Anda di halaman 1dari 9

RESUME PERTEMUAN KE-7

TEORI AKUNTANSI POSITIF DAN KONTRAK EFISIEN

Disusun oleh :

Afwa Aranza Windu Handika 155020301111068

Debri Luky Kristiani 155020300111051

Ellin Nurvita 155020307111042

CC Teori Akuntansi Keuangan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TAHUN 2018
RESUME PERTEMUAN KE-7
TEORI AKUNTANSI POSITIF DAN KONTRAK EFISIEN

A. Definisi Teori Akuntansi Positif


Teori Akuntansi Positif adalah teori yang memprediksi tindakan-tindakan
pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer
merespon terhadap usulan standar akuntansi yang baru. Perusahaan menjalankan
berbagai kontrak dalam operasinya seperti kontrak dengan karyawan
(manajemen), kontrak dengan pemasok, serta kontrak dengan penyedia modal.
Dalam hal ini akan muncul biaya kontrak termasuk biaya negosiasi, biaya untuk
mengantisipasi moral hazard, tekanan keuangan, dan lainnya. Kontrak dengan
biaya yang paling rendah disebut sebagai kontrak efisien.
Teori akuntansi positif berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan
akan dipilih sebagai masalah yang lebih luas untuk menciptakan tata kelola
perusahaan yang efisien. Manajer perusahaan yang diberikan kelonggaran untuk
memilih kebijakan akuntansi akan membuka kemungkinan untuk melakukan
perilaku oportuistik dimana kebijakan yang dipilih adalah yang memenuhi tujuan
mereka sehingga mengurangi kontrak efisien.
Prediksi yang dibuat dalam teori akuntansi positif sebagian besar meliputi
tiga hipotesis, sebagaimana diformulasikan oleh Watt dan Zimmerman (1986).
Bentuk oportunistik dari ketiga hipotesis ini berdasarkan dari Watt dan
Zimmerman (1990) adalah bentuk yang paling banyak diinterpretasikan.
1. Hipotesis Rencana Bonus
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, manajer dengan
rencana bonus akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser
laba yang dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang.
2. Hipotesis Perjanjian Hutang
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, perusahaan yang
berada dalam kondisi rawan melakukan pelanggaran perjanjian hutang, maka
manajer perusahaan akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat
menggeser laba yang dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode
sekarang.
3. Hipotesis Biaya Politik
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, semakin besar
biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer perusahaan akan
lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menangguhkan laba yang
dilaporkan dari periode sekarang ke periode yang akan datang.

B. Perspsektif Efisiensi dan Perspektif Oportunistik

Dalam perspektif efisiensi, peneliti menjelaskan bagaimana mekanisme


kontrak untuk meminimalkan biaya agen perusahaan, yaitu biaya yang berkaitan
dengan penetapan pengambilan keputusan otoritas kepada agen. Perspektif
efisiensi sering disebut sebagai perspektif ex-ante. Ex-ante berarti sebelum fakta -
karena menganggap mekanisme apa yang akan diberlakukan di masa depan,
dengan tujuan meminimalkan biaya di masa depan dan biaya kontraktor. Sebagai
contohnya, banyak organisasi di seluruh dunia secara sukarela menyiapkan
laporan keuangan sebelum adanya peraturan persyaratan untuk melakukannya.
Namun, tidak mungkin atau efisien untuk menulis kontrak lengkap yang
memberikan panduan tentang semua metode akuntansi yang akan digunakan
dalam segala situasi - maka akan selalu ada beberapa ruang lingkup bagi para
manajer untuk melakukan perilaku oportunistik. Hipotesis pada teori akuntansi
positif dapat dibagi ke dalam dua bentuk:

1. Teori Akuntansi Positif versi Oportunistik ; Pada Teori Akuntansi Positif


bentuk oportunistik, diasumsikan bahwa manajer akan memilih kebijakan
akuntansi untuk memaksimalkan tingkat utilitas yang diharapkan sehubungan
dengan upah yang diberikan, kontrak-kontrak hutang, dan biaya-biaya politik.
2. Teori Akuntansi Positif versi Kontrak Efisien ; Pada Teori Akuntansi Positif
bentuk kontrak efisien, diasumsikan bahwa kontrak stem pengendalian internal,
serta tata kelola yang baik dari perusahaan, dapat membatasi munculnya sifat
oportunistik dan sebaliknya dapat memotivasi manajer dalam memilih
kebijakan akuntansi untuk mengendalikan biaya-biaya kontrak, sehingga dapat
menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan para pemegang saham.
Kontrak pemilik/manajer. Dengan asumsi kepentingan pribadi, pemilik
mengharapkan manajer (agen) untuk melakukan kegiatan tidak selalu untuk
kepentingan pemilik (principal). Dengan asumsi bahwa kepentingan diri sendiri
mendorong tindakan dari manajer, mungkin perlu untuk dimasukkan ke dalam
skema remunerasi sebagai cara yang bisa menghargai para manajer yang
setidaknya terkait dengan kinerja perusahaan. Ini dapat mencegah manajer yang
berpotensi akan melakukan perilaku oportunistik. Jika kinerja perusahaan
membaik, imbalan yang dibayarkan kepada manajer sejalan meningkat.
Skema Bonus. Praktek umum bagi para manajer untuk dihargai sesuai dengan
keuntungan perusahaan, penjualan perusahaan, atau tingkat pengembalian aset.
Juga umum bagi para manajer untuk dihargai sesuai dengan harga pasar saham
perusahaan. Hal ini mungkin melalui pemegang ekuitas di perusahaan, atau
mungkin dengan menerima bonus tunai secara eksplisit terkait dengan pergerakan
harga pasar efek perusahaan.
Akuntansi – berbasis perencanaan bonus. Terdapat kemungkinan bahwa bonus
dapat didasarkan pada aturan akuntansi lama pada saat kontrak remunerasi
dinegosiasikan (mungkin melalui klausul dalam kontrak kompensasi manajemen)
sehingga perubahan prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak akan berdampak
pada bonus, tapi hal ini tidak akan selalu terjadi.
Insentif untuk memanipulasi nilai akuntansi. Dalam mempertimbangkan biaya
pelaksanaan insentif berdasarkan output akuntansi, terdapat kemungkinan bahwa
penghargaan manajer berdasarkan laba akuntansi dapat menyebabkan mereka
memanipulasi angka-angka akuntansi terkait untuk meningkatkan kinerja mereka
yang berhubungan dengan pemberian penghargaan yaitu laba akuntansi tidak
selalu memberikan ukuran yang objektif tentang kinerja atau nilai perusahaan.
Bonus Berbasis Pasar. Perusahaan yang memiliki laba akuntansi yang sangat
berfluktuasi, menurut PAT lebih tepat untuk memberikan penghargaan kepada
manajer. Ini dapat dilakukan baik dengan mendasarkan bonus tunai pada setiap
peningkatan harga saham, atau dengan menyediakan manajer dengan saham atau
opsi untuk berbagi dalam perusahaan.
Kontrak Utang. Ketika meminjamkan dana ke organisasi yang lainnya penerima
dana mungkin melakukan tindakan untuk menurunkan atau menghilangkan
kemungkinan dana akan di kembalikan.
Political Cost. Perusahaan (terutama yang besar) kadang-kadang di bawah
pengawasan kelompok, misalnya dengan pemerintah, kelompok karyawan,
kelompok konsumen, kelompok lobi lingkungan dan sebagainya.

Tindakan Politik Individu. Dari perspektif ekonomi terdapat pandangan bahwa


dalam pasar politik yang terbatas diharapkan pay-off yang ingin di dapat dari
hasil aksi individu mencari tahu alasan mengapa pemerintah memilih mengadopsi
tindakan tertentu dari antara banyak kemungkinan tindakan.

Tindakan dari Politisi. Politisi mengetahui bahwa perusahaan-perusahaan yang


sangat menguntungkan bisa menjadi tidak populer dengan sejumlah besar
konsistensi mereka, para politisi bisa memenangkan suara dengan mengambil
tindakan terhadap perusahaan tersebut.

C. Kritik terhadap Positive Accounting Theory.

 Salah satu kritik luas dari PAT adalah tidak memberikan resep dan tidak
menyediakan sarana untuk meningkatkan praktik akuntansi. Hal ini hanya
menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang di rasa tidak cukup.

 Tidak bebas untuk menghargai karena semua kegiatan di kendalikan oleh


self interest. jika kita melihat berbagai penelitian yang telah diadopsi PAT,
kita akan melihat secara umum tidak adanya resep (yaitu, tidak ada
petunjuk mengenai apa yang orang harus lakukan). Ini pembuktian yang
normal oleh teori akuntansi positif dengan mengatakan bahwa mereka
tidak ingin memaksakan pandangan mereka tentang yang lain, melainkan
akan lebih memilih untuk memberikan informasi tentang implikasi
diharapkan dari tindakan tertentu dan membiarkan orang memutuskan
sendiri apa yang harus mereka lakukan. Namun akademisi akuntansi telah
menunjukkan untuk memilih mengadopsi teori penelitian didasarkan pada
nilai kebenaran. Apa yang harus diteliti didasarkan pertimbangan nilai, hal
ini dikarenakan semua tindakan individu didorong oleh kepentingan diri
sendiri adalah pertimbangan nilai.
 Dasar asumsi bahwa semua tindakan didorong oleh keinginan untuk
memaksimalkan kemakmuran. Seperti asumsi perspektif yang terlalu
negatif dan pemikiran sederhana manusia. Mengingat semua orang
dianggap untuk bertindak dalam kepentingan diri mereka sendiri. Para
prespektif self interest juga telah diterapkan untuk upaya penelitian
akademisi.

 kritik lain terhadap PAT adalah awal umum pada 1970-an isu yang
ditangani belum menunjukkan perkembangan besar, Sejak awal Watts dan
Zimmerman ada tiga hipotesis kunci: hipotesis utang, hipotesis bonus, dan
hipotesis biaya politik. Sebuah review literatur PAT terbaru
mengindikasikan bahwa hipotesis ini terus diuji dalam lingkungan yang
berbeda dan terdapat kaitannya dengan masalah kebijakan akuntansi yang
berbeda.

 Sebuah kritik selanjutnya adalah PAT secara ilmiah cacat. Hipotesis yang
dihasilkan sesuai dengan PAT (misalnya hipotesis utang, hipotesis bonus,
dan hipotesis biaya politik) yang sering tidak didukung (mereka
dipalsukan) maka secara ilmiah PAT harus ditolak.

 Penelitian positif percaya bahwa mereka dapat menghasilkan hukum dan


prinsip yang diharapkan untuk beroperasi di situasi yang berbeda. Hal
tersebut adalah perspektif yang jelas yakni kenyataan yang ada secara
objektif dan dirujuk sebagai filsafat realis. Sejumlah penelitian telah
menguji filosofi ini. Mereka berpendapat dalam melakukan penelitian
empiris skala besar, reserach positif mengabaikan hubungan organisasi
tertentu dan banyak informasi yang dikumpulkan secara relevan. Orang
yang berbeda mungkin akan mempertimbangkan bahwa informasi lain
lebih relevan. Penelitian terhadap perspektif realis, berpendapat bahwa
wawasan yang lebih mungkin diperoleh dengan melakukan penelitian
dalam studi kasus.
D. Teori Kontrak Efisien
Teori kontrak efisien berfokus pada peran informasi akuntansi keuangan
dalam memoderasi asimetri informasi di antara pihak-pihak yang berkontrak.
- Kontrak hutang dan kontrak kompensasi manajemen
- Terdapat kemungkinan kepentingan pemberi pinjaman dan kepentingan
manajer tidak selaras dengan kepentingan pemilik saham
- Kontrak yang efisien akan menghasilkan kepercayaan di antara konflik
kepentingan yang terjadi pada kos terendah perusahaan
- Kontrak dapat berbentuk dokumen tertulis formal maupun tersirat
Sumber Permintaan Kontrak untuk Informasi Akuntansi Keuangan
1. Pemberi pinjaman
Kontrak hutang merupakan sumber penting dalam pendanaan perusahaan.
Terdapat dua aspek dalam kontrak hutang yang harus diperhatikan.
Pertama, manajemen memiliki informasi terbaik terkait kondisi
perusahaan. Pemberi pinjaman mengalami asimetri informasi karena
manajemen mungkin tidak membagikan informasi internal. Yang kedua,
pemberi pinjaman menghadapi asimetri payoff. Pemberi pinjaman dapat
mengalami kerugian besar jika kinerja perusahaan buruk, namun tidak
secara langsung memperoleh keuntungan ketika kinerja perusahaan baik.
Karena hal tersebut, pemberi pinjaman memerlukan kebijakan akuntansi
keuangan yang membantu mencegah kegagalan finansial dan
menyediakan “early warning system”.
2. Pemegang saham
Manajer diasumsikan bersikap rasional dan bertindak sesuai dengan
kepentingan mereka yang mungkin dapat mengakibatkan konflik
kepentingan dengan pemegang saham. Pemilik saham membutuhkan
informasi untuk mendorong tanggung jawab usaha manajemen dan
membatasi aksi oportunis.
Kebijakan Akuntansi untuk Kontrak yang Efisien
 Reliabilitas
Pemberi pinjaman membutuhkan informasi yang reliabel untuk membantu
dalam menjaga dari kebijakan manajer yang oportunis yang
menyembunyikan kerugian dan mencatat unrealized gains.
 Konservatisme
Informasi yang konservatif dibutuhkan pemberi pinjaman untuk
membantu dalam memprediksi financial distress (misal melalui laporan
unrealized losses). Dari sisi pemegang saham, informasi konservatif
dibutuhkan untuk tujuan keagenan.
Contract Rigidity
Beberapa kontrak bergantung pada variabel akuntansi. Kontrak hutang
mengandung kesepakatan yang berbasis akuntansi. Adapun kontrak kompensasi
manajemen bergantung pada net income. Tipe kontrak tersebut cenderung bersifat
jangka panjang. Standar akuntansi sering berubah selama kondisi kontrak, yang
mempengaruhi net income dan kesepakatan hutang. Hal ini mengakibatkan
kemungkinan pelanggaran kesepakatan hutang naik dan kompensasi manajer
dapat terpengaruh. Kontrak sulit untuk diubah, namun mau tidak mau harus dapat
dinegosiasikan ulang untuk mengakomodir perubahan dalam GAAP. Maka dari
itu, manajer memberi perhatian pada perubahan standar dan kebijakan akuntansi
ini (misal dengan melobi usulan standar akuntansi, mengubah kebijakan operasi,
dll). Suatu standar akuntansi baru akan memiliki konsekuensi ekonomis jika
standar baru tersebut dapat memotivasi manajer untuk kebijakan akuntansi
dan/atau kebijakan operasi.
Employee Stock Options (ESO)
ESO merupakan opsi saham yang dikeluarkan bagi manajemen dalam beberapa
kasus yang memberi mereka hak untuk membeli saham perusahaan dalam jangka
waktu tertentu. Pihak manajemen menentang pembebanan ESO. Hal ini dilandasi
alasan kemungkinan bahwa manajemen tidak menerima adanya efisiensi pasar
sekuritas. Manajemen percaya bahwa para investor akan bereaksi negatif terhadap
laba yang dilaporkan menurun, apa pun alasannya. Kemungkinan yang lain adalah
bahwa laba yang dilaporkan menurun akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
debt covenant violation. Selain itu, kompensasi manajemen bisa menurun sampai
titik di mana kompensasi ditentukan berdasarkan laba yang dilaporkan.
Membedakan Efisiensi dan Oportunisme dalam Kontrak
Apa yang menjadi pengarah manajer dalam memilih kebijakan akuntansi.
Kebijakan yang diarahkan oleh oportunisme menghasilkan keuntungan bagi
manajer pada expense investor. Manajer akan memilih kebijakan akuntansi untuk
memaksimalkan utilitas yang mereka harapkan. Sedangkan jika diarahkan oleh
efisiensi, manajer akan memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan
efisiensi kontrak seperti GCG.
Implicit Contracts
Dalam banyak situasi, perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari effiecient
contracting tanpa harus benar-benar masuk ke dalam sebuah kontrak formal.
Sebagai contoh yaitu kepercayaan yang diperoleh perusahaan atas konsistensinya
melaporkan laba yang terus berkembang secara transparan. Hubungan yang
berdasarkan kepercayaan semacam itu disebut sebagai kontrak implisit (implicit
contracts).
Ketika membuat keputusan, investor sadar bahwa manajer tidak selalu
mengungkapkan semua informasi yang dimilikinya. Hal ini terlalu sulit dan mahal
untuk menyediakan bagi setiap investor dengan informasi yang diinginkan tentang
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai