan surat pun tidak akan tercapai.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh penulis surat agar dapat menulis surat dengan baik adalah :

a. Memahami prosedur surat-menyurat

b. Memahami segala permasalahan yang akan ditulis

c. Memahami teknik penulisan surat yang baik

d. Memahami penggunaan tata bahasa dalam surat-menyurat

e. Memahami posisi penulis dan penerima surat

3. Fungsi Surat Menyurat

Dalam ruang lingkup surat sebagai dokumen kantor, surat berfungsi sebagai berikut :

a. Tanda bukti tertulis otentik

surat dapat digunakan untuk pembuktian apabila terjadi perselisihan antar kantor-kantor atau pejabat-
pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi. Contoh: surat perjanjian, surat kuasa, dan
sebagainya.

b. Pedoman

Surat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan sesuatu atau bertindak. Misalnya surat perintah,
surat instruksi, surat keputusan, dan sebagainya.

c. Alat pengingat atau berfikir

Surat dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal yang telah terlupakan atau telah lama. Misalnya surat-
surat yang diarsipkan.

d. Duta atau wakil dari penulis, pejabat atau organisasi pengirim surat.
Surat sebagai wakil organisasi dianggap sebagai mentalitas jiwa dan kondisi intern dari organisasi yang
bersangkutan.

4. Penggolongan Surat

Jenis-jenis surat dapat digolongkan menurut wujud, pemakaian, banyaknya sasaran yang dituju, isinyam
sifatnya dan proses penyelesaiannya. Untuk itu penggolongan surat dapat dibedakan berdasarkan :

a. Menurut wujud surat

1. Surat biasa atau bersampul, adalah surat yang ditulis di atas kertas yang biasanya dimasukkan ke
dalam sampul yang akan dikirimkan.

2. Memo dan nota, adalah surat yang dipakai secara intern dalam sutau organisasi. Memo dan note
dipergunakan untukmeminta atau memberi informasi serta petunjuk antar pejabat kantor.

3. Kartu pos, adalah benda pos berbetuk kartu berukuran 10×15 cm atau 15×20 cm yang dipakai
apabila isi surat itu singkat dan tidak rahasia.

4. Warkat pos, adalah surat yang wujudnya berupa gabungan sampul dan kertas surat. Warkat pos
digunakan apabila isi surat lebih panjang dari kartu pos. Isinya hanya boleh dibaca oleh orang yang
berhak yaitu yang tercantum pada alamat surat.

5. Telegram, adalah surat yang ditulis pada blanko telegram yang berisi pokok-pokok singkat
permasalahan.

6. Surat tanda bukti, adalah surat berbentuk formulir yang dipakai sebagai tanda bukti keabsaha
aktivita antara dua pihak, misalnya kuitansi, faktur, tanda terima, kartu identitas, dan sebagainya.

b. Menurut sifat isinya

1. Surat pribadi, adalah surat yang dibuat seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi.

2. Surat dinas, adalah surat yang dibuat dan dikeluarkan oleh suatu lembaga baik pemerintah
maupun swasta dan di tandatangani oleh pejabat atau yang mewakilinya.

c. Menurut keamanan isinya

1. Surat biasa, yaitu surat yang tidak akan menimbulkan akibat buruk atau merugikan organisasi yang
bersangkutan jika isinya diketahui atau dibaca orang lain.

2. Surat rahasia, yaitu surat yang isinya tidakboleh diketahui oleh orang lain karena akan
menimbulkan kerugian bagi organisasi atau pejabat yang bersangkutan.
3. Surat sangat rahaisa, yaitu surat yang berisi masalah yang sangat penting dan hanya boleh dibaca
atau diketahui isinya oleh orang tertentu yang berhak menyelesaikan atau mengambil keputusan.

d. Menurut proses penyelesaiannya

Pengiriman surat menghendaki agar surat yang dikirimnya segera memperoleh tanggapan sesuai dengan
kepentingan surat. Berdasarkan proses penyelesaiannya, surat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Surat biasa adalah surat yang tidak memerlukan tanggapan atau penyelesaian secepatnya, tetapi
dapat diselesaikan menurut urutan surat yang diterima.

2. Surat segera adalah surat yang isinya memerlukan tanggapan atau penyelesaian dengan segera
lebih cepat dari surat biasa.

3. Surat sangat segera adalah surat yang isinya memerlukan tanggapan penyelesaian yang secepatnya,
harus dilakukan atau diselesaikan pada kesempatan pertama atau prioritas utama.

e. Menurut kegiatan

1. Surat intern, adalah surat yang ditujukan untuk lingkungan suatu organisasi atau instansi sendiri

2. Surat ekstern, adalah surat yang ditujukan keluar lingkungan organisasi atau instansi.
f. Menurut sasaran yang dituju

1. Surat biasa, adalah surat yang ditujukan kepada seseorang atau organisasi tertentu.

2. Surat edaran, adalah surat yang ditujukan kepada orang atau organsiasi yang jumlahnya tidak
terbatas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korespondensi sangat penting dalam sebuah organisasi perkantoran karena korespondensi atau surat-
meyurat merupakan rangkaian aktivitas yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis
mulai dari penyusunan, penulisan sampai dengan pengiriman informasi hingga sampai kepada pihak
yang dituju.

Proses korespondensi merupakan sarana untuk mengirim atau memberi informasi tertulis kepada atasan
atau pihak lain, baik sebagai laporan, pemberitahuan, permintaan ataupun pertanyaan.

Arsip sebagai salah satu sumber informasi memiliki fungsi yang sangat penting untuk menunjang proses
kegiatan administrasi. Agar arsip dapat berperan sebagaimana fungsinya perlu dikelola dengan baik dan
benar, artinya ditata secara sistematis sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan dapat dengan cepat, tepat
dan lengkap disajikan.

B. Saran

1. Untuk memperlancar kegiatan korespondensi perlu adanya pembagian tugas antara petugas
pembuat dan petugas pengagendaan.

2. Perlu adanya penambahan fasilitas kearsipan sehingga pengelolaan dan penyimpanan arsip dapat
berjalan lebih baik

3. Perlunya meningkatkan pemeliharaan di gudang arsip in-aktif


DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/46063825/Sistem-Penyimpanan-Arsip-Aktif#download

http://abidzare.wordpress.com/2009/06/23/5-sistem-pengarsipan/

download.portalgaruda.org/article.php?article=24668&val=1516

www.slideshare.net/.../modul-12-dan-13-peny-arsip-dan-pemeliharaan

https://dwilestariyuniawati.wordpress.com/...5/manajemen-perkantoran

library.unej.ac.id/.../en.../detailnonmodal;...KORESPONDENSI

yuliansah,S.Pd.,M.Pd//manajemen kearsipan

Anda mungkin juga menyukai