Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER 11

QUESTIONS AND CASE STUDY 11.1

TEORI AKUNTANSI

Disusun oleh:

Novita Eka Berlianti 1710112030

Elsa Selviana 1710112078

Bunga Pitaloka 1710112180

Aria Sopan Hidayat 1710112191

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2019
A. Questions
1. Apa perbedaan antara normative dan positive accounting theory? Berikan
contoh masing-masingnya.
Jawab:
Perbedaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi menyebabkan
dua taksonomi akuntansi. Pendekatan Teori Akuntansi Positif menghasilkan
taksonomi akuntansi sebagai Sains. Sedangkan pendekatan Teori Akuntansi
Normatif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai art. Yang keduanya sama
sama diakui sebagai sarana pendekatan teori akuntansi.
Teori Akuntansi Normatif yang berbentuk Praktik Akuntansi
Berterima Umum (PABU) berusaha untuk menyatakan tentang apa yang
seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa
laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva
tertentu. Alasannya teori normative bukan dihasilkan dari penelitian empiris,
tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”. Teori normatif hanya
menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan
tanpa menguji hipotesis tersebut.
Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk
menjelaskan dan memprediksi realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di
dalam masyarakat. Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan
fenomena akuntansi yang diamati berdasarkan pada alasan-alasan yang
menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Sebagai contoh, Positive Accounting
Theory (PAT) dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi
yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi
dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (contracting process) atau
hubungan keagenan (agency relationship) antara manajer dengan kelompok
lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan
institusi pemerintah. PAT lebih bersifat deskriptif bukan preskiptif. Tidak
seperti teori normative yang didasarkan pada premis bahwa manajer akan
memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk kepentingan perusahaan, teori
positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak atas dasar
motivasi pribadi (self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan
keuntungan pribadi.
2. Apa saja faktor-faktor yang mendasari berkembangnya positive theory
terhadap pilihan kebijakan akuntansi?
Jawab:
Faktor-faktor yang mendasari berkembangnya positive theory of
accounting policy choice mengacu pada investigasi reaksi pasar terhadap
praktik akuntansi di perusahaan yang dilakukan oleh peneliti. Karena hal
tersebut, peneliti melakukan observasi yang mendorong minat untuk
mengembangkan positive theory of accounting policy choice. Observasi
tersebut di antaranya:
a. Apa sekiranya yang dapat menjadi manfaat jika perusahaan secara sukarela
mengeluarkan biaya untuk menyiapkan laporan keuangan?
Perusahaan telah menyediakan atau membuat laporan keuangan
bahkan sebelum adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk
melakukannya. Lebih jauh lagi, laporan tersebut juga diaudit dan dalam
proses pembuatannya juga memakan biaya. Sehingga, manajer yang
rasional tidak akan mengizinkan perusahaan untuk mengeluarkan biaya
tersebut jika dirasa tidak memberikan manfaat.
b. Apa yang sekiranya akan menjadi manfaat dari melobi?
Perusahaan melakukan lobi terkait dengan standar akuntansi yang
diusulkan. Jika perusahaan melakukan lobi, maka juga akan ada biaya yang
dikeluarkan, sehingga manajer yang rasional hanya akan melakukan lobi
jika manfaat yang dihasilkan melebihi biaya yang dikeluarkan.
c. Apa alasan perusahaan menerapkan pola yang mengaitkan pilihan
kebijakan akuntansi dengan karakteristik perusahaan?
Perusahaan membuat pola yang konsisten terkait pilihan kebijakan
akuntansinya, dan kebijakan akuntansi yang dipilih biasanya berkaitan
dengan karakteristik perusahaan.
d. Mengapa perusahaan condong memilih kebijakan akuntansi yang
konservatif?
Secara keseluruhan, perusahaan cenderung memilih metode akuntansi
yang konservatif dalam mengukur profit, aset, dan ekuitas.
Informasi-informasi akuntansi yang memungkinkan investor di pasar
modal untuk membuat keputusan dengan baik ternyata tidak dapat
menjelaskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara memuaskan.
Akibatnya, peneliti mengembangkan suatu teori yang dibangun berdasarkan
premis “biaya kontraktual dan monitoring”, dimana biaya kontrak dan
monitoring termasuk ke dalam positive accounting theory.

4. Mengapa manajer memilih metode akuntansi yang (bersifat) mengurangi


pendapatan (atau laba) yang dilaporkan di periode berjalan (saat ini)?
Jawab:
Manajer memilih metode akuntansi yang bersifat mengurangi
pendaapatan atau laba dapat disebabkan salah satunya karena manajer
perusahaan tersebut sedang melakukan salah satu pola manajemen laba yaitu
Income Minimization, dimana pola manajemen laba dengan Income
Minimization tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan yang dapat
meminimalkan laba seperti penghapusan beberapa asset dan intangible asset,
beban pemasaran, dan beban R&D. Dengan mengakui beban yang lebih besar
maka laba yang dilaporkan pada periode berjalan akan menjadi lebih rendah.
Salah satu tujuan atau motivasi manajer melakukan Income Minimization
sebagai salah satu pola manajemen laba adalah untuk menghindari beban
pajak yang tinggi pada periode tersebut / berjalan.

11. Agency relationships menimbulkan agency costs yang ditanggung, setidaknya


pada awalnya, oleh pihak-pihak yang berbeda. Jelaskan secara singkat
bagaimana timbulnya agency relationships dan dapat menimbulkan agency
costs.
Jawab:
Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency relationships muncul
ketika terdapat kontrak antara principal yang menugaskan agent untuk
melakukan suatu jasa atas kepentingan principal. Dalam kontrak ini, principal
mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agent. Dalam
situasi tersebut, baik principal dan agent ingin memaksimalkan
kepentingannya, sehingga tidak ada alasan untuk selalu meyakini bahwa agent
akan selalu bertindak untuk kepentingan principal.
Hal inilah yang akan menimbulkan masalah keagenan. Masalah
keagenan muncul ketika manajer cenderung bertindak untuk kepentingan
pribadi, bukan untuk kepentingan perusahaan. Contoh masalah keagenan yang
dapat timbul adalah manajer memiliki insentif untuk meningkatkan
keuntungan pribadi seperti menggunakan mobil perusahaan atau
membebankan pembayaran bonus yang besar kepada principal.
Masalah keagenan ini nantinya akan menimbulkan agency costs.
Secara umum, agency costs adalah biaya yang setara untuk megurangi potensi
penurunan kesejahteraan principal akibat adanya perbedaan kepentingan.
Agency costs dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Monitoring costs, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh principal untuk
mengukur, mengobservasi, dan mengontrol perilaku agent. Contohnya
adalah biaya audit.
b. Bonding costs, yaitu biaya yang ditanggung oleh agent untuk bisa
mematuhi dan menunjukkan bahwa agent telah bertindak sesuai
dengan kepentingan principal. Contohnya adalah agent mungkin akan
secara sukarela menyediakan laporan keuangan kuartalan bagi
principal agar principal dapat menilai bahwa agent memiliki
keunggulan komparatif atas competitor.
c. Residual loss, yaitu biaya berupa menurunnya kesejahteraan principal
sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan. Contohnya adalah
manajer mungkin ingin bekerja lebih santai namun tetap mendapat
bonus yang tinggi dengan cara mengubah kebijakan akuntansi. Namun
pada kenyataannya output yang dihasilkan agent lebih rendah dari apa
yang dilaporkan dalam laporan keuangan, sehingga dapat menurunkan
kekayaan principal.

B. Case Study 11.1


Further Concessions Sought on Share Plans
Bisnis (perusahaan) sedang memberi tekanan kepada pemerintah federal untuk
membuat konsesi lebih lanjut mengenai perpajakan pada skema employee share,
memperingatkan bahwa posisi saat ini tidak menyelaraskan antara kepentingan
direktur dan eksekutif dengan kepentingan pemegang saham.
Perusahaan pertambangan raksasa Rio Tinto dan Australian Institute of
Company Directors memberitahukan kepada komite senat penyelidikan tentang
skema employee share, bahwa aturan pajak pada opsi terlalu “keras” sehingga dapat
memaksa departing employee (pekerja yang diperbantukan dari unit kerja lain) untuk
membayar pajak atas saham (yang mana) bertentangan dengan praktik remunerasi
yang sehat.
Pemerintah mundur lebih awal bulan ini atas keputusan anggaran yang
kontroversial mengenai pengenaan pajak dimuka bagi employee shares, sebuah
proposal yang berasal dari kekhawatiran bahwa eksekutif sedang membagi-bagikan
saham dan rencana opsi dengan menangguhkan kewajiban pajaknya, lalu kemudian
tidak pernah membayar pajak terutangnya. Sebagian besar aturan pra-anggaran telah
dipulihkan, setelah adanya serangan balik dari bisnis (perusahaan) dan serikat pekerja.
Assistant Treasurer Nick Sherry melipatgandakan sebesar 3 kali income
threshold (ambang batas pendapatan), dari $60.000 menjadi $180.000, di mana saham
di bawah $1.000 dapat diterima bebas pajak, dengan menangguhkan titik perpajakan
pada saham yang dimana terdapat batasan yang mencegah wajib pajak untuk melepas
surat berharga dan mengizinkan karyawan untuk menangguhkan pajak hingga $5.000
saham melalui pengaturan pengorbanan gaji.
Meskipun menyambut keputusan pemerintah untuk merevisi, chief executive
AICD John Colvin menyatakan…”Proposal yang direvisi masih tidak cukup untuk
mengakui keharusan mendasar untuk mempromosikan kepemilikan saham yang
sedang berlangsung oleh karyawan dan direktur”
Sumber: Kutipan dari The Australian Financial Review, 20 Juli 2009, p.5,
www.afr.com.

Pertanyaan
1. Artikel ini mendeskripsikan komponen-komponen tertentu dari remunerasi
eksekutif. Apa saja komponen tersebut?
Jawab:
Remunerasi eksekutif merupakan bagian penting dalam menjalankan
perusahaan. Para eksekutif merupakan agen bagi pemilik perusahaan. Dengan
memberikan remunerasi yang seimbang, maka pemilik perusahaan dapat
menarik talenta-talenta terbaik untuk memimpin perusahaan. Selain itu,
remunerasi yang seimbang juga akan meminimalkan biaya keagenan.
Komponen-komponen tertentu dari remunerasi eksekutif pada artikel
tersebut antara lain komponen yang bersifat tetap yaitu gaji/honorarium.
Besaran gaji/honorarium yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan keuangan perusahaan. Selain gaji/honorarium, juga ada bonus,
benefit (biasanya selain dalam bentuk dana pensiun dan manfaat kesehatan,
juga berbagai bentuk penghasilan tambahan lainnya) dan kompensasi insentif
seperti opsi saham atau stock option yaitu hak untuk membeli sejumlah saham
dengan harga yang disetujui pada saat opsi itu dilakukan (biasanya harga pasar
atau 95% dari harga pasar saat ini) selama periode tertentu di masa yang akan
datang.

2. Mengapa paket remunerasi karyawan mengandung komponen non-kas?


Jawab:
Salah satu alasan komponen non-kas (seperti skema saham atau opsi
seperti kasus di atas) dimasukan kedalam remunerasi karyawan adalah untuk
menyelaraskan antara kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang
saham baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Fluktuasi harga
saham dapat dipandang sebagai hubungan jangka pendek karena sifatnya real
time dan dapat berubah setiap waktu. Insentif berupa opsi dapat dipandang
sebagai hubungan jangka panjang karena harga saham yang dijual harus
sebesar exercise price.
Pemegang saham berusaha untuk menggabungkan portofolio
komponen non-kas ini dalam kompensasi manajemen untuk menyelaraskan
kepentingan manajer secara temporer dengan kepentingan mereka. Manajer
dipersiapkan untuk menerima kompensasi 'berisiko' ini karena ini
menunjukkan bahwa mereka siap bertindak untuk kepentingan pemegang
saham, dan harus mengarah pada pengurangan biaya pemegang saham yang
memantau kinerja mereka, sehingga meningkatkan upah mereka secara
keseluruhan.

3. Apa tolak ukur dan rintangan seperti apa yang mungkin termasuk dalam paket
“remunerasi yang sehat”?
Jawab:
Menurut Guidelines of Sound Remuneration Policies yang dicetuskan
oleh European Banking Authority (EBA), paket remunerasi yang sehat yang
mengandung komponen non-kas, seperti kompensasi berbasis ekuitas (saham
atau opsi). Namun, hal tersebut juga akan mengandung rintangan, baik yang
realistis maupun yang meningkatkan nilai perusahaan. Contohnya adalah
persentase kenaikan harga saham yang dikaitkan dengan pergerakan dalam
indeks saham; atau ukuran akuntansi penting lainnya untuk keberhasilan atau
peningkatan kinerja perusahaan. Akhirnya, pendekatan portofolio yang
menggabungkan insentif jangka pendek, menengah dan panjang harus diingat.

4. Mengapa serikat pekerja bereaksi negatif terhadap proposal pemerintah


mengenai pemajakan dimuka atas skema employee share?
Jawab:
Serikat pekerja bereaksi negatif terhadap proposal pemerintah tersebut karena
peraturan tersebut dianggap terlalu “keras”. Pada hakikatnya skema employee
share adalah cara yang menarik bagi pemilik bisnis untuk memberikan
penghargaan dan insentif kepada staf, serta menarik dan mempertahankan staf
dimana skema employee share tersebut memungkinkan karyawan
mendapatkan saham di perusahaan yang mempekerjakan mereka.
Perusahaan dapat menerbitkan saham secara langsung kepada
karyawan, dan jika perusahaan tidak membayar sebesar nilai pasar untuk
saham tersebut, perbedaan antara harga yang dibayarkan (jika ada) dan nilai
pasar akan diperlakukan sebagai remunerasi kena pajak di tangan karyawan.
Hasilnya adalah karyawan akan menerima saham dan harus membayar pajak,
tetapi jika dia tidak memiliki uang tunai untuk memenuhi kewajiban pajak
yang timbul, maka karyawan mungkin harus menjual beberapa saham yang
baru diperoleh untuk membayar pajak. Hal inilah yang dianggap bertentangan
dengan praktik remunerasi yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai