Gilang Primanagita R
230110150004
Kelompok : 4
ABSTRAK
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air,
yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, atau eter.
Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan bahan
bakar utama bagi semua organisme. Praktikum mengenai lipid bertujuan untuk
dapat memanfaatkan asam lemak pada pembuatan sabun (safonifikasi)
dan mengkharakteristikan produk sabun yang dihasilkan(kelarutan,uji
gliserol dan ketidak jenuhan).Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara
basa-basa (KOH dan NaOH,dengan asam lemak yang akan dihasilkan
gliserol dan garam yang disebut sebagai sabun. Saponifikasi adalah reaksi
pembentukan sabun yang biasanya dengan bahan asam lemak dan basa.
Reaksi saponifikasi menggunakan alkali dengan trigliserida akan
menghasilkan sabun dan gliserin. Hidrolisis lipid oleh asam akan menghasilkan
gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya. Hidrolisis oleh basa kuat akan menghasilkan
campuran sabun K+ dan Na+ dan gliserol.
Kata Kunci : Lipid, Hidrolisis Lemak, Saponifikasi, Gliserol
ABSTRACT
Lipids are oily or greasy organic compounds that do not dissolve in water, which
can be extracted from cells and tissues by nonpolar solvents, such as chloroform or ether.
The type of lipid that most of the fat or triacylglycerols, which is the main fuel for all
organisms. Practicum on lipid aims to utilize fatty acids in the manufacture of soap
(saponification) and to characterize the resulting soap products (solubility, glycerol and non
jenuhan test) .Saponifikasi is a hydrolysis reaction between bases (KOH and NaOH, with a
fatty acid to be produced glycerol and salt called as soap, saponification is the formation
reaction of soaps that usually the material fatty acids and bases. reaction saponification
using alkali triglycerides will produce soap and glycerin. the hydrolysis of lipids by the acid
will produce glycerol and fatty acids are a constituent. Hydrolysis by strong base will
produce a mixture of soap K + and Na + and glycerol.
Keywords: Lipids, Fats hydrolysis, saponification, Glycerol
PENDAHULUAN
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air,
yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, atau eter.
Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan bahan
bakar utama bagi semua organisme. (Lehninger, 1982).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga
merupakan sumber energi utama yang digunakan sebagai energi
cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh,
dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut
zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa memiliki
beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan
lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon
kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D
(Sutresna 2009).
Senyawa-senyawa
yang
termasuk
lipid
dapat
dibagi
dalam
lemak
dan senyawa
alkali
(basa).
Bahan pendukung
dalam
pun beragam, ada yang sebagai sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun
cuci peralatan rumah tangga dan lain sebagainya ( Herbamart, 2011)
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari
minyak. Gugus induk lemak disebut fatty acid yang terdiri dari rantai
hidrocarbon panjang (C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus
karboksil.
Asam
lemak
rantai
pendek
jarang
digunakan
karena
Tujuan
Tujuan melakukan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu memanfaatkan asam
lemak pada pembuatan sabun (saponifikasi) dan mengkarakterisasi produk sabun yang di
hasilkan (kelarutan,uji gliserol dan ketidak jenuhan)
METODELOGI
Praktikum lipid ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 november 2015,
bertempat di Laboratorium Akuakultur, Gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Padjadjaran.
Peralatan yang digunakan selama praktikum ini yaitubeaker glass yang berfungsi
sebagai tempat menaruh sampel, hot plate sebagai alat pemanas,tabung reaksi sebagai tempat
untuk menempatkan sampel yang akan diberi perlakuan/diuji.Spatula berfungsi untuk
mengaduk sampel / larutan, Gelas ukur berfungsi untuk mengukur sampel.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu aquadest sebagai media pelarut minyak,
minyaksebagaisampel, KoH, NaOH, H2SO4, dan CH3COOH untuk mempercepat minyak
dan air bersatu.
Prose
Disiapkan 1 tabung reaksi
Ke
Sampel
Pemanasan
Perlakuan
Pemanasan
Perlakuan
basa
15 Menit
Ganjil=
KOH &
H2SO4
NaOH
Genap=
Minyak dan
(1ml)
Aquades ,
Terbentuk dan
CH3COOH
Endapan
aquades tidak
minyak dan
lapisan atas
kuning
tercampur
KOH
berwarna putih
diatas, putih
warna pudar
tercampur
bening di
membentuk
bening
bawah
Minyak dan
larutan putih
Minyak,
Semua larutan
Terdapat 2
aquades tidak
aquades dan
bersatu, warna
lapisan yang
tercampur,
NaOH
putih susu
tidak
minyak di
menyatu
kekuningan(keruh) menyatu,
lapisan atas
berwarna
dan berbuih
warna kuning
putih susu
Minyak
diatas,
pudar
3
berbentuk
Goreng Lapisan
Ada lapisan
Aquades keruh,
buih minyak
Ada lapisan
minyak
putih pucat
minyak kuning
warn kuning
kuning pucat,
dan kuning,
keruh, ada
menyatu,
bintik oren
gelembung dan
minyak
busa diatas
diatas,
minyak
aquades
dibawah,
membentuk
bening
tidak bau
buih minyak
dibawah
Minyak dan
Minyak +
Ada 2
aquades tidak
aquades +
tercampur
NaOH
Berbuih
lapisan
warna
kuning
kuning pudar
warna putih
berada
susu
diatas dan
PEMBAHASAN
Reaksi saponifikasi adalah suatu reaksi yang melibatkan lemak atau minyak dengan
suatu alkali yang akan menghasilkan sabun dan Gliserol. Berdasarkan hasil praktikum lipid
yang sudah di lakukan dengan menggunakan sampel berupa minyak goreng dan minyak
zaitun, menghasilkan data seperti pada tabel di atas. Praktikum kali ini, kelompok 4
menggunakan minyak goreng sebagi sampel yang ditambahkan pereaksi basa yaitu NaOH
dan peraksi asam yaitu CH3COOH.
Perlakuan pertama yaitu sampel yang berupa minyak zaitun ditambahkan aquades.
minyak dan aquades tidak bercampur, hal ini disebabkan karena minyak bersifat nonpolar
atau tidak menyatu dengan larutan polar atau air (Harbore 1987). Selanjutnya penambahan
NaOH lalu dipanaskan selama 10 menit pemberian NaOH berfungsi sebagai pemberi busa
pada pembuatan sabun,Melalui reaksi NaOH mengubah minyak menjadi sabun,hasil yang
didapat yaitu cairan minyak dan aquades menyatu,.Tujuan penambahan NaOH adalah untuk
mempercepat terjadinya proses penyabunan, dimana NaOH merupakan basa yang dapat
menghidrolisis lemak sehingga terbentuk gliserol dan sabun, dimana pada proses hidrolisis
lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol Proses saponifikasi harus dilakukan oleh
senyawa alkali misalnya KOH dan NaOH. Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka
produk reaksi tersebut berupa sabun keras (padat), sedangkan basa yang digunakan berupa
KOH maka produk reaksi berupa sabun cair (Dalimunthe 2009). Pada pengamatan
selanjutnya yaitu pemberian perlakuan asam H 2SO4 pada minyak goreng setelah diberi asam
larutan Larutan menjadi 2 lapisan warna kuning berada diatas dan putih berada dibawah.
pemberian asam pada larutan minyak goreng yang telah diberikan basa berguna untuk
menghidrolisis lemak agar gumpalan pada lemak sepenuhnya hilang.
Hidrolisis lipid oleh asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak
penyusunnya. Hidrolisis lipid oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan
campuran sabun k+ atau Na+ dan gliserol. Minyak zaitun dan minyak goreng yang diberikan
KOH atau NaOH dan asam CH3COOH dan H2SO4 akan menghasilkan buih.
Proses saponifikasi akan berhasil jika setelah pemberian asam sampel menghasilkan
warna putih dan berbuih diatasnya. Seperti pada data yang di dapatkan oleh kelompok 8 dan
14.
Hal yang membuat larutan tidak menjadi sabun seutuhnya di sebabkan karena proses
pemanasan yang kurang lama dan suhu yang kurang optimal seperti yang sudah si sebutkan
(Sudarmo 2005) proses hidrolisis ini disebut penyabunan atau saponifikasi. Hidrolisis oleh air
akan terjadi jika lemak atau minyak dipanaskan dengan air pada suhu 180 c dan tekanan 10
atm, kemudian akan terhidrolisis menjadi gliserol dan asam-asam lemak, Penambahan NaoH
harus diperhatikan, karena apabila penambahan KOH sedikit maka proses perubahan minyak
menjadi sabun menjadi kurang sempurna sehingga sabun akan banyak mengandung asam
lemak.
Unutk persamaan reaksi saponifikasi ini yaitu sebagai berikut :
Prinsip percobaan pada semua kelompok adalah sama, yakni dengan penambahan basa
terhadap sampel adalah untuk mempercepat reaksi penyabunan, dan pemberian asam berguna
untuk proses hidrolisis lemak, hasil dari hidrolisis lemak adalah gliserol dan asam lemak
(Campbell 1987).
KESIMPULAN
Reaksi saponifikasi adalah suatu reaksi yang melibatkan lemak atau minyak dengan
suatu alkali yang akan menghasilkan sabun dan Gliserol. Hidrolisis lipid oleh basa kuat
(KOH atau NaOH) akan menghasilkan campuran sabun k+ atau Na+ dan gliserol. Tujuan
penambahan NaOH untuk mempercepat terjadinya proses penyabunan, Penambahan asam
pada sampel minyak zaitun dan minyak goreng berfungsi untuk menghidrolisis lemak. Hasil
dari hidrolisis lemak berupa gliserol dan asam lemak. Sampel yang di gunakan kali ini adalah
minyak goreng dan minyak zaitun, ketika sampel tersebut di beri penambahan basa dan asam
maka akan menghasilkan buih yang menadakan proses saponifikasi. Praktikum tentang lipid
dari sampel kelompok kami yang kami uji yaitu minyak goreng yang di beri NaOH dan
penambahan asam lemah yaitu CH3COOH belum sempurna, karena masih terdapat minyak
dalam sampel yang di uji. Faktor yang mempengaruhi belum sempurnanya proses
saponifikasi kelompok kami di sebabkan karena proses pemanasan yang kurang lama dan
kurang optial, selain itu kelopok kami mendapatkan sampel asam lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, A. dan Titin, S. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasind
Amir,Taufik.2010.Inovasi Pendidikan melalui problem based
learning.Jakarta:Kencana
Deni, P. 2006. Kimia Jilid 3B Untuk Kelas SMA. Klaten : Intan Pariwara.
Sudarmo, U. 2006. Kimia untuk SMA kelas XI1. Surakarta : Phibeta.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994..
Satyawibawa, Iman dan Yustina Erna Widyastuti. 1992.Kelapa Sawit Dan Pengolahannya.
Jakarta: Ganesha Exacta
Sudarmo, U. 2006. Kimia untuk SMA kelas XI1.Surakarta : Phibeta.
Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2009.
Taufik. 2010. Metabolisme Lipid. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Alaudin: MAKASSAR
LAMPIRAN