0
DAFTAR ISI
1. Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
2. Prinsip Pembelajaran
3. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar sebagai Dokumen Rencana Pembelajaran
6. Prinsip Asesmen
7. Paradigma Asesmen
1
1 Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
2
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
3
Profil Pelajar Pancasila Bagaimana profil pelajar yang ingin dibentuk oleh
pembelajaran paradigma baru?
Pada Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter yang dapat dipelajari lintas disiplin ilmu
tertuang dalam 6 dimensi. Setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang menggambarkan
lebih jelas kompetensi dan karakter yang dimaksud. Selaras dengan tahap perkembangan
peserta didik serta sebagai acuan bagi pembelajaran dan asesmen, indikator kinerja pada setiap
elemen dipetakan dalam pada setiap fase. Secara umum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila
beserta elemen di dalamnya adalah sebagai berikut:
4
Profil Pelajar Pancasila
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses
dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang
orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
5
Bagaimana profil pelajar dibangun di satuan
pendidikan?
Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang dijabarkan
Muatan Pelajaran
dalam Profil Pelajar Pancasila dibangun dalam
Kegiatan/pengalaman belajar.
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap
individu peserta didik melalui budaya sekolah,
pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan
profil Pelajar Pancasila, maupun
ekstrakurikuler. Beriman,
bertakwa kepada Projek Penguatan Profil Pelajar
Tuhan Yang Pancasila (SD - SMA)
Maha Esa,
berakhlak mulia Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja
Mandiri Berkebinekaan
global
(SMK)
Pelajar
Indonesi Projek Lintas Disiplin Ilmu yang kontekstual dan
berbasis pada kebutuhan masyarakat/permasalahan di
a lingkungan sekolah.
Bergotong
Bernalar kritis
royong
6
Kerangka Kurikulum pada Sekolah Penggerak
Bagaimana pembagian peran pemerintah dan satuan pendidikan dalam pembelajaran paradigma baru?
7
Kerangka Dasar Ditetapkan oleh pemerintah
pusat
Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum ditetapkan
oleh Pemerintah Profil Pelajar Pancasila
Pusat dengan
mengacu pada
Tujuan Pendidikan Standar Kompetensi Lulusan
(untuk PAUD STTPA)
Nasional dan SNP
Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan Ajar, modul ajar mata
pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan
pendidikan
9
Prinsip Pembelajaran
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip pembelajaran
10
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1.. Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang, ● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
mempertimbangkan tahap tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik melihat kebutuhan peserta didik
perkembangan dan tingkat pencapaian sebelumnya dan melakukan pemetaan
● Mengabaikan tahap perkembangan
maupun
peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan ● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum
pengetahuan yang dimiliki peserta didik
belajar, serta mencerminkan karakteristik yang berkelanjutan sebagai dasar merancang
sebelumnya
dan perkembangan yang beragam pembelajaran dan asesmen ● Menyamaratakan metode pembelajaran.
sehingga pembelajaran menjadi ● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan ● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
bermakna dan menyenangkan. prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik dan pejabat sekolah atau pendidik
sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. ● Pembelajaran terlalu sulit sehingga
● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai menurunkan motivasi peserta didik
dengan tahap perkembangan peserta didik ● Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta menantang dan membosankan
didik
2.. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan pemaparan
untuk membangun kapasitas peserta digunakan dalam pembelajaran dalam bentuk ceramah dan instruksi tugas
didik untuk menjadi pembelajar
● Memberikan kesempatan kolaborasi, ● Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
memberikan soal dan dinilai benar atau salah, tanpa umpan
sepanjang hayat.
pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman balik
bermakna ● Memberikan porsi paling banyak pada
● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir
pendidik dan peserta didik ke peserta didik
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dengan
menggunakan kekuatan bertanya, dengan
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna
11
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Proses pembelajaran mendukung ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
perkembangan kompetensi dan mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
karakter peserta didik secara holistik. kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
metode pembelajaran diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, didik, tanpa melihat faktor lain seperti sosial
sosial emosi, dan spiritual emosi atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
peserta didik harus diajarkan dan dihafal
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik relevan dan tidak menarik untuk peserta didik
konteks, lingkungan dan budaya untuk belajar ● Komunikasi dengan orang-tua murid satu
● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan arah,
peserta didik, serta melibatkan orang
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan dan hanya menagih tugas
tua dan masyarakat sebagai mitra.
balik
● Interaksi dengan murid hanya memberikan
dan
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai
narasumber primer dan sekunder dalam proses menagih tugas
● peserta didik tidak punya akses langsung
pembelajaran
untuk terlibat ataupun melibatkan masyarakat
setempat
5. Pembelajaran berorientasi pada masa ● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
didik tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian
● Pembelajaran yang membangun pemahaman yang
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di sama
awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi
● Hanya mengetes atau menilai keterampilan
sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
pelajar yang mandiri dan merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap
metode dan strategi pengajarannya
Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
3
sebagai Dokumen Rencana
Pembelajaran
13
Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap
Capaian Pembelajaían mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan
capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Prasekolah Kelas 1 dan Kelas 3 dan Kelas 5 dan Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 -
Taman 2 Sekolah 4 Sekolah 6 Sekolah SMP atau SMA, SMK 12 SMA,
kanak- Dasar atau Dasar atau Dasar atau MT atau MA SMK atau
kanak Madrasah Madrasah Madrasah MA
Ibtidaiyah Ibtidaiyah Ibtidaiyah
16
Pengawasan Proses pembelajaran
Bagaimana peran kepala sekolah dan Pengawasan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas berfokus pada
pengawas pada pembelajaran paradigma keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik diberikan ruang untuk mengembangkan
baru? rencana pembelajaran dengan komponen dan format yang sesuai karakteristik
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala
peserta didik. Dengan demikian tidak ada standar format baku dokumen
satuan pendidikan dan pengawas guna peningkatan pembelajaran yang membatasi kemerdekaan pendidik dalam mendesain
mutu secara berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran.
pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
Hasil pengawasan proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk
supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran, pelaporan
hasil pengawasan serta tindak lanjut secara berkala dan
kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara
berkelanjutan.
berkelanjutan. Tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran dilakukan dalam
bentuk:
Sumber: 1) Perbaikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran untuk memastikan rencana
Permendikbud 22 tahun 2016 tentang Standar Proses dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pendidikan Dasar dan Menengah 2) Pendampingan teknis kepada pendidik yang memerlukan konsultasi dan
dukungan lain untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
proses pembelajaran.
3) Penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan kinerja yang baik.
4) Diseminasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran; dan
5) Penguatan dan pemberian kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti
program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
17
5 Mengembangkan Modul Ajar
18
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
Untuk menyusun rencana tujuan Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan
pembelajaran, jabaran kompetensi pembelajaran
pada Capaian Pembelajaran perlu
dipetakan ke dalam tujuan
pembelajaran dan alur tujuan Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan
tersebut kemudian digunakan sebagai pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar. Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.
19
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam alur tujuan pembelajaran
Fase B
Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4 Kelas 3 Kelas 4 Alur Tujuan Pembelajaran
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengeneralisasi pemahaman dan 1.Menyajikan bilangan dan 1.Memperumum pemahaman
menggeneralisasi pemahaman dan mengenai urutan dan nilai tempat
melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 1.000.000 (atau membandingkan urutan dan nilai sampai 999.999 s.d 3.7 atau
maksimum enam angka), serta memahami hubungan antara operasi hitung
tempat sampai 999.999
2.Mengidentifikasi kelipatan, faktor, Awal Tujuan Tujuan Tujuan akhir
2.Memperkirakan dan membulatkan Pembelajaran Pembelajaran
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) termasuk bilangan ke nilai tempat terdekat pola perkalian dan pembagian dengan Fase B Pembelajaran .
Fase B
tabel kelipatan 3.1 3.2 ..
sampai 999.999 Kelas Kelas 3
menggunakan sifat-sifat operasi dalam menentukan hasil perhitungan, 3.Mengukur panjang dengan satuan 3.Menentukan hubungan antar satuan
baku (mm, cm, dan m) serta baku panjang (mm, cm, dan m) 3
menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan FPB dari bilangan cacah, memahami mengukur keliling bidang datar
dengan menambahkan semua
pecahan dan menentukan posisinya pada garis bilangan, serta rusuknya. 4.Menyelesaikan permasalahan
4.Mengukur luas dengan berkaitan dengan keliling berbagai
membandingkan dua pecahan. Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan
menghitung jumlah bujur sangkar bangun datar (segitiga, segiempat,
s.d 4.5 atau
sederhana, memahami hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, berukuran 1 cm2 yang menutup segi banyak) Awal Tujuan Tujuan Tujuan
bidang datar 5.Menyelesaikan permasalahan akhir
menemukan pola gambar, objek sederhana, dan pola bilangan melibatkan 5.Menemukan hubungan antara berkaitan dengan luas dan keliling
Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
Fase B
operasi penjumlahan dan berbagai bentuk bangun datar Kelas 4.1 4.2 ...
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). pengurangan. Kelas 4
Peserta didik dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan baku, 6.Menyelesaikan kalimat bilangan 4
dengan satu variabel berupa simbol
menggunakan satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan masalah gambar yang belum diketahui nilainya
melibatkan penjumlahan dan
berkaitan dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi pengurangan bilangan Capaian
7.Mengobservasi, menentukan dan Alur tersebut dilakukan hingga Akhir
Pembelajaran
ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan balok). menggambar sisi sejajar dan sisi Fase E
berpotongan pada sebuah bidang Fase B
Peserta didik juga dapat menyajikan dan menganalisis data sederhana datar.
menggunakan turus dalam bentuk bentuk bentuk tabel, diagram gambar,
piktogram, diagram batang, dan diagram garis, serta menentukan kejadian
yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian.
20
Tujuan pengembangan modul ajar: Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama
pendidik melaksanakan pembelajaran modul ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar
sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
● memilih atau memodifikasi modul ajar Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut ini:
yang sudah disediakan pemerintah Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
untuk menyesuaikan modul ajar dengan 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
karakteristik peserta didik, atau melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
● menyusun sendiri modul ajar sesuai 2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
dengan karakteristik peserta didik untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.
21
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan pendidik Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
dalam pengembangan modul ajar? pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan
pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan
belajar peserta didik.
22
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 3
Matematika
25 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri Aktivitas 1 (Kinerja)
Asesmen Sumatif
Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
Tujuan pembelajaran
- Menggambar denah rumah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
● Menyajikan bilangan dan dengan menyertakan
menggeneralisasi pemahaman dan Aktivitas 2 (Tes)
membandingkan urutan dan nilai tempat ukuran panjang dengan Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
sampai 999.999
● Memperkirakan dan membulatkan satuan baku dan luas (mm, cm, dan m)
bilangan ke nilai tempat terdekat sampai
999.999
(dengan menghitung Aktivitas 3 (Kinerja)
● Mengukur panjang dengan satuan baku jumlah bujur sangkar) pada Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
(mm, cm, dan m) serta mengukur keliling dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
bidang datar dengan menambahkan kertas isometrik.
semua rusuknya.
● Mengukur luas dengan menghitung
Aktivitas 4 (Kinerja)
jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
yang menutup bidang datar dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
● Menemukan hubungan antara operasi bidang datar
penjumlahan dan pengurangan.
● Menyelesaikan kalimat bilangan dengan
Aktivitas 5 (sumatif 2 : Proyek)
satu variabel berupa simbol gambar yang
belum diketahui nilainya melibatkan Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
penjumlahan dan pengurangan bilangan satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
● Mengobservasi, menentukan dan isometrik.
menggambar sisi sejajar dan sisi
berpotongan pada sebuah bidang datar.
Asesmen Diagnostik:
Menjawab delapan pertanyaan operasi Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang
bilangan. Contoh penerapan berbeda, sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
penyesuaian pembelajaran dan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran
pengembangan PPP yang membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta
didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
23
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk Kelas 4
Profil Pelajar Pancasila: IPA
Asesmen sumatif:
● Bernalar kritis
Menunjukkan pemahaman mengenai
S
● Mandiri
pengaruh siklus air dalam presentasi 35 JP
Tujuan Pembelajaran: dan pameran karya.
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan Indikator asesmen
sehari-hari. sumatif:
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik.
Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk hidup Bagaimana proses terjadinya daur air? Bagaimana cara memperoleh air bersih? Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukan pemahaman tentang pengaruh siklus
air?
di muka bumi?
Aktivitas 1: Diskusi fungsi air untuk Aktivitas 2: Curah pendapat Aktivitas 3: Eksperimen daur air. Aktivitas 4: Praktek penyaringan Aktivitas 5: Riset kelompok Aktivitas 6: Pameran dan
manusia. tentang fungsi air. air bersih. tentang air bersih. Presentasi pemahaman.
Formatif asesmen Formatif asesmen Formatif asesmen
Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah,
Contoh penerapan penyesuaian membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
pembelajaran dan
Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik,
pengembangan PPP
dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
24
6 Prinsip Asesmen
25
Prinsip Asesmen
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip asesmen pada pembelajaran paradigma
baru?
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan
menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran
26
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari Asesmen merujuk pada kompetensi yang di Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan, dan
proses pembelajaran, dalamnya tercakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah
fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan keterampilan
informasi yang holistik, sebagai umpan
Asesmen dilakukan terpadu dengan pembelajaran Asesmen dilakukan terpisah dari pembelajaran
balik untuk guru, peserta didik, dan
orang tua agar dapat memandu mereka
Melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik.
dalam menentukan strategi melalui penilaian diri (self assessment), penilaian
pembelajaran selanjutnya antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antarteman (peer feedback).
Pemberian umpan balik dilakukan dengan Umpan balik berupa kalimat pujian yang pendek, misal
mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi bagus, keren, pintar, pandai, cerdas, dan sebagainya.
pola pikir bertumbuh dan memotivasi peserta didik. Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk perbaikan.
27
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai Membangun komitmen dan menyusun Berfokus pada asesmen sumatif
dengan fungsi asesmen tersebut, perencanaan asesmen yang berfokus pada
dengan keleluasaan untuk menentukan asesmen formatif
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan Menggunakan beragam jenis, teknik, dan Tidak menggunakan instrumen penilaian atau
pembelajaran instrumen penilaian formatif dan sumatif sesuai menggunakan instrumen asesmen, namun tidak
dengan karakteristik mata pelajaran, Capaian sejalan dengan karakteristik mata pelajaran,
Pembelajaran, tujuan pembelajaran dan Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan
kebutuhan peserta didik kebutuhan peserta didik
Mengomunikasikan kepada peserta didik tentang Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya
jenis, teknik, dan instrumen penilaian yang akan dipahami oleh pendidik sehingga peserta didik
digunakan. Harapannya, peserta didik akan tidak memiliki gambaran kriteria terbaik yang dapat
berusaha mencapai kriteria yang terbaik sesuai dicapai.
dengan kemampuannya
28
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena
proporsional, valid, dan dapat dipercaya tanpa dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik latar belakang tertentu
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan keputusan Menerapkan moderasi asesmen, yaitu berkoordinasi Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
tentang langkah selanjutnya antarpendidik untuk menyamakan persepsi kriteria
sehingga tercapai prinsip keadilan
Menggunakan instrumen asesmen yang mampu Menggunakan instrumen asesmen yang tidak sesuai
mengukur capaian kompetensi dengan tepat dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah,
peserta didik bersifat sederhana dan penggunaan kata atau kalimat negatif
informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam bentuk angka Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya dalam
kompetensi yang dicapai, serta strategi dan deskripsi bentuk angka
tindak lanjut
Laporan kemajuan belajar hendaknya didasarkan pada Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan pada
bukti dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar bukti dan pencatatan perkembangan kemajuan
peserta didik belajar atau didasarkan hanya pada bukti yang tidak
mencukupi
29
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
Laporan kemajuan belajar digunakan sebagai dasar Laporan kemajuan belajar hanya dijadikan
penerapan strategi tindak lanjut untuk pengembangan sekumpulan data atau dokumen tanpa adanya tindak
kompetensi peserta didik lanjut
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen - Hasil asesmen hanya dijadikan data dan
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tidak ditindaklanjuti untuk meningkatkan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. mutu pembelajaran
- Hasil asesmen dijadikan perbandingan antar
peserta didik
30
7 Paradigma
Asesmen
31
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Asesmen Gambaran Umum
1. Penerapan pola pikir Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian
bertumbuh tujuan pembelajaran lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide dalam Growth
Mindset khususnya yang tergambar pada pemberian umpan balik yang menstimulasi pola pikir bertumbuh, memberikan peserta
didik kesempatan untuk melakukan evaluasi diri dan merefleksikan pembelajarannya, serta melaksanakan moderasi dalam
asesmen.
2. Keterpaduan Asesmen sebagai bagian dari pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang saling
terkait. Rumusan Capaian Pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah tersebut. Pada saat pendidik melakukan asesmen
berdasarkan tujuan pembelajaran yang merupakan turunan dari Capaian Pembelajaran, maka secara langsung keterpaduan ini
terpenuhi. Dengan demikian, pendidik tidak perlu memilih asesmen berdasarkan ketiga ranah tersebut.
3. Keleluasaan dalam Pendidik memiliki keleluasaan dalam menentukan waktu pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif sesuai dengan karakteristik
menentukan waktu kompetensi pada tujuan pembelajaran. Karena alur tujuan pembelajaran yang digunakan mungkin berbeda, maka waktu
pelaksanaan asesmen pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif di setiap kelas mungkin berbeda.
4. Keleluasaan dalam Pendidik memiliki keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan teknik dan instrumen asesmen dengan
menentukan teknik mempertimbangkan: karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan kemampuan peserta didik, Capaian Pembelajaran dan tujuan
dan instrumen pembelajaran, serta sumber daya pendukung yang tersedia.
asesmen
32
Paradigma Asesmen
5. Keleluasaan Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang berbeda,
menentukan kriteria oleh sebab itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang
ketercapaian tujuan berbeda, baik dalam bentuk angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan
pembelajaran pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis
tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau
memberikan intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.
6. Keleluasaan dalam Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas
mengolah hasil pembelajaran, pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan
asesmen pendidik dalam melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen.
7. Keleluasaan dalam Pendidik dan satuan pendidikan diberikan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan
menentukan keleluasaan mempertimbangkan:
kenaikan kelas ● Laporan kemajuan belajar
● Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
● Portofolio peserta didik
● Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
● Tingkat kehadiran
33
8 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
34
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami Dunia saat ini semakin modern dengan
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus
kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. kemajuan berkelanjutan yang dicapai melalui
Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki berbagai inisiatif projek yang sukses. Kegiatan
kesempatan untuk mempelajari-tema tema atau isu seperti membuat masakan untuk keluarga,
Perlunya Projek penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme,
merapikan halaman rumah, atau mengadakan
Penguatan Profil kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
acara pentas seni sekolah, adalah contoh projek-
kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa
Pelajar melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut projek yang dapat dijalankan sehari-hari.
Pancasila sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek
penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
“... perlulah anak anak memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan menjalankan projek akan menjadi prestasi
sekitarnya. tersendiri dibandingkan dengan loyalitas atau
[Taman Siswa] kita
dekatkan hidupnya kepada Sejak tahun 1990an, pendidik dan praktisi pendidikan di lama bekerja dalam satu perusahaan.
seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari hal-hal Memecahkan masalah dunia nyata penting
perikehidupan rakyat, agar di luar kelas dapat membantu peserta didik mendapatkan
supaya mereka tidak hanya pemahaman bahwa yang dipelajari di sekolah memiliki bagi orang dewasa, dan juga anak-anak . Agar
memiliki ‘pengetahuan’ hubungan dengan kehidupan sehari-sehari. Jauh sebelum anak-
itu, Ki Hajar Dewantara sudah menegaskan pentingnya anak dapat memecahkan masalah dunia nyata,
saja tentang hidup
peserta didik mempelajari hal-hal di luar kelas, namun
rakyatnya, akan tetapi juga sayangnya selama ini pelaksanaan hal tersebut belum kita harus mempersiapkan mereka dengan
dapat ‘mengalaminya’ optimal. pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi
sendiri , dan kemudian yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam
tidak hidup berpisahan upaya mempersiapkan peserta didik agar
dengan rakyatnya.” mampu mengembangkan kompetensi tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset
Ki Hadjar Dewantara dan Teknologi, mencanangkan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila. 35
Gaya Hidup
Berkelanjutan (SD-SMA/K) Kearifan Lokal
(SD-SMA/K)
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik
jangka pendek maupun panjang, terhadap Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
kelangsungan kehidupan di dunia maupun inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan
Tujuh Tema untuk lingkungan sekitarnya. kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
tersebut, serta perkembangannya.
dipilih sekolah - peserta didik mengembangkan kemampuan
berpikir sistem untuk memahami keterkaitan - peserta didik mempelajari bagaimana dan
aktivitas manusia dengan dampak-dampak global mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang
SD wajib memilih yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan seperti yang ada, bagaimana perkembangan
minimal 2 tema per iklim. tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang
lebih besar (nasional dan internasional), serta
tahun. - peserta didik dapat dan membangun kesadaran memahami apa yang berubah dari waktu ke
untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan waktu apa yang tetap sama.
SMP, SMA, dan SMK serta mencari jalan keluar untuk masalah - peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-
lingkungan serta mempromosikan gaya hidup nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta
wajib memilih minimal 3 serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil
tema per tahun. keseharian. dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
- peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
- peserta didik juga mempelajari potensi krisis salah satu hal yang menarik tentang budaya dan
Sekolah menentukan tema keberlanjutan yang terjadi di lingkungan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya.
dan mengembangkannya sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim,
krisis pangan, krisis air bersih dan lain sebagainya), Contoh muatan lokal:
untuk setiap serta mengembangkan kesiapan untuk Jawa Barat: sistem masyarakat di
kelas/angkatan. menghadapi dan memitigasinya. Kampung Naga
Papua: sistem masyarakat di Lembah
Contoh muatan lokal: Baliem
Jakarta: situasi banjir
Kalimantan: hutan sebagai paru-paru
dunia 36
Bhinneka Tunggal Bangunlah Jiwa dan Suara Demokrasi
Ika (SD-SMA/K) Raganya (SMP-SMA/K) (SMP-SMA/K)
Dalam “negara kecil” bernama
Mengenal belajar membangun dialog Membangun kesadaran dan keterampilan sekolah, sistem demokrasi dan
penuh hormat tentang keberagaman untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, pemerintahan yang diterapkan di
kelompok agama dan kepercayaan yang baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Indonesia dicoba untuk dipraktikkan,
dianut oleh masyarakat sekitar dan di - peserta didik melakukan penelitian dan termasuk namun tidak terbatas pada
Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang mendiskusikan masalah-masalah terkait proses pemilihan umum dan
dianutnya. kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta perumusan kebijakan.
- peserta didik mempelajari perspektif mengkaji fenomena perundungan (bullying) - peserta didik merefleksikan makna
berbagai agama dan kepercayaan yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam demokrasi dan memahami
tentang fenomena global misalnya lingkungan fisik maupun dunia maya, serta implementasi demokrasi serta
masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. berupaya mencari jalan keluarnya. tantangannya dalam konteks yang
- peserta didik secara kritis dan reflektif - peserta didik juga menelaah masalah- berbeda, termasuk dalam organisasi
menelaah berbagai stereotip negatif masalah sekolah dan/atau dalam dunia
yang biasanya dilekatkan pada suatu yang berkaitan dengan kesehatan dan kerja.
kelompok agama, dan dampaknya kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu - Menggunakan kemampuan berpikir
terhadap terjadinya konflik dan narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. sistem, peserta didik menjelaskan
kekerasan. peserta didik merancang kegiatan dan keterkaitan antara peran individu
- Melalui projek ini, peserta didik komitmen untuk senantiasa menjaga terhadap kelangsungan demokrasi
mengenal dan mempromosikan budaya kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta Pancasila.
perdamaian dan anti kekerasan. berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait. Contoh muatan lokal:
Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yang dilakukan
Contoh muatan lokal: Mencari solusi untuk masalah cyber masyarakat adat tertentu untuk
Menangkap isu-isu atau masalah bullying memilih kepala desa.
keberagaman di lingkungan sekitar yang marak di kalangan remaja lokal.
dan mengeksplorasi pemecahannya.
37
Berekayasa dan Berteknologi Kewirausahaan
untuk Membangun NKRI (SD-SMA/K)
(SD-SMA/K) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut,
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk kesejahteraan masyarakat.
berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. - peserta didik kemudian merancang strategi untuk
meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam kerangka
- peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, pembangunan berkelanjutan.
berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk - Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam
berteknologi. kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk
- peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil
sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe kegiatan mereka.
produk bidang rekayasa (engineering). - Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan
- peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka
menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan
para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap
menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek
teknologi. Contoh muatan lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki
Contoh muatan lokal: daya jual.
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat
menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah.
38
Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap Tema Projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan pembahasan tema.
Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema. Jika
satuan pendidikan bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada lingkungan di luar satuan pendidikan maka
bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama. Di luar durasi waktu pelaksanaan projek,
satuan pendidikan kembali mengatur kembali jadwal belajar mengajar seperti biasa.
Merancang
alokasi waktu Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu projek adalah sekitar 20-30%
projek dan beban peserta didik per tahun adalah sebagai berikut:
dimensi
SD I-V 252 JP
SD VI 224 JP
SMP IX 320 JP
SMA X 486 JP
SMA XI 216 JP
TAHAP TAHAP
TAHAP
AWAL LANJUTAN
BERKEMBANG
Tema pilihan Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema
untuk SD, atau 3 tema untuk SD, atau 3 tema untuk setiap kelas SD, atau 3
untuk SMP-SMA di awal untuk SMP-SMA di awal tema untuk setiap kelas SMP-
tahun ajaran. tahun ajaran. SMA di awal tahun ajaran
(setiap kelas dapat memilih
tema yang berbeda).
Pemberian opsi tema Sekolah menelaah isu yang Sekolah menelaah isu yang Setiap kelas menelaah isu
sama untuk semua kelas. sama untuk setiap 1-2 kelas. yang berbeda sesuai pilihan
peserta didik.
Penentuan topik Sekolah yang menentukan Sekolah mempersiapkan Peserta didik mendiskusikan
tema dan topik projek. beberapa tema dan topik tema dan topik projek
projek untuk dipilih oleh dengan bimbingan guru.
peserta didik.
40
9
Mengembangkan Modul Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
41
Pengembangan Modul Projek
● Identitas penulis modul ● Deskripsi singkat projek. ● Lembar kerja peserta didik
● Sarana dan prasarana ● Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Target peserta didik Pancasila yang berkaitan ● Glossarium
● Relevansi tema dan topik projek untuk ● Tujuan spesifik untuk fase tersebut ● Daftar pustaka
sekolah ● Alur kegiatan projek secara umum
● Asesmen
● Pertanyaan pemantik
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan pendidik
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul projek yang dikembangkan oleh pendidik. pendidik di satuan pendidikan diberi
kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks lingkungan, visi sekolah, kesiapan sekolah dan
kebutuhan belajar peserta didik.
43
Dokumen pendukung pembelajaran dan Asesmen, meliputi:
• Capaian Pembelajaran
• Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Alur tujuan pembelajaran
• Modul ajar
• Modul Projek
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.belajar.app
44
TERIMA KASIH
45