Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut
Russell media merupakan saluran komunikasi yang menjadi perantara
antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Menurut Gagne, media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang mereka untuk belajar.
Arsyad menyatakan pengertian media cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat ini
dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen komunikasi yang
berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke
penerima. Berdasarkan definisi media secara umum, dapat dibangun
definisi media pembelajaran secara terpisah.6
Media pembelajaran dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dari guru
secara terencana sehingga siswa dapat belajar efektif dan efisien. Dalam
hal ini segala sesuatu yang digunakan tersebut mestilah yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan proses siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Kalau dijabarkan lebih rinci, media
pembelajaran berupa bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara
ilmiah, interaktif, efektif, dan efisien.

6
Azhar Arsyad. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Hal. 15

9
10

2. Komponen Media Pembelajaran


Media belajar terdiri dari dua komponen yaitu bahan dan alat.
Bahan sering disebut perangkat lunak (software), sedangkan alat disebut
sebagai perangkat keras (hardware). Dengan demikian, media
pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar. Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam
suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran merupakan komponen integral yang tidak bisa dipisahkan
dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen
komunikasi (Daryanto, 2011) ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2. Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran

Dari gambar 3, proses komunikasi akan berjalan secara efektif dan


efisien manakala penafsiran kode berlangsung secara cepat dan tepat. Hal
ini dapat terjadi jika gangguan/hambatan dalam komunikasi
terminimalisir. Peranan media dalam pembelajaran tentunya untuk
mengurangi hambatan dalam proses pembelajaran sehingga tercapai hasil
belajar yang maksimal. Dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.7

7
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. Hal. 6
11

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar


interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih
efektif dan efisien. Pemilihan metode pembelajaran sangat mempengaruhi
media pembelajaran yang digunakan. Hal tersebut berarti bahwa
pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada metode
pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian penggunaan media
pembelajaran dapat membawa manfaat besar terhadap keberhasilan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran


dalam proses belajar siswa yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga


dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan,
memamerkan, dll.8
4. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi
media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan
hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga
kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dan Ibrahim, et.al., 2011
dalam Daryanto, 2011) adalah sebagai berikut:

8
N. Sudjana & A. Rivai. (1992). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Sinar Baru. Hal. 17
12

1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan,


dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan
kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret,
direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat
diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti
kejadian aslinya.
2. Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan
kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam
perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah
ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-
ulang penyajiannya.
3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau
audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara
serempak, misalnya siaran TV atau Radio.9
5. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Jenis media pembelajaran saat ini sangat beragam dipengaruhi
oleh sifat dan karakteristik yang dimilikinya. Oleh karena itu, media
dapat digolongkan secara variatif untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran di kelas. Pemahaman guru yang tepat, cermat dan
menyeluruh terhadap penggolongan dan pemilihan jenis media menjadi
faktor penentu ketepatan tersampaikannya isi pesan pembelajaran dari
sumber pesan kepada siswa sebagai penerima pesan.

Jenis-jenis media pembelajaran yang biasa digunakan terdiri atas:

1. Media audio adalah media yang penyampaian pesannya


hanya dapat diterima oleh indera pendengaran.10 Pesan yang
dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari
pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam
bentuk sandi-sandi atau lambing-lambang seperti kata-kata,
bunyi-bunyi, gambar-gambar dan sebagainya.11 Dengan kata
9
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. Hal. 11
10
Sadiman, A.S. (1986). Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: CV.
Rajawali. Hal. 164
11
Cepi Riyana. (2003). Media Pembelajaran. Bandung: FIP-UPI. Hal. 5
13

lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan


memanipulasi unsur bunyi atau suara. Berdasarkan dari
beberapa definisi tersebut kiranya dapat didefinisikan media
audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk
mempelajari isi tema yang disajikan. Beberapa jenis media
audio yang digunakan dalam pembelajaran diantaranya:
audio kaset, audio siaran, cakram padat (compact disc), MP3
(MPEG Audio Layer 3), WAV (Waveform Audio Format),
radio internet, dan laboratorium bahasa.
2. Media visual disebut juga media pandang, karena seseorang
dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya.
Media ini dibedakan menjadi dua, yaitu: media visual yang
tidak diproyeksikan dan media proyeksi diam. Media visual
yang tidak diproyeksikan merupakan media sederhana, yang
tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk
memproyeksikan perangkat lunak. Termasuk dalam jenis ini
antara lain: gambar mati atau gamar diam (still picture);
media grafis berupa grafik, sketsa, diagram, poster, bagan
atau chart, papan flannel dan bulletin board; bahan cetak
berupa buku teks, modul, dan bahan pengajaran atau buku
panduan; dan media yang praktif dan aplikatif, yang
merupakan cakupun dari ketiga media tersebut berupa
flipchart, flashcard, flannelgraph, dan buletin board.
3. Media proyeksi diam (projected still medium) adalah media
visual yang memproyeksikan pesan melalui sebuah alat yang
mampu memproyeksikan berbagai pesan dalam bentuk
tulisan, gambar, angka, atau bahkan grafis. Media ini
memiliki persamaan dengan media grafik dalam arti
menyajikan rangsangan-rangsangan visual, bahan-bahan
14

grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam.


Perbedaan antara keduanya adalah pada media grafis sasaran
dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan yang
disampaikan melalui media, sedangkan pada media proyeksi
diam pesan tersebut harus diproyeksikan terlebih dahulu
dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.
Adakalanya media jenis ini disertai dengan rekaman audio,
tetapi ada pula yang visual saja. Jenis media proyeksi diam
antara lain film bingkai (slide), film rangkai (filmstrip),
media transparansi (overhead transparency (OHT) dan
overhead projector (OHP), proyektor tidak tembus pandang
(opaque projector), dan mikrofis (microfiche).
4. Media audiovisual gerak adalah media yang penyampaian
pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera
penglihatan serta gambar yang dihasilkan adalah gambar
yang dapat bergerak. Penggunaan media audio visual gerak
mampu menjadikan penyampaian pengajaran lebih
bermakna dan berkesan. Gabungan unsur-unsur multimedia
yang mantap antara audio, visual, pergerakan, warna, dan
kesan tiga dimensi membuat media audio visual gerak
mempunyai daya tarik tersendiri sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, kesan, daya tarik
pembelajaran, membangkitkan motivasai siswa dalam
belajar dan memperjelas materi yang disampaikan sehingga
diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Yang
termasuk media audio visual gerak diantaranya: film,
televisi, video (VCD, DVD, VTR), Komputer dan
sejenisnya.

Setelah mencermati penjelasan di atas terkait pengertian, manfaat


dan jenis media pembelajaran, yang bisa kita renungkan adalah bahwa
media sangat penting sehingga harus dijadikan sebagai bagian yang
terintegrasi (tak terpisahkan) dalam proses pembelajaran. Banyak hasil
15

penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat memperlancar


proses interaksi antara pengajar dengan pembelajar dan membantu
pembelajar belajar sejara optimal.12

Penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association


menghasilkan temuan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh
seseorang melalui indera visual adalah lebih besar yakni 75% dari pada
melalui indera audio (13%) dan indera perabaan, indera penciuman yakni
6%. Dengan demikian dari temuan ini, pemanfaatan media visual lebih
efektif dari pada media audio (pendengaran).13

B. Media Audio Visual


1. Pengertian Media Audio Visual

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak


dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara. Media audio
berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditi baik verbal (ke dalam kata-
kata atau bahasa lisan) maupun non-verbal.
Media visual yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang
dapat memberikan pengalaman konkrit, motiasi belajar serta
mempertiggi daya serap dan retensi belajar siswa. Audio visual yaitu
media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktikn mata dan
telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar
berlangsung.Dengan berfungsinya kedua alat indra yang dibantu dengan
alat pandang dengar ini, suasana kelas dan kegiatan belajar mengajar
berlangsung secara akti. Alat pendidikan pandang dengar tersebut adalah
fim dan televisi.14
Sedangkan dalam proses pembelajaran, yang dimaksud dengan
Media audio-visual adalah media kombinasi antara audio dan visual yang
diciptakan sendiri seperti slide yang dikombinasikan dengan kaset audio
12
Abdul Istiqlal (2018). Manfaat Media Pembelajaran dalam Proses belajar dan Mengajar Mahasiswa di
Perguruan Tinggi. https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp, diakses pada 2 Mei 2023
13
Badru Zaman dkk. (2005). Media dan Sumber belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
https://www.slideshare.net/bagibagiilmu/buku-ajar-media-pembelajaran, diakses pada 2 Mei 2023
14
Arief S. Sadiman dkk. (2009). Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 6
16

atau pun hasil rekaman sendiri berupa file audio yang bisa diputar di
melalui smartphone ataupun laptop.
Menurut Wina Sanjaya, Media audio- visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, slide, suara, dan sebagainya.15
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran audio visual adalah sarana atau prasarana yang
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran yang dipergunakan
untuk membantu tercapainya tujuan belajar.
2. Jenis-jenis Media Audio Visual
Media Audio Visual terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:
a. Audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti: film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.
b. Audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti: film suara dan video-kaset,
televisi, OHP, dan komputer.16
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
3.1. Kelebihan Media Audio Visual
Penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran
memiliki beberapa kelebihan menurut M. Basyiruddin Usman dan
Asnawir yaitu,
a. Dapat menggambarkan suatu proses, misalnya pembuatan suatu
keterampilan tangan dan sebagainya.
b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
c. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan pada gambar dalam
bentuk ekspresi murni.
d. Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat
penampilannya.
e. Kalau media tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek
yang diperagakan.
15
Wina Sanjaya (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cetakan ke 12).
Jakarta: Kencana Prenada Media. Hal. 172
16
Badru Zaman dkk. (2005). Media dan Sumber belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
https://www.slideshare.net/bagibagiilmu/buku-ajar-media-pembelajaran, diakses pada 2 Mei 2023
17

f. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.


3.2. Kekurangan Media Audio Visual
Adapun kekurangan penggunaan media audio visual adalah
sebagai berikut:
a. Media bersuara tiak dapat diselingi dengan keteranganketerangan
yang diucapkan suatu VCD diputar, penghentin pemutaran akan
mengganggu konsentrasi audien.
b. Audien tiak akan dapat mengikut dengan baik kalau VCD diputar
terlalu cepat.
c. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali
secar keseluruhan.
d. Biaya dan perawatan cukup tiggi dan mahal.17
Berdasarkan penjelasan di atas, dari beberapa jenis media audio
visual dan beberapa kelebihan juga kekurangannya, dapat penulis
simpulkan bahwa Pendidik harus bisa memilih media yang sesuai
dengan materi yang akan ditampilkan kepada peserta didik.
4. Tujuan dan Manfaat Media Audio Visual
4.1. Tujuan
Tujuan utama penggunaan media audio visual adalah agar
pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap
semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi.
Menurut Hujair A.H. Sanaky, tujuan media pembelajaran
sebagai alat bantu pembelajaran adalah untuk:
a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
dan Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses
pembelajaran.18
Dengan demikian dapat difahami bahwa informasi akan lebih
cepat dan mudah untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus

17
M. Basyiruddin Usman & Asnawir. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Hal. 95-96
18
Hujair A.H. Sanaky. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Hal. 5
18

melalui proses yang panjang yang akan menjadikannya jenuh pada


saat mengikuti proses pembelajaran.
4.2. Manfaat
Manfaat media pembelajaran menurut Hujair A.H Sanaky baik
secara umum maupun khusus adalah sebagai alat bantu pembelajaran
bagi pengajar dan pembelajar. Jadi manfaat media pembelajaran
adalah:
a. Pengajaran lebih menarik perhatian pelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
difahami, serta memungkinkan siswar menguasai pelajaran dengan
baik.
c. Metode pengajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
d. Pelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas
lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.19
Jadi, dapat difahami bahwa manfaat dari media pembelajaran
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak
membosankan, bahan pengajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat
menghasilkan hasil blajar yang baik.
Dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa dengan
penggunaan media audio video dalam proses pembelajaran materi
akan lebih mudah difahami oleh peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat simpulkan
bahwa media audio visual adalah media yang mengandalkan indra
pandangan dan pendengaran yang dipergunakan untuk membantu
tercapainya tujuan belajar.
C. Menghafal Al-Qur’an

19
Hujair A.H. Sanaky. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Hal. 6
19

1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

Mengahafal berasal dari kata dasar hafal yang dalam kamus besar
bahasa indonesia (KBBI) berarti telah masuk kedalam ingatan (tentang
pelajaran) dan dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku
atau catatan lain).20 Kata menghafal merupakan kata kerja yang berarti
usaha dalam meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat, atau sesuatu
yang di hafalkan dari hasil kegiatan menghafal.

Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang bernilai suatu


mu’jizat yang diturunkan pada penutup para nabi dan rasul dengan
melalui perantara malaikat Jibril, yang diriwayatkan kepada kita dengan
mutawwir, membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak ditolak
kebenarannya.21 Menurut Muhannid Nu’am menghafal merupakan salah
satu hal yang sangat luar biasa yang dapat membawa akal kita mirip akal
komputer.22 Saat mulai menghafal Al-Qur‟an secara teratur, akan
semakin memperlebar ruang untuk penyimpanan informasi baru,
sehingga bisa menambah lebih banyak lagi informasi dan bisa menghafal
lebih banyak. Dengan demikian kemampuan menghafal adalah suatu
potensi yang dimiliki seseorang yakni bisa menghafal dengan cepat, baik
dan benar, baik sesuai dengan pedomannya, berdasarkan bakat yang
dimilikinya ataupun hasil latihan yang telah dilakukan. Menghafal Al-
Qur‟an merupakan proses untuk mengingat materi ayat (rincian bagian-
bagiannya, seperti : lagu, tajwid, waqaf dan lainlain) harus dihafal dan
diingat secara sempurna, sehingga seluruh proses pengingatan terhadap
ayat dan bagian-bagiannya dimulai dari proses awal, sehingga peringatan
kembali harus tepat. Apabila salah dalam pemasukkan materi, maka akan
salah pula dalam mengingat materi tersebut. Bahkan materi tersebut sulit
untuk ditemukan kembali dalam memori atau ingatan manusia.

2. Kemampuan Menghafal Al-Qur’an

20
Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/hafal, diakses pada 30 Juni 2023)
21
Huzaemah Tahido, “Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar”, Vol.1 No.2, h.4
22
Muhannid Nu‟am, (2014) “Kilat & Kuat Menghafal Al-Qur’an Terjemah Juz Dan Tajwid Praktis”.
Surakarta: PQS Media Group, hal.16
20

Kemampuan menghafal Al-Qur’an terdiri dari tiga kata


“kemampuan”, “menghafal” dan “Al Qur’an. Kemampuan berasal dari
kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu,
sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.23
Kemampuan menghafal al-Qur’an dapat ditingkatkan dengan
membiasakan peserta didik untuk selalu membaca, menulis dan
memahami tentang al-Qur’an. Kemampuan merupakan tolak ukur dalam
menentukan pengetahuan terhadap suatu pemahaman yang dimiliki oleh
seseorang.
Untuk menentukan kemampuan yang dimiliki seseorang
diperlukan ciri-ciri yang menunjukkan tingkat pengetahuan yang
dimilikinya. Hal ini dapat dilihat seperti adanya rasa kengintahuan dan
perhatian terhadap sesuatu. Selain itu, dapat juga dilihat seseorang yang
memiliki kemampuan dapat dilihat dari keahlian yang dimilikinya. Jadi,
kemampuan merupakan kecakapan atau potensi seseorang individu untuk
menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Menghafal dalam bahasa arab didapat dari kata Hafiza-yahfazu-
hifzun yang berarti memelihara, menjaga dan menghafal. sedangkan
penggabungan dengan kata al-Qur’an merupakan bentuk idafah yang
berarti menghafalkan al-Qur’an. Dalam takaran praktisnya, yaitu
membaca dengan lisan sehingga menimbulkan ingatan dalam pikiran dan
meresap masuk dalam hati untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata hifz dengan berbagai devinisinya memiliki banyak makna yang
berhubungan erat dengan masalah ke-tahfiz-an walaupun tidak semuanya
dipakai untuk bentuk kalimat yang disandarkan dengan kata al-Qur’an.24
Menghafal adalah suatu aktifitas mencamkan dengan sengaja dan
dikehendaki dengan sadar dan sungguh-sungguh. Menghafal Al-Qur’an
tidak hanya menjadi tanggung jawab ulama, ustad dan kiyai. Tapi, semua
yang mengaku muslim mempunyai kewajiban dan tanggung jawab

23
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media Press. Hal. 628
24
Shofiatul Muhtaromah. (2015). Pengaruh Metode Kauny Quantum Memory terhadap kemampuan mengafal
Al-Qur’an. Skripsi. Banten: IAIN Sultan Maulana Hasanudin. Hal. 19
21

terhadap Al-Qur’an. Bukan untuk keuntungan Allah dan Rasul-Nya.


Bukan juga untuk menjaga Al-Qur’an agar tak punah, karena itu sudah
urusan Allah yang menjaganya. Tetapi, untuk manfaat besar kita sebagai
hamba, sebagai makhluk yang memerlukan pedoman dan petunjuk hidup
agar meraih kebahagian hidup didunia dan akhirat.25
3. Metode Menghafal Al-Qur’an
Metode berasal dari bahasa Yunani (Greeca) yaitu “Metha” dan
“Hados”, “Metha” berarti melalui/melewati, sedangkan “Hados” berarti
jalan/cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. 26 Menghafal
al-Qur’an merupakan harta simpanan yang sangat berharga yang
diperebutkan oleh oleh orang yang bersungguh-sungguh.
Hal ini karena al-Qur’an adalah kalam Allah yang bisa menjadi
syafa’at bagi pembacanya kelak dihari kiamat. Menghafal al-Qur’an
untuk memperoleh keutamaan-keutamaannya memiliki berbagai cara
yang beragam.27 Metode atau cara sangat penting dalam mencapai
keberhasilan menghafal, karena berhsail tidaknya suatu tujuan ditentukan
oleh metode yang merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
Lebih jauh lagi Peter R. Senn mengemukakan, “metode
merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah yang sistimatis.”28 Namun dengan
memahami metode menghafal al-Qur’an yang efektif, pasti kekurangan-
kekurangan yang ada akan diatasi.
Ada beberapa metode menghafal al-Qur’an yang sering dilakukan
oleh para penghafal, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Metode Wahdah Yang dimaksud metode ini, yaitu menghafal satu
persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai
hafalan awal, setiap ayat dapat dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua
puluh kali atau lebih, sehingga proses ini mampu membentuk pola
dalam bayangannya.

25
Bobby Herwibowo. (2014). Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum. Sukoharjo: CV. Farishma
Indonesia. Hal. 352
26
Zuhairini, (1993). Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani. Hal. 66
27
Abdul Muhsin, (2007). Kunci-Kunci Surga. Solo: Aqwam. Hal. 205
28
Mujamil Qomar, (1995). Epistomologi Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. Hal. 20
22

b. Metode Kitabah Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan


alternatif lain dari pada metode yang pertama. Pada metode ini penulis
terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik
kertas yang telah disediakan untuk dihafal. Kemudian ayat tersebut
dibaca sampai lancar dan benar, kemudian dihafalkannya.
c. Metode Sima’i Sima’i artinya mendengar. Yang dimaksud metode ini
adalah mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode
ini akan Sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat
extra, terutama bagi penghafal yang tuna netra atau anak-anak yang
masíh dibawah umur yang belum mengenal baca tulis al-Qur’an. Cara
ini bisa mendengar dari guru atau mendengar melalui kaset.
d. Metode Gabungan Metode ini merupakan gabungan antara metode
wahdah dan kitabah. Hanya saja kitabah disini lebih mempunyai
fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya.
Prakteknya yaitu setelah menghafal kemudian ayat yang telah dihafal
ditulis, sehingga hafalan akan mudah diingat.
e. Metode Jama’ Cara ini dilakukan dengan kolektif, yakni ayat-ayat
yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh
instruktur. Pertama si instruktur membacakan ayatnya kemudian
santri atau siswa menirukannya secara bersama-sama.29
Sedangkan menurut Sa’dulloh macam-macam metode menghafal
adalah sebagai berikut :
a. Bi al-Nadzar Yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat al-Qur’an yang
akan dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang.
b. Tahfidz Yaitu menghafal sedikit demi sedikit al-Qur’an yang telah
dibaca secara berulang-ulang tersebut.
c. Talaqqi Yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru
dihafal kepada seorang guru.
d. Takrir Yaitu mengulang hafalan atau menyima’kan hafalan yang
pernah dihafalkan/sudah disima’kan kepada guru.

29
Ahsin W, (2005). Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 3. Hal. 63-66
23

e. Tasmi’ Yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada


perseorangan maupun kepada jamaah.30
Pada prinsipnya semua metode di atas baik semua untuk dijadikan
pedoman menghafal al-Qur’an, baik salah satu diantaranya, atau dipakai
semua sebagai alternatif atau selingan dari mengerjakan suatu pekerjaan
yang terkesan monoton, sehingga dengan demikian akan menghilangkan
kejenuhan dalam proses menghafal al-Qur’an.
Kemudian untuk membantu mempermudah membentuk kesan
dalam ingatan terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi
menghafal yang baik, adapun strategi itu antara lain:
a. Strategi pengulangan ganda
b. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal
benar-benar hafal.
c. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu kesatuan
jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya.
d. Menggunakan satu jenis mushaf.
e. Memahami ayat-ayat yang dihafalnya.
f. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa.
g. Disetorkan pada seorang pengampu.31
Strategi di atas juga berfungsi untuk meningkatkan mutu atau
kualitas hafalan Al-Qur’an.
4. Tujuan Menghafal Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat islam yang telah dipilih
oleh Allah SWT sebagai umat terbaik diantara umat-umat lainnya. Al-
Qur’an berfungsi sebagai penjelas perkara agama dan dunia, serta berisi
tentang peraturan-peraturan hidup umat sepanjang zaman.
Menghafal Al-Qur’an memiliki tujuan yang agung. Adapun tujuan
menghafal Al-Qur’an menurut Abdul Aziz Abdul Rauf sebagai berikut:32
a. Menjaga kemutawatiran Al-Qur’an di dunia
b. Meningkatkan kualitas iman dan keilmuan umat Islam
30
Sa’dulloh, (2008). 9 Cara Praktis Mengafal al-Qur'an. Jakarta: Gema Insani. Hal. 52-54.
31
Ahsin W, (2005). Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 3. Hal. 72
32
Abdul Aziz Abdul Rauf. (2004). Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah. Bandung: PT Syaamil Cipta
Media. Hal. 13-25
24

c. Menjaga Terlaksananya Sunnah-sunnah Rasulullah SAW di


muka Bumi
d. Menjauhkan Mukmin dari aktivitas yang tidak ada nilai di sisi
Allah SWT
e. Melestarikan budaya Salafush Shalih
Atas dasar tujuan tersebut maka tidak diragukan lagi bahwa
menghafal Al-Qur’an adalah sebuah aktivitas yang penuh keutamaan dan
kebaikan di sisi Allah SWT. Keutamaan, karena penghafal Al-Qur’an
adalah orang yang dipilih oleh Allah SWT sebagai wakil-Nya di dunia
untuk menjaga keaslian Al-Qur’an. Kebaikan, karena menghafal Al-
Qur’an akan mendapat pahala yang besar di akhirat kelak
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-
Qur’an berarti kecakapan memelihara atau menjaga Al-Qur’an sebagai
wahyu Allah melalui proses meresapkan lafaẓ-lafaẓ ayat Al-Qur’an sesuai
dengan kaidah-kaidah membaca Al-Qur’an ke dalam pikiran agar bisa
mengingat dan melafalkannya kembali tanpa melihat mushaf atau tulisan.
5. Manfaat Menghafal Al-Qur’an
Kitab Suci Al-Qur-an merupakan pedoman bagi umat muslim.
Membaca, mempelajari, mendengarkan, dan mengamalkan Al-Qur’an
akan mendapatkan pahala. Selain itu, bagi yang menghafalkan ayat-ayat
Al-Qur’an mempunyai manfaat. Menurut KH Ahsin Sakho dalam
bukunya33 memaparkan setidaknya ada empat manfaat menghafal Al-
Qur’an, yaitu:
1. Manfaat Spiritual
Hal ini dinyatakan pada Al-Qur’an Surat Al An’am ayat 92 dan 155,
Surat al Anbiya ayat 50, dan Surat Shad ayat 29. Keberkahan berarti
kebaikan pada sesuatu. Jika Al-Qur’an kitab yang penuh berkah,
maka mereka yang menghafal Al-Qur’an akan mengunduh
keberkahan itu secara terus-menerus. Keberkahan Al-Qur’an
tidaklah berbentuk materi, tetapi nonmateri. Tapi, kebaikan yang
bersifat nonmateri ini pada akhirnya akan berimbas kepada materi

33
KH. Muhammad Ahsin Sakho, (2018). Menghafalkan Al-Qur’an. Jakarta: Qaf Media Kreativa. Hal. 8-9
25

juga.Kitab suci yang penuh dengan nilai-nilai sakralitas ini bagi yang
menghafalkan Al-Qur’an akan selalu hidup bersama Al-Qur’an.
Semua proses menghafal Al-Qur’an akan menciptakan rasa spiritual
yang tinggi. Sehingga, keimanan dan ketakwaannya bisa bertambah
dan terus bertambah.
2. Manfaat Etika dan Akhlak
Menghafalkan Al-Qur’an bisa menciptakan generasi yang penuh
etika. Sebagai gambaran, seorang penghafal Al-Qur’an harus
menyetorkan hafalanya kepada gurunya. Ketika berhadapan dengan
gurunya, mereka harus beretika.Seorang murid harus menunjukkan
etika dan kesopananya. Jika terus menerus dilakukan, maka
dipastikan anak tersebut bisa mempunyai etika dan akhlak yang
bagus.
3. Manfaat Intelektual
Salah satu manfaat menghafal Al-Qur’an adalah penguatan otak.
Otak adalah salah satu anggota tubuh. Jika digunakan terus menerus,
anggota tubuh akan semakin kuat. Otak manusia diibaratkan seperti
kumparan dalam mesin listrik.Ketika menghafalkan ayat-ayat Al-
Qur’an, kumparan itu terus berjalan, mesin itu akan aktif dan
dinamis. Sel-sel dan partikel di otak akan aktif. Aktifnya sel dalam
otak akan memperkuat otak itu sendiri.Hal ini akan bermanfaat bagi
penghafal Al-Qur’an untuk mengolah data yang masuk kedalam
otak. Salah satu penguatan intelektual seseorang dalam menghafal
Al-Qur’an adalah ketika seorang penghafal jeli dengan keberadaan
ayat-ayat yang mempunyai kemiripan redaksi. Faktanya, banyak
anak yang hafal Al-Qur’an mempunyai prestasi yang bagus di
sekolahnya masing-masing. Seorang yang telah menghafal Al-
Qur’an seolah menggenggam sebongkah emas. Dia bisa
menggunakan setiap dari bongkahan emas itu untuk apa saja, seperti
anting-anting, gelang, kalung, dan sebagainya. Begitu juga bagi
penghafal Al-Qur’an bisa menggunakan ayat-ayat yang dia hafalkan
untuk berbagai macam keperluan.
26

4. Manfaat Keilmuan.
Di antara manfat menghafal Al-Qur’an secara keilmuan, khususnya
bagi mereka yang sudah bisa mengerti isi kandungan Al-Qur’an.
Mereka akan menemukan banyak sekali ungkapan yang terkait
dengan berbagai macam keilmuan, yaitu: (1) banyak menghafal kosa
kata (2) menghafalkan kaidah-kaidah nahwu dan Sharaf (3) banyak
menghafal dalil-dalil hukum (4) banyak menghafalkan dalil sejarah
(5) menghafal kata-kata hikmah (6) menghafalkan ayat-ayat
kaudiniyah atau ayat yang berkaitan dengan fenomena alam semesta
(7) menghafal ribuan ayat tentang akidah, kisah masa lalu, dan ayat
yang berkaitan dengan tema-tema kehidupan (8) jika ingin membuat
tafsir tematik, baik untuk bahan ceramah atau membuat makalah
ilmiah, dia akan cepat menghadirkan ayat-ayat yang terkait dengan
satu tema.34
6. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan
Menghafal Al-Qur’an
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi.
Proses komunikasi terwujud melalui kegiatan penyampaian dan tukar
menukar pesan oleh setiap pendidik dan peserta didik. Agar komunikasi
dapat diserap dan tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu
digunakan sarana yang membantu proses tersebut, karena dalam proses
tersebut sering terjadi hambatan-hambatan yang mengakibatkan
komunikasi yang tidak lancar.
Hambatan-hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan
menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pemakaian media dalam pengajaran dapat membantu mengembangkan
kreatifias pendidik dan peserta dengan cara menyajikan materi dengan
media sehingga lebih menarik.
Dengan penggunaan media audio visual yang merupakan
kombinasi antara indra pendengaran dan penglihatan, diharapkan peserta
didik menjadi tertarik terhadap pelajaran yang diajarkan, serta fokus

34
https://mui.or.id/hikmah/31797/empat-manfaat-menghafal-alquran/ diakses pada 28 Mei 2023
27

mengikut pelajaran sehingga dapat menyerap pelajaran secara optimal,


yang pada akhirnya berujung pada tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Kaitannya dengan menghafal Al-Qur’an, dengan menggunakan
media audio visual, peserta didik dapat lebih mengingat bunyi dari ayat-
ayat Al-Qur’an yang diperdengarkan sambil melihat media visual dari
ayat-ayat Al-Qur’an tersebut secara berulang sampai akhirnya peserta
didik bisa mengingatnya dan hafal.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ratna pada tahun 2014
dengan penelitiannya yang berjudul, “Penggunaan Media Audio Visual dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan hasil belajar
Kelas V SD Negeri 295 Bila Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang.”
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan media
Audio Visual dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
menghasilkan pengaruh yang sangat signifikan. Dari hasil penelitian ini dapat
dilihat bahwa penggunaan media Audio Visual yang diterapkan pada proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peserta didik
menjadi lebih termotivasi dalam belajar sehingga mendapatkan nilai yang
lebih baik dari sebelumnya.35
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fujiyanto dkk pada
tahun 2016 dengan judul penelitian “Penggunaan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Hubungan Antar Makhluk
Hidup di kelas IV SDN Ketib, Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
Sumedang.” Pada penelitian ini ditemukan suatu masalah, khususnya pada
hasil belajar peserta didik, hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran
yang dilakukan bersifat abstrak sehingga peserta didik kurang memahami
apa yang disampaikan oleh pendidik. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, digunakanlah media Audio Visual. Penggunaan Media Audio
Visual dapat membantu memahami materi yang bersifat abstrak menjadi

35
Ratna. (2014). Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk
meningkatkan hasil belajar Kelas V SD Negeri 295 Bila Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang .
Skripsi Sarjana Jurusan Tarbiyah: Parepare.
28

konkrit. Berdasarkan perolehan data awal, peserta didik yang tuntas adalah
40% dari 30 siswa, dengan ketentuan KKM 70. Selama penggunaan media
Audio Visual pada Siklus I siswa yang tuntas meningkat persentase 53,3%
sebanyak 16 siswa. Pada Siklus II siswa yang tuntas meningkat dengan
persentase 66,6% sebanyak 20 siswa, dan Siklus III siswa yang tuntas
meningkat dengan persentase 90% sebanyak 27 siswa dan telah mencapai
target yang ditentukan yaitu 85%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.36
Hubungan penelitian yang sebelumnya dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan media Audio Visual sebagai sarana penunjang
dalam kegiatan pembelajaran. Namun perbedaan dari penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah pengaruh penggunaan media Audio Visual
dalam menghafal Al-Qur’an, sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada
motivasi dan hasil belajar peserta didik.

36
Ahmad Fujiyanto, Asep Kurnia Jayadinata, Dadang Kurnia (2016). Penggunaan Media Audio Visual
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Hubungan Antar Makhluk Hidup di kelas IV
SDN Ketib, Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Jurnal Pena Ilmiah: Program Studi
PGSD UPI Kampus Sumedang.

Anda mungkin juga menyukai