Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METABOLISME ASAM NUKLEAT


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Metabolisme

Dosen pengampu:

Dr. Murniaty Simorangkir, M.S.

Disusun oleh:
Dika Ramadhana 4172131012
Harvika Simamora 4173331023
Rizka Annisa Rahman 4173331041

KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Biokimia
metabolisme yang berjudul “Metabolisme Asam Nukleat”. Kami berterima kasih kepada
Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.S. selaku dosen pengampu yang sudah memberikan
pengajarannya saat proses belajar berlangsung.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. kami juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Demikianlah hal yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan terimakasih semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 25 Maret 2020

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme ..............................................................................................................3
2.2 Asam Nukleat ............................................................................................................3
2.3 Jenis-Jenis Asam Nukleat .........................................................................................4
2.4 DNA ..........................................................................................................................4
2.5 RNA...........................................................................................................................5
2.6 Sintesis RNA Dan DNA ...........................................................................................6
2.7 Transkripsi dan Translasi ..........................................................................................10
2.8 Ikatan Fosfodiester ....................................................................................................12
2.9 Biosintesis Nukleotida Purin.....................................................................................12
2.10................................................................................................................................ Sintesis
Nukleotida Pirimidin ................................................................................................14
2.11................................................................................................................................Kataboli
sme Asam Nukleat....................................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang
mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868,
dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada
nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer
dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan
dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa
tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal
dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan
salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA
oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa
rahasiakehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.Sel yang
dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nyadan ia
mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari
ruang bedah. Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang
sangat penting dalam biosintesis protein.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud Asam Nukleat ?
2. Apa yang dimaksud DNA dan RNA?
3. Bagaimana proses sintesis RNA dan DNA ?
4. Bagaimana proses sintesis Nukleotida Purin dan Pirimidin ?
5. Bagaimana proses katabolisme pada Asam Nukleat ?
1.3 TUJUAN
1. Mampu mendeskripsikan pengertian dari Asam Nukleat
2. Mampu mendeskripsikan DNA dan RNA
3. Mengetahui proses sintesis RNA dan DNA
4. Mengetahui proses sintesis Nukleotida Purin dan Pirimidin
5. Mengetahui proses katabolisme pada Asam Nukleat
BAB II
MATERI

2.1 METABOLISME
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua
arah lintasan reaksi kimia organik, yaitu anabolisme dan katabolisme. Katabolisme itu
sendiri yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energi. Adapun anabolisme merupakan reaksi yang merangkai senyawa organik dari
molekul- molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh

2.2 ASAM NUKLEAT

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut asam
deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit ribonukleaotida disebut
asam ribonukleaotida (RNA).

Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak
nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi
adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis
protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi
adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan
bahan utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang
berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu
adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA
primidin selalu sitosin dan timin. Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh
sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein.
Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan
ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM.
Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein
dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati,
atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein. Cara lain
untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim pemecah
protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat,
dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan
asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu
sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, makabila dipanasi dengan
asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna merah
dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila
dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna
biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

2.3 Jenis-Jenis Asam Nukleat

Jenis-jenis Asam Nukleat Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA
(deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid )
atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya
terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada
histon. Senyawa gabungan antara protein danasam nukleat disebut nucleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya
adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP yang
berfungsi sebagai pembawa energy.

2.4 DNA

Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida


yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang.
Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan
atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara
kimia DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:

1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.


2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G±C), dan
adenidan adenin berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu
sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.

2.5 RNA

Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekulmolekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa dengan
perantaraan gugus fosfat. Meskipun banyak persamaannya dengan DNA , RNA
mempunyai beberapa perbedaan dengan DNA yaitu :

1) Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa
2) Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks
ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai
ganda.
3) RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA , tetapi tidak
mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan
demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin
DNA.
4) Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin, demikian
pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil. Ada 3 macam RNA, yaitu
tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan r RNA (ribosomal RNA).
Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya
secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis protein.

2.6 Sintesis RNA dan DNA

2.6.1 Sintesis RNA

Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA polimerase-


menggunakan sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai transkripsi.
Inisiasi transkripsi dimulai dengan pengikatan enzim ke urutan promotor dalam DNA
(biasanya ditemukan "upstream" dari gen). DNA helix ganda dibatalkan oleh aktivitas
helikase enzim. Enzim kemudian berlanjut sepanjang untai template dalam arah 3 'to
5', mensintesiskan molekul RNA komplementer dengan elongasi terjadi di 5 'ke 3'
arah. Urutan DNA juga menentukan di mana berakhirnya sintesis RNA akan terjadi.
RNA sering dimodifikasi oleh enzim setelah transkripsi. Misalnya, poli dan topi 5
'ditambahkan ke mRNA eukariotik intron pra-dan dikeluarkan oleh spliceosome. Ada
juga sejumlah polimerase RNA RNA-tergantung yang menggunakan RNA sebagai
template mereka untuk sintesis untai baru RNA. Sebagai contoh, sejumlah virus RNA
(seperti virus polio) menggunakan jenis enzim untuk mereplikasi materi genetik
mereka. Juga, RNA-dependent RNA polimerase merupakan bagian dari jalur
interferensi RNA di banyak organisme. Transkripsi merupakan sintesis RNA dari
salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai
komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi
molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein
dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim
polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan
nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari
arah 5‟ ? 3‟, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan
nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di
sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.
Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan),
terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
1. Inisiasi

Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi


disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai,
juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.

2. Elongasi

Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda
DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNAnya.

3. Terminasi

Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA


yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA
yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik,
transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase
mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel
eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di
dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA
ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.

2.6.2 Sintesis DNA

Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses perbanyakan
bahan genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan genetik( DNA atau RNA)
sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik.
Model replikasi DNA secara semikonservatif menunjukkan bahwa DNA anakan
terdiri atas pasangan untaian DNA induk dan untaian DNA hasil sintesis baru.

Model ini memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan sebagai
cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru. Model ini memberikan
gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan sebagai cetakan (template) bagi
pembentukan untaian DNA baru.

Komponen utama Replikasi, adalah sebagai berikut :

1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
2. Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTp.
Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu: (i) basa purin atau
pirimidin, (ii) gula 5-karbon( deoksiribosa) dan (iii) gugus fosfat.
3. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisi proses
polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA.
4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.
5. Enzim pembuka ikatan untaian DNA induk, yaitu enzim helikase dan enzim lain
yang membantu proses tersebut yaitu enzim girase.
6. Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka,yaitu
protein SSB (single strand binding protein).
7. Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung
fragmenfragmen DNA.

Mekanisme dasar replikasi, adalah sebagai berikut :

1. Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk,


2. Peng-"awal"-an( initiation, inisiasi) sintesis DNA.
3. Pemanjangan untaian DNA,
4. Ligasi fragmen-fragmen DNA, dan
5. Peng-"akhir"-an (termination, terminasi) sintesis DNA.

Sintesis untaian DNA yang baru akan dimulai segera setelah kedua untaian DNA
induk terpisah membentuk garpu replikasi Pemisahan kedua untaian DNA induk
dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis DNA berlangsung dengan orientasi 5'-P
 3'-OH. Oleh karena ada dua untaian DNA cetakan yang orientasinya berlawanan,
maka sintesis kedua untaian DNA baru juga berlangsung dengan arah geometris yang
berlawanan namun semuanya tetap dengan orientasi 5'  3'.

Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu replikasi dapat
berlangsung tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian DNA yang disintesis
secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA awal (leading strand).
Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu replikasi dapat
berlangsung tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian DNA yang disintesis
secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA awal (leading strand).

Pada untaian DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga
molekul DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Pada untaian DNA awal,
polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga molekul DNA baru yang
disintesis merupakan satu unit. Fragmen-fragmen DNA pendek yang disintesis
tersebut disebut fragmen Okazaki, karena fenomena sintesis DNA secara diskontinu
tersebut pertama kali iungkapkan oleh Reiji Okazaki pada tahun 1968.

2.7 Transkipsi dan Translasi

2.7.1 Transkripsi

Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan
DNA meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-
sifat genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada
salah satu untaian molekul RNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis
molekul RNA yang komptementer.

Mekanisme Dasar Transkripsi adalah sebagai berikut :


1. Faktor-faktor yang mentendalikan transkripsi menempel pada bagian promoter.

2. Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknya


kompleks promoter yang terbuka (open promoter complex).

3. RNA pofimerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai melakukan


pengikatan nukleotida yang komplementer dengan cetakannya.

4. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya diikuti
dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan
RNA polimerase dari DNA yang ditranskripsi

2.7.2 Translasi
Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang sesuai
yang terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon metionin (AUG)
mempunyai komplemennya dalam bentuk antikodon UAC yang terdapat pada
tRNAMet. Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A
pada ribosom, maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai
yang ada pada sisi A tersebut. Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam
amino yang disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam
ribosom.
2.8 Ikatan Fosfodiester
Molekul nukleotida akan membentuk asam nukleat dengan membentuk ikatan
fosfodiester dimana gugus 5’-fosfat pada unit nukleotida akan berikatan dengan
gugus 3’- hidroksil pada unit nukleotida lainnya. Ikatan kovalen pada asam nukleat
terdiri atas gugus fosfat dan gula pentosa yang linear dengan basa nitrogen
heterosiklik sebagai interval cabangnya. Semua ikatan fosfodiester dapat membentuk
rantai panjang yang linear dengan polaritas spesifik pada 5’-end dan 3’-end. Ujung
nukleotida yang memiliki posisi 5’ dinamakan 5’-end sedangkan ujung lainnya yang
memiliki posisi 3’ dinamakan 3’-end. Berdasarkan konvensi, rantai single asam
nukleat selalu digambarkan dengan 5’-end pada kiri dan 3’-end pada kanan sehingga
arahnya 5’  3’. Reaksi Pembentukan Ikatan Fosfodiester sebagai berikut :

2.9 Biosintesis Nukleotida Purin

Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen


yang dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam sumber
diantara lain :

1. Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara pernafasan.
2. Atom N (1) inti purin bersal dari atom nitrogen gugus amino (-NH 2) molekul
aspartat.
3. Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi yang
berasal dari senyawa donor gugus formil yang mengakibatkn koenzim FH4 (tetra
hidro folat).
4. Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul glutamin.
5. Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan molekul glisin.

Tahapan biosintesis Purin

1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil
pyro phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion
Mg²+ sebagai aktivator.
2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP
dengan glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamat + Ppi.
3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycin amid ribosil-5P) dari hasil reaksi
ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktipkan ATP dan Mg²+ sebagai
aktivator dan yang dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase.
4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim
transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus
formil, membentuk senyawa formil glisin amid ribosil-5P nya. Atom karbon
gugus formil tersebut menempati posisi atom C-8 inti purin.
5. Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukn reaksi aminasi (pada
atom karbon ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa glutamin) dan
terbentuknya senyawa formil- glisinamidin- ribosil-5P.atom N gugus amino yang
baru menempati posisi N-3 inti purin.
6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa amino-
imidazole- ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P
melakukan fiksasi CO2 dengan biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang
difiksasi tersebut menempati atom C (6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan
aspartat membentuk senyawa 5-amino- 4- imidazole- N- suksinil karboksamid
ribosil-5P.
7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi
formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4
(tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, maka terbentukny senyawa 5-
formamido- 4- imidazole karboksamide- ribosil-5P.
8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah
derivat purin yang pertama berupa IMP (inosin monophosphate= inosinic acid)
yaitu derivat hiposantin atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan
dari IMP.

2.10 Sintesis Nukleotida Pirimidin


Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan
yang sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat
(FH4).Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya
penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P
tersebut sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin
berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.

Tahapan biosintesis pirimidin


1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang
dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh
enzim karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol. Berbeda
dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerja pada reaksi pembentukan
urea, dimana reaksi nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam
mitokondria.
2. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan
senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat
transkarbamoilase.
3. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari
molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA=
dihidroorotic acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
4. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase
dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).
5. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan
orotidilat OMP (orotidin mono posphate).
6. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi
orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk
nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.
7. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosintesis nukleotida pirimidin
yang membutuhkan turunan tetrahidrofolat. Gugus metilen pada N5, N10 –
metilen-tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan
tetrahidrofolat dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat
berlangsung dihidrofolat harus direduksi kembali menjadi tetrahidrofolat,
reaksi ini dikatalisis oleh dehidrofolatreduktase. Oleh karena itu, sel yang
sedang membelah, yang harus mengasilkan TMP dan dihidrofolat.

2.11 Katabolisme Asam Nukleat


Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam nukleat yaitu
berturut-turut menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan asam urat.

a) Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai


nukleoprotein.Nukleoprotein dalam pencernaaan akan dipecah jadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam nukleat dan protein. Asam nukleat dan protein selanjutnya
terpisah ke jalur metabolism masing-masing. Asam nukleat yang tersusun atas
monomer-monomer berupa nukleotida dipecah sehingga menghasilkan nukleotida.

b) Katabolisme Nukleotida Menjadi Nukleosida


Nukleosida merupakan sebutan dari nukleotida tanpa gugus fosfat. Dengan
demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa/deoksiribosa dan basa nitrogen.
Tahapan penguraian nukleotida menjadi nukleosida. Di dalam usus halus terjadi
pemutusan ikatan fosfodiester oleh endonuklease (pankreas)
menghasilkanoligonukleotida. Oligonukleotida dipecah lebih lanjut oleh
fosfodiesterase menghasilkan monofosfat. Kemudian dipecah lebih lanjut oleh
nukleotidase menghasilkan nukleosida and orthophosphate. Nukleosida yang
terbentuk adalah Sitidin, Uridin, Adenosin, dan Guanosin

c) Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat


Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan terdegradasi
lebih lanjut menghasilkan asam urat yang selanjutnya diekskresikan dalam urin.
Proses pembentukan asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama, Tahap penguraian
nukleosida purin menjadi asam urat dimulai dari proses deaminasi adenosine menjadi
inosin, kemudian membelah membentuk hipoxantin. Hipoxantin dioksidasi menjadi
xantin dan selanjutnya xantin diubah menjadi asam urat. Kedua, tahap yang dimulai
dari guanosin. Guanosin diubah menjadi guanine yang selanjutnya dideaminasi
menghasilkan xantin. Langkah selanjutnya, xantin dioksidasi menjadi asam urat.
Berikut adalah reaksi penguraian nukleosida menjadi asam urat.

d) Katabolisme Pirimidin
Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
1. Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase
2. Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat

Katabolisme Pirimidin
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam nukleat adalah senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua


Informasi genetika, yaitu seperangkat “cetak biru” tentang karakteristik aktual dan
potensial yang diterima oleh suatu organism dari generasi sebelumnya, untuk
kemudian diwariskan ke generasi berikutnya. Sintesis RNA biasanya dikatalisis
oleh enzim DNA-RNA polimerasemenggunakan sebagai template, sebuah proses
yang dikenal sebagai transkripsi. Inisiasi transkripsi dimulai dengan pengikatan
enzim ke urutan promotor dalam DNA (biasanya ditemukan "upstream" dari gen).
Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses perbanyakan
bahan genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan genetik( DNA atau RNA)
sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik. Katabolisme adalah
reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam nukleat yaitu berturut-turut
menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan asam urat. Asam-asam
nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein. Nukleoprotein dalam
pencernaaan akan dipecah jadi molekul yang lebih kecil yaitu asam nukleat dan
protein.
Daftar Pustaka

Harper, 2001, Biokimia Edisi Ke-27, Buku Kedokteran (EGC), Jakarta.


Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

Robinsson, Trevor. 1995.Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.ITB press.Bandung

Anda mungkin juga menyukai