merupakan salah satu wadah dan basis pendidikan dan keterampilan yang terletak
yang strategis sehingga dapat diakses dari manapun. Dengan luas tanah 1.500 M 2,
serta luas bangunan 982 M 2 bangunan permanen. MIN 1 Gayo Lues sudah
kondisi MIN 1 Gayo Lues. Ini dapat dilihat dari keiukut sertaan masyarkat pada
setiap kegiatan yang dilaksanakan, serta menjadikan MIN 1 Gayo Lues sebagai
salah satu wadah pendidikan bagi anak-anak mereka. Orang tua tentunya memiliki
harapan yang tinggi terhdap sekolah tersebut. Mereka mengharapkan lulusan dari
MIN 1 Gayo Lues memiliki karakter yang sesuai dengan tuntunan dalam islam,
baik dari segi sikap, ilmu pengetahuan, agama, dan interaksi dengan
lingkunganya. Hal ini di wujudkan dengan visi misi MIN 1 Gayo Lues, adapun
Visi “Unggul dalam prestasi, Berakhlak, Terampil, dan Peduli Lingkungan” Misi
69
70
Adapun tujuan dari MIN 1 Gayo Lues yang berlandaskan pada Visi dan Misi
adalah sebagai:
sehari-hari;
untuk mecapai visi misi tersebut tentunya harus didukung dengan fasilitas
seperti gedung kelas, UKS, Ruang kepala sekolah, Ruang guru, aula (Gedung
serba Guna), perpustakaan, Musolla serta lapangan yang cukup luas yang
digunakan sebagai salah satu sarana belajar tentang lingkungan. Serta tenaga
kependidikan sebanyak 31 guru yang terdiri dari tenaga PNS, honorer serta
kepegawaian.
kelompok kontrol dilakukan di kelas Vb. Siswa kelas eksperimen diberi perlakuan
simulasi.
71
siswa kelas Vb sebagai kelas kontrol dengan jumlah 22 siswa. Tes yang diberikan
Learning Starts With A Questions (LSQ). Dari data yang diperoleh pada penelitian
dan setelah ditabulasi maka diperoleh deskripsi data masing-masing kelas di atas
yaitu:
1. Kelas Eksperimen
Nilai
No Responden
Pretest Posttest
1 II 50 80
2 FM 60 75
3 DAA 40 65
4 KAS 45 90
5 SH 40 80
6 AA 25 70
7 AF 60 90
8 RFS 60 85
9 RSN 35 65
10 JR 30 80
11 MA 35 85
12 IZ 45 80
13 KNA 55 95
14 SO 55 95
15 PA 45 85
16 SA 50 80
17 NA 30 55
72
18 HE 35 90
19 MA 45 70
20 MAA 50 80
21 NJ 50 90
22 APH 25 50
Jumlah 965 1735
Rata-rata 43,86 78,86
Berdasarkan data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretes
kelas eksperimen adalah 43,86, sedangkan untuk posttes diperoleh hasil 78,86.
Hasil rata-rata data tersebut terlihat bahwa nilai pretes masih sangat rendah
dengan nilai KKM yang ditentukan yaitu 70 namun untuk nilai posttes sudah
cukup memenuhi nilai KKM. Kemampuan analitik thinking siswa untuk pretes
78.86
80
70
60
43.86 Pretest
50 Posttest
40
30
20
10
0
Kelas Eksperimen
Diagram 4.1. Nilai Pretest
2. Kelas Kontrol
Nilai
No Responden
Pretest Posttest
1 RZ 45 55
2 AH 40 60
3 MN 30 50
4 NF 35 55
5 NKW 65 70
6 NS 50 60
7 UAA 30 50
8 AR 30 40
9 ARI 40 55
10 RO 20 35
11 ARA 50 55
12 VM 35 50
13 RQ 15 25
14 VM 55 90
15 RQ 30 55
16 MSD 30 50
17 RAF 35 45
18 MI 30 60
19 MAA 45 60
20 RA 50 70
21 MF 35 60
22 MAB 30 60
Jumlah 825 1210
Rata-rata 37.50 55
Berdasarkan data pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretes
kelas kontrol adalah 37,50, sedangkan untuk posttes diperoleh hasil 55. Hasil rata-
rata data tersebut terlihat bahwa nilai pretes dan posttes masih sangat rendah
dengan nilai KKM yang ditentukan yaitu 70 namun untuk nilai posttes sudah
74
cukup memenuhi nilai KKM. Kemampuan analitik thinking siswa untuk pretes
55
60
50
37.5
Pretest
40
Posttest
30
20
10
0
Kelas Kontrol
Diagram 4.2. Nilai Pretest
Data pretest dan posttest yang digunakan untuk analisis data kelas
eksperimen maupun kelas kontrol sehingga terjawab rumusan masalah yang ada
1. Statistik Deskriptif
minimum, mean (rata-rata) dan std. Deviation (Simpangan Baku). Hasil statistic
didapatkan ssiwa 22 dengan nilai minimum 25 dan nilai maksimum 60, sedangkan
untuk nilai rata-rata diperoleh 43.86 dan nilai std deviation diperoleh 11.012.
kemudian untuk nilai posttest kelas eksperimen diperoleh siswa 22 dengan nilai
minimum 50 dan nilai maksimum 95, serta untuk rata-rata diperoleh 78.86 dan std
deviation 12.143.
nilai maksimum 65, sedangkan untuk nilai rata-rata diperoleh 37.50 dan nilai std
deviation diperoleh 11.726. kemudian untuk nilai posttest kelas kontrol diperoleh
siswa 22 dengan nilai minimum 25 dan nilai maksimum 90, serta untuk rata-rata
diperoleh 55 dan std deviation 13.002. hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas control.
a. Uji Normalitas
sederhana variabel terikat dan variabel bebas untuk tes awal keduanya mempunyai
distribusi data normal atau tidak. Model regresi linier sederhana yang baik adalah
76
wilk.
tidak normal.
2) Nilai signifikan pada Shapiro-Wilk > 0,05, maka distribusi data adalah
normal.
Adapun hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas untuk Nilai Pretest dan Posttes
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Eksperimen .132 22 .200* .945 22 .247
Hasil_pretes
Kontrol .175 22 .077 .948 22 .292
Eksperimen .219 22 .007 .919 22 .074
Hasil_Posttest
Kontrol .214 22 .010 .927 22 .106
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Primer diolah, 2022
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas dengan menggunakan SPSS
versi 21 for windows menunjukkan nilai yaitu kelas eksperimen memiliki nilai
signifikan adalah 0,247 > 0,05, begitu juga untuk kelas kontrol memiliki nilai
signifikan sebesar 0,292 > 0,05, maka dapat disimpukan bahwa nilai signifikan
menunjukkan nilai data yaitu kelas eksperimen memiliki nilai signifikan adalah
0,074 > 0,05, begitu juga untuk kelas kontrol memiliki nilai signifikan sebesar
0,106 > 0,05,maka dapat disimpukan bahwa nilai signifikan pada Shapiro-Wilk >
b. Uji Homogenitas
residual untuk semua pengamatan pada model regresi linier sederhana, dan untuk
mengukur homogenitas di olah lewat SPSS Versi 21. Uji ini memiliki ketentuan
bahwa variansi dari setiap kategori dikatakan sama jika nilai probabilitas
signifikansi >0,05.
Adapun hasil yang diperoleh dari uji homogenitas kelas eksperimen dan
Berdasarkan tabel 4.4 output SPSS Versi 21 di atas untuk uji homogenitas
Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas diketahui bahwa nilai
signifikan sebesar 0,806 > 0,05, dimana nilai signifikan lebih besar dari 0,05,
78
maka dapat dinyatakan bahwa varian data posttest kelas eksperimen dan kelas
3. Uji Hipotesis
Lues.
bantuan Software SPSS 21 for windows. Adapun kriteria pengujian didapat dari
yang digunakan dalam penguji ini adalah α = 0,05. Dengan demikian karena
Adapun Uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
rata-rata data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
uji-t dengan taraf signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) =
terdapat perbedaan kemampuan akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
diterima. Hal ini didasarkan pada nilai P-value (Sig.(2-tailed)) yang didapat yang
– 2 = 42, maka berdasarkan tabel t dengan taraf eror 5% diperoleh nilai ttabel =
Pelajaran IPA materi Komponen Ekosistem Kelas V MIN 1 Gayo Lues karena
4.2 Pembahasan
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan secara konvensional pada
materi IPA di MIN 1 Gayo Lues. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian data yang
menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk kelas eksperimen X1 = 78,86, dan untuk
rata-rata kelas control X2 = 55,00. Dari kedua nilai rata-rata tersebut terlihat
adanya perbedaan yang cukup berarti dan untuk mengetahui bahwa rata-rata
terdapat perbedaan secara signifikan atau tidak maka dilakukan uji hipotesis.
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan
hasil pretes pada analisis data kuantitatif dari kedua kelas berdistribusi normal
karena hasil yang di dapatkan untuk kelas eksperimen memiliki nilai signifikan
adalah 0,247 > 0,05, begitu juga untuk kelas kontrol memiliki nilai signifikan
sebesar 0,292 > 0,05, maka dapat disimpukan bahwa nilai berdistribusi normal.
pembelajaran Learning Starts With A Questions (LSQ) berbantu dan untuk kelas
sehingga berdasarkan analisis data kuantitatif dari nilai posttest di dapatkan kedua
kelas berdistribusi normal karena hasil yang di dapatkan untuk kelas eksperimen
memiliki nilai signifikan adalah 0,074 > 0,05, begitu juga untuk kelas kontrol
memiliki nilai signifikan sebesar 0,106 > 0,05, maka dapat disimpukan bahwa
posttest diperoleh nilai signifikan sebesar 0,806 > 0,05, maka dapat dinyatakan
bahwa varian data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama atau
homogen.
pembelajaran Learning Starts With A Questions (LSQ) dari kedua kelas, maka
Starts With A Questions (LSQ) terhadap kemampuan analitik thinking IPA siswa
kelas V MIN 1 Gayo Lues karena thitung > ttabel = 6.292 > 2.018, maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
merupakan proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika peserta didik dalam
1
N. I. N Iskandar, EYAY Amran, and E Erviyenni, “Penerapan Metode Pembelajaran
Aktif Learning Starts With a Question (Lsq) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Struktur Atom Di Kelas X Sma Negeri 11 Pekanbaru” (2015): 1–8,
https://www.neliti.com/publications/183134/penerapan-metode-pembelajaran-aktif-learning-starts-
with-a-question-lsq-untuk-me.
82
ini adalah dengan menstimulir siswa untuk menyelidiki atau mempelajari sendiri
(LSQ), maka berpikir analitis siswa dikerahkan untuk bisa digunakan dalam
dasarnya berpikir analitis memiliki ciri menundukkan satu situasi, masalah subjek
atau keputusan pada pemeriksaan yang ketat dan langkah demi langkah yang
memutuskan atas dasar logika dan menjejaki bias yang mungkin muncul.
tiga proses yaitu siswa dapat membedakan unsur informasi yang relevan,
Refirman, dkk yang menyatakan bahwa tidak ada efek dariLearning Start with a
Question (LSQ) tentang berpikir analitis siswa dalam tema pelajaran sistem saraf.5
Begitu halnya dengan penelitian yang dilakukan Sabrina yang menyatakan bahwa
2
Eka Fitri Puspa Sari, “Pengaruh Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Mahasiswa Melalui Metode Pembelajaran Learning Starts With A Question,” Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika 6, No. 1 (August 24, 2018): 25–34,
Https://Journal.Institutpendidikan.Ac.Id/Index.Php/Mosharafa/Article/View/Mv6n1_3.
3
Marini M. R., “Analisis Kemampuan Berpikir Analitis Siswa Dengan Gaya Belajar Tipe
Investigatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Fakultas,” Artikel Ilmiah (2014): 1–10,
https://docplayer.info.
4
Handayani And Dewanti, “Peningkatan Kemampuan Analisis Melalui Strategi PQ4R
(Preview, Question, Read, Recite, Reflect, Review) Pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.”
5
Refirman, dkk, Pengaruh Learning Start With a Question (LSQ) terhadap Berpikir
Analisis Siswa pada Materi Sistem saraf. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 9, No. 1. (2016):34-39.
83
Ho pada α 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat Pengaruh Learning Start with a
Question (LSQ) terhadap berpikir analisis siswa pada materi sistem saraf.6
proses pembelajaran yang lebih efisien. Dalam hal ini siswa yang kurang mampu
dalam pembelajaran maka kawan yang mampu tanpa diminta akan dengan
sendirinya ikut membantu, tidak hanya itu antara siswa saling berkompetensi
dalam menyelesaikan soal yang ada, jadi tidak banyak siswa yang hanya duduk
diam saja. Namun anak-anak harus tetap dimotivasi agar terarah sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Selain hal yang positif maka yang negatif juga peneliti temukan dari siswa
didominasi olehnya, dan ketika peneliti meminta siswa yang lain untuk maju,
maka siswa tersebut marah dan membanting bukunya, namun hal tersebut bisa
dengan maju kedepan kelas, namun dengan membantu teman lain yang kurang
mampu juga akan terlihat kalau ilmu yang diperoleh memberikan manfaat kepada
orang lain.
6
Sabrina Hasanah. Pengaruh Learning Start with a Question (LSQ) terhadap berpikir
analisis siswa pada materi sistem saraf. Skripsi. (Jakarta: Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. 2016).