Anda di halaman 1dari 8

8,5 Teori Positif Akuntansi

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan


kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi
yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif
pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik-praktik akuntansi. Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari
ketidakpuasan terhadap teori normatif (Watt &Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa
dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana
dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya
pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt &Zimmerman,1986 )
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsipyang logis,
saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakaisebagai acuan untuk menilai
dan mengembangkan praktik akuntansi.

Periodisasi teori akuntansi dapat digolongkan menjadi:


1. Pre-Theory Period (1492-1800)
Dalam periode ini belum ada teori akuntansi yang dirumuskan,melainkan hanya sebatas pada
saran-saran atau pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dianggap sebagai teori.
2. General Scientific Period (1800-1955)
Hanya berupa penjelasan terhadap praktik akuntansi. Sudah ada kerangka kerja untuk
menjelaskan dan mengembangkan praktik akuntansi.Akuntansi dikembangkan berdasarkan
metode empiris yang menekankan pada hasil observasi atas peristiwa yang terjadi sehari-hari
(realitas), bukan berdasarkan pada logika.
3. Normative Period (1956-1970)
Perumusan teori mulai mendefenisikan norma-norma atau praktikakuntansi yang baik, dan
pengembangan teori akuntansi lebih menekankan pada “apa yang seharusnya”. Mulai muncul
berbagai kritikan terhadapkonsep biaya historis (historical cost ).
4. Spesific Scientific Period (1970-sekarang)
Teori akuntansi tidak cukup hanya dengan berdasarkan pada normatifsaja, tetapi juga harus
dapat diuji kebenarannya. Perumusan atau pendefenisian norma yang terjadi dalam periode
sebelumnya dianggapterlalu subjektif, sehingga harus dapat diuji terlebih dahulu
keabsahannyasecara positif

Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif dan positif.


Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan teori normatif sebagai berikut : teori normatif
berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai
informasi akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan.Menurut Nelson dalam
Anis dan Imam (2003) teori normatif tujuan pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan
menjelaskan apa
dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai
informasi akuntansi.

Teori Akuntansi menurut sasarannya di bagi menjadi 2 yaitu :


a. Teori Akuntansi Positif adalah Penjelasan atau penalaran untukmenunjukkan secara
ilmiah kebenaran pernyataan ataufenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.
b. Teori Akuntansi Normatif adalah penjelasan atau penalaranuntuk menjustifikasi
kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

8,5,1 Garis Besar Teori Akuntansi Positif

1. TAP berkenaan dengan memprediksi tindakan-tindakan sebagai pilihan kebijakan


akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon standar
akuntansi baru yang diusulkan.
2. Misalkan dapatkah kita memprediksi, manajer perusahaan migas akan memilih kebijakan
akuntansi dengan metode succesfull-effort ataukah metode full-cost?
3. TAP beranggapan bahwa perusahaan akan mengorganisir diri dalam cara yang efisien
sehingga memaksimalkan prospek untuk bertahan hidup.
4. Perusahaan dapat dipandang sebagai kumpulan kontrak (nexus of contract) artinya
pengorganisasiannya dapat ditentukan oleh kontrak yang dijalinnya. Akan muncul biaya
kontrak dan kontrak yang efisien.
5. TAP berpendapat kebijakan akuntansi akan dipilih sebagai bagian dari masalah yang
lebih dari pencapaian manajemen perusahaan yang lebih efisien.
6. TAP tidak menyarankan perusahaan harus menjelaskan sepenuhnya kebijakan akuntansi
yang dipergunakan.
7. TAP berpendapat bahwa manajer sifatnya rasional dan memilih kebijakan akuntansi demi
kepentingan perusahaan.
8. Tujuan TAP adalah untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akutansi
manajerial dalam perusahaan yang berbeda-beda. Akan muncul teori normatif.
9. Baik-tidaknya kemampuan teori normatif melakukan prediksi tergantung sampai sejauh
mana setiap individu sungguh-sungguh mengambil keputusan sesuai teori tersebut.

8.5.2 Hipotesis Teori Akuntansi Positif


Prediksi yang dibuat oleh PAT diorganisasikan secara luas padatiga hipotesis yang
diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1986).Kita akan memberi ketiga hipotesis ini
bentuk oportunistik mereka,karena menurut Watts dan Zimmerman (1990), ini adalah cara yang
paling sering digunakan ketika mereka diinterpretasikan :

a. Hipotesis Rencana Bonus


Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan
dengan rencana bonus cenderunguntuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan
laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini
Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang-orang
lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling tidak
sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih,maka kemungkinan
mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan
pendapatan bersihsetinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan
memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan labayang dilaporkan pada periode
tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung
menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang
akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value)
dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat
dengan memberikan perubahan menuju masakini.

b. Hipotesis Kontrak Hutang


Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap,makin dekat suatu perusahaan
terhadap pelanggaran padaakuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang,
makakecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih
prosedur akuntansi dengan perubahan labayang dilaporkan dari periode masa depan ke
periode masa kini

c. Hipotesis biaya politik


Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap,makin besar biaya politik yang
mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur kuntansi
yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masasekarang menuju masa
depan.Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan
kebijakan akuntansi. Perusahaan- pemsahaan yang ukurannya sangat besar mungkin
dikenakanstandar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadaptanggung jawab
lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka besar dan berkuasa. Jika
perusahaan besar jugamemiliki kemampuan meraih profit yang tinggi, maka biaya politik
bisa diperbesar.Perusahaan-perusahaan juga mungkinakan menghadapi biaya politik pada
poin-poin waktu tertentu.Persaingan luar negeri mungkin mengarah pada menurunnya
profitabilitas kecuali perusahaan yang terkena dampaknya ini bisa mempengaruhi proses
politik untuk bisa melindungi imporsecara keseluruhan.

8.5.3 Penelitian Empiris Pada Teori Akuntansi Positif


Terdapat banyak penelitian empiris yang dilakukan untuk menguji tiga hipotesis
dalamTeori Akuntansi Positif. Beberapa diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan Lev
(1979) yang menghasilkan beberapa jawaban yaitu :
1. Mengapa perusahaan yang berbeda mungkin memilih kebijakan akuntansi berbeda.
2. Mengapa ada manajer mungkin keberatan dengan perubahan dalam kebijakan akuntansi
3. Mengapa investor bereaksi atas dampak potensial perubahan kebijakan akuntansi ataslaba
bersih
4. Memasukkan hipotesis perjanjian utang dan rencana bonus sebagai alasan untuk reaksi
negatif pasar pada prospek perusahaan dengan biaya-penuh yang sedang didorong untuk
mengganti usaha-sukses.
5. Kemungkinan (extent) bahwa pengontrakan menjadi kurang efisien, dan bahwamanajer
akan berperilaku opotunistis untuk melindungi bonusnya dan menghindari penyimpangan
perjanjian utang, pasar diharapkan bereaksi negatif.

Pada akhirnya, hipotesis pada teori akuntansi positif dapat dibagi ke dalam dua bentuk:
1. Teori Akuntansi Positif versi Oportunistik : Pada Teori Akuntansi Positif bentuk
oportunistik, diasumsikan bahwa manajer akan memilih kebijakan akuntansi untuk
memaksimalkan tingkat utilitas yang diharapkan sehubungan dengan upah yang
diberikan, kontrak-kontrak hutang, dan biaya-biaya politik.
2. Teori Akuntansi Positif versi Kontrak Efisien : Pada Teori Akuntansi Positif bentuk
kontrak efisien, diasumsikan bahwa kontrak sistem pengendalian internal, serta tata
kelola yang baik dari perusahaan, dapat membatasi munculnya sifat oportunistik dan
sebaliknya dapat memotivasi manajer dalam memilih kebijakan akuntansi untuk
mengendalikan biaya-biaya kontrak, sehingga dapat menyeimbangkan kepentingan
perusahaan dengan para pemegang saham.

8.5.4 Membedakan Versi Kontrak Efisien dan Oportunis


Ketiga hipotesis TAP dinyatakan dalam bentuk oportunis, artinya berasumsi bahwa
manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas dibandingkan remunerasi
yang diterima, kontrak hutang, dan biaya politik.
Hipotesis tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk efisiensinya, atas asumsi kontrak
kompensasi, sistem kontrol internal, manajemen perusahaan yang baik, dapat membatasi
oportunisme dan memotivasi manajer memilih kebijakan akuntansi untuk mengendalikan biaya
kontrak. Christie dan Zimmerman (1994) menyelidiki mengenai tingkat pilihan kebijakan
akuntansi yang meningkatkan pendapatan dalam sampel yang terdiri dari perusahaan yang
menjadi target pengambilalihan. Alasan mereka adalah bahwa jika pilihan kebijakan akuntansi
yang oportunis sedang terjadi, pilihan seperti ini akan lebih tak terkendali dalam perusahaan
yang kemudian akan diambil, karena manajemen yang saat itu berusaha menepis tawaran
pengambilalihan dengan memaksimalkan posisi keuangan dan laba bersih yang dilaporkan.
Guay (1999) mempelajari aktivitas pinjaman bank perusahaan pada tahun pertama perusahaan
melakukannya. Ia berpendapat bahwa kontrak kompensasi yang efisien akan mendorong manajer
untuk mengurangi resiko-resiko harga yang spesifik bagi perusahaan (misalnya perusahaan
migas menerapkan cegah resiko harga produksi tahun depan), karena pengurangan resiko
tersebut mendorong para manajer untuk mengambil resiko-resiko lain yang spesifik bagi
perusahaan.
Watts (2003) menyatakan bahwa akuntansi konservatif juga dapat berperan dalam
kontrak yang efisien. Disini berlaku hipotesis rencana bonus dimana hipotesis tersebut
menyiratkan bahwa para manajer tergoda untuk meningkatkan estimasi–estimasi aliran kas akan
datang lebih tinggi, dan menggunakannya untuk membenarkan pencatatan pendapatan secara
premature dan penilaian aktiva terlalu tinggi, yang keduanya menggeser pendapatan dari masa
akan datang ke masa kini.
· Penelitian Basu (1993) mendapati bahwa semakin konservatif akuntansinya, semakin tinggi
rating hutang perusahaan yang mengakibatkan rendahnya biaya bunga, dengan semua hal
dianggap sama. Hasil tersebut sesuai dengan kontrak hutang yang efisien karena perusahaan
menjadi semakin konservatif jika kebutuhannya makin besar. Jika manajer berperilaku
oportunistis, mereka tidak akan begitu memperhatikan biaya bunga dan karenanya akan berusaha
mengeluarkan diri dari ancaman pelanggaran persyaratan pinjaman hutang dengan menggeser ke
pendapatan periode berjalan dari pendapatan yang akan datang.
Kelebihan Teori Akuntansi Positif Dibandingkan Teori Akuntansi Normatif
Teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat
diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat.
Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa
teori akuntansi positif lebih cenderung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif. Teori
akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah yang disesuaikan dengan realitas praktek
akuntansi.Pendekatan yang digunakan dalam teori akuntansi positif adalah pendekatan ekonomi
dan prilaku.
8.6 Kesimpulan Tentang Konsekuensi Ekonomi dan Teori Akuntansi Positif
Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa meskipun terdapat
implikasi atas teori pasar sekuritas efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhinilai
perusahaan.Konsekuensi Ekonomi dapat dijelaskan sebagai adalah perubahan kebijakan
akuntansi suatu perusahaan. Penting untuk menunjukkan bahwa istilah "kebijakan akuntansi"
mengacu pada kebijakan akuntansi manapun, tidak hanya satu yang mempengaruhi arus kas
perusahaan. Misalkan perusahaan berubah dari penurunan-saldo ke penyusutan garis lurus.
Teori Positif Akuntansi didasarkan pada kontrak yang masuk ke dalam perusahaan,
khususnya dalam kontrak kompensasi eksekutif dan kontrak hutang. Kontrak ini didasarkan
pada variabel akuntansi keuangan, seperti laba bersih dan rasio hutang terhadap ekuitas.Teori
akuntansi positif mencoba memprediksi apa yang akan dipilih oleh manajer kebijakan akuntansi
untuk melakukan hal ini.

Munculnya Konsekuensi Ekonomi


Munculnya konsekuensi ini diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Stephen Zeff
(1978) dalam jurnalnya “The Rise of Economic Consequences”. Zeff mencontohkan tindakan
beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang mengurangi laba yang dilaporkan dengan
mengimplementasikan akuntansi biaya penggantian selama 1947 – 1948 atau selama periode
inflasi tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak serta menghindari persepsi publik
terhadap laba tinggi perusahaan. Berbagai argumen muncul terkait intervensi tersebut
danakuntan khususnya para pembuat standar mengalami dilema terkait pemilihan
kebijakanakuntansi yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Oleh karena itu, otoritas pembuat
standar akuntansi secara berkala juga membuka diskusi dengan berbagai pihak termasuk pihak
perusahaan terkait standar baru yang diusulkan. Munculnya Konsekuensi Ekonomi (CE)
Economic Consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi
eksekutif dan kontrak hutang. Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber
informasi yang penting bagi investor.Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa
pilihan kebijakan akuntansi yangdipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan.
Motivasi kinerja manajer yang bertanggungjawab merupakan peran yang samapentingnya
bagi akuntansi keuangan seperti halnya penyediaan informasi bagi investor. Paraakuntan perlu
memahami dan menghargai kepentingan manajemen dalam penyusunan laporankeuangan.
Dengan melihat bahwa masalah kebijakan akuntansi, kebijakan tertentu yangdigunakan oleh
perusahaan, waktu dan sifat perubahan dalam pada kebijakan tersebut dapatmenjadi sumber
informasi penting bagi investor. Maka, akuntan harus paham mengenaikonsep konsekuensi
ekonomi (Economic concequences).

Anda mungkin juga menyukai