Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH DIGITAL MARKETING TERHADAP BRAND

ADVOCACY DENGAN PERCEIVED SERVICE QUALITY DAN


CUSTOMER ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL PERANTARA PADA
VIRTUAL HOTEL OPERATOR: OYO HOTEL
Kevin Christian Sugianto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 50236
Email: m36416022@john.petra.ac.id

Abstrak: Salah satu inovasi dalam perkembangan teknologi adalah munculnya VHO (Virtual Hotel Operator).
Perkembangan teknologi membuat bisnis VHO harus lebih kreatif dan inovatif dalam memasarkan bisnis mereka
untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa hubungan antara digital
marketing terhadap brand advocacy dengan perceived service quality dan customer engagement sebagai variabel
perantara pada Virtual Hotel Operator: OYO Hotel menunjukkan bahwa perceived service quality dan customer
engagement sebagai variabel perantara mampu untuk membuat pengaruh yang positif terhadap hubungan variabel
independen ke variabel dependen. Responden dari penelitian ini adalah generasi Y dan Z yang pernah menggunakan
aplikasi OYO Hotel.
Kata kunci: Digital Marketing; Perceived Service Quality; Customer Engagement; Brand Advocacy
Abstract: One of innovation in technological development is the emergence of VHO (Virtual Hotel Operators). The
development of technology makes the VHO business must be more creative and innovative in marketing their
business to be able to compete with competitors. From this study, the authors found the relationship between digital
marketing and brand advocacy with perceived service quality and customer involvement as variables supported by
Virtual Hotel Operators: OYO Hotel shows that perceived service quality and customer engagement as intermediary
variables are able to make a positive influence on the relationship of independent variables to the dependent
variable. Respondents from this study are Y and Z generations who have used the OYO Hotel application.
Keyword: Digital Marketing; Perceived Service Quality; Customer Engagement; Brand Advocacy

PENDAHULUAN Fenomena ini memunculkan sebuah


peluang bisnis di bidang online yang mana
Perkembangan teknologi merupakan banyak digeluti oleh masyarakat di seluruh
fenomena yang sedang terjadi dan dialami di dunia, bahkan di Indonesia di berbagai
segala penjuru dunia dan sudah tidak asing bidang, salah satunya adalah di bidang hotel.
lagi di kalangan masyarakat. Salah satu
bentuk teknologi yang berkembang adalah Perkembangan online travel agent
Internet. Manusia dapat dengan mudah untuk merupakan salah satu bisnis yang mengikuti
mengakses informasi melalui akses internet perubahan teknologi ini. Namun dengan
baik dalam negara maupun dalam lintas seiringnya perkembangan online travel agent,
negara. Indonesia merupakan salah satu mulai muncul Virtual Hotel Operator (VHO)
negara yang berdampak dengan adanya yang mulai marak digunakan oleh
perkembangan ini. Menurut data statistik masyarakat di Indonesia. Virtual Hotel
yang diambil dari statiska (2019) jumlah Operator (VHO) merupakan “rebranding”
pengguna internet terus bertumbuh setiap untuk pemilik usaha hotel atau rumah
tahunnya dan diproyeksikan akan mencapai singgah yang tergabung ke dalam Virtual
149.9 juta pengguna di negara Indonesia pada Hotel Operator (VHO).
tahun 2023. Hal ini menunjukkan
perkembangan yang sangat cepat.
Sejak awal 2015 dikenalkan-nya b) Apakah Digital Marketing berengaruh
pasar Indonesia dengan adanya Virtual Hotel terhadap Customer Engagement pada
Operator, OYO berhasil menempatkan Virtual Hotel Operator: OYO?
dirinya sebagai Virtual Operator Hotel yang c) Apakah Preceived Service Quality
berkembang paling cepat di Indonesia yaitu berpengaruh terhadap Brand Advocacy
sebanyak 1900% hanya dalam kurun waktu 8 pada Virtual Hotel Operator: OYO?
bulan. Keberhasilan OYO dalam d) Apakah Customer Engagement
mengembangkan usahanya di Indonesia tidak berpengaruh terhadap Brand Advocacy
lepas dari strategi pemasaran salah satunya pada Virtual Hotel Operator: OYO
merupakan strategi Digital Marketing
Digital Marketing merupakan salah TINJAUAN PUSTAKA
satu strategi yang efektif untuk menjangkau
pasar, terutama untuk negara berkembang Digital Marketing
yang telah melek teknologi, Oleh karena itu, Iklan merupakan suatu pesan
penting bagi sebuah perusahaan untuk mengenai barang atau jasa yang dimiliki oleh
melakukan dan menerapkan digital sebuah perusahaan untuk disampaikan
marketing untuk menjaga kelangsungan kepada target audience melalui berbagai
perusahaan. touchpoints yang tersedia. Dengan turut
Informasi sosial media (digital berkembangnya zaman, semakin banyak
marketing) memiliki pengaruh yang kuat touchpoints yang tersedia. Menurut Urban
terhadap persepsi konsumen terhadap (2004) menyatakan bahwa digital marketing
kualitas layanan sebelum memiliki keinginan menggunakan koneksi internet dan
untuk menggunakan atau merekomendasikan perkembangan teknologi informasi untuk
ke orang lain (Younhee dan Lee, 2018). meningkatkan dan memperluas jangkauan
Dengan kata lain memiliki strategi digital pemasaran yang tradisional
marketing dalam sosial media sebuah Menurut Smith (2012), Digital
perusahaan sangat penting untuk marketing merupakan salah satu praktik
menciptakan perceived service quality dalam mempromosikan produk dan jasa
konsumen menggunakan digital distribution channel,
Munculnya social media sebagai channel yang tersedia biasanya terbagi dalam
salah satu saluran digital marketing komputer, ponsel genggam atau smart phone,
meyebabkan munculnya minat pelanggan dan berbagai media digital lainnya. Salah
untuk terlibat (engage) dalam social media, satu touchpoint yang paling banyak
dan hal ini dapat menjadi peluang yang digunakan oleh manusia, terutama generasi
memfasilitasi hubungan yang erat antara millennial adalah computer dan smartphone.
perusahaan dan pelanggan (gorry dan Indikator Digital Marketing ( Eun Young
westbrook, 2011; Hudson dan Thal, 2013). Kim, 2004)
Berdasarkan latar belakang a. Cost per Transaction
permasalahan di atas, maka rumusan masalah b. Incentives Program
penelitian kali ini adalah c. Site Design
a) Apakah Digital Marketing berpengaruh d. Interactivity
terhadap Perceived Service Quality pada
Virtual Hotel Operator: OYO?
Perceived Service Quality brand atau perusahaan diluar pembelian,
yang didorong dengan motivasi tertentu.
Service Quality merupakan sesuatu
yang sangat penting unttuk diperhatikan Indikator Customer Engagement (Vivek,
terutama untuk perusahaan yang bergerak di 2009)
dalam bidang jasa. service quality tidak hanya
a. Awareness
bicara mengenai hasil akhir dari sebuah
b. Enthusiasm
layanan, tetapi tentang bagaimana hal
c. Interaction
tersebut diberikan ketika dalam proses
d. Activity
pemberian jasa dan proses tersebut memiliki
e. Extraordinary Experience
impact yang sangat besar terhadap perceived
service quality (Douglas dan Connor, 2003). Brand Advocacy
Service quality tidak hanya dapat Brand advocacy adalah dimana
dirasakan melalui bertatap muka. Service ketika seseorang merekomendasikan atau
quality dari sebuah penyedia jasa atau layanan mempromosikan produk atau brand kepada
juga dapat dirasakan melalui online atau yang orang lain. Menurut Badrinarayanan dan
bisa disebut juga dengan e-service quality yang Laverie (2013) brand advocacy dapat
berarti service quality yang didapat atau dianggap sebagai sejauh mana individu
dirasakan secara online. menurut Zeithaml et merekomendasikan secara aktif dan
al (2002) e-service quality atau biasa disebut mendukung sebuah brand dan mengabaikan
dengan website service quality adalah sejauh brand lainnya dalam kategori produk yang
mana sebuah layanan dalam website dalam sama.
memfasilitasi pembelanjaan, pembelian, Brand Advocacy juga termasuk dalam
penerimaan produk dan jasa / layanan dengan consumer’s behavior dalam minat untuk
efektif dan efisien. mencoba produk baru dari sebuah brand,
Indikator Perceived Service Quality menyebarkan word-of-mouth yang baik dan
(Zethaml et al, 2000) mengabaikan informasi yang negatif atau
issu lainnya. Ketika seseorang sudah mau
a. Information Availability and Content untuk mengadvokasi sebuah brand, maka
b. Ease of Use / usability dapat dipastikan bahwa konsumen tersebut
c. Privacy / Security telah berhubungan (engaged) dan terkoneksi
d. Graphic Style dengan brand secara dalam (Bilro et al, 2018).
e. Fulfillment or Reliability
Indikator Brand Advocacy (Bilro et al,
Customer Engagement 2018)
Customer engagement merupakan a. Intention to try new product of the
keterlibatan pelanggan yang mencakup brand
seluruh aktivitas pelanggan dan perusahaan. b. Favorable Word-of-Mouth
Vivek et al (2012) mendefinisikannya c. Resilience to Negative Information
sebagai intensitas partisipasi individu dan
koneksi dengan penawaran yang diberikan Hubungan Antar Konsep
oleh organisasi atau kegiatan organisasi, baik Hubungan Digital Marketing terhadap
yang dimulai oleh pelanggan maupun oleh Perceived Service Quality
organisasi tersebut. Van Doorn et al (2010)
berpendapat bahwa customer engagement Social media merupakan salah satu
merupakan manifestasi pelanggan terhadap bagian dari strategi digital marketing.
Menurut Younhee dan Lee (2018) informasi brand advocacy. Pada penelitian tersebut
dalam media sosial memiliki pengaruh yang disebutkan bahwa Perceived Service Quality
kuat terhadap perceived service quality dan berpengaruh positif terhadap brand trust.
evaluasi calon konsumen sebelum Dengan adanya brand trust, perasaan
mengkonsumsi jasa yang disediakan. Selain terhadap brand akan meningkat, peningkatan
itu kualitas dan kepopuleran sosial media ini diikuti dengan adanya peningkatan brand
juga sangat berpengaruh terhadap persepsi satisfaction. Ketika pelanggan merasakan
seseorang akan service quality yang akan trust dan satisfaction muncul affective
diberikan oleh sebuah brand dan perusahaan. commitment dari konsumen terhadap brand
Penggunaan digital marketing sangat efektif tersebut, dan affective commitment memiliki
untuk menjangkau target konsumen, selain efek yang positif terhadap brand advocacy
biaya yang dikeluarkan murah, dengan intention. Ketika sebuah brand atau
penggunaan strategi yang tepat dapat perusahaan dapat menciptakan pandangan
memberikan presepsi akan kualitas mengenai yang bagus mengenai brand yang dimiliki,
brand apapun dengan baik. Dalam rangka maka dapat memicu pelanggan untuk
menciptakan persepsi akan kualitas layanan, melakukan advocacy terhadap brand tersebut.
penggunaan digital marketing tidak hanya Oleh karena itu sangatlah penting
dilakukan melalui iklan dan sosial media. menciptakan persepsi yang positif mengenai
Dengan cara lain, penggunaan website design sebuah brand.
dan user interface yang dirancang dengan
matang, ketersediaan informasi yang lengkap Hubungan Customer Engagement Dengan
dapat menciptakan persepsi akan kualitas Brand Advocacy
yang baik bagi sebuah brand atau perusahaan Engagement merupakan salah satu cara untuk
(Zeithaml, 2000) membangun hubungan dengan konsumen.
Hubungan Digital Marketing Dengan Hubungan yang dibangun pasti memiliki
Customer Engagement respon dari konsumen. Jika respon yang
terjadi adalah konsumen merekomendasikan
Menurut Nair (2011) dari perspektif brand tersebut ke orang lain, maka telah
perusahaan, social networking sites tidak terjadi brand advocacy. Menurut Sashi,
hanya berfungsi sebagai channel untuk Brynildsen dann Bilgihan (2019) keterlibatan
membagikan informasi, lebih dari itu, social konsumen dengan sebuah brand dapat
networking sites mengijinkan siapapun untuk memicu terjadinya brand advocacy, terutama
berinteraksi dengan perusahan dan berbagi jika pelanggan telah mencapai tahap
opini melalui media tersebut. Berdasarkan emotionaly engaged with the brand. Brand
banyak riset, banyak orang yang suka melihat harus berusaha untuk memberikan
konten foto, informasi produk dan konten experience; memberikan konten yang
video di media manapun, dan mereka dapat bersifat emosional dan dapat diingat;
engage dengan perusahaan melalui konten- memberikan aspek-aspek manusiawi seperti
konten tersebut. keterlibatan dan keintiman dengan
karakteristik pelanggan dan dengan cara itu
Hubungan Perceived Service Quality
akan tercipta emotionaly engaged.
Dengan Brand Advocacy
engagement dan advocacy juga dapat terjadi
Menurut penelitian yang dilakukan dengan meminta feedback dan ulasan dari
oleh Ercis, Unal, Candan dan Yildirim (2012) pengalaman mereka untuk memungkinkan
menunjukkan bahwa perceived service terjadinya brand advocacy dan keterikatan
quality berhubungan secara positif dengan dengan konsumen secara emosional.
Kerangka Konseptual Penelitian ini menggunakan teknik -
non-probability sampling, dimana semua
Perceived
populasi tidak memiliki peluang yang sama
Service
Quality
untuk menjadi sampel dan pengambilan
sampel didasarkan akan pertimbangan
H1 H3 peneliti. Sampel dari penelitian ini adalah
Digital
Marketing
Brand
Advocacy
orang yang mengetahui dan pernah
H2 H4 menggunakan Virtual Hotel Operator: OYO
di generasi Y dan Z yang berdomisili di
Customer Surabaya dengan jumlah pengambilan
Engagement
sampel sebanyak 100 orang.
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Definisi Operasional Variabel
Hipotesis
Definisi operasional variabel yang
Berdasarkan pengamatan lapangan dan studi akan digunakan terdiri dari 3 variabel:
literature, maka dirumuskan hipotesis
1. Variabel Independen
sebagai berikut:
A. Digital Marketing
H1: Diduga Digital Marketing berpengaruh a. Cost per Transaction
terhadap Perceived Service Quality X1.1 OYO memiliki metode
pembayaran yang aman dan
H2: Diduga Digital Marketing berpengaruh terpercaya
terhadap Customer Engagement X1.2 Harga yang diberikan oleh
H3: Diduga Perceived Service Quality OYO relatif lebih murah
berpengaruh terhadap Brand Advocacy b. Incentives Program
X1.3 OYO sering memberikan
H4: Diduga Customer Engagement program voucher dan potongan harga
berpengaruh terhadap Brand Advocacy X1.4 OYO memberikan program
METODOLOGI PENELITIAN giveaway yang menarik pada
c. Site Design
Populasi dan Sampel X1.5 Aplikasi OYO memiliki
desain dan layout yang menarik
Populasi merupakan wilayah
X1.6 Aplikasi OYO memiliki
generalisasi yang terdiri atas subyek atau
penataan fungsi layout yang nyaman
obyek yang memiliki karakter dan kualitas
d. Interactivity
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, untuk
X1.7 Informasi yang terpampang
dipelajari kemudian ditarik sebuah
pada aplikasi OYO dijabarkan secara
kesimpulan dari populasi tersebut (Sugiyono,
jelas.
2011). Populasi yang digunakan dalam
X1.8 Tampilan kamar sesuai
penelitian ini adalah orang yang mengetahui
dengan foto dan informasi yang
Virtual Hotel Operator: OYO.
ditampilkan pada aplikasi OYO
Sampel merupakan bagian dari 2. Variabel Intervening
jumlah populasi yang memiliki karakteristik A. Perceived Service Quality
yang kurang lebih relatif sama (Sugiyono,
2011). a. Information Availability and Content
Y1.1 Informasi dan konten yang Y2.4 Pelanggan tertarik untuk
disediakan pada aplikasi OYO sudah mengikuti kegiatan yang dilakukan
jelas oleh OYO
Y1.2 Informasi yang ada pada c. Interaction
aplikasi OYO sudah cukup lengkap Y2.5 Pelanggan bersedia untuk
b. Ease of Use berbagi pengalaman kepada orang
Y1.3 Aplikasi OYO memberikan lain mengenai OYO
kemudahan dalam pencarian hotel Y2.6 Pelanggan pernah
Y1.4 Aplikasi OYO memiliki membicarakan tentang OYO dengan
metode pembayaran yang mudah orang
c. Privacy/ Security d. Activity
Y1.5 Informasi pribadi anda yang Y2.7 Pelanggan tertarik untuk
terdaftar pada aplikasi OYO aman mengakses sosial media milik OYO
Y1.6 Bertransaksi dengan OYO Y2.8 Pelanggan berminat
dengan menggunakan metode menginap di OYO karena tertarik
d. Graphic Style dengan penawaran dan promo yang
Y1.7 Tampilan foto dan gambar ditawarkan oleh OYO
pada aplikasi OYO memberikan e. Extraordinary Experience
informasi akan unit/properti yang Y2.9 Pelanggan merasakan
jelas pengalaman positif ketika
Y1.8 Penggunaan animasi pada menggunakan OYO
aplikasi didesain dengan baik dan Y2.10 Pengalaman menginap di
tidak mengganggu hotel OYO memberikan anda
e. Fulfillment or Reliability persepsi akan kualitas OYO yang
Y1.9 Lokasi pada aplikasi OYO sama di semua hotel yang tersebar di
sesuai dengan keberadaan properti Indonesia
yang akan pelanggan sewa 3. Variabel Dependen
Y1.10 Kamar didapatkan sesuai A. Brand Advocacy
dengan tampilan yang ada di aplikasi a. Intention to Try New Product of the
OYO Brand
B. Customer Engagement Z1.1 Pelanggan ingin untuk
a. Awareness mencoba layanan baru yang
Y2.1 Pelanggan mengetahui ditawarkan oleh OYO
adanya OYO sebagai virtual hotel Z1.2 Pelanggan selalu mencari
operator yang memberikan harga tahu tentang layanan terbaru yang
yang sangat terjangkau ditawarkan oleh OYO
Y2.2 Pelanggan mengetahui b. Favorable Word-of-Mouth
mengenai promo atau event yang Z1.3 Anda merasa kualitas layanan
sedang dilakukan oleh OYO. dari OYO cukup baik dan
b. Enthusiasm memuaskan
Y2.3 Pelanggan selalu berusaha Z1.4 Anda akan memberitahu
untuk menggunakan promo yang orang lain mengenai pengalaman
ditawarkan oleh OYO ketika akan kualitas layanan dari OYO
melakukan pemesanan. c. Resilience to Negative Information
d. Z1.5 Pelanggan beranggapan
bahwa OYO merupakan brand
dengan kualitas layanan yang baik merupakan variabel intervening yang
dan sesuai dengan harapan anda berdampak positif dalam membentuk
Z1.6 Pandangan orang lain customer advocacy. Dapat dilihat bahwa nilai
mengenai OYO tidak akan path coefficient terbesar terbesar berasal dari
mempengaruhi anda dalam proses pengaruh Digital Marketing terhadap
pemilihan OYO sebagai platform Perceived Service Quality yaitu sebesar
penyedia hotel 0,766. Di sisi lain. Digital Marketing
terhadap Customer Experience memiliki nilai
Teknik Analisis Data path coefficient sebesar 0,735.
Pemilihan teknik analisa statistika Kedua variabel intervening tersebut
adalah bagian penting untuk megnuji memiliki pengaruh positif terhadap Brand
hipotesis salah satu alat ana-lisis yang banyak Advocacy. Customer Engagement memiliki
digunakan adalah SEM (structural equation nilai path coefficient sebesar 4,503 terhadap
marketing). Penelitian ini menggunakan Brand Advocacy, lebih besar dibandingkan
pendekatan WarpPLS yang merupakan Perceived Service Quality yang memiliki
pengembang-an dari analisis PLS (partial nilai path coefficient sebesar 0,346 terhadap
least square), model ini dikembangkan Brand Advocacy.
sebagai alternative untuk situasi di-mana
dasar teori pada perancangan model lemah Dari Gambar 2, dapat dipahami
atau indikator yang tersedia tidak memenuhi bahwa semua variabel memiliki nilai path
model peng-ukuran reflesif. coefficient yang positif. Semakin tinggi nilai
path coefficient yang terdapat pada hubungan
HASIL PENELITIAN DAN antar variabel independen terhadap variabel
PEMBAHASAN dependen, maka semakin kuat juga pengaruh
Path Analysis dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
Dalam analisa path coefficient ini
dapat dipahami bahwa Perceived Service
Quality dan Customer Engagement

Gambar 2. Hasil Path Analysis


Indicator Reliability Y2.1 0,810 0,656 Cukup
Dari Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa Y2.2 0,716 0,513 Cukup

Customer Engagement
Variabel Digital Marketing memiliki 5 Y2.3 0,718 0,516 Cukup
indikator dengan tingkat realibilitas yang Y2.4 0,787 0,619 Cukup
cukup dan 3 indikator dengan tingkat Y2.5 0,822 0,676 Cukup
realibilitas yang baik. Kemudian Perceived Y2.6 0,717 0,514 Cukup
Service Quality memiliki 10 indikator dengan Y2.7 0,742 0,551 Cukup
tingkat realibilitas cukup. Selanjutnya
Y2.8 0,741 0,549 Cukup
variabel Customer Engagement memiliki 10
indikator dengan tingkat realibilitas cukup. Y2.9 0,735 0,540 Cukup
Variabel terakhir yaitu Brand Advocacy Y2.10 0,842 0,709 Baik
memiliki 2 indikator dengan tingkat Z1.1 0,814 0,663 Cukup

Brand Advocacy
realibilitas cukup dan 4 indikator dengan Z1.2 0,817 0,667 Cukup
tingkat realibilitas baik. Z1.3 0,869 0,755 Baik
Seluruh indikator dalam penelitian ini Z1.4 0,865 0,748 Baik
memenuhi syarat realibilitas sehingga dapat Z1.5 0,849 0,721 Baik
digunakan sebagai bahan untuk mengolah Z1.6 0,866 0,750 Baik
data selanjutnya.
Tabel 1. Indicator Reliability Uji Hipotesis
Indicat Tabel 2. Uji Hipotesis
Latent
Indicat Loadin or Kesimpu
Variabl
or gs Reliabil lan H Keterangan T-Statistics
e
ity
H1 Digital Marketing →
X1.1 0,806 0,650 Cukup Pereived Service 22,261
X1.2 0,775 0,601 Cukup Quality
Digital Marketing

X1.3 0,760 0,578 Cukup H2 Digital Marketing →


14,968
X1.4 0,753 0,567 Cukup Customer Engagement
X1.5 0,856 0,733 Baik H3 Perceived Service
X1.6 0,870 0,757 Baik
Quality → Brand 2,043
Advocacy
X1.7 0,777 0,604 Cukup
H4 Customer Engagement
X1.8 0,855 0,731 Baik 4,361
→ Brand Advocacy
Y1.1 0,750 0,563 Cukup
Y1.2 0,800 0,640 Cukup
a. Temuan: Terima H1
Y1.3 0,816 0,666 Cukup
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
Y1.4 0,813 0,661 Cukup
bahwa Digital Marketing secara positif
Perceiv Y1.5 0,783 0,613 Cukup
ed mempengaruhi Perceived Service
Service Y1.6 0,789 0,623 Cukup Quality. Hal tersebut dapat dilihat dari
Quality Y1.7 0,787 0,619 Cukup hasil nilai uji T-statistics Digital
Y1.8 0,724 0,524 Cukup marketing terhadap Perceived Service
Y1.9 0,788 0,621 Cukup Quality yang memiliki nilai paling besar
dibandingkan dengan hubungan variabel-
Y1.10 0,814 0,663 Cukup variabel lainnya, yaitu sebesar 22,261.
Jika ditinjau dari nilai path coefficients,
variabel Digital Marketing terhadap layanan dari OYO Hotel. Tidak hanya itu,
Perceived Service Quality memiliki nilai Transaction Cost yang diperlukan oleh
sebesar 0,766 yang berarti memiliki customer OYO Hotel dapat dibilang
hubungan yang sangat baik. sangatlah rendah, hal ini dikarenakan
Seiring dengan perkembangan zaman, metode pembayaran yang sangat mudah
penggunaan digital marketing untuk sekaligus penawaran harga yang
sebuah perusahaan sudah seperti menjadi diberikan sangat menarik. Dengan ini,
standart. Strategi OYO untuk semakin baik strategi Digital Marketing
menerapkan Digital Marketing yang OYO, maka semakin tinggi tingkat
dapat memudahkan konsumen dan Customer Engagement yang terbentuk.
memberikan gambaran mengenai produk Hal tersebut juga didukung dari segi Path
atau jasa yang ditawarkan. Salah satu Coefficient. Nilai path coefficient Digital
yang dilakukan oleh OYO adalah dengan marketing terhadap Customer
menggunakan site design pada aplikasi Engagement memiliki nilai yang positif
yang menarik dan mudah dipahami. yaitu sebesar 0,732. Hal ini dapat
Selain itu OYO mampu memberikan semakin membuktikan bahwa Digital
aplikasi yang interactive dengan Marketing memiliki pengaruh yang kuat
tersedianya informasi yang lengkap, jelas dalam membentuk Customer
dan sesuai sehingga dapat membentuk Engagement.
gambaran atas kualitas OYO (Perceived c. Temuan: Terima H3
Service Quality) Hasil analisa dalam penelitian ini juga
b. Temuan: Terima H2 membuktikan bahwa Perceived Service
Penelitian ini juga membuktikan bahwa Quality memiliki pengaruh terhadao
Digital Marketing yang dilakukan oleh Brand Advocacy. Berdasarkan hasil uji
OYO Hotel memiliki peranan yang T-statistics hubungan antar Digital
penting untuk membentuk Customer Marketing terhadap Brand Advocacy
Engagement, hal ini dapat dilihat dari memiliki nilai sebesar 2,043.
nilai uji T-statistics yang memiliki nilai OYO memberikan aplikasi sebagai
14,968. Sehingga dapat disimpulkan strategi Digital Marketing yang cukup
bahwa Digital Marketing memiliki menarik dan interaktif. Hal ini dapat
pengaruh yang positif terhadap Customer dilihat dari ketersediaan informasi dan
Engagement. konten termasuk foto-foto yang
Dalam penelitian ini customer digunakan menggunakan desain yang
engagement dimengerti juga sebagai menarik. Tidak hanya itu, OYO mampu
interaksi dan partisipasi individu memberikan fulfillment yang handal
terdahap penawan yang diberikan oleh karena semua informasi yang tersedia di
organisasi atau penawaran tertentu. dalam aplikasi merupakan informasi
Untuk membentuk Customer yang mampu memberikan reliability
Engagement yang baik, diperlukan kepada konsumen ditambah dengan
adanya strategi Digital Marketing yang keamanan metode pembayaran yang
baik. OYO Hotel terbukti sukses untuk ditawarkan oleh OYO Hotel. Semua
melakukan strategi digital marketing kemudahan tersebut dapat membuat
yang baik. Incentives Program yang konsumen merekomendasikan secara
diberikan oleh OYO mampu untuk aktif OYO Hotel sebagai platform
membuat konsumen tertarik dengan penyedia hotel budget dibandingkan
OYO Hotel, bahkan menggunakan dengan platform-platform lainnya.
Nilai path coefficient Perceived Service maka hal ini juga akan berdampak pada
Quality terhadap Brand Advocacy performa Perceived Service Quality.
memiliki nilai yang positif yaitu sebesar Apabila OYO Hotel mampu memberikan
0,346 sehingga menunjukan bahwa platform untuk bertransaksi secara aman,
Perceived Service Quality memiliki memberikan site design dan content yang
pengaruh dalam terbentuknya Brand cukup informative dan interactive, maka
Advocacy. akan secara langsung membentuk
d. Temuan: Terima H4 Perceived Service Quality di benak
Customer Engagement terhadap Brand audience sendiri.
Advocacy pada OYO Hotel memiliki
nilai uji T-statistic dengan nilai sebesar b. Digital Marketing terhadap Customer
4,361. Hasil penelitian ini menunjukan Engagement memiliki pengaruh yang
bahwa Customer Engagement memiliki positif. Dalam membentuk Customer
pengaruh yang positif terhadap Brand Engagement dibutuhkan adanya interaksi
Advocacy. antar konsumen dan perusahaan terhadap
Customer Engagement merupakan penawaran yang diberikan. Dalam hal ini,
partisipasi individu dan koneksi dengan strategi Digital Marketing merupakan
penawaran yang diberikan oleh OYO salah satu strategi yang efektif.
Hotel. Banyaknya penawaran dan event Penggunaan Digital Marketing
yang diberikan oleh OYO Hotel, baik mempermudah konsumen maupun calon
melalui social media, ataupun aplikasi konsumen untuk berinteraksi dengan
membuat konsumen antusias dan tertarik penawaran perusahaan. OYO
untuk mengikuti dan menggunakan memberikan Incentives Program melalui
promo atau event tersebut. Hal ini sangat aplikasinya, sekaligus memberikan Site
mempengaruhi Brand Advocacy, dimana Design yang Interactive sehingga
konsumen OYO mengatakan dan mempermudah pengguna untuk
merekomendasikan OYO secara aktif berinteraksi dengan penawaran yang
kepada kerabat terdekatnya, mengenai diberikan oleh OYO Hotel. Semakin baik
promo, event, maupun activity yang strategi Digital Marketing maka akan
didapatkan saat menggunakan OYO baik pula tingkat Customer Engagement
Hotel. yang mampu didapatkan.
Dari segi path coefficient, hubungan c. Pada Perceived Service Quality terhadap
Customer Engagement terhadap Brand Brand Advocacy memiliki hubungan
Advocacy memiliki nilai sebesar 0,503. yang signifikan. Semakin baik Perceived
Dari data tersebut dapat dipahami bahwa Service Quality yang dimiliki oleh
Customer Engagement memiliki konsumen terhadap OYO Hotel, maka
pengaruh yang kuat dalam pembentukan semakin tinggi juga Brand Advocacy
Brand Advocacy. yang akan didapatkan dari konsumen.
Dengan adanya Perceived Service
Quality yang baik konsumen tidak hanya
KESIMPULAN
akan menggunakan OYO, lebih dari itu
a. Pengaruh Digital Marketing terhadap konsumen dapat merekomendasikan
Perceived Service Quality menunjukan OYO ke kerabat terdekatnya.
nilai pengaruh yang positif. Ketika Ketersediaan informasi yang lengkap,
strategi Digital Marketing yang kemudahan penggunaan, dan metode
diterapkan oleh OYO Hotel sudah baik, pembayaran yang aman bisa membuat
konsumen memiliki Perceived Service SARAN
Quality yang baik terhadap OYO,
meningkatkan trust dan satisfaction dari Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
konsumen. Dengan akses perkembangan yang dibuat oleh peneliti, peneliti ingin
teknologi, Digital marketing dapat sangat mengajukan beberapa saran untuk VHO OYO,
efektif untuk menciptakan Perceived sebagai berikut:
Service Quality dan Brand Advocacy a. OYO Hotel hendaknya terus
yang dapat memiliki jangkauan dan mengembangkan strategi Digital
persebaran yang sangat luas untuk Marketing yang dilakukannya. Semua
perusahaan termasuk OYO Hotel. aspek dalam digital marketing yang
d. Hubungan Customer Engagement dilakukan oleh OYO sudah bagus, namun
terhadap Brand Advocacy juga memiliki ada baiknya jika OYO Hotel terus
nilai yang positif. Brand advocacy mengembangkan keamanan dan
merupakan bagaimana konsumen kemudahan dalam pembayaran. Salah
merekomendasikan atau satu cara yang dapat dilakukan adalah
mempromosikan secara aktif dan melakukan kerjasama dengan perusahaan
mendukung sebuah produk atau brand yang bergerak dalam bidang e-wallet
kepada orang lain. Untuk mengatakan seperti OVO, Dana, Go-Pay, dan lain-lain.
dan merekomendasikan secara positif Hal ini sudah banyak dilakukan oleh
sebuah brand atau produk, tentunya platform-platform yang bergerak dalam
konsumen harus memiliki hubungan bentuk digital dan seharusnya sudah
keterlibatan dengan perusahaan. menjadi standart. Bentuk kerjasama ini
Keterlibatan konsumen ini dapat dilihat juga dapat meningkatkan minat
dari activity dan experience yang konsumen terhadap hotel OYO karena
didapatkan oleh konsumen ketika metode pembayaran yang semakin
menggunakan produk atau jasa dari mudah, dan dapat ditambahkannya
produk tersebut. Ketika seseorang telah beberapa Incentives Program untuk
terlibat dalam activity untuk mengikuti pemesanan dengan metode pembayaran
penawaran menarik dan mengalami menggunakan e-wallet.
extraordinary experience dari jasa atau b. Dalam meningkatkan Perceived Service
Quality, OYO Hotel hendaknya lebih
produk yang didapatkan, tentunya tidak
informatif dalam memberikan dan
menutup kemunkinan untuk konsumen
mengomunikasikan konten hotel dalam
merekomendasikan kepada kerabatnya
aplikasinya. Peningkatan ini dapat dilakukan
mengenai aktifitas dan pengalaman yang
dengan memberikan informasi yang lengkap
pernah didapatkan ketika menggunakan pada property yang akan disewakan, seperti
produk atau brand tersebut. Sehingga halnya memberikan “What’s near” untuk
semakin baik OYO Hotel dapat membuat mengetahui restoran terdekat, mall terdekat,
konsumen berpartisipasi dan memiliki ataupun tempat wisata terdekat, atau
hubungan dengan OYO, maka konsumen memberikan “What to do” pada kota-kota
juga akan semakin terdorong untuk tertentu untuk memberikan panduan
mengajak kerabat, teman atau orang lain restoran yang terkenal, tempat wisata yang
untuk menggunakan OYO, dimana hal terkenal, maupun tempat yang wajib untuk
tersebut merupakan tindakan Brand dikunjugi menurut OYO Hotel. Dengan
Advocacy demikian, information availability and
content yang dimiliki oleh OYO dapat
meningkat, demikian pula dengan Perceived
Service Quality yang dimiliki oleh konsumen https://doi.org/10.2753/MTP1069-
terhadap OYO Hotel. 6679210104.
c. OYO Hotel bisa menignkatkan layanan dalam Bilro, R. G., Maria, S., Loureiro, C., Ali, F.,
menciptakan Customer Engagement. Salah Bilro, R. G., Maria, S., … Ali, F. (2018).
satu langkah yang bisa dilakukan adalah The Role of website stimuli of
dengan memberikan fitur Q&A (Questions experience on engagement and brand
and Answers) pada aplikasi OYO untuk ebih advocacy.
meningkatkan interaksi antar OYO dengan https://doi.org/10.1108/JHTT-12-2017-
konsumen. Cara ini dapat dengan efektif 0136
untuk membuat konsumen dapat Douglas, L., & Connor, R. (2003). Attitudes
berhubungan dengan perusahaan karena to service quality – the Expectation gap.
disediakannya wadah untuk berhubungan Nutrition & Food Science, 33(4), 165–
secara mudah. Cara ini sudah digunakan 172.
oleh beberapa platform yang bergerak https://doi.org/10.1108/0034665031048
dalam bidang digital. Selain meningkatkan 8516
interaksi, hal ini juga berdampak pada Erciş, A., Ünal, S., Candan, F. B., & Yıldırım,
penambahan informasi tertentu yang
H. (2012). The Effect of brand
mungkin belum dicantumkan pada kolom
satisfaction, trust and brand
deskripsi properti.
commitment on loyalty and repurchase
d. Salah satunya adalah dengan
intentions. Procedia - Social and
memberikan fitur review pada aplikasi
Behavioral Sciences, 58, 1395–1404.
OYO Hotel. Memang OYO Hotel sudah
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.0
memfasilitasi dengan fitur pemberian
9.1124
bintang, namun peneliti beranggapan
Hudson, S., & Thal, K. (2013). The Impact of
akan lebih bagus bila ditambahkan fitur
social media on the consumer decision
review pada aplikasi OYO sehingga
process: Implications for tourism
konsumen yang telah menggunakan
marketing. Journal of Travel and
OYO dapat berbagi pengalaman tidak
Tourism Marketing, 30(1–2), 156–160.
hanya dengan kerabat mereka, namun
https://doi.org/10.1080/10548408.2013.
juga dengan semua orang yang membuka
751276
aplikasi OYO untuk memperluas
Nair, M. (2011). Understanding and
cakupan Brand Advocacy pada OYO
measuring the value of social media,
Hotel. Selain itu, review dari pelanggan
Journal of Corporate Accounting &
ini merupakan brand advocacy yang
Finance, Vol.22 No.3, pp.45-51.
terjadi secara terus menerus dan tanpa
Sashi, C. M., Brynildsen, G., & Bilgihan, A.
adanya jangka waktu karena sekali
(2019). Social media, customer
konsumen melakukan review, maka
engagement and advocacy: An
review tersebut akan terlihat terus oleh
Empirical investigation using Twitter
konsumen lainnya.
data for quick service restaurants.
DAFTAR PUSTAKA International Journal of Contemporary
Hospitality Management, 31(3), 1247–
Badrinarayanan, V., & Laverie, D. (2013). 1272. https://doi.org/10.1108/IJCHM-
The Role of manufacturers’ salespeople 02-2018-0108
in inducing brand advocacy by retail Smith, K. T., & Smith, K. T. (2012).
sales associates. Journal of Marketing Longitudinal study of digital marketing
Theory and Practice, 21(1), 57–70. strategies targeting Millennials.
https://doi.org/10.1108/0736376121120 Marketing Science Institute, Cambridge,
6339 MA.
Sugiyono. (2011). Pengertian populasi dan
sampel dalam penelitian. Retrieved 03
2020, from BLOG’S BIMBINGAN –
Mengajar Berarti Mengajar:
https://sugithewae.wordpress.com/2012
/11/13/pengertian-populasi-dan-
sampel-dalam-penelitian/
Urban, Glen L. (2004), Digital marketing
strategy. text and cases. Upper Saddle
River, NJ: Pearson Prentice Hall
Van Doorn, J., Lemon, K. N., Mittal, V., Nass,
S., Pick, D., Pirner, P., & Verhoef, P. C.
(2010). Customer engagement behavior:
Theoretical foundations and research
directions. Journal ofService Research,
13(3), 253–266.
Vivek, Shiri D. (2009), ‘‘A Scale of
Consumer Engagement,’’ Doctor of
Philosophy Dissertation, Department of
Management & Marketing, Graduate
School–The University of Alabama,
UMI.
Vivek, S. D., Beatty, S. E., & Morgan, R. M.
(2012). Customer engage- ment:
exploring customer relationships
beyond purchase. Journal of Marketing
Theory and Practice, 20(2), 122–146.
Young Kim, E., & Kim, Y. (2004). Predicting
online purchase intentions for clothing
products. European Journal of
Marketing, 38(7), 883–897.
https://doi.org/10.1108/0309056041053
9302
Younhee, E., & Lee, H. (2018). International
Journal of Hospitality Management
Projecting service quality : The e ff ects
of social media reviews on service
perception, 69(August 2017), 132–141.
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2017.09.
006
Zeithaml, V. A., Parasuraman, A., &
Malhotra, A. (2000). E-service Quality:
Defini- tion, Dimensions and
Conceptual Model. Working Paper.

Anda mungkin juga menyukai