Anda di halaman 1dari 44

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Penerapan Media Pembelajaran

Penyelenggaraan media pendidikan merupakan upaya untuk

menyelenggarakan program media pendidikan yang lebih menitikberatkan pada

perencanaan media. Media yang dipamerkan atau digunakan dalam kegiatan

pendidikan dan pembelajaran pada awalnya direncanakan dan dirancang sesuai

dengan kebutuhan siswa.

Studi ini mengeksplorasi media pendidikan utama berbasis game dan

menggunakannya sebagai media pendidikan yang digunakan untuk memfasilitasi

distribusi modul Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran (PKB). Implementasi

media dalam bentuk produk seharusnya membuat kegiatan pendidikan menjadi

lebih efisien dan berkualitas.

Dalam meningkatkan media pendidikan pasti butuh mencermati prinsip-

prinsip pendidikan. Gafur menjelaskan, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

dalam menyusun materi dan modul pendidikan antara lain prinsip relevansi,

konsistensi, dan kesesuaian. Ketiga penerapan prinsip tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

a) sebuah. Prinsip relevansi adalah konektivitas. Materi pembelajaran harus,

berkaitan dengan, atau berkaitan dengan pencapaian kriteria kompetensi,

kompetensi inti, dan kriteria isi. Ketika keterampilan yang dibutuhkan

diperoleh siswa dalam bentuk pesan yang dihafal, bahan pembelajaran yang

25
26

diajarkan harus diberikan dalam bentuk fakta. Jika kemampuan belajar siswa

berupa sifat/konsep, maka materi pembelajaran harus berupa prinsip-prinsip.

b) Prinsip konsistensi adalah invarian. Jika keterampilan dasar yang diperoleh

siswa satu jenis, maka bahan ajar yang diajarkan juga harus satu jenis. Buat

folder PAI saat membagikan materi pembelajaran dari KD. Jika KD terdiri

dari tiga indikator, maka materi yang diberikan harus berkaitan dengan ketiga

indikator tersebut.

c) Asas evaluasi (validitas) berarti bahan yang diajarkan harus cukup untuk

membantu siswa memperoleh keterampilan dasar yang diajarkan. Bahannya

tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Terlalu sedikit tidak

akan membantu Anda mencapai standar kompetensi dan kompetensi inti

Anda. Di sisi lain, terlalu banyak membuang-buang waktu dan energi untuk

belajar.

B. Media Audio Visual dan Sumber Belajar Digital

Sistem penggunaan video pembelajaran sebagai peralatan penunjang

berupa (play back) berbentuk record (rekaman) dalam cakupan berbentuk tape

recorder dari suatu monitor atau lebih. Keterangan singkat di atas memberikan

gambaran bahwa media ini terdiri dari audio berupa suara dan visual berupa

gambar dan selanjutnya disebut sebagai media audio visual. Berdasarkan

kebutuhan ada beberapa macam penyesuaian terhadap media pembelajaran.

Sementara media tradisional (konvensional) yang dimanfaatkan pada saat ini

dianggap oleh ilmuan sudah tidak relevan, sehingga perlu adanya rekonstruksi dan

inovasi dalam menciptakan media untuk belajar. Dengan demikian penciptaan


27

media audio-visual tercipta berdasarkan argumen singkat di atas.

Pada hakikatnya dalam menyajikan bahan pelajaran yang menarik seorang

guru membutuhkan media yang tepat seperti media audio visual. Disamping itu

media ini sangat berguna sebagai media substitusi untuk membantu peran dan

tugas pendidik. Dengan digunakannya media ini guru dapat berfokus sebagai

fasilitator belajar, yaitu menjadikan guru sebagai penuntun kemudahan untuk

peserta didik dalam proses belajar. Diantara contoh media audio-visual yaitu

televisi atau video instruksional dan program dalam bentuk slide beserta suara

(soundslide) dalam keterangan (Hamdani, 2011: 249).

Berdasarkan kamus bahasa Indonesia dapat diketahui bahwa audio

merupakan media yang dapat didengar, sementara visual merupakan media yang

dapat disaksikan oleh mata. Dengan demikian media audio visual dapat diartikan

sebagai media yang dapat dilihat dan didengar. Berdasarkan paparan secara

definitif di atas dapat disimpulkan peneliti bahwa media audio-visual merupakan

alat teknologi atau perantara untuk menyampaikan pesan dalam bentuk suara dan

gambar (hal-hal yang dapat disaksikan oleh mata).

Hal-hal yang bersifat membawa pada kebosanan merupakan perkara yang

tidak menyenangkan pada seseorang. Begitupun halnya dalam kelangsungan

pembelajaran, jika seorang guru dalam praktek pengajarannya tidak

menggunakan beragam metode, selanjutnya akan mendatangkan kebosanan pada

pribadi peserta didik. Sebagai ilustrasi, peserta didik akan kehilangan kefokusan

dan membawa mereka pada perasaan mengantuk saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Seacara tidak langsung, hal ini dapat mengakibatkan orientasi


28

pembelajaran yang tidak akan tercapai.

Argumen di atas menjadi suatu dorongan khusus terhadap seorang guru

untuk berinovasi pada saat penyajian materi dalam proses belajar. Oleh sebab itu,

guru dapat menggunakan metode kisah (story telling) sebelum pembelajarn

dimulai. Kemudian guru dapat menggunakan teknologi sebagai sarana untuk

mendukung dalam penyampaian materi ajar. Penggunaan variasi tersebut dapat

berorientasi munculnya stimulus dan respon dari peserta didik. Dengan demikian

terdapat anjuran dan motivasi kepada guru untuk menggunakan teknologi dengan

inovasi tertentu untuk mendukung keefektifan dalam proses pembelajaran. Suatu

materi pelajaran dikatakan menarik atau tidak, akan diikuti oleh persepsi terhadap

pengajar (guru). Oleh sebab itu, guru sebagai motivator di kelas dapat

menggunakan teknologi yang bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran.

Media audio visual dan Sumber belajar digital adalah merupakan media

perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Begitupula dengan pendapat

Levie & Lentz yang mengemukakan beberapa fungsi media audio visual untuk

pembelajaran.

Penggunaan media audio-visual ialah media yang digunakan dan terdiri

dari beberapa unsur suara dan juga gambar. Media ini juga mendukung proses

pembelajaran dan memiliki kemampuan yang unggul dengan cakupan dua jenis

media yaitu media bersifat auditori maupun visual. Media audio-visual

merupakan media yang terdiri atas selain unsur suara dan juga mengandung unsur
29

gambar (visual) yang dapat diperhatikan, seperti sebuah rekaman video berupa

film dengan beragam ukuran, audio slideshow yang biasa digunakan dalam

presentasi, VCD, dan internet website. Selain itu, media audiovisual dikatakan

sebagai media yang melibatkan pengaruh pendengaran dan penglihatan dalam

proses penyampaian informaasi.

Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap teks materi pelajaran. Penggunaan

Overhead Projector berbentuk gambar selanjutnya dapat mengarahkan perhatian

peserta didik pada mata pelajaran yang diterimanya. Media tersebut dapat

berfungsi agar peserta didikdapat menerima dan memperoleh isi materi pelajaran

secara komprehensif.

Adapun yang disebut dengan afektif sebagai fungsi yaitu memberikan

beberapa keunggulan pada siswa disaat mereka membaca dan memahami teks-

teks bergambar. Simbol-simbol visual berupa gambar memberikan emosi

tersendiri pada pribadi siswa, diantaranya penyampaian pesan yang berhubungan

dengan problem sosial dan kesukuan.

Sementara yang dimaksud fungsi kognitif pada media audio-visual

ditunjukkan dengan pengungkapan simbol visual dalam bentuk gambar sebagai

sarana untuk mencapai tujuan dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap

pesan atau informasi yang terdiri dari gambar-gambar.

Penggunaan media pembelajaran dalam fungsi kompensatoris

ditunjukkan melalui hasil bahwa untuk mendukung peserta didik yang lemah

dalam literasi selanjutnya dapat diarahkan melalui pengorganisasian informasi


30

sehingga dapat mengingatnya kembali. Media tersebut difungsikan sebagai

bagian dari akomodasi peserta didik untuk membentuk pemahaman terhadap

sejumlah materi yang diajarkan. Materi tersebut dapat disajikan dalam bentuk

teks dan verbal.

Pada saat proses pembelajaran, dalam keterangan Dale bahwa seorang

guru profesional dituntut untuk dapat mengambil peran terhadap pemanfaatan

media audio visual. Membangun relasi antara peserta didik dan pendidik adalah

bagian dari sistem pendidikan modern. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk dapat

menyajikan materi pembelajaran dengan penggunaan media yanng tepat dengan

beragam tujuan tertentu ;

1. Untuk menumbuhkembangkan adanya rasa saling menghormati dan

menghargai antara peserta didik di lingkungan kelas,

2. Mengarahkan relasi antara hal-hal yang dibutuhkan, materi pelajaran dan

keinginan siswa dengan hidupnya motivasi belajar.

3. Menunjukkan kreatifitas terhadap pengalaman peserta didik

4. Dapat mengarahkan pada makna atau kemampuan siswa

5. Memberikan dukungan terhadap materi yang disampaikan oleh guru

melalui keterlibatan secara imajinatif dan pastisipatif dalam hal

peningkatan hasil belajar.

6. Bentuk respon positif yang dapat mendorong siswa sehingga dapat

memahami beragam pelajaran

7. Memberikan keanekaragaman pengalaman disertai konsep perkembangan

terhadap suatu nilai


31

8. Menghantarkan terhadap kecerdasan peserta didik dalam bentuk cerminan

pembelajaran secara general.

9. Menyediakan kejelasan secara sistematis terhadap kebutuhan siswa disaat

mereka mendirikan sistematika dan konsepsi struktural melalui ide yang

bernilai.

Media adalah alat yang memberikan rangsangan kepada siswa untuk

berlangsungnya keaktivan proses belajar mengajar. Media dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi dan merangsang bentuk pemikiran, emosi, ketertarikan

dan kemauan peserta didik untuk mengikuiti pembelajaran. Media juga sebagai

alat penyampai pesan (media) yang dapat digunakan untuk mencapai orientasi

pembelajaran dan sebagai suatu wahana perpanjangan tangan guru.

Penggunaan media pembelajaran relevan dengan firman Allah Swt. yang

termaktub dalam Q.S. al-Alaq (96):1-5 :

ۡ `ِ‫ك ااۡل َ ۡك َر ۙ ُم الَّ ِذ ۡى عَلَّ َم ب‬


ؕ ۡ‫`القَلَ ۙ ِم عَلَّ َم ااۡل ِ ۡن َس `انَ َم``ا لَمۡ يَ ۡعلَم‬ َ ُّ‫قۚ‌ اِ ۡق َر ۡا َو َرب‬
ٍ َ‫ق ااۡل ِ ۡن َسانَ ِم ۡن َعل‬ َ َ‫ك الَّ ِذ ۡى َخل‬
َ َ‫ق‌ۚ َخل‬ َ ِّ‫اس ِم َرب‬ۡ ِ‫اِ ۡق َر ۡا ب‬
ۙ‫َكاَّل ۤ اِ َّن ااۡل ِ ۡن َسانَ لَيَ ۡط ٰ ٓغى‬

Terjemahanya : “Bacalah (olehmu) dengan (menyebut) nama Tuhanmu


(Allah Swt.) yang telah Menciptakan. Dia (Allah Swt) telah menciptakan
manusia (berasal) dari segumpal darah. Bacalah (olehmu), dan Tuhanmulah
(Allah Swt.) yang Maha pemurah. Yang telah mengajar (manusia) dengan
perantaran (firman) kalam. Dia telah mengajarkan kepada manusia apapun
yang tidak diketahui mereka”.

Kapasitas penggunaan media ini dinilai unggul dan menjadi daya tarik

tersendiri disebabkan mencakup dua jenis media yaitu auditori dan visual.

Penggunaan media akan mencapai keefektifan berdasarkan relevansinya terhadap

penggunaan alat indera yang paling banyak di setiap pembelajaran. Dengan

demikian peserta didik termotivasi untuk terlibat pada pembelajaran melalui


32

penggunaan alat indera yang lebih dari satu kegunaan, yaitu gabungan antara

pendengaran dan penglihatan.

Selanjutnya, komponen penggunaan media dapat dikategorisasikan

kedalam dua bentuk, yaitu:

1. Audio-visual diam yaitu bentuk penggunaan media dengan adanya

tampilan suara dan gambar (dalam bentuk diam) seperti film yang diikuti

kerangka audio (sound slides) atau film bergambar diikuti oleh bentuk

suara, dan cetakan suara.

2. Audio-visual gerak, atau disebut juga media yang digunakan untuk

memberikan suatu tampilan dalam bentuk suara ataupun gambar yang

diikuti oleh gerak visual, seperti film beserta audio.

Selain keterangan singkat di atas, media audio-visual juga dapat

dikategorisasikan kedalam dua bentuk, Pertama, memiliki kemampuan berupa

peralatan pendukung suara dan gambar dalam satu kesatuan yang diartikulasikan

sebagai media murni, seperti film beserta suaranya, televisi untuk visualisasi

gambar dan suara. Kategori kedua adalah media audio-visual tidak original atau

sering disebut juga sebagai slide bergambar, dan peralatan visual pendukung

seperti OHP.

Secara etimologi (kalam) dalam pandangan Yusuf Qordhowi ialah

rangkaian tulisan, sementara secara epistemologis (kalam) berupa media yang

beragam atau suatu alat yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran

untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran seharusnya

menggunakan sarana media atau alat bantu yang selanjutnya dapat memudahkan
33

pendidik dalam menyampaikan bahan ajar (materi pelajaran) dan sebagai

dukungan kepada siswa untuk menguasai mata pelajaran.

Merujuk kandungan yang termaktub dalam kitab suci al-Qur’an dan

beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, peneliti memiliki

argumen bahwa suatu media dalam pembelajaran merupakan alat yang digunakan

sebagai sarana untuk penyampai informasi kepada seseorang. Media audio-visual

juga dapat dipahami sebagai perangkat yang dapat menghubungkan dan

menyatukan pemprograman / animasi, teks dalam bentuk grafik, audio berupa

suara, dan video yang divisualisasikan. Penggabungan ini dapat mendukung

penggambaran terhadap hal-hal abstrak sehingga menjadi nyata, dan mendukung

terhadap beberapa kendala sensorik, spasial, temporal, dan untuk memperjelas

transmisi pada suatu pesan dan informasi.

Berangkat dari pemahaman media pendidikan sanggup memperjelas

penyajian pesan serta data sehingga bisa memperlancar serta tingkatkan proses

serta hasil belajar. Media pendidikan audio visual bisa tingkatkan serta

memusatkan atensi anak sehingga sanggup memunculkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, serta kemingkinan

siswa guna belajar secara mandiri yang sesuai dengan minatnya.

Media Audio Visual dan Sumber Belajar Digital digunakan untuk proses

pembelajaran PAI ini memberikan pengaruh dan dampak positif terhadap

motivasi belajar peserta didik. Pada dasarnya media ini sangat sesuai dalam

memadukan bentuk pembelajaran PAI di SMK Geologi Pertambangan

Tenggarong.
34

C. Sumber Belajar Digital

Sumber belajar digital atau E-Learning adalah bagian dari fungsi

pengembangan pembelajaran itu sendiri. Menurut Rahmawati E-learning

memiliki tiga fungsi dasar, di antarany adalah:

1. Suplemen Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila

peserta mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan

materi pembelajaran elektronik atau tidak.

2. Komplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen

(pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

melengkapi materi pembelajaran yang diterima tersebut.

3. Substitusi (pengganti) Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju

memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan

kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para peserta didik dapat

secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu

dan aktivitas lain sehari-hari pesrta didik.

Sedangkan bentuk sumber belajar digital meliputi; Media Pembelajaran,

Media Video, Media Tiga Dimensi, E – Learning, Media Grafis, Media

Persentasi.

D. Kegunaan Media Audio Visual dan Sumber Belajar Digital dalam

Proses Belajar Mengajar

Pada dasarnya media pembelajaran merupakan alat bantu yang

digunakan oleh guru sebagai kemudahan dalam proses belajar mengajar. Peran

tersebut dapat menjadi sarana kemudahan dalam pembelajaran ketika seorang


35

guru dapat menggunakannya secara kreatif. Penggunaan media audio visual

memberikan pengaruh terhadap pembelajaran visual, auditori dan kinestetik.

Gaya belajar seperti ini merupakan style pembelajaran menggunakan multi-

sensori dengan melibatkan tiga unsur dalam pembelajaran yaitu penglihatan,

pendengaran dan tindakan.

Media audio-visual dapat dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan

pada guru dalam menyajikan topik. Selain itu, siswa antusias dan mendatangkan

motivasi sehingga mudah untuk memahami terhadap suatu topik tertentu dengan

penggunaan media sebagai sarana pembelajaran. Dalam rangka upaya

mengoptimalkan peran sebagai media pembelajaran dan mencapai orientasi

tujuan pendidikan.

Menurut Fitria, penggunaan media audio-visual berhubungan dengan;

pertama, sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran media merupakan

bagian yang terintegrasi dari sistem pembelajaran, kedua, Media pembelajaran

juga dapat dimanfaatkan sebagai suatu sarana untuk menyelesaikan problema

yang ditemukan pada saat proses belajar mengajar, ketiga, Guru seharusnya

memiliki kemampuan teknologi dalam inovasi dan penggunaan media

pembelajaran, keempat, Guru seharusnya dapat mempertimbangkan baik

buruknya penggunaan dan inovasi media pembelajaran, kelima, Penggunaan

media pembelajaran seharusnya terorganisir secara sistematis, tidak hanya

sekedar menggunakannya.

Media yang menarik mempengaruhi motivasi, dan ketika siswa menilai

bahwa apa yang ditampilkan guru itu menarik, hal itu mendorong atau
36

memberikan tantangan kepada peserta didik untuk memahami materi

pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga proses belajar mengajar di

kelas menjadi lebih menarik. Namun di sisi lain, jika siswa menganggap apa yang

ditampilkan guru tidak menarik, mereka akan bersikap lunak terhadap proses

pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana bahwa penggunaan media audio visual dalam

proses belajar mengajar peserta didik dikelas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dalam konteks pengajaran akan memberikan daya tarik tersendiri

terhadap pembentukan motivasi belajar peserta didik.

2. Dapat membantu pendidik dalam memberikan pemahaman terhadap

materi yang disampaikan dalam bentuk penguasaan materi yang baik.

3. Secara tidak langsung dapat menjadikan variasi dalam bentuk pengajaran,

hal ini didukung dengan penggunaan media yang bervariasi dan kreatifitas

pendidik.

4. Siswa akan semakin giat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan

tidak sekedar mendengarkan uraian secara langsung oleh guru, tapi

terbentuknya proses pengamatan.

Secara mendasar b e n t u k media d a l a m pendidikan dan pengajaran

mempunyai m a n f a a t y a n g d a p a t d i j a b a r k a n , y a k n i :

1. Dapat menjadikan penyajian pengajaran l e b i h jelas, sehingga

tidak bersifat verbalistis (hanya dalam bentuk lisan saja).

2. Memberikan batasan pada cakupan tempat, time atau waktu dan

penggunaan panca indra.


37

3. Kemanfaatan media ini secara langsung menjadi pendorong pada sikap

siswa yang pasif. Berhubungan dengan hal ini, semangat belajar peserta

didik dapat tercipta, menjadikan interaksi produktif antara peserta didik

dan lingkungan sekitarnya, dan siswa dapat mengikuti keinginannya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal ini

akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru dan murid juga

berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan ini, yaitu

dalam kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama,

mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

5. Penggunaan media pembelajaran dapat didahulukan untuk

melangsungkan proses belajar mengajar dan dapat menolong peserta didik

untuk menangkap penjelasan yang disajikan oleh guru.

6. Bentuk media pembelajaran tidak hanya berupa alat hiburan yang

diartikan sekedar untuk melengkapi proses pembelajaran, melainkan

menciptakan ketertariakan dan memunculkan perhatian peserta didik.

7. Penggunaan media pembelajaran juga merupakan proses pembelajaran

yang terintegrasi berlandaskan tujuan atau materi pelajaran. Selain itu

juga mengandung pengertian bahwa kegunaan dan kemanfaatan media

harus berorientasi pada bahan pelajaran.

E. Motivasi Belajar
38

1) Definisi Motivasi Belajar

Motivasi belajar mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan psikomotor

dan motivasi belajar juga dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan psikomotor

jadi dapat dikatakan antara aspek-aspek tesebut memiliki korelasi. motivasi

belajar berperan sebagai stimulus untuk merangsang minat dan gairah belajar

peserta didik.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh

motivasi yang dimilikinya selama kegiatan belajar, sebaliknya siswa yang tidak

memiliki motivasi tingkat keberhasilannya dalam belajar rendah. Motivasi

diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau

mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk

mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendaki. Di dalam

motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap serta prilaku pada individu belajar.

Adapun motivasi belajar merupakan bentuk kecondongan peserta didik

untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong oleh adanya

keinginan untuk menggapai hasil belajar peserta didik sedini mungkin. Untuk

mengetahui tingkat motivasi belajar yang ada pada diri siswa dapat diketahui

melalui beberapa indikator yaitu; kuatnya kemauan untuk berbuat, jumlah waktu

yang disediakan untuk belajar, kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang

lain dan ketekunan dalam mengerjakan tugas.

Motivasi menurut Suryabrata ialah kondisi dimana seseorang dapat

terdorong untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang diorientasikan terhadap


39

capaian suatu hal. Dengan kata lain, motivasi ialah dorongan pada pribadi

seseorang untuk menemukan sesuatu hal yang menjadi daya tarik pada

pribadinya. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi

adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang

yang mengatur tindakannya dengan ciri tertentu.

Sehubungan dengan kebutuhan manusia hidup manusia yang mendasari

timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar manusia

itu terbagi menjadi 5 tingkatan yaitu fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan

sosial, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Peranan motivasi pada pembelajaran ialah menumbuhkan semangat

pribadi  seorang sehingga merasa sangat terdukung. Hal ini merupakan penyebab

motivasi berhubungan erat dengan Reinforcement (stimulus dan responsiv

terhadap sikap yang menjadi kehendak), dengan kata lain ini merupakan syarat

mutlak bagi pelaksanaan pembelajaran. Motivasi merupakan sebab adanya

tingkah laku seseorang, dan apabila dihubungkan dengan kegiatan belajar

mengajar, motivasi dapat membawa siswa pada keinginan untuk melaksanakan

hal-hal yang menyenangkan. Bagi guru, motivasi ialah prinsip substansial yang

menciptakan adanya suasana stimulus terhadap hal-hal yang menyenangkan

peserta didik.

Menurut Djamarah motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi

seseorang disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan di dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan


40

motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”, yaitu

motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi dapat dikatakan sebagai pengaruh kebutuhan dan keinginan pada

intensitas dan arah seseorang yang menggerakkan orang tersebut untuk mencapai

tujuan dari tingkat tertentu. Mc. Donald menyatakan, motivasi adalah suatu

perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya

afektif, dan reaksi untuk mencapai tujuan, juga sebagai dorongan dari dalam diri

seseorang dan dorongan ini merupakan motor penggerak. Oleh karena itu,

motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis yang terjadi pada diri

seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan), dan faktor

internal yang melekat pada setiap orang (pembawaan), tingkat pendidikan,

pengalaman masa lalu, keinginan atau harapan masa depan.

Motivasi dapat berupa faktor pendorong yang seharusnya digunakan

seseorang untuk dapat memajukan dan mengarahkan suatu kegiatan tertentu.

Dalam bukunya Motivation and Personality, psikolog Abraham H Maslow

mengungkapkan sebuah teori terkait pemenuhan terhadap beragam kebutuhan

seorang insan. Menurut Maslow sendiri manusia dituntut untuk memiliki banyak

kebutuhan, yang selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi lima tingkatan

berdasarkan hierarki kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan dasar berupa sandang, pangan,

dan papan.

2. Kebutuhan rasa aman meliputi fisik dan juga psikis.

3. Kebutuhan sosial, yang meliputi kebutuhan individu untuk berinteraksi


41

dengan lingkungan.

4. Kebutuhan yang mencerminkan harga diri, maksudnya, setiap orang ingin

mendapatkan pengakuan atas dirinya, seperti keinginan mendapatkan

jabatan, pangkat dan lain-lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kesempatan untuk menimba ilmu dan

pengetahuan baru serta menggali pengetahuan baru.

2) Fungsi Motivasi Belajar

Keberhasilan siswa dalam mencapai nilai atau prestasi yang baik sangat

dipengaruhi oleh motivasi belajarnya, karena itu guru sebagai seorang pendidik

perlu mendorong motivasi yang ada agar tumbuh hasrat untuk belajar dan

mencapai keberhasilan. Berdasarkan kajian teoretik, berikut motivasi pada

pembelajaran :

a) Mendukung Peserta Didik Dalam Aktivitas

Motivasi juga sering disebut sebagai dukungan yang timbul dari pribadi

seseorang dan mempengaruhi prilakunya. Dengan adanya motivasi yang besar

selanjutnya dapat berbanding lurus terhadap semangat seseorang pada

pekerjaannya. Begitupun dengan motivasi yang dimiliki oleh siswa akan

berbading lurus terhadap ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas yang

diberikan oleh guru.

b) Bentuk Arahan

Terhadap pemenuhan kebutuhan dan capaian terhadap suatu tujuan

tertentu pada dasarnya akan diikuti tingkah laku dari setiap individu. Secara tidak
42

langsung, keterangan di atas menjadikan motivasi sebagai dukungan terhadap

suatu usaha atau capaian prestasi tertentu.

Dengan adanya fungsi motivasi di atas harapannya siswa terdorong

untuk lebih giat dalam mencapai keberhasilan belajar dan mampu menyeleksi

sikap yang dilaksanakan sebagai ketentuan terhadap tujuan-tujuan yang hendak

dicapai. Proses pembelajaran akan tercapai apabila siswa memiliki motivasi

belajar yang baik, sedangkan sebagai motivator harus memotivasi siswa untuk

belajar demi tercapainya tujuan dan tingkah laku yang diinginkan.

c) Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar sangat dipengaruh oleh faktor internal dan ekternal,

faktor internal berada dalam diri siswa seperti adanya cita-cita atau prestasi yang

akan diraih selama proses belajar. Sedangkan faktor internal seperti suprot dari

keluarga, teman atau guru sehingga muncul semangat untuk mencapai tujuan

belajar da meraih prestasi.

Motivasi dianggap sebagai kekuatan pendorong untuk melakukan

kegiatan dari dalam untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat diartikan

sebagai kondisi internal (kesiapan). Kata motivasi juga diartikan sebagai usaha

untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu yang mempengaruhi. Motivasi

adalah suatu kondisi dalam diri individu atau sistematisasi yang mendorong

perilaku peserta didik unutk menuju suatu tujuan. Seseorang yang belajar dengan

baik diikuti oleh kebutuhan motivasi yang baik. Siswa yang tidak termotivasi

untuk mengikuti pembelajaran tidak akan mendapatkan hasil yang baik dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa motivasi


43

merupakan daya penggerak bagi siswa untuk belajar, dapat menjamin

kelangsungan proses belajar, memberikan arah kegiatan belajar, dan

memungkinkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu cara

untuk memotivasi siswa untuk belajar. Karena media merupakan salah satu hal

mutlak yang ada dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus

berinovasi dalam penggunaan media pembelajaran pada saat proses kegaitan

belajar mengajar bila memungkinkan. Motivasi memiliki 3 (tiga) aspek tertentu,

yaitu : pertama, Suatu keadaan dorongan dalam diri berupa organisme untuk

membentuk kesiapan dan selanjutnya dapat bergerak berdasarkan kebutuhan

(seperti kebutuhan fisik), karena kondisi lingkungan, atau karena keadaan mental

untuk berpikir dan mengingat. Kedua, prilaku yang muncul dan dituntun oleh

keadaan. Ketiga, tujuan yang diinginkan dari dorongan prilaku. Motivasi adalah

keadaan pikiran yang mengangkat seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Jadi

motivasi belajar adalah keadaan pikiran yang mendorong seseorang untuk belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keinginan yang

bersifat abstrak dan berasal dari dalam diri seseorang untuk diarahkan pada suatu

objek tertentu.

Disamping itu S. Nasution dalam Ramayulis beranggapan bahwa motivasi

merupakan bnagian dari proses pengkondisian terhadap anak sehingga mampu

melakukan berdasarkan ide kreatifitasnya. Motivasi juga merupakan proses untuk

merubah energi yang ada pada diri pribadi seseorang dan selanjutnya ditandai
44

dengan terciptanya moral “feeling” yang didahului melalui tanggapan terhadap

tujuan tertentu.

Berdasarkan dari keterangan di atas terdapat beberapa elemen penting

dalam kategorisasi motivasi, antara lain :

1. Motivasi merupakan awal terbentuknya suatu perubahan berupa energi

yang berasal dari diri pribadi seseorang.

2. Motivasi mendatangkan tampilnya rasa/feeling, pada afeksi seseorang.

3. Motivasi merupakann rangsangan berlandaskan tujuan. Jadi, motivasi

sebenarnya dapat diartikan sebagai respons terhadap suatu aksi, yaitu

orientasi yang menjadi harapan pribadi.

Motivasi adalah usaha yang dilakukan guru untuk menciptakan motivasi

bagi siswa guna mendukung kegiatan yang mencapai tujuan pembelajaran.

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong perilaku yang

menuntut/mendorong orang untuk memuaskan kebutuhannya. Yang dijadikan

motivasi adalah keputusan individu tentang apa yang benar-benar

dibutuhkan/akan dicapai. Motivasi dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya

untuk memberikan kondisi tertentu agar seseorang mau melakukan sesuatu, dan

jika tidak menyukainya, ia berusaha menghilangkan atau menghindari perasaan

tidak suka tersebut.

Motivasi juga merupakan proses dimana siswa memperoleh pengalaman

yang memungkinkan mereka untuk belajar. Sebagai suatu proses, motivasi

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. mendorong dan memotivasi siswa untuk tetap bersemangat, dan memotivasi


45

siswa untuk tetap tertarik dan waspada.

b. Fokuskan perhatian anak Anda pada tugas-tugas tertentu yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan belajar.

c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan jangka

panjang.

Inti dari motivasi belajar, Hamalik menjelaskan, adalah dorongan

eksternal dan internal siswa yang sedang belajar untuk mengubah perilakunya,

seringkali dengan beberapa indikator atau elemen pendukung. Hal ini memegang

peranan penting dalam keberhasilan belajar seseorang. Indikator motivasi belajar

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Memiliki keinginan dan keinginan untuk berhasil.

b. Ada motivasi dan kebutuhan untuk belajar.

c. Penuh harapan dan visi untuk masa depan.

d. Di dalam belajar ada kearifan.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran.

f. Lingkungan belajar yang memungkinkan ada bagi siswa untuk belajar dengan

baik.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh para ahli yang mengkategorikan

motivasi menjadi beberapa jenis antara lain: motivasi atau kebutuhan organik,

antara lain kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seks, bertindak, dan

istirahat. motif darurat. Motivasi tersebut antara lain :

a. dorongan untuk menabung, dorongan untuk membalas, dorongan untuk

mencoba, dan dorongan untuk berburu. Ternyata, motivasi ini muncul karena
46

adanya rangsangan dari luar.

b. motivasi objektif. Dalam hal ini, melibatkan kebutuhan untuk mengeksplorasi,

memanipulasi, membangkitkan minat. Motivasi ini muncul dari keinginan

untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

c. Motivasi fisik dan mental.

Beberapa ahli membagi jenis motivasi menjadi motivasi fisik dan

motivasi spiritual, termasuk motivasi fisiologis seperti refleks dan naluri. Siswa

yang termotivasi secara intrinsik bertujuan untuk terdidik, berpengetahuan, dan

ahli dalam beberapa bidang studi. Jadi motivasi memang datang dari rasa diri

dengan tujuan mendasar, bukan hanya simbol dan ritual.

Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah bentuk

dorongan terhadap seseorang untuk berperan aktif dan berfungsi yang disebabkan

adanya tanggapan dari luar. Misalnya, seseorang yang belajar disebabkan

besoknya akan mengikuti ujian, selanjutnya berharap mendapat nilai bagus dalam

ujian, sehingga pacar atau teman-temannya dapat memujinya. Oleh karena itu,

tidak secara langsung berkaitan dengan sifat apa yang dia lakukan, dari tujuan

apa yang dia lakukan. Ini bukan untuk mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik

tidak buruk atau penting. Masih penting dalam kegiatan pembelajaran. Karena

situasi siswa cenderung dinamis dan berubah, dan mungkin ada komponen lain

dari proses pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa, maka diperlukan

motivasi ekstrinsik.

Motivasi ini terkadang muncul ketika ada sesuatu yang dirangsang atau

ditanggapi. Misalnya, jika Anda haus, Anda harus segera mencari air, karena
47

siswa yang bekerja keras memiliki reaksi di hati mereka, dan mereka ingin

menjadi yang teratas di sekolah. Begitu pula dengan motivasi dalam kegiatan

belajar. Untuk memotivasi siswa dalam belajar diperlukan suatu metode, seperti

membuat siswa tertarik dengan materi yang diberikan. Teknik diperlukan untuk

subjek untuk menarik perhatian siswa. Rekayasa dalam teknik menyampaikan

informasi dapat dilaksanakan melalui inovasi.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar

berdasarkan kebutuhan fisiologis seseorang, seperti:

1) Adanya rasa lapar, haus, perlu istirahat, dan semacamnya.

2) Kebutuhan terhadap rasa aman merupakan kenyamanan tanpa adanya

perasaan takut dan cemas.

3) Tunduk pada bentuk kasih sayang atau bentuk penerimaan seseorang

dalam kelompok masyarakat tertentu seperti pada lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah.

4) Kebutuhan mengaktualisasikan diri, yaitu pemeliharaan bakat dengan

dorong berjuang dan mencapai hasil di bidang-bidang tertentu, seperti

pengetahuan, masyarakat, dan pembentukan pribadi.

Berlandaskan pada teori ini, peneliti beranggapan bahwa motivasi belajar

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan tujuan atau keinginan

belajar berikut :

1) kemampuan pembelajar.

2) kondisi pembelajar.

3) kondisi lingkungan belajar.


48

4) Unsur dinamis pembelajaran/pembelajaran.

5) Pengetahuan diperlukan.

Sukmadinata menegaskan, berdasarkan pada teori motivasi di atas, maka

peneliti berargumen bahwa hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar diikuti

oleh beberapa faktor di antaranya adalah :

a) Keinginan/keinginan pelajar.

b) Kemampuan dan kualitas.

c) Pengetahuan diperlukan.

d) Sesuai dengan kemampuan siswa, pilihlah berbagai metode tampilan

untuk memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan

berpartisipasi.

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berhasil.

f) Memberikan kemudahan dan bantuan dalam belajar.

g) Memberi pujian, hadiah atau penghargaan.

h) Gunakan media yang menarik.

i) Hormati individualitas anak Anda.

j) Menjaga persaingan yang sehat, persaingan dalam bentuk ini dapat

membangkitkan motivasi belajar.

k) Guru mendorong pengembangan kreativitas.

l) Memberikan umpan balik kepada siswa tentang kemajuan pribadi mereka.

m) Peserta didik harus percaya pada kemampuannya sendiri.

n) Melibatkan semua unsur kelas dalam menentukan keputusan.

o) membentuk tanggung jawab pada pribadi peserta didik terhadap


49

pembelajaran mereka.

Oleh karena itu, untuk merangsang motivasi belajar siswa, guru harus

mampu memberikan rangsangan atau tanggapan dari luar siswa itu sendiri,

sehingga timbul keinginan untuk melakukan sesuatu atau belajar dengan giat. Hal

ini dapat terlaksana dengan adanya pemanfaatan media audiovisual dalam

tahapan pembelajaran. Oleh sebab itu, motivasi belajar juga memiliki banyak

fungsi begitu halnya dalam dunia pendidikan.

Beberapa perspektif tentang fungsi dan tujuan motivasi belajar dapat

dijabarkan pada keterangan berikut :

a. Mendorong dan merangsang minat dan semangat belajar siswa.

b. Memusatkan perhatian siswa pada tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan

prestasi akademik.

c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan jangka

panjang. Selain itu dijelaskan bahwa peran motivasi belajar adalah untuk

mendorong orang melakukan tindakan, menentukan arah tindakan, yaitu

menuju tujuan yang ingin dicapai, dan memilih tindakan.

Motivasi belajar merupakan faktor psikologis non intelektual. Sifatnya

sangat khas, yaitu semangat atau semangat belajar. Siswa dengan motivasi belajar

yang kuat akan memiliki motivasi belajar yang besar. Temuan psikolog

menunjukkan korelasi yang signifikan antara motivasi dan pembelajaran.

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang mungkin merupakan hasil
50

dari latihan intensif (termotivasi) berdasarkan beberapa tujuan. Korelasi ini

memperkuat urgensi motivasi belajar. Inti dari motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal dari siswa yang sedang belajar untuk mengubah

perilakunya. Motivasi belajar adalah semangat proses yang memberikan

semangat belajar, arah, dan perilaku. Ini berarti bahwa perilaku yang termotivasi

bersifat dinamis, terarah, dan tahan lama.

Berdasarkan keterangan di atas, berikut kategorisasi indikator motivasi

belajar :

1. Munculnya hasrat untuk mencapai keberhasilan.

2. Terdorong pada kebutuhan untuk belajar.

3. Terciptanya cita-cita untuk masa depan.

4. Terciptanya reward dalam belajar.

5. Berdasarkan kegiatan dalam belajar.

6. Terciptanya suasana lingkungan belajar kondusif dan menciptakan

kemungkinan peserta didik untuk dapat belajar dengan baik.

Perspektif agama terhadap belajar, Khsusnya agama Islam yang

menjelaskan secara rinci dan operasional mengenai proses belajar, proses kerja

sistem memori (akal), dan proses dikuasainya pengetahuan dan ketrampilan oleh

manusia. Namun Islam, dalam hal penekanannya terhadap signifikan fungsi

Kognitif (aspek Aqliah) dan fungsi sensori (indera) sebagai alat-alat penting

untuk belajar, sangat jelas. Kata-kata kunci, seperti ya’qilun, Yatafakkarun ,

Yubsiruun, Yasma’un, dan sebagainya yang terdapat dalam Al Qur’an merupakan

bukti pentingnya penggunaan fungsi ranah cipta dan karsa manusia.


51

Arti penting memori dan pengetahuan Islam Yusuf Al Qardhawi

menyatakan, adalah aqidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan

berdasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dalam firman

Allah yakni :

‫ت َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم ُمتَقَلَّبَ ُك ْم‬ ْ ‫فَ```ا ْعلَ ْم اَنَّهٗ ٓاَل اِ ٰل``` هَ اِاَّل هّٰللا ُ َو‬
َ ِ‫اس```تَ ْغفِرْ لِ``` َذ ۢ ْنب‬
ِ ۚ ‫ك َولِ ْل ُم``` ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم``` ْؤ ِم ٰن‬
ࣖ ‫َو َم ْث ٰوى ُك ْم‬

Terjemahanya : “Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan (yang


patut disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas
dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat
istirahatmu”.

Selanjutnya, penyusunan kutipan Firman Allah baik secara eksplisit

maupu implisit mewajibkan orang untuk belajar agar memperoleh ilmu

pengetahuan.

Allah berfirman dalam Surat QS. az-Zumar (39): 9

‫ت ٰان َۤا َء الَّ ْي ِل َسا ِجدًا َّوقَ ۤا ِٕى ًما يَّحْ َذ ُر ااْل ٰ ِخ َرةَ َويَرْ جُوْ ا َرحْ َمةَ َرب ٖ ِّۗه قُلْ هَلْ يَ ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل‬
ٌ ِ‫اَ َّم ْن هُ َو قَان‬
ࣖ‫ب‬ ْ ‫اْل‬ ُ ُ َّ
ِ ‫يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتذك ُر اولوا ا لبَا‬
َ َ َ

Terjemahanya : “(Apakah orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang


yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud,
berdiri, takut pada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-
orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang
tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya
ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima
pelajaran.

Perintah belajar di atas yang terkandung dalam ayat-ayat Alqur’an

tersebut tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif (tahapan- tahapan

yang bersifat Aqliah). Dalam Hal ini. Sistem memori yang terdiri atas memori

sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang berperan sangat aktif
52

dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan

dan ketrampilan.

Berlandaskan pada kegunaan dan fungsi otak, selanjutnya penggunaan

media ditujukan untuk mengantarkan respon dari luar sehingga otak dapat

menerimanya dan bekerja sesuai berdasarkan fungsi dasarnya. Selain itu,

pengaruh media juga dapat dikategorisasikan kedalam beberapa hal berikut :

1. Kenyataan untuk mendukung konsep-konsep yang abstrak.

2. Kehadiran untuk mewakilkan objek-objek yang dianggap berbahaya atau

sulit.

3. Menunjukkan pada satu hal yang dianggap biasa saja.

4. Menunjukkan adanya ketepatan suatu gerakan.

5. Mendorong terhadap kualitas dari suatu proses pembelajaran.

6. Mendorong motivasi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

7. Meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutano meneliti apakah penggunaan media

berdampak pada motivasi belajar siswa, dan menyimpulkan bahwa siswa kurang

bosan dengan materi pembelajaran yang menggunakan media audiovisual dan

memunculkan motivasi untuk menerima materi pelajaran. Oleh karena itu, jelas

bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Pada penelitian dengan mata pelajaran yang berbeda yaitu meneliti hasil

amalan shalat dengan menggunakan media dapat ditingkatkan. Pasalnya,

informasi pembelajaran dengan simbol atau gambar yang dapat bergerak dan
53

terdengar lebih spesifik akan lebih mudah diakses oleh siswa daripada informasi

verbal. Selain itu, hasil penelitian lain meneliti apakah penggunaan media

pembelajaran dalam penelitian berdampak pada motivasi belajar (Pendidikan dan

Sastra Arab).

Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang

signifikan dan secara tidak langsung temuan ini juga dijadikan sebagai dorongan

untuk membentuk alasan peneliti sehingga dapat melaksanakan penelitian secara

ilmiah terkait kegunaan media aduio-visual pada pembelajaran PAI dan

dihubungkan dengan meningkatnya motivasi belajar.

F. Motivasi dan Hasil Belajar

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Abad ke-21 era

globalisasi sejalan dengan timbulnya inovasi teknologi pendidikan yang semakin

kompetitif. Inovasi yang dituangkan melalui kreatifitas menuntut tingkat

profesionalitas seorang guru dan secara tidak langsung semua proses di atas

meningkatkan mutu pendidikan. Regulasi oleh pemerrintah terhadap institusi

pendidikan diarahkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan diantaranya;

memperbaiki kurikulum pendidikan, membentuk Sumber Daya Manusia SDM

yang kompetitif, meningkatkan sarana dan pasaranan dan meningkatkan semua

bentuk yang berhubungan langsung dengan dunia pendidikan. Program

pemerintah tersebut tidak dapat terlaksana dan terselenggara dengan baik jika

tanpa dukungan guru, orang tuas siswa dan keikutsertaan masyarakat.

Kegiatan belajar mengajar disuatu institusi pendidikan berhubungan erat

terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian, proses


54

pembelajaran disebut sebagai suatu kegaitan paling substansial dan fundamental.

Hal ini pun memberikan suatu pemahaman bahwa kesuksesan suatu lembaga

pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya proses pendidikan dan pengajaran.

Berdasarkan penuturan Wasty bahwa seseorang dapat mencapai target dan

capaian kemajuan dalam pembelajaran bersamaan dengan pengetahuan berupa

hasil-hasil capaian peserta didik dalam meningkatkan hasil prestasi akademiknya.

Untuk meningkatkan optimalnya pendidikan dan pengajaran sertra pencapaian

prestasi akademik yang baik, peserta didik diarahkan untuk terbentuk motivasi

pribadinya sehingga dapat mencapai dan meraih hasil belajar yang baik. Keller

dan H Nashar berpendapat bahwa pencapaian seseorang dalam belajarnya dapat

terbentuk melalui kondisi psikis pribadi berupa motivasi dan keinginan untuk

keberhasilan. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran sebuah dorongan berupa

motivasi dirancang dan dikelola sehingga secara substansial dapat mempengaruhi

usaha seseorang pembelajar. Perubahan yang muncul pada pribadi seseorang

tergantung pada disposisi dan kondisi manusia terhadap kemampuan dan

penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan melalui kesungguhan pada

waktu tertentu berdasarkan durasi waktu yag relatif lama.

Siswa dan guru secara bersamaan mengharapkan capaian prestasi belajar

yang baik secara optimal. Akan tetapi, capaian tersebut selalu diikuti proses dan

pelaksanaan pembelajaran yang belum optimal. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah motivasi belajar. Dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, berbagai upaya telah dilakukan, yaitu

dengan meningkatkan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa, jika siswa itu
55

sendiri mempunyai kemauan untuk belajar dan keinginan atau motivasi untuk

belajar, maka siswa tersebut akan berhasil, karena dengan meningkatnya motivasi

belajar siswa akan tergerak untuk mencapai tujuan siswa. sikap dan perilakunya

dalam belajar. Motivasi belajar mengandung keinginan atau harapan peserta

didik, mengharapkan siswa memperoleh motivasi belajar, sehingga mengerti apa

tujuan belajar itu. Selain itu, kondisi siswa yang belajar dengan baik dapat

menyebabkan siswa tersebut bersemangat dan mampu menyelesaikan tugas

dengan baik, dibandingkan dengan siswa yang sakit, yang tidak antusias.

Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar,

namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Berdasarkan pengalaman

seorang guru akan mengetahui dengan sendirinya terhadap waktu-waktu yang

tepat untuk memberikan motivasi ketika proses pembelajaran berlangsung,

dengan demikian dapat membawa pelaksanaan pembelajaran lebih

menyenangkan, terbentuknya kondisi komunikasi interaktif, memberikan

ketenangan pada peserta didik, mendukung kreatifitas dan proses belajar. Dengan

kata lain bahwa suatu pembelajaran dengan adanya motivasi yang baik, maka

menjadikan pembelajaran menyenangkan, terutam pada pendidik.

Penggunaan terhadap beberapa materi pelajaran dengan adanya minat dan

perasaan senang pada dasarnya diikuti oleh penyelesaian tugas belajar bersamaan

adanya motivasi seseorang terhadap materi yang telah dipelajarinya. Seorang

pendidik yang profesional seharusnya dapat menumbuhkan motivasi pribadi

peserta didik, karena tanpa diikuti oleh motivais yang bagi, hasil capaian belajar

seseorang akan terlihat minimum. Untuk mendapatkan capaian prestasi yang


56

optimal, seorang guru seharusnya dapat memandang bahwa siswa-siswa yang

berada dihadapanya dapat menerima pelajaran dengan mudah.

Berdasarkan keterangan Biggs & Tefler bahwa motivasi seseorang untuk

belajar dapat menurun. Sementara turunnya motivasi seseorang dapat berdampak

pada kegiatan tertentu, dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi penurunan

terhadap mutu hasil belajar. Oleh sebabitu perlu adanya penguatan yang

berkesinambungan terhadap motivasi belajar peserta didik. Sehingga siswa dapat

diarahkan untuk tekun dalam belajar dan dapat meraih hasil yang optimal.

Berdasarkan keterangan di atas dapat dipahami bahwa peran motivasi belajar

sangat signifikan untuk dimiliki peserta didik dalam peningkatan hasil belajar

pada bidang studi tertentu.

Keterangan Biggs & Tefler di atas juga memberikan pemahaman bahwa

siswa akan dengan mudah untuk menguasai pelajaran berdasarkan durasi waktu

tertentu. Sikap respek akan timbul pada pribadi peserta didik terhadap

kemanfaatan pelajaran dalam aktivitas kesehariannya dan begitupun dilingkungan

masyarakat. Siswa dengan adanya motivasi dalam pribadinya akan selaras dengan

perolehan hasil belajar yang baik, dalam artian semakin tinggi motivasi seseorang

akan berdampak pada intensitas upaya yang dilaksanakan, dengan demikian

siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

Pada dasarnya motivasi yang kuat dalam diri siswa dapat dilihat dari

adanya upaya dan usaha seseorang untuk mencapai keberhasilannya dalam

belajar. Upaya dan usaha tersebut tidak terlepas dari capaian keberhasilan yang

memuaskan. Selain itu juga, motivasi dapat mendukung upaya untuk menjaga
57

proses pembelajaran siswa. Hal inilah yang membentuk kegigihan siswa dalam

belajar.

Sesuai dengan pernyataan Atkinston dan Feather dalam papernya bahwa

seseorang dengan kesadaran yang mampu mengetahui adanya motivasi yang kuat

dalam dirinya terhadap sedikitnya kegagalan, selanjutnya dia akan mampu untuk

merinci berbagai macam kesulitan yang dihadapinya. Pernyataan di atas juga

seseuai dengan keterangan Weiner dan Wasty Soemato bahwa seseorang dengan

motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan tertentu akan diikuti oleh usaha

dan upaya yang lebih keras jika dibandingkan terhadap seseorang yang

termotivasi untuk jauh dari kegagalan. Pada dasarnya seseorang yang terrmotivasi

terhadap capaian keberhasilan tertentu seharusnya bertanggung jawab atas

pekerjaan yang beresiko dan sebaliknya terhadap seseorang yang ada pada

pribadinya motivasi untuk tidak gagal seharusnya diberikan kegiatan yang

sekiranya dengan pekerjaan tersebut akan mendapatkan hasil yang baik.

Seseorang dengan adanya motivasi yang muncul pada pribadinya ketika

belajar, akan membrikan dampak substansial terhadap capaian hasil belajarnya.

Begitu banyaknya siswa yang memiliki kemampuan dan bakat tertentu, tetapi

hanya memiliki ketidaksesuaian motif pada bakat pribadinya. Jika seseorang

memiliki motif selaras dengan bakat tertentu, maka siswa tersebut akan terlepas

dan dapat mencapai hasil baik pada saat belajar.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

Berikut pernyataan Gagne menyangkut unsur-unsur yang saling


58

berhubungan dan berorientasi terhadap perubahan perilaku yaitu :

1. Pembelajar adalah peserta didik, seseorang yang belajar, kelompok belajar,

dan peserta pada pelatihan kursusan. Seorang pembelajar berupaya

menghidupkan alat indranya untuk menangkap rangsangan otak yang

selanjutnya digunakan sebagai hasil transformasi penginderaan ke dalam

memori yang bersifat kompleks, syaraf atau otot yang digunakan untuk

membangkitkan kinerja dengan menunjukkan apa yang telah dipelajarinya.

2. Rangsangan dan Stimulus. Adanya peristiwa yang merangsang alat indra

pembelajar disebut kondisi stimulan. Suara, sinar, warna, panas, dingin,

tanaman, gedung, dan orang merupakan bagian dari contoh stimulus. Agar

seorang pembelajar dapat belajar secara optimal, maka harus menghidupkan

kefokusan pada stimulus tertentu yang menjadi minat.

3. Memori seorang pembelajar seharusnya berisi berbagai macam bakat dan

kemampuan berupa pengetahuan sience, keterampilan, dan sikap yang

terbentuk dari aktivitas belajar sebelumnya.

4. Bentuk respon ialah tindakan yang dihasilkan melalui aktualisasi memori.

Seorang pembelajar yang mengamati stimulus yang ada didalam dirinya dan

selanjutnya memberikan respon terhadap informasi tersebut.

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau

tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri

seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
59

mencapai tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar). Tetapi menurut

Clayton Alderfer dalam H. Nashar menjelaskan bahwa Motivasi belajar adalah

kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh

hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan

kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,

berprestasi dan kreatif. Kemudian menurut Clayton Alderfer dalam H. Nashar,

motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan

seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga

perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi. Jadi motivasi belajar

adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang

dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara

belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-

kagiatannya.

G. Pengaruh media audio visual, sumber belajar digital terhadap motivasi

belajar

Aktivitas belajar bisa ditatap selaku sesuatu proses interaksi antara

seseorang orang dengan sumber belajar. Sumber belajar banyak ragamnya; orang

ataupun nara sumber, bahan teks semacam novel, koran, majalah, internet, dan

sebagainya. Terdapat pula sumber belajar yang berbentuk perlengkapan serta

ataupun benda- benda di dekat kita semacam meja, sofa, cangkul, pompa air, dan

lain-lain. Di samping benda- benda nyata, disaat ini sumber belajar banyak yang

berbentuk media pendidikan semacam video, audio, foto, gambar, animasi,


60

multimedia, serta hypermedia. Jadi, sumber belajar merupakan seluruh suatu

yang membolehkan ataupun bisa menimbulkan terbentuknya aktivitas belajar

ataupun pendidikan. Dalam novel Media Pembelajaran edisi perbaikan 2020,

disebutkan kalau sumber belajar bisa dikelompokkan pada 3 jenis, ialah

orang( guru, dosen, widyaswara, pamong, tutor, fasilitator, dan sebagainya),

media( cetak serta non cetak, tercantum elektronik serta internet), serta area. Area

selaku sumber belajar dapat berbentuk suatu yang memang dirancang selaku

bahan belajar.

Seperti yang didefinisikan oleh Wina Sanjaya, proses belajar mengajar

pada hakikatnya adalah proses komunikasi dimana guru berperan sebagai

penyampai pesan dan siswa berperan sebagai penerima pesan. Pesan yang

dikirimkan guru berupa isi atau tema yang dituangkan dalam simbol komunikasi

verbal (lisan dan tulisan) dan nonverbal dan diinterpretasikan oleh siswa sehingga

mereka dapat menerima pembelajaran.

Namun, pesan yang dikirim oleh pengirim pesan tidak selalu mudah

diterima oleh penerima pesan karena proses komunikasi bisa gagal. Bahkan,

pesan yang Anda terima mungkin tidak sesuai dengan yang Anda maksudkan.

Oleh karena itu, proses komunikasi membutuhkan saluran yang membantu

memperlancar penyampaian pesan. Saluran ini disebut media.

Sebagaimana dikemukakan oleh Arief S. Sadiman, fungsi utama media

adalah sebagai alat bagi guru untuk menyampaikan pesan dan menyampaikan

materi pembelajaran dengan baik kepada siswa. Ciri ini sesuai dengan asal kata

media Latin, yaitu Medius, yang secara harfiah berarti "perantara", "perantara",
61

atau "mulai". Media belajar diakui sebagai salah satu faktor keberhasilan belajar.

dengan media, peserta didik dapat termotivasi, terlibat aktif secara fisik maupun

psikis, memaksimalkan seluruh indera peserta didik dalam belajar, dan

menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

Kata "media" berasal dari bahasa Latin. Bentuk jamak dari kata “media”

berarti sesuatu yang berada di tengah (antara dua pihak atau kutub), atau suatu

alat. Saya tidak setuju dengan pendapat Briggs bahwa media pada dasarnya

adalah perangkat fisik yang membawa atau meningkatkan konten pembelajaran.

Ini termasuk buku, kaset video, slide audio, suara guru, atau komponen sistem

komunikasi. Ini mencakup semua perangkat fisik untuk komunikasi seperti buku,

slide, buku teks, tape recorder dan banyak lagi. Interaktif mengacu pada

komunikasi dua arah atau komponen komunikasi yang lebih tinggi.

Dalam ruang lingkup penelitian ini, media yang dikembangkan dapat

diklasifikasikan sebagai media interaktif karena memerlukan interaksi pengguna

untuk menjalankannya. Dalam media, terjadi komunikasi interaktif dua arah

antara media dan pengguna. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa

untuk media pembelajaran interaktif diperlukan media untuk

mengkomunikasikan pesan antara pendidik dan peserta didik. Media elektronik

sebagai bagian dari metode pendidikan. Media pendidikan interaktif adalah media

pembelajaran yang dapat mengelola pesan dan reaksi siswa, atau media yang

memungkinkan media seperti komputer dapat berinteraksi dengan siswa.

Sedangkan media pembelajaran non-interaktif adalah media pembelajaran yang

tidak dapat mengelola pesan atau merespon siswa, seperti proyektor LCD dan
62

media grafis.

Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya, salah satu

kelebihannya adalah perlunya menggunakan media pembelajaran yang interaktif.

Hal ini memungkinkan guru menyampaikan pesan dengan baik kepada siswa

berupa materi pembelajaran agar tidak terjadi kesalahan komunikasi. Pentingnya

media pembelajaran di atas dapat dimaksimalkan tidak hanya untuk menjelaskan

yang sensual, tetapi juga untuk menjelaskan yang metafisik. Contohnya adalah

dialektika unik yang terdapat dalam surat sapi. 260, dimana Nabi Ibrahim

meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan proses menghidupkan kembali

makhluk yang telah mati, dimana Tuhan menggunakan medium berupa burung

dan gunung.

Namun, selain keunggulan tersebut, media tersebut memiliki keunggulan

lain, seperti: B. Sarana yang dapat berbagi pengalaman visual dengan siswa untuk

memotivasi mereka belajar dan membuat lingkungan dan konsep-konsep abstrak

menjadi lebih sederhana, lebih konkrit dan lebih mudah dipahami. Media juga

membantu untuk menarik perhatian dan perhatian siswa serta menciptakan

lingkungan belajar yang menarik. Permainan adalah suatu kegiatan yang

memiliki aturan-aturan dalam lingkungannya. Permainan ini sangat digemari oleh

semua kalangan baik kelompok umur maupun kelompok anak-anak. Ada

berbagai media pemutaran yang digunakan dalam penguasaan, mengingat modul

untuk meningkatkan hasil belajar. Misalnya, permainan ular tangga, domino,

kartu remi, uno, dll. Gim ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga

memberikan bonus pengetahuan, keterampilan, dan keahlian kepada pemain.


63

Media games dapat digunakan untuk melatih kemampuan komunikasi siswa.

Maslaha & amp; Setiawati sedang menyelidiki penggunaan media game. Media

permainan kartu merupakan media pembelajaran dan konseling bergaya

permainan yang dapat digunakan oleh konselor dan siswa. Beberapa dekade yang

lalu, ketika barang-barang elektronik tidak elegan karena tidak semua orang

memilikinya, tidak membuat anak-anak merasa kesepian, belum lagi elektrifikasi

di semua bidang. Suasana kekanak-kanakan masih kental tidak hanya dalam

permainan tradisional, tetapi juga dalam lagu-lagu tradisional. Ada banyak

permainan tradisional di setiap daerah. Tidak diketahui asal usulnya merupakan

salah satu ciri permainan tradisional. Cara mempopulerkannya adalah dari mulut

ke mulut. Di zaman modern ini, permainan tradisional hampir menghilang karena

permainan tradisional telah digantikan oleh permainan modern. Dari segi

kegunaannya, permainan tradisional dapat dijadikan sebagai media pendidikan

bagi sekolah. Permainan juga sangat cocok sebagai media sekolah, karena

cenderung mengarahkan siswa yang energik ke arah yang positif.

Dari sini dapat dilihat bahwa fungsi sumber belajar digital di atas dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sehingga dapata memunculkan

kompetensi siswa serta memberi pendekatan yang memudahkan siswa sesuai

dengan perkembangan teknologinya.

H. Pembelajaran PAI

Pendidikan bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas,

sebagai akibatnya bisa bersaing menggunakan energi kerja lain sinkron

kompetensi yg dimilikinya dalam menghadapi persaingan global. buat itu perlu


64

dibangun iklim pembelajaran berkualitas yg memberi kesempatan pada

pembelajar terlibat secara aktif dalam menciptakan konsep serta teori yang

dipelajarinya. pada pembelajaran, dosen harus meninggalkan paradigma

pembelajaran yg cenderung mekanik dan menoton, mengubah menggunakan

kerangka berpikir pembelajaran konstruktivistik. Pembelajaran tak lagi berpusat

pada dosen melainkan pada mahasiswa. Dosen membangun iklim yang bisa

membelajarkan mahasiswa, memberi kesempatan menggali, menemukan dan

mengkontruk konsep dan materi yg dipelajari secara berdikari.

Penyelenggaraan pendidikan tentunya tidak praktis untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional. Perjuangan pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan

kesalahannya adalah siswa kurang termotivasi untuk belajar. Menurut Winingsih,

salah satu dari perjuangan pendidikan Indonesia adalah sarana dan prasarana yang

tidak mendukung proses pendidikan dan pembelajaran dalam arti sarana dan

prasarana sekolah-sekolah di Indonesia belum memadai. Dalam keterangan

sebelumnya, setiap satuan wajib belajar akan menyediakan sarana dan prasarana

untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan

pembelajaran di kelas, antara lain: B.media pembelajaran. Akan tetapi, karena

tidak semua sekolah dapat menyediakan media pembelajaran untuk menunjang

kegiatan pendidikan dan pembelajaran, maka harga media pembelajaran menjadi

sangat mahal bagi sekolah tertentu sehingga kegiatan pendidikan dan

pembelajaran seperti media pembelajaran, tidak praktis untuk menyediakan

kebutuhan tersebut. Permasalahan di atas tentunya menuntut guru untuk kreatif

dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga proses kegiatan belajar


65

mengajar tetap berjalan dengan lancar.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen, “guru

harus memiliki kemampuan pendidikan”, guru mempelajari keterampilan

manajemen pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran yang inovatif

sesuai kebutuhan. Anda perlu menguasai proses pembelajaran dalam arti dapat

menciptakannya. Proses kegiatan belajar di kelas. Kreativitas guru dibutuhkan

ketika kebutuhan sarana dan prasarana sekolah minim. Salah satu kreativitas guru

adalah menyediakan media pembelajaran, dan guru harus mampu merancang

media pembelajaran yang inovatif untuk mendukung proses pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam (PAI) artinya salah satu ilmu pengetahuan yg

paling bermanfaat pada kehidupan. oleh karena itu PAI menjadi mata pelajaran

yang harus disetiap jenjang pendidikan. Proses peralihan berasal KTSP ke

Kurikulum 2013 mengakibatkan beberapa dampak. Perubahan pola model

pembelajaran yg sebelumnya berpusat di guru, sekarang diarahkan ke model

pembelajaran yg terpusat pada peserta didik. seseorang pengajar wajib

menyiapkan taktik pembelajaran bersama sarananya yang sinkron dengan asas

Kurikulum 2013. Diantaranya yang masih menggunakan pola pembelajaran yang

lama yaitu pola-pola yang berkaitan dengan KTSP. Disetiap materi terdapat

kesulitan-kesulitan tersendiri pada mengkaji atau memahaminya. seringkali guru

menggunakan taktik belajar dengan memberikan tes pribadi/pertanyaan pribadi

kepada peserta didik. Hal ini dilakukan agar siswa akan lebih mudah mengingat

materi yg diberikan oleh pengajar. Adapula pengajar yg memberikan catatan pada

peserta didik buat dihafalkan dirumah supaya siswa lebih tahu dan cepat
66

mengingat materi yang diberikan oleh guru sebagai akibatnya dapat menaikkan

yang akan terjadi belajar peserta didik. seni manajemen guru memberikan materi

dengan cara tes atau mencatat dapat diubah sebagai lebih menarik, tidak

membosankan dan menghasilkan siswa lebih aktif yaitu dengan memakai suatu

media permainan dalam proses belajar.

I. Kerangka Pikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

penting. Dalam proses mengajar tentunya dibutuhkan suatu alat untuk

menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih mudah diterima oleh siswa. Alat

bantu pembelajaran inilah yang disebut sebagai media pembelajaran. Media

pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Media Audio

Visual dan Sumber belajar digital Motivasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam pada Siswa SMK Geologi Pertambangan Tenggarong. Untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media audio visual dan

sumber belajar digital motivasi hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas,

maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
67

Gambar 1. Kerangka Berpikir

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara

dari masalah suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun pada jenis penelitian

inferensial, yakni jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan

untuk menguji. Pengujian suatu hipotesis selalu melalui teknik analisis statistik

inferensial. Sedangkan penelitian deskriptif tidak memerlukan secara eksplisit

rumusan hipotesis.

Hipotesis atau juga disebut sebagai dugaan sementara merupakan jawaban

sementara berdasarkan dari penyusunan data-data empiris yang masih harus

dibuktikan kebenarannya. Dalam hubungan sebab-akibat, hipotesis menyataan

pendugaan pengaruh variabel independent dapat memberikan pengaruh terhadap

variabel dependent dengan beberapa parameter pengujian untuk melihat apakah

pengaruh suatu variabel independen dapat secara berarti (signifikan) mampu

meningkatkan/mereduksi variabel dependen oleh sebagian besar anggota populasi.

Dalam penyusunan kerangka hipotesis dalam penelitian ini terdapat 3

hipotesis penelitian yang terdiri dari :

X1
Audio
Visual Y
MotivasiB
elajar
68

X2
Sumber
belajar
digital

Gambar 2. Hipotesis Penelitian


1. Terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Audio Visual

dengan motovasi belajar.

2. Terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara sumber belajar

digital terhadap motivasi belajar.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Audio Visual,

sumber belajar digital terhadap motivasi belajar PAI.

Anda mungkin juga menyukai