Anda di halaman 1dari 20

Statistik penelitian

“PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF


DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ADOBE FLASH BERBASIS
PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM”

Disusun Oleh
Eva Theresia Patrisia Marbun (8216142008)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti , M.Si

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik Penelitian Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
TUGAS 1
LAPORAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN TESIS MENGGUNAKAN
UJI TWO WAY ANOVA

JUDUL THESIS:
“Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Dengan Menggunakan Program
Adobe Flash Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam”.
Oleh: Hariani Siregar Tahun 2019

Adapun yang menjadi Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan pengembangan
multimedia pembelajaran interaktif berbasis problem based learning (PBL) dan
multimedia pembelajaran interaktif (powerpoint) berbasis Direct Interaction (DI) pada
materi hidrolisis garam di SMA Negeri 1 Barumun tengan Padang Lawas?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh tingkat motivasi tinggi dan rendah siswa yang
diajarkan dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif berbasis problem
based learning (PBL) dan multimedia pembelajaran interaktif (powerpoint) berbasis
Direct Interaction (DI) pada materi hidrolisis garam di SMA Negeri 1 Barumun tengan,
Padang Lawas terhadap peningkatan hasil belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi antara kedua multimedia pembelajaran dengan tingkat motivasi
ditinjau dari hasil belajar siswa?

Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif berbasis Problem Based Learning (PBL) dan multimedia
pembelajaran interaktif berbasis Direct Instruction (DI) pada materi Hidrolisis Garam
di SMA Negeri 1 Barumun Tengah, Padang Lawas.
2. Terdapat perbedaan pengaruh tingkat motivasi tinggi dan rendah siswa yang diajarkan
dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif berbasis Problem Based
Learning (PBL) dan multimedia pembelajaran interaktif berbasis Direct Instruction (DI)
pada materi Hidrolisis Garam di SMA Negeri 1 Barumun Tengah, Padang Lawas
terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
3. Terdapat interaksi antara kedua multimedia pembelajaran dengan tingkat motivasi
terhadap hasil belajar siswa.
Desain Penelitian

Motivasi Belajar Model Pembelajaran


Problem Based Learning Direct Instruction
Tinggi (B 1) A1B 1 A2B 1
Rendah (B 2) A1B 2 A2B 2

Ket:
A1 : Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan
multimedia pembelajaran interaktif
A2 : Model pembelajaran Direct Instruction (DI) dengan menggunakan
multimedia pembelajaran
B1 : Motivasi belajar tinggi
B2 : Motivasi belajar Rendah
A 1B 1 : Skor gain ternormalisasi siswa yang dibelajarkan model PBL dengan
menggunakan multimedia pembelajaran interaktif yang memiliki tingkat
motivasi belajar tinggi
A 1B 2 : Skor gain ternormalisasi siswa yang dibelajarkan model PBL dengan
menggunakan multimedia pembelajaran interaktif yang memiliki tingkat
motivasi belajar rendah
A 2B 1 : Skor gain ternormalisasi siswa yang dibelajarkan model DI dengan
menggunakan multimedia pembelajaran interaktif yang memiliki tingkat
motivasi belajar tinggi
A 2B 2 : Skor gain ternormalisasi siswa yang dibelajarkan model DI dengan
menggunakan multimedia pembelajaran interaktif yang memiliki tingkat
motivasi belajar rendah
REKAPITULASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA (KELAS EKSPERIMEN)

Nama KODE
NO Siswa Pre Test Post Test n gain KELAS
AAH 55 90 0.78
1 1
ARS 65 100 1.00
2 1
AMH 45 85 0.73
3 1
ASS 50 90 0.80
4 1
AFH 45 85 0.73
5 1
AH 45 80 0.64
6 1
B 50 85 0.70
7 1
HWSH 40 75 0.58
8 1
IBLH 60 100 1.00
9 1
IH 55 100 1.00
10 1
JS 50 85 0.70
11 1
JSW 60 95 0.88
12 1
LAS 55 90 0.78
13 1
MLP 45 95 0.91
14 1
MHS 40 80 0.67
15 1
MWS 55 80 0.56
16 1
NS 50 85 0.70
17 1
PAS 60 95 0.88
18 1
RH 55 90 0.78
19 1
RYH 50 85 0.70
20 1
RH 40 90 0.83
21 1
TH 50 95 0.90
22 1
WYH 40 75 0.58
23 1
YS 40 80 0.67
24 1
ZH 50 90 0.80
25 1
UH 50 85 0.70
26 1

REKAPITULASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA (KELAS KONTROL)

Nama KODE
NO Siswa Pre Test Post Test n gain KELAS
70 85 0.50
1 AMH 2
50 80 0.60 2
2 DSH
60 80 0.50 2
3 DNS
55 75 0.44 2
4 HR
65 75 0.29 2
5 ITD
45 70 0.45 2
6 IG
40 65 0.42 2
7 MN
50 75 0.50 2
8 MKN
50 80 0.60 2
9 MID
45 65 0.36 2
10 NH
55 80 0.56 2
11 PRH
55 85 0.67 2
12 PH
45 75 0.55 2
13 PFD
55 70 0.33 2
14 RSS
40 70 0.50 2
15 SD
40 70 0.50 2
16 SSH
55 90 0.78 2
17 SH
45 70 0.45 2
18 SAH
65 90 0.71 2
19 SNH
45 65 0.36 2
20 SYD
50 80 0.60 2
21 TS
65 80 0.43 2
22 TM
55 75 0.44 2
23 UHS
45 75 0.55 2
24 WAS
50 80 0.60 2
25 WS
60 85 0.63 2
26 IU

REKAPITULASI DATA MOTIVASI BELAJAR SISWA

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Kode Kode
No Nama Nilai Motivasi Kategori No Nama Nilai Motivasi Kategori
1 AAH 100 1 tinggi 1 AMH 80 1 tinggi
2 ARS 80 1 tinggi 2 DSH 60 2 rendah
3 AMH 80 1 tinggi 3 DNS 60 2 rendah
4 ASS 90 1 tinggi 4 HR 60 2 rendah
5 AFH 80 1 tinggi 5 ITD 70 2 rendah
6 AH 70 2 rendah 6 IG 80 1 rendah
7 B 70 2 rendah 7 MN 60 2 rendah
8 HWSH 70 2 rendah 8 MKN 90 1 tinggi
9 IBLH 90 1 tinggi 9 MID 70 2 rendah
10 IH 80 1 tinggi 10 NH 50 2 rendah
11 JS 60 2 rendah 11 PRH 60 2 rendah
12 JSW 90 1 tinggi 12 PH 80 1 tinggi
13 LAS 80 1 tinggi 13 PFD 50 2 rendah
14 MLP 80 1 tinggi 14 RSS 60 2 rendah
15 MHS 70 2 rendah 15 SD 70 2 rendah
16 MWS 70 2 rendah 16 SSH 90 1 tinggi
17 NS 90 1 tinggi 17 SH 50 2 rendah
18 PAS 80 1 tinggi 18 SAH 60 2 rendah
19 RH 70 2 rendah 19 SNH 60 2 rendah
20 RYH 80 1 tinggi 20 SYD 50 2 rendah
21 RH 80 1 tinggi 21 TS 70 2 rendah
22 TH 80 1 tinggi 22 TM 80 1 tinggi
23 WYH 70 2 rendah 23 UHS 60 2 rendah
24 YS 60 2 rendah 24 WAS 90 1 tinggi
25 ZH 90 1 Tinggi 25 WS 50 2 Rendah
26 UH 80 1 Tinggi 26 IU 60 2 Rendah
TAHAPAN ATAU LANGKAH-LANGKAH UJI NORMALITAS, UJI HOMOGENITAS
DAN UJI HIPOTESIS

Persiapan data sebelum melakukan uji Two Way Anova.


Untuk mempermudah kita dalam melakukan analisis data menggunakan metode uji two way anova
dengan SPSS, maka sebaiknya kita membuat pengkodean data terlebih dahulu untuk variabel
faktor yakni data motivasi belajar siswa dan model pembelajaran yang digunakan di kelas
eksperimen dan kontrol dengan ketentuan kode 1 untuk kategori motivasi tinggi dan kode 2 untuk
kategori motivasi rendah.
A. KELAS EKSPERIMEN

Model
No Nama n gain Motivasi
Pembelajaran
AAH 0.78 1
1 1
ARS 1.00 1
2 1
AMH 0.73 1
3 1
ASS 0.80 1
4 1
AFH 0.73 1
5 1
AH 0.64 2
6 1
B 0.70 2
7 1
HWSH 0.58 2
8 1
IBLH 1.00 1
9 1
1.00 1
10 IH 1
JS 0.70 2
11 1
JSW 0.88 1
12 1
LAS 0.78 1
13 1
0.91 1
14 MLP 1
MHS 0.67 2
15 1
MWS 0.56 2
16 1
NS 0.70 1
17 1
0.88 1
18 PAS 1
RH 0.78 2
19 1
RYH 0.70 1
20 1
RH 0.83 1
21 1
TH 0.90 1
22 1
0.58 2
23 WYH 1
YS 0.67 2
24 1
ZH 0.80 1
25 1
UH 0.70 1
26 1

B. KELAS KONTROL

Model
No Nama n gain Motivasi
pembelajaran
0.50 1
1 AMH 2
0.60 2
2 DSH 2
0.50 2
3 DNS 2
0.44 2
4 HR 2
0.29 2
5 ITD 2
0.45 1
6 IG 2
0.42 2
7 MN 2
0.50 1
8 MKN 2
0.60 2
9 MID 2
0.36 2
10 NH 2
0.56 2
11 PRH 2
0.67 1
12 PH 2
0.55 2
13 PFD 2
0.33 2
14 RSS 2
0.50 2
15 SD 2
0.50 1
16 SSH 2
0.78 2
17 SH 2
0.45 2
18 SAH 2
0.71 2
19 SNH 2
0.36 2
20 SYD 2
0.60 2
21 TS 2
0.43 1
22 TM 2
0.44 2
23 UHS 2
0.55 1
24 WAS 2
0.60 2
25 WS 2
0.63 2
26 IU 2

1. UJI NORMALITAS
Langkah-langkah uji Two Way Anova dengan SPSS 21 dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu
penginputan data, analisis data dan output SPSS. Maka langkah pertama adalah mulai tahap
memasukkan data dalam program SPSS.
1. Pertama, buka program SPSS, lalu klik Variabel View, pada bagian ini kita akan mengisi
nama-nama variabel penelitian serta kelengkapan yang dibutuhkan.
Pertama yaitu variabel “Hasil Belajar Siswa”.
Kedua adalah variabel “Multimedia Pembelajaran Interaktif”

Ketiga adalah variabel “Motivasi Belajar Siswa”


Keempat. Lihat tampilan “variabel view” secara keseluruhan.

2. Langkah berikutnya adalah klik data view, kemudian masukkan data penelitian yang sudah
kita kodekan diatas sesuai masing-masing variabel. Lihat gambar penginputan data.
3. Selanjutnya kita akan masuk pada tahap analisis Normalitas data. Caranya dari menu SPSS
klik Analyze-General Linear Model-Univariate…
4. Dengan demikian akan muncul kotak dialog “Univariate”, selanjutnya klik variabel Hasil
belajar Kimia, lalu masukkan/pindahkan ke kotak Dependent Variable. Pindahkan
pembelajaran interaktif dan motivasi ke kotak fixed factor (s). Lalu pilih save dan beri
tandang centang (V) pada tampilan residual standardized untuk memunculkan
variabel baru yaitu residual standard yang datanya akan digunakan untuk uji normalitas.
5. Lalu klik data view dan lihat ada variabel baru yang muncul yaitu variabel standard
residual. Lalu kita akan menghitung normalitas dari data standard residual.

6. Klik analyze  Descriptive Statistics  Explore. Lalu masukkan variabel standardized


residual ke kotak dependent list.

7. Lalu klik plots dan beri tanda centang (V) pada kotak Normality Plots with Test lalu klik
continue dan klik Ok untuk menampilkan output SPSS.
Berikut adalah tampilan output SPSS untuk uji Normalitas:

Tests of Norm ality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Standardized Residual for .082 52 .200* .987 52 .833


Hasil

*. This is a low er bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Dari Output Tests of Normality Data ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah data dalam
penelitian ini sudah terdistribusi normal atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam
uji normalitas adalah:
1) Jika nilai Signifikansi (Sig.) Residual lebih besar > 0,05, maka itu artinya data dalam
penelitian terdistribusi normal.
2) Jika nilai Signifikansi (Sig.) Residual lebih kecil < 0,05, maka itu artinya data dalam
penelitian tidak terdistribusi normal.
Karena jumlah sampel dalam penelitian ini lebih dari 50 maka uji normalitas yang digunakan
adalah Kolmogrov-smirnov. Hasil Output data Normalitas dalam penelitian ini didapatkan nilai
signifikansi > 0,05 yaitu 0,200 > 0,05. Maka kesimpulannya data dalam penelitian ini
terdistribusi normal.

2. UJI HOMOGENITAS dan UJI HIPOTESIS


Untuk uji homogenitas dan uji hipotesis dapat langsung dilanjutkan setelah selesai melakukan uji
normalitas. Langkah-langkahnya adalah:
1. Kembali ke menu data view. Klik analyze lalu pilih general linear model lalu klik
univariate.

2. Lalu pilih save. Dan kita hilangkan tanda cetang (V) pada menu residual standardized yang
awalnya kita centang pada tes normalitas. Lalu klik continue.
3. Setelah itu pilih options. Lalu pindahkan Motivasi, Model, dan Motivasi*Model pada
kotak factor (s) ke kotak display means for.

4. Lalu beri tanda centang (V) pada kolom Homogeneity Tests dan Descriptive Statistics. Dan
selanjutnya klik continue. Dan terakhir klik OK.
5. Berikut adalah tampilan output SPSS untuk uji homogenitas dan uji hipotesis
menggunakan anava 2 jalur.

Tampilan output SPSS untuk uji Hipotesis.


Levene's Test of Equality of Error Variances a
Dependent Variable: Hasil Belajar Sisw a

F df1 df2 Sig.

2.349 3 48 .084
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is
equal across groups.
a. Design: Intercept + Multimedia + Motivasi + Multimedia * Motivasi

Levene’s Test of Equality of Error Variances adalah tes homogenitas data. Tes ini
digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing varian dari variabel terikat (Dependent)
dalam penelitian ini sudah homogen atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam
uji homogenitas adalah:
1) Jika nilai Signifikansi (Sig.) lebih besar > 0,05, maka itu artinya varian variabel hasil
belajar kimia adalah sama atau homogen.
2) Jika nilai Signifikansi (Sig.) lebih kecil < 0,05, maka itu artinya varian variabel hasil
belajar kimia adalah tidak sama atau heterogen.

Dari hasil output SPSS didapatkan nilai sifnifikansi 0,084 dimana nilai tersebut signifikans i
tersebut > 0,005 Maka dapat disimpulkan data berasal dari populasi yang homogen.

UJI HIPOTESIS
Setelah memenuhi 2 prasyarat untuk uji anova 2 jalur yaitu data normal dan data homogen, maka
dapat dilakukan uji anava 2 jalur. Dan didapatkan output Tests of Between-Subjects Effects pada
tabel yang disajikan dibawah ini:
Berikut adalah tampilan output SPSS untuk uji hipotesis menggunakan anava 2 jalur.

Descriptive Statistics
Dependent Variable: Hasil Belajar Sisw a

Multimedia Interaktif Motivasi Belajar Sisw a Mean Std. Deviation N

Tinggi .8306 .10621 17

PBL Dengan Adobe Flash Rendah .6533 .07124 9

Total .7692 .12743 26


Tinggi .5143 .07892 7
DI Dengan PPT Rendah .5116 .13150 19
Total .5123 .11810 26
Tinggi .7383 .17618 24

Total Rendah .5571 .13258 28

Total .6408 .17783 52


Tests of Betw een-Subjects Effects
Dependent Variable: Hasil Belajar Sisw a

Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

Corrected Model 1.043a 3 .348 29.293 .000


Intercept 17.238 1 17.238 1452.307 .000
Multimedia .574 1 .574 48.375 .000
Motivasi .089 1 .089 7.467 .009
Multimedia * Motivasi .083 1 .083 7.024 .011
Error .570 48 .012
Total 22.963 52
Corrected Total 1.613 51

a. R Squared = .647 (Adjusted R Squared = .625)

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM UJI TWO WAY ANOVA


1. Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka ada perbedaan hasil belajar Kimia siswa
berdasarkan variabel faktor.
2. Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak ada perbedaan hasil belajar Kimia siswa
berdasarkan variabel faktor.

KESIMPULAN PENGUJIAN HIPOTESIS DALAM UJI TWO WAY ANOVA SPSS


Berdasarkan data output SPSS yang didapatkan pada tabel Test of Between-Subjects Effects diatas
dapat disimpulkan:
1. Melakukan pengujian hipotesis pertama, berdasarkan output SPSS diperoleh nilai Sig.
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa “Terdapat perbedaan
hasil belajar siswa dengan penggunaan pengembangan multimedia pembelajaran
interaktif berbasis Problem Based Learning (PBL) dan multimedia pembelajaran
interaktif berbasis Direct Instruction (DI) pada materi Hidrolisis Garam di SMA Negeri
1 Barumun Tengah, Padang Lawas” diterima (Ha diterima).
2. Melakukan pengujian hipotesis kedua, berdasarkan output SPSS diperoleh nilai Sig.
sebesar 0,009 < 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa “ada perbedaan
pengaruh tingkat motivasi tinggi dan rendah siswa yang diajarkan dengan menggunakan
multimedia pembelajaran interaktif berbasis Problem Based Learning (PBL) dan
multimedia pembelajaran interaktif berbasis Direct Instruction (DI) terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada materi Hidrolisis Garam” diterima (Ha diterima)
3. Melakukan pengujian hipotesis ketiga, berdasarkan output SPSS diperoleh nilai Sig.
sebesar 0,011 > 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa “Terdapat interaksi
antara kedua multimedia pembelajaran dengan tingkat motivasi terhadap hasil belajar
siswa” ditolak (Ha ditolak).

Berikut adalah Grafik yang menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua multimedia
pembelajaran dengan tingkat motivasi terhadap hasil belajar siswa:

Multim edia Interaktif * Motivasi Belajar Sisw a


Dependent Variable: Hasil Belajar Sisw a

Multimedia Interaktif Motivasi Belajar Sisw a Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Low er Bound Upper Bound

Tinggi .831 .026 .777 .884


PBL Dengan Adobe Flash
Rendah .653 .036 .580 .726
Tinggi .514 .041 .431 .597
DI Dengan PPT
Rendah .512 .025 .461 .562

Berikut adalah tampilan grafik interaksi antara Multimedia pembelajaran interaktif dengan hasil
belajar dan motivasi:

Anda mungkin juga menyukai