Soal 1
PPh Pasal 24
Diminta :
a. Berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan?
b. Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan royalti dari luar negeri dan
saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun?
Jawab:
Kerugian penghasilan luar negeri tidak mengurangi penghasilan kena pajak
Jurnal :
Jurnal saat penerimaan penghasilan luar negeri
Kas 1.300.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 24 700.000.000
Pendapatan Royalti 2.000.000.000
Soal 2
Melanjutkan soal tugas 08 minggu lalu,
a. Hitung berapa nilai pajak tangguhan? Apakah aset atau liabilitas pajak tangguhan?
b. Buatlah jurnal pajak tangguhan?
c. Buatkan penyajian pajak tangguhan pada bagian laporan laba rugi
Jawab:
Koreksi Temporer
B. piutang Tak tertagih (+) 198.000.000
B. Penyusutan 101.486.839
B. Pembiayaan Leasing (105.000.000)
Jumlah 194.486.839
Jurnal
Beban Pajak Kini 2.148.096.124
Asset Pajak Tangguhan 39.400.397
Pendapatan pajak Tangguhan 39.400.397
PPh dibayar dimuka - Ps 25 125.980.000
PPh dibayar dimuka - Ps 22 45.000.000
PPh dibayar dimuka - Ps 23 77.000.000
Utang PPh Ps. 29 1.900.116.124
Entitas A membeli mesin senilai Rp 10.000, 02/01/20X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan
selama 5 tahun, tanpa nilai sisa.
Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun.
Penghasilan entitas sebesar Rp 9.000, beban operasi selain depresiasi Rp 3.000.
Diminta:
a. Analisa kemungkinan munculnya Pajak Tangguhan dan bagaimana memperlakukannya dalam
pembukuan, dan jelaskan adanya pemulihan nilai pajak terutang
b. Bagaimana penyajiannya dalam laporan posisi keuangan dan Laporan Laba Rugi untuk tahun
20X2
Jawab:
a)
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Bbn Operasi 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Laba sblm pajak 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Beban Pajak (akt) 25% 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Laba setelah pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Bbn Operasi 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500
Total Beban 5.500 5.500 5.500 5.500 3.000
Penghasilan kena pajak 3.500 3.500 3.500 3.500 6.000
Pajak terutang 25% 875 875 875 875 1500
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Beban Pajak (akt) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
PAJAK
Penghasilan kena pajak 3.500 3.500 3.500 3.500 6.000
Pajak terutang 875 875 875 875 1.500
PERBEDAAN
Perbedaan laba 500 500 500 500 -2.000
Perbedaan pajak (beda waktu) 25% 125 125 125 125 (500)
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0
Dari tabel analisis tersebut, terlihat bahwa sampai dengan tahun ke 4 nilai Laba Sebelum Pajak (Akuntansi)
lebih besar dari pada Penghasilan Kena Pajak (Rp 4.000 > Rp 3.500) sehingga menimbulkan adanya
Kewajiban Pajak Tangguhan sebesar selisih beda waktu dikali tarif pajak = (4.000 - 3.500) = 500 x 25% = 125
Namun hal ini tidak terjadi pada tahun ke 5, dimana yang terjadi adalah Laba Sebelum Pajak lebih kecil
dari pada Pwnghasilan Kena Pajak ( 4.000 < 6.000 ) sehingga menimbulkan adanya Aset Pajak Tangguhan
sebesar (4.000 - 6.000=-2.000}x25%=-500.
Adanya Pendapatan Pajak Tangguhan ini juga sekaligus menghapus atau memulihkan sebesar Rp 500
atas Kewajiban Pajak Tangguhan yang muncul dari tahun-tahun sebelumnya.
Pemulihan ini mengakibatkan Kewajiban Pajak Tangguhan PT Borobudur menjadi nol