Anda di halaman 1dari 5

Tugas 09

Soal 1

PPh Pasal 24

PT Mutiara di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2019 sbb:

Penghasilan dalam negeri = Rp 2.000.000.000


Penghasilan dari Negara Belgia (dengan tarif pajak 40%) = Rp 1.000.000.000
Penghasilan dari Negara Australia (dengan tarif pajak 30%) = Rp 1.000.000.000
Kerugian penghasilan di Malaysia = Rp 500.000.000

Diminta :
a. Berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan?
b. Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan royalti dari luar negeri dan
saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun?

Jawab:
Kerugian penghasilan luar negeri tidak mengurangi penghasilan kena pajak

Penghasilan LN - Belgia Rp 1.000.000.000


Penghasilan LN - Australia Rp 1.000.000.000
Penghasilan DN Rp 2.000.000.000
Total penghasilan netto (PKP) Rp 4.000.000.000
PPh Terutang (25%xRp4.000.000.000) Rp 1.000.000.000

Batas maksimum kredit pajak Belgia = 1M/4M x 1.000.000.000 = 250.000.000


Batas maksimum kredit pajak Australia = 1M/4M x 1.000.000.000 = 250.000.000
Beban pajak dibayarkan di Belgia = 40% x 1M 400,000,000
Beban pajak dibayarkan di Australia = 30% x 1M 300,000,000

Nilai PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan = 250.000.000 + 250.000.000 = 500.000.000

Jurnal :
Jurnal saat penerimaan penghasilan luar negeri
Kas 1.300.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 24 700.000.000
Pendapatan Royalti 2.000.000.000

Jurnal saat penghitungan PPh akhir tahun


Beban PPh Badan 1.000.000.000
Utang pajak 500.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 24 500.000.000

Beban PPh Pasal 24 200.000.000


Pajak dibayar di muka PPh 24 200.000.000
{Untuk membebankan pajak di LN yang tidak boleh dikreditkan}

Soal 2
Melanjutkan soal tugas 08 minggu lalu,
a. Hitung berapa nilai pajak tangguhan? Apakah aset atau liabilitas pajak tangguhan?
b. Buatlah jurnal pajak tangguhan?
c. Buatkan penyajian pajak tangguhan pada bagian laporan laba rugi
Jawab:

Koreksi Temporer
B. piutang Tak tertagih (+) 198.000.000
B. Penyusutan 101.486.839
B. Pembiayaan Leasing (105.000.000)
Jumlah 194.486.839

Asset pajak Tangguhan 39.400.397

Fasilitas 50% 3.386.708 (4.8M/30,321M x 194.486.839)= 30.788.255 x 50%x22% = 3.386.708


Tdk Fasilitas 36.013.689 (194.486.839 - 30.788.255 ) = 163.698.584 x22% = 36.013.689
39.400.397

Jurnal
Beban Pajak Kini 2.148.096.124
Asset Pajak Tangguhan 39.400.397
Pendapatan pajak Tangguhan 39.400.397
PPh dibayar dimuka - Ps 25 125.980.000
PPh dibayar dimuka - Ps 22 45.000.000
PPh dibayar dimuka - Ps 23 77.000.000
Utang PPh Ps. 29 1.900.116.124

Jurnal Setor PPh ps 29


Utang PPh pasal 29 1.900.116.124
Kas 1.900.116.124

Penyajian dalam Laporan Laba Rugi

Laba sebelum PPh 9.146.724.000


Beban (manfaat) PPh :
Beban Pajak kini 1.900.116.124
Pendapatan pajak tangguhan (39.400.397) 1.860.715.727
Laba setelah pajak 7.286.008.273
Soal 3

Entitas A membeli mesin senilai Rp 10.000, 02/01/20X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan
selama 5 tahun, tanpa nilai sisa.
Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun.
Penghasilan entitas sebesar Rp 9.000, beban operasi selain depresiasi Rp 3.000.
Diminta:
a. Analisa kemungkinan munculnya Pajak Tangguhan dan bagaimana memperlakukannya dalam
pembukuan, dan jelaskan adanya pemulihan nilai pajak terutang
b. Bagaimana penyajiannya dalam laporan posisi keuangan dan Laporan Laba Rugi untuk tahun
20X2

Jawab:

a)

Depresiasi menurut akuntansi 10.000/5=2.000

AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Bbn Operasi 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Laba sblm pajak 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Beban Pajak (akt) 25% 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Laba setelah pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500

PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Bbn Operasi 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500
Total Beban 5.500 5.500 5.500 5.500 3.000
Penghasilan kena pajak 3.500 3.500 3.500 3.500 6.000
Pajak terutang 25% 875 875 875 875 1500
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Beban Pajak (akt) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

PAJAK
Penghasilan kena pajak 3.500 3.500 3.500 3.500 6.000
Pajak terutang 875 875 875 875 1.500

PERBEDAAN
Perbedaan laba 500 500 500 500 -2.000
Perbedaan pajak (beda waktu) 25% 125 125 125 125 (500)
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0

Beban pajak (L/R)


Beban pajak kini 875 875 875 875 1.500
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 -500
Total beban pajak 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Dari tabel analisis tersebut, terlihat bahwa sampai dengan tahun ke 4 nilai Laba Sebelum Pajak (Akuntansi)
lebih besar dari pada Penghasilan Kena Pajak (Rp 4.000 > Rp 3.500) sehingga menimbulkan adanya
Kewajiban Pajak Tangguhan sebesar selisih beda waktu dikali tarif pajak = (4.000 - 3.500) = 500 x 25% = 125

Jurnal penyesuaian setiap tahun (tahun ke 1 s.d 4):


Beban Pajak Tangguhan 125
Liabilitas Pajak Tangguhan 125

Namun hal ini tidak terjadi pada tahun ke 5, dimana yang terjadi adalah Laba Sebelum Pajak lebih kecil
dari pada Pwnghasilan Kena Pajak ( 4.000 < 6.000 ) sehingga menimbulkan adanya Aset Pajak Tangguhan
sebesar (4.000 - 6.000=-2.000}x25%=-500.

Jurnal penyesuaian tahun ke 5:


Liabilitas Pajak Tangguhan 500
Pendapatan Pajak Tangguhan 500

Adanya Pendapatan Pajak Tangguhan ini juga sekaligus menghapus atau memulihkan sebesar Rp 500
atas Kewajiban Pajak Tangguhan yang muncul dari tahun-tahun sebelumnya.
Pemulihan ini mengakibatkan Kewajiban Pajak Tangguhan PT Borobudur menjadi nol

b) Penyajian Bagian Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai