Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Deskripsi Wilayah
Kecamatan Kembang Janggut merupakan salah satu kecamatan yang terletak
di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara
geografis, Kecamatan Kembang Janggut terletak antara 115º46 116º28 Bujur
Timur dan 0º02 0º27 Lintang Utara dengan luas wilayah mencapai 2.160,90 km 2.
Ketinggian Kecamatan Kembang Janggut sekitar 18 meter dari permukaan laut.
Secara administratif, Kecamatan Kembang Janggut berbatasan dengan: Sebelah
utara, Kecamatan Tabang Sebelah timur, Kabupaten Kutai Timur Sebelah selatan,
Kecamatan Kenohan Sebelah barat, Kabupaten Kutai Barat Wilayah Kecamatan
Kembang Janggut terdiri dari 11 desa, diantaranya Desa Genting Tanah, Desa Loa
Sakoh, Desa Hambau, Desa Kembang Janggut, Desa Kelekat, Desa Pulau Pinang,
Desa Long Beleh Haloq, Desa Long Beleh Modang, Desa Bukit Layang, Desa
Muai, dan Desa Perdana. Adapun ibukota kecamatan terletak di Desa Kembang
Janggut.

2. Letak Geografis
Desa Genting tanah merupakan salah satu dari 11 desa dikecamatan Kembang
Janggut dengan batas wilayah sebagai berikut:

Tabel. Batas wilayah Genting Tanah


Batas Desa\ Kelurahan Kecamatan
Sebelah utara Loa Sakoh Kembang Janggut
Sebelah selatan Tuana Tuha Kenohan
Sebelah timur Muara Kaman Muara Kaman
Sebelah barat Kenohan Kenohan

3. Topografi dan Hidrologi


Topografi Desa Genting Tanah meliputi dataran tinggi dengan ketinggian
tanah dari permukaan laut antara 500-2.000 M. Desa Genting Tanah yang
merupakan salah satu bagian dari provinsi Kalimantan Timur yang memiliki
intensitas iklim yang cukup panas. Iklim tersebut tentu berpengaruh pula pada
iklim Desa Genting Tanah itu sendiri. Temperatur udara di Desa Genting Tanah
berada dikasaran angka 26ºC yang terdiri dari dua musim dan perubahan iklim
setiap tahunnya. Karakteristik batuan serta tanah yang menyusun Desa Genting
Tanah sendiri adalah jenis batuan lempung. Sedangkan warna tanah sebagian
besar berwarna abu-abu.
4. Luas Perkebunan Kelapa Sawit didesa Genting Tanah
Lahan perkebunan merupakan salah satu objek dari bentuk pemberdayaan
masyarakat terutama bagi para petani yang berada di Desa Genting Tanah
sebagian besar, para petani yang menggarap lahan tersebut, pada umumnya para
petani menggantungkan kehidupannya pada perkebunan. Dapat diketahui bahwa
luas lahan perkebunan di Desa genting Tanah yang terluas adalah jenis
perkebunan kelapa sawit dengan luas sekitar 599,2 Hektar dengan hasil panen
sebesar 1.198,4 Ton/Ha, Hal ini yang membuat mayoritas penduduk Desa genting
Tanah berprofesi petani kelapa sawit. Luas lahan kelapa sekitar 4 Hektar dengan
hasil panen sebesar 12 Ton/Ha.

B. Industri Kelapa Sawit didesa Genting Tanah


Industri kelapa sawit yang berada didesa Genting Tanah yaitu PT.Rea Kaltim
Plantations, PT.Rea Kaltim Plantations adalah Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit yang berasal dari Inggris dan telah beroperasi sejak tahun 1994 di
kecamatan Kembang janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
PT. Rea Kaltim telah memiliki luas kebun yang tertanam sekitar 32.000 Ha dan
memiliki 3 buah Pabrik Kelapa Sawit 2 Pabrik Kelapa Sawit kapasitas 80 ton TBS
(Tandan Buah Segar) Jam dan 1 Pabrik Kelapa Sawit kapasitas 40 ton TBS. Saat
ini PT. Rea Kaltim sedang melakukan expansi perluasan kebun di Kabupaten
Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, sehingga akan meningkatkan luas kebun
yang cukup berartidalam 2 sampai 4 tahun kedepan,sertaakan meningkatkan
kapasitas Pabrik Kelapa Sawit baru lagi di masa mendatang. Aktifitas perkebunan
dan pabrik pengolahan kelapa sawit yang pada gilirannya akan berhubungan
dengan kehidupan masyarakat di beberapa desa di lingkungan kebun serta
kehidupan (ekosistem) lainnya.
Dengan adanya industri kelapa sawit di Desa Genting Tanah secara tidak
langsung telah memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
desa, baik itu mempengaruhi ekonomi maupun kondisi lingkungan. Pengaruh
tersebut seperti adanya fasilitas – fasilitas yang terdapat sekarang di desa Genting
Tanah, baik itu perkembangan sarana maupun prasarana, yang dulunya desa
tersebut termasuk terbelakang dengan fasilitasnya. Pengaruh industri terhadap
lingkungan tersebut seperti prasarana transportasi yang makin lancar. Dengan
demikian kehidupan masyarakat semakin baik.

C. Karakteristik Responden Penelitian


1. Umur Responden
Deskripsi responden menurut umur menguraiakan atau memberikan
gambaran mengenai umur responden yang menjadi sampel dalam penlitian ini.
Oleh karena itulah dalam deskripsi karakteristik responden menurut yaiu pada
table berikut:
Umur Frekuensi Presentase
25-34 15 15,62
34-44 25 26,04
45-53 37 38,54
>60 19 19,79
Jumlah 96 100
Sumber; hasil penelitian 2021
Pada table diatas memberikan gambaran bahwa pada umumnya usia
responden dalam penelitian ini tergolong usia produktif, sehingga mampu
memberikan informasi yang akurat.
2. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Tingkat pendidikan menunjukan pengetahuan dan daya piker yang dimiliki
oleh seseorang responden. Oleh karena itulah dalam penelitian ini maka
tingkat pendidikan responden dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian
yaitu SD, SMP, SMA dan S1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
dibawah ini:

Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase


SD 33 15,62
SMP 23 23,96
SMA 36 37,50
S1 4 4,17
Jumlah 96 100
Sumber : Hasil Analisis 2021

Dari hasil table diatas dapat diketahui bahwa rata-rata responden lulusan
SMA. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dapat memahami dan
memberikan informasi yang akurat mengenai pertanyaan dalam kuisioner.
3. Jenis Kelamin Responden
Jumlah responden berdasarkan jenis kelaminnya sebagai berikut:

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Laki-Laki 69 71,88
Perempuan 27 28,13
Jumlah 96 100
Sumber: Hasil Analisis 2021
Pada table diatas jumlah reponden laki-laki lebih banyak dari pada reponden
perempuan.

D. Analisis Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap Lingkungan dan Kesehatan


Penelitian ini menunjukan bahwa dampak industri kelapa sawit terhadap
lingkungan dan kesehatan terdiri dari kondisi hutan, air, udara, dan kesehatan
masyarakat:
1. Lingkungan
Dampak dari pembangunan industry kelapa sawit terhadap lingkungan
didesa Genting Tanah sangat terlihat karena didesa Genting Tanah rata-rata
dari masyarakatnya bekerja sebagai petani kelapa sawit ada juga yang menjadi
pekerja diperusahaan kelapa sawit yaitu PT Rea Kaltim. Walaupun tumbuhan
kelapa sawit banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena
tumbuhan kelapa sawit termasuk tumbuhan yang rakus akan air sehingga
dapat menyebabkan kekeringaan pada lingkungan sekitarnya tapi kelapa sawit
juga dapat berdampak baik lingkungan kalau dikelola dengan baik dan
penanamannya ditempat yang tepat contoh seperti hutan rawa yang memang
kelebihan air sehingga pertumbuhan kelapa sawit ditempat tersebut lebih
berdampak baik karena dapat menyebabkan tanah menjadi rata dan tidak
berlumpur. Seperti hasil wawanara saya kepada kepala desa Genting Tanah
berikut ini.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan wawancara keberadaan kelapa
sawit itu, industri kelapa sawit tidak merusak lingkungan karena kelapa sawit
merupakan tumbuhan alami yang sama seperti tumbuhan yang lainnya.
Pemerinah desa Genting Tanah juga mengetahui bahwa kelapa sawit
merupakan tumbuhan yang membutuhkan banyak air untuk bertahan hidup
makanya dari itu pemertintah memberikan ijin terhadap perusahan kelapa
sawit untuk mendirikan perkebunan kelapa sawit ditanah rawa bekas
kebakaran hutan yang diakibatkan kemarau panjang yang menimpa didaerah
desa Genting Tanah pada tahun 1998.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil kuisioner yang saya sebarkan
terhadap 96 orang masyarakat desa Genting Tanah yang menunjukan bahwa
59% masyarakat menganggap bahwa industri kelapa sawit baik untuk
lingkungan.
Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap Lingkungan

7%
10%
Baik
Cukup
Baik
Kurang
baik
Tidak Baik
24% 59%

2. Kesehatan
Pengembangan kesehatan masyarakat menyangkut seluruh aspek
kehidupan. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat di ukur salah satunya
dari pembangunan dan pengembangan kesehatannya. Prasaranan kesehatan
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam
rangka mewujudkan, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berikut
prasarana Kesehatan di Desa Genting Tanah:

No. Jenis Jumlah Unit


1. Posyandu 2
2. Puskesmas Pembantu Desa 1

Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit sudah dirasakan


pengaruhnya oleh masyarakat sekitaran pembangunan baik yang bekerja di
perkebunan milik swasta atau pemerintah maupun masyarakat sekitaran
pembangunan. Untuk masalah kesehatan di lakukan program dengan
strategi peningkatan taraf dan mutu kesehatan masyarakat. Untuk
melaksanakan strategi tersebut dapat di lakukan dengan memberikan
pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan oleh pihak perkebunan dalam
setiap bulannya. Hal tersebut di ambil dari hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dimana ada beberapa informan yang memberikan pernyataan
tesebut. Seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan ke salah seorang
warga yang berjualan di sekitaran perkebunan sawit dan kebetulan dia
memiliki lahan sawit.
Untuk masalah kesehatan dari pihak industri kelapa sawit rutin
memberikan bantuan ke pihak puskesmas didesa Genting Tanah berupa
materi sampai fasilitas di puskesmas dan juga rutin mengirimkan tenaga
medis untuk cek kesehatan sedangkan untuk masalah banyak masyarakat
yang terdampak penyakit ISPA, itu memang sudah terjadi sebelum adanya
industri kelapa sawit di desa Genting Tanah, mungkin memang karena
kebakaran hutan tapi kebakaran hutannya bukan karena industri kelapa
sawit tapi karena kemarau panjang setiap tahun.
Industri kelapa sawit sangat berpengaruh bagi kesehatan didesa
Genting Tanah, masyarakat didesa Genting Tanah menganggap industri
kelapa sawit rata-rata berdampak positif terutama kesahatan masyarakat
didesa Genting Tanah, mulai dari pengobatan gratis sampai pengobatan
berbayar pun masyarakat didesa Genting Tanah tidak pernah mengeluh
karena ekonomi rata-rata masyarakat didesa Genting Tanah meningkat
semenjak kehadiran industri kelapa sawit. Hal tersebut diambil oleh peneliti
pada hasil wawancara dengan salah satu tenaga kesehatan .
Pengaruh industri kelapa sawit terhadap kesehatan ini, menurut dari
informan sangat berpengaruh, pertama perusahaan sering menyumbang
fasilitas kesehatan dan mengirim tenaga medis dari pusat untuk memeriksa
kesehatan masyarakat secara gratis, yang kedua sejak kehadiran perusahaan
kelapa sawit rata-rata ekonomi masyarakat meningkat, jadi masyrakat itu
lebih mudah seperti makan-makanan yang sehat sampai membayar
pengobatan.
Pernyataan para informan itu didukung dengan hasil kuisioner yang
telah disebar ke 96 orang masyarakat desa Genting Tanah yang dapat dilihat
71% masyarakat menilai kehadiran industri kelapa sawit berdampak baik
bagi kesehatan masyarakat, 19% cukup baik, 10% kuran g baik dan 0%
tidak baik.

Dampak Industri Kelapa Sawit Terhadap Kesehatan

10%
Baik

Cukup baik
19%
Kurang baik

Tidak baik

71%

E. Pembahasan
Industri kelapa sawit yang berada didesa Genting Tanah yaitu PT.Rea Kaltim
Plantations, PT.Rea Kaltim Plantations adalah Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit yang berasal dari Inggris dan telah beroperasi sejak tahun 1994 di
kecamatan Kembang janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
PT. Rea Kaltim telah memiliki luas kebun yang tertanam sekitar 32.000 Ha dan
memiliki 3 buah Pabrik. Perusahaan itu juga banyak berperan dibidang
peningkatan perekonomian dan pendidikkan di kecamatan Kembang Janggut
terutama didesa Genting Tanah.
Pada tahun 2010 sempat terjadi kontra antara masyarakat desa dengan
perusahaan karena dari pihak perusahaan melakukan pengurangan karyawan dan
banyak dari masyarakat desa Genting Tanah sehingga masyarakat desa Genting
Tanah melakukan protes yaitu dengan cara penutupan jalan perusahaan yang
melintasi desa Genting Tanah. Yang membuat oprasi dari perusahaan jadi
terhambat, sehingga membuat pihak perusahan turun kelapangan yang didampingi
pihak berwajib sebagai penengah antara pihak masyarakat dan pihak perusahaan.
Saat ini hubungan antara masyarakat dan pihak perusahaan sudah baik karena
perusahaan juga memberikan solusi dari dampak negatif industri kelapa sawit
salah satunya mengelola limbah dari kelapa sawit menjadi biogas yang berfungsi
sebagai pembangkit listrik dikecamatan Kembang Janggut.
Dampak dari industri kelapa sawit sangat terlihat dikecamatan Kembang
Janggut terutama desa Genting Tanah, berikut ada beberapa dampak yang peneliti
temukan dari hasil wawancara dengan 10 orang masyarakat, hasil kuisioner yang
disebar ke 96 orang masyarakat desa Genting Tanah dan observasi langsung
kelapangan.
1. Dampak terhadap Lingkungan
Dampak dari pembangunan industry kelapa sawit terhadap lingkungan
didesa Genting Tanah sangat terlihat karena didesa Genting Tanah rata-rata
dari masyarakatnya bekerja sebagai petani kelapa sawit ada juga yang menjadi
pekerja diperusahaan kelapa sawit yaitu PT Rea Kaltim. Walaupun tumbuhan
kelapa sawit banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena
tumbuhan kelapa sawit termasuk tumbuhan yang rakus akan air sehingga
dapat menyebabkan kekeringaan pada lingkungan sekitarnya tapi kelapa sawit
juga dapat berdampak baik lingkungan kalau dikelola dengan baik dan
penanamannya ditempat yang tepat contoh seperti hutan rawa yang memang
kelebihan air sehingga pertumbuhan kelapa sawit ditempat tersebut lebih
berdampak baik karena dapat menyebabkan tanah menjadi rata dan tidak
berlumpur. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil kuisioner tersebut
diperkuat dengan hasil kuisioner yang saya sebarkan terhadap 96 orang
masyarakat desa Genting Tanah yang menunjukan bahwa 59% masyarakat
menganggap bahwa industri kelapa sawit baik untuk lingkungan dan hanya
7% masyarakat yang menganggap industri kelapa sawit tidsk baik untuk
lingkungan karena cara perusahaan yang meminimalisir dampak negatif dari
indutri kelapa sawit juga baik sehingga masyarakat tidak merasakan ada
dampak negatif dari industri kelapa sawit dan tempat berdirinya perusahaan
juga jauh dari tempat pemukiman yaitu berjarak 20 kilo meter dari desa
Genting Tanah.
Menurut Pemdes (2019), Desa Genting Tanah hanya memiliki 3 jenis
lahan hutan yaitu hutan lindung, hutan produksi tetap dan hutan konservasi.
Luas wilayah hutan lindung sekitar 3699,6 Hektar, luas hutan produksi tetap
sekitar 4679,2 Hektar dan luas hutan konservasi 682,95 Hektar. Sedangkan
untuk lahan hutan adat, hutan asli, hutan sekunder, hutan buatan, hutan
mangrove dan hutan rakyat tidak dimiliki oleh Desa Genting Tanah. Dari awal
berdirinya perusahaan kelapa sawit didesa Genting Tanah banyak petani
beralih berkebun kelapa sawit jadi mayoritas profesi petani didesa Genting
Tanah adalah petani sawit seperti hasil data dari pemdes jenis perkebunan
kelapa sawit dengan luas sekitar 599,2 Hektar dengan hasil panen sebesar
1.198,4 Ton/Ha, Hal ini yang membuat mayoritas penduduk Desa genting
Tanah berprofesi petani kelapa sawit.

2. Dampak terhadap kesehatan


Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit sudah dirasakan pengaruhnya
oleh masyarakat sekitaran pembangunan baik yang bekerja di perkebunan
milik swasta atau pemerintah maupun masyarakat sekitaran pembangunan.
Untuk masalah kesehatan di lakukan program dengan strategi peningkatan
taraf dan mutu kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan strategi tersebut
dapat di lakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis yang
dilakukan oleh pihak perkebunan dalam setiap bulannya.
Hubungan pembukaan lahan dengan kondisi kesehatan masyarakat, Hasil
studi epidemiologi lingkungan memperlihatkan tingkat kesehatan masyarakat atau
kejadian suatu penyakit dalam suatu kelompok masyarakat merupakan hasil
(resultance) dan hubungan timbal balik antara masyarakat itu sendiri dengan
lingkungan. Pada gilirannya, sebagai unsur yang terlibat langsung dalam
hubungan timbal balik tersebut, apapun yang terjadi sebagai dampak dari proses
interaksi berupa perubahan lingkungan akan menimpa dan dirasakan masyarakat.
Salah satunya kebakaran hutan yang diakibatkan kelapa sawit merupakan
tanaman yang banyak akan menyerap air dari tanah. Sehingga ketika datang
musim kemarau maka air yang ada ditanah pun akan habis terserap oleh
perkebunan kelapa sawit (Budiman, 2017: 35).
Dari beberapa dampak negatif yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit
yang berada didesa Genting Tanah, pihak dari perusahaan atau PT Rea Kaltim
termasuk bertanggung jawab dan meminimalisir dampak negative tersebut,
contohnya seperi pembangunan pabrik biogas sebagai pabrik pembangkit
listrik yang sudah berfungsi untung menerangi kecamatan Kembang Janggut,
Tabang dan Kenohan. Yang bahan bakar utamanya dari limbah kelapa sawit
dan setiap tiga bulan biogas PT Rea Kaltim melakukan pemeriksaan yang
dilakukan oleh United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCCC) yang berada dibawah otoritas badan PBB, mengklaim biogas PT
Rea Kaltim ramah lingkungan karena limbah bahan bakarnya ramah
lingkungan sehingga gas yang dihasilkan juga ramah lingungan.
Semua penyataan diatas diperkuat dengan hasil dari wawancara dengan 10
orang masyarakat, penyebaran kuisioner kepada 96 orang masyarakat desa
Genting Tanah dan observasi langsung ke PT Rea Kaltim. Hasil dari
kuisonernya yaitu 71% masyarakat menilai kehadiran industri kelapa sawit
berdampak baik bagi kesehatan masyarakat, 19% cukup baik, 10% kurang
baik dan 0% tidak baik. Dari hasil tersebut peneliti menyimpulakan bahwa
masyarakat didesa Genting Tanah merasa terbantu karena kehadiran Industri
didesa Genting Tanah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang didapatkan dari observasi langsung
kelapangan, wawancara dengan 10 orang masyarakat didesa Genting Tanah dan
penyebaran kuisioner kepada 96 orang masyarakat didesa Genting Tanah dapat
disimpulkan bahwa adanya industri kelapa sawit didesa Genting Tanah
berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, dikarenakan pihak
perusahaan yang bisa bertanggung jawab sehingga meminimalisir dampak negatif
dari industry kelapa sawit tersebut, hal itu didukung dengan hasil dari kuisioner
yaitu dampak baik terhadap lingkuangan (56%) dan dampak baik terhadap
kesehatan (71%).

B. Saran
Berdasarakan hasil penelitian mengenai “ Dampak industri kelapa sawit
terhadap lingkungan dan kesehatan didesa Genting Tanah”, peneliti
memberikan saran terhadap pihak yang terkait berdasarakan permasalahan
yang terjadi, antara lain:
1. Bagi perusahaan agar lebih memperhatikan lingkungan dan kesehatan
masyarakat didesa Genting Tanah yang disebabkan dampak negatif dari
industri kelapa sawit.
2. Kepada masyarakat agar ikut berperan dalam memelihara lingkungan dan
kesehatan masyarakat dides Genting Tanah.
3. Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar melakukan
penelitian lanjutan didaerah lain karena masih banyak industri kelapa sawit
daerah lain yang belum diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden,2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.


Grafindo. Bandung.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta

Grigg, Neil 1998, Infrastructure Engineering and Management. Gulo, W. 2002.


Metode Penelitian. PT. Grasindo. Jakarta.

Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri.ANDI. Yogyakarta.

Kodoatie, J,R. dan R. Syarief, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.

Andi offset, Yogyakarta.

Hardjasoemantri, Koesnadi. 2002. Hukum Tata Lingkungan. Gadjah Mada


University Press

Miro, Fidel. (1997), Sistem Transportasi Kota. Tarsito. Bandung

Natoatmodjo, Soekidjo. 2003 Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka


cipta. Jakarta

Schubeler P. 1996. Urban Management and Infrastructure. Kenya


Sumaatmadja, (1998). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan
Hidup. Cv Alfabeta. Bandung.

Suharto, Edi. 2007. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Alfabeta.

Bandung.

SuripinM.Eng,Dr,Ir, 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi,


Yogyakarta

Suhadjono, 1948. Drainase. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang

Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan.Gadjah Mada University


Press, Yogyakarta

Setyawati, 2002. Handout PAK Hiperkes. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D.


Alfabeta. Bandung

Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat.Ghalia


Indonesia. Bogor.

Soekanto, Soejono. 1987. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Rajawali.

Jakarta.

Tugiman, Hiro. 2006. Standar profesional Audit Internal.Kanisius. Yogyakarta

Van Den Ban, A.W. dan Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.

Yogyakarta
Pratiknyo, Puji. 2017. Analisis Keberadaan dan Ketersediaan Air Tanah
Berdasarkan Peta Hidrogeologi dan Cekungan Air Tanah di Kota
Magelang. Vol 1 No.2

Sunarti, Riri Novita. 2015. Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode
MPN (Most Probable Numbers) Bioilmi Vol. 1 No. 1 Edisi Agustus 2015.

Sari, Mayang. 2019. Analisis Bau, Warna, Tds, Ph, Dan Salinitas Air Sumur Gali
Di Tempat Pembuangan Akhir Alkimia: Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan
Volume 3 No. 1
16

LAMPIRAN
17

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Gambar 5. Peta wilayah Desa Genting Tanah

Gambar 2. Peraturan kehutanan desa Genting Tanah


18

Gambar 7. Bencana Tanah Longsor didesa Genting Tanah

Gambar 8. Pembukaan lahan PT Rea Kaltim


19

Gambar 9. Akses jalan Industri Kelapa Sawit

Gambar 10. Penyebrangan ke PT Rea Kaltim


20

Gambar 11. Puskesmas dan Posandu desa Genting Tanah

Gambar 12. PT Rea Kaltim


21

Gambar 13. Penampungan biogas PT Rea Kaltim


22

Lampiran 3. Table perhitungan hasil kuisioner

No. Katagori Baik Cukup Kuran Tidak Total


Baik g Baik Baik
1 Dampak 56 23 10 7 96
Terhadap (59%) (24%) (10%) (7%) (100%)
Liangkungan
2 Dampak 68 18 10 0 96
Terhadap (71%) (19%) (10%) (0%) (100%)
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai