Anda di halaman 1dari 14

Kualitas Produk dan Strategi Pemasaran dalam Rangka Meningkatkan

Keputusan Pembelian Konsumen

Nunung Alfiah1 Pitri Yandri2


1&2
Program Studi S-1 Manajemen Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

Email korespondensi: p.yandri@gmail.com

Abstrak
Keputusan pembelian merupakan keputusan akhir konsumen berdasarkan pertimbangan
tertentu untuk membeli barang atau jasa. Untuk membuat keputusan pembelian, pemasar
ditugaskan untuk memahami apa yang terjadi pada konsumen. Salah satu faktor utama penentu
keputusan pembelian konsumen adalah kualitas barang yang baik, termasuk bagi Almira
Collection. Almira Collection adalah usaha yang memproduksi pakaian muslim yang menjual
produknya baik secara offline maupun online yang berlokasi di Kota Depok, Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan, pertama menganalisis persepsi konsumen terhadap kualitas barang
yang diproduksi. Kedua, menganalisis strategi terbaik yang dapat ditempuh oleh pelaku usaha
dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Untuk menjawab ketiga tujuan
penelitian tersebut, peneliti mengamati 37 orang konsumen yang diambil secara purposive.
Tujuan penelitian pertama dipecahkan dengan Importance Performance Analysis (IPA), dan
tujuan penelitian ketiga dipecahkan dengan Analisis SWOT Kuantitatif. Dari hasil analisis
diperoleh informasi bahwa masih terdapat ‘pekerjaan rumah’ yang harus diperbaiki karena
kualitas produk masih dianggap belum berkualitas, terutama dari aspek fasilitas pengiriman
secara gratis, harga yang masih belum terjangkau oleh ‘dompet’ konsumen, kualitas produk,
kualitas bahan baku, serta kondisi produk saat diterima Dari hasil analisis SWOT diperoleh
informasi bahwa strategi terbaik yang dapat dijalankan oleh pelaku usaha adalah strategi
agresif, karena posisi organisasi usaha berada pada kuadran I yang menunjukan bahwa
perusahaan memiliki peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan di
masa mendatang.

Kata kunci: Kualitas barang, strategi pemasaran, keputusan pembelian

Pendahuluan
Agar sebuah bisnis dapat mencapai tingkat keberhasilan komersial tertentu, setiap pelaku
usaha harus memperhatikan perilaku konsumen. Perilaku tersebut dapat dipelajari dan
dievaluasi dari cara mereka memilih, membeli, menggunakan, serta mengevaluasi produk yang
mereka beli. Setelah mereka mempelajari produk yang akan dibeli, mereka akan memutuskan
untuk membeli produk tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (2014), keputusan pembelian
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar
membeli. Keputusan pembelian merupakan keputusan akhir konsumen berdasarkan
pertimbangan tertentu untuk membeli barang atau jasa. Keputusan pembelian yang dibuat
konsumen menggambarkan bagaimana pemasar berusaha untuk menjual produk kepada

1
konsumen. Untuk membuat keputusan pembelian, pemasar ditugaskan untuk memahami apa
yang terjadi pada konsumen. Pada titik tersebut, peran periklanan menjadi sangat penting
(Raaij, 2013) karena di dalam iklan terkandung informasi ringkas tentang produk yang dijual
(Sachdeva, 2020).
Namun demikian, produk yang diiklankan harus memenuhi derajat kualitas tertentu.
Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk , jasa, manusia, proses
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Yamit, 2020). Perusahaan yang
menghasilkan suatu produk akan menekankan pada kualitas hasil produksi barang mereka. Jika
produk yang ditawarkan tidak memenuhi derajat kualitas tertentu, produk tersebut tidak akan
dibeli oleh konsumen. Sementara itu, konsumen dalam membeli suatu produk, mereka selalu
berharap bahwa apa yang mereka beli akan memenuhi semua kebutuhan mereka. Hal tersebut
berarti bahwa produk tersebut berkualitas.
Laporan beberapa penelitian menginformasikan bahwa pengaruh kualitas produk
terhadap minat beli konsumen masih menunjukan perbedaan hasil. Harahap (2018) misalnya
melaporkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh secara nyata dan relevan terhadap minat
beli pelanggan. Hasil yang sama dikatakan oleh Rumondor et al. (2017) dalam penelitiannya
pada rumah kopi dan mie Toronata di Kawangkoan. Menurut mereka, kualitas produk
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal
tersebut juga mirip dengan laporan penelitian Aryaditya (2020) yang menyatakan bahwa
variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Peneliti lain semisal Sapto (2017) dan Fatmaningrum et al. (2020) juga memperkuat
pernyatataan tersebut.
Namun terdapat juga laporan yang mengatakan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh
signifikan seperti penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi et al. (2017). Laporannya
menunjukan bahwa kualitas barang tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Hasil
penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Syamsidar dan Soliha (2019). Hal
tersebut disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian selain dari harga.
Sebab Kotler (2003) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan
pembelian konsumen yaitu budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Adapun yang menjadi
faktor-faktor keputusan pembelian yang dipertimbangkan peneliti adalah lokasi, kelengkapan
produk dan harga.
Informasi tersebut kemudian menjadi dasar penyusunan strategi pemasaran perusahaan,
baik kecil, menengah maupun besar. Menurut Assauri (2015), strategi pemasaran pada
dasarnya adalah rencana menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
pemasaran suatu perusahan. Strategi pemasaran pada perusahaan maupun organisasi sangat
perlu dirumuskan dan dirancang sedemikian rupa untuk menentukan arah, tujuan pemasaran
dalam bisnis yang berkaitan dengan keputusan segmentasi pasar, identifikasi pasar
sasaran/target pasar, penempatan posisi dan unsur-unsur dalam bauran pemasaran.
Strategi pemasaran melibatkan pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran
perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran, dan kondisi lingkungan dan persaingan
yang diharapkan yang dihadapi. Strategi pemasaran berfokus pada menemukan cara di mana
perusahaan dapat secara efektif membedakan diri dari pesaing dan menggunakan keunggulan
yang berbeda ini untuk memberikan nilai yang lebih baik kepada konsumen mereka. Secara
umum, perusahaan dalam proses pemasarannya menggunakan bauran pemasaran. Strategi
pemasaran yang diterapkan adalah produk apa yang ditawarkan (product), strategi harga
(price) penetapan harga, tempat/lokasi (location) untuk memberikan pelayanan, promosi

2
(promotion) bagaimana melakukan promosi. Keempat faktor tersebut merupakan unit yang
harus dipertimbangkan oleh manajer pemasaran ketika merumuskan strategi pemasaran.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menyelidiki dampak strategi pemasaran terhadap
keputusan pembelian, dan temuan menunjukkan perbedaan. Penelitian mengenai strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Febrian, et al, (2019) menunjukan bahwa bauran pemasaran
tidak dapat berdiri sendiri, dalam membangun pengaruh terhadap keputusan pembelian.
Diperlukan adanya kolaborasi yang bersinergi dalam mendapatkan hasil yang sempurna,
seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh (Prabowo et al., 2021) bahwa variabel strategi
pemasaran dan kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembeian
konsumen. lain halnya penelitian (Harahap, 2018), (Purnama, 2020) dan (Naninsih &
Hardiyono, 2019) menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh strategi pemasaran
terhadap keputusan pembelian konsumen. (Imran dan Santi, 2019) menyatakan dalam
penelitiannya yang berjudul strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan bahwa strategi
yang dapat diterapkan CV. Raihan konveksi adalah dengan menggunakan kerja empat langkah,
seperti hapuskan, kurangi, tingkatkan dan ciptakan beberapa faktor seperti menerima desain
dari konsumen, menyediakan bahan baku yang diminati konsumen. Strategi pemasaran dengan
empat komponen pokok bauran pemasran yaitu produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh
secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian konsumen, penelitian dilakukan oleh
(Dewi, 2018) dan (Sutrsino et al., 2018).
Penjelasan di atas mendorong kami mengamati Almira Collection, sebuah perusahaan
yang memproduksi produk pakaian jadi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2005 yang berlokasi
di Kota Depok Jawa Barat. Pada tahun 2018 Almira Collection kemudian berada di bawah
naungan PT. Razika Almira Mulia yang beralamat di Menara Kuningan lantai 6 unit 1 Jl. Hr.
Rasuna Said Blok X/7 kav. 5 Jakarta 12940. Dalam menjalankan aktivitasnya Almira Colection
menerima jasa konveksi dan melayani pengadaan seragam sekolah, seragam instansi
pemerintanh maupun swasta, serta organisasi lainnya. Almira Collection memproduksi
seragam harian, seragam olah raga, kaos event, jas almamater, jaket serta pakaian lainnya
sesuai permintaan konsumen.
Pada tahun 2020 pendapatan Almira Collection mengalami penurunan yang cukup
signifikan dibandingkan pendapatan tahun-tahun sebelumnya. Hingga tahun 2021 belum
terlihat tanda-tanda kenaikan baik dalam jumlah rupiah maupun volume transaksi. Salah satu
faktor yang mempengaruhi penurunan pendapatan Almira Collection dalam tiga tahun terakhir
pengaruh akibat dari Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh Negara di dunia tidak terkecuali
Indonesia, hal tersebut menyebabkan seluruh aktivitas belajar mengajar diliburkan dan beralih
pada system pembelajaran jarak jauh, dengan adanya kebijakan tersebut berdampak pada
menurunnya permintaan seragam sekolah, Almira Collection salah satu perusahaan yang
terkena imbas kebijakan tersebut, terlihat dari menurunnya pendapatan perusahaan ditahun
2020 hingga tahun 2021.
Sebagai entitas komersial, Almira Collection harus menata ulang strategi pemasarannya
sesuai dengan filosofi pemasaran yang relevan. Dengan menerapkan strategi pemasaran yang
efektif untuk mencapai tujuan pemasaran dengan mendisain marketi mix yang terintegrasi dari
beberapa faktor antara lain Produk, Price, place dan promotion. serta menciptakan barang yang
lebih berkualitas. Melalui strategi pemasaran, Almira Collection mendisain bauran pemasaran
terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor antara lain product, price, place, dan promotion.
Marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler dan Keller, 2016).

3
Produk merupakan perpaduan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
pasar sasaran. Harga adalah jumlah yang harus dibayar pelanggan untuk mendapatkan produk.
Lokasi meliputi kegiatan perusahaan untuk menyediakan produk kepada pelanggan sasaran.
Promosi adalah kegiatan yang mengkomunikasikan manfaat suatu produk dan meyakinkan
pelanggan untuk membeli. Dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif, perlu adanya
perpaduan semua unsur didalam bauran pemasaran.
Seiring waktu berlalu awal tahun 2022 pandemi mulai mereda, aktivitas belajar
mengajarpun kembali normal, sehingga kebutuhan seragam sekolah mulai memperlihatkan
tanda-tanda adanya peningkatan permintaan, kesempatan ini yang dimafaatkan Almira
Collection untuk meningkatkan minat pembelian pelanggan dengan menciptakan barang yang
lebih bermutu dan menerapkan bauran pemasaran yang terintegrasi. Berdasarkan penjelasan di
atas, penelitian kami bertujuan ini menganalisis persepsi konsumen terhadap kualitas barang
yang diproduksi oleh Almira Collection dan menganalisis strategi terbaik yang dapat ditempuh
oleh Almira Collection dalam meningkatkan pembelian konsumen.

Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan survey. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Dengan kriteria
sebagai berikut: (1) memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan internal
maupun eksternal Almira Collection; (2) sudah menjalin kerjasama dengan Almira Collection
minimal dua tahun, untuk karyawan, konsumen/ pelanggan aktif; dan (3) bersedia menjadi
narasumber dalam penelitian ini. Narasumber terdiri dari 6 (enam) orang, 1 (satu) orang
pemilik PT. Razika Almira Mulia, 1 (satu) orang Karyawan Almira Collection dan 4 (empat)
orang merupakan konsumen Almira Collection. Informasi rincian metode tersaji di dalam
Tabel 1.

Tabel 1. Matrik Tujuan Penelitian dan Metode yang Digunakan.


Tujuan Jenis Data Metode yang digunakan
Menganalisis persepsi Data Primer  Survey: instrumen kuisioner
konsumen terhadap  Important performance Analysis (IPA)
kualitas barang yang  Teknik pengambilan sampel: purposive
diproduksi oleh Almira
Collection.
Strategi terbaik yang dapat Data Primer  Survey, wawancara.
ditempuh oleh Almira  Analisis SWOT kuantitatif dengan bantuan
Collection dalam matriks EFAS dan IFAS
meningkatkan pembelian
konsumen.

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data untuk menjawab masing-masing
tujuan penelitian. Tujuan penelitian pertama dipecahkan dengan menggunakan Important
performance Analysis (IPA) dengan instrumen kuesioner berskala ordinal yang diurutkan
sangat setuju hingga sangat tidak setuju, dan sangat penting hingga sangat tidak penting. Setiap
jawaban diberi bobot tertentu sesuai dengan standar pengukuran Skala Likert. IPA digunakan
untuk melihat sejauh mana produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dan harapan
pelanggan dengan cara mengukur keberhasilan kualitas suatu produk dalam memenuhi
spesifikasi dan juga kebutuhan pelanggannya. Teknik analisis ini juga digunakan oleh Syukhri

4
(2018), Tannady (2018), dan Jazuli et al. (2020). Teknik IPA ini terdiri dari dua komponen.
Pertama, Gap Analysis yang digunakan untuk melihat kesenjangan antara kinerja suatu produk
dengan harapan pelanggan terhadap produk tersebut.

X i
Xi  i 1
……………………………………………………………………….………….(1)
n
k

Y i
Yi  i 1
………………………………………..………….……..…………………...……(2)
n

Di mana X i adalah bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i dan Yi adalah bobot
rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i. Kemudian hasil tersebut akan dimasukkan
ke dalam peta pada Diagram Analisis Kepentingan dan Kinerja (Importance-Performance
Analysis Diagram) sebagaimana tersaji dalam Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Kartesius Analisis Kinerja-Kepentingan

Kuadran 1 (Concentrate These) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dianggap


penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai dengan
harapan pelanggan (tingkat kualitas barang masih rendah). Variabel-variabel yang masuk
dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Kuadran 2 (Keep Up the Good Work) menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, dan faktor-faktor yang dianggap
pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya, sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih
tinggi. Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena
semua variabel ini menjadikan produk atau jasa unggul dimata pelanggan.
Kuadran 3 (Low Priority) adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pelanggan, dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa.
Peningkatan variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan
kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.
Kuadran 4 (Possible Overkill) adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pelanggan, dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel-variabel yang
termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya (Nugraha
et al. 2014)

5
Gambar 1. Kerangka Operasional Tahap-Tahap Penelitian

Tujuan kedua dijawab dengan menggunakan analisis SWOT kuantitatif dengan bantuan
Matriks EFAS dan IFAS. Menurut Rangkuti (2003), analisis SWOT atau analisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi berbagai
faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh peruhahaan untuk merumuskan
berbagai alternatif strategi yang sesuai. Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan
teknik analisis SWOT yaitu penelitian yang dilakukan oleh Munandar et al. (2020), Hidayat
dan Rahmat (2018), Kurniawati dan Marlena (2021)

Hasil dan Pembahasan


Hasil perhitungan nilai gap secara keseluruhan menghasilkan bahwa kinerja kualitas
produk Almira Collection belum sepenuhnya memenuhi harapan konsumen, hal itu ditandai
dengan hasil analisis gap secara keseluruhan yang memiliki hasil negatif yaitu – 0,359. Analisis
Diagram Kartesius pada setiap atribut pada level persepsi yang diinginkan untuk mengetahui
atribut yang paling penting secara detail, dan mengurutkan berbagai atribut dalam lima
indikator, yaitu performance, range and type of feature, reliability dan durability, sensory
characteristic dan ethical profil and image, kedalam sebuah diagram kartesius, sehingga dapat
diperoleh gambaran faktor-faktor atribut yang menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan
agar diperoleh kepuasan pelanggan.

6
Gambar 1. Diagram Kartesius Kualitas Produk Almira Collection
Berdasar Persepsi Konsumen

Setiap kuadran menggambarkan situasi yang berbeda, pemetaan berdasarkan tingkat


kepentingan dan kinerja memungkinkan Almira Collection untuk segera memperbaiki atribut
yang dianggap penting oleh konsumen dalam waktu relatif singkat. Masing-masing kuadran
tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pemetaan Kualitas Produk Berdasar Persepsi Konsumen


Kuadran Kepentingan Nomor Indikator/Atribut Kualitas Produk
Kuadran I (P16) Kualitas kain awet dan tahan lama
(P9) Fasilitas pengiriman barang gratis untuk wilayah
kota Depok.
(P13) Kualitas produk dapat diandalkan
(P10) Harga dapat disesuaikan dengan budget
konsumen
(P14) kondisi produk baik tanpa cacat
Kuadran II (P19) model sesuai harapan konsumen
(P29) Pembayaran DP fleksibel
(P27) Resfonsif dalam menerima keluhan konsumen
(P3) memproduksi sesuai permintaan konsumen
(P5) produk yaman dipakai sehari-hari
(P7) selalu memenuhi semua permintaan konsumen.
(P18) Kualitas bahan nyaman dipakai
(P20) Kualitas bahan yang bagus
(P28) Tepat waktu dalam menyelesaikan pesanan.
(P26) pelayanan yang ramah.
Kudran III (P2) ukuran berstandar nasional
(P12) bahan baku tersedia tiap waktu
(P24) Produk T shirt memiliki kualitas sablon tahan
lama
(P17) warna bahan tidak mudah pudar
(P23) Cuting pas dibadan anak

7
(P1) kualitas lebih bagus dari pesaing
(P25) kualitas sesuai yang dijanjikan
(P30) Bijaksana dalam menyelesaikan komplin
konsumen
(P15) Produk sesuai dengan kebutuhan konsumen
(P6) Model mengikuti perkembngan
(P11) AC selalu mengikuti perkembangan model
Kuadran IV (P22) memiliki standar ukuran nasional
(P4) Disain produk sesuai harapan konsumen
(P21) Kualitas jahitan rapih
Sumber: data diolah, 2022

Nilai didasarkan pada tingkat persepsi daripada tingkat yang diharapkan, karena
persepsi adalah penilaian konsumen terhadap produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan,
semakin kecil nilainya, semakin rendah tingkat kepuasan konsumen, sebaliknya semakin tinggi
nilainya semakin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen. Hasil analisis uji gap dan diagram
kartisius yang keduanya merupakan komponen dari Importance Performance Analysis (IPA)
menunjukan bahwa kualitas produk Almira Collection belum sepenuhnya memenuhi
ekspektasi konsumen, secara keseluruhan memiliki nilai – 0,359 (negative), yang artinya
terdapat kesenjangan antara atribut kualitas produk yang dipersepsikan oleh konsumen dengan
atribut kualitas produk yang di ekspektasikan konsumen. Pada analisis diagram kartesius
didapatkan atribut-atribut kualitas barang pada kuadran I, yang mana atribut-atribut pada
kuadran tersebut sangat direkomendasikan untuk ditingkatkan kualitasnya karena faktor ini
dianggap penting oleh nasabah sedangkan pada pelaksanaannya atribut kualitas barang ini
masih dibawah harapan konsumen.
Dari penelitian ini dapat diketahui perioritas utama yang diperlukan untuk memperbaiki
kualitas produk Almira Collection yaitu pada Indikator Range and type of feature
(keistimewaan produk), dan Reliability dan Durability (keandalan produk). Dimana dalam
kedua Indikator ini masuk pada kategori kuadran I pada diagram kartesius. Hasil penelitian ini
menghasillkan informasi perlunya perbaikan pada setiap atribut kuadran I diagram kartesius
yang dapat dilakukan oleh Almira Collection antara lain sebagai berikut: (1) menambah
jangkauan fasilitias pengiriman barang secara gratis karena banyak pelanggan Almira
Collection yang bertempat tinggal di luar Kota Depok tentunya dengan syarat dan aturan yang
berlaku; (2) merumuskan dan memperjelas syarat dan aturan yang berlaku untuk memperoleh
fasilitas pengiriman barang secara gratis, agar pelanggan dapat memahami apakah mereka
memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas tersebut; (3) harga produk Almira Collection
dapat disesuaikan dengan budget konsumen dengan nilai gap -0, 105, langkah perbaikan yang
harus dilakukan yaitu: (a) membuat beberapa kelas standar harga produk, sehingga konsumen
dapat memilih sesuai budget yang mereka miliki; (b) mencari pemasok lain yang dapat
memberikan harga lebih rendah dibandingkan pemasok yang ada, agar perusahaan dapat
menjual produk lebih rendah, sehingga dapat terjangkau oleh konsumen; dan (c) menekan
biaya produksi dan mencari sumber-sumber yang membuat pemborosan dalam proses
produksi, sehingga biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.
Pada aspek reliability dan Durability, produk Almira Collection dapat diandalkan
kualitasnya, dengan nilai gap -0,132, langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan yaitu:
(1) lebih mengoptimalisasikan kualitas produk secara keseluruhan, baik dari bahan baku,
kualitas jahitan agar dapat lebih menghasilkan kualitas barang sesuai dengan ekspektasi
pelanggan; (2) membuat dan merumuskan Standart Operational Pabrict ( SOP), agar seluruh
karyawan dapat bekerja sesuai SOP tersebut, sehingga menghasilkan produk yang lebih
berkualitas; dan (3) memberikan arahan dan pengawasan dalam proses produksi, agar seluruh

8
karyawan dapat bekerja sesuai Standart Operational Pabrict (SOP) yang berlaku di
perusahaan.
Setelah diperoleh informasi derajat prioritas tentang kualitas produk berbasis persepsi
konsumen, tahap selanjutnya adalah merumuskan strategi berbasis analisis SWOT. Diperoleh
informasi bahwa berdasarkan diagram radar (Gambar 2) pada analisis faktor internal yang
terdiri dari Kekuatan ( Strenght) dan kelemahan (Weakness), diperoleh hasil bahwa Kekuatan
utama pada Almira Collection yaitu pada pemilihan bahan dan kerapihan penjahitan yang
sangat diperhatikan dan hubungan komunikasi dengan konsumen dan pemasok cukup baik,
keduanya memiliki nilai yang sama, keduanya berada pada rating 4 dengan skor skor 0, 276
dan kelemahan utama Almira Collection adalah pada belum adanya team marketing khusus
pada diagram radar berada pada rating 1 dengan skor 0,069. Hasil akhir faktor-faktor internal
dengan mtriks IFAS adalah dengan total skor > 2,50 yaitu 2,812 yang menunjukan bahwa
kekuatan lebih besar dari kelemahan atau faktor internal cukup kuat.

Analisis Faktor Internal Analisis faktor eksternal


Bobot Rating Bobot Rating

Strenght O-1
TOTAL W 4 S-1 TOTAL T 3 O-2
W-8 S-2 2.5 O-3
3
W-7 S-3 2
2 T-7 O-4
1.5
W-6 S-4 1
1 T-6 O-5
0.5
W-5 0 S-5 0
T-5 O-6
W-4 S-6
T-4 O-7
W-3 S-7
T-3
W-2 S-8
W-1 TOTAL S T-2 TOTAL O
T-1 Threath
Weakness

Sumber: data diolah, 2022 Sumber: data diolah, 2022


Gambar 2. Hasil Analisis Faktor Internal Gambar 3. Hasil Analisis Faktor Eksternal
Perusahaan Perusahaan
#
Berdasarkan hasil dari diagram radar (Gambar 3) pada analisis faktor eksternal, yang
terdiri dari Peluang (Opportunity) dan ancaman (Threath) diperoleh hasil bahwa Permintaan
terus meningkat terhadap produk Almira Collection merupakan peluang yang paling besar
dengan posisi pada rating 3 dan skor sebesar 0, 228 seperti terlihat pada tabel, dan ancaman
terbesar dengan skor 0, 069 yaitu fluktuasi harga bahaan baku yang tidak stabil terpengaruh
oleh kondisi ekonomi pasca pandemic covid-19 yang menyebabkan daya beli masyarakat
menurun.
Dari hasil analysis pada tabel EFAS peluang dan ancaman memiliki total skor sebesar
2,296 yang berarti perusahaan belum mampu memanfaatkan dan merespon peluang yang
dimiliki dan belum dapat menatasi ancaman yang dihadapi. Berdasarkan analisis yang telah
didapatkan melalui penggunaan metode Matriks IFAS (Internal factor Analysis Summery) dan
EFAS (Eksternal Faktor Analysis Summery) didapat total skor dari masing-masing faktor, yaitu
faktor kekuatan dengan nilai 1,69; faktor kelemahan dengan nilai 1,12; faktor peluang dengan
nilai 1,46; dan faktor faktor ancaman dengan nilai 0,83. Dari nilai-nilai tersebut maka diketahui
bahwa total skor selisih antara kekuatan dan kelemahan adalah (+) 0,57; total skor selisih antara
Opportunity dan Treath adalah (+) 0,63. Dari hasil selisih indentifikasi faktor-faktor tersebut,
maka dapat digambarkan diagram cartesius analisis SWOT (Gambar 4).

9
Gambar 4. Matriks Analisis SWOT Almira Collection

Dengan diagram tersebut, tergambar dengan jelas bahwa posisi Almira Collection saat ini
pada kuadran I, dimana perusahaan-perusahaan yang ada dikuadran ini berada pada posisi yang
menguntungkan yang menunjukan bahwa perusahaan memiliki peluang dan kekuatan yang
dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan, strategi yang harus diterapkan pada kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy) perusahaan atau
unit usaha dapat terus berkonsentrasi pada pasar saat ini dengan melaksanakan strategi agresif
seperti:
1) Penetrasi pasar, strategi dapat dilakukan dengan penyesuaian harga, penurunan harga
produk dapat meningkatkan penjualan, namun tidak selalu harus menurunkan harga,
sebelumnya dengan melakukan analisis produk kompetitor, memperhatikan kualitas
dan harga jual kompetitor, apa keunggulan yang dimiliki dibandingkan dengan produk
yang dibuat. Peningkatan promosi adalah strategi penting dalam penetrasi pasar
dengan kata lain berupaya meningkatkan brand awareness, akan berhasil dengan baik
apabila dilakukan dengan perencanaan yang matang. Perbaikan kualitas produk salah
satunya dengan memperbanyak model desain selain tetap memperhatikan kerapihan
dalam teknik penjahitan dan pemilihan bahan yang baik dan nyaman dikenakan, hal
ini sangat berpengaruh pada kemampuan penetrasi pasar.
2) Pengembangan pasar, dapat dilakukan dengan lebih banyak merekrut tenaga penjualan
(sales) dengan lebih berupaya menarik minat mereka untuk lebih bersemangat dalam
mempromosikan produk dan menjangkau pasar yang lebih luas, hal inipun dapat
meningkatkan kanal distribusi selain melalui Digital Marketing.
3) Selanjutnya yaitu pengembangan produk dengan lebih berinovasi untuk model dan
keragaman produk, menyesuaikan dengan selera dan minat konsumen namun tetap
berpegang pada visi perusahaan.
4) Pada dasarnya perusahaan atau unit usaha berpeluang sukses yaitu dengan
memanfaatkan peluang eksternalnya dengan kekuatan yang dimilikinya,
meminimalisir kelemahan untuk mengatasi ancaman.

10
Dari hasil analisis SWOT terhadap strategi pemasaran produk Almira Collection,
berdasarkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh
perusahaan, dapat diketahui bahwa:
1) Faktor internal Almira Collection memperoleh skor sebesar 2,81 atau diatas 2,50 yang
berarti kondisi internal dalam posisi yang kuat, pada faktor eksternal memperoleh skor
sebesar 2,30 dibawah 3,00 yang berarti perusahaan belum mampu memanpaatkan peluang
yang ada dan belum memiliki kemampuan untuk menghadapi atau menghindari ancaman
yang ada.
2) Pada analisis faktor internal diketahui skor kekuatan lebih besar dari kelemahan, dan dari
analisis faktor eksternal peluang yang dimiliki perusahaan lebih besar dari ancaman yang
dihadapi, untuk itu strategi yang dapat dijalankan yaitu strategi SO, hal ini
menggambarkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan
kekuatan yang dimilikinya.
3) Pada kuadran martiks SWOT tergambar dengan jelas bahwa strategi yang dapat dijalankan
oleh perusahaan adalah strategi agresif, strategi ini mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.

Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan analisis data dan pembahsanan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini dilakukan dengan menguji 30 atribut yang
terdapat dalam indikator Performance, Range and type of feature, Realibility dan Durability,
Sensory characreristic, Ethical profile and Image, dengan melakukan penyebaran kuisioner ke
38 konsumen Almira Collection. Selain itu penulis menemukan beberapa hal penting
diantaranya:
1) Hasil analisis uji gap dan diagram kartisius yang keduanya merupakan komponen dari
Importance Performance Analysis (IPA) menunjukan bahwa kualitas produk Almira
Collection belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi konsumen, secara keseluruhan
memiliki nilai – 0,359 yang artinya terdapat kesenjangan antara atribut kualitas produk
yang dipersepsikan oleh konsumen dengan atribut kualitas produk yang di ekspektasikan
konsumen. Pada analisis diagram kartesius didapatkan atribut-atribut kualitas barang pada
kuadran I, yang mana atribut-atribut pada kuadran tersebut sangat direkomendasikan untuk
ditingkatkan kualitasnya karena faktor ini dianggap penting oleh nasabah sedangkan pada
pelaksanaannya atribut kualitas barang ini masih dibawah harapan konsumen. perioritas
utama yang diperlukan untuk memperbaiki kualitas produk Almira Collection yaitu pada
Indikator Range and type of feature (keistimewaan produk), Reliability dan Durability
(keandalan produk). Kedua Indikator tersebut masuk pada kategori kuadran I pada diagram
kartesius.
2) Berdasarkan analisis SWOT secara keseluruhan terhadap kondisi internal dan eksternal
Almira Collection dengan metode matriks IFAS matriks EFAS dan matriks SWOT, dalam
menganalisa strategi terbaik yang dapat dilakukan Almira Collection dalam meningkatkan
keputusan pembelian dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a) Faktor internal Almira Collection memperoleh skor sebesar 2,81 atau diatas 2,50 yang
berarti kondisi internal dalam posisi yang kuat, pada faktor eksternal memperoleh skor
sebesar 2,30 dibawah 3,00 yang berarti perusahaan belum mampu memanpaatkan
peluang yang ada dan belum memiliki kemampuan untuk menghadapi atau
menghindari ancaman yang ada.

11
b) Pada analisis faktor internal diketahui skor kekuatan lebih besar dari kelemahan, dan
dari analisis faktor eksternal peluang yang dimiliki perusahaan lebih besar dari ancaman
yang dihadapi, untuk itu strategi yang dapat dijalankan yaitu strategi SO, hal ini
menggambarkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan
kekuatan yang dimilikinya.
c) Pada kuadran martiks SWOT tergambar dengan jelas bahwa strategi yang dapat
dijalankan oleh perusahaan adalah strategi agresif, strategi ini mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif. (growth oriented strategy) perusahaan atau unit usaha dapat
terus berkonsentrasi pada pasar saat ini.

Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan kepada perusahaan antara lain: (1)
menambah jangkauan fasilitias pengiriman barang secara gratis karena banyak pelanggan
Almira Collection yang bertempat tinggal di luar Kota Depok tentunya dengan syarat dan
aturan yang berlaku; (2) merumuskan dan memperjelas syarat dan aturan yang berlaku untuk
memperoleh fasilitas pengiriman barang secara gratis, agar pelanggan dapat memahami apakah
mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas tersebut; (3) mencari pemasok lain
dalam hal pengadaan bahanbaku, agar dapat memilih kualitas bahan yang bagus sesuai standar
kualitas perusahaan dan dapat memenuhi ekspektasi konsumen; dan (4) selalu memberikan
pemahaman dan arahan kepada konsumen maupun calon konsumen dalam memilih standar
harga, karena harga suatu produk akan mempengaruhi kualitas bahan baku utamanya.

Ucapan Terima Kasih


Artikel ini adalah bagian dari skripsi ketua penulis dengan judul yang sama dari artikel ini.
Penelitian di bawah bimbingan Dr. Pitri Yandri, M.Si. Ketua penulis mengucapkan terima
kasih atas bimbingan dan pembacaan dari naskah akhir artikel ini kepada Dr. Pitri Yandri,
M.Si.

Daftar pustaka
Anggraini, M. D., Muhtarom, A., & Safaatillah, N. (2019). Implementasi Strategi Pemasaran
Dengan Menggunakan Analisis Swot Dalam Meningkatkan Penjualan Dan Pendapatan
Pada Ud. Yoga Putra Bangkit Sambeng Lamongan. Jurnal Manajemen, 4(2), 963.
https://doi.org/10.30736/jpim.v4i2.253
Aryaditya, B. A. (2020). Pengaruh Citra Merek Kualitas Produk dan Promosi. Pengaruh Citra
Merek, Kualitas Produk, Promosi, Harga, Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian, 9(4), 1–22.
Dewi, O. I. (2018). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Chang Tea Di Surabaya. Agora, 6(2), 2–7.
Fatmaningrum, S. R., Susanto, & Fadhilah, M. (2020). Pengaruh Kualitas Produk dan Citra
Merek terhadap Keputusan Pembelian Minuman Frestea. Jurnal Ilmiah MEA, 4(1), 176–
188.
Fauzani, M., Akramiah, N., & Sutikno, B. (2018). Analisis Swot Dalam Penentuan Strategi
Pemasaran Produkpt. Karunia Sentosa Plastik. Jurnal EMA, 3(2), 104–117.
https://doi.org/10.47335/ema.v3i2.31
FEBRIAN, A., & Vina Hapsari, C. A. (2019). Strategi Pemasaran Dalam Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Melalui Niat Sebagai Mediasi. Buletin Studi Ekonomi, 24(2), 279.

12
https://doi.org/10.24843/bse.2019.v24.i02.p09
Harahap, E. F. (2018). Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Asuransi
Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Sinarmas Cabang Garut. Journal of Knowledge
Management, 12(1), 12–20.
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JKM/article/view/613/598
Hidayat, R., & Rahmat, R. (2018). Analisis Swot Sebagai Dasar Keputusan Strategi Pemasaran
Pada Perusahaan Server Pulsa Di Kota Batam (Studi Kasus Pada Cv. Star Pratama).
Journal of Applied Business Administration, 2(1), 94–108.
https://doi.org/10.30871/jaba.v2i1.745
Imran, I., & Santi, A. P. (2019). Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Pada CV.
RA RAIHAN KONVEKSI dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. Jurnal Ekonomi,
22(2), 102–118. https://doi.org/10.47896/je.v22i2.62
Jazuli, M., Samanhudi, D., & Handoyo. (2020). Analisis Kualitas Pelayanan dengan Servqual
dan Importance Performance Analysis di PT. XYZ. Juminten: Jurnal Manajemen Industri
Dan Teknologi, 01(01), 67–75.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). United State of America:
Person Education Limited.
Kurniawati, R., & Marlena, N. (2021). Analisis SWOT Sebagai Dasar Perencanaan Strategi
Pemasaran Pada Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar. Jurnal Manajemen Dan
Bisnis Indonesia, 6(2), 191–203. https://doi.org/10.32528/jmbi.v6i2.3255
M, E. R. S. (2017). PERFORMANCE ANALYSIS ( Studi Kasus PT . Kereta Api Indonesia Pada
Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta).
Munandar, J. N., Tumbel, A. L., & Soegoto, A. S. (2020). Analisis Swot Dalam Menentukan
Strategi Pemasaran Bisnis Kopi Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pada Kopi Luwak
White Koffie). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
8(4), 1191–1202.
Naninsih, N., & Hardiyono, H. (2019). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Kepuasan Dan
Keputusan Pembelian Produk Usaha Kecil Menengah (Ukm) 310 Di Makassar. Jurnal
Aplikasi Manajemen & Kewirausahaan MASSARO, 1(1), 47–61.
https://doi.org/10.37476/massaro.v1i1.644
Nugraha, R., Ambar, H., & Adianto, H. (2014). Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Jasa
pada Bengkel “X” Berdasarkan Hasil Matrix Importance-Performance Analysis (Studi
kasus di Bengkel AHASS PD. Sumber Motor Karawang). Jurnal Online Institut
Teknologi Nasional, 1(3), 221–231.
Prabowo, F. I., Keke, Y., & Istidjab, B. (2021). Pengaruh Strategi Pemasaran Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Pt Sarana Bandar Logistik.
Jurnal Manajemen Pemasaran, 15(2), 75–82. https://doi.org/10.9744/pemasaran.15.2.75-
82
Purnama, C. (2020). Analisis Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial. 6(November), 80–94.
Purnomo, W., & Riandadari, D. (2015). Analisa Kepuasan Pelanggan Terhadap Bengkel
dengan Metode IPA (Importance Performance Analysis) di PT. Arina Parama Jaya Gresik.
Jurnal Teknik Mesin, 03(3), 54–63.
Rangkuti, F., (2003). Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan. Strategi
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. edisi pertama. PT Gramedia.

13
Sapto, M. (2017). Pengaruh Kualitas Produk Dan Word of Mouth. 94–101.
Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (D. I. Sutopo.Spd.
MT (ed.); kedua ceta). ALFABETA.
Supriyadi, S., Wiyani, W., & Nugraha, G. I. K. (2017). Pengaruh Kualitas Produk Dan Brand
Image Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 4(1), 74–85.
https://doi.org/10.26905/jbm.v4i1.1714
Sutrsino, N. A.-R. R. A., Widodo, J., & Zulianto, M. (2018). Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Rm Ayam Bakar Wong Solo Jember. JURNAL
PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu
Sosial, 12(2), 259. https://doi.org/10.19184/jpe.v12i2.8568
Syamsidar, R., & Soliha, E. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga, Citra Merek
dan promosi terhadap proses Keputusan Pembelian. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi,
Vol.26(2), 146–154.
Syukhri, S. (2018). Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Laboratorium Jaringan
Menggunakan Pendekatan Importance-Performance Analysis. INVOTEK: Jurnal Inovasi
Vokasional Dan Teknologi, 18(2), 109–114. https://doi.org/10.24036/invotek.v18i2.417
Tannady, H. (2018). Mengkaji Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Layanan E-Commerce
Dengan Menggunakan Metode Importance Performance Analysis 3 Dimensi. Journal Of
Business & Applied Management, 11(2), 116–135.
Wenda Rumondor, P., Tumbel, A. L., J Ogi, I. W., & Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen,
F. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian. Harga.……. 1102 Jurnal EMBA, 5(2), 1102–1112.
Yamit, Z. (2020). Manajemen Kualitas Produk & Jasa (Cetakan ke). Ekonisia, Yogyakarta.
van Raaij, W.V., (2013), How Consumers React to Advertising, International Journal of
Advertising, 8 (3): 261-273.
Sachdeva, R., (2020), An Empirical Investigation of Factors Influencing Young
Indian Consumer Decision Making, Journal of Asia Pacific Business, 21 (3): 207-226.

14

Anda mungkin juga menyukai