Anda di halaman 1dari 13

Seminar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Positif

(Positive accounting theory / PAT)

Kelompok 7

Oleh :

Chrismondari

Febrianti

Seprianti Sartika

Winda Riyasari

Yayat Yartina

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
A. POSITIVE ACCOUNTING THEORY (Teori Akuntansi Positif)

Teori akuntansi positif (PAT) berkaitan dengan prediksi tindakan seperti

pilihan kebijakan akuntansi oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan akan

merespon standar akuntansi baru yang sedang diajukan

. PAT mempunyai pandangan bahwa perusahaan mengorganisir diri mereka

sendiri dalam cara yang paling efisien, seperti untuk memaksimalkan prospek

mereka untuk terus bertahan hidup – sehingga sejumlah perusahaan akan lebih

terdesentralisir ketimbang perusahaan lain, sejumlah perusahaan menjalankan

aktivitas didalam sedangkan perusahaan lainnya mengontrakkan aktivitas yang

sama pada pihak luar, sejumlah perusahaan melakukan pembiayaan lebih banyak

dengan hutang ketimbang perusahaan lainnya, dan seterusnya. Bentuk organisasi

yang paling efisien untuk suatu perusahaan tertentu tergantung pada faktor-faktor

seperti lingkungan hukum dan lingkungan institusionalnya, teknologinya dan

tingkat persaingan dalam industrinya, dimana faktor-faktor ini menentukan

sekumpulan peluang investasi yang tersedia bagi perusahaan dan juga prospeknya.

PAT berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan akan dipilih

sebagai bagian dari masalah minimalisasi biaya pengadaan kontrak yang lebih

luas, seperti untuk mencapai pengelolaan perusahaan yang efisien. Mian dan

Smith (1990) memprediksi bahwa semakin besar integrasi/penyatuan antara

perusahaan induk dengan perusahaan cabang maka semakin besar kemungkinan

perusahaan induk akan mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi. Argumen

ini dapat diperluas untuk memprediksi bahwa jika laporan keuangan konsolidasi

dipersiapkan untuk monitoring internal maka akan lebih murah untuk juga

mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi untuk pelaporan kepada pihak


eksternal. Mian dan Smith menghadirkan bukti-bukti empirik yang konsisten

dengan prediksi ini.

PAT tidak menyatakan bahwa perusahaan (dan pembentuk standar) harus

menentukan secara lengkap kebijakan akuntansi yang akan mereka gunakan. Hal

itu akan menjadi terlalu mahal. Maka diinginkan untuk memberi manajer suatu

fleksibilitas untuk memilih kebijakan akuntansi sehingga mereka dapat

beradaptasi pada kondisi yang baru atau kondisi yang tidak terduga. Meskipun

biasanya sekumpulan kebijakan akuntansi dapat diambil seperti yang

diperbolehkan dibawah GAAP, tidak ada alasan, selain dari biaya, mengapa

kumpulan kebijakan akuntansi tersebut tidak dapat dibatasi lebih lanjut oleh

kontrak.Kumpulan kebijakan akuntansi yang optimal untuk perusahaan kemudian

menggambarkan imbal balik terbaik antar kebijakan akuntansi yang telah

ditentukan sebelumnya secara ketat untuk meminimalisasi biaya pengadaan

kontrak dibawah kondisi saat ini, dan memberikan pada manajer fleksibilitas

untuk mengubah kebijakan akuntansi dalam menghadapi perubahan kondisi,

termasuk menghasilkan biaya perilaku oportunistik. PAT menekankan kebutuhan

untuk penyelidikan empirik untuk menentukan apa kebijakan akuntansinya dan

bagaimana mereka berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lain yang

tergantung pada struktur organisasinya. Pada akhirnya, tujuan dari teori ini adalah

untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi antar perusahaan

yang berbeda.

Jadi, PAT tidak berusaha untuk menceritakan pada individu atau unsur-

unsurnya apa yang seharusnya mereka lakukan. Teori yang melakukan hal ini

disebut teori normatif. Apakah teori normatif mempunyai kemampuan prediktif

yang bagus atau tidak tergantung pada kondisi dimana individu sebenarnya
membuat keputusan seperti yang digambarkan oleh teori tersebut. Sejumlah teori

normatif mempunyai kemampuan prediktif. Bagaimanapun juga, kita masih

mempunyai teori normatif yang bagus bahkan ketika teori itu tidak membuat

prediksi yang bagus. Salah satu alasannya adalah bahwa membutuhkan waktu

bagi orang-orang untuk memahami teori. Tetapi jika teori normatif adalah teori

yang bagus, maka kita akan melihat teori itu semakin banyak diadopsi ketika

orang-orang mempelajarinya. Bagaimanapun juga, tidak seperti teori positif,

kemampuan prediktif bukanlah kriteria utama yang harus dinilai dari teori

normatif. Sebaliknya, yang harus dinilai adalah konsistensi logikanya dengan

asumsi mendasar tentang bagaimana individu yang rasional harus berperilaku.

B. THE THREE HYPOTHESES OF POSITIVE ACCOUNTING THEORY (Tiga

Hipotesis Teori Akuntansi Positif)

Prediksi yang dibuat oleh PAT sebagian besar diorganisir di area tiga hipotesis

yang diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1986). Berikut hipotesis dalam

bentuk “oportunistiknya”:

1. Hipotesis rencana bonus. Jika semua hal lain dianggap seimbang/sama,

maka manajer perusahaan dengan rencana bonus akan lebih besar

kemungkinannya untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser

earning/penghasilan yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode

sekarang.

2. Hipotesis perjanjian hutang. Jika semua hal lain dianggap sama/tidak

berubah, maka semakin dekat perusahaan ke pelanggaran perjanjian hutang yang

berbasis akuntansi, maka semakin besar kemungkinan manajer perusahaan untuk


memilih prosedur akuntansi yang menggeser earning/penghasilan yang

dilaporkan dari periode mendatang ke periode sekarang.

3. Hipotesis biaya politik. Jika semua hal lain dianggap sama/tidak berubah,

maka semakin besar biaya politik yang dihadapi suatu perusahaan, maka semakin

besar kemungkinan manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat

menangguhkan earning/penghasilan yang dilaporkan dari periode sekarang ke

periode mendatang.

Tiga hipotesis ini membentuk komponen yang penting dari PAT, yaitu bahwa

semua akan mengarah pada prediksi yang dapat diuji secara empiric. Kita juga

akan memperkirakan bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus akan

menentang standar akuntansi yang diajukan yang akan menurunkan income bersih

yang dilaporkan, karena dengan diberlakukannya standar tersebut maka sulit

untuk memaksimalkan earning/penghasilan bersih yang dilaporkan saat

ini dengan pilihan kebijakan akuntansi. Sama dengan hal itu, hipotesis perjanjian

hutang memprediksi bahwa manajer perusahaan dengan rasio hutang terhadap

ekuitas yang tinggi akan memilih kebijakan akuntansi yang kurang konservatif

dibandingkan manajer perusahaan dengan rasio yang rendah, dan akan lebih besar

kemungkinannya menentang standar baru yang membatasi kemampuan mereka

untuk melakukan hal tersebut. Hipotesis biaya politik juga memprediksi bahwa

manajer dari perusahaan yang sangat besar akan memilih kebijakan akuntansi

yang lebih konservatif dibandingkan manajer dari perusahaan yang lebih kecil,

dan kecil kemungkinannya untuk menentang standar baru yang akan menurunkan

income bersih yang dilaporkan.

Hipotesis ini dapat juga diinterpretasikan dari perspektif pengadaan kontrak

yang efisien. Sebaliknya, volatilitas earning/penghasilan yang dihasilkan akan


mengurangi utilitas yang diharapkan dari bonus mendatang untuk manajer yang

menolak resiko atau tidak menyukai resiko dan meningkatkan probabilitas

pelanggaran perjanjian hutang di masa mendatang. Kedua pengaruh atau feel ini

akan menimbulkan biaya pengadaan kontrak tambahan pada perusahaan.

C. PAT RESEARCH ( Riset PAT )

Teori akuntansi positif telah menghasilkan sejumlah besar penelitian empiric.

Lev (1979) tidak membuat rekomendasi apapun tentang bagaimana perusahaan

dan investor harus bereaksi terhadap eksposure draft dari SFAS 19. Malahan,

makalah tersebut menekankan pada bagaimana investor bereaksi pada prospek

perusahaan minyak dan gas yang menggunakan metode full-cost untuk berpindah

pada metode succesfull-effort. Studi Lev membantu kita memahami mengapa

perusahaan yang berbeda memilih kebijakan akuntansi yang berbeda, mengapa

sejumlah manajer keberatan terhadap perubahan dalam kebijakan tersebut dan

mengapa investor bereaksi pada dampak potensial dari perubahan kebijakan

akuntansi atas income bersih. Lev menyertakan baik hipotesis rencana bonus

maupun hipotesis perjanjian hutang sebagai alasan yang mungkin diambil untuk

reaksi pasar yang tidak menguntungkan atas prospek perusahaan full-

cost didorong untuk berubah ke perusahaan dengan metode succesfull-effort. Pada

kondisi pengadaan kontrak perusahaan menjadi kurang efisien, dan pada kondisi

dimana manajer akan berperilaku secara oportunistik untuk melindungi bonusnya

dan menghindari pelanggaran perjanjian hutang, maka pasar sekuritas

diperkirakan akan bereaksi secara negatif. Kebanyakan penelitian PAT telah

dicurahkan untuk menguji implikasi dari ketiga hipotesis yang telah digambarkan

diatas.
Sweeney (1994) melaporkan pengujian atas hipotesis perjanjian hutang.

Sweeney memperoleh informasi tentang keberadaan dan sifat pelanggaran

perjanjian hutang dari laporan tahunan perusahaan, termasuk MD&A. Dia

menemukan bahwa perjanjian yang paling sering dilanggar berhubungan dengan

pemeliharaan modal kerja dan ekuitas pemegang saham. Rasio hutang terhadap

ekuitas dan rasio cakupan bunga tidak terlalu sering dilanggar. Banyak perusahaan

sampel yang mengungkapkan sifat biaya yang mereka keluarkan karena adanya

pelanggaran perjanjian. Hal ini menyangkut meningkatnya sekuritas, pembatasan

atas peminjaman lanjutan, dan tingkat bunga yang lebih tinggi. Sweeney

menemukan bahwa dalam periode delapan tahun dimulai dari lima tahun sebelum

tahun kegagalan, perusahaan yang gagal, rata-rata, membuat perubahan kebijakan

akuntansi yang meningkatkan income yang signifikan secara lebih sukarela

dibandingkan perusahaan sampel kontrol, dan bahwa dampak kumulatif rata-rata

terhadap income bersih yang dilaporkan dari perubahan ini secara signifikan lebih

besar untuk perusahaan yang mengalami kegagalan.

Sebagai tambahan terhadap perubahan secara sukarela dalam kebijakan

akuntansi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan mungkin mampu

untuk memanipulasi income bersih yang dilaporkan dengan penentuan timing dari

adopsi standar akuntansi baru. Contoh, SFAS 52 yang berhubungan dengan

translasi mata uang asing diterbitkan pada bulan Desember 1981. Perusahaan yang

income bersihnya meningkat dibawah SFAS 52 relatif terhadap income dibawah

SFAS 8 akan mengadopsi lebih awal jika mereka mendekati atau melanggar

perjanjian hutang, sesuai dengan hipotesis perjanjian hutang. Sweeney

menemukan bahwa sampelnya berupa perusahaan yang mengalami kegagalan

cenderung mengadopsi standar yang meningkatkan income bersifat wajib lebih


awal, dan menunda adopsi standar yang mengurangi income. Perusahaan dalam

sampel kontrol tidak menunjukkan perilaku ini. Hasil kebijakan akuntansi secara

sukarela atau wajib dari Sweeney konsisten dengan pilihan akuntansi oportunistik

oleh manajer, dengan mengorbankan kreditor, seperti yang diprediksi oleh

hipotesis perjanjian hutang.

Untuk menyelidiki mengapa sejumlah perusahaan yang gagal mengadopsi

kebijakan akuntansi untuk meningkatkan income bersih yang dilaporkan dan

mengapa perusahaan yang lain tidak melakukannya, Sweeney mengidentifikasi

dari perusahaan yang gagal itu perusahaan yang mempunyai “fleksibilitas

akuntansi” maupun biaya kegagalan yang rendah. Dia menemukan bahwa

perusahaan yang mengalami kegagalan dalam sampelnya yang mempunyai

fleksibilitas kecil dan biaya kegagalan yang rendah akan membuat lebih sedikit

perubahan akuntansi yang dapat meningkatkan income dibandingkan perusahaan

yang tidak mempunyai karakteristik tersebut, sehingga manajer terlihat melakukan

imbal balik biaya perubahan kebijakan akuntansi dengan manfaatnya.

Dengan merujuk pada hipotesis biaya politik, kebanyakan

investigasi empiricdidasarkan pada ukuran/besar perusahaan. Bagaimanapun juga,

ukuran biaya politik ini semakin diperumit oleh korelasi ukuran/besar dengan

karakteristik perusahaan yang lain, seperti profitabilitas dan resiko. Hipotesis

rencana bonus dan hipotesis perjanjian hutang juga berlaku dalam arah yang

berlawanan dengan ukuran/size dalam prediksi kebijakan akuntansi mereka,

sehingga perlu untuk mengontrol efek-efeknya.Pertimbangan ini

menyatakan bahwa investigasi empiris dari hipotesis biaya politik harus melihat

situasi dimana biaya politik itu menonjol. Salah satu situasinya terjadi ketika

perusahaan dibawah tekanan dari impor luar negeri.


Jones (1991) mempelajari tindakan perusahaan untuk menurunkan income

bersih yang dilaporkan selama investigasi keringanan/pembebasan impor.

Pemberian keringanan/pembebasan pada perusahaan yang dipengaruhi oleh

persaingan luar negeri yang tidak adil, sebagian merupakan keputusan politik.

Peraturan perdagangan memperkenankan pemberian bantuan seperti perlindungan

tarif kepada perusahaan dalam industri yang dipengaruhi persaingan luar negeri

yang tidak adil. Di Amerika Serikat, Komisi Perdagangan Internasional (ITC)

bertanggung jawab untuk menyelidiki apakah ada ketidakadilan. Penyelidikan ini

akan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi seperti penjualan dan profit dari

perusahaan yang terpengaruh. Bagaimanapun juga, juga ada pertimbangan

dimensi politik untuk memberikan keringanan itu karena konsumen akan berakhir

dengan membayar harga yang lebih tinggi, dan mungkin ada balas dendam dari

negara-negara asing. Jadi, ini tidak berarti bahwa memburuknya profitabilitas

memadai untuk memberikan keringanan/pembebasan. Akibatnya, perusahaan

yang terpengaruh mempunyai insentif untuk memilih kebijakan akuntansi yang

menurunkan/merendahkan income bersih yang dilaporkan, untuk menyokong

kasus tersebut. Tentu saja, insentif ini akan diketahui ITC, politisi, dan publik.

Bagaimanapun juga, seperti yang ditunjukkan oleh Jones, unsur-unsur ini

mungkin tidak mempunyai motivasi untuk menyesuaikan diri terhadap manipulasi

menurun yang oportunistik atas earning/penghasilan.

Cara yang efektif untuk mengurangi earning dilaporkan dalam cara yang sulit

dideteksi adalah memanipulasi kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan

akrual. Mudah untuk menentukan total akrual perusahaan selama satu tahun. Salah

satu pendekatannya adalah mengamati perbedaan antara arus kas operasi dengan

income bersih. Akrual yang diinterpretasikan secara luas disini, adalah pengaruh
bersih dari semua peristiwa operasi yang dicatat selama satu tahun selain dari arus

kas. Jadi perubahan dalam piutang dan hutang adalah akrual seperti halnya

perubahan dalam persediaan. Beban amortisasi adalah akrual yang negatif, yang

merupakan porsi dari property, pabrik dan perlengkapan yang ditangguhkan pada

tahun itu. Jones menggunakan pendekatan yang ekuivalen, dengan melakukan

perubahan dalam modal kerja non kas untuk satu tahun dari neraca komparatif,

ditambah beban amortisasi, sebagai ukurannya untuk total akrual.

Bagaimanapun juga, pemisahan total akrual kedalam komponen diskresioner

dan non diskresioner menimbulkan masalah yang besar. Hal ini karena akrual

yang bersifat non diskresioner berkorelasi dengan tingkat aktivitas bisnis. Jones

menemukan temuan dari perilaku yang dapat diprediksi. Untuk hampir semua

perusahaan dalam sampel, akrual diskresioner seperti yang diukur diatas secara

signifikan negatif dalam tahun penyelidikan ITC. Akrual negatif yang signifikan

tidak ditemukan dalam tahun sebelum dan sesudah investigasi atau penyelidikan.

Hasil ini, meskipun mungkin tidak sekuat yang diperkirakan tetapi menyatakan

bahwa perusahaan yang dipengaruhi secara sistematis memilih kebijakan akrual

untuk memperbaiki masalah mereka dalam hal perlindungan impor, yang

konsisten dengan hipotesis biaya politik.

Meskipun ketiga hipotesis ini menjelaskan reaksi manajer, tetapi bukti yang

ada kurang kuat bahwa mereka dapat menjelaskan reaksi investor terhadap

perubahan kebijakan akuntansi. Dalam kenyataannya, studi Lev yang direview

dalam bagian 7.6 merupakan salah satu dari beberapa studi yang menemukan

reaksi pasar sekuritas yang jelas terhadap perubahan kebijakan. Bagaimanapun

juga, meskipun Lev tidak mengklarifikasi apakah hasilnya berhubungan dengan

variabel teori positif atau dengan ketidakefisienan pasar sekuritas. Secara lebih
umum, Bernard (1989) menyatakan bahwa temuan bahwa pasar merespon

konsekuensi ekonomi dari standar lain selain dari minyak dan gas sulit untuk

dicapai. Apakah pengaruh nilai pasar ada, tetapi metodologi empirik tidak dapat

mencakupnya, atau apakah ketiga hipotesis itu bukan penduga yang baik atas

reaksi pasar sekuritas terhadap konsekuensi ekonomi masih menjadi pertanyaan

yang terbuka lebar.

D. THE OPPORTUNITIC AND EFFICIENT CONTRACTING VERSION OF PAT

( Kontrak Oportunistik dan efisien pada PAT)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketiga hipotesis PAT telah dinyatakan

dalam bentuk oportunistik, dimana mereka berasumsi bahwa manajer memilih

kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas yang diharapkan dari mereka

relatif terhadap remunerasi, kontrak hutang serta biaya politik. Ketiga hipotesis

tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk “efisiensi”, atas asumsi bahwa sistem

pengendalian internal, termasuk monitoring oleh dewan komisaris, membatasi

oportunisme, dan memotivasi manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang

dapat meminimalkan biaya pengadaan kontrak.

Seringkali, dua bentuk format PAT ini membuat prediksi yang serupa

sehingga sulit untuk mengatakan apakah pilihan kebijakan akuntansi dari

perusahaan yang diamati didorong/digerakkan oleh oportunisme atau oleh

efisiensi. Penelitian PAT membahas ini. Merujuk pada studi Mian dan Smith yang

melaporkan temuan bahwa perusahaan membuat keputusan yang efisien dengan

merujuk pada penyiapan laporan keuangan konsolidasi. Chistie dan Zimmerman

(1994) juga menyelidiki kondisi pilihan akuntansi yang dapat meningkatkan

income dalam perusahaan sampel yang telah menjadi target pengambilalihan.


Dasar pemikiran mereka adalah bahwa jika pilihan kebijakan akuntansi yang

oportunistik terjadi, maka hal itu akan merajalela dalam perusahaan yang

selanjutnya diambil alih, ketika manajemen perusahaan yang ada berjuang untuk

mempertahankan pekerjaan dan reputasi mereka dengan memaksimalkan income

bersih yang dilaporkan dan posisi keuangannya. Christie dan Zimmerman

menemukan bahwa, bahkan dalam sampel itu, pengaruh dari pilihan akuntansi

yang dapat meningkatkan income dalam populasi perusahaan masih terbilang

kecil. Sweeney (1994) menemukan bahwa manajer berhati-hati terhadap masalah

biaya dan manfaat dari perubahan kebijakan akuntansi, dan cenderung mengubah

kebijakan akuntansi ketika menghadapi masalah perjanjian hutang hanya ketika

hal itu efektif dalam hal biaya. Jika hanya versi oportunistik dari hipotesis

perjanjian hutang yang dipegang, maka manajer akan kurang memperhatikan

biaya dalam usahanya untuk mengatasi masalah perjanjian hutang tersebut.

Penelitian Dechow (1994) juga berhubungan dengan dua versi PAT. Dia

berpendapat bahwa jika akrual sebagian besar adalah hasil dari manipulasi

oportunistik terhadap earning/pendapatan yang dilaporkan, maka pasar yang

efisien akan menolak mereka karena mereka memilih arus kas, dimana arus kas

akan sangat berhubungan dengan return saham ketimbang income bersih.

Alternatifnya, jika akrual merefleksikan pengadaan kontrak yang efisien, maka

income bersih harus lebih banyak berhubungan dengan return saham ketimbang

arus kas. Uji empirik yang dilakukan Dechow menemukan bahwa income bersih

lebih banyak berhubungan dengan return saham ketimbang arus kas.

Dechow juga berpendapat bahwa ketika akrual relatif besar.Uji empiriknya

menemukan bukti seperti itu, sehingga menambah dukungan lebih lanjut pada

pengadaan kontrak yang efisien. Studi oleh Subramanyam (1996) juga


mendukung pengadaan kontrak yang efisien dan menemukan bahwa pilihan

akrual diskresioner dari manajer digunakan untuk memperbaiki kemampuan

earning saat ini (current earning) untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa

depan, dan untuk meningkatkan manajemen earning. Berdasarkan hal itu, model

Jones juga digunakan oleh Subramanyam untuk mengestimasi porsi diskresioner

dari total akrual, dan berdasarkan efisiensi pasar sekuritas yang ada, sulit untuk

mengamati respon pasar yang positif jika akrual dipilih secara oportunistik. Hal

ini menyatakan bahwa versi pengadaan kontrak yang efisien dari PAT-lah yang

menonjol.

Anda mungkin juga menyukai