Anda di halaman 1dari 34

STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE

PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA


Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP No. Standard Operating Procedure Hal.

DEFINISI 5

SOP 101 Pendahuluan (Introduction) 6

SOP 102 Kerahasiaan (Confidentiality) 6

TUGAS RUTIN 7

SOP 201 Serah Terima Tugas Shift (Shift Hand Over) 7

SOP 202 Laporan Shift (Shift Report) 8

SOP 203 Patroli (Patrol of Property) 8


Area-area pelaksanaan Safety
SOP 204 9
(Safety Procedure)

SOP 205 Aturan dan Peraturan Perusahaan


10
(Rules and Company Regulation)
Pintu Masuk/Keluar Karyawan/Pintu Utara
SOP 206 11
(Employess Check In/Out )

SOP 207 Kerusakan dan Kehilangan Barang Inventaris (Inventory Damaged or Stolen) 12

SOP 208 Laporan Kejadian – Prosedur Umum


12
(Incident Report – General Procedure)

SOP 209 Pengontrolan Kunci (Key Control) 13

SOP 210 Parkir Kendaraan (Vehicle Parking) 13

SOP 211 Aturan Jaga Pos (Post Regulation) 14

SOP 212 Mengetahui Adanya Tindak Kriminal (Known Criminal Act) 15

SOP 213 Ijin Mengeluarkan Barang (Material Access Permmit) 15

SOP 214 Ijin Membawa – Mengeluarkan Barang Pribadi (Personal Stuff Access Permmit) 16

SOP 215 Pemeriksaan Kendaraan Masuk (Incoming Vehicle Check) 16

SOP 216 Pemeriksaan Kendaraan Keluar (Out Vehicle Check) 17

SOP 217 Pencurian (Theft) 18

SOP 218 Narkotika dan Alkohol (Drugs and Alcohol) 19

SOP 219 Menghadapi Demonstrasi, penutupan jalan dan penyetopan kegiatan. (External
21
Demonstration)

SOP 220 Demontrasi dari dalam perusahaan/karyawan. (Internal Demonstration) 21

SOP 221 Keamanan dan Kenyaman Kantor 22


Page 1 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP No. Standard Operating Procedure Hal.


( Office Security and Convenience)

SOP 222 Masalah Sex (Bukan Bentuk Protitusi)


23
Sex Offences (Other Than Prostituion)

SOP 223 Pengganggu (Disturbance) 24

SOP 224 Ruang Locker Karyawan (Employess Locker Room) 24

TUGAS PELAYANAN (SERVICE DUTY) 25

SOP 301 Penerimaan Tamu (Receptionist) 25

SOP 302 Penerimaan Telephone (Telephone Courtessy) 26

SOP 303 Keluhan Tamu (Guest Complaint) 26

SOP 304 Keluhan Karyawan (Client Employess Complaint) 27

SOP 305 Kecelakaan Tamu (Guest Accident) 27

SOP 306 Hubungan Personil Security dengan Karyawan klien (Staff Fraternising with Employees) 28

SOP 307 Kecelakaan pada Karyawan (Employess Accident) 28

SOP 308 Insiden dengan Karyawan (Employees Incident) 29

SOP 309 Tamu Khusus (V.I.P. Guest) 29

SOP 310 Aturan tentang Binatang (Pets Policy) 30

TUGAS DARURAT (EMERGENCY) 30

SOP 401 Padamnya Aliran Listrik (Electric Power Failure) 30

SOP 402 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Medical and First Aid) 31

SOP 403 Pembunuhan (Homicide) 31

SOP 404 Kematian dalam Area Tugas (Death in the Property) 32

SOP 405 Bunuh Diri (Suicide) 32

SOP 406 Pencegahan Bunuh Diri (Suicide Prevention Threat) 33

SOP 407 Perampokan Bersenjata (Armed Robbery) 33

SOP 408 Perlakuan Terhadap Preman (Prowers) 34

SOP 409 Evakuasi (Evacuation Threatment) 34

SOP 410 Ancaman Lewat Telepon (Threatening Phone Calls) 35

Page 2 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP No. Standard Operating Procedure Hal.

SOP 411 Ancaman Bom (Bomb Threatment) 36

SOP 412 Evakuasi Karena Ancaman Bom (Bomb Threatment Evacuation) 37

SOP 413 Kebakaran di Lokasi (Fire on Site) 38

ADMINISTRASI SECURITY 41

SOP 501 Struktur Alur Pelaporan (Reporting Flow Structure) 42

SOP 502 Sruktur Organisasi Lapangan (Field Structure Organization) 42

SOP 503 Jadwal Kerja (Working Schedule) 43

SOP 504 Presensi / Kehadiran (Presence ) 43

SOP 505 Pemeriksaan Kehadiran (Attendance Check List) 44

SOP 506 Pertukaran Shift (Shift Change Prosedur) 44

SOP 507 Prosedure Permintaan Lembur (Overtime Request Prosedur) 45

SOP 508 Prosedure Permohonan Ijin Meninggalkan Tugas


45
(Permitt Request Procedure)

SOP 509 Prosedure Permohonan Ijin Cuti (Annual Leave Prosedur) 45

SOP 510 Laporan Harian (Daily Report) 46

SOP 511 Laporan Serah Terima Tugas (Hand Over Report) 46

SOP 512 Laporan Perbekalan (Logistic Report) 47

SOP 513 Laporan Bulanan (Monthly Report) 47

SOP 514 Laporan Patroli (Patrol Report) 47

SOP 515 Laporan Kehadiran (Presence Report) 48

SOP 516 Laporan Kehadiran Tugas (Time Sheet Report) 48

Page 3 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

DEFINISI
PT. DBS : PT. Delapan Benua Khatulistiwa
MS : Magnum Security
HQ : Head Quarter/ Kantor Pusat
SO : Security Officer
TL : Team Leader / Danru
SPV : Supervisor
VIP : Vey Important Person
PIC : Person In-Charge
TNI : Tentara Nasional Indonesia
POLRI : Polisi Republik Indonesia
APD/PPE : Alat Pelindung Diri / Personal Protection Equipment
CCTV : Closed Circuit Television
HT : Handy Talkie
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
SOP : Stadart Operating Procedure
TKP : Tempat Kejadian Perkara
TPTPKP : Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara
STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan

PENDAHULUAN INTRODUCTION
SOP 101 Pendahuluan Pengamanan SOP 101 : Security Introduction
:
Tugas Pokok Security adalah menjamin adanya The main task of Security is to ensure maximum and
keamanan secara maksimal danberkelanjutan berupa sustainable security in the form of physical and material
pengamanan fisik dan material tamu dan assetnya, security of guests and assets, to create a problem-free
menciptakan lingkungan kerja yang bebas masalah work environment for employees, provide protection for
bagi karyawan, memberikan perlindungan terhadap company assets and a conducive atmosphere according
aset perusahaan dan suasana yang kondusif sesuai to company standards.
standar perusahaan.

SOP ini dibuat khusus untuk mendukung pelaksanaan This SOP was created specifically to support operational
operasional di area kerja klient. implementation in client work areas.

Segala anjuran, larangan dan ketentuan-ketentuan All suggestions, prohibitions and provisions in this SOP
pada SOP ini berlaku bagi seluruh Petugas Security apply to all Security Officers who are actively serving in
yang aktif bertugas di area klient. Disusun dan the client area. Compiled and designed as a guide and
dirancang sebagai panduan serta arahan dalam direction in carrying out operational activities on an
melaksanakan kegiatan Operasional secara ongoing basis.
berkesinambungan.

Yang dimaksud karyawan / ti adalah karyawan yang What is meant by employees is employees who work in
bekerja di area klient dan karyawan rekanan kerja the client area and the client / contractor /
klien / kontraktor / subkontraktor. subcontractor work partner employees.

SOP 102 : Kerahasiaan SOP 102 : Confidentiality


Pokok : Keselamatan dan keamanan harus Principal : Safety and security must keep
mengingat akan kerahasiaan. confidentiality in mind.

Prosedur : Hal keselamatan dan keamanan harus Procedur : Matters of safety and security must pay
memperhatikan hak pribadi individu attention to the personal rights of
termasuk tamu dan karyawan klient, individuals including guests and
untuk itu sangat penting bagi seluruh employees of the client, for that it is

Page 4 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

staff dan management harus very important for all staff and
memahami hal ini sebagai bentuk management to understand this as a
kebebasan bertindak sesuai etika yang form of freedom of action in accordance
berlaku. Staff dan management with applicable ethics. Staff and
sebaiknya mengikuti petunjuk sebagai management should follow the
berikut: instructions as follows:

1. Penyidikan dan atau interogasi tidak 1. Investigation and or interrogation may


boleh diketahui oleh orang lain ; not be known by others ;

2. Pertanyaan, wawancara diskusi atau 2. Questions, discussion interviews or


penyidikan (investigasi) tidak boleh investigation (investigation) must not be
lebih dari satu orang, sebab more than one person, because it allows
the loss of confidentiality and may not
memungkinkan terjadinya kehilangan
be accompanied by threats
kerahasiaan serta tidak boleh disertai (intimidation) against suspects or
ancaman (intimidasi) terhadap people suspected or involved in the
tersangka maupun orang yang problem ;
dicurigai atau terlibat dalam masalah
tersebut ;

3. Tidak diperkenankan membicarakan 3. It is forbidden to discuss security issues


masalah security dan atau kebijakan and / or Magnum Security's company
perusahaan Magnum Security terhadap policies with others ;
orang lain;

4. Tidak diperkenankan untuk 4. It is not permissible to discuss the


membicarakan peristiwa yang terjadi incident with the employee and / or
(incident) dengan karyawan dan atau guests or outsiders / others ;
tamu atau orang luar/orang lain ;

5. Tidak diperkenankan untuk 5. It is not permissible to discuss the


membicarakan peristiwa yang terjadi incident with the employee and / or
(incident) dengan karyawan dan atau guests or outsiders / others ;
tamu atau orang luar/orang lain ;

6. Tidak diperkenankan untuk 6. It is not permissible to discuss and / or


membicarakan dan atau disseminate events that occur and / or
menyebarluaskan peristiwa yang client management policies or Magnum
Security secretly (behind the scenes) to
terjadi dan atau kebijakan managemen
the mass media ;
klien maupun Magnum Security secara
diam-diam (di belakang layar) kepada
media massa ;

7. Keterangan kepada media massa/pers 7. Information to the mass media / press


hanya dapat diberikan oleh pihak yang can only be given by the parties
bersangkutan. Gosip, isu, rumor atau concerned. Gossip, issues, rumors or
similar things that can damage the
hal sejenis yang dapat merusak citra
company's image and decrease morale
perusahaan dan penurunan semangat (work morale) ;
kerja (moral kerja) ;

Page 5 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

8. Tindakan disiplin atau tindakan hukum 8. Disciplinary or legal action will be


akan dilakukan sebagai akibat carried out as a result of violation of this
pelanggaran SOP ini. SOP.

TUGAS RUTIN DAILY ROUTINE


SOP 201 : Serah Terima Tugas antar Shift SOP 201 : Shift Handover
Pokok : Meyakinkan bahwa seluruh informasi Principal : Ensure that all information is known by
diketahui oleh seluruh personil all personnel
Prosedur : Procedur :
1. Seluruh personil security diharuskan 1. All security personnel are required to
hadir minimal 30 menit sebelum serah attend at least 30 minutes before the
terima tugas dilaksanakan ; handover of the task is carried out ;

2. Shift lama harus menjelaskan isi Duty 2. The old shift must explain the contents
Log Book (Buku Mutasi) kepada of the Duty Log Book to the
personil pengganti termasuk hal-hal replacement personnel, including things
that are confidential (incident report,
yang bersifat rahasia (incident report,
accident report) as well as things that
accident report) serta hal-hal yang might be carried out by the substitute
mungkin akan dilaksanakan oleh shift officer ;
petugas shift pengganti ;

3. Mengisi Buku Serah Terima (Hand 3. Filling in Hand Over Log Book and also
Over Log Book) dan juga inventaris inventory or handover equipment such
atau perlengkapan yang diserah- as communication devices (Handy
Talky, etc.) flashlights / batteries,
terimakan seperti alat komunikasi
operational vehicles, key books and
(Handy Talky, dll) senter / baterai, keys, personal equipment such as
kendaraan operasional, buku kunci handcuffs, Sticks and also maybe the
serta kunci-kunci, perlengkapan suspect is caught but has not been
perseorangan seperti borgol, Tongkat handed over to the authorities ;
dan juga mungkin tersangka pelaku
yang tertangkap tapi belum diserahkan
kepada pihak yang berwajib ;

4. Menyelesaikan Laporan Tugas Shift 4. Complete Shift Task Reports including


(Shift Report) termasuk jumlah the number of Incoming Vehicle
Kendaraan yang Masuk (Incoming Records, Number of Out Vehicle
Records, Guest Visiting Log Books,
Vehicle Record), Jumlah Kendaraan
Attendance Signature etc ;
Keluar (Out Vehicle Record), Buku
Tamu (Guest Visiting Log Book),
Absensi Kehadiran (Attendance
Signature) dll ;

5. Memeriksa semua monitor dan kamera 5. Check all monitors and cameras (CCTV)
(CCTV) beserta laporannya ; and their reports ;

6. Serah terima dilaksanakan dengan baik 6. The handover was carried out properly
serta ditandatangani oleh Team and signed by the Team Leader / Danru
Leader/Danru masing-masing ; respectively ;
Page 6 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP 202 : Laporan Shift SOP 202 : Shift Report


Pokok : Laporan Shift dilaporkan kepada Principal : The Shift report is reported to Security
Security Coordinator Magnum Security Coordinator Magnum Security
Prosedur : Procedur :
1. Laporan Tugas Shift setiap hari harus 1. The Shift Task Report must be received
sudah diterima oleh Security daily by the Security Coordinator at
Coordinator pada pukul 08.00 pagi 08.00 the following morning ;
keesokan harinya ;

2. Laporan harus berisi semua informasi 2. The report must contain all information
yang terjadi dalam 8 jam terakhir, that occurred in the last 8 hours, actions
tindakan dan atau tindak lanjut serta and or follow-up as well as the results
obtained included in the Shift Task
hasil yang diperoleh termasuk dalam
Report ;
Laporan Tugas Shift ;

3. Rekomendasi dan atau hasil tindak 3. Recommendations and / or results of


lanjut segera dilaporkan kepada follow-up are immediately reported to
Security Coordinator. the Security Coordinator.

SOP 203 : Patroli SOP 203 : Patrol


Pokok : Patroli dilakukan untuk meyakinkan Principal : Patrol is carried out to ensure that
bahwa karyawan, tamu dan semua employees, guests and all assets
aset milik klien dalam keadaan aman. belonging to the client are safe.
Prosedur : Procdure :
1. Patroli rutin dilakukan secara teliti dan 1. Routine patrols are carried out
dilaksanakan minimal oleh 1 (satu) thoroughly and are carried out by at
orang personil security. Patroli least one (1) security personnel.
Patrolling is done randomly (randomly)
dilakukan secara acak (random)
based on Supervisor's order or it can
berdasarkan perintah Supervisor atau also use a periodic rolling post system ;
bisa juga dengan menggunakan sistem
rolling pos secara periodik ;

2. Mempersiapkan perlengkapan patroli 2. Prepare patrol equipment such as radio


seperti radio komunikasi (HT), communications (HT), handpohone
Handphone (HP), senter, baterai, jas (HP), flashlights, batteries, rain coats
(rain coat) and patrol equipment such
hujan (rain coat) dan alat patroli
as; QR Patrol ;
seperti; QR Patrol;

3. Perlengkapan tugas seperti; 3. Task equipment such as; batons (ASP


pentungan (ASP stick / baton), pepper stick / baton), pepper spray, PR 24,
spray, PR 24, pisau sangkur dan atau bayonet knives and / or specified ;
yang sudah ditentukan ;

4. Patroli dilakukan dengan arah dan 4. Patrol is carried out in the direction and
tujuan sesuai arahan Komandan Patroli direction according to the direction of
atau Komandan Regu ; the Patrol Commander or Team
Commander ;
Page 7 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

5. Periksa semua pos, lakukan 5. Check all posts, check the doors and
pemeriksaan pintu-pintu dan jendela, windows, whether they are locked
apakah sudah terkunci dengan baik properly or not, check the area around
the post to predict threats (Threat
atau belum, periksa areal sekeliling
Prediction) ;
pos untuk memprediksi ancaman
(Threat Prediction) ;

6. Catat semua hal-hal yang ditemui 6. Record all things that are found in the
dalam pelaksanaan patroli kedalam implementation of patrol into the Patrol
Buku Patroli (Patrol Log Book) ; Book (Patrol Log Book) ;

7. Menanyakan kepentingan/keperluan 7. Ask about the interests / needs of


orang-orang yang tidak dikenal yang strangers in the patrol area / area ;
berada dalam lingkungan areal
patroli/areal kawasan ;

8. Melaporkan kepada pos komando 8. Report to the command post about the
tentang kerawanan yang ditemukan vulnerabilities found (Record in the
(Catat dalam Patrol Log Book) seperti Patrol Log Book) such as the lights that
turn off / not turn on, the gas leak, the
lampu-lampu yang mati/tidak menyala,
welding machine is still on and other
kebocoran gas, mesin las yang masih things that need to be recorded or
menyala dan hal hal lain yang perlu reported ;
dicatat atau dilaporkan ;

9. Kejadian atau peristiwa penting yang 9. Important events or events that occur
terjadi pada saat patroli segera diatasi when the patrol is immediately handled
dan apabila petugas patroli tidak and if the patrol officer is unable or
unauthorized to resolve / decide then TL
mampu atau tidak berwenang untuk
or Security Coordinator are immediately
mengatasi /memutuskan maka segera reported. Then the Team Leader /
dilaporkan TL atau Security Danru or Security Coordinator who
Coordinator. Kemudian Team receives the report will immediately
Leader/Danru atau Security forward the information to the officer
Coordinator yang menerima laporan keep.
akan segera meneruskan informasi
tersebut kepada petugas jaga.

SOP 204 : Prosedur Keselamatan SOP 204 : Safety Procedure


Pokok : Setiap personal, baik karyawan Principal : Every person, both employees obey all
mematuhi segala larangan dan anjuran restrictions and recommendations to
terhadap area-area terbatas. limited areas.
Prosedur : Procedure :

Page 8 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP 204 : Area-area pelaksanaan Safety (Safety Procedure)


Pokok : Setiap personnal, baik karyawan mematuhi segala larangan dan anjuran terhadapa area-area
terbatas.
Prosedur : 1. Guna menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman dan tertib maka setiap personil,
baik karyawan pihak client, dan Tamu wajib mematuhi segala larangan dan anjuran
terhadap area-area terbatas.
2. Anjuran
a. Untuk area repair lantai 1 (satu) setiap personal wajib:
1. Menggunakan Sepatu Khusus
2. Menggunakan seragam kerja / Ware Pack
3. Larangan
a. Larangan untuk merokok di setiap area kecuali yang sudah ditentukan oleh pihak
client.
4. Peringatan dan anjuran.
a. Petugas Security wajib memperingatkan dan menegur baik secara lisan ataupun
tulisan jika diperlukan terhadap segala bentuk pelanggaran yang sudah ditetapkan.
b. Peneguran/peringatakan atas larangan dan anjuran yang sudah ditentukan ini tidak
hanya terbatas untuk petugas Security tetapi setiap personal berhak
menegur/memperingatkan atau memberikan anjuran-anjuran yang sudah ditetapkan.
5. Perlakuan terhadap Tamu dan pengunjung.
Setiap tamu yang berkunjung ke area client wajib dijelaskan akan larangan dan anjuran
oleh petugas Security pada saat mendaftar di Posko/Pos I Security.
6. Sanksi
Sanksi tehadap pelanggaran atas larangan-larangan yang sudah ditetapkan, akan diatur
kemudian oleh Departemen HRD klien.

Page 9 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP 205 : Aturan dan Peraturan Perusahaan (Rules and CompanyRegulation)


Pokok : Penerapan Aturan dan Peraturan Perusahaan harus dijelaskan secara detail dalam bentuk buku
Panduan bagi Karyawan (Company Regulation) serta aturan perusahaan yang tidak dimuat
dalam Company Regulation. Buku Panduan ini dapat berbentuk Buku Saku (Hand Book)
Prosedur : 1. Semua karyawan Magnum Security harus mematuhi Aturan dan Peraturan Perusahaan
yang tercantum.
2. Apabila ada karyawan/ ti yang kurang memahami interpretasi dalam Buku Peraturan
Perusahaan dapat meminta penjelasan kepada atasannya.
3. Jangan melanggar aturan yang sudah diterapkan. Jika anda ragu tanyalah kepada atasan
langsung sesuai dengan jalur struktur organisasi yang telah ditetapkan. (TL atau Security
Coordinator)

SOP 206 : Pintu Masuk / Keluar Karyawan / Pintu Utara (Employess Check In/Out )
Pokok Penggunaan pintu / akses masuk keluar karyawan harus dilaksanakan dan diawasi secara ketat
guna mencegah terjadi pengeluaran barang-barang atau asset perusahaan secara tidak resmi
(tanpa ijin)
Prosedur : 1. Setiap karyawan diwajibkan untuk masuk dan keluar areal Client melalui pintu atau akses
yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
2. Pintu Utama / Main Gate akan dibuka pada jam 05.30 Wib dan akan dikunci kembali pada
jam 23.45 Wib.
3. Pada saat masuk areal Client setiap karyawan diwajibkan untuk menggunakan ID Card
(Tanda Pengenal).
4. Setiap karyawan/ ti diwajibkan pada saat masuk untuk langsung melaksanakan presensi
pada mesin presensi atau sejenisnya (amano card) demikian pula pada saat keluar sesuai
dengan system yang berlaku di perusahaan tersebut.
5. Karyawan/ ti diwajibkan pada saat pulang/ keluar untuk menyerahkan barang bawaannya
untuk diperiksa oleh petugas security (bag search), pemeriksaan badan (body check)
maupun pemeriksaan kendaraan sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.
Aturan ini dapat berlaku tanpa pengecualian.
6. Personil security diwajibkan melaksanakan prosedur ini secara sopan tapi tegas.
Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenakan sanksi berupa Surat Peringatan
(Repriment) dan berlaku untuk semua karyawan/ ti Magnum Security tanpa terkecuali.

SOP 207 : Kerusakan atau Kehilangan Barang Inventaris Perusahaan


(Inventory Damaged or Stolen)
Pokok : Pertanggung jawaban Barang Inventaris Perusahaan
Prosedur : 1. Apabila ada barang inventaris yang rusak dan atau hilang harus segera
dipertanggungjawabkan karena pada prinsipnya perusahaan tidak mentolerir terjadinya
kehilangan barang inventaris perusahaan (company stuff loss).
2. Segera melaporkan kepada Team Leader / Danru (TL) atau atasan langsung lainnya
apabila TL tidak berada di tempat
3. Periksa kerusakan atau kronologis kehilangan barang tersebut dan catat dalam Incident
Report
4. Segera lakukan penyelidikan / investigasi awal mengapa barang inventaris tersebut bisa
rusak dan atau hilang.
5. Lengkapi pengisian Laporan Kejadian (Incident Report) dan laporkan kepada atasan

Page 10 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

langsung.
6. Team Leader / Danru dan atau Security Coordinator setelah mendapat Laporan Kejadian
(Incident Report) segera membuatkan rekomendasi penyidikan terhadap kasus tersebut
dan diserahkan kepada pihak yang berwenang \ berwajib untuk menindak-lanjuti.
7. Pihak yang berwenang / berwajib segera melakukan prosedur penyidikan dan membuat
Laporan Hasil Penyidikan yang sudah lengkap berupa Berita Acara Pemeriksaan (BAP),
Saksi, BAP tersangka pelaku dan disertai dengan barang bukti dan rekomendasi akhir
8. Hasil Penyidikan oleh pihak yang berwenang/berwajib dilaporkan dan diserahkan kepada
Security Coordinator untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
9. Tembusan laporan kejadian juga ditembuskan kepada Bagian / Departemen Logistik atau
Departement yang ditunjuk agar dapat meng-update data terakhir (stock report).

SOP 208 : Laporan Kejadian (Incident Report)


Pokok : Laporan Kejadian (Incident Report) dilaporkan kepada atasan langsung dan dilaksanakan
dalam waktu secepatnya agar dapat ditangani secara cepat, tidak boleh lebih dari 2 (dua)
jam setelah terjadi kejadian

Prosedur : 1. Personil security yang melaporkan harus mengisi Incident Report Form
2. Lakukan tindakan TPTKP dengan mengamankan Tempat Kejadian Perkara,
mengamankan saksi-saksi mengamankan tersangka serta barang bukti perkara.
3. Keterangan yang diperoleh dari tempat kejadian dicatat (record) dalam Incident Report
Form sebagai bahan informasi awal serta kronologis peristiwa atau kejadian sebagai
bahan penyidikan lebih lanjut.
4. Laporkan Incident Report segera kepada atasan langsung guna mendapat petunjuk lebih
lanjut.

SOP 209 : Pengontrolan Kunci Ruangan (Key Control)


Pokok : Semua kunci harus diperiksa secara teliti setiap waktu terutama kunci-kunci akses penting dan
kunci-kunci ruangan tempat penyimpanan barang-barang berharga.
Prosedur : 1. Periksa Buku Pengontrolan Kunci (Key Log Book) dan dicocokkan dengan kunci yang ada
di dalam Kotak Kunci.
2. Kunci yang tidak berada dalam kotak kunci harus segera dipertanggung-jawabkan
keberadaannya, berada dimana, mengapa, siapa yang mengambil, siapa yang
mengizinkan, atas perintah siapa. Semuanya dicatat dalam Buku Pengontrolan Kunci (Key
Log Book) dan ditandatangani oleh Shift yang lama.
3. Jika ada kunci yang tidak berada di tempat dan dinyatakan hilang, personil security yang
bertugas, dalam hal ini TL atau Security Coordinator harus membuat Incident Report
untuk pengusutan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang atau yang berwajib, dan
kelalaian ini dapat berakibatkan personil di-terminated.
4. Pemakaian kunci harus seijin TL yang bertugas dan diverifikasi oleh Security Coordinator
dengan mengisi Form Penggunaan Kunci (Key Permitt) dan dicatat dalam Key Log Book.
5. Tidak diperkenankan siapapun untuk mengambil kunci dan menggunakan kunci tanpa ijin
sesuai prosedur diatas.

SOP 210 : Parkir Kendaraan (Vehicle Parking)


Pokok : Melaksanakan penjagaan, pengawasan dan pengaturan parkir kendaraan perusahaan, tamu,
karyawan dan juga supplier, dll
Prosedur : 1. Kendaraan yang masuk kedalam areal Clientdiharuskan parkir di tempat yang sudah
ditentukan (Parking Area).
2. Kendaran yang masuk ke dalam areal harus melewati pintu masuk / akses masuk yang
sudah ditentukan.
3. Personil security yang bertugas diwajibkan untuk melakukan sistem parkir kendaraan
Page 11 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

seperti pencatatan Nomor Polisi Kendaraan yang masuk dan keluar.


4. Kendaraan yang masuk diarahkan ke tempat parkir yang sudah ditentukan serta diatur
agar terlihat rapi.
5. Pengawasan areal harus dilakukan agar tidak terjadi tindak pidana yang tidak diinginkan
seperti pencurian barang dari kendaraan, pencurian kendaraan itu sendiri, perusakan
kendaraan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, adanya pintu kendaraan yang tidak
terkunci, kunci kontak tertinggal di dalam kendaraan, lampu kendaraan yang tetap
menyala, ban yang kempes serta hal-hal lain.
6. Personil security yang bertugas berhak untuk mempertanyakan kelengkapan surat-surat
kendaraan apabila kendaraan tersebut dicurigai seperti STNK dan SIM.
7. Personil security berhak menegur secara sopan tapi tegas apabila ada kendaraan yang
parkir tidak pada tempatnya.
8. Pengawasan areal parkir harus dilakukan secara kontinyu / rutin dan dilakukan untuk
setiap kendaraan kemudian dicatat dalam Vehicle Parking Log Book.

SOP 211 : Aturan Jaga Pos (Post Regulation)


Pokok : Melaksanakan prosedur jaga di pos
Prosedur : 1. Personil yang akan bertugas diwajibkan sudah siap tugas minimal 30 menit sebelum
waktu tugas sehingga kehadirannya diwajibkan minimal 1 jam sebelum tugas.
2. Petugas jaga baru diwajibkan untuk melaksanakan apel tugas guna mendapat
pengarahan-pengarahan / briefing dari Team Leader / Danru sesuai dengan
perkembangan situasi yang ada.
3. Petugas jaga baru melaksanakan serah terima tugas dengan petugas jaga lama dengan
teliti seluruh hal-hal yang perlu dilakukan dalam serah terima terutama mengisi Buku
Serah Terima Tugas (Hand Over Log Book) dan ditandatangani oleh petugas jaga lama
dan petugas jaga baru.
4. Memeriksa kelengkapan barang inventaris yang ada di pos, baik jumlah maupun
kondisinya dan menandatangani Buku Serah Terima Barang Inventaris (Inventory Staff
Log Book).
5. Memeriksa keadaan pos apakah dalam keadaan bersih atau kotor. Pos harus selalu dalam
keadaan bersih dan apabila pos dalam keadaan kotor maka petugas jaga lama diwajibkan
untuk membersihkan pos sebelum meninggalkan pos (sebelum serah terima selesai
dilakukan).
6. Memeriksa Buku Mutasi Tugas (Duty Log Book) untuk mengetahui informasi kejadian
sebelumnya serta follow up dan progress. Meminta perkembangan situasi terakhir.
7. Melaksanakan tugas di pos tersebut sesuai dengan tugas yang sudah ditentukan di pos
tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab.
8. Membuat catatan-catatan sebagai bahan laporan tugas dan dicatat dalam Duty Log Book.
Melakukan patroli areal pos minimal 1 jam sekali dan dilakukan secara acak serta dicatat
dalam Patrol Log Book.
9. Membuat laporan setelah selesai melaksanakan tugas dan melakukan serah terima tugas
dengan petugas jaga baru.

SOP 212 : Mengetahui Adanya Tindak Kriminal (Known Criminal Act)


Pokok : Segera dicatat dan dilaporkan kepada Atasan Langsung dan Pihak Berwajib
Prosedur : 1. Apabila ada personil security dan atau mendapat informasi adanya peristiwa tindak
pidana / kriminal, harus segera dicatat apa yang terjadi, kapan terjadinya, dimana, siapa
pelakunya, siapa korbannya, siapa saksi-saksinya, barang bukti dan lainnya, kemudian
segera laporkan kepada atasan yang bertugas,
2. Security Officer dan atau Team Leader / Danru yang mendapat laporan adanya tindak
kriminal segera menindak-lanjuti dengan melaporkan hal tersebut kepada Security
Coordinator atau pihak Management Client yang berwenang untuk menerima perintah
lebih lanjut., sementara itu perintahkan anggota untuk melaksanakan mengamankan TKP

Page 12 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

(Tempat Kejadian Perkara).

SOP 213 : Ijin Mengeluarkan Barang (Material Access Permmit)


Pokok : Segala material/benda/barang milik Client yang dibawa keluar-masuk wajib disertai dengan
surat jalan/ijin.
Prosedur :
1. Segala material/benda/barang milik Client yang dibawa keluar-masuk wajib disertai dengan
surat jalan/ijin.
2. Surat jalan/ijin tehadap material/barang yang maksud telah disesuaikan berdasarkan
kepentingannya.
3. Pihak Security wajib menanyakan kelengkapan surat Material/barang pada saat akan
dibawa masuk/keluar, dan berhak menahan material/barang yang akan di bawa keluar jika
tidak dilengkapi surat pengantar

SOP 214 : Ijin Membawa - Mengeluarkan Barang Pribadi (Personal Stuff Access Permmit)
Pokok : Setiap karyawan, pekerja atau tamu wajib mendaftarkan setiap material/barang yang dibawa
masuk ke area Client.
Prosedur 1. Setiap karyawan, pekerja atau tamu wajib melapor di Pos Security
: untuk setiap material/barang yang dibawa masuk ke area Client.
2. Pihak Security wajib menanyakan kelengkapan surat Material/barang pada saat akan
dibawa masuk/keluar, dan berhak menahan material/barang yang akan di bawa keluar jika
tidak dilengkapi surat pengantar.

SOP 215 : Pemeriksaan Kendaraan Masuk (Incoming Vehicle Check)


Pokok : Setiap kendaraan yang akan masuk ke dalam areal penjagaan diwajibkan untuk diperiksa guna
mencegah terjadi tindak yang tidak diinginkan.
Prosedur : 1. Kendaraan roda dua (sepeda motor dll.) dan kendaraan roda empat yang akan masuk,
diwajibkan antri di depan pos akses masuk, dan gerbang masuk selalu dalam keadaan
tertutup.
2. Personil security yang bertugas menghampiri kendaraan tersebut dan mengucapkan
salam “Selamat pagi / siang / sore / malam.”
3. Mempertanyakan keperluan kendaraan tersebut untuk masuk ke dalam areal “Permisi,
ada yang dapat kami bantu? Keperluannya apa?”
4. Jika kendaraan tersebut memang memiliki keperluan maka dilakukan pemeriksaan
kendaraan secara teliti dan seksama mulai dari jumlah penumpang (orang yang ada di
dalam kendaraan), isi kendaraan, bagasi kendaraan serta bagian bawah kendaraan.
“Mohon maaf, sesuai prosedur, kendaraannya harus kami periksa lebih dulu.”
5. Lakukan pencatatan kendaraan dengan teliti, Nomor Polisi Kendaraan, jenis kendaraan,
warna kendaraan, siapa supirnya, waktu masuknya kendaraan serta hal-hal lain.
6. Jika kendaraan tersebut kendaraan karyawan, prosedur lebih sederhana dengan hanya
memeriksa kendaraan tersebut tetapi untuk kendaraan yang bukan karyawan seperti
kendaraan tamu, maka dilakukan prosedur penerimaan tamu.
7. Apabila sudah diperiksa dan dinyatakan aman maka kendaraan dipersilahkan masuk
dengan membuka pintu gerbang masuk. “Terima kasih, silahkan.”
8. Apabila kendaraan tersebut dicurigai akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, maka
kendaraan tersebut tidak diperkenankan masuk dan dipersilahkan untuk segera
meninggalkan areal. Catat segala sesuatu yang dilihat kemudian segera laporkan kepada
Page 13 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

Team Leader / Danru dan dicatat dalam Duty Log Book.

SOP 216 : Pemeriksaan Kendaraan Keluar (Out Vehicle Check)


Pokok : Setiap kendaraan yang akan keluar dari areal penjagaan diwajibkan untuk diperiksa guna
mencegah terjadi tindak yang tidak diinginkan.
Prosedur : 1. Kendaraan roda dua (sepeda motor, dll) dan kendaraan roda empat yang akan keluar,
diwajibkan antri di depan pos akses keluar dan gerbang keluar selalu dalam keadaan
tertutup.
2. Khusus untuk kendaraan roda dua/sepeda motor, wajib memperlihatkan Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STKN).
3. Sepeda motor yang tidak dilengkapi STNK tidak diperbolehkan keluar area Client,
kemudian pengendara diarahkan posko security untuk dimintai keterangan dan
pegurusan administrasi sehubungan dengan kelengkapan surat-surat kendaraan.
4. Personil security yang bertugas menghampiri kendaraan tersebut dan mengucapkan
salam “Selamat pagi / siang / sore / malam.”
5. Menanyakan keperluan kendaraan tersebut untuk keluar dari areal, “Permisi, mohon
maaf, kendaraannya harus kami periksa dulu.”
6. Pemeriksaan kendaraan dilakukan secara teliti dan seksama mulai dari jumlah
penumpang (orang yang ada di dalam kendaraan), isi kendaraan, bagasi kendaraan serta
bagian bawah kendaraan
7. Lakukan pencatatan kendaraan dengan teliti, Nomor Polisi Kendaraan, jenis kendaraan,
warna kendaraan, siapa supirnya, waktu keluarnya kendaraan serta hal-hal lain.
8. Jika kendaraan tersebut kendaraan karyawan, prosedur lebih sederhana dengan hanya
memeriksa kendaraan tersebut tetapi untuk kendaraan yang bukan karyawan, seperti
kendaraan tamu, kendaraan barang, maka dilakukan prosedur yang lebih teliti dan
akurat.
9. Khusus untuk kendaraan barang maka perlu diminta Surat / Dokumen Pengeluaran
Barang yang sesuai dengan barang yang dibawa keluar.
10. Apabila sudah diperiksa dan dinyatakan aman maka kendaraan dipersilahkan keluar
dengan membuka pintu gerbang keluar. “Terima kasih, silahkan.“
11. Apabila kendaraan tersebut dicurigai akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, maka
kendaraan tersebut tidak diperkenankan untuk keluar dan dipersilahkan untuk segera
kembali ke areal parkir yang sudah ditentukan agar dapat dilakukan pemeriksaan dengan
lebih teliti, terutama personil yang berada di dalam kendaraan tersebut.
12. Catat segala sesuatu yang dilihat kemudian segera laporkan kepada Team Leader / Danru
dan dicatat dalam Duty Log Book.

SOP 217 : Pencurian (Theft)


Pokok : Kehilangan atau pencurian barang milik perusahaan dan atau karyawan disidik oleh personil
security dengan sepengetahuan / seijin / perintah dari TL dan atau Security Coordinator.
Prosedur : 1. Nyatakan simpati atau keprihatinan anda atas terjadinya peristiwa tersebut kepada saksi
korban, kemudian nyatakan bahwa masalah ini akan segera ditangani.
2. Lakukan pengamanan TKP (TPTKP) untuk melindungi barang bukti dan atau mencari
barang bukti yang tercecer, serta hal-hal atau kerusakan lainnya.
3. Lakukan pengamanan saksi-saksi dan segera minta keterangannya.
4. Lakukan interview awal terhadap saksi korban untuk mengetahui kejadian secara jelas
Page 14 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

dan kemungkinan kronologis terjadinya pencurian tersebut sesuai dengan fakta di


lapangan.
5. Interview dan atau interogasi dilakukan dalam ruangan tertutup untuk menjaga privasi
korban serta kerahasiaan.
6. Pertanyaan diarahkan untuk mencari fakta-fakta yang sesuai dengan terjadinya peristiwa
tersebut.
7. Interview atau interogasi dilakukan dengan sopan dan ramah, apabila saksi korban dan
atau saksi tidak dapat menjawab pertanyaan atau memberi keterangan yang diharapkan,
lanjutkan pertanyaan anda dengan pertanyaan lain, tetapi tetap dengan sikap yang
sopan.
8. Lakukan prosedur pemeriksaan silang (cross check) dengan saksi yang lain untuk
menemukan fakta yang sebenarnya.
9. Laporkan kepada Security Coordinator dan untuk mendapat petunjuk lebih lanjut apakah
kasus ini akan ditindak-lanjuti kepada pihak yang berwenang / berwajib (kepolisian).
10. Catat semua keterangan yang diperoleh dalam Incident Report.

SOP 218 : Narkotika dan Alkohol (Drugs and Alcohol)


Pokok : Petugas security yang bertugas yang menemukan siapa saja (karyawan, management, tenant)
di dalam areal pengamanannya berada dalam pengaruh alcohol dan atau narkoba harus segera
melaporkannya kepada TL atau Security Coordinator.
Prosedur : 1. Petugas security segera membimbing tersangka pelaku untuk segera keluar dari area
pengamanan dengan cara yang sopan tapi tegas.
2. Informasikan kepada tersangka pelaku bahwa atasan / orang tua / keluarganya akan
segera mendapat laporan tentang kejadian tersebut.
3. Data yang dilaporkan berupa:
Nama, Jabatan, Hari dan tanggal kejadian, waktu kejadian,nama saksi (jika ada),
alamatnya dengan lengkap, sikap dan tingkah laku pelaku serta data lainnya seperti ciri-
ciri khas pelaku
4. Laporan ini ditujukan kepada Security Coordinator dengan klasifikasi rahasia dan salinan
laporan tersebut ditembuskan kepadan atasan / orang tua/ keluarga tersangka pelaku.
5. Petugas security tidak diperkenankan untuk menginterogasi tersangka pelaku di tempat
yang tidak sesuai atau di areal public, tetapi dilakukan di suatu ruangan tertentu yang
dikhususkan untuk itu, terutama security office
6. Amankan barang bukti yang ada di tempat atau di lokasi kejadian sebagai bukti awal
penyidikan, terutama kartu identitas tersangka, serta saksi-saksi lainnya, kemudian
segera laporkan masalah ini kepada Security Coordinator dan Humas/ Ka Bagian untuk
mendapat petunjuk lebih lanjut, apakah akan segera ditindaklanjuti secara hukum, karena
hukum Indonesia tidak mentolerir adanya narkoba (termasuk tindak pidana berat).
Keputusan tersebut diberikan oleh management perusahaan dan atau property
management.
7. Apabila ada karyawan/ti yang membutuhkan perawatan medis dengan mengkonsumsi
obat-obat keras (daftar G) dalam jangka waktu tertentu harus ada Surat Keterangan
Dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan dan ditujukan kepada HRD Manager dan copynya
kepada Department Head dan Security Coordinator, pelanggaran terhadap policy ini dapat
dikenakan sanksi hukum formal (tindak lanjut ke pihak kepolisian).
8. Narkotika tidak termasuk dalam kategori aturan diatas. Karyawan/.ti yang terbukti
menggunakan/mengkonsumsi narkotika (hasis, mariyuana, kokain, heroin, LSD,
amphetamine/ekstasi) secara illegal akan di-PHK dan dilaporkan kepada pihak
berwajib/Polisi (tindakan hukum).
9. Personil security yang menemukan / mendapatkan pelaku pengguna narkotika segera
melaporkan peristwa tersebut secara detail kepada Security Coordinator, mengamankan
semua barang bukti serta areal tersebut.
Page 15 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

10. Laporan dibuat secara detail dan disertai daftar barang bukti termasuk jumlah uang yang
dibawa oleh tersangka pelaku. Laporan ditanda tangani oleh pelapor, saksi dan tersangka
pelaku.
11. Security Coordinator segera menindak lanjuti laporan tersebut kepada pihak Kepolisian
beserta semua barang bukti yang diamankan.
12. Personil security tidak diperkenankan untuk menyentuh dan atau menggeledah tersangka
pelaku secara fisik (physical searching) guna mencari barang bukti.
13. Personil security hanya diperkenankan untuk memerintah tersangka pelaku mengeluarkan
seluruh isi kantongnya, membuka sepatunya dan lainnya, apabila tersangka pelaku
menolak maka catat hal tersebut dan informasikan kepada petugas kepolisian.
14. Petugas Kepolisian dapat melakukan penggeledahan sesuai dengan wewenangnya.
15. Personil security tidak diperkenankan untuk membicarakan hal ini kepada karyawan dan
atau siapa saja yang tidak berkepentingan (keep confidential).
16. Personil security harus melakukan hal-hal untuk memastikan tersangka pelaku dengan
perbuatannya,antara lain:
a. Amati dan cium aromanya
b. Perhatikan dengan teliti matanya (belakang matanya/pupil matanya)
17. Penjualan/Pembelian narkoba (Drugs sale/buyer/drugs transaction) bagi karyawan/ti
dikenakan sanksi administrasi berupa PHK (terminated) serta dilaporkan kepada pihak
Kepolisian (sanksi hukum).

SOP 219 : Menghadapi Demonstrasi , penutupan jalan dan penyetopan kegiatan. (External
Demonstration)
Pokok : Persiapan personil security dalam menghadapi massa
Prosedur : 1. Siapkan segala perlengkapan standar security untuk menghadapi suatu bentuk protes dari
massa dengan baik.
2. Laporkan dan kordinasikan dengan pihak / unsur pengamanan lainnya seperti BKO Polri,
Brimob maupun TNI, laporkan secara detail tentang kekuatan massa, tuntutan yang
diajukan maupun perkembangan terakhir dari kegiatan yang dilakukan oleh massa.
3. Berusaha bersikap tenang dan jangan panik dalam menghadapi massa yang sedang
protes/demo, menutup jalan maupun menyetop kegiatan yang sedang berlangsung.
4. Lakukan kordinasi dan negosiasi dengan pemimpin aksi / korlap (Koordinator lapangan),
minta secara persuasif untuk tidak melakukan tindakan anarkis dalam aksinya.
5. Dekati dari hati ke hati atau pendekatan persuasif dan ajak Coordinator lapangan atau
pemimpin yeng menggerakan aksi untuk diajak berdialog secara musyawarah mufakat di
suatu tempat yang lebih sejuk dlam suasananya.
6. Luncurkan / susupkan personil guna melakukan penyamaran (under cover) diantara
pendemo untuk mencairkan kekuatan mereka dengan mencoba mempengaruhi pikiran dan
tujuan mereka.
7. Usahakan, dokumentasi / photo, rekaman kegiatan aksi tersebut untuk data penunjang
investigasi lanjut.
8. Catat setiap tuntutan, dan identitas provokator dibalik aksi tersebut.
9. Berikan penjelasan tentang dampak / imbas dari aksi yang mereka lakukan, agar mereka
memahami tentang aturan main yang tidak melanggar hukum yang berlaku di Republik
Indonesia
10. Lakukan pengawalan secara ketat terhadap tim perunding dari Management Client jika
diadakan perundingan dengan massa yang melakukan aksi.
11. Libatkan aparat desa untuk bisa membantu dalam mengatasi aksi massa dari suatu desa.

Page 16 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

SOP 220 : Demontrasi dari dalam perusahaan / karyawan. (Internal Demonstration)


Pokok : Menghadapi aksi unjuk rasa dari dalam / karyawan perusahaan
Prosedur : 1. Siapkan personil security dengan perlengkapan lengkap standar pengamanan mengahadapi
demonstrasi.
2. Ajak dan arahkan karyawan yang melakukan aksi unjuk rasa untuk tidak melakukan
tindakan merusak / anarkis.
3. Meminta untuk perwakilan dari pendemo untuk diajak negosiasi dan dialog.
4. Catat dan lakukan pendekatan secara persuasif terhadap kelompok karyawan tersebut
untuk mengingatkan tentang dampak / imbas dari aksi tersebut, dan bicarakan dari hati ke
hati tentang situasi sekarang yang susah untuk mendapatkan pekerjaan.
5. Ingatkan tentang keluarga atau anak istri dari pendemo, agar mereka berpikir atau
melemahkan moril pendemo.
6. Laporkan dan kordinasikan dengan personil pengamanan lainnya seperti BKO TNI maupun
Polri yang ada untuk memback up personil security.
7. Tampung setiap aspirasi / tuntutan yang disuarakan oleh para pendemo dalam sebuah
catatan tertulis.
8. Dokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh para pendemo, termasuk dengan
identitas, alamat tempat tinggal sebagai data penunjang proses investigasi.
9. Kordinasi dengan ManagementClient tentang tuntutan dari pendemo dan ajak pendemo
untuk berdialog dengan mengirimkan perwakilan yang bisa membawa aspirasi dari
karyawan yang lainnya atau teman-temannya.
10. Laporkan setiap perkembangan yang terjadi kepada pimpinan/Security Coordinator dan
buat laporan kejadian secara tertulis.

SOP 221 : Keamanan dan Kenyamanan Kantor


( Office Safety and Convenience)
Pokok : Memastikan lingkungan aman dan nyaman bagi karyawan dan tenant.
Prosedur : 1. Seluruh karyawan diwajibkan untuk mengetahui dan mematuhi semua aturan keamanan
dan keselamatan. Management dan security harus selalu memeriksa semua fasilitas
kantor/gedung yang ada untuk menjamin keselamatan dan kenyaman lingkungan kerja.
2. Periksa, apakah semua pintu keluar yang menuju tangga darurat (emergency stairsway)
pada setiap lantai selalu tertutup dan apakah pintu tersebut selalu diperiksa atau dirawat
(check and maintenance) agar dapat menutup secara otomatis (otomatic self closing).
3. Apakah jumlah pintu keluar (emergency exit) sudah memadai?
4. Apakah semua pintu keluar darurat (emergency exit) bebas dari semua penghalang yang
dapat menghalangi atau menghambat proses evakuasi seperti peti, sampah, dll?
5. Apakah pintu darurat dapat dibuka dengan mudah?
6. Apakah semua karyawan, management dan tenants sudah diinformasikan /
disosialisasikan tantang penanganan keadaan darurat (emergency situation
management)?
7. Apakah petunjuk menuju pintu darurat sudah terpasang dengan jelas dan dapat terlihat
sehingga memudahkan proses evakuasi?
8. Apakah bahan-bahan berbahaya dan mudah terbakar sudah tersimpan dengan aman
sesuai dengan tempat penyimpanannya?
9. Apakah ventilasi udara, saringan udara, kipas angin, exhaust dan lainnya dalam keadaan
bersih dan terawat?
10. Apakah semua bebas dari olie atau minyak yang dapat menimbulkan kecelakaan atau
sesuatu yang fatal bagi karyawan, management dan tenant?
11. Apakah semua alat pemadam api ringan (APAR / Fire Extinguisher) dalam keadaan siap
pakai (ready for use), tidak dalam keadaan rusak atau kedaluwarsa (damage or expired)?
12. Pastikan semua , ruangan, koridor selalu bersih dan kering serta semua saluran air
pembuangan (spills) dalam keadan bersih, tidak tersumbat dan kotor.
13. Pastikan semua ubin lantai dalam keadaan baik, tidak ada yang rusak atau patah
14. Apakah floor drain sudah mencukupi?

Page 17 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

15. Pastikan toilet, kantin serta areal public lainya dalam keadaan baik, bersih dan sehat
16. Pastikan areal parkir kendaraan selalu dalam keadaan baik (kering dan bersih) serta tidak
berlobang
17. Pastikan ada ruangan / tempat untuk para supir sehingga dalam keadan darurat,
kendaraan dapat segera dievakuasi atau para supir yang dibutuhkan dapat segera
dihubungi / ditemukan
18. Semua hal ini dicatat dalam buku Safety Log Book

SOP 222 : Masalah Sex (selain bentuk prostitusi)


Sex Offences (others than prostitution)
Pokok : Perusahaan tidak mentolerir adanya segala bentuk tindak criminal.
Prosedur : 1. Intip (Perverts/Peeping Tom)
a. Secara umum, pelaku tidak dikategorikan sebagai pelaku yang membahayakan,
pelaku kebanyakan berada di area public seperti kolam renang, ruang ganti pakaian,
toilet dan tempat lainnya.
b. Pelaku harus segera didekati oleh personil security untuk menanyakan identitasnya
kemudian segera diarahkan pelaku ke pos security untuk dimintai keterangan
c. Apabila tidak ada yang berkeberatan maka pelaku dapat dibebaskan dengan
membuat surat pernyataan untuk tidak mengulang perbuatan tersebut di areal tugas
security.
2. Exhibisionist
a. Temui saksi korban dan sampaikan permintaan maaf anda dan nyatakan bahwa
permasalahan ini akan segera ditangani.
b. Petugas security segera mengamankan pelaku tersebut ke pos security, buatkan
laporan detail mengenai incident ini.
c. Laporkan kepada TL dan atau Security Coordinator untuk mendapat petunjuk lebih
lanjut.

SOP 223 : Pengganggu (Disturbance)


Pokok : Pencegahan gangguan (Disturbance Prevention)
Prosedur : 1. Pada saat terjadi gangguan, petugas security harus segera bereaksi; Reaksi yang cepat
sangat membantu penanganan masalah tersebut.
2. Hadapi masalah tersebut secara pribadi, fokuskan pada satu orang saja dan dilakukan
dengan sopan.
3. Setiap situasi yang berbeda, gunakan intuisi dan inisiatif, berbicara secara efektif
terutama dalam percakapan awal sehingga segera dapat mengetahui pokok
permasalahan
4. Catat semua kronologis kejadian ke dalam Incident Report Form dan segera laporkan
kepada Team Leader / Danru atau Security Coordinator.

SOP 224 : Ruang Locker Karyawan (Employess Locker Room)


Pokok : Perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap barang milik pribadi anggota.
Prosedur : 1. Perusahaan akan melengkapi fasilitas untuk karyawan berupa tempat penyimpanan
barang.
2. Perusahaan tidak bertanggung jawab apabilah terjadi kehilangan dalam locker tersebut
atau dalam tempat penyimpanan.
3. Karyawan dianjurkan untuk tidak membawa atau menyimpan uang, perhiasan, atau
barang berharga lainnya ke dalam areal tugas, personil security, berdasarkan kebijakan
Property Management, akan menentukan aturan dan atau kebijaksanaan tentang tempat
penyimpanan barang, setiap tindakan yang diambil bertujuan untuk melindungi karyawan
dari pencurian atau kehilangan barang.
4. Catatan: Jangan memberi kesempatan terhadap orang yang tidak jujur, agar segera di
Page 18 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

pindahkan atau dikeluarkan.

TUGAS PELAYANAN (SERVICES DUTY)


SOP 301 : Penerimaan Tamu ( Receptionist)
Pokok : Melayani tamu dengan Senyum, Sapa, Salam dan Sopan

Prosedur : 1. Apabila bertugas sebagai penerima tamu (receptionist), diwajibkan untuk melayani tamu
dengan keramah-tamahan (hospitality), ucapkan salam (greetings). “Selamat pagi / siang
/ malam,” sesuai dengan waktu.
2. Mempertanyakan keperluan tamu, “Permisi, mau kemana?” “Ada yang bisa kami bantu.”
Tamu akan memberitahu keperluannya utnuk bertamu dengan staff, management,
karyawan, tenants dan atau yang lainnya.
3. Tanyakan apakah tamu sudah ada janji sebelumnya (appointment) dengan orang yang
akan ditemuinya.
“Permisi, Nama Bapak / Ibu siapa dan akan bertemu siapa, dari mana?”
Tamu akan memberitahu identitasnya, siapa yang ditemui.
4. Setelah tamu menginformasikan keperluan dan identitasnya maka mohon tamu untuk
menunggu sebentar. “Mohon ditunggu sebentar”
5. Lakukan konfirmasi dengan yang akan ditemui (management, staff, karyawan, tenants
dan lainnya) untuk menginformasikan bahwa; Bapak/Ibu …… dari ……. dengan keperluan
….. ingin bertemu, apakah bersedia menemui atau tidak?
6. Apabila hasil konfirmasi bahwa tamu dapat diterima maka identitas tamu harus dicatat
dalam Buku Tamu (Guest/Visitor Log Book) “Permisi, mohon identitasnya (KTP, SIM, atau
tanda pengenal yang lainnya), kemudian diganti dengan Tanda Pengenal Tamu (Visitor
Card).
7. Tamu kemudian diarahkan menuju ruang tunggu tamu (waiting room) atau langsung ke
tempat yang diinformasikan oleh orang yang akan ditemui.
8. Apabila tamu menggunakan kendaraan, arahkan kendaraan tamu untuk parkir di areal
parkir yang sudah disediakan.
9. Apabila konfirmasi dengan orang yang akan ditemui tidak bersedia untuk bertemu maka
kita menginformasikan kembali kepada tamu. “Mohon maaf bapak/Ibu…(tamu), Bapak /
Ibu …… dalam keadaan sibuk sekali atau sedang meeting (rapat) sehingga tidak dapat
bertemu dengan Bapak / Ibu, ada yang bisa kami bantu, mungkin ada pesan yang bisa
kami sampaikan?”
10. Hal ini semua dilakukan agar tamu merasa nyaman dilayani, tetapi prosedur keamanan
tetap terlaksanakan.

SOP 302 : Penerimaan Telepon (Telepon Courtessy)


Pokok : Menerima telepon dilakukan dengan sopan dan ramah
Prosedur : 1. Angkat kop pesawat telepon setelah berdering maksimal 2 kali kemudian ucapkan salam
“Selamat pagi/siang/sore/malam” sesuai dengan waktu.
2. Perkenalkan diri (nama security) kemudian langsung menawarkan bantuan “Ada yang
bisa kami bantu?” “Mohon maaf, Bapak/Ibu siapa dan mau bicara dengan siapa?“
3. Jika penelepon memberitahu identitasnya dan keperluannya bicara dengan siapa, maka
mohon penelepon untuk menunggu sebentar, kemudian anda melakukan konfirmasi
dengan orang yang dituju apakah mau menerima telepon tersebut (sebutkan identitas
penelepon) atau tidak. Apabila orang yang dituju bersedia menerima, maka lakukan
transfer telepon kepada orang yang dituju.
4. Apabila orang yang dituju tidak bersedia untuk menerima telepon tersebut maka
nyatakan kepada penelepon dengan bahasa yang sopan bahwa orang yang dituju sedang
sibuk atau alasan lainnya sesuai yang dikatakan oleh orang yang dituju “Mohon maaf,

Page 19 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

Bapak/Ibu sedang sibuk/sedang rapat (meeting) sehingga tidak bisa menerima telepon
Bapak/Ibu, Bapak/Ibu mungkin ada pesan yang akan disampaikan? Kami akan bantu
sampaikan”
5. Setelah selesai penelepon menyampaikan pesan atau tidak ucapkan salam kembali dan
pernyataan terima kasih “Selamat pagi / siang / malam, terima kasih”
6. Catat identitas penelepon, waktu menelepon, keperluannya, orang yang dituju dan
apabila ada pesan dicatat pesannya di dalam buku Penerimaan Telepon (Telephone Log
Book)

SOP 303 : Keluhan Tamu (Guest Complaint)


Pokok : Selidiki dan atasi (jika memungkinkan) semua keluhan dari tamu Property Management dan
atau Tenants
1. Dalam hal ini, yang pertama dilakukan adalah meminta maaf kepada tamu atas semua
Prosedur : ketidaknyamanan tersebut.
2. Nyatakan kepada tamu bahwa semua masalah atau keluhannya akan segera ditangani.
3. Tanyakan kepada tamu, apa yang dikehendaki dan cobalah beri alternatif-alternatif solusi
tetapi alternatif solusi tersebut tidak boleh bertentangan dengan aturan dan prosedur
tugas yang ada.
4. Catat keluhan tamu tersebut kedalam Guest Complaint Log Book
5. Segera informasikan kepada Team Leader / Danru atau Security Coordinator tentang
masalah ini untuk memperoleh tindakan dan petunjuk selanjutnya

SOP 305 : Keluhan Karyawan (Client Employess Complaint)


Pokok : Lakukan pelayanan dengan sopan terhadap karyawan, staff, management Client dan tamu.
Prosedur : 1. Terima keluhan dari karyawan, staff, management Clientdan tamu dengan seksama dan
dicatat dengan lengkap apa yang menjadi pokok keluhan dari karyawan, staff,
management Clientdan tamu tersebut.
2. Arahkan karyawan untuk mengisi Customer Complain Form di Pos Security.
3. Nyatakan kepada karyawan, staff, management Clientdan tamu bahwa keluhannya akan
segera ditangani dengan serius sesegera mungkin.
4. Ucapkan terima kasih atas keluhannya sebagai salah satu masukkan untuk perbaikan
pelayanan security terhadap karyawan, staff, management Clientdan tamu.
5. Segera laporkan kepada TL akan keluhan tersebut untuk mendapat penanganan segera
mungkin sesuai petunjuk Security Coordinator/Management Client
6. Catat dengan lengkap semua keluhan dan tindak lanjutnya ke dalam buku Complaint Log
Book.

SOP 306 : Kecelakaan Tamu (Guest Accident)


Pokok : Security harus segera melakukan tindakan P3K dan mendokumentasikan peristiwa tersebut.
Prosedur : 1. Petugas security yang bertugas harus segera menghampiri tempat kejadian, amankan
korban, kemudian lakukan tindakan P3K apabila hal tersebut memang dapat dilakukan
sesuai dengan kondisi korban.
2. Koordinasikan dengan pihak K3 atau Poloiklinik, guna penangan lanjutan terhadap
korban.
3. Semua tamu harus diperlakukan secara professional dalam penanganan P3K. Petugas
security harus segera menghubungi ambulans, rumah sakit dan dokter serta
menginformasikan secara detail mengenai kecelakaan tersebut.
4. Segera lakukan pencarian informasi sedetail mungkin tentang kejadian tersebut terutama
dari saksi-saksi yang ada, apabila diduga menyangkut tindak pidana maka segera
amankan apa saja yang dapat dijadikan barang bukti (TPTKP).
5. Segera kejadian tersebut dicatat secara kronologis.
a. Tidak diperkenankan untuk memberikan pernyataan apapun kepada orang yang tidak
berkepentingan atas kejadian tersebut.
Page 20 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

b. Data atau informasi yang diberikan kepada petugas medis antara lain:
i. Nama korban/identitas korban
ii. Kronologis kejadian
iii. Akses masuknya ambulans
iv. Tindakan P3K yang sudah dilakukan.
6. Catat semua kejadian dengan lengkap di dalam Incident Report Form dan laporkan segera
kepada Security Coordinator, hasil laporan ditembuskan kepada pihak team K3.

SOP 307 : Hubungan Personil Security dengan Karyawan, Kontraktor atau Tamu
(Staff Fraternishing with Client Employees)
Pokok : Management perusahaan harus memiliki aturan yang pasti untuk mengantisipasi terjadinya
hubungan khusus dan emosi antara personil security dengan karyawan Client, pekerja
Kontraktor dan tamu.
Prosedur : 1. Personil security tidak diperkenankan untuk memiliki hubungan yang erat secara emosi
dengan karyawan Clientdan tamu dalam keadaan apapun juga.
2. Apabila personil Security menemukan adanya hubungan seperti yang tersebut di atas
agar segera melaporkan kepada atasan langsungnya.
3. Personil security tidak diperkenankan untuk melakukan kompromi terhadap aturan ini
dalam situasi apapun juga.
4. Apabila Personil Security terindikasi terlibat dalam masalah ini, maka personil security tsb,
harus segera ditindak sesuai dengan kesalahannya.

SOP 308 : Kecelakaan pada Karyawan (Employess Accident)


Pokok : Segera lakukan tindakan P3K apabila memungkinkan
Prosedur : 1. Kecelakaan yang dialami oleh karyawan, staff, atau Karyawan harus segera dilakukan
tindakan P3K apabila memungkinkan sesuai dengan berat ringannya akibat yang
ditimbulkan oleh kecelakaan tersebut.
2. Laporkan dengan pihak K3 atau Poliklinik, guna penangan lanjutan terhadap korban.
3. Catat kronologis kejadian, untuk kemudian informasikan kepada Management Clientatau
petugas medis yang melakukan perawatan medis terhadap korban.
4. Apabila kecelakaannya mengakibatkan luka berat maka segera dibawa ke rumah sakit
terdekat untuk mendapat pertolongan.
5. Amankan tempat kejadian dari kerusakan barang bukti (TPTKP) apabila perlu dilakukan
penyidikan oleh pihak yang berwajib atau Kepolisian.
6. Catat semua kejadian dengan lengkap di dalam Incident Report Form dan laporkan
segera kepada Security Coordinator, hasil laporan ditembuskan kepada pihak team K3.
SOP 309 : Insiden dengan Karyawan (Employees Incident)
Pokok : Hadapi dengan tenang segala bentuk provokasi dari karyawan/Pekerja Kontrktor dan Tamu
dengan bersikap waspada

Page 21 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

Prosedur : 1. Apabila terjadi provokasi dengan karyawan/Pekerja Kontraktor dan Tamu, terutama yang
sudah cenderung berkembang menjadi bentrok fisik, usahakan dihadapi dengan tenang.
2. Cobalah untuk bernegosiasi secara persuasif, usahakan mengenal siapa tokoh-tokoh dari
karyawan atau staff, tersebut sehingga apabila terjadi tindak anarkis atau bentrok fisik
mereka sudah teridentifikasi.
3. Apabila keadaan sudah berkembang menjadi lebih serius, segera lakukan persiapan
peralatan bela diri (self defense), tapi tidak ada tindakan yang boleh dilakukan tanpa
perintah dari atasan.
4. Segera laporkan perkembangan situasi kepada Security Coordinator dan menunggu
perintah lebih lanjut.
5. Usahakan hal ini juga segera dilaporkan kepada HRD dari pihakClient agar dapat
mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya.
6. Catat seluruh kronologis kejadian dalam Incident Report Form.

SOP 312 : Tamu Khusus (V I P Guest)


Pokok : Perlu kerjasama yang baik antar departemen sesuai kebutuhan untuk melayani VIP (Very
Important Person).
Prosedur : 1. Apabila ada tamu VIP maka dibutuhkan penambahan personel pengamanan untuk
menjamin keamanan tamu VIP tersebut.
2. Lakukan pengamanan jalur kendaraan yang membawa tamu tersebut ke dalam areal
demikian juga dengan tempat parkir kendaraannya sehinggga memudahkan pelaksanaan
prosedur pengamanan.
3. Usahakan memperoleh informasi selengkap mungkin tentang tamu tersebut berupa
identitas tamu, jumlah tamu, jabatan tamu, lama berada di lokasi /area serta kendaraan
yang membawanya, supirnya siapa, warna kendaraannya, jumlah kendaraan yang akan
datang serta informasi lainnya yang dianggap perlu.
4. Pastikan pengamanan area benar benar kondusif terutama semua orang yang hadir di
sana harus teridentifikasi oleh security dan menggunakan tanda pengenal yang
ditentukan.
5. Siapkan team pengamanan khusus Tactical & Strategic Squad (TSS) yang bertindak
apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bila perlu dengan bersenjata terutama bila
terjadi ancaman bom atau keadaan darurat lainnya.
6. Apabila tamu VIP tersebut adalah Pejabat Negara maka perlu diinformasikan kepada
pihak Kepolisian setempat.
7. Catat dengan lengkap secara kronologis proses pengamanan tersebut di dalam Buku
Mutasi (Security Log Book)

SOP 313 : Aturan tentang Binatang (Pets Policy)


Pokok : Tidak diperkenankan adanya binatang di dalam area pengamanan
Prosedur : 1. Tidak ada suatu jenis binatang apapun yang dijinkan berada di dalam area pengamanan.
Karyawan dan atau tamu yang kemungkinan cacat fisik (buta) sehingga membutuhkan
bantuan binatang sebagai penuntun, harus diinformasikan sebelumnya kepada security
agar dapat ijin khusus.

Page 22 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

2. Apabila ada tamu dan atau karyawan yang membawa binatang peliharaan, maka petugas
security wajib untuk meminta hewan tersebut tidak dibawa masuk area pengamanan
secara persuasif.
3. Apabila hasil negosiasi secara persuasif tidak berhasil maka dapat diambil kebijakan
dengan mengandangkan / mengikat hewan tersebut dekat pos security sehingga tidak
membahayakan bagi yang lain.
4. Catat secara komplet dalam Security Log Book / Buku Mutasi.

TUGAS DARURAT (EMERGENCY DUTY)


SOP 401 : Padamnya Aliran Listrik (Electric Power Failure)
Pokok : Menjamin keamanan selama padamnya aliran listrik
Prosedur : 1. Team Leader / Danru segera memberikan instruksi kepada anggotanya untuk
mengamankan area–area yang dianggap rawan
2. Segera menghubungi Bagian Teknik untuk segera mengatasi padamnya aliran listrik.
3. Segera melaporkan kepada Team Leader / Danru atau Security Coordinator untuk
mendapat petunjuk lebih lanjut.
4. Catat dalam Buku Mutasi (Security Log Book) kapan aliran tersebut padam dan pukul
berapa aliran kembali menyala serta apa saja yang terjadi selama padamnya aliran listrik.

SOP 402 : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Medical and First Aid)
Pokok : Fasilitas yang sesuai dan tenaga yang terlatih
Prosedur : 1. Harus ada petugas medis yang dapat dipanggil dalam keadaan darurat
Laporkan dengan pihak K3 atau Poloiklinik, guna penangan lanjutan terhadap korban.
2. Sedikitnya satu atau beberapa personil dalam setiap shift tugas sudah terlatih untuk
melaksanakan pertolongan pertama
3. Perlengkapan P3K harus tersedia dan disetujui oleh Management Client dan harus siap
pakai (tidak dalam keadaan rusak atau kadaluwarsa).
4. Perlengkapan keamanan tubuh terutama mata bagi karyawan yang bertugas di area yang
beresiko tinggi.
5. Sangat penting bagi personil security untuk mengetahui/mempelajari fakta yang ada dan
atau peristiwa yang pernah terjadi hubungannya dengan kecelakaan kerja.
6. Perlengkapan P3K harus ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan mudah
dikenali di pos security.
7. Apabila terjadi kecelakaan kerja, ambulans harus dapat segera dihubungi.
8. Petugas security diwajibkan untuk mengamankan jalannya pasien agar tidak terhalang
sehingga pasien dapat cepat tertolong.

SOP 403 : Pembunuhan (Homicide)


Pokok : Amankan dan cegah siapapun yang tidak berkepentingan untuk masuk dan berada dalam areal
TKP.
Prosedur : 1. Personil security harus memastikan Team Leader / Danru / Security Coordinator dan
Pihak Management Client mendapat laporan pertama kejadian tersebut secara lisan.
2. Hubungi petugas kepolisian terdekat dan ambulans, rumah sakit.
3. Amankan TKP, cegah siapapun untuk memasuki areal TKP, pastikan tidak sesuatu apapun
yang tersentuh dan pindah dari areal TKP karena barang bukti vital dapat rusak atau
hilang.
4. Berusaha membantu aparat Kepolisian semaksimal mungkin apabila diminta.
5. Amankan saksi mata agar dapat dimintai keterangan oleh Pihak Kepolisian
6. Catat apa saja yang ditemukan di TKP dan laporkan kepada petugas Kepolisian dan
dicatat dalam Incident Report Form.
Page 23 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

7. Tidak diperkenankan untuk membuat pernyataan (statement) kepada siapapun yang


tidak berkepentingan.

SOP 404 : Kematian dalam Area Tugas (Death in the Property)


Pokok : Isolasi area tempat ditemukannya mayat / jenazah, lakukan TPTKP
Prosedur : 1. Semua kasus ditemukannya mayat / jenazah (adanya kematian) diperlakukan sebagai
terjadinya kemungkinan pembunuhan, segera laporkan kepada Team/ Leader Security
Coordinator/Team K3.
2. Segera menghubungi pihak Kepolisian dan ambulans setelah ada perintah dari Security
Coordinator/Pihak Klien.
3. Tidak memperkenankan siapapun untuk masuk ke area tersebut tanpa ijin dari pihak
Kepolisian terutama setelah dipasang Police Line.
4. Mayat / jenazah tidak boleh dipindahkan.
5. Tidak diperkenankan untuk menyentuh, memindahkan apapun dari area tersebut.
6. Lakukan kerjasama yang baik dengan pihak Kepolisian, siapkan team cleaning service
untuk membersihkan area tersebut setelah ada ijin dari Pihak Kepolisian.
7. Tidak diperkenankan untuk membicarakan masalah ini dengan siapapun, keterangan pers
hanya boleh diberikan oleh Humas/Pihak Klien.
8. Catat semua dalam Incident Report Form.

SOP 405 : Bunuh Diri (Suicide)


Pokok : Isolasi area tempat terjadinya peristiwa bunuh diri, lakukan TPTKP
Prosedur : 1. Semua kasus bunuh diri diperlakukan sebagai terjadinya kemungkinan pembunuhan,
segera laporkan kepada Security Coordinator dan Management Klien.
2. Segera menghubungi pihak Kepolisian dan ambulans setelah ada perintah dari Security
Coordinator/ Pihak Klien.
3. Tidak memperkenankan siapapun untuk masuk ke area tersebut tanpa ijin dari pihak
Kepolisian terutama setelah dipasang Police Line.
4. Mayat korban bunuh diri tidak boleh dipindahkan.
5. Tidak diperkenankan untuk menyentuh, memindahkan apapun dari area tersebut.
6. Lakukan kerjasama yang baik dengan pihak Kepolisian, siapkan team cleaning service
untuk membersihkan area tersebut setelah ada ijin dari Pihak Kepolisian.
7. Tidak diperkenankan untuk membicarakan masalah ini dengan siapapun, keterangan pers
hanya boleh diberikan oleh Humas/Pihak Management Klien.
8. Catat semua dalam Incident Report Form.
SOP 406 : Pencegahan Bunuh Diri (Suicide Prevention Threat)
Pokok : Bantu petugas yang berwajib (Pihak Kepolisian)
Prosedur : 1. Semua informasi tentang adanya pelaku tindak criminal, penganggu, tamu yang
bermasalah dan atau karyawan harus segera ditanggapi dengan melakukan penyidikan
setelah ada petunjuk dari Security Coordinator.
2. Management Klien dan security harus membuat suatu alasan yang logis guna mencegah
terjadinya usaha bunuh diri.
3. Apabila terjadi usaha bunuh diri atau ancaman bunuh diri, segera informasikan kepada
pihak Kepolisian.
4. Security Coordinator harus segera dapat membantu dan menenangkan calon korban,
apabila pihak yang berwajib sudah datang maka serahkan semuanya kepada pihak yang
berwajib (Kepolisian).
5. Catat dengan lengkap dalam Incident Report Form

SOP 407 : Perampokan Bersenjata (Armed Robbery)


Pokok : Amankan dan lindungi karyawan/ti,tamu,dll kedalam areal yang dianggap aman.
Prosedur : 1. Petugas dalam areal gedung
a. Berusaha tenang
Page 24 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

b. Berusaha mengaktifkan alarm (security alarm) apabila ada, tanpa harus


membahayakan diri sendiri dan atau orang lain.
c. Lakukan apa saja yang diminta/diperintahkan oleh pelaku sambil berusaha
menghafalkan/mengingat wajah/gambaran pelaku, tinggi badan, warna baju, sepatu,
senjata yang dipergunakan, ciri khas pelaku, suara, jumlah pelaku, dll.
d. Apabila pelaku hanya 1 orang, bila situasi memungkinkan cobalah untuk mendekati
pelaku (bila jarak memungkinkan dan ada kesempatan/karena kelengahan pelaku),
langsung bertindak melumpuhkan pelaku, tapi apabila situasi tidak memungkinkan
jangan bertindak gegabah karena dapat menimbulkan korban, pelaku panik dan
menembak.
2. Petugas diluar areal gedung
a. Berusaha tenang.
b. Jangan menempatkan diri dan atau orang lain dalam bahaya.
c. Lakukan apa saja permintaan / perintah pelaku sambil berusaha untuk menghafal /
mengingat wajah pelaku, warna pakaian yang dipakai, ciri khas pelaku, senjata yang
dipergunakan, Nomor Polisi Kendaraan pelaku, jenisnya, warnanya, jumlah pelaku,
suara, dll., sebagai bahan informasi kepada pihak kepolisian (gerak pelaku dan apa
yang disentuh).
d. Setiap situasi pasti berbeda dan personil security harus dapat menggunakan
inisiatifnya.
e. Apabila situasi sudah aman (pelaku melarikan diri atau terbekuk) segera informasikan
kepada pihak kepolisian terdekat.
f. Periksa karyawan/ti dan atau orang lain yang ada disekitar TKP apabila ada yang
luka, pingsan, dlsb., dan segera lakukan tindakan pertolongan pertama, kemudian
hubungi ambulans dan rumah sakit
g. Amankan semua apa saja yang dapat dijadikan barang bukti.
h. Amankan beberapa saksi mata agar dapat membantu pihak kepolisian memberikan
informasi.
i. Jangan menyentuh apapun yang dapat merusak TKP (sidik jari pelaku) yang ada di
pintu, atau tempat lain.
j. Tuangkan semua hafalan / ingatan dalam catatan dan buatkan laporan dalam
Incident Report kepada Taeam Leader/ Security Coordinator.

SOP 408 : Perlakuan terhadap pengemis dan atau pemalak, preman dll (prowers)
Pokok : Jika menemukan prowers, segera dekati oknum tersebut
Prosedur : 1. Tanyakan siapa dan mengapa ada di dalam areal tersebut?
2. Tanyakan identitasnya.
3. Jika security mendapatkan mereka sebagai pengganggu maka harus segera dilaporkan
kepada Team Leader / Danru atau Security Coordinator.
4. Berusaha dengan sopan untuk membawa mereka keluar dari area yang dijaga, apabila
mereka menolak berusahalah dengan tindakan persuasif, apabila mereka menolak dan
situasi tidak memungkinkan maka lakukan tindakan represif dengan cara melumpuhkan
pelaku.
5. Apabila dalam situasi dimana petugas security tidak mungkin untuk bertindak secara
represif maka berusaha untuk segera melaporkan kepada atasannya dan atau pihak
berwajib setempat untuk melakukan penangkapan
6. Catat semua informasi dan laporkan dalam Incident Report Form.

SOP 409 : Evacuation/Emergencies


Evacuation Procedure (Prosedur Evakuasi)
Sasaran : Amankan dan minta seluruh Karyawan, Pekerja kontraktor dan tamu,agar segera dievakuasi.
Prosedur : 1. Masing–masing pimpinan Management mewajibkan semua karyawan dalam bagiannya
masing-masing Manager mewajibkan seluruh tamu dan anggotanya, mengetahui tentang
prosedur ini. Prosedur ini harus dibaca, dimengerti dan ditandatangani oleh semua
karyawan agar dapat diketahui bahwa sudah tahu dan paham akan informasi ini. Apabila
Page 25 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

ada pertanyaan akan diterangkan oleh Pihak Management Klien/ Humas atau arahkan ke
Security Coordinator.
2. Keputusan untuk evakuasi atau keputusan lainnya diputuskan oleh teamK3 dan atau
Security Coordinator.
3. Prosedur evakuasi di buat untuk semua keadaan darurat dengan pengecualian, yaitu:
a. Evakuasi kebakaran dilaksanakan tanpa mengunakan Elevator.
b. Evakuasi karena ada ancaman Bom dilaksanakan tanpa mengunakan Radio
Komunikasi dua arah (HT = Handy Talkie)
4. Management Klien dan security yang memiliki pengetahuan tentang prosedur evakuasi,
mungkin akan diperbantukan dalam tim evakuasi. Untuk menambah pengetahuan
mereka, perlu ditunjukkan di layar monitor berbagi bentuk prosedur dalam kebakaran dan
metode pertolongan (pencarian korban) yang ditayangkan langsung kepada mereka agar
mereka lebih cepat memahami
5. Apabila pendeteksi adanya kebakaran dan system alarm kebakaran belum dibunyikan /
diaktifkan, maka Team K3 dan atau personil security harus:
a. Mengaktifkan system alarm kebakaran.
b. Gunakan telepon terdekat untuk menginformasikan ke operator (switch board) atau
pos security tentang lokasi terjadinya kebakaran serta intensitas kebakaran.
6. Apabila kebakaran dapat ditangani dan dapat dipadamkan dengan alat pemadam api
ringan (APAR/Fire Extinguisher), lakukan langkah point 2.
7. Nyatakan kepada seluruh Karyawan, pekerja kontraktor dan tamu, bahwa situasi
terkendali dengan aman.

SOP 410 : Ancaman lewat Telepon (Threatening Phone Calls)


Pokok : Tuliskan pada papan tulis dan semua personil harus mengikuti prosedur ini pada saat kejadian.
Prosedur : 1. Ancaman dan atau telepon tidak dikenal sering diterima operator telepon dan atau
petugas security
2. Jika telepon tidak dikenal tersebut berasal dari dalam (internal phone extension)
berusahalah untuk mengetahui sumber atau nomor extension pesawat telepon tersebut
3. Jika telepon tersebut berasal dari luar (external) dan anda mengetahui bahwa telepon
tersebut berasal dari luar maka jangan berbicara sepatah kata apapun juga!
4. Biarkan penelepon berbicara dan coba kenali suaranya serta apa saja yang bisa diingat
dari suara telepon tersebut seperti suara mobil, suara air atau lainnya.
5. Catat dan laporkan kepada Team Leader / Danru atau Security Coordinator, jam berapa
telepon tersebut masuk, hari dan tanggalnya serta keterangan lainnya.
6. Rekam ancaman lewat telepon (bom, bunuh diri, kekerasan dan perusakan, dll) tersebut
apabila memungkinkan dengan tape recorder
7. Catat semua yang bisa anda dapatkan selama pembicaraan berlangsung.

SOP 411 : Ancaman Bom (Bomb Threatment)


Pokok : Catat dan segera laporkan kepada Security Coordinator
Prosedur : 1. Catat semua yang bisa anda dapatkan selama pembicaraan tersebut berlangsung.
2. Berusahalah untuk dapat berbicara selama mungkin dengan penelepon untuk mengetahui
maksud penelepon, mengenali suaranya penelepon, latar belakang suara di telepon dan
usahakan pertanyaan-pertanyaan sbb:
a. Dimana bom itu diletakkan
b. Bagaimana bom itu diledakkan
c. Apakah pelaku tahu bahwa ada anak-anak dan wanita yang mungkin menjadi korban,
berusaha menggugah rasa peri kemanusiaannya
d. Maaf, bisa anda ulangi? Saluran telepon ini kurang baik atau terganggu, dapatkah
anda berbicara lebih keras?

Page 26 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

e. Darimana anda menelepon?


f. Apakah tujuan anda melakukan hal ini ?
3. Berusahalah tetap tenang, berbicara secara perlahan dan tidak emosi. Jangan
membenarkan atau menyalahkan dan atau menghiba dalam situasi seperti ini
4. Apabila pembicaraan telepon selesai segera hubungi pihak Kepolisian dan kantor telepon
untuk melacak asal telepon tersebut.
5. Peristiwa ini dikategorikan sangat rahasia (strictly confidential).
6. Segera laporkan ancaman ini kepada Security Coordinator/ Team K3 untuk mendapat
petunjuk lebih lanjut, personil yang lainnya segera melakukan prosedur evakuasi
terhadap karyawan tetapi dengan tenang dan tidak panik setelah mendapat perintah dari
Security Coordinator dan Pihak Team K3.
7. Segera siapkan tindakan P3K serta petugas pemadam api (fire brigade)
8. Catat semua kejadian tersebut kedalam Incident Report Form

SOP 412 : Evakuasi karena Ancaman Bom (Bomb Threatment Evacuation)


Pokok : Semua personil harus mengikuti prosedur evakuasi
Prosedur : 1. Semua prosedur dan tanda dalam proses evakuasi ini sama dengan prosedur evakuasi
pada saat terjadinya kebakaran.
2. Tidak perlu dilakukan perubahan signal karena akan membuat bingung pelaksanaan
proses evakuasi. Security dan petugas pemadam kebakaran harus dapat mencegah orang
yang sudah keluar untuk masuk kembali ke dalam areal pada saat itu.
3. Pindahkan semua orang ke suatu area evakuasi yang aman dari kantor untuk
menghindari benda-benda yang jatuh maupun terpental ketika terjadi ledakan.
4. Jika semua sudah dievakuasi, segera padamkan semua aliran listrik, gas dan saluran
bahan bakar dari panel control.
5. Rencana darurat (emergency plan) sudah termasuk relokasi sementara apabila area
masih mengandung material bom dan gedung tidak dapat dipergunakan untuk sementara
waktu.
6. Barang yang dicurigai
a. Apabila menemukan sesuatu yang asing atau mencurigakan, jangan disentuh, segera
laporkan lokasi barang tersebut dan deskripsinya kepada Security Coordinator dan
setelah itu segera hubungi pihak Kepolisian.
b. Apabila lokasi sudah ditentukan, areal tersebut harus segera diblok sekitar 100 meter
persegi (100 m2) sampai barang tersebut dipindahkan oleh petugas atau area
tersebut sudah dinyatakan aman oleh petugas.
c. Selama waktu pencarian barang yang dicurigai seperti bom, radio komunikasi harus
dikumpulkan dikantor security.

Catatan :
Pengunaan radio komunikasi selama waktu pencaharian sangat berbahaya karena gelombang
radio dapat menyebabkan terjadinya detonasi dini dari inisiator listrik (bestling cap).

JANGAN PERGUNAKAN RADIO KOMUNIKASI ATAU HANDIE TALKIE / WALKIE


TALKIE SEGALA TYPE SELAMA SITUASI ANCAMAN BOMB (BOMB THREATMENT
SITUATION)

SOP 413 : Kebakaran di Lokasi Tugas (Fire on the Site)


Pokok : Pemadaman – Pencegahan – Evakuasi Tamu – dan Staf Karyawan
Page 27 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

Prosedur : 1. Segera Laporkan kepada Security Coordinator/Team K3/ Petugas Pemadam.


2. Segitiga Api; Panas - Bahan yang Mudah terbakar - oksigen
3. Kebakaran (timbulnya api): Apabila salah satu faktor tidak ada, maka tidak akan ada
kebakaran.
4. Penggolongan Type Kebakaran; berdasarkan Range Intensitas Kebakaran:
a. Class A: Kebakaran biasa yang disebabkan oleh bahan yang gampang
terbakar seperti kayu, kain, sampah, dll.
b. Class B: Api yang berkobar karena bahan bakar, minyak, cat.
c. Class C: Kebakaran gas disebabkan oleh LPG (Liquid Petroleum Gas)
d. Class D: Metal seperti Magnesium (Mg) atau Sodium (Na)
Ada juga bentuk / Class Khusus kebakaran yang memerlukan cara-cara khusus dalam
proses pemadaman, yaitu kebakaran yang ditimbulkan karena terjadinya (korsleting) dari
perlengkapan / peralatan listrik, masalahnya tidak hanya memadamkan api saja, sebab
penanganan khusus tersebut dilakukan karena adanya aliran listrik yang selanjutnya
membutuhkan penanganan yang teliti dan spesifik situasinya. Kebakaran yang melibatkan
listrik diklasifikasikan pada type kebakaran Class E karena apabila anda dapat
memutuskan aliran listrik, maka resiko akibat hubungan pendek (korsleting) menjadi
hilang dan kebakaran tersebut tidak lagi masuk dalam Class E, kemudian kebakaran
tersebut tinggal diklasifikaskan sebagai atau ke dalam Class; A, B, C atau D.

5. Unsur Pemadam Api (Extinguishing Agents):


a. Air (Water):
i. Air sangat cocok pada pipa pemadam dan peralatan pemadam lainnya.
ii. Alat pemadam yang mengunakan air berfungsi untuk menurunkan intensitas
kebakaran
iii. Karena terjadi penurunan suhu / temperature, air juga mencegah penyebaran
api karena adanya material yang basah oleh air (sulit terbakar) sehingga
dengan demikian kebakaran dapat di padamkan .
iv. Air sangat ideal di gunakan pada kebakaran Class A seperti kebakaran; kayu,
kertas, kain, serta bahan lainnya.
v. Perlu di ingat bahwa air dapat berfungsi sebagai konduktor pada listrik
sehingga tidak digunakan dalam pemadaman kebakaran kerena arus listrk.

b. Foam (Busa):
i. Foam sangat cocok untuk kebakaran yang di sebabkan oleh cairan seperti
bensin, oli dan gemuk, kebakaran ini diklafikasikan dalam kebakaran Class B.
ii. Foam bekerja memadamkan api dengan cara menghilangkan oksigen dari segi
tiga api, seperti air, foam mengantar arus listrik sehinga tidak dapat digunakan
pada kebakaran yang di sebabkan korsleting listrik.

c. Carbon Dioxide ( CO2):


i. CO2 juga cocok dipergunakan pada kebakaran Class B yang antara lain di
sebabkan oleh benda cair dan juga dapat di pergunakan pada kebakaran yang
melibatkan arus listrik / peralatan listrik (Class E).
ii. Alat pemadam CO2 beraksi dari 2 (dua) sisi dalam segitiga api, yaitu :
1. Memadamkan api dengan menghilangkan oksigen.
2. Melepaskan hawa / suhu yang sangat dingin karena itu sangat efektif di
pergunakan pada berbagai derajat panas. Karena melemahkan kadar
oksigen, CO2 sangat berguna untuk segala macam jenis cairan penyebab
kebakaran.

d. Dry Chemical (Kimia Kering):


i. Yang dimaksud dengan kimia kering secara umum adalah senyawa kimia
seperti; sodium bicarbonate ( Na2CO3 )
ii. Kimia kering juga cocok pada kebakaran Class B, karena kimia kering bekerja
dengan mematahkan 3 (tiga) sisi dari segitiga api, cocok dipergunakan pada

Page 28 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

peristiwa kebakaran yang berlanjut, kimia kering tidak memiliki efek


pendinginan pada api yang menyala kembali yang mungkin terjadi dari
permukaan panas di samping out break jika kapasitas film rusak atau patah.
iii. Zat kimia kering dapat digunakan pada kebajaran yang disebabkan oleh
peralatan listrik (Class E), walaupun harus secara hati-hati, sebab jika zat
kimia kering tersebut menjadi basah maka dapat bersifat mengantarkan arus
listrik.

e. HALON:
i. Ini merupakan alat pemadam kebakaran dari bahan kimia yang lebih dikenal
dengan nama BCF (Bromo Chloro difloromethane) atau BTM (Bromo Frifcloro
Methane)
ii. Mekanisme dari halogenasi alat pemadam kebakaran ini sangat rumit tetapi
bekerja sangat baik dalam mematahkan bagian dari segi tiga api sama seperti
zat kimia kering. Reaksi kimianya ini dengan cara terlibat dalam proses
pembakaran dan pemadaman api.

6. Perhatian pada Kebakaran Class C dan D:


a. Kebakaran pada Class C yang diakibatkan oleh gas dan pada Class D yang
diakibatkan oleh bahan-bahan metal dapat terjadi akibat bahaya karena rokok
b. Dalam masalah kebakaran bangunan dan lainnya, lebih banyak korban disebabkan
oleh asap daripada oleh kebakaran.
c. Asap dan gas yang panas sering berakibat fatal berkepanjangan, sebelum api
membakar korban. Dalam banyak kasus kematian dalam kebakaran, disana tidak ada
bukti yang pasti adanya kontak dengan api atau keluar derajat panas yang terlalu
tinggi.
d. Asap mengandung gas yang membahayakan kehidupan paling utama, antara lain
adalah karbon monooksida (CO) dan reduksi oksigen. Karbon monooksida sangat
beracun dan cepat berdifusi dalam ruangan, memiliki bau / aroma yang berlainan
saat gas tersebut mulai dirasakan. Reaksi pertama pada proses pernapasan adalah
melemahkan daya pikir dan jika berlanjut akan berakibat pingsan kemudian
meninggal, banyaknya produksi karbon monooksida akan bertambah ketika supply
oksigen ke proses kebakaran mulai terbatas / terhambat.
e. Pada kasus karbon dioksida (CO2), walaupun tidak bersifat racun dan jumlah oksien
rendah masih cukup untuk bernapas, namun ada juga korban yang diketahui bahwa
CO2 ternyata menstimulasi pernapasan sehingga lebih banyak lagi gas beracun yang
terhirup sehingga berakibat fatal secara cepat, bahan lain seperti; plastic, karet, wool,
dan sutera, secara umum dapat memproduksi racun lainnya bila terbakar. Bahan-
bahan tersebut antara lain dapat memproduksi; hydrogen cyanide, ammonia (NH3),
hydrogen sulphide dan sulphur sulphide
f. PVC (Polyvinil Chloride) dapat terkomposisi (decomposed) ketika mulai terjadi
kebakaran, antara lain menjadi; Hydrogen Choloride (HCI) - zat ini bersifat iritasi,
korosive dan berupa gas yang beracun.

7. Heat Effect (Akibat Panas)


a. Gas yang dihasilkan dalam kebakaran membawa partikel asap, dimana gas
bertambah panas dan bercampur dengan udara.
b. Udara yang bertambah panas dapat mengakibatkan kematian atau pingsan, binatang
akan mati apabila berada dalam udara yang bersuhu / tempratur 400 derajat celcius
(750 derajat F).

8. Perlengkapan Team Darurat:


a. Anggota Team:

Page 29 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

i. Helm
ii. Cofy dan prosedur
iii. Senter
iv. Radio
b. Koordinator tempat perlindungan / tempat aman
i. Daftar
ii. Selimut
iii. Tenda
iv. Lampu yang dapat di tenteng (portable lighting)
v. Papan Status
vi. Pengeras suara (loud speakers)
c. Fire Crew (Petugas Pemadam)
i. Perlengkapan alat pemadam kebakaran.
ii. Selimut anti api
iii. Perlengkapan rencana pemadaman.
iv. Sarung Tangan.
v. Baju tahan api.

ADMINISTRASI SECURITY:
(LRR = Log, Request, Report)

SOP 501 :
Struktur Alur Pelaporan (Reporting Flow Structure)
Pokok : Alur pelaporan antara Magnum Security& Klien
Prosedur : 1. Segala laporan sehubungan dengan kejadian, progress, dan situasi lapangan
dikoordinasikan kepada Supervisor Security dan dilaporkan langsung kepada Management
klien.
2. Segala keputusan yang menyangkut pelaksanaan operasional Magnum Securitydi lapangan
dan berhubungan dengan kelangsungan operasional klien harus dikeluarkan langsung oleh
Management Klien.
3. Segala pelaksanaan kegiatan operasional di lapangan hanya bisa di komando/perintahkan
Security Coordinator, sementara Supervisor Security mambantu mengawasi dan
mendukung jalanya kegiatan tersebut.
4. Untuk pelaksanaan pelaporan kepada Management klien Indonesia hanya bisa dilakukan
oleh Security Coordinator Magnum Security.

SOP 502 : Struktur Organisasi Lapangan (Field Structure Organization)

Pokok : Struktur Organisasi dan jalur pelaporan Security

Prosedur : 1. Setiap jabatan mempunyai jalurnya masing-masing dalam hal pelaporan.


2. Jenis laporan bisa dibuat dalam 2 kategori.
3. Segala informasi/keputusan harus diketahui/disetujui oleh atasan langsung terlebih dahulu
sebelum diajukan kepada posisi yang lebih tinggi, sehingga informasi yang disampaikan
bisa diterima secara merata dan terorganisasi.
4. Begitu juga dengan posisi/jabatan menerima laporan, diwajibkan melaporkan sesegera
mungkin informasi yang diterima kepada atasan langsung.
5. Untuk posisi TL, pada saat melakukan pergantian tugas harus melakukan koordinasi
sehubungan dengan segala kejadian/kegiatan kepada TL pengganti.

SOP 503 : Jadwal Kerja (Working Schedule)

Pokok : Jadwal Kerja dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku di tempat tugas bersangkutan
Prosedur : 1. Setiap jadwal kerja (working schedule) dibuat sesuai dengan sistem jadwal kerja yang
berlaku di tempat tugas bersangkutan dan dibuat untuk jangka waktu 1 bulan.
2. Jadwal kerja mempergunakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan terutama tergantung
pelayanan yang harus diberikan / dilaksanakan, antara lain 4:2, 5:2 dan atau sistem
Page 30 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

lainnya.
3. Jam kerja disesuaikan dengan sistem jadwal kerja yang dipergunakan yaitu 12 jam kerja
atau 8 jam kerja.
4. Jadwal kerja dibuat oleh Team Leader / Danru dan atau Security Coordinator dan
dilaporkan kepada Humas/Pihak Management klien.
5. Form terlampir (Working Schedule Form / Roster Form)

SOP 504 : Presensi / Kehadiran (Presence Sheet / Time Sheet)


Pokok : Setiap anggota diwajibkan untuk melakukan presensi kehadiran

Prosedur : 1. Setiap anggota security yang bertugas diwajibkan untuk datang lebih awal 30 menit
sebelum shift tugasnya dimulai.
2. Setiap anggota security diwajibkan untuk mengisi Form Presensi Kehadiran dan
menandatanganinya sendiri (tidak boleh diwakilkan), apabila tidak tanda tangan maka
dianggap tidak hadir
3. Team Leader / Danru / Security Coordinator diwajibkan untuk melakukan check secara
langsung terhadap proses presensi ini.
4. Presensi kehadiran wajib dilampirkan dalam Laporan Bulanan kepada HQ, humas dan
atau Pihak sebagai bahan kontrol dari administrasi operasinal security
5. Ringkasan / Rangkuman harus diketahui pihak klien;
6. Form terlampir (Presence Form)

SOP 505 : Pemeriksaan Kehadiran (Attendance Check List)


Pokok : Memastikan kehadiran anggota sesuai dengan kenyataannya. Check dilakukan oleh Security
Coordinator.
Prosedur : 1. Security Coordinator diwajibkan untuk melakukan direct check terhadap kehadiran
anggotanya dalam bertugas.
2. Hasil check dibuat dalam Laporan Bulanan sebagai Lampiran Laporan Kehadiran dengan
berdasarkan Jadwal Kerja dan Presensi Kehadiran.
3. Form terlampir (Attendance Checklist Form)

SOP 506 : Pertukaran Shift (Shift Change Prosedur)


Pokok : Pertukaran jadwal kerja antar anggota diperkenankan dengan persetujuan Security
Coordinator.
Prosedur : 1. Pertukaran shift tugas berlaku untuk anggota security yang bertugas dalam satu regu
yang sama.
2. Pertukaran shift harus mengisi Shift Change Form dan diajukan kepada Security
Coordinator untuk mendapat persetujuan.
3. Pengajuan dilakukan oleh pemohon pertukaran shift maupun personil yang
menggantikan.
4. Pengajuan dilakukan dengan tujuan dan alasan yang dapat diterima secara logis dan
diajukan minimal satu (1) minggu sebelumnya.
5. Pertukaran harus dilakukan dalam periode bulan kerja yang sama.
6. Security Coordinator harus mengisi pertukaran shift tersebut kedalam Attendance
Checklist Form.

SOP 507 : Prosedur Permintaan Lembur (Overtime Request Prosedur)


Pokok : Pelaksanaan lembur (over time) harus mendapat perintah dan persetujuan dari Security
Coordinator dan atau Humas/ Pihak .
Prosedur : 1. Penambahan jam kerja (over time) dilakukan apabila ada anggota yang tidak masuk
kerja, ada sesuatu masalah (critical situation) seperti demonstrasi, kerusuhan atau tugas
khusus lainnya yang membutuhkan penambahan personil seperti permintaan dari Humas
dan atau Pihak (Over Time Request From)
2. Permohonan kerja lembur diajukan oleh Humas/ Pihak dan disetujui oleh Team Leader /
Danru dan atau Security Coordiator, permohonan diajukan dengan mengisi Over Time
Request Form.

Page 31 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

3. Permohonan berisi jumlah total jam lembur dan alasan lembur sehingga jelas untuk apa
lembur tersebut.
4. Permohonan lembur diajukan 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan lembur tersebut, kecuali
untuk kebutuhan yang mendadak berdasarkan perintah langsung dari Security
Coordinator atau Humas/ Pihak .

SOP 508 : Prosedur Permohonan Ijin Meninggalkan Tugas (Permitt Request Procedure)
Pokok : Meninggalkan tempat tugas harus seijin dari Security Coordinator
Prosedur : 1. Ijin meninggalkan tempat tugas atau meninggalkan tugas dapat diberikan kepada
anggota security dengan tujuan dan alasan yang jelas dan masuk akal.
2. Pengajuan ijin meninggalkan tugas (Permitt Request) diajukan langsung kepada Team
Leader / Danru dan mendapat persetujuan dan Security Coordinator dengan mengisi
Permitt Request Form. Pengajuan dilakukan minimal 1 (satu) hari sebelumnya.

SOP 509 : Prosedur Permohonan Ijin Cuti (Annual Leave Prosedur)


Pokok : Cuti (Annual Leave) harus dilaporkan ke dan disetujui oleh Security Coordinator.
Prosedur : 1. Setiap anggota memiliki hak untuk mendapat cuti kerja sebanyak 12 (dua belas) hari
setelah masa kerja 1 tahun (12 bulan) sesuai dengan Peraturan Perusahaan yang
disesuaikan dengan Undang-Undang Tenaga Kerja Republik Indonesia.
2. Cuti tahunan dapat diambil setelah mengajukan permohonan cuti dengan mengisi Annual
Leave Form. Permohonan cuti dapat diambil apabila telah disetujui oleh Security
Coordinator.
3. Permohonan cuti harus ditandatangani oleh pemohon dan Security Coordinator
4. Form Permohonan Cuti berisi Nama Pemohon, Nomor Register Anggota (Employees ID
Number), tanggal permohonan, lama waktu cuti, alasan cuti serta sisa waktu cuti yang
menjadi hak pemohon
5. Permohonan cuti diajukan minimal 2 (dua) minggu sebelum waktu pengajuan cuti,
diserahkan / diajukan kepada Security Coordinator setelah ditandatangani oleh pemohon
dan Security Coordinator.

SOP 510 : Laporan Harian (Daily Report)


Pokok : Laporan harian adalah Laporan rutin setiap hari yang dibuat oleh Security Coordinator.
Prosedur : 1. Laporan Harian (Daily Report) dibuat setiap hari oleh Team Leader / Danru dan
dilaporkan setiap hari ke Security Coordinator dan diteruskan kepada Regional Office
/Kantor Pusat Magnum Security ( lisan/tertulis) pada pukul 09.00 pagi.
2. Laporan Harian berisi rangkuman dari Shift Report yang dibuat oleh Team Leader /
Danru, berisi semua informasi selama 24 jam terakhir, kejadian / peristiwa yang terjadi,
tindak lanjut / follow up-nya dan solusi-solusi / saran yang perlu termasuk informasi
kehadiran.
3. Laporan Harian dibuat dalam Daily Report Form dan ditandatangani oleh Security
Coordinator.
4. Tata cara pelaporan dengan cara menyerahkan formnya langsung ke Security
Coordinator.

SOP 511 : Laporan Serah Terima Tugas ( Shift Hand Over Report)
Pokok : Laporan ini dibuat oleh Team Leader / Danru dan dilaporkan kepada Security Coordinator.
Prosedur : 1. Shift Hand Over Report dibuat dengan mengisi Shift Hand Over Form dan ditandatangani
oleh Team Leader / Danru yang telah bertugas dan Team Leader / Danru yang menerima
tugas.
2. Shift Hand Over Report berisi semua informasi yang ada selama shift lama bertugas,
termasuk semua kejadian / peristiwa yang terjadi, tindakan yang diambil serta pesan-
pesan penting yang harus disampaikan serta presensi.
3. Dasar dari Shift Hand Over Report adalah Buku Mutasi / Security Log Book.

SOP 512 : Laporan Perbekalan (Logistic Report)


Pokok : Laporan ini dibuat oleh Admin dan diketahui oleh Security Coordinator

Page 32 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

Prosedur : 1. Laporan Logistik adalah laporan yang berisi perkembangan logistic operasi di daerah
tugas dan dibuat oleh Admin dan diketahui oleh Security Coordinator.
2. Perkembangan Logistik adalah logistik operasi anggota yang ada di daerah tugas
termasuk adalah jumlah alat pengamanan seperti PR 24, pepper spray, tameng, seragam,
sepatu baik PDH maupun PDL, senter serta peralatan lainnya baik yang masih baik
maupun yang sudah rusak dan atau hilang.
3. Laporan ini perlu dalam mendukung terlaksananya tugas operasional menjadi lebih baik
dan sebagai bahan informasi untuk Security Coordinator agar dapat memonitor
penggunaan perlengkapan operasi di lokasi.
4. Laporan ini dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) bulan sebagai lampiran Laporan Bulanan.

SOP 513 : Laporan Bulanan (Monthly Report)


Pokok : Laporan Bulanan (Monthly Report) dibuat oleh Security Coordionator.
Prosedur : 1. Laporan Bulanan (Monthly Report) dibuat oleh Security Coordinator untuk jangka waktu 1
(satu) bulan operasional.
2. Laporan Bulanan merupakan rangkuman yang berisi semua informasi selama operasional
1 bulan berdasarkan Laporan Harian (Daily Report), semua kejadian / peristiwa yang
terjadi, tindakan-tindakan yang diambil, tindak lanjut permasalahan (progress) serta
laporan kehadiran.
3. Laporan Bulanan dilaporkan Operational dengan dilampirkan fotocopy dari Laporan Harian
(Daily Report), Laporan Kejadian (Incident Report), Laporan Kecelakaan (Accident
Report), Vehicle Report, Attendance Checklist report, Overtime Request, Patrol Report,
Logistic Report dan lainnya.
4. Laporan Bulanan (Monthly Report) diterima oleh Operational setiap bulannya paling
lambat tanggal 5.

SOP 514 : Laporan Patroli (Patrol Report)


Pokok : Patroli dilakukan oleh personil security di seluruh area tugas dan dilaporkan oleh Team Leader
/ Danru.
Prosedur : 1. Personil security diwajibkan untuk melaksanakan patroli area tugas dalam setiap shift
tugas paling sedikit sebanyak 5 kali dengan waktu patroli yang diacak tergantung
perintah dari Team Leader / Danru yang bertugas.
2. Personil security yang bertugas, diwajibkan untuk mengisi Patrol Form sebagai bukti
melaksanakan tugas patroli
3. Patrol Form berisi nama petugas patroli, nomor ID karyawan, waktu patroli, hari dan
tanggal bertugas, jumlah pos atau area yang dipatroli, hal-hal yang ditemukan dalam
pelaksanaan patroli.
4. Sebelum melaksanakan patroli, petugas patroli menyiapkan peralatan patroli seperti
senter, radio komunikasi, alat perlengkapan diri, form patroli, alat patroli (amano check).
5. Patroli dilaksanakan paling sedikit oleh 2 (dua) orang personil security dengan tujuan
keselamatan petugas patroli dan efisiensi patroli.
6. Petugas patroli harus tetap secara rutin melaporkan jalannya patroli kepada Team Leader
/ Danru melalui komunikasi radio agar apabila ada permasalahan yang ditemui dapat
langsung memperoleh petunjuk dari Team Leader / Danru dan atau dalam keadaan
darurat dapat langsung meminta bantuan.

SOP 515 : Laporan Kehadiran (Attendance Report)


P o ko k : Laporan Kehadiran (Attendance Report) dibuat oleh Security Coordinator.
Prosedur : 1. Laporan Kehadiran adalah laporan yang berisi rangkuman kehadiran anggota selama 1
(satu) bulan kerja sesuai jadwal kerja yang ditetapkan / berlaku.
2. Laporan ini dibuat Security Coordinator dan dilampirkan dalam Laporan Bulanan (Monthly
Report) sebagai bahan pemeriksaan kehadiran anggota termasuk ijin, cuti, sakit,
pertukaran shift dan jam masuk serta keluarnya anggota dalam tugas setiap shiftnya
3. Laporan ini dibuat dalam Presence Check Report Form

SOP 516 : Laporan Kehadiran Tugas (Time Sheet Report)

Page 33 of 34
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PT. DELAPAN BENUA KHATULISTIWA
Nomer Dokumen / Document Number : FR_OPS /01_Rev.01/2018

Pokok : Laporan Kehadiran Tugas (Time Sheet Report) dibuat oleh anggota masing-masing dan
dilaporkan setiap bulannya kepada Team Leader / Danru masing-masing untuk diperiksa.
Prosedur : 1. Laporan Kehadiran (Time Sheet Report) diisi oleh anggota masing-masing dan
ditandatangani kemudian diserahkan kepada TL paling lambat tanggal 1 setiap bulannya.
2. Time Sheet diisi berdasarkan jadwal kerja personil yang berlaku bulan tersebut, ketidak-
hadirannya (sakit, ijin, cuti, dll).
3. Laporan Kehadiran setelah diperiksa oleh Team Leader / Danru dan ditandatangani,
kemudian diserahkan kepada Security Coordinator untuk diperiksa dan ditandatangani
dan dilampirkan dalam Laporan Bulanan ke Magnum HQ.

Tanggal diperiksa dan diperiksa :


Tgl dibuat / Date created : December, 1st , 2018
Date checked and approved
Dibuat oleh / Made by : Diperiksa oleh / Checked by : Disetujui oleh / Approved by :

Nama / Name : Decky T. Sasongko Nama / Name : Nama / Name : Prasetyo Anggodo
Jabatan / Title : Director of Operation Jabatan / Title : Jabatan / Title : Managing Director

Page 34 of 34

Anda mungkin juga menyukai