Anda di halaman 1dari 13

Seminar Akuntansi Sektor Publik

Critical Review Jurnal Akuntansi Multiparadigma


DETERMINAN TIMELESS PENETAPAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH
PROVINSI DI INDONESIA
Karya : Verawaty, Ade Kemala Jaya, Megawati
Mata Kuliah Seminar Akuntansi Sektor Publik.

Dosen Pembina Mata Kuliah


Fefri Indra Arza SE., M.Sc., Ak

NAMA : Febrianti
NIM : 16043141

PROGRAM STUDI AKUNTANSI ( S1 )


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia
kepada penulis hingga saat ini, berkat rahmat dan karunia allah swt juga lah pada akhir
nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah seminar akuntansi sektor publik yang
mana sedang penulis tekuni pada semester ini. Tugas ini berisi penjelasan mengenai
critical riview terhadap jurnal yang telah diberikan oleh dosen pembina mata kuliah, dan
dibahas secara mendalam atau memberikan kritik atau pun penghargaan terhadap jurnal
yang telah di publikasikan. Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak pihak yang
terlibat dalam penulisan tugas ini terutama pada

1. Bapak Fefri Indra Arza SE., M.Sc., Ak Sebagai Dosen Mata Kuliah Seminar
Akuntansi Sektor Publik

2. Kepada orang tua dan orang-orang terdekat yang mensupport penulis dalam
membuat tugas ini.

Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Walapun begitu penulis tak lepas dari kesalahan dalam tulisan, oleh karena itu penulis
terbuka untuk kritik dan saran agar tugas ini lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Penulis
DAFTAR ISI

Judul Tugas ................................................................................................................ I

Kata Pengantar ........................................................................................................... II

Daftar Isi .................................................................................................................... III

Pendahuluan ............................................................................................................... IV

Identifikasi Jurnal....................................................................................................... V

Ringkasan Jurnal ........................................................................................................ V

1. Pendahuluan ................................................................................................... VI
2. Kajian Teori ................................................................................................... VII
3. Model ............................................................................................................. VIII
4. Hasil Temuan ................................................................................................. VIII
5. Penutup .......................................................................................................... XI

Pembahasan

A. Penghargaan ............................................................................................. XI
B. Kritikan .................................................................................................... XII

Kesimpulan ................................................................................................................ XII

Saran .......................................................................................................................... XIII


IV. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam


masa 1 (satu) tahun anggaran yang terhitung mulai tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember (Pemendagri No. 37 Tahun 2014).
APBD disusun oleh eksekutif daerah dan disetujui oleh legislatif
daerah. DPRD memiliki fungsi perencanaan yang berarti bahwa APBD
menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam merencanakan
kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Fungsi ini menjadikan APBD
penting karena program kegiatan dan proyek pembangunan yang
dimiliki oleh pemerintah daerah dapat dilaksanakan jika telah ada
penetapan APBD sebelumnya.

Fenomena yang terjadi tahun belakangan ini pemerintah


provinsi masih kurang mampu untuk memenuhi tanggal waktu yang
telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2014.
Menurut (KPK, 2008) diketahui bahwa pada tahun 2005 dari 33
provinsi di Indonesia sebagian besar provinsi terlambat dalam
mengesahkan APBD, yakni sebanyak 28 provinsi. Lalu sisanya
sebanyak 5 provinsi mengesahkan APBD sesuai jadwal, yaitu tidak
melebihi 31 Desember. Selain itu, diketahui keterlambatan dalam
penyusunan APBD juga terjadi di tahun 2009. Fenomena pemerintah
provinsi yang terlambat menetapkan APBD menunjukkan lemahnya
kondisi Pengelolaan Keuangan Provinsi di Indonesia.

Hingga saat ini, penelitian di Indonesia masih berfokus pada faktor-


faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD. Hampir rata-rata
penelitian mencoba menelaah penetapan APBD dengan menggunakan
lima variabel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan delapan
variabel independen yaitu ukuran (size) pemerintah daerah, latar
belakang (background), umur kepala daerah (age), ukuran DPRD (size
of parliament), komposisi DPRD (composition of parliament), liquidity,
leverage, opini audit (auditor's opinion).

A. Identifikasi Jurnal
Judul dari jurnal yang saya Critical Review adalah Determinan Timeless
Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah
Provinsi Di Indonesia, dari judul penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Timeless (Ketepatan Waktu) penetapan APBD merupakan hal yang penting
dalam pengelolaan keuangan provinsi. Di dalam penelitian ini juga ingin
menunjukkan apakah ukuran pemerintah daerah, latar belakang, umur kepala
daerah, ukuran DPRD, komposisi DPRD, liquidity, leverage, opini audit BPK
menjadi determinan ketepatan waktu penetapan APBD pemerintah provinsi di
Indonesia.
Penulis, untuk penulis dari jurnal ini yakni Verawaty, Ade Kemala Jaya,
Megawati dan sudah sesuai dengan format penulisan pada jurnal.
Institusi, untuk institusi dari Program Sarjana Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Bina Darma.
Tahun Penerbitan, Volume 7, No. 3 Hal 504-514, Malang, Desember
2016.
Penerbit, untuk penerbit atau nama jurnal, di Jurnal Akuntansi
Multiparadigma (JAMAL), ISSN: 2086-7603

VI.Ringkasan Jurnal
1. Pendahuluan

Penelitian terkait dengan ketepatan waktu penetapan APBD masih

relatif jarang dilakukan di indonesia, untuk itu pentingnya ketepatan waktu

dalam penetapan APBD. Dalam penelitian ini aspek yang akan dibahas yaitu,

ukuran (size) pemerintah daerah, latar belakang (background), umur kepala

daerah (age), ukuran DPRD (size of parliament), komposisi DPRD

(composition of parliament), liquidity, leverage, opini audit (auditor's opinion).


Pada penelitian ini peneliti menambahkan variabel independen yaitu

opini audit (auditor's opinion), Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Carolina (2014) hanya menggunakan 7 (tujuh) Variabel. Variabel opini audit

ditambahkan dikarenakan opini audit dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai

akuntabilitas entitas pemerintah sehingga mampu menaikkan ataupun

menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan atas pelaporan

keuangan yang disajikan yang akan menunjukkan kinerja keuangan pemerintah

daerah tersebut didasarkan pada penelitian Virgasari (2009) dan Indrarti (2011).

Pemilihan objek penelitian yaitu pemerintah provinsi di indonesia

disebabkan penelitian sebelumnya banyak dilakukan pada sektor privat, bukan

pada sektor publik, dan peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai pemerintah

provinsi di Indonesia yang telah menetapkan APBD secara tepat waktu. Jika

dikaitkan dengan Asean Economic Comunity, dapat dijadikan dasar kesiapan

pemerintah sebagai badan publik dalam mengukur kinerjanya yang bisa

mengedepankan ketepatan dalam penetapan APBD agar dapat menghindari

penundaan penyaluran dana perimbangan yang dapat berpotensi

menghilangkan insentif daerah.


2. Kajian Teori.
Menurut Zimmerman (1977), agency problem juga ada dalam konteks
organisasi pemerintahan. Rakyat sebagai prinsipal memberikan mandat
kepada pemerintah sebagai agen, untuk menjalankan tugas pemerintahan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks lain, politisi
dapat juga disebut prinsipal karena menggantikan peran rakyat. Namun dapat
juga dipandang sebagai agen karena menjalankan tugas pengawasan yang
diberikan oleh rakyat. Implikasi dari teori ini, prinsipal, yaitu rakyat secara
langsung perlu melakukan pengawasan kepada agen, baik pemerintah maupun
para politisi. Politisi sebagai prinsipal juga memerlukan informasi untuk
mengevaluasi jalannya pemerintah.
Dalam konteks teori signalling, pemerintah berusaha untuk memberikan
sinyal yang baik kepada rakyat (Evans dan Patton, 1987). Tujuannya agar
rakyat dapat terus mendukung pemerntah yang saat ini berjalan sehingga
pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Kinerja pemerintah yang baik perlu
diinformasikan kepada rakyat baik sebagai bentuk pertanggungjawaban
maupun sebagai bentuk promosi untuk tujuan politik. Menurut Fadzil dan
Nyoto (2011), hubungan keagenan menimbulkan asimetri informasi yang
menimbulkan beberapa perilaku seperti oportunistik, moral hazard, dan
advesrse selection. Contoh nya anggaran memasukkan program yang
berorientasi publik tetapi memasukkan kepentingan pemerintah untuk
membiayai kebutuhan jangka pendek mereka.
Jika dikaitkan dengan penetapan APBD pemerintah daerah atau eksekutif
memutuskan timeless penetapan APBD sesuai dengan kepentingan publik
yang merupakan gambaran asimetri informasi antara eksekutif dan legislatif.
Oleh karena itu Timeless APBD harus tepat waktu.
3. Model
Penelitian ini menggunakan model regresi logistik sebuah pendekatan
untuk membuat model prediksi seperti halnya regresi linear atau yang biasa
disebut dengan istilah Ordinary Least Squares (OLS) regression.
Perbedaannya adalah pada regresi logistik, peneliti memprediksi variabel
terikat yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud adalah skala
data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak. Sedangkan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah provinsi tahun 2014.
Metode pemilihan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan metode
purposive sampling yang bertujuan agar memperoleh sampel yang
representatif (mewakili) sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sedangkan
variabel background diukur dengan menggunakan variabel dummy, variabel
leverage pada penelitian ini juga diukur dengan menggunakan proksi DER,
untuk variabel dependen atau terikat diukur dengan menggunakan dummy
yang dinyatakan dengan 1 = tepat waktu dan 0 = tidak tepat waktu.
Teknik analisis dalam pengujian hipotesis yang dilakukan adalah analisis
binary logistic regression.
4. Hasil Temuan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa size (ukuran) pemerintah
daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap timeless penetapan APBD, hasil
ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Owusu-
ansah (2000), Rachmawati (2008), dan Medina (2012). Proksi size dapat
diukur menggunakan total aset pemerintah daerah. Total aset yang besar
sebenarnya belum bisa menjamin pemerintah tersebut disiplin dalam
menyusun APBD secara tepat waktu. Size (ukuran) pemerintah daerah tidak
menjadi determinan (faktor penentu) timeless penetapan APBD.
Untuk latar belakang kepala daerah tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap timeless APBD, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nazier (2009), Patrick (2007), Suhardjanto
dkk (2010), menurut penelitian Bamber et al (2010), latar belakang
(background) pendidikan seseorang mempengaruhi kinerja seseorang dalam
melaksanakan tugas atau kegiatan. Eksekutif yang memiliki latar belakang
akuntansi atau ekonomi lebih cepat menyusun APBD karena memahami
proses penyusunan anggaran sehingga dapat tepat waktu.
Umur kepala daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap timelines penetapan
APBD, hal ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Seeba et al (2009), Sutaryo dan Carolina (2014) menunjukkan umur (age)
kepala daerah tidak berpengaruh signifikan dalam penetapan APBD. Tingkat
kematangan pemikiran seseorang dapat dilihat dari banyaknya umurnya tetapi
dapat dilihat dari kompetensi keputusan yang diambil seseorang tersebut
sehingga umur kepala daerah dapat menjadi aspek timeliness penetapan
APBD.
Ukuran DPRD tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap timeliness
penetapan APBD dengan nilai signifikansi 0,442 dimana nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 ( = 5%). Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Winarna dan Murni (2007), Sutaryo dan
Jakawinarna (2013) yang menyatakan bahwa ukuran DPRD berpengaruh
positif terhadap timeliness penetapan APBD. Ibadin et.al (2012), Semakin
besar jumlah anggota DPRD maka semakin banyak pula keragaman berpikir
tiap anggota dalam memperketat pengawasan keuangan pemerintah daerah.
Konsekuensinya yaitu dapat memperlambat penyusunan anggaran sehingga
mengakibatkan APBD tidak bisa ditetapkan tepat waktu.
Komposisi DPRD tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap timeliness
penetapan APBD dengan nilai signifikansi 0,755 dimana nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 ( = 5%). Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Kartiko (2011) dan Sutaryo dan Carolina
(2014) yang menyatakan bahwa komposisi DPRD berpengaruh positif
terhadap timeliness penetapan APBD. Ketika kepala daerah didukung oleh
koalisi yang besar tentu nya mempunyai persentase suara yang besar dalam
pengambilan keputusan di DPRD.
Liquidity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Timeliness
Penetapan APBD dengan nilai signifikansi 0,856 dimana nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 ( = 5%). Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) dan Cohen (2008)
yang menyatakan bahwa liquidity berpengaruh positif terhadap timeliness
penetapan APBD.
Leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Timeliness
Penetapan APBD dengan nilai signifikansi 0,703 dimana nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 ( = 5%). Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Laswad dkk (2005) dan Rahman dkk
(2013) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap
timeliness penetapan APBD. Pemerintah daerah dengan DER cenderung tidak
mampu memenuhi tanggal waktu penetapan APBD.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa opini audit memiliki pengaruh


signifikan terhadap timeliness penetapan APBD dengan nilai signifikansi 0,050
dimana nilai tersebut sama dengan 0,05 ( = 5%). Hasil analisis tersebut
konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hilmi dan Ali
(2008), Supriyati dan Rolinda (2007), Yendrawati dan Rokhman (2008),
Yusralaini, dkk (2010) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh positif
terhadap timeliness penetapan APBD.

Supriyati dan Rolinda (2007) menyatakan bahwa laporan keuangan


yang menerima pendapat qualified opinion mengalami audit delay yang lebih
lama. Hal ini juga dikarenakan proses pemberian pendapat qualified tersebut
melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit senior atau
staf teknik dan perluasan lingkup audit. Laporan keuangan pemerintah yang
mendapatkan opini WTP maka akan lebih mudah dalam mengajukan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan akan lebih berpengaruh terhadap ketepatan
waktu dalam menetapkan APBD.
5. Penutup
Penelitian ini mencoba untuk melihat sejauh mana Ukuran (Size)

pemerintah daerah, Latar belakang kepala daerah, Umur kepala daerah,

Ukuran DPRD, Komposisi DPRD, Liquidity, Leverage, Auditor Opinion

terhadap Timeless (Ketepatan Waktu) dalam penetapan APBD.

Dari hasil penelitian yang ada sebelumnya banyak terdapat ketidak

konsistenan dalam melihat hal ini, sedangkan hasil penelitian menunjukkan

opini audit dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang memiliki

pengaruh postif terhadap ketepatan waktu penetapan APBD. Sedangkan

ketepatan waktu APBD sangat berguna untuk melihat peluang dari suatu

daerah dalam menerima pendapatan insentif di daerah nya yang berkaitan

dengan program Asean Economic Comunity.

VII. Pembahasan
A. Penghargaan
Penelitian ini sangat bagus sebab merupakan pengembangan dari
penelitian-penelitian sebelum nya yang masih tidak konsisten terhadap
hasil penelitian untuk melihat determinasi dari Timeless penetapan
APBD, Penelitian ini juga ingin menunjukkan seberapa pentingnya
Timeless dalam penetapan APBD dan pengaruh nya terhadap
pemerintah daerah, sedangkan penelitian lain hanya mengkaji Timeless
(Ketepatan Waktu) penetapan APBD sebagai salah satu faktor untuk
mengambil keputusan. Penelitian ini juga ingin mencari GAP Research
dengan menggunakan variabel dependen atau terikat yakni Opini Audit
dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) .
B. Kritikan
Penelitian ini sendiri dilakukan hanya dengan menggunakan satu
tambahan variabel terikat (dependen) yakni opini audit dalam
penelitian nya, tidak menambahkan variabel terikat lainnya yang
relevan dan dapat menjawab isu dari masalah di penelitian ini.
Sedangkan untuk hasil penelitian dari 7 (tujuh) hipotesis hanya dua
hipotesis yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap timeless
(ketepatan waktu) penetapan APBD yakni umur kepala daerah dan
opini audit, hal ini menunjukkan masih kurang dalam mendukung atau
menjawab masalah dalam penelitian ini.
VIII. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan

Dari Critical Review Jurnal yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ukuran pemerintah daerah,
latar belakang, umur kepala daerah, ukuran DPRD, komposisi DPRD, liquidity,
leverage, opini audit BPK menjadi determinan ketepatan waktu penetapan
APBD pemerintah provinsi di Indonesia. Sampel penelitian ini adalah semua
pemerintah provinsi tahun 2014.

Penelitian ini juga merupakan pengembangan dari penelitian-


penelitian sebelumnya yang relevan. Ketepatan waktu dalam penetapan APBD
merupakan hal penting dalam pengelolaan keuangan provinsi. Pemerintah
provinsi diharapkan dapat lebih aktif dan lebih transparan dalam
mempublikasikan pelaporan keuangan pemerintah provinsi di website masing-
masing karena berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang mengharuskan pemerintah provinsi
untuk transparan dalam informasi di pemerintahan. Penelitian ini juga dapat
dijadikan bahan evaluasi pemerintah dalam penetapan APBD.
B. Saran

Saran dari penelitian ini adalah dapat memperpanjang periode


penelitian dan juga dapat melakukan penelitian pada pemerintah kota atau
kabupaten atau dapat menggunakan timeless penetapan APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) sebagai variabel independen. Dapat juga
menggunakan variabel independen lain terhadap timeliness penetapan APBD,
antara lain: DAU, DAK, DBH.

Penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan variabel dependen


lain yang mendukung tidak hanya opini audit.

Penelitian selanjutnya juga dapat membahas bagaimana ketepatan


waktu (Timeless) dalam pembuatan rancangan anggaran di suatu kementerian /
lembaga yang ada di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai