Anda di halaman 1dari 7

Deskripsi Positive Accounting Theory (PAT)

Atas dasar tujuannya teori akuntansi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu teori akuntansi normatif yang memberikan formula terhadap praktik
akuntansi dan teori akuntansi positif yang berusaha menjelaskan dan memprediksi
fenomena yang berkaitan dengan akuntansi.
Pendekatan normatif yang berjaya selama satu dekade ternyata tidak
dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai di dalam praktik sehari-hari.
Design sistem akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif dalam
kenyataannya tidak dipakai dalam praktik. Sebagai akibatnya muncul anjuran
untuk memahami secara deskriptif berfungsinya sistem akuntansi di dalam praktik
nyata. Tuntutan atas adanya pendekatan positive terhadap akuntansi terjadi ketika
Jensen (1976) menyatakan bahwa penelitian dalam akuntansi (dengan satu atau
atau dua pengecualian yang dapat dicatat) tidak bersifat ilmiah karena fokus
penelitian telah sangat normatif dan terdefinisi.
Tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif

1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara


empiris, karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah
sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.
2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran
investor secara individual dari pada kemakmuran masyarakat luas.
3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan
terjadinya alokasi sumberdaya ekonomi secara optimal di pasar
modal. Hal ini mengingat bahwa dalam sistem perekonomian yang
mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat
menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi
sumber daya ekonomi secara efisien.
Hipotesis PAT (Positive Accounting Theory)

Ide utama dari pendekatan positif adalah untuk mengembangkan hipotesis


atau faktor-faktor yang mempengaruhi dunia praktek akuntansi dan untuk
menguji validitas dari hipotesis ini secara empiris:

1. Untuk meningkatkan keandalan dari peramalan berdasarkan atas


pengamatan perataan serangkaian angka akuntansi sejalan dengan
suatu kecenderungan yang dianggap terbaik atau normal oleh
manajemen.
2. Untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dihasilkan dari
fluktuasi angka pendapatan secara umum dan penurunan risiko
sistematis khususnya dengan menurunkan kovarians pengembalian
perusahaan dengan pengembalian pasar.
Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan bagaiman prosedur
akuntansi mempengaruhi arus kas, dan kemudian fungsi kegunaan manajemen
untuk memperoleh suatu wawasan atas faktor yang mempengaruhi pilihan
manajer terhadap prosedur akuntansi.

Resolusi dari masalah ini di pandu oleh asumsi-asumsi teoritis berikut ini:
a) Teori agensi berawal dengan adanya penekanan pada kontrak sukarela yang
timbul di antara berbagai pihak organisasi sebagai suatu solusi yang efisien
terhadap konflik kepentingan tersebut.
b) Dengan adanya perspektif “penghubung kontrak” terhadap perusahaan ini,
teori biaya kontrak melihat peran informasi akuntansi sebagai pengamat dan
penegak atas kontrak-kontrak ini untuk menurunkan biaya agensi dari konflik
kepentingan tertentu.
Pendekatan positif atau empiric berkaitan dengan usaha menguji atau
menghubungkan kembali hipotesis atau teori dengan pengalaman atau fakta-
fakta dunia nyata. Penelitian akuntansi positif difokuskan pada pengujian empiric
terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori akuntansi normative.
Atas dasar pernyataan dan asumsi tersebut teori akuntansi positif berusaha
menguji tiga hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis) : Manajer perusahaan
dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode yang
meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite
kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang
dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990).
2. Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis) : Makin tinggi rasio
hutang atau ekuitas perusahaan mkin besar kemungkinan bagi manajer
untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Makin tinggi
rasio hutang atau ekuitas makin dekat perusahaan dengan batas perjanjian
atau peraturan kredit (Kalay, 1982).
3. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis) : Yang mendasari hipotesi ini
adalah asumsi bahwa sangat mahalnya nilai informasi bagi individu untuk
menentukan apakah laba akuntansi betul-betul menunjukkan monopoli laba.
Ketiga hipotesis di atas menunjukkan
bahwa PAT mengakui adanya tiga
hubungan keagenan :
a)Manjemen dengan pemilik
b)Manajemen dengan kreditor
c)Manajemen dengan pemerintah
Menurut Watts dan Zimmerman (1990) PAT telah memberikan
konstribusi pengembangan akuntansi misalnya :

 Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan


membrikan penjelasan spesifik terhadap pola tersebut.
 Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi.
 Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori
akuntansi.
 Menjelaskan mengapa akuntansi dijelaskan dan memberikan
kerangka dalam memprediksi pilihan-pilihan akuntansi.
 Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dengan
menekankan pada prediksi dan penjelasan terhadap fenomena
akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai