Anda di halaman 1dari 31

1

5
2

8
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara bahasa, media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang

artinya "tengah", "perantara", atau "pengantar". Istilah ini mengacu

pada berbagai saluran komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat. mengalami transformasi

besar, menjadi lebih interaktif dan partisipatif. Namun, media juga

menghadapi tantangan dalam menjaga integritas, keberlanjutan, dan

keberagaman konten, serta menghadapi penyebaran berita palsu.

Secara keseluruhan, media memainkan peran kompleks dalam

menyampaikan informasi, hiburan, dan mempengaruhi pemahaman

kita tentang dunia.

Sedangkan secara istilah, media menurut Gerlack dan Ely


menyatakan bahwa, media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang dapat membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap.9

Media, selain sebagai sistem penyampaian pesan dan informasi,

juga memiliki peran sebagai mediator dalam proses belajar siswa dan

pelajaran. Dalam konteks ini, media berfungsi untuk mengatur

hubungan yang efektif antara dua belah pihak utama, yaitu siswa

9
Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Raja Gafindo: Jakarta, hal. 3
14

sebagai penerima pembelajaran dan materi pelajaran yang

disampaikan. Media bertindak sebagai alat atau sarana yang digunakan

untuk mengantarkan pesan-pesan pembelajaran dengan cara yang

menarik dan efektif. Dengan menggunakan media, pembelajaran dapat

disampaikan secara lebih jelas, interaktif, dan memikat, sehingga

memfasilitasi pemahaman siswa dan meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar.

Istilah media seringkali dikaitkan dengan atau digantikan oleh kata

teknologi, yang berasal dari bahasa Latin tekne (yang berarti

"keterampilan" dalam bahasa Inggris) dan logos (yang berarti "ilmu"

dalam bahasa Indonesia). Dalam konteks ini, teknologi dapat dianggap

sebagai suatu bidang ilmu yang mempelajari keterampilan yang

diperoleh melalui pengalaman, studi, dan observasi. Ketika dikaitkan

dengan pendidikan dan pembelajaran, teknologi memiliki pengertian

sebagai:

Perluasan konsep tentang media, dimana tekhnologi bukan sekedar


benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap,
perbuatan, organisasi dan menejemen yang berhubungan dengan
penerapan ilmu.10
Media merupakan bagian integral dari perkembangan teknologi

yang dirancang dengan tingkat kecanggihan yang tinggi, dan tidak

dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Media bukan hanya sekadar

alat bantu, benda, atau bahan semata. Penggunaan media secara tidak

langsung dapat menciptakan sikap, perbuatan, dan tingkah laku

tertentu yang terkait dengan penggunaannya. “Penggunaan tekhnologi


10
Ibid, hal. 5
15

merupakan salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan

tranformasi ilmu pengetahuan kepada para peserta didik, yang

merupakan generasi bangsa ini secara lebih luas.”11 “Teknologi

pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk

belajar.”12

Dalam kegiatan proses belajar mengajar agama, istilah "media

pembelajaran" sering digantikan oleh berbagai istilah lain seperti alat

pandang dengar, bahan pengajaran, komunikasi pandang dengar,

pendidikan alat peraga pandang, media pendidikan, teknologi

pendidikan, serta alat peraga dan media penjelas.

Media pendidikan sebagai suatu media komunikasi guru dan


peserta didik dalam pengajaran, sudah tentu sangat erat hubungannya
dengan kegiatan dan proses belajar mengajar, dan oleh karena itu jelas
bahwa tujuan pembelajaran sangat penting bagi media pendidikan.13
Teknologi yang diterapkan dalam media informasi dikenal sebagai

multimedia. Multimedia merupakan suatu bentuk media yang

menggabungkan atau mengombinasikan berbagai elemen informasi

seperti gambar, grafik, suara (audio), video, dan animasi interaktif.

Multimedia bertindak sebagai sarana pendukung yang membantu

mencapai tujuan tertentu melalui penggunaan elemen-elemen tersebut.

Penyampaian bahan ajar ketika pembelajaran dengan

mengkombinasikan beberapa alat bantu menjadi satu, maka ini akan

11
Deni Darmawan. 2013. Teknologi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, hal. 10
12
Bambang Warsito. 2006. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikas. Citra Aditya Bakti:
Bandung, hal. 60.
13
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Citra Aditya Bakti: Bandung, hal. 24.
16

lebih terlihat lebih baik bahkan dirasa akan lebih bisa diterima oleh

peserta didik karena pembelajaran pun akan lebih menarik untuk

diikuti.

2. Macam-macam Media Pembelajaran

Terdapat berbagai jenis media yang dapat digunakan sebagai

pendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Para pakar

pendidikan mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan

tujuan dan karakteristiknya, serta menentukan media dan teknik yang

sesuai dengan pembelajaran. Beberapa contoh media pembelajaran

antara lain:14

a. Media berbasis manusia, yang bertujuan mengubah sikap dan


secara langsung ikut terlibat dengan pemantauan pembelajaran
peserta didik sehingga mampu mempengaruhi proses belajarnya.
b. Media berbasis cetakan, yang lebih kita kenal seperti buku,
majalah, koran, jurnal, yang biasanya dikolaborasikan dengan
warna, huruf dan kotak pada tulisan sehingga terlihat menarik.
c. Media berbasis visual, media ini biasanya bisa memperlancar
pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minta peserta
didik, yang juga menghubungkan antara isi dengan dunia nyata.
d. Media berbasis audio-visual, media ini di aplikasikan sebagai
produk dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui
penglihatan dan sekaligus melalui pendengaran.
e. Media berbasis komputer, media ini hanya bisa dianalisis langsung
oleh penggunanya karena media ini penyajian materinya tidak
berupa bentuk cetak dan visual namun berupa digital.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang sangat

penting, yaitu metode dan media yang digunakan. Pemilihan metode

14
Nipsi Syahbani. 2013. Pendayagunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. At-
Talim, hal. 33-34.
17

pengajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran

yang cocok digunakan. Namun, selain itu, terdapat beberapa aspek lain

yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran,

seperti tujuan pembelajaran, jenis tugas yang diberikan, dan respon

yang diharapkan peserta didik kuasai setelah proses pembelajaran

berlangsung.

Meskipun demikian dapat dikatakan salah satu fungsi dari media


pembelajaran adalah sebagai perantara atau alat bantu mengajar yang
dapat mempengaruhi iklim, kondisi ruang kelas, dan lingkungan
belajar yang ditata dan yang di ciptakan oleh guru.15
Pada dasarnya, segala sesuatu yang diciptakan memiliki fungsi dan

manfaat bagi pengguna. Hal yang sama berlaku untuk media

pembelajaran, yang merupakan produk dari teknologi dengan tujuan

dan fungsi tertentu. Pembuatan media pembelajaran tidak dilakukan

secara sembarangan, melainkan melalui pertimbangan yang matang

terkait dengan fungsi, manfaat, dan efek samping yang mungkin

timbul dari penggunaan teknologi tersebut. Salah satu fungsi utama

dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu atau perantara

dalam menyampaikan materi pembelajaran, dengan tujuan untuk

memfasilitasi dan mempermudah proses belajar siswa.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran


dalam proses belajar mengajar akan dapat membangkitkan keinginan
serta minat yang baru, dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi
terhadap peserta didik.16
Penggunaan media dalam pembelajaran memiliki manfaat yang

signifikan. Manfaat tersebut antara lain: pembelajaran menjadi lebih


15
Azhar Arsyad, Op.cit, hal. 19.
16
Ibi.
18

menarik dan interaktif, waktu pengajaran dapat dikurangi, guru dapat

menyampaikan materi dengan lebih baik, kualitas pembelajaran siswa

dapat ditingkatkan, dan pembelajaran dapat dilakukan di mana saja.

4. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembalajaran

a. Kelebihan

Ada beberapa kelebihan yang ditawarkan dari media

pembelajaran, di antaranya sebagai berikut:17

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi dan lain-lain.
5) Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
6) Dapat merangsang partisipasi aktif.
7) Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran.
8) Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah
dan cepat.
9) Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
10) Pembelajaran akan lebih menarik dan mengurangi kebosanan.

b. Kelemahan

Selain kelebihan media pembelajaran tersebut, ada pula

kelemahannya, yaitu di antaranya:18

17
Latifah dan Isnaini. Pengaruh Media Gambar Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris di MI An-Nur Pekalipan Kota Cirebon. N.D. hal, 1-15.
18
Ibid.
19

1) Media dipandang sebagai alat bantu sesaat bagi guru dalam


proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan
pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
2) Terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan usaha-usaha yang diupayakan untuk


mendapatkan suatu yaitu kepandaian. Pengertian belajar sendiri
menurut pandangan tradisional adalah usaha memperoleh sejumlah
ilmu pengetahuan, sebab pengetahuan memiliki peran yang tinggi
dalam hidup manusia. Sedangkan belajar menurut pandangan modern,
adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan.19
Belajar pada dasarnya adalah proses untuk memperoleh

pengetahuan dan memuaskan rasa ingin tahu seseorang terhadap suatu

hal. Melalui proses belajar tersebut, terjadi perubahan pola tingkah

laku dan pengetahuan yang lebih luas. Dengan belajar, seseorang yang

awalnya tidak memiliki pengetahuan tentang suatu hal akan menjadi

tahu, dan pengetahuannya akan bertambah.

Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah


adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan atau sikap.20
Wujud nyata yang diperlihatkan dari seseorang yang telah belajar

adalah adanya perubahan-perubahan baik itu sikap, pengetahuan,

keterampilan dan wawasan, karena apa mereka pelajari adalah sebuah

ilmu yang sangat berperan tinggi dalam kehidupan manusia.

Good dan Brophy mengemukakan arti belajar yaitu belajar bukan


hanya tingkah laku yang tampak, melainkan yang utama adalah proses
yang terjadi secara internal di dalam individu dalam usahanya
19
Oemar Hamalik, Op.cit, hal. 27.
20
Azhar Arsyad, Op.cit, hal, 1.
20

memperoleh hubungan-hubungan baru, yang bisa berupa antara


perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi atau antara perangsang
dan reaksi.21
Setiap upaya yang dilakukan untuk mencapai sesuatu adalah

sebuah usaha, dan dalam usaha tersebut terdapat harapan akan hasil

yang diinginkan. Saat seseorang belajar, mereka melewati suatu proses

di mana diharapkan terjadi perubahan dan perubahan sikap. Melalui

pengalaman yang diperoleh dari lingkungan belajar, diharapkan

seseorang dapat mengubah pola tingkah laku secara keseluruhan.

James O. Whittaker menggambarkan “belajar sebagai proses di mana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.”22

2. Hasil Belajar Sebagai Prinsip Belajar

Dalam proses belajar tentu yang diharapkan adalah adanya sebuah

perubahan atau ada hasil dari proses belajar tersebut, yang kemudian

untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai yang diinginkan ada

prinsip-prinsip yang harus dipahami.

Menurut Suprijono, prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal.


Pertama, prinsip belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil belajar.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik.23
Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen

belajar. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada

21
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. 2013. Belajar Dan Pembelajarannya: Pengembangan
Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Depok, Sleman, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, hal. 17.
22
Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Pelajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta, hal. 12.
23
Muhammad Thobroni, Op.cit, hal. 19.
21

dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dan lingkungan,

peserta didik dengan peserta didik ataupun peserta didik dengan guru.

3. Hasil Belajar Sebagai Tujuan Belajar

Tujuan belajar pada hakikatnya adalah ingin mendapatkan

pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan penanaman sikap mental

atau nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan

hasil belajar, di antaranya hasil belajar tersebut adalah:

a. Hal tentang keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta

(kognitif).

b. Hal tentang personal, kepribadian atau sikap (afektif).

c. Hal tentang kelakuan, keterampilan atau penampilan

(psikomotorik).24

Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan

tindakan instruksional yang biasanya berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Tujuan belajar sebagai acuan mendapatkan hasil yang

bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis yang kreatif, sikap

terbuka

dan demokratis menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini

merupakan konsekuensi logis dari peserta didik menghidupi suatu

lingkungan belajar tertentu.

4. Unsur Belajar yang Mempengaruhi Hasil Belajar


24
Sadirman A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Raja Grafindo: Jakarta, hal. 28.
22

Terdapat beberapa unsur belajar yang bisa mempengaruhi

pencapaian hasil belajar para peserta didik, di antaranya sebagai

berikut:25

a. Tujuan belajar, yaitu membentuk makna, yang diciptakan oleh para

pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami

agar tercapai hasil belajar sesuai yang diinginkan.

b. Proses belajar, adalah proses konstruksi makna yang berlangsung

terus menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau

pengalaman baru diadakan rekonstruksi baik secara kuat atau

lemah.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam belajar ada beberapa faktor yang nantinya akan

mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Ada beberapa faktor yang

sekiranya dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik disekolah dipengaruhi


oleh dua faktor, yaitu faktor intern (dari diri peserta didik) dan faktor
ekstern (dari luar). Telah dikemukakan oleh Chark dalam skripsi
Sukarno, bahwa hasil belajar peserta didik di sekolah 70% dipengaruhi
oleh kemampuan peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan.26
Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, Slameto dalam dalam

buku Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, menerangka

25
Sukarno. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI IPA SMA N 3 Semarang. IAIN Walisongo, hal. 32.
26
Ibid.
23

bahwa terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil belajar

peserta didik di antaranya:27

a. Faktor Internal
1) Faktor jasmani, yaitu terkait dengan faktor kesehatan dan juga
faktor cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, ini bisa berupa intelegensi, perhatian, bakat,
minat, motivasi, kematangan dan juga kesiapan.
3) Faktor kelelahan, yaitu dapat dibedakan menjadi dua macam di
antaranya kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor keluarga. Faktor ini sangat berperan aktif bagi peserta
didik dan yang bisa mempengaruhi dari keluarga antara lain
cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga,
keadaan keluarga, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang
kebudayaan serta suasana rumah.
2) Faktor sekolah yaitu bisa berupa cara guru mengajar, alat-alat
pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru (pendidik)
dengan peserta didik, murid, disiplin sekolah serta alat
pelajaran(media pembelajaran) yang digunakan.
3) Faktor lingkungan masyarakat. Yaitu termasuk teman bergaul,
kegiatan lain di luar sekolah serta cara hidup di lingkungan
keluarganya.

C. Hubungan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar

Media merupakan bagian tak terpisahkan dari proses belajar

mengajar, baik dalam tujuan pendidikan secara umum maupun tujuan

pembelajaran di sekolah secara khusus. Penggunaan media dalam

pembelajaran bertujuan mempermudah peserta didik dalam memahami

materi yang diajarkan oleh guru, sehingga dapat mencapai hasil belajar

yang tinggi pada mata pelajaran Al-Islam, meliputi aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Namun, seringkali hasil belajar peserta didik di sekolah

menunjukkan adanya masalah dalam memahami materi yang diajarkan

oleh guru. Indikasi ini mungkin disebabkan oleh pembelajaran yang


27
Ibid.
24

kurang efektif, ketidaktermotivasi peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran di kelas, sehingga peserta didik kurang atau bahkan tidak

memahami materi yang sulit.

Dalam proses belajar mengajar, media merupakan elemen yang

tidak dapat dipisahkan. Tujuan penggunaan media adalah untuk

memfasilitasi peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan

oleh guru, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal dalam mata

pelajaran Al-Islam. Hal ini mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Namun, seringkali terdapat masalah dalam pemahaman

materi yang diajarkan oleh guru yang tercermin dari hasil belajar peserta

didik di sekolah. Masalah ini mungkin disebabkan oleh pembelajaran yang

kurang efektif, kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran di kelas, yang pada akhirnya menyebabkan kesulitan dalam

memahami materi yang sulit.

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang dapat membantu


proses pembelajaran seorang guru serta memiliki fungsi untuk
memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan hasil belajar yang lebih baik dan sempurna.28
Pada hakikatnya, proses belajar mengajar adalah sebuah

komunikasi antara guru dan peserta didik. Namun, komunikasi tersebut

tidak selalu lancar dan dapat menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman,

serta salah konsep. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan media sebagai

alat bantu dalam mengurangi kemungkinan kesalahan dalam

berkomunikasi. Media berperan penting dalam memfasilitasi pemahaman

28
Harpani Matnuh Wahyu dan Diah Triani. 2014. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan 4, No. 7, hal. 530–536.
25

materi yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Dengan penggunaan

media yang tepat, peserta didik dapat lebih mudah memahami materi

secara visual dan interaktif. Penggunaan media juga dapat menciptakan

lingkungan belajar yang aktif dan meningkatkan motivasi peserta didik.

Meskipun demikian, kualitas komunikasi antara guru dan peserta didik

tetap menjadi faktor yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan yang berfungsi sebagai dugaan atau

prediksi tentang fenomena yang diamati, dengan tujuan untuk

memahaminya secara lebih mendalam. Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Dalam konteks

penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar di

MTsN

1 Kota Payakumbuh.

Ho : Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar di

MTsN 1 Kota Payakumbuh.


26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Disebut dengan kuantitatif karena data-data yang

terkumpul dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan menggunakan

analisis statistik. “Penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang datanya

berupa angka yang digunakan sebagai alat untuk menemukan sebuah

keterangan”.29

Penelitian ini bersifat deskriptif. “Penelitian deskriptif merupakan

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”30 Berdasarkan

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan

dilakukan peneliti bertujuan untuk menganalisis, dan mendeskripsikan

fenomena yang ada menggunakan angka-angka.

Selanjutnya mengumpulkan data menggunakan instrumen angket,

sebagai metode pokok, kemudian menggunakan analisis statistik. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap hasil

belajar peserta didik. Peneliti akan memberikan angket tersebut kepada

29
S. Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta, hal. 105.
30
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati, R & D. Alfabeta: Bandung, hal. 147.
27

sampel yang telah di tentukan, angket tersebut berisikan pertanyaan yang

harus dijawab oleh responden. Setelah dilakukan penskoran pada hasil

angket, maka langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan hasil

belajar pada hasil evaluasi.

Data-data yang diperoleh merupakan data numerik dari hasil

angket

yang ditunjukkan kepada responden, dan selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan analisis statistik untuk mendapatkan kesimpulan.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana

caranya mengukur suatu variabel. “Definisi operasional variabel adalah

suatu definisi yang sifatnya dapat diamati dan diukur”.31

Definisi operasional variabel sangat penting dalam penelitian

karena dapat membantu dalam pemilihan sampel yang sesuai untuk

digunakan. Definisi operasional variabel mengacu pada rumusan yang

jelas dan spesifik yang menggunakan angka-angka untuk menggambarkan

konsep yang diteliti. Dengan menggunakan data nominal, definisi

operasional variabel mempermudah pembacaan dan interpretasi data.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

31
Sumadi Suryabata. 2008. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo: Jakarta, hal. 29.
28

Merujuk penjelasan di atas, variabel sebagai objek tindakan yang

diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Variabel X/Media Pembelajaran)

Variabel bebas (X) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(Y).32

2. Variabel Terikat (Variabel Y/Media Pembelajaran)

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (X).33

C. Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.34 “Populasi

didefinisikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang memiliki ciri-

ciri tertentu”.35 Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan

diteliti. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dari benda-

benda alam yang lain.

32
Ibid, hal. 38.
33
Sugiyono, Op.cit, hal. 39.
34
Ibid, hal. 80.
35
S. Margono, Op.cit, hal. 118.
29

2. Sampel

Sampel dalam sebuah penelitian dapat digunakan sebagai alat

pengumpulan data. Data dapat dilihat akurat atau tidaknya tergantung

dari sebuah sampel yang telah diperoleh dalam sebuah penelitian.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. 36

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi.

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa sampel dalam

sebuah penelitian adalah sejumlah subjek penelitian tertentu yang

diambil dari populasi sebagai representasinya. Jumlah sampel

disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi peneliti, dengan syarat

bahwa sampel tersebut mampu mewakili populasi secara adekuat.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah suatu cara yang digunakan

untuk pengambilan sampel dari populasi yang akan diteliti supaya

dapat mewakili keseluruhan populasi. Teknik sampling yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik Probability Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap


36
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Taktik. Rineka Cipta: Jakarta,
hal. 173.
30

unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel.

“Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random

Sampling. Teknik ini memilih sampel dari populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi

tersebut.”37

D. Teknik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian guna menjawab rumusan masalah penelitian

disebut dengan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan di antaranya:

1. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden, dalam hal ini yaitu laporan

tentang pribadi atau hal-hal lainnya. “Angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat

pertanyaan ataupun pernyataan yang akan diberikan kepada responden

untuk dijawab.”38

Hasil dari penggunaan angket dalam penelitian ini berfungsi untuk

memberikan informasi kepada pembaca tentang jawaban responden

terkait penggunaan media pembelajaran. Angket digunakan untuk

mengumpulkan data terkait penggunaan media dalam proses

37
Sugiyono, Op.cit, hal. 82.
38
Ibid, hal. 142.
31

pembelajaran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berkaitan

dengan pengaruh penggunaan media dalam pembelajaran.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

langsung dengan format skala Likert. Pertanyaan dalam angket ini

bersifat tertutup, di mana jawaban yang telah disediakan terkait dengan

pertanyaan yang diajukan. Peneliti memberikan beberapa alternatif

jawaban kepada responden untuk setiap pertanyaan yang diajukan, dan

responden memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan

pengetahuannya dengan memberikan tanda centang (√) pada alternatif

jawaban yang dipilih. Instrumen tersebut menggunakan skala Likert

dengan gradasi jawaban yang terdiri dari "selalu," "sangat sering,"

"sering," "kadang-kadang," dan "tidak pernah."

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu cara dalam mengumpulkan

data-data yang diperoleh dari suatu dokumen resmi atau barang-barang

tertulis lainnya. Dokumen berasal dari kata dokumen yang memiliki

arti barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai