MAKALAH
METABOLISME ASAM NUKLEAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Lanjut dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Makalah ini berisi materi yang membahas mengenai Metabolisme
Lemak.
Dalam makalah ini kami banyak mengalami hambatan, namun berkat dukungan dari
berbagai pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dan juga
sangat berterimakasih kepada Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.Si selaku Dosen pengampu di
Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dalam proses penyusunan sehingga
makalah ini semakin baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Saya selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Adapun kiranya terdapat kritik dan saran pembaca yang ingin disampaikan kepada
penyusun makalah dengan rasa hormat untuk menerima, agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa khususnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas dan melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua. Akhir kata penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Makalah .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Asam Nukleat ....................................................................................................................... 3
2.1.1 DNA ............................................................................................................... 3
2.1.2 RNA ............................................................................................................... 5
2.2 Metabolisme Asam Nukleat ................................................................................................ 6
2.3 Sintesis RNA dan DNA ....................................................................................................... 7
2.3.1 Sintesis Nukleotida Purin............................................................................... 8
2.3.2 Sintesis Nukleotida Pirimidin ........................................................................ 9
2.4 Katabolisme Asam Nukleat ............................................................................................... 11
2.4.1 Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida ........................................ 11
2.4.2 Katabolisme Nukleotida Menjadi Nukleosida ............................................. 11
2.4.3 Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat ....................................................... 12
2.5 Degradasi Pirimidin ........................................................................................................... 13
2.6 Degradasi Purin .................................................................................................................. 13
2.7 Asam Urat atau Gout ......................................................................................................... 14
2.7.1 Penyebab Asam Urat.................................................................................... 15
2.7.2 Pencegahan Asam Urat ................................................................................ 16
2.7.3 Pengobatan Asam Urat ................................................................................ 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam
nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus)
sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya adalah nukleotida. Setiap
nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin atau
pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh
jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam
deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada
kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenin, sitosin, dan guanin dapat
ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan
urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari
sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu
gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat
dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen
dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut
katabolisme. Semua reaksi metabolism dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana
seperti penguraian asamkarbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan
pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran proses biosintesis protein yang
panjang dan rumit atau pun proses penguraian bahan makanan dalam sistem pencernaan mulai
dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui dinding usus, serta
penyerapannya keseluruh bagian tubuh yang memerlukannya, begitu juga dengan proses
sintesis dan penguraian berlangsung dalam berbagai jalur metabolisme.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 DNA
Organisme menterjemahkan informasi spesifik berupa jenis asam amino yang akan
menyusun protein dari nukleotida yang menyusun DNA. Kode pada DNA terdiri dari banyak
kombinasi 4jenis basa nitrogen pada nukleotida. Informasi yang diterjemahkan dari DNA akan
digunakan pada setiap metabolisme pada organisme. Rantai tunggal DNA selalu memiliki
gugus 5’ fosfat bebas pada satu ujung dan gugus 3’ hidroksil pada ujung lainnya. Molekul DNA
pada organisme berupa dua rantai doble heliks. Jika suatu rantai DNA memiliki kode GTCCAT
maka susunannya adalah 5’ pGpTpCpCpApT – OH 3’. Aturan Chargaff menyatakan bahwa
proporsi A selalu sama dengan T dan proporsi G selalu sama dengan C (A=T dan G=C)
sehingga proporsi purin sama dengan pirimidin. Rosalind Franklin membuat struktur tiga
dimensi berdasarkan studi X-ray Diffraction yang kemudian diperbaiki oleh James Watson dan
Francis Crick. Double heliks terjadi karena adanya ikatan dua basa nitrogen yang ada pada dua
rantai membentuk pasangan basa. Molekul dupleks DNA terdiri dari rantai paralel dan
antiparalel dimana satu rantai 3’ ke 5’ dan rantai lainnya 5’ ke 3’. Pasangan basa membentuk
3
ikatan planar yang menghasilkan interaksi hidrofobik yang menstabilkan molekul. Model DNA
Watson and Crick menyatakan bahwa adenin membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin
dan guanin membentuk tiga ikatan hidrogen dengan sitosin.
Gambar 2. Model DNA (a) Rosalind Franklin; (b) Watson and Crick
4
2.1.2 RNA
RNA memiliki struktur yang mirip dengan DNA tetapi memiliki dua perbedaan.
Pertama, molekul RNA mengandung gula ribosa dimana karbon nomor 2 berikatan dengan
gugus hidroksil, sedangkan pada struktur DNA gugus hidroksil tersebut diganti dengan atom
hidrogen. Kedua, molekul RNA mengandung basa nitrogen urasil sedangkan DNA
mengandung timin. Jika struktur tiga dimensi DNA adalah double heliks, maka struktur RNA
adalah rantai tunggal. RNA dapat dihidrolisis oleh alkali menjadi 2’,3’ diester siklik
mononukleotida.
Gambar 4. (a) Struktur Double Heliks DNA; (b) Struktur Rantai Tunggal RNA
Molekul RNA pada sitoplasma yang menjadi template sintesis protein dinamakan
dengan messenger RNA (mRNA). Molekul ribosomal RNA (rRNA) berkontribusi pada formasi
dan fungsi ribosom sedangkan transfer RNA (tRNA) melakukan translasi informasi RNA
menjadi polimer asam amino. RNA juga memiliki struktur sekunder dimana antar basa nitrogen
penyusunnya memiliki ikatan hidrogen.
5
2.2 Metabolisme Asam Nukleat
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk
yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi
kimia organik, yaitu anabolisme dan katabolisme. Katabolisme itu sendiri yaitu reaksi yang
mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi. Adapun anabolisme merupakan
reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekulmolekul tertentu, untuk diserap oleh sel
tubuh.
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali
pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di
Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel
tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat
pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti
sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa
tetapi tidak larut dalam asam. Kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan
nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu
senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan
yang sangat penting dalam biosintesis protein. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam
nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam
sintesis protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi
adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama
pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin
dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA
primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan timin. Baik DNA
maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikatpada protein yang mempunyai sifat basa,
misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat
dengan protein ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer
seperti protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
Asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukeotida, yang masing-
masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N. dengan
demikian, setiap nukeotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida monofosfat.
Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah atau
6
ebih gugus fosfat. Sebagai contoh, molekul ATP (adenosine trifosfat) adalah nukleotida yang
merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat.
Jika gula pentosanya adalah ribose seperti halnya pada RNA, maka nukleosidanya
dapat berupa adenosine, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula, nukleotidanya akan ada
empat macam, yaitu adenosine monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan
uridin monofosfat. Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya
DNA, maka nukleosidanya terdiri atas deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin.
7
Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya DNA, maka
nukleosidanya terdiri atas deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin.
8
Gambar 6. Pembentukan AMP dari IMP
9
Gambar 9. Reaksi pembentukan UMP
Nukleotida-nuleotida yang terbentuk inikemudian akan disintesis menjadi DNA atau RNA.
Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan timin.
Selanjutnya DNA dan RNA yang terbentuk akan mengalami elongasi pemanjangan/
polimerisasi) dan berhenti pada tahap terminasi.
10
2.4 Katabolisme Asam Nukleat
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam nukleat yaitu berturut-turut
menjadi nukleotida, nukleosida, purin, pirimidin, dan asam urat.
2.4.1 Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein.
Nukleoprotein dalam pencernaan akan dipecah jadi molekul yang lebih kecil yaitu asam nukleat
dan protein. Asam nukleat dan protein selanjutnya terpisah ke jalur metabolism masing-masing.
Asam nukleat yang tersusun atas monomer-monomer berupa nukleotida dipecah sehingga
menghasilkan nukleotida.
11
2.4.3 Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat
Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan terdegradasi lebih
lanjut menghasilkan asam urat yang selanjutnya diekskresikan dalam urin. Proses pembentukan
asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama, Tahap penguraian nukleosida purin menjadi asam
urat dimulai dari proses deaminasi adenosine menjadi inosin, kemudian membelah membentuk
hipoxantin. Hipoxantin dioksidasi menjadi xantin dan selanjutnya xantin diubah menjadi asam
urat. Kedua, tahap yang dimulai dari guanosin. Guanosin diubah menjadi guanine yang
selanjutnya dideaminasi menghasilkan xantin. Langkah selanjutnya, xantin dioksidasi menjadi
asam urat. Berikut adalah reaksi penguraian nukleosida menjadi asam urat.
12
2.5 Degradasi Pirimidin
Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
1. Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase
13
Gambar 12. Degradasi nukleotida purin menjadi asam urat
14
Gambar 11. Gout dapat didiagnosis oleh kehadiran birefingent negatif kristal monosodium
urat dalam cairan sinovial aspirasi yang diperiksa oleh pola mikroskop sinar cahay. Disini
kristal berada dalam leukosit polimorfonuklear.
Patogenesis gout dimulai ketika terjadi kristalisasi urat pada persendian, bursa, atau
tendon. Selanjutnya mengakibatkan terjadinya peradangan yang dengan cepat mengakibatkan
munculnya rasa sakit, bengkak, dan panas. Pada jaringan, pembentukan kristal monosodium
urat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ditentukan oleh konsentrasi urat di tempat
pembentukan kristal. Kelarutan urat pada cairan sendi tergantung pada keadaan hidrasi
persendian temperatur, pH, konsentrasi kation, dan adanya protein matriks ekstraselular seperti
proteoglikan, kolagen, dan kondroitin sulfat. Temperatur yang lebih rendah pada persendian
perifer (tangan dan kaki) menurunkan kelarutan sodium urat. Hal tersebut dapat menjelaskan
kenapa kristal monosodium urat mudah diendapkan pada kedua tempat tersebut.
15
Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Asam
urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ dalam tubuh, terutama
ginjal, karena penyaring ginjal akan tersumbat. Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk
penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel yaitu lapisan bagian
dalam pembuluh darah koroner.
Asam urat di dalam tubuh bisa berasal dari luar yaitu dari diet tinggi purin dan dari
dalam yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Asam urat sangat erat kaitannya dengan
pola makan. Umumnya karena pola makan yang tidak seimbang atau jumlah asupan protein
sangat tinggi.
Pembentukan asam urat yang berlebihan juga dapat disebabkan karena penyakit
seperti gagal ginjal, kegagalan fungsi utama pada ginjal adalah membersihkan darah dari sisa-
sisa hasil metabolisme tubuh yang berada di dalam dengan cara menyaring atau filtrasi. Gagal
ginjal terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun apabila tanda itu dapat diketahui secara
dini penderita bisa mendapat bantuan untuk mengubah atau menyesuaikan gaya hidup agar bisa
memperlambat kegagalan fungsi ginjal tersebut. Dan penyakit leukemia juga dapat
menyebabkan terjadinya asam urat, leukemia merupakan suatu tipe kanker yang menyerang
sumsum tulang sehingga menghasilkan sel darah putih yang abnormal. Di Indonesia asam urat
menduduki urutan kedua setelah osteoartritis.
Penyakit asam urat lebih sering menyerang laki laki dari pada wanita. Jika penyakit
ini menyerang wanita maka pada umumnya wanita yang menderia adalah sudah menopause.
Pada wanita yang belum menopause maka kadar hormon estrogen cukup tinggi, hormon ini
membantu mengeluarkan asam urat melalui kencing sehingga kadar asam urat wanita yang
belum menopause pada umumnya normal. Laki-laki tidak mempunyai kadar hormon estrogen
yang tinggi dalam darahnya sehingga asam urat sulit dikeluarkan melalui kencing dan resikonya
adalah kadar asam urat darahnya bisa menjadi tinggi. Pada laki-laki penyakit asam urat sering
menyerang diusia setengah baya. Pada usia setengah baya kadar hormon androgennya
mulaistabil tinggi dan kadar asam urat darahnya pun bisa tinggi bahkan sudah bisa
menimbulkan gejala penyakit asam urat akut.
16
Olahraga yang teratur dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit asam urat, karena
olahraga yang teratur dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta
memperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat peradangan sendi. Selain itu olahraga
juga memberi efek menghangatkan tubuh sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat.
Batasi asupan makanan yang mengandung tinggi purin, sesuaikan kebutuhan kalori
yang masuk ke dalam tubuh dengan berat badan dan tinggi badan, konsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat tinggi seperti ubi-ubian, singkong, nasi dan roti, karena dapat
meningkatkan pengeluaran asam urat dalam tubuh. Makan- makanan yang mengandung rendah
lemak dan tinggi cairan. Cairan dapat membantu mengeluarkan asam urat melalui urine, cairan
yang dikonsumsi bisa berasal dari air putih dan buah-buahan. Hindari juga konsumsi alkohol,
karena alkohol mengandung purin tinggi dan dapat menghambat pengeluaran asam urat dalam
tubuh.
17
Pemeriksaan kadar asam urat digunakan untuk diagnosis hiperurisemia, sedangkan
pemeriksaan urin untuk melihat ekskresi urat dan mendeteksi batu ginjal. Kadar normal asam
urat dalam darah adalah 2 sampai 6 mg/dL untuk perempuan dan 3 sampai 7,2 mg/dL untuk
laki-laki. Bagi yang berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat
adalah 3.0 sampai 7,0 mg/dl. Bila kadar asam urat darah lebih dari 7,0 mg/dl dapat
menyebabkan serangan gout. Bila hiperurisemia lebih dari 12 mg/dl dapat menyebabkan
terjadinya batu ginjal. Sebelum pemeriksaan di anjurkan puasa selama kurang lebih 4 jam
sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi
hasil, yaitu diuretika, etambutol, vinkristin, pirazinamid, tiazid, analgetik, vitamin C dan
levodopan, begitupun makanan tertentu yang kaya purin.
Pemeriksaan kadar asam urat dapat menggunakan dua metode yaitu metode cepat
dengan menggunakan stick dan metode enzimatik secara kolorimetri dengan menggunakan alat
semi automatik maupun alat automatik. Pemeriksaan kadar asam urat dengan metode stick
dapat dilakukan dengan electrode-based biosensor UASure yang menggunakan bahan
pemeriksaan darah kapiler, sedangkan metode enzimatik dengan enzim uricase asam urat akan
dipecah oleh uricase dalam suasana basa dengan pH 8,5 sampai 9,4 pada suhu 37oC.
Konsentrasi asam urat dalam urin dan serum berada dalam rentang waktu tertentu
untuk orang sehat. Oleh karena itu, penentuan asam urat membantu untuk diagnosis beberapa
penyakit seperti asam urat, hiperurikemia dan sindrom Lesch- Nyhan. Akibatnya, metode
seperti kromatografi, spektrofotometri, dan elektroanalitik dilakukan untuk deteksi asam urat.
Metode elektroanalitik mempunyai keuntungan yang sederhana, cepat, hemat waktu, murah,
sensitif. Elektroda dimodifikasi secara kimia telah digunakan untuk menentukan asam urat
dalam darah dan urin.
18
BAB III
PENUTUP
Asam nukleat dalam sel ada 2 macam yakni DNA dan RNA. Seperti halnya DNA,
RNA adalah merupakan polimer nukleotida. Monomer nukleotida tersusun atas tiga gugus
molekul yakni 1). Gula ribosa, 2) Posfat atau P, 3) basa-Nitrogen.
Asam nukleat berfungsi sebagai informasi genetic yang mengatur pemunculan sifat
suatu makhluk hidup. Suatu sifat akan dimunculkan melalui pengendalian enzim-enzim atau
senyawa protein lain yang disintesis oleh asam nukleat. Selain itu, dengan adanya asam
nukleat segala aktivitas hidup dikendalikan (proses-proses metabolisme dalam tubuh makhluk
hidup yang terjadi di dalam setiap sel) melalui pengendalian enzim-enzim yang disintesis oleh
asam nukleat. Tahapan sintesis asam nukleat berturut-turut dimulai dari nukleosida,
nukleotida, dan kemudian asam nukleat DNA atau RNA. Tahapan degradasi asam nukleat
dalm tubuh berturut-turut menghasilkan nukleotida, nukleosida, basa purin dan pirimidin,
serta asam urat. Asam urat merupakan produk akhir asam nukleat yang terbentuk dari
metabolisme senyawa purin (adenine, guanine) dalam tubuh. Faktor yang meyebabkan orang
terserang penyakit asam urat adalah makanan berzat purin, minuman beralkohol, efek samping
obat-obatan, usia, serta faktor genetic.
19
DAFTAR PUSTAKA
20