Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LANDASAN BAHAN BELAJAR


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Media Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Heti

Disusun oleh : Kelompok 2

Zalfa Alfiyah Nur Alipah (212165504)

Brilian Akbar Sampurna (212165505)

Ira Sapriani Adawiyah Rahayu (22265143)

Alifiya Azzahra (212165510)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Landasan Bahan Ajar” dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media pembelajaran.

Makalah ini telah disusun oleh kami dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga kami dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih sebanyak – banyaknya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
bagi dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya karena kurangnya kemampuan dan
literature penulis. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang ada
dimakalah ini.

Penulis berharap semoga makalah tentang Landasan Bahan belajar ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tasikmalaya, 19 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam pendidikan mempunyai beberapa komponen penting yang harus dipenuhi,
salah satunya adalah pendidik, pendidik adalah seorang perencana pembelajaran yang
dituntut untuk mampu merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis
media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien. Pendidik ini harus memiliki kemampuan dan fungsinya sebagai pendidik secara
maksimal. Seorang pendidik harus memiliki pedoman pengajar yang berisikan tentang
rencana guru dalam upaya meningkatkan atau memperbaiki, pelaksanaan dan evaluasi
pada proses pembelajaran.

Kerucut pengalaman Edgar Dale mengenai konsep gaya belajar bukan hal yang
asing bagi seorang pendidik, terutama dengan media pembelajaran. Menurut Prashnig
gaya belajar adalah komponen penting yang menuntun seseorang untuk mencapai
keberhasilan dalam proses belajarnya. Pengetahuan gaya belajar menjadi alat bantu
seorang pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat menyesuaikan sebaik
mungkin tiap kebutuhan individual setiap peserta didik.

Bahan ajar merupakan sebuah alat pembelajaran yang berisi tentang materi
pembelajaran, metode, batasan dan cara mengevaluasi secara sistematis. Segala bentuk
bahan ajar itu digunakan oleh seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan
mengajar dilingkungan belajar. Menurut Muhaimin bahan ajar adalah segala sesuatu
bentuk bahan yang akan digunakan oleh seorang pendidik untuk membantu dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ini sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang terkait dengan bahan ajar ?
2. Apa yang dimaksud dengan penggunaan media menurut kerucut Edgar Dale ?
3. Apa saja perangkat bahan ajar ?
4. Bagaimana cara kerja perangkat bahan ajar?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui apa saja yang terkait dengan bahan ajar.
2. Mengetahui penggunaan media menurut kerucut Edgar Dale.
3. Mengetahui perangkat media sebagai bahan ajar.
4. Mengetahui cara kerja bahan ajar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai landasan bahan ajar, jenis sumber dan bahan ajar, perangkat media sebagai
bahan ajar, pembuatan media pembelajaran dan penggunaan media menurut kerucut
Edgar Dale. Manfaat lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penggunaan media belajar berbasis komik ini digunakan pada proses pembelajaran,
apakah peserta didik dapat mencapai tujuan dari proses pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Media yang digunakan
A. Klasifikasi Media Visual
Media visual sendiri mmiliki pengertian yaitu media yang hanya melibatkan
indera penglihatan. termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media
cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media
visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media
visual non-verbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan non-verbal yakni
berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis , seperti gambar (sketsa, lukisan
dan foto), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga
dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti
miniatur, mock up, specimen, dan diorama. .Media visual memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman
dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

B. Media komik

C. Langkah-langkah Pembuatan Media Pembalajaran Komik


1. Kunjungi Website Pixton.com
D. Cara Penggunaan Media Komik
Dalam studi, aisah (2017) menyebutkan bahwa ada 2 cara yang dapat digunakan
untuk pengimplementasian komik sebagai media pembelajaran yaitu, pertama
menyampaikan Informasi langsung melalui komik dan yang kedua dengan
pendekatan saintifik yang mendorong siswa untuk membuat komik sendiri sebagai
proses pembelajaran. Kedua cara tersebut memiliki keunikan masing-masing. Komik
buatan guru lebih fokus dan konsisten dengan keberhasilan pembelajaran yang
dimaksud, sedangkan kartun buatan siswa membantu siswa mengembangkan
kreativitas dan mengembangkan pemikirannya.

Penggunaan komik dalam pembelajaran Sebaiknya dikombinasikan dengan


metode pengajaran untuk menjadikan komik sebagai media yang efektif. Menurut
Daryanto (2013) komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar yang
lucu.

Menurut Sudjana dan Rivai (2010) Komik adalah kartun yang mengungkapkan
suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang
erat, dihubungkan dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan kepada
pembaca. Dan menurut Sudjana dan Rivai (2010) Dalam menggunakan media komik
secara efektif saat belajar mengajar, guru harus menggunakan potensi motivasi dari
komik dalam kombinasi dengan metode pengajaran untuk menjadikan komik sebagai
media pengajaran yang efektif

E. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media komik


F. Kelebihan dan kekurangan media komik
Kelebihan media komik dalam kegiatan belajar menurut Trimo (1997:22),
dinyatakan :
a. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya.
b. Mempermudah anak didik dalam pembendaharaan kata-kata pembacanya.
c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain.
d. Seluruh jalan cerita komik menuju pada satu hal yakni kebaikan atau studi yang
lain.

Kekurangan media pembelajaran dalam bentuk komik

a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga


menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar.
b. Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata kotor atau
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku.
2.2 Landasan Bahan Belajar
A. Jenis Sumber Bahan Belajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh.
Sedangkan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Menurut Daryanto sumber belajar dilihat dari segi tipe atau asal usulnya
dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) adalah sumber


belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan instruksional. Oleh karena
itu dasar rancanganya adalah isi, tujuan kurikulum, dan ciri-ciri siswa tertentu.
Sumber belajar jenis ini sering disebut sebagai bahan instruksional
( instructional materials). Contohnya : bahan pengajaran modul, transaransi
untuk sajian tertentu, slide untuk sajian tertentu, guru bidang studi, film dengan
topik ajaran tertentu, video topik khusus, dll.
2. Sumber belajar yang mudah tersedia (learning resources by utilization) adalah
sumber belajar yang telah ada untuk mksud non-instruksional, tetapi dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kualitasnya setingkat dengan jenis
learning resources by design. Contohnya : safari gaden, kebun raya, taman
nasional, museum bahari, museum wayang, dll.

Menurut Assosiation for Educational Communication and Technology


(AECT) dalam Daryanto, sumber belajar dibedakan menjadi 6(enam) jenis, yaitu
(1) pesan, (2) orang, (3) bahan, (4) alat, (5) teknik, (6) lingkungan13. Adapun
penjelasanya masing-masing sebagai berikut.

1. Pesan (massage) : Pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain


dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data. Semua bidang studi atau mata pelajaran
(untuk pendidikan anak usia dini adalah semua kegiatan yang dapat
mengembangkan semua aspek dan kecerdasan anak). Contohnya bahan ajar;
cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2. Orang (people) : yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji
pesan. Contohnya dosen, guru, instruktur, tutor, siswa, ahli, nara sumber, tokoh
masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya.
3. Bahan (Materials) : yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk
disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras, ataupun oleh dirinya
sendiri. Berbagai program media termasuk kategori materials, seperti buku,
modul, majalah, slide, film, audio, video, gambar, dan lain sebagainya.
4. Alat (device ) : yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan yang
digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya
proyektor, kamera, papan tulis, lain sebagainya;
5. Teknik (Technique): yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk
penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan.
Misalnya disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, tanya
jawab, percakapan biasa, talk shaw dan sejenisnya.
6. Lingkungan : yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan. Baik
lingkungan fisik ataupun non fisik. Seperti ruang kelas, studio, perpustakaan,
aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

Jenis bahan ajar di bagi menjadi 4 :

1) Bahan ajar cetak(printed) antara lain:


a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout saat ini dapat diperoleh
dengan berbagai cara, antara lain down load dari internet, atau menyadur
dari sebuah buku.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Menurut
kamus Oxford, hal 94, buku adalah sejumlah lemnbaran kertas baik
cetakan maupun kosang yang dijilid dan diberi kulit.  Buku sebagai
bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil
analisis terhadap nkurikulum dalam bentuk yang tertulis.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul harus
menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapaioleh peserta didik,
disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik dilengkapi
dengan ilustrasi.

d. Lembar kerja siswa


Lembar kerja siswa ( student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulismengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman dan dilipat tanpa jilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkaptentang perusahaan atau organisasi
(kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka,1996).
f. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis yang berupa lembaran yang dilipat
tetapi tidak dimatikan/dijahit.
g. Wallchat
Wallchart adalah  bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau
gerak yang bermakna menunjukan posisi tertentu.
h. Foto/ gambar
Foto/gambarsebagai bahan ajar tentua saja diperlukan satu rancangan
yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian
foto/gambar sisaw dapat melakukan sesuatu yang akhirnya satu atau
lebih kompetensi dasar.
i. Model / market.
Model/ market yang didisain secara baik akan memberikanmakna yang
hampir sama dengan aslinya. Dalam memanfaatkan model/market
sebagai bahan ajar harus menggunakan kompetensi dasar dalam
kurikulum sebagai acuanya.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti:
a. kaset, piringan, hitam, dan compact disk audio. Sebuah kaset yang
dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program dapat
digunakan sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset biasanya dipergunakan
untuk pembelalajaran bahasa atau pembelajaran musik.
b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar. Program radio dirancang sebagai bahan ajar seperti
mendengarkan berita atau suatau kejadian l yang sedang disiarkan.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
a. Video compact disk, film
Program vidio telah dirancang lengkap untuk pembelajaran, sehingga
setiap akhir dari penayangan vidio siswa dapat menguasai lebih dari satu
atau lebih kompetensi dasar.
b. Orang / narasumber
Orang sebagai sumber belajar namun juga dapat disebut sebagai bahan
ajar  karena dengan orang seseorang dapat belajar, misalnya karena
seseorang itu memeiliki keterampilan khusus.
4) Bahan ajar interaktif (interaktive teaching material)
Bahan ajar ingteraktif menurut Guidelines for bibliographic Description of
Interaktive Multimedia, dijelaskan sebagai berikut” Multimedia interaktif adalah
kombinasi dari 2 atau lebih media( audio, teks, gambar, animasi, dan video)
yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau
perilaku alami dari sebuah presentasi.” Bahan ajar interaktif dalam
menyiapkanya dipelukan pengetahuan dan ketrampilan pendukung yang
memadai terutama  dalam mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera
vidio,kamera foto, dll. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk
compact disk (CD) compact disk interaktive.
Sebagai pendidik tentunya harus terampil dalam memilih sumber belajar,
dengan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan tujuan yang ingin dicapai,
sumber belajar yang akan digunakan, dan situasi serta kondisi sekolah dan
peserta didik. Selain itu, pendidik juga harus terampil dalam mendesain dan
memanfaatkan sumber belajar tersebut dalam pembelajaran agar pembelajaran
berkualitas, karena ukuran keberhasilan dan kualitas pembelajaran ditentukan
oleh pendidik. Pendidik harus memiliki kreativitas dan produktivitas dalam
mengelola pembelajaran termasuk merancang dan memproduksi sumber belajar
serta memanfaatkan sumber belajar dengan baik dalam pembelajaran.

B. Perangkat Media Sebagai Bahan Belajar


Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi pelajaran kepada peserta didik dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar.Menurut Arsyad (2015:10), Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa
dalam belajar.Ada juga menurut Karim (2014:7) media pembelajaran adalah suatu
perentara yang menghubungkan si penyampai pesan dengan si penerima pesan ,
dalam hal ini pesan berupa materi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan
dalam hal yang berhubungan dengan program pendidikan.Dari beberapa
pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang dapat meneruskan informasi
(pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan,media merupakan
segala bentuk dan saluran yang digunakan menyampaikan pesan atau
informasi.Kemp dan Dayton (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam
proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan
pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan atau informasi (receiver)
(Kartika, 2008). Sejalan dengan hal tersebut Munadi (2012) menyatakan bahwa
“media merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif” .

Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran,


yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta didik sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini masih cukup luas dan
mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang
digunakan untuk tujuan pembelajaran.Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad
(2011:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto gambar,grafik,televisi,dan komputer.Secara umum media
pembelajaran memiliki peran sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan pembelajaran agar tidak terlalu bersifat verbal.


2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif peserta didik.
4) Menjadikan pengalaman manusia dari abstrak menjadi konkret.
5) Memberikan stimulus dan rangsangan kepada peserta didik untuk belajar
secara aktif.
6) Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar.

Pembelajaran biasanya dipahami sebagai benda-benda yang dibawa masuk


ke ruang kelas untuk membantu efektivitas proses belajar mengajar yang
dipengaruhi oleh pandangan cognitivism yang melihat proses belajar sebagai
transfer pengetahuan dari pengajar ke peserta didik yang kebanyakan berlangsung
dalam ruang kelas dan Jika menggunakan pandangan constructivism maka
pengertian belajar dan media pembelajaran menjadi lebih luas. Media
pembelajaran tidak terbatas pada apa yang digunakan pengajar di dalam kelas,
tetapi pada prinsipnya meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan peserta
didik dimana mereka berinteraksi dan membantu proses belajar mengajar.Media
Pembelajaran atau Media Belajar adalah sesuatu yang menjadi medium atau
perantara untuk menyampaikan pesan, atau mengkomunikasikan sesuatu. Media
pembelajaran yang umum digunakan saat ini adalah melalui program MS
PowerPoint. Sebenarnya terdapat beberapa media lainnya yang bisa
dimanfaatkan. Ketika membicarakan atau mengajar menggunakan program MS
Powerpoint, maka kita menjadikannya sebagai media pembelajaran. Tetapi jika
kita menunjukan MS Powerpoint sebagai salahsatu jenis piranti lunak dalam
pembelajaran pengenalan komputer, maka kita menjadikannya sebagai alat
peraga. Meragakan jenis-jenis piranti lunak dalam pembelajaran peralatannya.
Media henddaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.
Adapun batasan yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang apat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa seemikian rupa
sehingga proses belajar sehingga yaitu perantara antara sumber pesan (a source)
engan enerima psan (a receiver).Beberapa hal yang termasuk ke dalam media
adalah film, televise, diagram, media cetak (printed material),computer, dan
sebagiannya.Media merupakan alat yang dapat membantu dalam keperluan dan
aktivitas, yang dimana sifatnya dapat mempermudah bagi siapa saja yang
memanfaatkannya.Secara lebih khusus,pengertian media dalam prses mengajar
cenerung diartikan sebagai alat-alat garafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.Adanya media dirasakan memang sangat membantu proses belajar
menganjar, hal tersebut dikarenakan guru akan mudah dalam kegiatan
mengajarnya serta dapat meningkatkan perhatian siswa pada kegiatan
belajarnya.Menurut Asosiasi Peniikan Nasional (Natinal Education Association/
NEA) dalam buku Arief Sadiman, dkk, media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audiovisual serta.

C. Pengadaan Media Bahan Ajar


Pengadaan media bahan ajar mempunyai peran penting dalam kegiatan
pembelajaran. Pendekatan dari bahasa, budaya, kebutuhan dan pengalaman yang
telah ditempuh oleh para pendidik. Memanfaatkan media bahan ajar secara efektif
dan menentukan metodenya menjadi suatu kewajiban bagi seorang pendidik
sebelum mengajar kepada para peserta didik untuk mencapai proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien. Media bahan ajar hadir sebagai instrumen
penting untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar. Setiap manusia
mempunyai keterbatasan dalam menangkap dan menanggapi suatu hal yang
bersifat abstrak dalam ingatannya. Dalam proses ini, media bahan ajar menjadi
sebuah solusi tepat untuk bisa mempermudah peserta didik dalam menangkap dan
menanggapi suatu pesan yang telah disampaikan oleh pendidik, dan juga dapat
kesempatan peserta didik untuk membangkitkan keinginan minat dan motivasi
dalam pengembangan peserta didik secara optimal.Media dapat mengatasi
keterbatasan fisik dan lingkungan belajar. Di zaman teknologi yang semakin maju
pada abad ini, Banyak media yang dapat digunakan seperti pada penggunaan
jaringan internet sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik tanpa
dimensi ruang, dan juga dapat menggali banyak ilmu pengetahuan.

Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan.


Bahan ajar ini dibentuk dengan menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
materi yang akan dibahas. Bahan ajar adalah sekumpulan materi ajar yang telah
disusun secara sistematis yang mereprentasikan konsep yang mengarah kepada
siswa untuk mencapai suatu kompetensi. Bahan ajar juga bisa diartikan sebagai
bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, baik bahan secara tertulis atau tidak tertulis. Pengertian bahan
ajar menurut Pannen (1995) adalah sebuah bahan dari materi – materi pelajaran
yang telah disusun secara sistematis yang digunakan oleh pendidik kepada peserta
didik dalam proses pembelajaran. Menurut Rahmat (2011:152) bahan ajar
merupakan bahan atau materi pembelajaran yang merupakan dari isi pada
kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan rinciannya.
Menurut Prastowo (2013: 306) bahan ajar dapat dibagi menjadi bentuk, cara
kerja, sifat, dan substansinya, diantaranya :
a. Bentuk Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013: 306) bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat
macam bentuk bahan ajar, yaitu:
1. Bahan ajar cetak (printed), bahan – bahan yang sudah disiapkan dalam bentuk
kertas, yang fungsinya untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Contoh: handout, buku modul, foto/gambar, model, atau maket.
2. Bahan ajar audio atau program audio, sistem - sistem yang menggunakan dari
sinyal radio secara langsung yang dapat didengar oleh seorang atau
sekelompok orang. Contoh: kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
audio.
3. Bahan ajar audio visual, yaitu segala sesuatu yang memungkinkan untuk
menghubungkan sinyal audio dengan gambar bergerak secara sekuensial.
Contoh: video, compact disk, dan film.
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi dari
dua atau lebih media (baik itu audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
yang oleh penggunanya digunakan untuk mengendalikan suatu perintah dan
atau perilaku alami dari presentasi. Contoh: compact disk interaktif.

b. Cara Kerja Bahan Ajar


Menurut Prastowo (2013: 307) berdasarkan cara kerjanya bahan ajar dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar yang tidak menggunakan
sebuah perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Jadi,
siswa bisa langsung membaca, melihat, mengamati dari bahan ajar tersebut.
Contoh: foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.
2. Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang menggunakan proyektor
agar bisa digunakan dan atau dipelajari siswa. Contoh: slide, filmstrips,
overhead transparencies (OHP), dan proyeksi komputer.
3. Bahan ajar audio. Bahan ajar yang jenisnya dari sinyal audio yang telah
direkam dalam suatu rekaman. Rekaman ini memerlukan alat untuk memutar
suatu alat pemainnya (player), seperti tape compo, CD, VCD, multimedia
player, dan sebagainya. Contoh: kaset, CD, flash disk, dan sebagainya.
4. Bahan ajar video. Bahan ajar yang menggunakan alat pemutar yang biasanya
berbentuk video tape player, VCD, DVD, dan sebagainya. Perbedaan dari
bahan ajar ini terletak pada gambarnya. Jadi, secara bersamaan, dalam
tampilan dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara. Contoh: video,
film, dan lain sebagainya.
5. Bahan komputer. Bahan ajar komputer adalah bahan ajar yang bersifat
noncetak yang membutuhkan computer untuk menayangkan sesuatu untuk
belajar. Contoh: computer mediate instruction (CMI) dan komputer based
multimedia atau hypermedia.
c. Sifat Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013: 308) sifat dari bahan ajar dapat dibagi menjadi
empat macam, yaitu:
1. Bahan ajar berbasis cetak. Contoh bahan ajar berbasis cetak yaitu buku,
pamphlet, panduan belajar siswa, dan lain sebagainya.
2. Bahan ajar berbasis teknologi. Contoh bahan ajar berbasis teknologi yaitu
audio assete, siaran radio, slide, film strips, film, video, siaran televisi, video
interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek.Contohnya: kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
4. Bahan ajar yang digunakan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama untuk
keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone, video
conferencing, dan lain sebagainya.
5. Menurut Substansi Materi Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013: 309) secara garis besar, bahan ajar (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari oleh
siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, materi pembelajaran ini dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu materi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

D. Rasional Penggunaan Media Menurut Kerucut Edgar Dale


Edgar Dale adalah seorang pendidik Amerika, dia lahir pada tanggal 27
April 1900 di Benson, Minnesota meninggal 8 Maret 1985 di Columbus, Ohio.
Dia membuat beberapa kontribusi Pembelajaran audio dan visual, termasuk
metode untuk menganalisis konten bergerak. Pada puncak karirnya, Edgar Dale
dianggap ahli dalam penggunaan media dalam pendidikan dan pelatihan Mediasi
dan pemeriksaan kritis terhadap semua aspek media bagi masyarakat secara
keseluruhan

Kerucut pengalaman Dale sering dijadikan acuan dan landasan teori dalam
penggunaan media Dalam proses pembelajaran.Pemikiran Edgar Dale dikreditkan
dengan pengaruh penting pada penggunaan media massa dalam pendidikan.
Ketika teknologi film mulai berkembang (1960-an), Edgar Dale menunjukkan
bahwa film juga memiliki kekuatan untuk mendukung pembelajaran 
Kerucut pengalaman, atau cone of experience, pertama kali diperkenalkan
oleh Edgar Dale 1946 dalam bukunya Audiovisual Methods in Teaching, tentang
metode audio visual di dalam kelas. Dia kemudian merevisinya pada tahun 1954
dan revisi kedua pada 1969. Kerucut Pengalaman Edgar Dale menunjukkan
pengalaman yang didapat ketika menggunakan media pembelajaran dari yang
paling konkrit (bawah) sampai yang paling abstrak (atas). Awalnya (1946) Dale
membuat daftar kategori pengalaman berikut:

1. Pengalaman langsung, pengalaman yang disegaja,


2. Pengalaman artifisial,
3. Keterlibatan dramatis,
4. Demonstrasi,
5. Study tour,
6. Pameran,
7. Film,
8. Rekaman radio, gambar Diam (audio dengan gambar visual)
9. Simbol visual,
10. Simbol verbal.

Dale mengatakan bahwa klasifikasinya sederhana dan berkualitas. Berikut


adalah bentuk dari kerucut cone of experience Edgar Dale yang dipublikasikan
pada tahun 1946:

Pada revisi kedua, Dale membuat perubahan dan penambahan pengalaman


dramatis televisi Sedangkan pada buku edisi ketiga, Dale (1969) mulai tertarik
dengan konsep teori psikologi Bruner (1966) pada tataran ruang belajar, yaitu
pengalaman langsung (tidak aktif), pengalaman bergambar/bergambar (ikonik)
dan pengalaman abstrak (simbolis). Lalu Dale menggabungkan sistem klasifikasi
Bruner dengan konsepnya sendiri.

Arsyad menjelaskan konsep Bruner dengan mencontohkan learning


rigging. Pengalaman langsung adalah ketika siswa belajar dengan langsung
menghubungkan atau simpul dalam tali. Dengan cara ini siswa akan belajar untuk
memahami arti kata simpul memahami secara langsung dengan membuat simpul.
Sedangkan pengalaman pictoral adalah kapan Siswa belajar memahami kata
“simpul” dengan menggunakan gambar, lukisan, foto atau film menunjukkan arti
kata "simpul". Siswa mempelajarinya melalui media visual. Pada saat yang sama,
siswa membaca atau mendengarkan penjelasan tentang mata pelajaran pada
tingkat simbolik kata "simpul".

Inilah Kerucut Pengalaman Edgar Dale, terakhir direvisi pada tahun 1969:  

Kerucut pengalaman itu berisi deskripsi pengalaman yang paling konkret


(paling bawah) hingga yang paling abstrak (dari atas) adalah sebagai berikut:

1. Pengalaman langsung, pengalaman dengan tujuan merupakan pengalaman


yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami,
merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pancapaian
tujuan.
2. Pengalaman fiktif atau pengalaman yang dibuat buat adalah pengalaman yang
diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati
keadaan yang sebenarnya.
3. Pengalaman dramatis yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondidi dan
situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan
skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
4. Demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan.
Pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain.
5. Studi banding atau pengalaman wisata yaitu pengalaman yang diperoleh
melalui kunjungan siswa kesuatu objek yang ingin di pelajari.
6. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa
dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari seperti karya seni baik seni
tulis, seni pahat, atau benda-benda bersejarah dan hasil teknologi modern
dengan berbagai cara kerjanya.
7. Televisi Pendidikan (edukasi), merupakan pengalaman tidak langsung sebab
televisi merupakan perantara.
8. Gambar bergerak, Gambar hidup atau film merupakan rangkaian mati yang
diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
9. Rekaman Radio, gambar diam. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih
abstrak sebab hanya mengandalkan salah satu indra saja yaitu indra
pendengaran
10. Simbol visual seperti grafik, gambar, atau bagan. Siswa dapat lebih
memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang
visual lainnya.
11. Simbol verbal merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab,
siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun
tulisan
Kerucut pengalaman ini memberi Model berbagai jenis sumber daya
audiovisual, dari yang paling abstrak hingga yang paling konkret. Dale tidak ingin
kategori ini terlihat kaku dan tidak fleksibel. Sulit baginya mencatat bahwa
klasifikasi tidak boleh dilihat sebagai hierarki atau peringkat.

BAB III

PENUTUP
3.1 Saran

3.2 Kesimpulan
Sumber belajar dan bahan ajar merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembelajaran,Karena kedua aspek ini dapat dikatakan sebagai bagian terpenting maka
dari itu jika tak ada sumber dan bahan ajar tidak akan ada sesuatu yang dapat dipelajari
dalam pembelajaran.Sumber belajar merupakan semua sumber yang dapat digunakan
oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi
informasi, untuk memberikan fasilitas belajar.Sumber belajar itu sendiri dapat meliputi
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.Untuk bahan ajar merupakan suatu
aspek yang harus disiapkan oleh guru sebelum ia akan memulai proses
pembelajaran,Bahan ajar atau materi pembelajaran disini dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.

Pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik di dalam


pengkondisian lingkungan belajar yang memanfaatkan sumber belajar dalam upaya
pemerolehan dan perkembangan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.
Adapun faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yakni: guru(pendidik), peserta
didik, sarana dan prasarana, dan lingkungan.Ada beberapa tinjauan tentang media
pembelajaran, antara lain landasasan psikologis, historis, teknologis, empirik, filosofis,
dan sosiologis. Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk
digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.Pengaruh teknologi sangat
memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia pendidikan masa kini, apalagi pada
masa pandemi covid-19 yang memaksa guru dan siswa terbiasa dengan sistem kegiatan
pembelajaran yang tidak biasa.Nah Guru pada proses belajar mengajar memiliki urgensi
yang sangat besar,selain mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, guru juga
memiliki peran sebagai melopor perubahan tingkah laku peserta didik menjadi pribadi
yang lebih baik. Guru dibantu oleh media pembelajaran dapat mewujudkan hal tersebut
menjadi lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai