LANDASAN TEORITIS
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
)وسائل atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2013:
3). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa media adalah sebuah
perantara untuk mengirimkan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan
Gerlach dan Ely dalam Asnawir (2012: 43), mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
manusia materi atau sebuah kejadian yang ada dilingkungan hidup sehingga dapat
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audio
12
13
selaras dengan tujuan pembelajaran, kemudian dilihat dari aspek materi yang
ketika hendak memilih media pembelajaran, dan selain itu media pembelajaran
mampu menjelaskan materi yang tepat sasaram serta biaya yang dikerluarkan
yang tepat dapat di rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari:
1. Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Misalnya di menggunakan media internet perlu dipertimbangkan terlebih
dahulu saluran untuk koneksi ke internet tersebut. Akses juga menyangkut
aspek kebijakan.
2. Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi
pilihan di. Media canggih biasanya mahal. Namun mahalnyaa biaya harus di
hitung asfek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan maka unit
cost dari sebuah media akan semakin menurun.
3. Technology
Mungkin saja di tertaarik terhadaap suatu media tetapi di harus
mempertimbangkan tentang aspek pendukungnya.
4. Interactivity
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
intraktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu
saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5. Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. apakah kepala
sekolah mendukung atau tidak.
6. Novelty
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan.
Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa,
(Sanjaya, 2010: 225).
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diketahui bahwa harus melihat
beberapa pertimbangan dalam memilih media yang tepat untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran antara lain yaitu mudah digunakan, berbasis teknologi, dan
inovasi serta memberikan komunikasi dua arah atau interaktivitas dan disetujui
oleh pihak terkait seperti kepala sekolah, sehingga proses pembelajaran bisa
Setiap kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari keberadaan guru dan
media pembelajaran yang ada di dalamnya, karena guru dan media pembelajaran
proses pembelajaran.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula
baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan
tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai,
diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan
dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan
moderen, maka semakin besar dan berat tantangan yang dihadapi guru sebagai
media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan
pengajaran.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa
bantuan media maka bahan pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh
setiap anak didik terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks, (Asnawir,
2012: 17).
Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain
pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pengajaran. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar
diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi untuk melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses
belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik
sebagai alat bantu tidak bisa sembarang menurut sekehendak hati guru. Tetapi
bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar dan gurulah yang
17
pengajaran.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk
dikosumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya,
tetapi terampil dari berbagai sumber. Karena itu, sumber belajar adalah segala
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media
pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
anak didik. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual,
dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan,
tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan internasional dan tentu saja
dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya. Maka guru yang pandai
menggunakan media adalah guru yang bisa manipulasi media sebagai sumber
belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap
kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
demikian penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa . Hal ini
18
perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut
kebutuhan siswa.
a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi
siswa.
d. Media yang digunakan harus memerlukan efektivitas dan efisien.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya, (Sudjana, 2019: 2).
beberapa prinsip dalam penggunaan media antara lain yaitu sesuai dengan tujuan
efektif dan efisien serta tidak melampau dari kemampuan guru dalam
menerapkannya.
Setiap media pembelajaran memiliki fungsi dan manfaat yang sama yaitu
untuk memudahkan siswa dalam memahami setiap materi ajar, begitu halnya
dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa
126).
19
melalui hasil rekaman video. Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi
kupu-kupu, perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi sampai
menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran
tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan melalui film,
yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilakan didalam kelas, atau
menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan
menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti,
seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari dan lain
sebagainya.
perhatian siswa terhap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagi contoh,
perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar filim terlebih dahulu
tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya, (Hamalik,
2018: 23).
oleh siswa dalam proses pembelajaran, karena proses pembelajaran terasa berbeda
dengan biasanya, terlebih lagi media pembelajaran yang mengikut sertakan siswa
dalam setiap kegiatan, sehingga siswa lebih aktif di dalam kelas bukan bersifat
pasif.
siswa. Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk
menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta.
objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir
gerakan yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu cepat, d)
sehingga dapat ditangkap oleh telinga, (Djamarah, 2016: 129). Ketiga, media
Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
21
belajar dengan baik. Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat
media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret
Salah satu dari bentuk media pembelajaran yang biasa digunakan oleh
guru adalah modul, karena media modul memberikan kemudahan bagi peserta
digunakan dalam pengajaran bahasa asing. Di samping murah dan mudah untuk
dibuat, teknik strip story sederhana dan tidak memerlukan keterampilan khusus
maka dapat diketahui bahwa media pembelajaran strip story merupakan media
yang dibentuk dari beberapa potongan kertas dan sering digunakan untuk
menampilkan pesan yang mudah dibaca dan dipahami oleh peserta didik.
komunikasi di dalam kelas adalah agar peserta didik dapat dengan mudah
bahwa media pembelajaran strip story merupakan salah satu media dalam bentuk
disampaikan, jijka dalam pembelajaran bahasa asing maka akan lebih mudah
mula-mula dicetuskan oleh Prof.R.E Gibson dalam majalah TESL Querterly yang
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Mary ann dan John Boyd dalam
Carol Lamelin di majalah yang sama, (Arsyad, 2010: 80). Berdasarkan uraian di
atas media strip story sangatlah praktis bila digunakan dalam proses belajar
mengajar karena dapat digunakan beberapa kali, mudah disimpan dan dibawa
kemana saja, sehingga peserta didik bisa mengulas hafalannya dengan mudah
tanpa membawa buku dan media strip story bisa menampilkan pesan yang mudah
kata-kata ke dalam satu kalimat dapat pula digunakan teknik yang serupa dengan
secara acak (tidak beraturan), dan peserta didik ditugaskan untuk membaca cepat
kata-kata pada kartu-kartu itu dengan urutan yang benar, (Arsyad, 2010: 80).
media pembelajaran strip story. Dengan menggunakan strip story, peserta didik
strip story dalam pembelajaran IPS memiliki beberapa kelebihan antara lain yaitu
Namun dibalik kelebihannya terdapat kekuarangan yang dimiliki media strip story
dalam pembelajaran IPS antara lain membutuhkan waktu lama dalam penerapan
media tersebut serta tidak semua materi cocok digunakan media strip story, maka
24
perlu waktu luang bagi guru sebelum proses pembelajaran untuk mencari materi
yang cocok.
sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing. Berikut ini adalah salah satu
terpaksa.
sepuluh tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan media pembelajaran strip
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Mudjiono, 2013: 2). Maka berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
belajar adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sengaja untuk dapat merubah
perilaku yang baru secara keseluruhan baik dari hasil pengamatan maupun
pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa sejak lahir manusia telah
dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan
pengetahuan, akan tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena mental yang
kuat dan sesuai dengan perubahan dapat memicu perubahan perilaku seseorang.
26
keuntungan baik secara individu maupun secara masyarakat yaitu secara individu
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu (Baharuddin, 2008: 13). Berdasarkan definisi di atas, maka dapat diketahui
bahwa belajar adalah suatu proses yang berhubungan dengan aktivitas seseorang
atau perubahan melalui pemberian reaksi tingkah laku potensial terhadap situasi
yang ada, yang perubahan karakteristiknya tidak dapat dijelaskan atas dasar
Maka dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah akibat dari suatu proses yag
27
dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas, siswa berusaha memperoleh
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 90) mengartikan hasil belajar yaitu
upaya yang ditempuh untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki oleh
(Anni, 2008: 232). Dari pengertian hasil belajar, dapat diketahui bahwa hasil
selanjutnya perubahan juga arti dari belaja di dapatkan dari berbagai usaha.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sedang belajar manusia lahir
dan berkembang menjadi mengetahui atau berilmu. Proses dari tidak tahu menjadi
28
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang didapat oleh setiap peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar dari tidak tahu menjadi tahu.
Seperti yang telah disinggung secara tidak langsung di atas bahwa setiap
kegiatan yang dilangsungkan dalam proses belajar akan memberikan hasil bagi
yang belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil usaha yang
dilakukan. Hasil belajar sebagai hasil dari sebuah kegiatan mempunyai jenis yang
beragam.
Menurut Bloom dalam Etin (2012:5), membagi hasil belajar dalam 3 ranah,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk lebih jelas akan penulis uraikan
dibawah ini:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
a. Pengetahuan
Menurut Usman (2001: 24) bahwa pengetahuan sebagai ingatan materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Ada beberapa cara yang mungkin saja bisa diterapkan
dalam hal menguasai dan menghafal suatu materi pelajaran, misalnya dengan
b. Pemahaman
menanggapi makna dan arti suatu konsep. Aspek satu tingkat di atas pengetahuan
dan merupakan tingkat berpikir paling rendah (Sudjana, 2014: 24). Ranah hasil
belajar kognitif pada aspek pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari bentuk
kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep, untuk itu maka
diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang
c. Aplikasi
Abtraksi tersebut dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Menerapkan
d. Analisis
konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan
e. Sintesis
f. Evaluasi
sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja dan cara
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling
rendah, namun tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar ranah
2. Ranah Afektif
“sistem nilai” dan “ sikap hati” yang menunjukan penerimaan atau penolakan
terhadap sesuatu.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
(Sudjono, 2018:5).
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam
31
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena
kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap,
yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya
kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam
maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya
3. Ranah Psikomotorik
dengan lancar dan tepat, sedangkan hasil belajar sikap merupakan suatu kondisi
Hasil belajar itu diperoleh dari interaksi siswa dengan lingkungan yang
sekedar menyampaikan materi pelajaran dari guru kepada siswa. Dalam hal ini
sasaran akhirnya adalah siswa belajar. Untuk itu guru dapat memfasilitasi
terjadinya proses belajar, melakukan kegiatan didalam dan diluar kelas. Oleh
karena itu interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar bervariasi.
tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,
hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila
peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar
atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan
diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan
Ketiga hasil belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau lepas satu
sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan. Pengelompokan ketiga ranah bertujuan
membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang
diharapkan
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja
seperti keringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya. Perubahan
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
5. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, jika seseorang belajar
sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh baik dalam sikap, kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.
seua materi yang diberikan oleh guru ketika belajar mengejar berlangsung
sehingga hasil itu diiperoleh disaat guru melakukan pengujian terhadap peserta
didik sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik dalam
penguasaan materi.
Hasil belajar ialah nilai yang bekerja dalam diri individu mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga mempunyai motif-motif
lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab utama tingkah
laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir tidak mempunyai
pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat pada suatu saat akan
menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang lebih kuat pada saat itu. Agar
dapat mengetahui kekuatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu:
belajar koginitif siswa meliputi kekuatan dalam belajar, ulet, senang mencari yang
faktor internal dan faktor eksternal. Slameto (2010: 54) menyatakan bahwa faktor-
psikologis dan kelelahan serta faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah dan
masyarakat.
tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih
mempengaruhi hasil belajar yang dikutip oleh Rusman (2012: 124), antara lain
mempengaruhi hasil belajar peserta didik tersebut dapat penulis jelaskan sebagai
berikut:
36
1. Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
a. Faktor Fisiologis.
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
1) Keadaan Jasmani.
maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk
lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
37
Rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat serta Istirahat
pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata
dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga
lain sebagainya.
b. Faktor Psikologis.
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, hasil, kognitif, dan daya
nalar peserta didik. Hasil belajar seorang siswa sangat dipengaruhi oleh
siswa ketika belajar berlangsung, sehingga hasil yang di dapat pula baik,
sangat penting untuk diperhatikan agar dapat mengetahui hal apa yang
bisa dilakukan.
2. Faktor Eksternal
belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang
a. Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan
ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di
ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan
akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya
masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
b. Faktor Instrumental.
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor
instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru. Selain dua faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa juga terdapat faktor
eksternal lainnya yaitu faktor pendekatan belajar (approach to learning),
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi model dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran (Suryabrata, 2018: 23).
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa sangat jelas dapat dilihat, hasil
belajar dangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu baik faktor dari luar maupun
faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor tersebut sebagian besar
memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar, namun sebagian yang lain
memberi dampak yang buruk. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran harus
39
disesuaikan dari mulai materi dengan model bahkan sampai media yang
digunakan.
ilmu sosial dan humaniora, yaitu; sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
pengertian tersebut dapat dipahami baha ilmu pengetahuan sosial merupakan salah
ekonomi, politik, hukum, dan budaya sehingga setiap manusia dapat mengetahui
keadaan manusia yang ada di negara yang lainnya dengan tingkat sosial yang
berbeda.
optimal mengantarkan peserta didik pada pemahaman, sikap dan tingkah laku
sosial yang baik, (Lisnawati, 2018: 21). Berdasarkan uraian di atas, IPS adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial
1. Keragaman Suku
Suku bangsa Indonesia sejumlah lebih dari 100 suku bangsa. Wilayah
Bangsa indonesia. Kamu tentu tahu. Bangsa indonesia terdiri dari berbagai macam
suku bangsa. Meskipun budaya bangsa di sangat beraneka ragam, tetapi tetap satu
tetapi tetap satu bhinneka tunggal ika mengandung makna meskipun berbeda
suku, agama, dan bahasa daerah, tetapi tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Kalimat bhinneka tunggal ika diambil dari dib Sutasoma yang tertulis oleh
berbunyi " Bhinneka tunggal Ika Tan Hana Sharma Manfgrwa."( Edukasi, buku
terpadu 2016 : 48). Di Indonesia banyak terdapat suku bangsa yang tersebar di
pulau- pulau yang ada. Suku- suku bangsa tersebut di antaranya sebagai berikut :
Minangkabau.
Tabuyan.
Toraja.
Suku bangsa yang disebut tersebut merupakan sebahagian kecil dari suku
dari sumber lain atau mencari di perpustakaan sekolah. Perbedaan suku bangsa
perpecahan di antara di. Dengan adanya perbedaan di tetap dapat menjalin rasa
bangsa yang besar. Sikap menghormati dan menghargai harus dicapai ikan dalam
2. Budaya Indonesia
a. Religi/ keagamaan
ada juga upacara bagi orang yang telah meninggal, di arak ke tempat
lain nya.
43
b. Kesenian daerah
lagu daerah, tarian daerah, dan alat musik tradisional merupakan bagian
c. Pertunjukan Rakyat.
d. Lagu Daerah.
f. Alat Daerah.
Semboyan '' Bhinneka tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap
satu sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Penduduk Indonesia terdiri
dari banyak suku bangsa, budaya, dan terpencar dalam lokasi yang luas. Budaya
nasional. Kebudayaan adalah salah satu ciri khas suatu bangsa. Jangan mudah
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
Keterangan:
44
Ho : Hipotesis nol, yang berarti tidak terdapat pengaruh media strip story
terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS di MIN 25
Aceh Utara.
terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS di MIN 25
Aceh Utara.
Jika hipotesis nol diterima, maka hipotesis alternatif ditolak. Hal tersebut
menunjukkan tidak adanya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik
pada kedua sampel yang diteliti. Sedangkan jika hipotesis nol ditolak, maka