Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SIFAT SIFAT FISIKA KIMIA ASAM NUKLEAT

Dosen pembimbing :

DR. IR. EFRIZAL, M.SI

Disusun oleh kelompok V

Khairunnisa 1910422027

Dela Lidia 1910422029

Mega Lestari 1910422031

Hesti Dwi Marcellinaa 1910422039

Sonia Farmila Syahril 1910422041

Zulia Nur Syahbani 1910422045

Zakia Rahma 1910423001

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik didalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan
bermanfaat. Terima kasih sebelum dan sesudah penyusun ucapkan kepada dosen kita
Dr. Ir. Efrizal, M.Si beserta asisten-asisten dosen serta teman-teman sekalian yang
telah membantu, baik bantuan moril maupun material, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penulisan laporan praktikum yang berjudul “ Sifat-Sifat Fisika dan
Kimia Asam Nukleat”. Penyusun menyadari, di dalam penulisan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata
bahasa maupun cara penyusunan kata. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik
saran guna untuk menyempunakan laporan selanjutnya. Harapan dari penyusun,
semoga apa yang kami susun ini kiranya dapat bermanfat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil ilmu pengetahuan. Adapun isi laporan
ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada sebelumnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghasilkan keturunan baru, informasi genetik diwariskan dari orang tua
kepada keturunannya. Proses demikian disebut dengan Hareditas. Gen adalah bagian
dari DNA kromosom yang mengkode satu buah molekul RNA spesifik, yang
selanjutnya mengkode untuk polipeptida tertentu. Gen tersusun dari DNA (Deoxyribo
Nucleic Acid). DNA bersama-sama dengan protein histon dan non histon membentuk
benang-benang kromatin yang selanjutnya menyusun kromosom.

DNA merupakan dasar secara kimiawi dari hereditas. Percobaan yang


membuktikan bahwa DNA mengandung informasi genetik, dilakukan pertama kali
oleh Frederick Griffith dan co-workers. Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher
(1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti
sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel
yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan
dalam asam encer dan dengancara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada
sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat
memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu
zat yang larut dalam basa tetapi tidaklarut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan
”nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan
bahwa asam nukleat merupakan salahsatu senyawa pembentuk sel dan jaringan
normal.Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau asam
deoksiribo nukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA oleh
seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasia kehidupan
dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.Sel yang dipilih oleh
Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nya dan beliau
mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari
ruang bedah.

Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang
sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan 
pada umumnya terikat pada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA
dalam intisel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan
protein ini disebut nucleoprotein
1.2 Tujuan
 Unuk mengetahui sifat kimia dari asam nukleat
 Untuk mengetahui sifat fisika dari asam nukleat
 Untuk mengetahui pengaruh sifat asam nukleat terhadap DNA atau RNA itu
sendiri
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup
dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribo nukleotida , disebut asam
deoksi ribonukleotida (DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit ribonukleaotida disebu
tasam ribonukleaotida (RNA). Asam nuklera merupakan polimer nukleotida yang
berfungsi dalam penyimpanan serta pemindahan informasi genetic (Yuwono, 2009).
DNA pada makhluk hidup dapat ditemukan pada inti sel (nukleus),
mitokondria, dan klorofil. Pada manusia, DNA ditemukan pada inti sel dan
mitokondria.6,14 DNA pada nukleus berbentuk linear dan memiliki jumlah pasang
basa sekitar tiga milyar, sedangkan DNA yang berada di mitokondria (mtDNA)
berbentuk sirkuler dan memiliki jumlah pasang basa lebih sedikit yaitu sekitar
160.000. Namun, apabila terjadi mutasi pada DNA mitokondria, dapat terjadi
kerusakan pada sistem yang peka terhadap kebutuhan energi seperti sistem saraf dan
otot. Terdapat empat basa dalam DNA, yaitu adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan
timin (T). Adenin akan membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin, sedangkan
guanin akan membentuk tiga ikatan hidrogen dengan sitosin. Kombinasi jumlah dan
susunan yang terbentuk antara ikatan-ikatan basa ini memungkinkan setiap indvidu
memiliki cetak biru genetik yang spesifik dibandingkan organisme lain (Calladine,
2014).

 2.2. Jenis-jenis Asam Nukleat

Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam
deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA
maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa.
Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein
danasam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer
sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh
nukleotida asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energy.
Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) (Fessenden, 1990).
2.3 Perbedaan Struktur DNA dan RNA

Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama
terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa,
sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada
posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’- deoksiribosa.

Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya.
Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin
aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin
(bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada
DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk
pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin
terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan sebagai gantinya
terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus metil
pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil
(Endah dan Latifa,2010).
BAB III

PEMBAHASAN

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup
dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel (Yuwono, 2009). Asam nukleat ini memiliki beberapa sifat kimia dan fisika
antara lain stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruhi alkali, denaturasi kimia,
viskositas dan kerapatan apung.

a. Stabilitas asam nukleat

Ketika melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau struktur sekunder RNA,
sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil akibat adanya ikatan
hidrogen di antara basa-basa yang berpasangan. Stabilitas asam nukleat tidak
dipengaruhi dengan ikatan hidrogen, karena peranan ikatan hidrogen hanya untuk
spesifitas pasangan gandanya. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa
hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air apabila
DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Penentu stabilitas struktur asam nukleat
terletak pada interaksi penempatan (stacking interactions) antara pasangan-pasangan
basa. Permukaan basa yang bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul air
dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi
kuat.

b. Pengaruh asam

Asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna apabila berada dalam asam pekat
dan suhu tinggi. Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu
lebih dari 100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi
komponen-komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya
ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga asam nukleat
dikatakan bersifat apurinik.

c. Pengaruh alkali

Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status


tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan
struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut
kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya
sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami
denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH netral sekalipun,
RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan dengan DNA karena
adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.

d. Denaturasi kimia

Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada
pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid
(COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat
merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat menjadi
berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.

e. Viskositas

DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena
diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa
sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu,
DNA merupakan molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai
viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi sangat rentan
terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri ketika kita
hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.

f. Kerapatan apung

Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung
(bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat
molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang
sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi
dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam CsCl yang pekat akan bermigrasi
ke dasar tabung dengan membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA
akan bermigrasi menuju posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini
dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density
gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik. Oleh karena dengan teknik
sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar tabung dan protein akan
mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA maupun dari protein.
Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena
kerapatan apung DNA (ρ) merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam
hal ini, ρ = 1,66 + 0,098% (G+C).
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan penting
dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam
nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul
nukleotida sebagai monomer nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas empat,
gula pentosa dan basa nitrogen nitrogen atau basa nukleotida (basa N).

Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau DNA dan
asam ribonukleat atau RNA. Dilihat dari strukturnya, perbedaan diantara kedua
macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosa nya. Pada
Erna gula pentosa-nya adalah ribosa. Sedangkan pada DNA gula pentosa nya
mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2' sehingga dinamakan pula
gula 2 aksen reaksi ribosa. Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul
DNA sebagai Dua rantai polinukleotida yang saling memiliki membentuk spiral
dengan arah pilihan ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai menghadap
ke arah luar sumbu pilihan sedangkan basa N menghadap ke arah dalam sumbu
pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai pasangan-pasangan basa antara
kedua rantai titik Dalam hal ini basa A pada suatu rantai akan berpasangan dengan
basa T. Pada rantai lainnya sedangkan basa G akan berpasangan dengan basa C.
Pasangan-pasangan basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah non
kovalen basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap 2 sedangkan basa G
dan C dihubungkan oleh catatan ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan
hidrogen tersebut menjadikan ke dua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan
saling komplementer. Asam nukleat juga memiliki sifat fisika dan kimia antara lain:
stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkali, denaturasi kimia, viskositas
dan kerapatan apung.
DAFTAR PUSTAKA

A.H. 1982. Kimia Organik, Jilid 1, Jakarta: Erlangga

Calladine C. Understanding DNA. Igarss 2014. 2014. 1-5 p.

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., Alih bahasa Pudjaatmaka, A.H. (1982). Kimia
Organik, Jilid 1, Jakarta: Erlangga

Wulandari, Endah dan Laifa, A.H. 2010. Integrasi biokimia kedokteran. Jakarta

Yuwono, T. 2009. Biologi Molekuler, Mikrobiologi Fakultas pertanian universitas


gadjah mada, 209-215, Jakarta, erlangga
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai