Disusun oleh :
Kelompok 7 Perikanan A
Rida Nugraha
Hati Nurani
Eki Julianti Aswari
Febrian Kris Avisca
Rizal Nur Ahmad
Edith Eliyanti
Benedikta Prasiwi M.
23011015000
2
23011015000
3
23011015002
7
23011015003
2
23011015003
7
23011015006
4
23011015009
9
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwataala shalawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah Salallahualaihiwassalam berkah
limpahan dan rahmatnya penyusun mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
Asam Nukleat guna memenuhi tugas matakuliah Biokimia Perairan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang dasar
dan manfaat pembelajaran mengenai Asam Nukleat, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa di
Universitas Padjadjaran. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Latar Belakang............................................................................
Tujuan..........................................................................................
1
2
1.3
Manfaat.......................................................................................
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian asam nukleat.............................................................
2.2
Jenis asam nukleat.......................................................................
2.3
Fungsi Asam Nukleat..................................................................
2.4
Sifat Asam Nukleat......................................................................
2.5
Bentuk Asam Nukleat..................................................................
2.5.1 DNA............................................................................................
2.5.2 RNA............................................................................................
2.6
Tingkatan Struktur Asam Nukleat...............................................
2.6.1 Gula Pentosa................................................................................
2.6.2 Gula Ribosa.................................................................................
2.6.3 Basa Nitrogen..............................................................................
2.7
Sintesis RNA dan DNA...............................................................
2.7.1 Sistesis Nukleotida Purin............................................................
2.7.2 Sistesis Nukleotida Pirimidin......................................................
2.8
Katabolisme Asam Nukleat.........................................................
2.8.1 Nukleat Menjadi Nukleotida.......................................................
2.8.2 Nukleotida menjadi Nukleosida..................................................
2.8.3 Katabolisme Purin menjadi Asam Urat.......................................
2.8.4 Katabolisme Pirimidin.................................................................
2.9
Teknik Rekombinan Pemulyaan Ikan..........................................
3
5
6
7
9
9
10
11
12
12
13
15
17
18
20
20
21
21
22
22
2.10
Bioteknologi Perikanan...............................................................
26
5.1
Simpulan......................................................................................
31
5.2
Saran............................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada tahun 1869 Friedrick Mescher , seorang muda bangsa Swiss yang
belajar pada Hoppe-Seyler yang terkemuka di Jerman , mengisolasi inti dari sel
darah putih dan menemukan bahwa inti mengandung suatu zat kaya fosfat yang
sampai sekarang ini tidak diketahui yang dinamakannya nuklein , dan pada tahun
1871 secara nubuat menulis :
Menurut saya tampaknya seluruh family dari zat yang mengandung fosfor
ini, agak sedikit berbeda satu sama lainnya, akan timbul sebagai sekelompok zat
nuklein , yang kemungkinan patut mendapat pertimbangan yang sama dengan
protein.
Ketika nuklein ditetapkan bersifat asam , namanya diganti menjadi asam
nukleat. Riset mengenai biomolekul ini pada decade pertama dari abad ini
menemukan bahwa asam nukleat, seperti protein merupakan polimer. Unit
monomerik dari suatu asam nukleat disebut nukleotida; jadi, asam nukleat juga
disebut polinukleotida. Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic
acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam
ribonukleat. DNA oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang
mempercayai bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian
kimia pada sel-sel.
Penelitian berlanjut mengenai asam nukleat menemukan bahwa unit
nukleotida ini terkait
ditetapkan suatu fungsi selular spesifik untuk asam nukleat ini ( keterlibatan RNA
dalam sintesis protein ). ( Namun, perlu dicatat, bahwa RNA telah diidentifikasi
lebih dini sebagai bahan genetika dari sejumlah virus.) timbulnya biologi
molecular menekankan keunggulan dari DNA maupun RNA, yang beragam
spesies selularnya memiliki peranan mencolok dalam sintesis protein (ekspresi
gen ).
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan dari pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Miescher
(1844-1895)
adalah
orang
yang
mengawali
pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium
Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas
pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan
cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan
menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan
dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa
tetapi tidak larut dalam asam. Kemudian zat ini dinamakan nuclein sekarang
dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat
merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Asam nukleat merupakan polimer besar dengan ukuran yang bervariasi
antara 25.000 /1.000.000 s/d 1 milyar. Asam nukleat baik DNA maupun RNA
tersusun dari monomer nukleotida . Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, basa
nitrogen dan gula pentosa. Basa nitrogen berasal dari kolompok purin dan
pirimidin. Purin utama asam nukleat adalah adenin dan guanin, sedangkan
pirimidinnya adalah sitosin, timin dan urasil.
Nukleotida merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi 5-nya
mengikat asam fosfat (gugus fosfat) dengan ikatan ester. Nukleosida terdiri atas
pentosa ( deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (derivat purin atau
pirimidin) melalui ikatan glikosida.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan dari RNA ialah
ribosa. Basa purin dan pirimidin yang berasal dari DNA ialah adenin, guanin,
sitosin dan timin. Sedangkan basa RNA terdiri atas adenin, guanin, sitosin dan
urasil. Dengan demikian nukleosida adalah penyusun nukleotida dan dapat diberi
nama trivial dan nama sistematis seperti terlihat pada tabel berikut :
Nama Trivial
Nama sistematis
Adenosin
Adenin nukleosida
Guanosin
Guanin nukleosida
Uridin
urasil nukleosida
Sitidin
Sitosin nukleosida
Deoksiribonukleosida
Deoksi-adenosin
Deoksi-Adenin nukleosida
Deoksi-guanosin
Deoksi-Guanin nukleosida
Deoksi- sitidin
Deoksi-timidin
Deoksi-Timin nukleosida
Nitrogen
Adenin (A) Adenosin 5-monofosfat (AMP)
Deoksi
(dAMP)
Timin (T)
-------------------
Deoksi
Sitosin (C)
(dGMP)
Urasil (U)
Deoksi
Adenosin
5-monofosfat
Guanosin
5-monofosfat
Timidin
5-monofosfat
(dTMP)
Deoksi Sitidin 5-monofosfat (dCM
Beberapa nukleotida yang mempunyai fungsi penting dalam sel misalnya
Adenosin 5 monofosfat (AMP), Adenosin 5 difosfat (ADP) dan Adenosin 5-
trifosfat (ATP) yang berperan penting dalam transfer gugus fosfat untuk menerima
dan mengantar energi.
atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein
dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa
gabungan antara protein dan asam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam
nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi unit penyusunnya adalah
nukleotida. ATP adalah salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas yang
berperan sebagai pembawa energi.
2.3
9
10
Pengaruh asam
Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO 4 dengan suhu lebih
Pengaruh alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya
Denaturasi kimia
Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam
nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH 2)2) dan
formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa
11
tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam
nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.
5.
Viskositas
DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi
Kerapatan apung
Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan
CsCl
yang
pekat
akan
bermigrasi
ke
dasar
tabung
dengan
membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju
posisi
gradien
yang
sesuai
dengan
kerapatannya.
Teknik
ini
dikenal
1.
2.
12
2.5.1
DNA
DNA (deoxyribose nucleic acid) merupakan komponen penyusun
kehidupan. Zat inilah yang membuat lebah adalah seekor lebah dan kanguru
adalah kanguru. DNA adalah apa yang membuat tiap-tiap individual (apapun jenis
dan spesiesnya) unik. DNA terdapat pada semua organisme hidup dari mulai
bakteri terkecil sampai ikan paus raksasa. Molekul ini tidak hanya menentukan
sifat fisik, seperti warna rambut dan warna mata, tapi juga kemungkinan penyakit
yang dimiliki. DNA adalah material pembawa sifat yang dapat ditemukan pada
sel. Ia menyediakan instruksi untuk membuat, menjaga, dan mengatur kerja sel
dan organisme.
Asam
ini
adalah
polimer
yang
terdiri
atas
molekul-molekul
Interaksi
ikatan
hidrogen
antara
masing-masing
basa
nitrogen
menyebabkan bentuk dari dua rantai DNA menjadi sedemikian rupa, bentuk ini
disebut double helix. Interaksi spesifik ini terjadi antara basa A dengan T, dan C
dengan G. Sehingga jika double helix dibayang kan sebagai sebuah tangga spiral,
maka ikatan basa-basa ini sebagai anak tangga-nya. Lebar dari anak tangga
adalah sama, karena pasangan basa selalu terdiri dari satu primidin dan satu purin.
2.5.2
RNA
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekul-
molekul ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa
dengan perantaraan gugus fosfat.
Meskipun banyak persamaannya dengan DNA , RNA mempunyai
beberapa perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan
heliks ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai
rantai ganda.
14
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA , tetapi
tidak mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan
demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin
DNA.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin,
demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil.
5. Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan
rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan
penting dalam sintesis protein.
2.6
2.6.1
Gula Pentosa
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester
antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada
gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda.
Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan
dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.
Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai
pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang
terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah
adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina
(T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan
dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya merupakan
molekul RNA.
2.6.2
15
Gula ribosa
Gula dalam asam nukleat adalah jenis gula aldopentosa yakni Ribosa,,bisa
dilihat struktur pada gambar. struktur Hawort (siklik)nya menunjukkan posisi
beta-Furanosa (beta untuk posisi OH yang diatas, Furanosa untuk siklik dari 5
atom karbon).perhatikan untuk C2 nya, disitulah letak perbedaan dari tiap jenis
asam nukleat (DNA & RNA). untuk RNA sama seperti gambar tadi, namun untuk
DNA agak sedikit berbeda, dimana pada atom C2 nya kehilangan atom O nya
sehingga yang ada hanya subtituen H nya saja, itulah dinamakan gula
DEOKSIribosa.
2.6.3
Basa Nitrogen
Basa nitrogen seperti yang kita tau adalah Purin dan Pirimidin, berasal dari
16
dari asam nukleat yang terdiri dari fosfat, basa N, dan gula. nukleosida adalah unit
molekul as. nukleat yang terdiri dari gula dan basa N saja. untuk Basa N, pada
Purin akan berikatan pada atom N9 nya dengan atom C1 dari gula. sedangkan
Pirimidin berikatan pada N1 nya dengan atom C1 pada gula dengan membentuk
ikatan N-glikosida (nukleosida).gambarnya.
pada ujung atas, berakhir pada C5 dan ujung bawah berakhir pada C3. Ini
berguna dalam penulisan sekuensing asam nukleat itulah disebut sebagai ujung 5'3'. Merupakan struktur RNA karena hanya terdiri dari 1 rantai saja, kalau yang
rantai ganda seperti DNA, berarti 2 rantai yang dihubungkan dengan ikatan
hidrogen.
Pasangan adenin timin hanya 2 rangkap ikatan hidrogen, karena pada
strukturnya tidak memungkinkan untuk membentuk 3 rangkap seperti pasangan
guanin sitosin. Dari jaraknya antara O dan H apada pasangan adenin timin, sangat
jauh. sehingga tidak memungkinkan adanya interaksi.Dobel heliksnya.
Untaian yang saling melilit ini, menyumbangkan kestabilan dan
memperdekat jarak (rise) antara pasang2 basanya, sehingga bisa menjadi
utuh,untaian ganda ini juga disusun secara anti paralel, pada rantai 1 dari 5'-3' dan
rantai 2 dari 3'-5'.
2.6.4
Molekul nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat
suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis
sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau
pirimidin. Rumus berikut ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu
nukleoprotein.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA
ialah ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA ialah
adenin,sitosin dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin,guanin, sitosin dan
urasil.
17
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk
enol atau laktim. Pada pH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam entuk keto.
Nukleosida terbentuk dari basapurin atau pirimidin dengan ribose atau
deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat padapentosa oleh ikatan
glikosidik,yaitu pada atom karbon nomor 1. Guanosin adalah suatu nukleosida
yang terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah
molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9 dari basa
purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari pentosa. Untuk basa pirimidin,gugus
OH pada atom C-1berikatan dengan atom H pada atom N-1.
Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin
atau basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ini ialah
yang membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa ;
1.
2.
3.
4.
5.
3.
4.
5.
6.
masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah
basa N. dengan demikian, setiap nukeotida pada asam nukleat dapat dilihat
sebagai nukleosida monofosfat. Namun, pengertian nukleotida secara umum
sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah atau ebih gugus fosfat. Sebagai
contoh, molekul ATP (adenosine trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan
nukleosida dengan tiga gugus fosfat.
Nukleosida terdiri atas nukleosida purin dan nukleosida purimidin.
Nukleosida purin merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa purin,
sedangkan
nukleosida
pirimidin
merupakan
kelompok
nukleosida
yang
mengandung basa piimidin. Jika gula pentosanya adalah ribose seperti halnya
pada RNA, maka nukleosidanya dapat berupa adenosine, guanosin, sitidin, dan
19
uridin. Begitu pula, nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosine
monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat.
Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya DNA,
maka nukleosidanya terdiri atas deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin.
Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi
suatu gen dimulai dan diakhiri. Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi
(permulaan), elongasi (pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
1.
Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana
transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA
yang digunakan sebagai cetakan.
2.
Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks
ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan
DNAnya.
3.
Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan
DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu
urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel
prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu,
polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya,
pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan
AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35
nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
2.7.1
(Guanosin Monofosfat). AMP adalah ester dari asam fosfat dan nukleosida yang
disebut adenosin. AMP terdiri dari gugus fosfat, gula ribose dan adenin
nucleobase.Adapun GMP adalah ester dari asam fosfat dengan nukleosida
guanosin. GMP terdiri dari gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa dan guanin
20
Pembentukan IMP
Inosin monofosfat disintesis melalui jalur de Novo dengan menggunakan
phosphoribose-1-
pyrophosphate (PRPP).
b.
21
2.7.2
22
ADP
(nucleoside monophosphate kinase)
(nucleoside
diphosphate
kinase)
23
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam
nukleat yaitu berturut-turut menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan
asam urat.
2.8.1
nukleat
terdapat
pada
jaringan
tubuh
sebagai
berupa
nukleotida
dipecah
sehingga
menghasilkan
nukleotida.
2.8.2
(pankreas) menghasilkanoligonukleotida.
Oligonukleotida dipecah lebih lanjut oleh fosfodiesterase menghasilkan
monofosfat.
Kemudian dipecah lebih lanjut oleh nukleotidase menghasilkan nukleosida and
orthophosphate.Nukleosida yang terbentuk adalah Sitidin, Uridin, Adenosin,
dan Guanosin
24
2.8.3
adenosine
menjadi
inosin,
kemudian
membelah
membentuk
2.8.4
Katabolisme Pirimidin
Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
25
2.9
melalui perbaikan sifat yang terukur. Pemuliaan dapat dilakukan dengan melalui
cara atau proses seleksi, Prinsip dasar dari seleksi adalah mengeksploitasi sifat
aditif dari allela-allela pada semua lokus yang mengontrol sifat terukur untuk
memperbaiki suatu stain ikan (Gustiano et al.,1999 dalam Kristanto dan Eni,
2007).
Salah satu pemuliaan ikan dapat dilakukan dengan recombinasi gen.
Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah merupakan penggabungan
beberapa gen induk jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang
menyebabkan adanya susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya.
Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru. Ilmu ini mempelajari berbagai
aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion).
Transgenik atau teknologi DNA rekombinan (rDNA) merupakan rekayasa
genetik yang memungkinkan kombinasi ulang (rekombinasi) atau penggabungan
ulang gen dari sumber yang berbeda secara in vitro. Definisi transgenik pada ikan
atau hewan ternak pada umumnya adalah memasukkan DNA rekombinan yang
telah dikendalikan ke dalam genom, sehingga DNA yang dimasukkan ini dapat
26
mengembangkan salah satu aspek dari produktivitas, juga DNA dan efeknya dapat
diturunkan kepada anaknya.
Rekombinasi adalah suatu proses dimana terbentuk kombinasi baru
karakter kultivan yang muncul dalam hereditas, yang disebabkan oleh pertukaran
materi genetic indukan seperti proses terbentuknya Karakter Baru dari kultivan
strain baru dapat ditingkatkan melalui kegiatan seleksi dan isolasi, sehingga
memiliki keunggulan yang lebih baik dari indukannya dan proses pembentukan
karakter tersebut dalam bentuk rekombinasi materi genetik sehingga, rekombinasi
menjadi fase penting dalam setiap program breeding. Breeder dalam program
memacu rekombinasi, beresiko memperoleh hasil yang tidak diharapkan (lebih
buruk dari indukannya) yang artinya akan menghasilkan benih-benih yang lebih
baik dari sebelumnya.
Rekombinasi yang terjadi dalam 1 (satu) siklus breeding tergantung
beberapa faktor genetik seperti : parent relationship, breeding system dan ukuran
populasi. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga populasi.
Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan hal sebagai berikut :
Teknik mikroinjeksi
Mikroinjeksi Teknik mikroinjeksi yang dikembangakan dari teknik
28
Elektroforesis
teknik
mikroinjeksi.
Baru-baru
ini,
laboratorium
kami
telah
mengembangkan teknik elektroforesis ini untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dengan menggunakan sperma yang telah direhidrasi (Kang et al. 1999 dalam
Alimudin et.,al 2003).
3. Cell Mediated Gene Transfer
Metode alternatif lainnya adalah transfer gen dengan bantuan sel, atau
dikenal dengan cell mediated gene transfer. Teknik ini merupakan
pengembangan dari metode mikroinjeksi, dengan pertimbangan bahwa untuk
menghasilkan ikan transgenik membutuhkan banyak waktu, biaya, fasilitas dan
tenaga. Dengan mengisolasi sel yang membawa gen yang mengkodekan protein
aktif, sel tersebut dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, dan pada
saat dibutuhkan dapat ditransplantasikan ke ikan resipien. Teknik ini telah berhasil
diaplikasikan ke ikan rainbow trout dengan menggunakan sel bakal gonad
(PGC, primordial germ cell) yang membawa gen GFP (green fluorescent protein).
Dengan menyuntikannya ke embrio ikan rainbow trout, PGC tersebut berkembang
seperti halnya PGC normal lainnya.
2.10
29
Bioteknologi Perikanan
30
Penggunaan hormon yang tepat dengan ketat dapat merubah sifat fenotip
kelamin ikan. Contohnya, secara genetik ikan nila jantan akan berubah secara fisik
menjadi betina dengan pemberian hormon estrogen. Ikan-ikan jantan ini
dikawinkan dengan ikan jantan alami untuk menghasilkan semua anakan ikan nila
jantan yang tumbuh lebih cepat dan dapat menghindari perkawinan yang tidak
diinginkan yang biasa terjadi pada budidaya nila secara multi-sex. Pada budidaya
ikan nila multi-sex, perkawinan ikan-ikan berukuran kecil sering terjadi dan
menyebabkan kepadatan yang berlebih. Beberapa anakan jantan dari proses ini
memiliki dua kromosom jantan sehingga dapat dijadikan sebagai induk untuk
pembenihan selanjutnya. Manfaat besar dari teknik ini yaitu semua populasi
jantan bisa diproduksi untuk generasi seterusnya tanpa menggunakan hormon.
2.10.4 Hibridasi
Hibridasi merupakan bioteknologi genetik yang semakin mudah dilakukan
dengan berkembangnya teknik pembenihan buatan seperti penggunaan kelenjar
hipopisa atau hormon lainnya yang merangsang perkembangan gamet dan
mendorong pemijahan (pengeluaran telur ikan). Peningkatan pemahaman faktorfaktor lingkungan yang dapat mempengaruhi reproduksi seperti lamanya
penyinaran matahari, suhu atau arus air telah memainkan peranan penting dalam
peningkatan program pembenihan. Sekarang pembudidaya ikan dapat mengatasi
rahasia mekanisme reproduksi ikan secara alami di perairan umum. Hibridasi bisa
digunakan juga untuk menghasilkan anakan satu jenis kelamin (Hibridasi pada
ikan nila Nile dan Nila biru).
2.10.5 Peningkatan Teknologi
Peningkatan
teknologi
reproduksi
ikan
telah
banyak
membantu
32
Sumantadinata
(1988), batasan
dari
bioteknologi
bidang
akuakultur adalah memiliki cakupan yang luas, salah satu yang umum digunakan
adalah suatu kegiatan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa dalam
mengolah bahan dari unsur hayati untuk penyediaan barang dan jasa. Dalam
bidang budidaya ikan hias, khususnya dalam pembenihan, prinsip biologi adalah
sebagai sarana upaya untuk penyediaan induk dan benih ikan hias yang
berkualitas.
Salah satu penyebab rendahnya produksi perikanan Indonesia adalah
kemampuan mengolahnya. Sekitar 20-25 persen produk perikanan tidak dapat
dimanfaatkan karena tidak diolah atau mengalami pembusukan. Ini berarti satu
juta ton ikan terbuang percuma. Beberapa kendala dialami oleh pengusaha
pengolah hasil perikanan untuk menekan persentase ikan yang tidak dapat
dimanfaatkan. Kendala tersebut mulai dari kondisi bahan baku, teknologi
pengolahan, sumberdaya manusia dan tingkat konsumsi ikan.
33
34
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1
3.2
35
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, salafy. http://biologi.budisma.net/struktur-dan-fungsi-asam-nukleat.html.
Diakses pada tanggal 6 november 2016 pada pukul 14.22 WIB
Tarigan, Rani Rehulina. (2012). Teknik-teknik Rekombinasi untuk Tujuan
Pemuliaan Ikan. Melalui: http://blog.ub.ac.id/ranitarigan/2012/11/teknikteknik-rekombinasi-untuk-tujuan-pemuliaan-ikan/. Diakses pada tanggal 6
november 2016 pada pukul 14.42 WIB
Octaviani, Martharia. 2012. Bioteknologi dalam budidaya Perikanan dan
Pengembangan. Melalui: http://martharianioctaviani.wordpress.com/2012.
Diakses pada tanggal 6 november 2016 pada pukul 16.12 WIB
36