11
11
pembelajaran sifatnya lebih khusus, maksudnya media pendidikan yang secara
khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan
secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran, tetapi
setiap media pembelajaran termasuk dalam media pendidikan.
Istilah alat peraga, alat bantu guru (teaching aids), alat bantu audio visual
(AVA), atau alat bantu belajar. Pada dasamya, istilah-istilah tersebut dapat
dimasukkan dalam konsep media, karena konsep media merupakan
perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat
bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas
dalam mengajar. Audio-Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang
sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat
bantu belajar penekanannya pada pihak yang belajar (pembelajar).
Konsep lain yang ada kaitan dengan media pembelajaran adalah istilah
sumber belajar. Sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media
pembelajaran. Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
latar/lingkungan. Apa yang dinamakan media sebenarnya adalah bahan dan alat
belajar tersebut. Jadi media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar.
Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah kata
tersebut diartikan dalam pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat bantu
guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar ( siswa ). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu, bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar
kepada siswa.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education
and Communication Technology/AECT) di Amerika membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi. Yang dimaksud segala bentuk saluran di sini adalah segala
sesuatu yang digunakan dapat menyampaikan informasi. kemudian Gagne (1970)
12
12
mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Yang dapat merangsang siswa
untuk belajar itu benda yang dapat dilihat, dapat didengar dapat dirasakan dan
lain-lain. Kemudian Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sagala (2008) mengatakan
pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa dapat belajar.
Degeng (2010) mengatakan bahwa pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa. Ini membuktikan bahwa siswa itu adalah sebagai subjek
bukan sebagai objek. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta
didik. Hamalik (2015) mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur manusia, materialitas, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Rossi dan breidle dalam sanjaya (2010)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran , majalah
dan sebagainya. Menurut Olson dalam Miarso mendefinisikan medium sebagai
teknologi untuk menyajikan, merekam, membagi dan mendistribusikan symbol
dengan melalui rangsangan indera tertentu, disertai penstrukturan informasi.
Jadi dapat disimpulkan, media pembelajaran adalah segala sesuatu baik
pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaaan, perhatian d a n k e m a u a n s i b e l a j a r sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali
Selanjutnya pengertian ICT (Information and Communication Technology)
atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah perangkat teknologi yang
13
13
digunakan dalam pengolahan data, penyusunan, penyimpanan, serta manipulasi
data melalui berbagai cara untuk memproses dan menyampaikan informasi yang
berkualitas. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu
perangkat ke lainnya. Jadi teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah
dua buah konsep yang tidak bisa dipisahkan. Teknologi Informasi dan Komunikasi
mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Menurut Fitrihana (2007), ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat
mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan,
menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi
sebuah informasi.
Jadi media pembelajaran berbasis ICT adalah segala teknologi yang dapat
mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan,
menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi
sebuah informasi dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
dapat berlangsung dengan menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran.
14
14
Dengan begitu media pembelajaran memiliki banyak manfaat dalam
mensukseskan pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2012), media pembelajaran bermanfaat untuk :
1. Menangkap objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan
foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat
disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Guru dapat menjelaskan
proses perkembangbiakan tumbuhan yang langka melalui hasil rekaman
video. Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu; proses
perkembangan bayi dalam rahim mulai dari sel telur dibuahi sampai menjadi
embrio dan berkembang menjadi bayi.
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang
bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah untuk dipahami dan dapat
menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran
tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan melalui film.
Selain itu, media pembelajaran juga dapat menampilkan objek yang terlalu
besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan didalam kelas, atau menampilkan
objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan mata telanjang.
Untuk memanipulasi keadaan, media pembelajaran juga dapat menampilkan
suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan
mobil, gerakan kapal terbang, gerakan pelari atau gerakan sedang berolahraga,
atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti
gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat dan lain
sebagainya.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai
contoh sebelum menjelaskan materi tentang polusi, untuk dapat menarik
perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih
15
15
dahulu tentang banjir, atau tentang kotoran limbah pabrik dan lain sebagainya.
(Sanjaya; 2010)
16
16
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan
terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara
individu.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek
penting lain dalam proses belajar mngajar, misalkan sebagai penasihat atau
konsultan siswa. (Arsyad, 1997)
17
17
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalu guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seprti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. (Arsyad, 1997)
Berdasarkan uraian diatas, maka penggunaan media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi sebagaimana pendapat Levie & Lentz (1982) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi (media visual) yaitu, menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkomunikasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks suatu mata pelajaran.
Fungsi afektif, media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut
masalah sosial atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks
dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal.
18
18
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton (1985) dapat memenuhi tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, yaitu (1)
memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi dan (3) memberikan
intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang siswa untuk bertindak (turut memikul
tanggung jawab, melayani secara dukarela atau memberikan sumbangan
meterial). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam
rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk
penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar laporan atau pengetahuan.
Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi, para siswa
bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada
persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mentah, atau terbatas pada
perasaan tidak senang, netral atan tidak senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang di dapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang
secara lebih sistematis dan psikologi dilihat daris segi prinsip-prinsip belajar agar
dapat menyiapkan instruksi yang efektis. Di samping menyenangkan, media
pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
19
19
2. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak
semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi,
akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
3. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap
materi pembelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan
digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.
Contohnya, untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah
penduduk di indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang
mencerminkan pertumbuhan penduduk.
4. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit
memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif.
Demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang
kurang, akan sulit menangkap bahan pelajaran yang disajikan melalui visual.
5. Media yang digunakan harus memerhatikan efektifitas dan efisiensi. Media
yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai
tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak
memiliki nilai. Setiap media yang dirancang guru mesti memerhatikan
efektifitas penggunaannya.
6. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama media yang
mutakhir seperti komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan
kemampuan khusus dalam pengoperasiannya.
20
20
bahwa penggunaan kertas dan pensil akan lebih praktis untuk sebagian besar
wilayah indonesia. Tetapi misalnya dipedalaman irian, dimana transport dan
komunikasi fisik sangat sulit, mungkin kertas dan pensil perlu digantikan
dengan daun dan duri atau tanah dan lidi.
2. Media tertentu cenderung untuk lebih cepat dipakai dalam menyajikan suatu
unit pelajaran dari pada media lain. Oleh karena itu, pengenalan karakteristik
dan kemampuan media sangat perlu.
3. Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai untuk segala macam kegiatan
belajar. Seperti halnya tidak ada obat yang dapat mengobati segala macam
penyakit, maka tidak ada media yang cocok untuk semua keperluan. Oleh
karena itu, pendekatan multimedia penting untuk dilakukan.
4. Penggunaan media yang terlalu banyak secara sekaligus justru akan
membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran. Dapat diibaratkan seorang
yang kelaparan dan disajikan bermacam-macam makanan, maka perhatiannya
tidak lagi pada keinginannya menutupi kelaparan tetapi mencicipi dan
menyantap makanan yang disajikan.
5. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk menggunakan media
pendidikan. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa
dengan menggunakan media pendidikan guru tidak perlu membuat persiapan
mengajar terlebih dahulu. Misalnya dengan adanya buku teks lalu guru merasa
cukup memberi perintah kepada anak-anak untuk membuka dan mempelajari
halaman tertentu. Justru sebaliknya dalam hal ini guru dituntut untuk
melakukan persiapan dengan cermat dengan mempelajari bahan dalam buku
itu sendiri, mempersiapkan bahan tambahan, pengayaan, atau penjelasan dan
lain-lain.
6. Media harus merupakan bagian integral dari pelajaran.
7. Anak-anak harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta aktif. Kalau
terlalu semangat, guru sering cenderung untuk mengusahakan media yang
hebat hingga anak dapat belajar tanpa susah payah dan tanpa kegiatan yang
berarti. Hal ini merupakan tindakan yang berlebihan, sebagai prinsip
21
21
hendaknya dipegang ungkapan usahakan media sederhana, dengan siswa
yang aktif.
8. Murid harus ikut serta bertanggung jawab untuk apa yang terjadi selama
pelajaran. Misalnya setelah membaca buku, anak harus menjawab pertanyaan
dan sebagainya.
9. Secara umum perlu diusahakan penampilan yang positif daripada yang negatif.
Bilamana guru melakukan demonstrasi, memberikan contoh, menunjukkan
model atau memperagakan sesuatu hendaknya selalu mengambil segi yang
positif, karena bila yang ditampilkan yang negatif, sangat cepat untuk dapat
ditiru, ditangkap ataupun dicobakan oleh anak-anak yang mulanya hanya
sebagai selingan tetapi yang lama kelamaan dapat menimbulkan kebiasaan.
10. Hendaknya tidak menggunakan media pendidikan sekedar sebagai selingan
atau hiburan, pengisi waktu kecuali memang tujuan pengajarannya demikian.
11. Pergunakan kesempatan menggunakan media yang dapat ditanggapi untuk
melatih perkembangan bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Daftar Rujukan
Arif Sadiman dkk, 2002, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Azhar Arsyad, 1997, Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta
Sagala, Syaiful, DR.,H.,M.Pd. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta.
Alfabeta Bandung.
Udin. S. Winataputra, dkk. 2008.Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas
Terbuka: Jakarta
Yusufhadi Miarso , 2004, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Prenada
Media. Kencana : Jakarta.
Wina Sanjaya, 2012. Media Komunikasi Pembelajaran, Kencana: Jakarta
22
22