Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 3

1. Latifa Nur Amalia 1902113129


2. Putri Syahara 1902565663
3. Putri Yolanda 1902112532
SOAL 1

PT. Lensapajak memperoleh laba sebelum pajak


tahun 2019 Rp 1.200.000.000 .- dengan catatan
koreksi fiskal sebagai berikut :

Beda Tetap (Permanen)


1. Pendapatan bunga depositi Rp 40.000.000,-
2. Beban jamuan tanpa daftar nominatif Rp 30.000.000,-
3. Pendapatan sewa bangunan Rp 60.000.000,-
4. Beban bunga pajak Rp 20.000.000,-
5. Beban pemberian fasilitas dalam bentuk natura Rp 50.000.000,-
6. Pendapatan jasa giro Rp 50.000.000,-
7. Beban pajak penghasilan Rp 15.000.000,-
Beda Waktu (Temporer)
1. Penyusutan komersial Rp 60.000.000 lebih rendah dari penyusutan fiskal
2. Amortisasi fiskal Rp 30.000.000 lebih rendah dari amortisasi komersial

Kredit pajak yang sudah dibayar selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. PPh Pasal 22 Rp 20.000.000,-
2. PPh Pasal 23 Rp 10.000.000,-
3. PPh Pasal 24 Rp 15.000.000,-
4. PPh Pasal 25 Rp 45.000.000,-
Pertanyaan
a) Berapa pengahsilan kena pajak untuk tahun 2019?
b) Berapa PPh kurah/lebih bayar untuk tahun 2019?
c) Tentukan apakah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang timbul?
d) Buat jurnal dan penyajian laba bersih dalam laporan laba rugi ?

Jawaban
Laba sebelum pajak
Koreksi fiskal Koreksi Positif Koreksi Negatif
Beda Tetap (Permanen)
Pendapatan bunga deposito 40,000,000
Pendapatan sewa 60,000,000
Pendapatan jasa giro 50,000,000
Beban jamuan tanpa daftar nominatif 30,000,000
Beban bunga pajak 20,000,000
Beban pemberian fasilitas dalam bentuk 50,000,000
natura
Beban PPh 15,000,000
Jumlah beda tetap 115,000,000 150,000,000
Beda Waktu (Temporer)
Penyusutan komersial < Fiskal 60,000,000
Amortisasi Fiskal < Komersial 30,000,000
Jumlah beda waktu 30,000,000 60,000,000
Penghasilan kena pajak

Pajak Penghasilan Terutang 25% x Rp 1.135.000.000,- =


Kredit Pajak
PPh Pasal 22 20,000,000
PPh Pasal 23 10,000,000
PPh Pasal 24 15,000,000
PPh Pasal 25 45,000,000
Total
PPh Kurang Bayar (Beban Pajak Kini)

Perhitungan Kewajiban Pajak Tangguhan


Kewajiban Pajak Tangguhan = Tarif PPh Badan x Jumlah Beda
Temporer
25% x Rp 30.000.000 = 7.500.000

Dari rekonsiliasi fiskal diatas diketahui bahwa Penghasilan Kena Pajak adalah Rp 1.135.000.000,-
lebih kecil dari Laba Sebelum Pajak Rp 1.200.000.000,-. Sehingga sesuai dengan ketentuan, jika laba
sebelum pajak (Laba Akuntansi) lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak (Laba Pajak) akan muncul
Kewajiban Pajak Tangguhan sebesar tarif PPh Badan dikali dengan perbedaan temporer (beda waktu)
yang terjadi.

Jurnal Penyesuaian
Beban Pajak Kini 283,750,000
Beban Pajak Tangguhan 7,500,000
Kewajiban Pajak Tangguhan 7,500,000
PPh Pasal 22 (Kredit Pajak) 20,000,000
PPh Pasal 23 (Kredit Pajak) 10,000,000
PPh Pasal 24 (Kredit Pajak) 15,000,000
PPh Pasal 25 (Kredit Pajak) 45,000,000
Kewajiban PPh Pasal 29 193,750,000
1,200,000,000

(40,000,000)
(60,000,000)
(50,000,000)
30,000,000
20,000,000

50,000,000

15,000,000
(35,000,000)
(60,000,000)
30,000,000
(30,000,000)
1,135,000,000

283,750,000

90,000,000
193,750,000

1.135.000.000,-
etentuan, jika laba
ak) akan muncul
mporer (beda waktu)
SOAL 2

Pada tahun 2019 PT Lensapajak membeli komputer seharga Rp10.000.000,-. Menurut ketentuan PSAK, kompu
disusutkan 5 tahun dengan nilai residu Rp2.000.000,-. Sementara menurut pajak masa manfaat seharusnya ha

Jika PT. Lensapajak memiliki laba kotor belum termasuk biaya penyusutan sebesar Rp.500.000.000,- sama unt
waktu selama 5 tahun dan ternyata pada akhir tahun ke-7 komputer tersebut dijual dengan harga Rp3.000.00

Analisis kemungkinan munculnya Pajak Tangguhan dan bagaimana memperlakukannya dalam pembukuan da
keuangan perusahaan serta jelaskan adanya pemulihan nilai pajak terutang.

Perhitungan

Penyusutan/ tahun menurut Akuntansi = (Rp10.000.000 - Rp2.000.000) : 5 tahun = Rp1.600.000,- (dari 2019 s.d

Penyusutan/ tahun menurut Pajak = (Rp10.000.000 ) : 4 tahun = Rp2.500.000,- (dari 2019 s.d.2022)

Analisi Penentuan Pajak Tangguhan

Keterangan Tahun
2019 (1) 2020 (2) 2021 (3)
Laba Kotor 5,000,000 5,000,000 5,000,000
Beban Penyusutan (Akuntansi) 1,600,000 1,600,000 1,600,000
Laba Bersih Sebelum Pajak 3,400,000 3,400,000 3,400,000
Beban Pajak Kini (PPh 25%) 850,000 850,000 850,000

Laba Kotor 5,000,000 5,000,000 5,000,000


Beban Penyusutan (Pajak) 2,500,000 2,500,000 2,500,000
Penghasilan Kena Pajak 2,500,000 2,500,000 2,500,000
Beban Pajak Kini 625,000 625,000 625,000

Perbedaan Temporer (Beda Waktu) 900,000 900,000 900,000


Kewajiban (Manfaat) Pajak Tangguhan (25%) 225,000 225,000 225,000
Kewajiban Pajak Tangguhan - akumulasi 225,000 450,000 675,000

Dari tabel analisis tersebut, terlihat bahwa sampai dengan tahun ke 4 nilai Laba Sebelum Pajak (Akuntansi) le
daripada Penghasilan Kena Pajak (Rp3.400.000 > Rp 2.500.000) sehingga menimbulkan adanya Kewajiban Paj
Tangguhan setiap tahun sebesar selisih beda waktu dikali tarif yang berlaku yaitu (Rp2.500.000 - Rp1.600.000
Rp900.000) x 25% = Rp225.000

Jurnal penyesuaian setiap tahun (tahun ke 1 sd 4) :

Beban Pajak Tangguhan Rp225.000,-


Kewajiban Pajak Tangguhan Rp225.000,-
Namun hal ini tidak terjadi pada tahun ke 5, dimana yang terjadi adalah laba Sebelum Pajak lebih kecil daripad
Penghasilan Kena Pajak (Rp3.400.000 < Rp5.000.000) sehingga menimbulkan adanyan Aset Pajak Tangguhan
(Rp1.600.000 - Rp0) x 25% = Rp400.000. Hal ini karena pada tahun ke 5 menurut ketentuan perpajakan tidak
diperbolehkan dilakukan penyusutan.

Jurnal penyesuaian setiap tahun (tahun ke 1 sd 4) :

Kewajiban Pajak Tangguhan Rp400.000,-


Pendapatan Pajak Tangguhan Rp400.000,-

Adanya Pendapatan Pajak Tangguhan ini juga sekaligus menghapus atau memulihkan sebesar Rp400.000,- ata
Pajak Tangguhan yang muncul dari tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan ini mengakibatkan Kewajiban Pajak T
Lensapajak mengalami pengurangan menjadi hanya tersisa Rp500.000,-

Ketika pada akhir tahun ke 7 komputer tersebut dijual, maka nilai keuntungan yang diakui menurut Akuntans
menurut Pajak berbeda, secara Pajak laba yang diperoleh adalah sebesar harga jual yaitu Rp3.000.000,- namu
Akuntansi laba dihitung dengan mengurangkan terlebih dahulu dengan nilai sisa Rp2.000.000,- sehingga laba
didapatkan hanya Rp1.000.000,-

Akibat perbedaan ini, maka menurut pajak, beban PPh adalah Rp750.000,- (Rp3.000.000,- x 25%) dan menuru
beban pajak adalah Rp250.000,- (Rp1.000.000,- x 25%) dan menurut Akuntansi, beban pajak adalah Rp250
(Rp1.000.000,- x 25%)

Karena Laba Sebelum Pajak (Akuntansi) lebih kecil daripada Penghasilan Kena Pajak (dari penjualan komputer
menimbulkan adanya Aset/Manfaat Pajak Tangguhan sebesar Rp500.000,- (Rp3.000.000 - Rp1.000.000,) x 25%
akan menghapus Kewajiban Pajak Tangguhan yang masih tersisa sehingga tidak ada lagi kewajiban yang harus
pada masa yang akan datang.
rut ketentuan PSAK, komputer tersebut
asa manfaat seharusnya hanya 4 tahun.

Rp.500.000.000,- sama untuk rentang


l dengan harga Rp3.000.000,-

nnya dalam pembukuan dan pelaporan

p1.600.000,- (dari 2019 s.d.2023)

2019 s.d.2022)

2022 (4) 2023 (5)


5,000,000 5,000,000
1,600,000 1,600,000
3,400,000 3,400,000
850,000 850,000

5,000,000 5,000,000
2,500,000 -
2,500,000 5,000,000
625,000 1,250,000

900,000 (1,600,000)
225,000 (400,000)
900,000 500,000

belum Pajak (Akuntansi) lebih besar


kan adanya Kewajiban Pajak
Rp2.500.000 - Rp1.600.000 =
um Pajak lebih kecil daripada
yan Aset Pajak Tangguhan sebesar
tentuan perpajakan tidak

an sebesar Rp400.000,- atas Kewajiban


kibatkan Kewajiban Pajak Tangguhan PT

g diakui menurut Akuntansi dan


yaitu Rp3.000.000,- namun menurut
2.000.000,- sehingga laba yang

0.000,- x 25%) dan menurut Akuntansi,


beban pajak adalah Rp250.000,-

k (dari penjualan komputer) sehingga


0.000 - Rp1.000.000,) x 25%. Nilai ini
a lagi kewajiban yang harus dibayar

Anda mungkin juga menyukai