Anda di halaman 1dari 5

1

PERCOBAAN II
MORFOLOGI SISIK IKAN

A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui morfologi sisik ikan.

B. Dasar teori
Sisik ikan dapat dianggap sebagai kerangka luar dan susunan sisik
seperti susunan genting dengan bagian belakangnya bebas, dengan
demikian ada bagian sisik yang tertutup oleh sisik lainnya. Sebagian besar
ikan tubuhnya ditutupi oleh sisik. Sisik berasal dari lapisan kulit yang
dinamakan dermis, sehingga kulit sering disebut rangka dermis. Beberapa
ikan sisiknya menjadi keras karena bahan penyusunnya (Winarsi,H.2007).
Ikan yang tingkat evolusinya lebih modern, kekerasan sisiknya sudah
tereduksi menjadi sangat lentur. Sisik ikan adalah jaringan yang
mengandung osteoblast dan osteoclast seperti yang ditemukan pada
tingkat vertebrata yang lebih tinggi, namun regulasi aktivitas sel dalam
jaringan masih sedikit diketahui. Sisik juga mempunyai karakteristik yang
ditemukan dalam struktur-struktur lain seperti tulang, gigi dan urat daging
yang bermineral. Semua bahan ini sebagian besar dibentuk oleh suatu
komponen organik (yaitu kolagen), suatu komponen mineral (yaitu
hydroxyapatite) dan air. Jenis sisik gurami adalah stenoid. Sisik stenoid
tedapat pada sebagian besar golongan Osteichthyes, yang masing-masing
terdapat pada golongan ikan berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).
Sisik ini sangat tipis, fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentin
ataupun enamel. Bagian-bagian sisik sikloid pada dasarnya sama dengan
sisik stenoid, kecuali bagian posterior sisik stenoid dilengkapi dengan
stenii (semacam gerigi kecil). Pengunaan pengisi alamiah sebagai penguat
memberikan beberapa keuntungan dibanding bahan pengisi mineral yaitu
kuat dan pejal, ringan, ramah lingkungan, sangat ekonomis dan sumber
dapat diperbaharuhi. Pengisi alamiah juga memiliki kelemahan dan
2

kekurangan yaitu, mudah terurai karena kelembaban, adhesi permukaan


yang lemah pada polimer hidrofobik, Diantara berbagai jenis bahan
pengisi yang umum digunakan dalam komposit ialah serat kaca, serat
karbon, serat kevlar, dan serat alamiah seperti serat kelapa, serat nenas,
serat kelapa sawit, serat pohon karet, serbuk kayu dan sebagainya. Telah
meneliti dan membuktikan bahwa sifat-sifat regangan dan fleksibilitas
yang dihasilkan pada komposit dengan kandungan serat nenas yang
berbeda-beda, lebih baik dibandingkan dengan resin tanpa pengisi.
menemukan bahwa serat-serat sisal dan kelapa sawit memiliki sifat
regangan, sifat kimia dan fisika yang sama sehingga baik digunakan
sebagai bahan pengisi . Penggunaan sisik ikan sebagai bahan pengisi
karena diketahui memiliki rendemen berkisar 3,8 dan sampai 4,9 %
diperoleh berdasarkan bobot molekul 20 tertentu. Sisik ikan memiliki sifat
fisik kimia yang baik untuk kesehatan seperti protein, karbohidrat, lemak
dan kadar airnya. Kandungan air 70%, protein 27%, lipid 1% dan abu 2%,
komponen organik dari sisik ikan yaitu 40-90% dan komponen
terbanyaknya adalah kolagen. Diketahui sisik ikan dengan bobot gurami
rata-rata 1,2 kg dengan rendemen 3,85% memiliki protein 35,16%, air
33,68%, abu 24,82%, karbohidrat 5,68%, lemak 0,66% kalsium 7,32%,
kitin 0,99% . Sisik ikan merupakan limbah padat yang selama ini hanya
dibuang dan langsung mencemarkan lingkungan. Padahal sisik ikan
banyak mengandung kolagen yang langsung mencair pada tubuh pada
suhu 8 C sehingga sangat mudah diserap oleh tubuh. Sumber kolagen
paling banyak pada kulit dan sisiknya. Sisik ikan banyak mengandung
senyawa organik antara lain protein sebesar 41-81% berupa kolagen.
Kolagen selain berfungsi di dalam tubuh juga berfungsi di berbagai bidang
industri. Di dalam tubuh kolagen berfungsi untuk melindungi tulang dari
kerusakan untuk memperkuat dan merangsang pertumbuhan akar rambut
serta memperkuat kuku. Dibidang industri, kolagen digunakan sebagai
bahan tambahan pada pembuatan produk perawatan rambut, wajah dan
tubuh seperti sampo, kondisioner, sabun, body lotion dan kosmetik
3

lainnya. Jenis sisik gurami adalah stenoid. Sisik stenoid tedapat pada
sebagian besar golongan Osteichthyes, yang masing-masing terdapat pada
golongan ikan berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii). Sisik ini sangat
tipis, fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentin ataupun enamel.
Bagian-bagian sisik sikloid pada dasarnya sama posteior .

Alur (radi/radius)

Anulus 1
Fokus

Geligi ( Stenii )
Garis
tepi
depan

Kromatofor

Sirkulus
garis
gelap

Gambar Ilustrasi Sisik Ikan Tipe Stenoid pada Ikan Bertulang Punggung
(bony ridge)

Edible film adalah suatu lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat
dimakan, dibentuk melapisi makanan dengan cara pembungkusan,
pencelupan, penyikatan atau penyemprotan. Salah satu jenis kemasan yang
bersifat ramah lingkungan adalah kemasan edible (edible packaging).
4

Keuntungan dari edible packaging adalah dapat langsung dimakan serta


aman bagi lingkungan. Edible film dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu pelapis (edible coating) dan berupa lembaran (edible film).
Bahan pengemas telah memainkan peranan yang sangat penting dalam
rantai distribusi produk makanan olahan dan telah menjadi satu bagian
baik dalam proses pembuatan makanan tersebut maupun dalam proses
pendistribusiannya. Bahan pengemas digunakan untuk melindungi
makanan dari lingkungan sekitarnya seperti cahaya, mikroba, abu, tekanan
mekanis,uap air dan lain-lain. Bahan pengemas harus mampu melindungi
makanan dari berbagai macam kemungkinan kerusakan yang akan
dialaminya seperti misalnya akibat dari proses fisiologis (contoh proses
respirasi pada sayuran dan buah-buah segar), proses kimiawi (contoh
oksidasi lemak), proses fisika (contoh dehidrasi), aspek mikrobiologis
(contoh timbulnya jamur) dan pencemaran oleh serangga. Edible
packaging pada bahan pangan pada dasarnya dibagi menjadi tiga jenis
bentuk, yaitu edible film, edible coating dan enkapsulasi.Edible coating
langsung dibentuk pada produk sedangkan pada edible film
pembentukannya tidak secara langsung pada produk yang akan dilapisi
atau dikemas. Fungsi dari edible film sebagai penghambat perpindahan
uap air, menghambat pertukaran gas, mencegah kehilangan aroma,
mencegah perpindahan lemak, meningkatkan karakteristik fisik, dan
sebagai pembawa zat aditif. Jumlah karbondioksida dan oksigen yang
kontak dengan produk merupakan salah satu yang harus diperhatikan
untuk mempertahankan kualitas produk dan akan berakibat pula terhadap
umur simpan produk. Edible film yang terbuat dari lipida dan juga film
dua lapis (bilayer) ataupun campuran yang terbuat dari lipida dan protein
atau polisakarida pada umumnya baik digunakan sebagai penghambat
perpindahan uap air dibandingkan dengan edible film yang terbuat dari
protein dan polisakarida dikarenakan lebih bersifat hidrofobik (Sugita,
2009).
5

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kertas HVS A4 5 Lembar
b. Mikroskop 1 Unit
c. Gelas objek 1 Buah
d. Gelas penutup 1 Buah
e. Pipet 1 Buah
f. Gelas kimia 1 Buah
2. Bahan
a. Sisik ikan mas ( Cyprynus Canpio )
b. Sisik ikan sepat ( Trichogoten Tripchotenus )
c. Sisik ikan biji nangka ( Upenus Mullocersin )

D. Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kemudian diletakkan diatas gelas objek dan seterrusnya
3. Ditutup gelas objek menggunakan gelas penutup.
4. Diletakkan preparat sisik ikan diatas meja objek.
5. Diamati dengan perbesaran lemah terlebih dhulu kemudian keperbesaran
kuat.
6. Diambil gambar.

Anda mungkin juga menyukai