Anda di halaman 1dari 26

PORIFERA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata

DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. Uus Toharudin, M.Pd.
Ida Yayu Nurul Hizqiyah, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH :
Shanti Novtiani 195040003
R.Rini Siti Salma W 195040008
Sarah Putri 195040014
Utari Widyaningrum 195040017
Fitria Novalia 195040024
Windia Yuningsih 195040032
Risma Herliana 195040035
Aliya Suci Ramadhini 195040040
Nidia Widiyanti 195040049

BIOLOGI A

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
20220
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan.

Penyusunan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa dalam
Program Mata Kuliah Zoologi Invertebrata.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang berjudul
“Porifera” ini juga banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang dapat menyempurnakan tugas makalah ini. Kami harap dapat
bermanfaat bagi kami dan kepada para pembaca.

Bandung, 05 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan.................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1. Pengertian Porifera..............................................................................................4
2.2. Struktur Tubuh Porifera......................................................................................4
2.3. Ciri-ciri Filum Porifera.......................................................................................6
2.4. Klasifikasi Filum Porifera...................................................................................8
2.5. Spesies-spesies Filum Porifera.......................................................................... 10
2.5.1. Clathrina heronensis............................................................................. . .. 10
2.5.2. Grantiopsis heroni........................................................................ ......... .. 11
2.5.3. Leucetta chagosensis.............................................................................. . 11
2.5.4. Aplysina archeri...................................................................... ............... . 12
2.5.5. Carteriospongia foliasceus...................................................................... 13
2.5.6. Clathria prolifera...................................................................... ............. . 14
2.5.7. Cliona celata (boring sponge)................................................................. 14
2.5.8. Haliclona oculata................................................................................... . 15
2.5.9. Hymedesmia...................................................................... ..................... . 16
2.5.10. Aphrocallistes vastus.............................................................................. 16
2.6. Cara Hidup Porifera....................................................................... ................ . 17
2.7. Cara Reproduksi Porifera ............................................................................... 18
2.8. Sistem Sirkulasi Air pada Porifera .................................................................. 19
2.9. Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia ....................................................... 20
BAB III PENUTUP............................................................................................. 21
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 21
3.2. Saran ................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di bumi ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang telah
terindentifikasi. Hewan-hewan tersebut mempunyai banyak persamaan atau
perbedaan, baik dalam bentuk, ukuran maupun hubungan-hubungannya
berdasarkan filogenetiknya.
Untuk memudahkan cara pengenalan, mempelajari dan untuk
berkomunikasi tentang berbagai jenis hewan tersebut, maka perlu adanya suatu
sistematika yang dapat menggolongkan hewan tersebut.
Dengan semakin meningkatnya aktivitas penduduk didaratan dewasa ini,
maka lautan merupakan sasaran dalam penggalian sumber daya alam untuk
mengetahui kebutuhan yang terus meningkat dimasa-masa mendatang.
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung.
Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup
menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada
beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum
ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta
makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya
keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui
oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut
terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel
yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel
ini dapat ”menangkap” partikel makanan.

1
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari
spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula
tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak
memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa
terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu
subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan
bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan
tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi
hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah
satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada
hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu
tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli
taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan porifera?
2. Bagaimana struktur tubuh porifera?
3. Apa ciri- ciri dari porifera?
4. Bagaimana klasifikasi hewan Porifera?
5. Apa saja spesies – spesies yang termasuk ke dalam Filum Porifera?
6. Bagaimana cara hidup dari porifera?
7. Bagaimana cara porifera bereproduksi ?
8. Bagaimana sistem sirkulasi air pada porifera?
9. Bagaimana peran porifera dalam kehidupan manusia?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan porifera
2. Untuk mengetahui struktur tubuh porifera
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari porifera
4. Untuk mengetahui pengklasifkasian porifera
5. Untuk mengetahui spesies – spesies yang termasuk ke dalam Filum Porifera
6. Untuk mengetahui cara hidup dari porifera
7. Untuk mengetahui cara porifera bereproduksi
8. Untuk mengetahui tipe-tipe sirkulasi air pada porifera
9. Untuk mengetahui bagaimana peran dari porifera dalam kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Porifera


Porifera (Latin: Porus = Pori, fer = membawa), tubuhnya berpori,
diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri
(belum ada koordinasi antar sel yang satu dengan sel-sel lainnya). Fase dewasa
bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan
berkoloni. Porifera hidup menempel dan menetap pada kedalaman hingga 5,5km
dasar laut. Porifera Habitat umumnya air laut dan ada yang di air tawar (Famili
Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta,
terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih
keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung tempat sinar). Mempunyai
rongga sentral (spongoscoel). Jika disentuh terasa kenyal seperti sepon.
Termasuk hewan tingkat sel yang artinya belum ada koordinasi antar sel.
Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera
sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan
organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari Filum Protozoa.
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.
Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut
juga sebagai pemakan cairan.
Porifera merupakan hewan penyusun terumbu karang (koral) sehingga
memiliki fungsi ekologis yang penting bagi ekosistem perairan laut.

2.2 Struktur Tubuh Porifera


Tubuhnya dipoblastik, tersusun atas:
1. Lapisan luar (epidermis = epithelium dermal). Terdiri atas pinakosit =
pinako-derma (berbentuk sel-sel polygonal yang merapat);
2. Lapisan dalam, terdiri atas jajaran sel berleher (koanosit). Sel koanosit
berfungsi sebagai organ respirasi dan mengatur pergerakan air. Di antara
lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Di dalam
mesoglea terdapat organel-organel:
a) Gelatin protein matrik
b) Amubosit (sifatnya mobil/mengembara). Sel amubosit berfungsi untuk:
(1) transportasi O2 dan zat-zat makanan, (2) eksresi dan (3) penghasil
gelatin.
c) Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul dan dapat membentuk sel-
sel reproduktif.
d) Porosit / miosit terletak di sekitar pori dan berfungsi untuk membuka dan
menutup pori.
e) Skleroblast berfungsi membentuk spikula.
f) Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.

Keterangan :
 Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol.
 Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar.
 Porosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol.
tempat masuknya air.
 Spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera.
 Ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
 Epidermis : lapisan terluar.
 Spikula : pembentuk/penyusun tubuh.
 Flagel : alat gerak koanosit.
 Koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai
pencerna makanan. di bagian ujungnya terdapat flagel dan di
pangkalnya terdapat vakuola.
2.3 Ciri-Ciri Filum Porifera

Tubuh spons / Poriferans adalah hampa. Hal ini terdiri dari substansi seperti
jelly. Kolagen merupakan komponen penting dari substansi. Spons adalah filter
feeder. Ini berarti bahwa mereka memperoleh makanan dengan menyaring air,
pori-pori tubuh terbukti bermanfaat dalam menyaring air.

Struktur tubuh spons adalah radial asimetris. Tubuh Poriferans terbentuk sel
longgar terhubung satu sama lain. Tubuh spons dibagi dalam tiga lapisan.
Lapisan terluar terbentuk dari sel-sel epidermis (gepeng). Matriks semi-cairan
membentuk lapisan tengah. Sel kerah membentuk lapisan terdalam dari tubuh
Poriferans.

Ada sebuah lubang di bagian atas tubuh spons yang dikenal sebagai
osculum. Spons dewasa sessile di alam, itu berarti mereka tidak bisa bergerak
bebas. Larva Poriferans Namun, motil. Sebuah badan bersilia membantu dalam
pergerakan larva. Plastisitas dari tubuh Poriferan memungkinkan mereka untuk
mengubah bentuk mereka. Oleh karena itu kita dapat menemukan spons
menempati ruang yang tidak teratur pada batu dan karang. Menjadi sessile di
alam, spons dewasa membutuhkan substrat atau permukaan untuk tumbuh.
Substrat bisa apa saja dari kerangka, batu, karang atau spons mati. Spons tidak
bisa hidup tanpa air. Organisme ini karena, ketat air.

Para Poriferans menjadi filter feeder, itu menarik untuk mengetahui


bagaimana interaksi dengan air berlangsung. Choanocytes, sel-sel menyalahi
memfasilitasi pergerakan arus air melalui kanal dan ruang tubuh. Pada rata-rata,
sebuah Poriferan dengan panjang tubuh 10 cm dapat menyaring 100 liter air
sehari-hari. Para Poriferans tidak memiliki suatu sistem saraf atau sirkulasi
pencernaan.

Reproduksi di spons terjadi baik dengan cara reproduksi seksual dan


aseksual. The reproduksi aseksual terjadi melalui gemmules atau kuncup.
Reproduksi seksual terjadi melalui sperma dan telur.

Sebagaimana dinyatakan di atas, spons adalah filter feeder. Bakteri plankton


dan partikel kecil lainnya yang ditelan oleh Poriferans untuk mendapatkan
makanan. Proses mencerna makanan dengan spons disebut sebagai fagositosis.
Beberapa spons tidak pengumpan filter, ini adalah karnivora di alam dan
memakan makhluk seperti krustasea. Beberapa spons telah berubah karnivora
karena mereka tinggal di daerah dengan makanan-kelangkaan. Jika tidak,
mikroba photosynthesizing terbukti berguna bagi Poriferans untuk mendapatkan
makanan. Mikroba ini hidup sebagai endosymbionts dalam tubuh spons. Sistem
kekebalan dari spons sederhana. Cangkokan (jaringan) dari organisme jenis lain
tidak diterima oleh spons. Namun, spons menerima jaringan dari organisme dari
spesies yang sama. Secara teknis, spons tidak pernah menderita kematian alami
selain melalui dehidrasi atau pembekuan.
2.4 Klasifikasi Filum Porifera

Porifera dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan sistem saluran


airnya, yaitu asconoid, syconoid, dan leuconoid /rhagon.

1) Tipe Asconoid

Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana. Lubang-lubang ostium


pada tipe ini langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju
spongosol. Contoh Leucosolenia sp.

2) Tipe Syconoid

Pada tipe ini lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang


bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan
spongosol. Rongga-rongga ini dilapisi oleh koanosit. Contoh Scypha sp.

3) Tipe Leuconoid atau Rhagon

Pada tipe ini lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran


yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan dengan
spongosol. Contoh Spongia sp.

3 Tipe Saluran Air pada


Porifera
Sementara itu, klasifikasi Porifera berdasarkan bentuk dan kandungan
spikula dibedakan menjadi tiga kelas berikut.

1) Kelas Calcarea

Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki


kerangka spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi
megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk yang
menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang
membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil
hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.

2) Kelas Hexactinellida

Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua


lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang
membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh
spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki
jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-
bentuk ruang yang tersembunyi.

3) Kelas Demospongia

Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka


berupa empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya.
Beberapa bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada
pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok
Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga
kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
2.5 Spesies-Spesies Filum Porifera

Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana.


Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons
sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons. Berikut merupakan
spesies-spesies filum porifera :

2.5.1 Clathrina heronensis

Clathrina heronensis adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas


Calcarea. Spesies ini juga adalah bagian dari filum Porifera, subregnum
Parazoa, dan regnum Animalia. Nama ilmiah spesies ini pertama kali
diterbitkan pada tahun 1999 oleh Wörheide & Hooper.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Acanthochaetetes wellsi
juga dapat merembes oksigen dari cairan melintas proses difusi.

Clathrina heronensis
2.5.2 Grantiopsis heroni

Grantiopsis heroni yaitu spesies spons yang tergolong dalam kelas


Calcarea. Spesies ini juga adalah proses dari filum Porifera, subregnum
Parazoa, dan regnum Animalia. Nama ilmiah spesies ini pertama kali
diterbitkan pada tahun 2003 oleh Wörheide & Hooper.

Seperti spons biasanya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori dan
permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Acanthochaetetes wellsi juga
dapat menyerap oksigen dari air melewati proses difusi.

Grantiopsis heroni

2.5.3 Leucetta chagosensis

Leucetta chagosensis adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas


Calcarea. Spesies ini juga merupakan bagian dari filum Porifera, subregnum
Parazoa, dan regnum Animalia.
Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Acanthochaetetes wellsi
juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.

Leucetta chagosensis

2.5.4 Aplysina archeri

Aplysina archeri adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas


Demospongiae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus Aplysina dan
famili Aplysinidae.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Aplysina archeri juga dapat
menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.
Aplysina archeri

2.5.5 Carteriospongia foliascens

Carteriospongia foliascens adalah spesies spons yang tergolong dalam


kelas Demospongiae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus
Carteriospongia dan famili Thorectidae.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Carteriospongia foliascens
juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.

Carteriospongia foliascens
2.5.6 Clathria prolifera

Clathria (Clathria) prolifera adalah spesies spons yang tergolong


dalam kelas Demospongiae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus
Clathria dan famili Microcionidae.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Clathria (Clathria) prolifera
juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.

Clathria prolifera

2.5.7 Cliona celata (boring sponge)

Cliona celata adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas


Demospongiae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus Cliona dan
famili Clionaidae.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Cliona celata juga dapat
menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.
Cliona celata

2.5.8 Haliclona oculata

Haliclona (Haliclona) oculata adalah spesies spons yang tergolong


dalam kelas Demospongiae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus
Haliclona dan famili Chalinidae.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Haliclona (Haliclona)
oculata juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.

Haliclona oculata
2.5.9 Hymedesmia

Hymedesmia (Hymedesmia) macrosigma adalah spesies spons yang


tergolong dalam kelas Demospongiae. Spesies ini juga merupakan bagian dari
genus Hymedesmia dan famili Hymedesmiidae.

Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori
dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu, Hymedesmia
(Hymedesmia) macrosigma juga dapat menyerap oksigen dari air melalui
proses difusi.

Hymedesmi
a

2.5.10 Aphrocallistes vastus

Spons awan (Aphrocallistes vastus) adalah salah satu spesies spons


laut dari kelas Hexactinellida yang merupakan hewan pembentuk terumbu di
perairan dalam.
Hymedesmia

2.6 Cara Hidup Porifera

Porifera hidup secara heterotrof, makanannya berupa bakteri dan plankton


yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat dari penyerapan yang
dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di lapisan luar porifera. Air yang masuk
kedalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut kemudian disaring dengan
cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang merupakan sel pelapis
spngosol. Pencernaan dilakukan secara intraseluler (di dalam koanosit tepatnya
pada vakuola makanan).
Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara
difusi oleh koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut
oskulum. Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian
juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu
amoebosit (sel amoeboid). Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan
oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.
2.7 Cara Reproduksi Porifera
Porifera berkembang biak melalui dua cara,pertama secara seksual, dan yang
kedua secara aseksual.
1. Perkembangbiakkan Secara Seksual
Perkembangan secara seksual ini belum dilakukan dengan alat kelamin yang
khusus. Ovum dan spermatozoidnya berkembang dari sel-sel amubosit khusus
yang disebut arkeosit. Ovum yang belum dibuahi atau yang sudah dibuahi
oleh spermatozoid tetap tinggal didalam tubuh induknya (mesoglea). Setelah
terjadi pembuahan, maka zygot akan mengadakan pembelahan berulang kali,
akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula,
kemudian ia akan keluar dari dalam tubuhnya melaui oskulum. Setelah
amphiblastula ini tiba dilinhkungan eksternal, dengan rambut getarnya
kemudian ia akan berenang-renang mencari lingkungan hidupnya (kaya
dengan O2 dan zat-zat makanan).Larva ini kemudian akan berubah menjadi
parenchymula. Bila telah menemukan tempat yang sesuai, maka ia akan
melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi
porifera baru.
2. Perkembangbiakkan Secara Aseksual
Perkembangan secara non seksual dilakukan secara : (1) membentuk tunas
atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan
hidup sebagai individu baru; (2) dengan membentuk kuncup kearah dalam
(gemul=butir benih). Cara ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap
lingkungan yang kurang menguntungkan. Gemul dibentuk dari sel arkeosit,
dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin dan diperkuat oleh spikula, serta
dilengkapi oleh zat makanan. Cara reproduksi demikian umumnya ditemukan
pada Porifera yang hidup di air tawar.
2.8 Sistem Sirkulasi Air pada Porifera
Porifera mempunyai sistem saluran air, ada yang kompleks tetapi ada pula
yang sederhana. Sistem saluran air dimulai dari pori dan diakhiri pada lubang
keluar utama yang disebut oskulum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum,
air yang berasal dari segala jurusan tubuh itu terlebih dahulu ditampung di dalam
rongga sentral (spongocoel).
Berdasarkan sistem salurannya tersebut kita dapat membedakan Porifera
menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Tipe ascon : Merupakan Porifera dengan sistem saluran air sederhana,
misalnya Leucosolenia. Tipe ini memiliki dinding tubuh yang tipis
dengan lubang pori yang pendek dan lurus pada porocyte yang secara
langsung ditampung di dalam spongocoel.
2. Tipe sycon : Merupakan Porifera yang memiliki dua tipe saluran air,
tetapi hanya saluran radialnya saja yang memiliki choanocyte, misalnya
pada Scypha.
3. Tipe leucon : Merupakan Poripera dengan tipe saluran air yang paling
kompleks porifera tipe ini mempunyai lapisan mesoglea yang tebal
dengan sistem saluran air yang bercabang-cabang. Choanocyte pada
porifera tipe ini dibatasi oleh suatu rongga berflagel yang berbentuk
bulat, misalnya pada Spongia.
2.9 Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia
Peranan porifera dalam kehidupan manusia antara lain :
1. Dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami
2. Pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor
3. Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci
4. Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang
harganya mahal.
5. Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.
6. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan
diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan.
7. Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai
obat anti kanker, sedangkan diambil dari Cymbacela obat anti-asma
8. Luffariella variabilis sponnya menghasilkan senyawa bastadin, asam
okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana. Hewan


ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga
porifera disebut juga sebagai hewan spons. Porifera terdiri dari 10 filum antara
lain :

1. Clathrina helonersis
2. Grantiopsis heroni
3. Leucheta changosensis
4. Aplysina archeri
5. Carteriospongia foliascens
6. Clathria prolifera
7. Cliona celata (boring sponge)
8. Haliclona oculata
9. Hymedesmia
10. Aphrocallistes vastus

Porifera dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan sistem saluran


airnya, yaitu asconoid, syconoid, dan leuconoid /rhagon.

1) Tipe Asconoid

Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana. Lubang-lubang ostium


pada tipe ini langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju spongosol.
Contoh Leucosolenia sp.

2) Tipe Syconoid
Pada tipe ini lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang
bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan
spongosol. Rongga-rongga ini dilapisi oleh koanosit. Contoh Scypha sp.

Porifera memiliki ciri-ciri sebaigai berikut :

1. Metazoa sederhana.
2. Reproduksi seksual dan aseksual.
3. Ada spikula dalam rangka hewan porifera.
4. Bersifat hermaprodit.

3.2 Saran

Dalam pembelajaran matakuliah Zoologi Invertebrata diharapkan


mahasiswa dapat mengenal lebih jauh tentang porifera, habitatnya, cara
bereproduksinya serta klasifikasinya. Sewajibnya kita memahami apa itu
porifera dalam mata kuliah Zoologi Invertebata.
Daftar Pustaka

 Anonim. 2020. Clathrina heronensis. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020


pukul 20.49 WIB. Tersedia pada http://clathrina-
heronensis.diklat.web.id/ind/2866-76/Clathrina-Heronensis_179985_stie-
ypbi_clathrina-heronensis-diklat.html
 Anonim. Tanpa tahun. Grantiopsis heroni. Diakses pada tanggal 2 Oktober
2020 pukul 21.10 WIB. Tersedia pada http://grantiopsis-
heroni.wartawan.info/id3/1881-743/Grantiopsis-Heroni_180044_grantiopsis-
heroni-wartawan.html
 Inangtya, Nandahayu Monica. Tanpa tahun. Porifera. Diakses pada tanggal
2 Oktober 2020 pukul 20.20 WIB Tersedia pada
https://www.academia.edu/11064820/PORIFERA

 Harnims, by. 2017. 11 Contoh Hewan Porifera Terlengkap Beserta Ciri dan
Penjelasannya. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2020 pukul 08.40 WIB.
Tersedia pada https://dosenbiologi.com/hewan/contoh-hewan-porifera
 WoRMS Porifera: World Porifera Database. Soest R. van (ed), 22 Oktober
2008. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020 pukul 21.30 WIB.
 2, Pendidikan Dosen. Filum Porifera. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2020
pukul 08.10 WIB. Tersedia apada https://www.dosenpendidikan.co.id/filum-
porifera/

iii

Anda mungkin juga menyukai