Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TAKSONOMI INVERTEBRATA

PORIFERA

Dosen Pengampu :

Nur Hidayah, M.Pd

Disusun Oleh:

Achmad Khoirul Anam (2011060230)

Lili Anisa Carolin (2011060086)

Lilis Sundari (2011060413)

Nanda Fifta Aulia Sari (2011060319)

Kelas/Semester :

Pendidikan Biologi A/3

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Raden Intan Lampung Tahun Ajaran 2021


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. atas semua rahmat, taufiq dan hidayah serta inayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa adanya halangan yang melanda. Tak lupa
sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah menyelamatkan kita dari jalan
yang gelap menuju jalan yang terang.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Taksonomi Invertebrata. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai "Porifera". Makalah ini diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang Porifera yang ada pada salah satu materi dalam Mata kuliah Taksonomi Invertebrata.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Lampung, September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1

C. Tujuan.......................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Porifera.................................................................................................................3

B. Struktur Tubuh Porifera..........................................................................................................5

C. Klasifikasi Porifera.................................................................................................................7

D. Manfaat Porifera Bagi Kehidupan..........................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................................10

B. Saran ....................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam hewan invertebrata atau
avertebrata. Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas
kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel
(multiseluler) sel-selnya mengalami deferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh
sehingga aktivitasnya semakin komplek.

Salah satu hewan yang termasuk hewan tidak bertulang belakang adalah Filum Porifera. Filum Porifera
merupakan hewan bersel banyak paling sederhana atau primitive. Dikatakan demikian karena kumpulan
organ maupun kemampuan geraknya sangat kecil dan akhirnya bersifat sessile. Porifera dikenal juga
sebagai hewan berpori. Dibandingkan dengan protozoa maka susunan tubuh porifera lebih komplek.

Perkembangan Embrio hewan Multiseluler melalui tahap-tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada
yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan dipoblastik. Untuk hewan yang memiliki
tiga lapisan kulit dalam tubuh nya dinamakan tripoblastik. Struktur tubuh dan sistem sistem yang ada
pada hewan invertebrata berbeda-beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan sistem
tubuhnya. Tubuh porifera tidak lagi terdiri atas satu sel melainkan telah terdiri atas banyak sel.
Berdasarkan sejarah embrionalnya dan ciri-ciri khusus dimiliki oleh porifera beberapa ahli memasukkan
porifera ke dalam kelompok parazoa atau hewan sampingan.

Filum porifera ini merupakan hewan invertebrata yang mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh dari
porifera bermacam-macam, ada yang berbentuk seperti piala, kotak, terompet dan adapula yang
bercabang menyerupai tumbuhan. Struktur tubuhnya radial simetris pada umumnya hidup di laut, namun
ada beberapa yang hidup didalam air tawar. Hewan-hewan ini tidak aktif, tidak bertangkai melainkan
tumbuh pada pangkalnya, porifera mengeluarkan zat sisa metabolisme (ekskresi dan respirasi) secara
difusi melalui permukaan tubuh. Porifera memiliki sel koanosit yang berfungsi sebagai alat pencernaan
dan sel arkeosit yang berfungsi sebagai alat reproduksi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian porifera?

2. Bagaimanakah struktur tubuh porifera?

3. Bagaimanakah klasifikasi porifera?

4. Apa manfaat porifera bagi kehidupan?


C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian porifera.

2. Mengetahui struktur tubuh porifera.

3. Mengetahui klasifikasi porifera.

4. Mengetahui manfaat porifera bagi kehidupan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Porifera

Porifera berasal dari kata porus yaitu lubang-lubang kecil dan fera yaitu mengandung. Jadi, porifera
diartikan sebagai hewan yang memliki atau mengandung pori. Filum porifera atau dikenal juga dengan
nama spons merupakan hewan yang bersel banyak (metazoa) paling sederhana atau primitive. Dikatakan
demikian karena kumpulan sel-selnya belum terorganisir dengan baik dan belum mempunyai organ
maupun organ sejati. Walaupun porifera tergolong hewan,namun kemampuan geraknya sangat kecil dan
hidupnya bersifat menetap sebagian besar jenis hewan Porifera ini hidup di laut namun hanya sebagian
saja yang hidup di air tawar. 1

Porifera memiliki ciri utama yaitu tubuhnya yang berpori-pori, bentuknya seperti vas bunga, pipih
atau bercabang dan melekat di dasar air. Adapun fungsi pori-pori pada hewan ini yaitu sebagai tempat
untuk masuknya air yang mengandung bahan makanan ke dalam tubuh. Untuk bagian rangka luar hewan
ini terdiri atas spikula yang tersusun dari zat kapur dan zat kersik. Porifera merupakan salah satu hewan
yang menyusun terumbu karang, hewan ini banyak terdapat di air laut ada yang hidup sendiri (soliter) dan
ada juga yang berkoloni.

Hewan Porifera yang hidup di air dangkal seperti di kolam atau aliran sungai ialah jenis
Spongillidae. Walaupun sangat berbeda, porifera termasuk dalam kerajaan animalia karena multiseluler,
heterotrof, tidak punya dinding sel, dan menghasilkan sel sperma. Tapi, tidak seperti hewan lainnya
mereka tidak punya jaringan dan organ, serta tidak punya kesimetrisan tubuh. Mereka beradaptasi dengan
bentuk tubuh yang memungkinkan air masuk lewat pori-pori dan zat makanan mengendap, kemudian air
keluar bersama limbah lewat oskulum di bagian atas mirip cerobong asap. Porifera memiliki rangka
dalam dari spongin atau spikula. Semua porifera adalah makhluk air yang tidak berpindah tempat (sesil).
1
Ayi Reni Rahmawaty. 2013 “Makalah Porifera” Akses dari https://id.scribd.com/doc/120445904/Makalah-
Porifera
Kebanyakan porifera adalah spesies air laut, dari zona pasang surut sampai kedalaman 8000 m, ada
juga yang tinggal di air tawar. Kebanyakan porifera memakan bakteri dan partikel makanan yang masuk
bersama air lewat pori-pori mereka, ada juga yang bekerjasama dengan mikroorganisme yang dapat
berfotosintesis untuk mendapatkan makanan, sisanya yang tinggal di daerah miskin makanan beradaptasi
menjadi karnivora dan memakan krustasea kecil.

Porifera bereproduksi secara seksual atau aseksual. Perkembangbiakan secara seksual belum
dilakukan dengan alat kelamin khusus, baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel
amubosit khusus yang disebut arkeosit. Ovum yang belum atau telah dibuahi oleh spermatozoid tetap
tinggal di dalam tubuh induknya (mesoglea). Setelah terjadi pembuahan, maka zygot akan mengadakan
pembelahan berulang kali, akhirnya terbentuk larva yang berambut getar yang disebut amphiblastula, dan
amphiblastula ini kemudian akan keluar dari dalam tubuhnya melalui oskulum. Setelah amphiblastula ini
tiba di lingkungan eksternal,dengan rambut getarnya kemudian ia akan berenang-renang mencari
lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan hidupnya seperti lingkungan yang kaya dengan O2 dan
zat-zat makanan. Larva ini kemudian akan berubah menjadi parenchmula. Bila telah menemukan tempat
yang sesuai, maka ia akan meletakan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi
porifera baru.

Sedangkan perkembangbiakan secara non seksual dilakukan dengan cara membentuk tunas atau
kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru.
Adapun porifera yang membentuk kuncup ke arah dalam, cara ini menjadi penyesuaian diri terhadap
lingkungan yang kurang menguntungkan. Butir benih atau gemul di bentuk dari sel arkeosit, dikelilingi
oleh dinding tebal dari kitin dan di perkuat oleh spikula, serta di lengkapi oleh zat makanan. Cara
reproduksi demikian umumnya di temukan pada porifera yang hidup di air tawar.2

Ciri-ciri morfologi porifera :

- Tubuhnya berpori (ostium)

- Tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.

- Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan.

Ciri-ciri anatomi porifera :

- Memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon dan leukon (ragon)

- Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

2
Abdul haris. 2019. “Keanekaragaman dan Komposisi Jeni Sponge Terhadap Larva Nyamuk di Reef Flat Pulau
Barranglompo” Jurnal Torani Vol 3 No 1.
B. Struktur Tubuh Porifera

Tubuh porifera berongga dan disokong oleh mesohil, zat mirip jeli yang tersusun dari kolagen,
mesohil mengandung sel yang disebut amebosit yang memiliki berbagai fungsi seperti mengedarkan sari
makanan dan oksigen, membuang partikel sisa metabolisme, dan membentuk sel reproduktif. Mesohil
sendiri berada di antara dua lapisan sel yaitu pinakosit dan koanosit, pinakosit berada di bagian luar dan
berfungsi menutup tubuh bagian dalam.

Sel-sel pinakosit berbentuk pipih dan rapat, di antara pinakosit terdapat ostium (pori-pori) yang
menjadi jalan masuknya air, dalam sebagian besar porifera, pori-pori ini tersusun dari sel tabung yang
bernama porosit, sedangkan koanosit berada di dalam, bentuknya agak lonjong dan sel-selnya memiliki
flagelum (cambuk) yang berfungsi mendorong air di dalam tubuh porifera keluar, koanosit ini melapisi
rongga dalam porifera (spongosol). Tipe sel lainnya antara lain oosit dan spermatosit yang berguna dalam
proses reproduksi, lofosit yang mensekresikan benang kolagen dan sklerosit yang mensekresikan spikula
yang berfungsi sebagai rangka spons.

Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan, yaitu :

a. Pinacocyte atau pina coder, seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam, bagian
sel pinacocyte dapat berkontraksi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit membesar
atau mengecil

b. Mesohyl atau mesoglea, terdiri atas zat semacam agar (gelatinous protein matrix), mengandung bahan
tulang dan sel amebocyte

c. Choanocyte, yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuk coanocyte agak lonjong, ujung yang
satu melekat pada mesohyl dan ujung yang lain berada di spongocoel serta dilengkapi sebuah flagellum
yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flagella pada lapisan choanocyte menghasilkan arus air di
dalam spongocoel kearah osculum, sedangakan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Berdasarkan system aliran air bentuk tubuh porifera dibagi menjadi tiga tipe yaitu Asconoid,
Syconoid, dan Leuconoid. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori, yang merupakan
lubang air masuk ke spongosol, untuk akhirnya keluar melalui osculum. 3

• Askonoid berbentuk paling sederhana, menyerupai vas atau jambangan, spongosolnya berbentuk batang
dan dilapisi koanosit, tetapi flagelanya tidak mampu mendorong air keluar (dan aliran air yang berisi
makanan dan oksigen menjadi lambat) sehingga tubuh porifera jenis ini kecil.

• Kelemahan pada askonoid diiperbaiki porifera tipe Sikonoid dimana dinding tubuhnya melipat secara
horizontal, lipatan dalam membentuk saluan berflagela dilapisi koanosit, dan lipatan luar sebagai saluran
masuk atau ostium, lipatan ini memperlebar ruang dalam porifera dan secara langsung meningkatkan
jumlah sel koanosit, karena sel koanosit yang agak lebih banyak dari tipe Askonoid, aliran air menjadi
lebih cepat dan spons dapat tumbuh agak besar.

• Leukonoid lebih kompleks dengan mengisi hampir seluruh rongga porifera dengan mesohil, di dalam
mesohil terdapat rongga-rongga kecil berlapis sel koanosit berflagela dan rongga ini disambung oleh
saluran-saluran kecil, saluran ini juga menyambung ostium dengan oskulum, sehingga aliran air yang
masuk lewat ostium didorong oleh koanosit dalam rongga-rongga ini kemudian langsung keluar ke
oskulum, karena banyaknya koanosit, hal ini dapat mempercepat alian air dan memperbesar ukuran spons.

Adapun rangka Mesohil berfungsi sebagai rangka dalam dalam spons, mesohil dapat diperkuat
dengan spongin atau spikula, spikula tersusun dari silika atau kalsium karbonat, spikula dihasilkan sel
sklerosit. Beberapa porifera selain rangka dalam juga memiliki rangka luar seperti sclerospongia atau
porifera keras rangka luar dihasilkan oleh pinakosit (lapisan sel terluar).

Proses pencernaan pada porifera bersifat holozoik, dan saprozoik. Pada proses pertama partikel-
partikel makanan menempel pada kalor, kemudian pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit bertindak
sebagai filter. Makanan yang telah di saring oleh filter tadi di olah di dalam vakuola makanan dengan
bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrase,protease, dan lipase). Vakuola tadi kemudian
mengadakan gerakan siklosis (dalam rangka mengedarkan sari-sari makanan di dalam sel koanosit itu
sendiri). Setelah itu zat-zat makanan akan diedarkan ke sel-sel tubuh secara difusi dan osmosis oleh
amubosit.

Alat pernafasan pada porifera terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar) dan koanosit (bagian
dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan keseluruh tubuh oleh sel-
selamubosit. Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat
pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan selanjutnya
dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan rongga spongocoel. Selain
melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan proses pencernaan dan sirkulasi zat
makanan. Selanjutnya, air keluar melalui oskulum.

3
Efra D.L Wantah. 2018. “Uji Aktifitas Larvasida dari Beberapa Ekstrak Sponge Terhadap Larva Nyamuk” Jurnal
Ilmiah Platax Vol 6 No 2.
C. Klasifikasi Porifera

Berdasarkan struktur rangkanya porifera dibedakan menjadi :

1. Calcarea, disebut juga porifera kapur, karakteristiknya adalah spikula yang terbuat dari kalsium
karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit.

2. Hexactinellida, diisebut juga porifera kaca, karakteristiknya adalah spikula yang tersusun dari silika
(kaca).

3. Demospongiae, 80% dari semua porifera di dunia merupakan anggota kelas ini, rangkanya terbuat
spikula dan benang spongin.

4. Homoscleromorpha, Sebelumnya bagian dari Demospongiae, tetapi baru-baru ini diakui sebagai kelas
tersendiri, tidak ada perbedaan mendasar dengan demospongia, tetapi hanya berbeda secara genetik

5. Sclerospongia (Porifera karang) dalam beberapa buku pelajaran porifera jenis ini masih dianggap
sebagai kelas tersendiri karena karakteristiknya yang berbeda dengan porifera lainnya, yaitu memiliki
rangka luar dari kalsium karbonat sehingga bentuknya mirip karang seperti namanya, akan tetapi secara
genetik Sclerospongia dapat dimasukkan dalam Calcarea atau Hexactinellida.

Contoh dari hewan Porifera antara lain :

1. Leucosolenia, adalah spesies porifera yang tergolong dalam kelas Calcarea. Spesies ini juga
merupakan babak dari filum Porifera, subregnum Parazoa, dan regnum Animalia.

2. Euplectella, adalah genus porifera kaca yang mencakup Keranjang Bunga Venus yang terkenal

3. Spongilla, yaitu spesies porifera yang tergolong dalam kelas Demospongiae. Spesies ini juga yaitu
anggota dari kelas Demospongiae, filum Porifera, subregnum Parazoa, dan kingdom Animalia. Seperti
porifera pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori dan permukaan yang keras seperti batu.
D. Manfaat Porifera Bagi Kehidupan

Di alam, anggota Porifera berperan penting sebagai penyusun biodiversitas di dasar samudera.
Anggota filum ini juga mampu bersimbiosis dengan bakteri dan menghasilkan “bioaktif”. Bioaktif ini
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, misalnya sebagai obat anti kanker. Filum Cnidaria juga
memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Hewan-hewan tersebut membentuk lingkungan terumbu
karang (coral reef) yang berfungsi sebagai pelindung pantai, tempat hidup berbagai anggota Avertebrata
lain, tempat berlindung dan tempat mencari makan bagi ikan, tempat bertelurnya berbagai jenis biota laut,
serta tempat pemijahan ikan dan udang secara alami. Karang-karang yang berwarna-warni juga sangat
indah dan menarik untuk wisata alam, khususnya bagi orang-orang yang senang bertualang di dalam laut.

Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai
alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor.
Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia
mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera
seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Spons menghasilkan senyawa
bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-
obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti
kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan
senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.

Selain itu, secara singkat manfaat porifera bagi kehidupan manusia, diantaranya:

• Filum Porifera tidak jauh beda dengan filum invertebrata yang lain. Porifera memilki peranan yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons mandi
dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker.
• Sebagai makanan hewan laut lainnya

• Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut

• Sebagai hiasan akuarium

• Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci

• Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Porifera berasal dari kata porus yaitu lubang-lubang kecil dan fera yaitu mengandung. Jadi, porifera
diartikan sebagai hewan yang memliki atau mengandung pori. Filum porifera atau dikenal juga dengan
nama spons merupakan hewan yang bersel banyak (metazoa) paling sederhana atau primitive. Porifera
bereproduksi secara seksual atau aseksual. Perkembangbiakan secara seksual belum dilakukan dengan
alat kelamin khusus, baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel amubosit khusus yang
disebut arkeosit yang akhirnya membentuk larva dan akan tumbuh menjadi porifera baru apabila sudah
menemukan tempat yang tepat. Sedangkan perkembangbiakan secara non seksual dilakukan dengan cara
membentuk tunas atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup
sebagai individu baru.

Berdasarkan struktur rangkanya porifera dibedakan menjadi :

1. Calcarea disebut juga porifera kapur

2. Hexactinellida atau porifera kaca

3. Demospongiae

4. Homoscleromorpha

5. Sclerospongia atau Porifera karang

Filum Porifera tidak jauh beda dengan filum invertebrata yang lain. Porifera memilki peranan yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons mandi
dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami porifera yang termasuk
pada materi taksonomi invertebrata. Dalam penulisan makalah ini kami sebagai manusia menyadari,
masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasa. Oleh karena itu
kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris, Dkk. 2019. Keanekaragaman dan Komposisi Jenis Sponge di Reef Flat Pulau Barranglompo.
Jurnal Torani. Vol 03. No 1. https://journal.unhas.ac.id/index.php/torani/article/view/11362/5867. Akses
pada 17 September 2021 pukul 14.40

Efra D.L Wantah, Dkk. 2018. Uji Aktifitas Larvasida dari beberapa ekstrak Sponge Terhadap Larva
Nyamuk. Jurnal Ilmiah Platax. Vol 6. No 2.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax/article/download/20637/20253. Akses pada 17 September
2021 pukul 15.20

Psychology Mania. 2013. Peranan Penting Porifera Dalam Kehidupan.


https://www.psychologymania.com/2013/09/peranan-penting-porifera-dalam-kehidupan.html. Akses
pada 20 September 2021 pukul 10.00

Reni R, Ayi. 2013. "Makalah Porifera". https://id.scribd.com/doc/120435904/Makalah-Porifera. Akses


pada 17 September 2021 pukul 14.02

Anda mungkin juga menyukai