2. Letak Geografis
Desa Genting tanah merupakan salah satu dari 11 desa dikecamatan Kembang
Janggut dengan batas wilayah sebagai berikut:
Dari hasil table diatas dapat diketahui bahwa rata-rata responden lulusan
SMA. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dapat memahami dan
memberikan informasi yang akurat mengenai pertanyaan dalam kuisioner.
3. Jenis Kelamin Responden
Jumlah responden berdasarkan jenis kelaminnya sebagai berikut:
7%
10%
Baik
Cukup
Baik
Kurang
baik
Tidak Baik
24% 59%
2. Kesehatan
Pengembangan kesehatan masyarakat menyangkut seluruh aspek
kehidupan. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat di ukur salah satunya
dari pembangunan dan pengembangan kesehatannya. Prasaranan kesehatan
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam
rangka mewujudkan, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berikut
prasarana Kesehatan di Desa Genting Tanah:
10%
Baik
Cukup baik
19%
Kurang baik
Tidak baik
71%
E. Pembahasan
Industri kelapa sawit yang berada didesa Genting Tanah yaitu PT.Rea Kaltim
Plantations, PT.Rea Kaltim Plantations adalah Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit yang berasal dari Inggris dan telah beroperasi sejak tahun 1994 di
kecamatan Kembang janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
PT. Rea Kaltim telah memiliki luas kebun yang tertanam sekitar 32.000 Ha dan
memiliki 3 buah Pabrik. Perusahaan itu juga banyak berperan dibidang
peningkatan perekonomian dan pendidikkan di kecamatan Kembang Janggut
terutama didesa Genting Tanah.
Pada tahun 2010 sempat terjadi kontra antara masyarakat desa dengan
perusahaan karena dari pihak perusahaan melakukan pengurangan karyawan dan
banyak dari masyarakat desa Genting Tanah sehingga masyarakat desa Genting
Tanah melakukan protes yaitu dengan cara penutupan jalan perusahaan yang
melintasi desa Genting Tanah. Yang membuat oprasi dari perusahaan jadi
terhambat, sehingga membuat pihak perusahan turun kelapangan yang didampingi
pihak berwajib sebagai penengah antara pihak masyarakat dan pihak perusahaan.
Saat ini hubungan antara masyarakat dan pihak perusahaan sudah baik karena
perusahaan juga memberikan solusi dari dampak negatif industri kelapa sawit
salah satunya mengelola limbah dari kelapa sawit menjadi biogas yang berfungsi
sebagai pembangkit listrik dikecamatan Kembang Janggut.
Dampak dari industri kelapa sawit sangat terlihat dikecamatan Kembang
Janggut terutama desa Genting Tanah, berikut ada beberapa dampak yang peneliti
temukan dari hasil wawancara dengan 10 orang masyarakat, hasil kuisioner yang
disebar ke 96 orang masyarakat desa Genting Tanah dan observasi langsung
kelapangan.
1. Dampak terhadap Lingkungan
Dampak dari pembangunan industry kelapa sawit terhadap lingkungan
didesa Genting Tanah sangat terlihat karena didesa Genting Tanah rata-rata
dari masyarakatnya bekerja sebagai petani kelapa sawit ada juga yang menjadi
pekerja diperusahaan kelapa sawit yaitu PT Rea Kaltim. Walaupun tumbuhan
kelapa sawit banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena
tumbuhan kelapa sawit termasuk tumbuhan yang rakus akan air sehingga
dapat menyebabkan kekeringaan pada lingkungan sekitarnya tapi kelapa sawit
juga dapat berdampak baik lingkungan kalau dikelola dengan baik dan
penanamannya ditempat yang tepat contoh seperti hutan rawa yang memang
kelebihan air sehingga pertumbuhan kelapa sawit ditempat tersebut lebih
berdampak baik karena dapat menyebabkan tanah menjadi rata dan tidak
berlumpur. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil kuisioner tersebut
diperkuat dengan hasil kuisioner yang saya sebarkan terhadap 96 orang
masyarakat desa Genting Tanah yang menunjukan bahwa 59% masyarakat
menganggap bahwa industri kelapa sawit baik untuk lingkungan dan hanya
7% masyarakat yang menganggap industri kelapa sawit tidsk baik untuk
lingkungan karena cara perusahaan yang meminimalisir dampak negatif dari
indutri kelapa sawit juga baik sehingga masyarakat tidak merasakan ada
dampak negatif dari industri kelapa sawit dan tempat berdirinya perusahaan
juga jauh dari tempat pemukiman yaitu berjarak 20 kilo meter dari desa
Genting Tanah.
Menurut Pemdes (2019), Desa Genting Tanah hanya memiliki 3 jenis
lahan hutan yaitu hutan lindung, hutan produksi tetap dan hutan konservasi.
Luas wilayah hutan lindung sekitar 3699,6 Hektar, luas hutan produksi tetap
sekitar 4679,2 Hektar dan luas hutan konservasi 682,95 Hektar. Sedangkan
untuk lahan hutan adat, hutan asli, hutan sekunder, hutan buatan, hutan
mangrove dan hutan rakyat tidak dimiliki oleh Desa Genting Tanah. Dari awal
berdirinya perusahaan kelapa sawit didesa Genting Tanah banyak petani
beralih berkebun kelapa sawit jadi mayoritas profesi petani didesa Genting
Tanah adalah petani sawit seperti hasil data dari pemdes jenis perkebunan
kelapa sawit dengan luas sekitar 599,2 Hektar dengan hasil panen sebesar
1.198,4 Ton/Ha, Hal ini yang membuat mayoritas penduduk Desa genting
Tanah berprofesi petani kelapa sawit.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang didapatkan dari observasi langsung
kelapangan, wawancara dengan 10 orang masyarakat didesa Genting Tanah dan
penyebaran kuisioner kepada 96 orang masyarakat didesa Genting Tanah dapat
disimpulkan bahwa adanya industri kelapa sawit didesa Genting Tanah
berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, dikarenakan pihak
perusahaan yang bisa bertanggung jawab sehingga meminimalisir dampak negatif
dari industry kelapa sawit tersebut, hal itu didukung dengan hasil dari kuisioner
yaitu dampak baik terhadap lingkuangan (56%) dan dampak baik terhadap
kesehatan (71%).
B. Saran
Berdasarakan hasil penelitian mengenai “ Dampak industri kelapa sawit
terhadap lingkungan dan kesehatan didesa Genting Tanah”, peneliti
memberikan saran terhadap pihak yang terkait berdasarakan permasalahan
yang terjadi, antara lain:
1. Bagi perusahaan agar lebih memperhatikan lingkungan dan kesehatan
masyarakat didesa Genting Tanah yang disebabkan dampak negatif dari
industri kelapa sawit.
2. Kepada masyarakat agar ikut berperan dalam memelihara lingkungan dan
kesehatan masyarakat dides Genting Tanah.
3. Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar melakukan
penelitian lanjutan didaerah lain karena masih banyak industri kelapa sawit
daerah lain yang belum diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, J,R. dan R. Syarief, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Bandung.
Jakarta.
Van Den Ban, A.W. dan Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta
Pratiknyo, Puji. 2017. Analisis Keberadaan dan Ketersediaan Air Tanah
Berdasarkan Peta Hidrogeologi dan Cekungan Air Tanah di Kota
Magelang. Vol 1 No.2
Sunarti, Riri Novita. 2015. Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode
MPN (Most Probable Numbers) Bioilmi Vol. 1 No. 1 Edisi Agustus 2015.
Sari, Mayang. 2019. Analisis Bau, Warna, Tds, Ph, Dan Salinitas Air Sumur Gali
Di Tempat Pembuangan Akhir Alkimia: Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan
Volume 3 No. 1
16
LAMPIRAN
17