Anda di halaman 1dari 17

CNIDARIA

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI AVERTEBRATA


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
tugas mata kuliah Zoologi Avertebrata
Dosen Pengampu:
Muhimatul Umami, M.Si
Ilma Riksa Isfiani, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Ghina Hastuti Fauziyah


NIM : 2008106045
Kelas : Biologi B/3
Asisten Praktikum : 1. Arbi Abdu Malik Karim
2. Nurul Fithriyanah

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2021
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta
evolusi hewan. Zoologi invertebrata merupakan cabang dari zoologi yang membahas
tentang hewan-hewan tanpa tulang belakang. Ada dua belas filum yang dibahas oleh
zoologi invertebrata. Salah satunya adalah filum Cnidaria. Cnidaria terbagi menjadi
beberapa subfilum, kelas, dan ordo yang berbeda-beda. Banyaknya spesies yang tergabung
dalam filum Cnidaria membuat pembahasan mengenai filum ini menjadi sangat luas dan
banyak. Penelitian ini dilaksanakan pada 6-oktober-2021, yang bertempat di Laboratorium
Terpadu IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengenal dan
memahami Cnidaria Untuk menempatkan obyek Cnidaria pada kedudukan taksonominya.
Untuk memahami dan menganalisis habitat Cnidaria dan peranannya dalam kehidupan.
Cnidaria masuk pada filum animalia cnidocytes, atau sel penyengat, dengan simetri radial
atau melingkar, dan adanya larva planula pada beberapa titik dalam siklus hidupnya.
Cnidaria memiliki filum yang beragam yang ditandai dengan variasi bentuk yang luas.
Tetapi semua masih mendiami bagian tubuh tumbuhan. Mereka termasuk ubur-ubur,
anemon, coral, dan sea pens. (Paul Theriault,2017).

B. Tujuan Praktikum

1. Mengenal dan memahami Cnidaria


2. Menempatkan obyek Cnidaria pada kedudukan taksonominya

3. Memahami dan menganalisis habitat Cnidaria dan peranannya dalam kehidupan


II.LANDASAN TEORI

Cnidaria masuk pada filum animalia cnidocytes, atau sel penyengat, dengan simetri
radial atau melingkar, dan adanya larva planula pada beberapa titik dalam siklus hidupnya.
Cnidaria memiliki filum yang beragam yang ditandai dengan variasi bentuk yang luas.
Tetapi semua masih mendiami bagian tubuh tumbuhan. Mereka termasuk ubur-ubur,
anemon, coral, dan sea pens (Paul Theriault,2017).

Coelenterata merupakan hewan invertebrate yang memiliki rongga


dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Dalam istilah
coelenterata berasal dari bahasa yunani dari kata coeles yang berarti rongga dan
enteron yang berarti usus. Hewan ini di tengah-tengah tubuhnya mempunyai rongga yang
disebut rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai usus, yaitu sebagai alat pencernaan dan
pengedar sari makanan (Hisam, 2016).

Pada coelenterata hanya terdapat satu lubang yang dianggap sebagai mulut,serta
disekitarnya dilengkapi tentakel yang berfungsi sebagai alat gerak, penangkap mangsa dan
untuk memasukkan makanan kedalam mulutnya. Tidak mempunyai usus, tidak ada kepala
dan belum mempunyai organ dan sistem organ pada tubuhnya. Semua coelenterata hidup
di air laut dan beberapa hidup di air tawar,misalnya Hydra. Coelenterata mempunyai dua
macam bentuk tubuh, yaitu polip sifatnya sessile (hidup melekat pada suatu tempat) dan
medusa yang biasa hidup berenang bebas dalam air. Beberapa jenis coelenterata dapat
menjadikan taman laut yang indah dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Filum ini dibagi
dalam tiga classis, yaitu Hydrozoa (hydra=ular air, zoa=hewan); Scyphozoa
(Scyphos=mangkok, zoa hewan); Anthozoa (Anthos=bunga, zoa= hewan)

Pada dasarnya dinding tubuh Cnidaria terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan epidermis yang
merupakan lapisan paling luar, gastrodermis merupakan lapisan paling dalam dan
membatasi rongga pencernaan, serta mesoglea yang terletak di antara epidermis dan
gastrodermis (Rahmadani dkk., 2013).

Tubuh simetri radial, beberapa simetri biradial. Struktur tubuh Cnidaria dapat di
bedakan menjadyang hidup berenang 2 macam yaitu polip yang hidup menetap dan medusa
yang hidup berenang bebas. Bentuk polip lebih kurang silindris, dengan satu ujung
mengandung mulut yang di kelilingi tentakel disebut Coral daan ujung yang lain menempel
pada substrat di sebut aboral. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung dengan bagian
yang cekung menghadap keatas dan mulut terletak di tengah-tengah bagian cenbung yang
menghadap ke bawah, lapisan mesoglea tebal (Rusyana, 2011).

Dinding tubuh terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan epidermis yang merupakan lapisan
paling luar, gastrodermis merupakan lapisan paling dalam dan membatasi rongga
pencernaan, serta mesoglea yang terletak di antara epidermis dan gastrodermis (Rahmadani
dkk., 2013).

Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar.
Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat
atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris,
bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut
bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna
makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying
atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk
menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman
sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum
memiliki anus (Muhammad, 2012).

Cnidaria hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di
air.Mangsa menempel pada knidosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan
kedalam mulut.Habitat Cnidaria seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan
atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air (Suwignyo,2005).

Cnidaria yang dapat dikonsumsi dan di perdagangkan yaitu beberapa jenis ubur-ubur
Scyphozoan yang tidak beracun, contohnya Rhopilema esculata, Rhizostoma
octopus, Pelagia noctiluca, Cyanea capilata dan Aurelia aurita. Umumnya jenis ubur-ubur
tersebut diperdagangkan dalam bentuk olahan ubur-ubur asin (Rahmadani dkk., 2013).
III.MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat Bahan

Mikroskop Larutan Methylene blue


Object glass Larutan Aquadest
Cover glass Spesimen ubur-ubur Aurelia aurita
Pipet tetes Sample air dari tanaman eceng gondok
Alat bedah Hydra sp
Masker
Sarung tangan (glove)
Alat tulis

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum kali ini sebagai berikut:

Pengamatan pada air eceng gondok untuk mengamati hydra

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Diambil air dari akar eceng gondok, kemudian teteskan pada object glass menggunakan
pipet tetes
3. Diteteskan methylene blue pada object glass, methylene blue berfungsi untuk
memperjelas sel-sel pada hydra yang diamati melalui mikroskop
4. Ditutup object glass dengan cover glass
5. Diletakan object glass pada mikroskop lalu amati

Pengamatan pada ubur-ubur Aurelia aurita

1. Diambil ubur-ubur dari awetan lalu simpan di meja kerja yang telah dialasi dengan
milimeter block
2. Diamati struktur morfologi dari spesimen ubur-ubur (Aurelia aurita)
3. Digambar dan ditulis hasil pengamatan yang telah disediakan
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Gambar Morfologi Keterangan Gambar Klasifikasi


1. Preparat awetan Hydra sp Kingdom : Animalia
perbesaran 40x terdapat Phylum : Cnidaria
mulut, epidermis, dan Class : Hydrozoa
tentakel. Tubuhnya Order : Anthoathecata
berbentuk silinder dan Family : Hydridae
tersusun atas 2 lapis Genus : Hydra
endodermis dan ektodermis Spesies : Hydra
yang tak bersekat. viridissima

2. Kingdom : Animalia
Awetan basah ubur-ubur
Phylum : Cnidaria
(Aurelia aurita) terdapat
Class : Schyphozoa
mulut, medusa, tentakel, alat
Order : Semaeostomeae
kelamin dan rongga
Family : Ulmaridae
gastrovaskuler
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
B. Pembahasan

Avertebrata laut atau yang disebut juga sebagai invertebrata laut adalah hewan tak
bertulang belakang yang berhabitat di laut. 97% hewan di Bumi adalah avertebrata dan
lebih dari 98% hewan yang ada di laut adalah invertebrata. Avertebrata laut memiliki
beragam bentuk dan pelindung seperti cangkang dan tulang kerangka luar. Avertebrata laut
terdiri dari 8 filum, yaitu Porifera, Cnidaria, Annelida, Arthropoda, Moluska,
Echinodermata, Hemichordata, dan Bryozoa. Meskipun tidak memiliki tulang belakang,
kelebihan dari Avertebrata laut adalah adanya eksoskeleton, cangkang, maupun spikula
yang berfungsi sebagai penyusun struktur tubuh dan pelindungnya (Bryne dan Przeslawski,
2013).

Cnidaria adalah filum avertebrata laut yang bentuk fisiknya berupa simetri radial.
Cnidaria berasal dari kata Cnidae yang berarti suatu kapsul intraselular mikroskopis yang
di dalamnya terdapat sengat yang disebut Nematocyst / Nematokis. Filum ini juga disebut
dengan Coelenterata yang berasal dari kata Coelenteron yang berarti suatu rongga tubuh
sederhana yang mana dimiliki oleh filum ini. Morfologi secara umum dari Cnidaria terbagi
menjadi dua, yaitu polipoid dan medusoid. Polipoid (polip) berbentuk silinder dengan
sistem oral (atas) dan aboral (bawah) yang digunakan untuk makan serta ekskresi.
Medusoid atau medusa memiliki bentuk seperti ubur-ubur yaitu adanya sekumpulan
tentakel yang menempel pada bell. Filum Cnidaria memiliki kemampuan untuk
mensintesis produk metabolit yang sangat kompleks sehingga menjadi sengat atau yang
disebut dengan nematokis (Tahar, 2017).

Cnidaria atau coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di
air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel
pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya
berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang
dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang
berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa
umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan
paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan
diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata
merupakan hewan yang belum memiliki anus (Muhammad, 2012).
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa
ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan
diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Ubur ubur mudah dikenal karena
bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar
sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-
ubur. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular. Ada yang hidup
bersimbiosis dengan ganggang hijau. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan
tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah
posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel sebagai
kaki dengan kontraksi memendek memanjang (Muhammad, 2012).

Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam
siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa sebagian besar
memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Obelia memiliki
bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Scyphozoa memiliki bentuk dominan
berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-
ubur. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Polip yang berukuran kecil menghasilkan
medusa secara aseksual. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip
(Muhammad, 2012).

Menurut Romimohtarto dan Juwana (2017), klasifikasi Ubur-ubur adalah sebagai


berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class : Scyphozoa
Order : Samesromeae
Family : Aurelidae
Genus : Aurelia
Species : Aurelia aurita
https://awsimages.detik.net.id/community/me
dia/visual/2020/04/10/9977182a-b832-40d5-
bf28-244c3fa24ec8.jpeg?w=700&q=90

Karakteristik morfologi pertama yang dimiliki hewan ubur-ubur adalah bagian arti
tubuhnya. Tekstur tubuhnya tidak keras, namun cukup lunak. Uniknya lagi pada tubuh
ubur-ubur sama sekali tidak memiliki kepala dan mulut serta anusnya berada pada lubang
yang sama. Ciri morfologi yang selanjutnya adalah bagain lapisan sel ubur-ubur.
Umumnya hewan ini memiliki 2 lapisan sel utama. Lapisan tersebut yaitu eksoderm yang
ada di bagian dalam dan eksoderm yang ada di bagian luar. Sedangkan untuk bagian tengah
ada mesoglea yang berguna untuk rangka. Ciri morfologi yang terakhir pada hewan ubur-
ubur adalah bagian sistem saraf dan indra. Sebagai informasi bahwa hewan ini tidak
memiliki otak maupun sistem saraf pusat. Namun ubur-ubur mempunyai jaring saraf yang
terdiri dari neuron sehingga bisa merespon pada berbagai rangsangan.

Klasifikasi Hydra

Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Hydrozoa
Order : Anthoathecata
Family : Hydridae
Genus : Hydra
Species : Hydra viridissima
https://upload.wikimedia.org/wikipedi
a/commons/5/5f/Hydra_viridissima2.jpg

Secara umum, tubuh hydra diatur seperti tabung dengan tentakel yang disusun di sekitar
kutub kepala organisme. Bagian tubuhnya terdiri dari zona kelenjar yang terlibat dalam
sekresi perekat yang memungkinkan organisme menempel pada substrat. Namun, itu juga
dapat menghasilkan gelembung gas yang memungkinkan Hydra melayang. Ujung lainnya
terdiri dari hipostom yang berisi mulut terbuka dan tentakel yang digunakan untuk
menjebak makanan di lingkungan mereka. Secara internal, hydra memiliki rongga sentral
yang dikenal sebagai coelenteron yang bertindak sebagai rongga gastrovaskuler. Struktur
reproduksi hidra meliputi testis dan ovarium yang terletak di bawah ektoderm.

Berdasarkan praktikum kali ini pada pengamatan ubur-ubur tampak morfologi dari
struktur tubuhnya terdiri atas mulut yang berfungsi sebagai awal masuknya makanan serta
mulut juga berfungsi sebagai anus untuk mengeluarkan sisa makanannya yang tidak
dicerna. Kemudian tampak juga tentakelnya yang berfungsi menarik makanan ke arah
mulut dan mendorongnya kedalam rongga tubuh, selain itu juga dalam tentakel terdapat
nematocyst yang digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Hal ini didukung oleh
Pratiwi (2004), yang menyatakan bahwa makanan masuk ke mulut dengan bantuan
tentakel untuk dicerna, makanan yang tidak dapat dicerna dibuang melalui mulut.
Kemudian tampak medusa, medusa adalah bentuk hidup dari ubur-ubur yang bergerak
melayang bebas di perairan. Saat fase generatif, ubur-ubur melibatkan induk jantan dan
induk betina saat menjadi medusa (ubur-ubur dewasa). Ubur-ubur dewasa ini membentuk
sel gamet berupa ovum dan sperma. Dan juga ditemukan rongga gastrovaskuler yang
memiliki fungsi sebagai tempat pencernaan dan peredaran makanan ke seluruh tubuh.

Pada pengamatan preparat awetan Hydra sp perbesaran 40x terdapat mulut, epidermis,
dan tentakel. Tubuhnya berbentuk silinder dan tubuhnya tesusun atas 2 lapis endodermis
dan ektodermis yang tak bersekat. Sebagian besar berbentuk polip dan hidup di perairan
laut. Dapat bekembangbiak dengan seksual maupun aseksual. Sebagian besar merupakan
hemaprodit. Namun, meskipun hemaprodit, hewan tersebut tidak bisa melakukan
pembuahan sendiri karena saat dewasa sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak
bersamaan, sehingga dalam fertilisasi tetap membutuhkan individu lain.

Anggota filum Cninaria kebanyakan hidup di laut dan hanya 14 spesies dari kelas
Hydrozoa yang hidup di air tawar. Umumnya hidup di perairan dangkal dan melekat pada
substrat, beberapa spesies dari kelas hydrozoa yang hidup bebas di perairan seperti
genus physalia dan Velella. Kelas Hydrozoa biaasanya hidup di perairan yang tidak terlalu
bergolak, umumnya memilih teluk sebagai habitat untuk hidup. Kelas Scyphozoa dapat
ditemukan di semua lautan mulai dari perairan tropis sampai Laut Arktik
(Suwignyo, dkk., 2005).

Terdapat 9.500 jenis spesies kebanyakan hidup di laut dan hanya 14 spesies dari kelas
Hydrozoa yang hidup di air tawar. Biasanya terdapat di perairan dangkal dan melekat pada
substrat dan terumbu karang ( Romimohtarto, 2005).

Ada 2 cara perkembangbiakan Cnidaria, yaitu : aseksual (vegetatif) dan seksual


(generatif) (Suripto, 2007). Aseksual (Vegetatif); Dilakukan dengan membentuk kuncup
pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup
tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru, lalu menjadi
koloni. Seksual (Generatif); Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum
(telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium
dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang
dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva.
Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar
perairan.

Coelenterata hidup diperairan yang jernih dan mengandung partikel-partikel organik,


plankron, atau hewan-hewan kecil. Fungsi tentakel pada hewan Coelenterata yaitu sebagai
penggulung makanan, membawa hewan-hewan tangkapannya tersebut masuk kedalam
mulut. Didalam mulut kerongkongan yang pendek, kemudian makanan masuk kerongga
ususnya, atau gastrovaskuler. Jadi, kantong tubuhnya berfungsi sebagai usus, dadalam
usus makanan tersebut ducerna. Ini merupakan proses pencernaan ekstraseluler atau
pencernaan luarseluler. Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan dan sisa-sisa
makanan akan ditumpahkan malalui mulutnya, karena hewan ini tidak memiliki anus
(Rahmadani, dkk.,2013).

Cnidaria hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di
air.Mangsa menempel pada knidosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan
kedalam mulut.Habitat Cnidaria seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada
bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip,
sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air (Suwignyo,2005).

Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian
besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau
benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Coelenterata terutama kelas
Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem
terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan
dan ganggang. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek
wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah
pengikisan pantai.

Hydra dalam mitologi Yunani dikenal sebagai naga berkepala banyak dengan kekuatan
regenerasi yang luar biasa. Uniknya, Hydra juga eksis di dunia nyata. Namun, perlu
diketahui Hydra merupakan hewan kecil dan memiliki kekuatan super dalam beregenerasi.
Satu bagian tubuh Hydra yang lepas akan membentuk individu baru dan Hydra akan
dengan cepat menggantikan tubuhnya yang lepas. Hydra vulgaris merupakan salah satu
bagian dari genus Hydra. Hydra sendiri termasuk dalam kingdom Animalia, Filum
Cnidaria, Kelas Hydrozoa, ordo Hydrae dan Famili Hydridae. Hydra dijumpai di perairan
tawar seperti danau, sungai, atau kolam. Biasanya mereka hidup di dasar yang berbatu atau
menempel di batang dan daun yang jatuh ke dalam air (Deserti et al., 2011). Hydra
vulgaris berkembang biak secara aseksual dengan menumbuhkan tunas. Biasanya dalam
satu polip ditemui 1-2 tunas yang berada di tubuh bagian bawah. Memiliki panjang kolom
1,97-9,88 mm dan lebar kolom 0,3-0,8 mm. Memiliki 5-7 tentakel yang transparan dan
moniliform. Tentakelnya lebih pendek dari tubuhnya atau ¾ panjang tubuhnya.
Mempunyai hipostome berwarna coklat dan berbentuk kerucut (Ali et al., 2015). Hydra
vulgaris dilengkapi dengan nematosit yang berada di tentakel dan di kolom tubuhnya
(Deserti et al., 2011). Hydra vulgaris bersifat karnivora dan predator di perairan tawar.
Dengan nematosit yang berada di tentakelnya, mereka memakan crustacea, serangga, larva
ikan, annelid dan rotifer. Mereka merupakan predator pasif yang menunggu mangsanya
masuk ke daerah jangkauan tentakelnya (Deserti et al., 2017).

Menurut Mukayat (1989) Cnidaria dibagi menjadi 5 kelas yaitu :1). Kelas Hydrozoa,
Biasanya berbentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk polip dominan, bahkan seluruh
koloni mungkin hanya terdiri dari polip. Beberapa jenis polip membentuk medusa dengan
jalan pembentukan tunas. Medusa mempunyai velum, yaitu bentukan serupa laci dalam
payung. Pinggiran payung tidak bertakik (bercelah). Contohnya yaitu Hydra, Obelia, dan
Gonionemus. 2). Kelas Scyphozoa, Ubur-ubur yang sebenarnya adalah medusa-medusa
dengan pinggiran yang berlekuk-lekuk, tidak ada cadar (velum), dan saluran radial
bercabang-cabang. Contoh Scyphozoa adalah Aurelia Aurita. Ubur-ubur ada yang dapat
mencapai garis tengah beberapa kaki (sampai 150 cm). 3). Kelas Staurozoa, Umumnya
memiliki habitat marine, khususnya pada perairan dingin, tidak memiliki bentuk tubuh
medusa, dan menempel pada substrat, reproduksi seksual. 4). Kelas Cubozoa Memiliki
habitat marine, bentuk tubuh dominan medusa yang berbentuk kotak (kuboid); knidosit
pada gastrodermal dan epidermal, memiliki toksin yang kuat, reproduksi seksual, gamet
terletak pada gastrodermal dan dikeluarkan melalui rongga gastrovaskular. 5). Kelas
Anthozoa, Anggota-anggota Anthozoa (Yunani anthos = bunga) adalah anemon-anemon
laut dan hewan-hewan karang laut, tubuhnya berbentuk polip, tidak ada bentuk medusa.
Tahap medusa hilang dan bentuk dewasanya sessile mewakili tahap perambatan seksual
(Jouiaei et al., 2015). Hewan kelas Anthozoa tidak bertangkai dan biasanya terbungkus
dengan skeleton eksternal yang disebut karang, serta memiliki banyak tentakel.
Peranan Coelenterata Dalam Kehidupan Manusia yang secara langsung diperlihatkan
oleh filum ini yaitu: Cnidarea yang termasuk dalam kelas Anthozoa adalah pembentuk
ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan hewan laut lainnya. Sehingga
ekosistem dari terumbu karang ini bisa dijadikan sebagai objek wisata maritime yang dapat
berfungsi untuk mencegah erosi pantai. Sebagian jenis ubur-ubur yang tidak beracun dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan di Jepang sering diperdanggangkan sebagai
ubur-ubur asin atau disebut dengan “kurage” yang dinikmati sembari minum. Kerangka
luar dari sebagian jenis Cnidaria dapat dimanfaatkan sebagai hiasan aquarium. Tempat
berkembangbiak berbagai jenis ikan dan hewan laut. Digunakan sebagai bahan kapur,
contohnya batu karang. Dapat digunakan sebagai bahan perhiasan atau accecoris seperti
akar bahar dan juga koral.

Anemon laut adalah hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti tumbuhan
karang. Anemon juga tergolong hewan invertebrata yaitu hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Bentuk seperti bunga yang hidup di dasar laut, sehingga juga disebut mawar laut.
Anemon merupakan anggota filum Coelenterata dari kelas Anthozoa bersama dengan
terumbu karang. Tubuhnya memiliki bentuk paling indah dibandingkan anggota – anggota
Anthozoa yang lain. Anemon memiliki tentakel-tentakel yang mengelilingi
mulutnya, melingkar sedemikian rupa sehingga menyerupai mahkota bunga. Semua jenis
itu berselang-seling dalam koloni sehingga membentuk satu komunitas taman laut yang
indah. Anemon dapat dijumpai hidup dicelah-celah karang dan substrat berpasir.

Perbedaan karang dan anemon dilihat dimana karang menghasilkan kerangka luar dari
kalsium karbonat, sedangkan anemon tidak. Selanjutnya secara umum anemon laut adalah
polip yang merupakan hewan berkantung dan mempunyai tentakel serta mulut pada salah
satu ujungnya dan pada ujung lain bagian bawahnya mempunya pedal disc yang secara
khusus digunakan untuk melekat pada substrat dasar perairan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Cnidaria atau coelenterata merupakan hewan invertebrate yang memiliki rongga
dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Dalam
istilah coelenterata berasal dari bahasa yunani dari kata coeles yang berarti rongga
dan enteron yang berarti usus. Hewan ini di tengah-tengah tubuhnya mempunyai
rongga yang disebut rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai usus, yaitu sebagai alat
pencernaan dan pengedar sari makanan.
2. Kedudukan taksonomi Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama:
Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon laut, koral, dan pena laut, Scyphozoa (ubur-
ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa, sebuah kelompok beranekaragam
yang terdiri dari semua Cnidaria air tawar dan beberapa spesies air laut.
3. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada
bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk
polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Peranan
Coelenterata dalam kehidupan manusia yang secara langsung diperlihatkan oleh
filum ini yaitu Cnidarea yang termasuk dalam kelas Anthozoa adalah pembentuk
ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan hewan laut
lainnya. Sehingga ekosistem dari terumbu karang ini bisa dijadikan sebagai objek
wisata maritime yang dapat berfungsi untuk mencegah erosi pantai. Digunakan
sebagai bahan kapur, contohnya batu karang dapat digunakan sebagai bahan
perhiasan atau accecoris seperti akar bahar dan juga koral.

B. Saran

Saran praktikum kali ini yaitu lebih diperhatikan lagi dalam hal pengamatan dan
penyampaian materi agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR REFERENSI

Ali, L.A., Shekha, Y.A., Ahmad, S.T., et al. 2015. A New Record of Two Species of
Hydra in Iraq: An Ecological and Histological Study. Jordan Journal of
Biological Sciences, 8(4): 269-272.

Bryne, M. and R. Przeslawski. 2013. Multistressor Impacts of Warming and


Acidification of the Ocean on Marine Invertebrates’ Life Histories. Integrative
and Comparative Biology Symposium., 53 (4) : 582 – 596.

Deserti, M.I., Esquius K.S., Escalante, A.H., et al. 2017. Trophic ecology and diet
of Hydra vulgaris (Cnidaria; Hydrozoa). Animal Biology, 67(2): 1-14.

Deserti, M.I., Zamponi, M.O., Escalante, A.H. 2011. The genus Hydra from Argentina.
I. Hydra vulgaris pedunculata subsp. nov. (Cnidaria, Hydrozoa). Revista Real
Academia Galega de Ciencias, 30: 5-14.

Elita Agustina, dkk., “Karakteristik Spesies Karang di Perairan Rinon Pulo Breueh”,
Prosiding Seminar Nasional Biotik .2016. ISBN: 978-602-18962-9-7.

Hisam. (2016). Pengertian Coelenterata. Jakarta: Erlangga.

Jouiaei, M., Angel A., Yanagihara., Bruno M., Timo J. N., Paul F. A., & Bryan G. F.
2015. Ancient Venom Systems: A Review on Cnidaria Toxins. Toxins, 7,pp.
2251-2271.

Muhammad, 2012. Pembahasan Coelenterata. Jakarta: Erlangga.

Mukayat, B. D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Rusyana, Adun. (2016). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta

Tahar, M. 2017. Isolasi, Identifikasi, Karakterisasi dan Uji Bioaktivitas Hidroid


Aglaophenia cupressina Lamoureoux pada Fraksi Diklorometan Sebagai
Antibakteri. Universitas Hasanudin

Theriault, Paul. 2017. The table of animals (the porifera, Ctenophora, and Cnidaria).
BSC, nd
LAMPIRAN

Mikroskop Alat yang digunakan Bahan yang digunakan

Diteteskan air eceng Diteteskan methylene Pengamatan menggunakan


gondok ke dalam object blue mikroskop
glass

Pengamatan struktur Hasil pengamatan pada Hasil pengamatan pada


morfologi pada ubur-ubur Hydra sp ubur-ubur Aurelia aurita
Aurelia aurita
PASCA PRAKTIKUM

1. Jelaskanlah bagaimana habitat alami Hydra sp!


Jawab : Habitat alami Hydra sp yaitu Hydra dijumpai di perairan tawar seperti
danau, sungai, atau kolam. Biasanya mereka hidup di dasar yang berbatu atau
menempel di batang dan daun yang jatuh ke dalam air. Hydra banyak ditemukan di
air tawar (tawar) yang bersuhu tropis dan tidak tercemar. Hydra juga termasuk
hewan multiseluler yang memiliki tubuh berbentuk tabung. Panjang tubuhnya
diperkirakan 10 milimeter (Deserti et al., 2011).
2. Sebutkan morfologi Hydra sp. yang teramati!
Jawab : Morfologi Hydra sp. Diantaranya yaitu Hydra vulgaris merupakan salah
satu bagian dari genus Hydra. Hydra sendiri termasuk dalam kingdom Animalia,
Filum Cnidaria, Kelas Hydrozoa, ordo Hydrae dan Famili Hydridae. Hydra dijumpai
di perairan tawar seperti danau, sungai, atau kolam. Biasanya mereka hidup di dasar
yang berbatu atau menempel di batang dan daun yang jatuh ke dalam air (Deserti et
al., 2011). Hydra vulgaris berkembang biak secara aseksual dengan menumbuhkan
tunas. Biasanya dalam satu polip ditemui 1-2 tunas yang berada di tubuh bagian
bawah. Memiliki panjang kolom 1,97-9,88 mm dan lebar kolom 0,3-0,8 mm.
Memiliki 5-7 tentakel yang transparan dan moniliform. Tentakelnya lebih pendek
dari tubuhnya atau ¾ panjang tubuhnya. Mempunyai hipostome berwarna coklat
dan berbentuk kerucut. (Ali et al., 2015) Hydra vulgaris dilengkapi dengan
nematosit yang berada di tentakel dan di kolom tubuhnya (Deserti et al., 2011).
Hydra vulgaris bersifat karnivora dan predator di perairan tawar. Dengan nematosit
yang berada di tentakelnya, mereka memakan crustacea, serangga, larva ikan,
annelid dan rotifer. Mereka merupakan predator pasif yang menunggu mangsanya
masuk ke daerah jangkauan tentakelnya (Deserti et al., 2017).

Anda mungkin juga menyukai