Anda di halaman 1dari 14

1

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEGIATAN USAHATANI JAGUNG


DI DESA MALALIN KECAMATAN CENDANA
KABUPATEN ENREKANG

yusriasdi, nanda pratami irwan, arman, arjun

yusry_ady@yahoo.co.id

abstrak

Kabupaten Enrekang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi


Selatan, Indonesia. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Kota Enrekang. Kabupaten
ini memiliki luas wilayah 1.786,01 km2 dan kepadatan penduduk sebanyak ±
190.579 jiwa. Salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten
Enrekang merupakan lumbung pertanian yang menyumbang pendapatan
perekonomian di sektor pertanian di Sulawesi Selatan. Masyarakat Enrekang
mayoritas menggantungkan hidupnya di sektor pertanian dan perkebunan.
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui persepsi petani terhadap keuntungan budidaya
usahatani jagung. menyetahui bagaimana persepsi petani terhadap penyediaan
benih jagung bersertifikat serta untuk mengetahui persepsi petani terhadap
ketersediaan pupuk bersubsidi. metode yang digunakan yaitu Penilaian persepsi
diukur melalui skala likert dengan skor 1 (Tidak Menguntungkan/Tidak
Tahu/Tidak Penah/Tidak Setuju/Tidak Tersedia), 2 (Kurang
Menguntungkan/Kurang Tahu/Kurang Setuju/Kurang Tersedia), 3
(Menguntungkan/Tahu/Sering/Setuju/Tersedia), dan 4 (Sangat
Menguntungkan/Sangat Tahu/Sangat Sering/Sangat Setuju/Sangat Tersedia).
dari pengukuran tersebut diperoleh bahwa 91% petani responden memiliki
persepsi bahwa usaha tani jagung saat ini sangat menguntungkan karena
usaha tani jagung mampu memaksimalkan potensi lahan khususnya sejak
komoditi kakao memiliki penurunan produksi dan bahkan saat ini banyak
petani mengganti komoditi kakao menjadi lahan tanaman jagung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 78% petani berkesimpulan ketersediaan
benih bersupsidi mampu menunjang kegiatan usahatani jagung sehingga
hasil yang diperoleh petani lebih maksimal. Ketersediaan pupuk
bersubsidi menurut 75% petani sangat menunjang keberlanjutan usaha
tani jagung karena hampir seluruh kebutuhan pupuk bagi petani jagung
disubsidi oleh pemerintah singga mempermudah kegiatan petani.
key word: Persepsi, Petani, Usahatani Jagung

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting
selain gandum dan padi. Komoditas jagung selain sebagai sumber karbohidrat,
juga menjadi komoditas pangan yang memiliki potensi yang besar untuk
kepentingan industri pakan dan pangan. Tanaman jagung diharapkan dapat
2

bergerak positif dalam meningkatkan pendapatan para petani dan meningkatkan


taraf hidup petani.
Kabupaten Enrekang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Kota Enrekang. Kabupaten
ini memiliki luas wilayah 1.786,01 km2 dan kepadatan penduduk sebanyak ±
190.579 jiwa. Salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten
Enrekang merupakan lumbung pertanian yang menyumbang pendapatan
perekonomian di sektor pertanian di Sulawesi Selatan. Masyarakat Enrekang
mayoritas menggantungkan hidupnya di sektor pertanian dan perkebunan.
Tabel 1. Luas Panen dan Produksi di Kabupaten Enrekang
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton)
2017 18.121,70 99.467,70
2018 16.058,40 89.097,90
2019 22.218,30 122.446,60
2020 16.858,30 93.011,70
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang (2017-2020)
Tabel 1 menunjukkan tanaman jagung di Kabupaten Enrekang mengalami
pasang surut pada jumlah produksinya. Pada tahun 2017 tanaman jagung di
Kabupaten Enrekang memproduksi sebesar 99.467,7 ton, tahun 2018
mengalami penurunan produksi sehingga menghasilkan 89.097,9 ton, pada
tahun 2019 produksi jagung naik hingga mencapai 122.446,6 tan, dan pada
tahun 2020 produksi jagung kembali mengalami penurunan produksi jagung
sehingga menghasilkan 93.011,7 ton.
Budidaya tanaman jagung di Kabupaten Enrekang banyak dikelola di
Kecamatan Enrekang, Maiwa, dan Cendana, yang memiliki luas lahan yang luas
dan produksi yang banyak. Jagung adalah salah satu pekerjaan pokok petani
dan sangat membantu petani, karena tanaman jagung di Kabupaten Enrekang
merupakan tanaman peralihan dari tanaman kakao.
Desa Malalin adalah desa yang berada di Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang dan terdiri dari 3 kelurahan yaitu Dusun Malalin 1, Dusun Malalin 2,
dan Dusun Pudete, dengan kepadatan penduduk hanya mencapai ± 500 jiwa.
Mayoritas penduduk di Desa Malalin memiliki profesi sebagai petani jagung.
Desa Malalin Kecamatan Cendana merupakan salah satu daerah penghasil
jagung di Kabupaten Enrekang, meski berada di daerah pegunungan dan
perbukitan petani mampu menghasilkan panen yang melimpah.
Sebagai pelaku pembangunan pertanian, persepsi petani terhadap
usahatani perlu dikaji karena persepsi dapat menjadi salah satu faktor pendorong
ataupun penghambat petani dalam mengoptimalkan usahatani jagung yang
dilakukan di Desa Malalin Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Berkaitan
dengan penelitian ini, persepsi petani dapat dilihat dari berdasarkan kategori
yaitu berdasarkan keuntungan, penyediaan benih dan penyediaan pupuk.
Persepsi petani dapat menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan
dalam berusahatani jagung bagi para petani di Desa Malalin,Kecamatan
Cendana, Kabupaten Enrekang, sehingga persepsi ini menarik untuk diteliti agar
dapat mengetahui bagaimana persepsi petani mengenai usahatani yang
dilakukannya, dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
yang mendukung pengembangan pembangunan pertanian dalam usahatani
jagung di Desa Malalin Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Berdasarkan
3

dari latar belakang di atas maka dapat dikemukakan permasalahan yang menjadi
masalah pada penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi petani terhadap keuntungan budidaya usahatani
jagung.
2. Bagaimana persepsi petani terhadap penyediaan benih jagung
bersertifikat
3. Bagaimana persepsi petani terhadap ketersediaan pupuk bersubsidi

Metode

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Malalin Kecamatan Cendana


Kabupaten Enrekang dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan
salah satu daerah dengan luas lahan yang besar dan memiliki produksi yang
besar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 orang petani
jagung dari data populasi petani jagung yang diperoleh dari Kantor Desa Malalin
Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang sebanyak 280 orang × 20%.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simpel random sampling sebanyak 56
orang petani jagung. Analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Skala Likert. Menurut Sugiyono (2013) skala likert adalah skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Adapun variabel yang diamati ada 3 yaitu : 1. Persepsi petani terhadap
keuntungan usahatani jagung, 2. Persepsi petani terhadap penyediaan benih
usahatani jagung, 3. Persepsi petani terhadap penyediaan pupuk usahatani
jagung.
Penilaian persepsi diukur melalui skala likert dengan skor 1 (Tidak
Menguntungkan/Tidak Tahu/Tidak Penah/Tidak Setuju/Tidak Tersedia), 2
(Kurang Menguntungkan/Kurang Tahu/Kurang Setuju/Kurang Tersedia), 3
(Menguntungkan/Tahu/Sering/Setuju/Tersedia), dan 4 (Sangat
Menguntungkan/Sangat Tahu/Sangat Sering/Sangat Setuju/Sangat Tersedia).

Selanjutnya dari data skala likert dianalisis dengan menghitung :


1. Skor minimal yaitu skor jawaban terkecil dari setiap kategori pertanyaan.
2. Skor maksimal yaitu skor jawaban terbesar dari setiap kategori pertanyaan.
3. Interval.
Adapun kategori yang akan diamati dalam persepsi petani terhadap
keuntungan usahatani jagung yaitu : 1. Tidak Menguntungkan, 2. Kurang
Menguntungkan, 3. Menguntungkan, dan 4. Sangat Menguntungkan. Sedangkan
kategori yang diamati dalam persepsi petani terhadap penyediaan benih dan
penyediaan pupuk yaitu : 1. Tidak Tersedia, 2. Kurang Tersedia, 3. Tersedia, dan
4. Sangat Tersedia.
Perhitungan interval secara matematis menurut junaidi (2012) adalah:

a−b
i=
k

Keterangan :
4

i = Interval kelas
a = Jumlah skor/Nilai maksimum
b = Jumlah skor/Nilai minimum
k = Jumlah Kelas/kategori

Dilakukan perhitungan dengan memberi nilai/skor pada setiap jawaban


pertanyaan yang telah diberikan, dari hasil penjumlahan yang dilakukan, maka
dapat diperoleh rata-rata/skor untuk penetapan kriteria penilaian sebagai berikut :
1. Nilai Maksimum
Nilai maksimum didasarkan atas skor jawaban tertinggi dilakukan dengan
jumlah responden, kemudian dikalikan dengan jumlah pernyataan.
Nilai maksimum = nilai tertinggi × jumlah responden × jumlah pernyataan
= 4 × 56 × 7 = 1.568
2. Nilai Minimum
Nilai minimum didasarkan atas skor jawaban terendah dikalikan dengan
jumlah responden kemudian dikalikan dengan jumlah pernyataan.
Nilai minimum = nilai terendah × jumlah responden × jumlah pernyataan
= 1 × 56 × 7 = 392

3. Interval Kelas
Rumus :
a−b
i=
k

1.568−392
i=
7

¿ 294
5

Tabel 2. Kategori Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Usahatani Jagung.


No Interval Kelas Kategori
1. 392 - 686 Tidak Menguntungkan
2. 686 - 980 Kurang Menguntungkan
3. 980 - 1.274 Menguntungkan
4. 1.274 - 1.568 Sangat Menguntungkan
Sumber : Diolah dari data sekunder 2017

Hasil dan Pembahasan

Persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu


pengamatan, kemampuan tersebut yaitu kemampuan untuk membedakan,
mengelompokan, memfokuskan kemudian diinterpretasikan. Seseorang bisa saja
memiliki persepsi yang berbeda, walaupun objeknya sama. Hal tersebut
dimungkinkan karena adanya perbedaan dalam hal sistem menilai dan ciri
kepribadian individu yang bersangkutan, berdasarkan hasil pengukuran skala
likert diperoleh persepsi petani terkait pengembangan usahatani jagung sebagai
berikut:

1. Persepsi petani terhadap keuntungan budidaya usahatani jagung


Berdasarkan hasil pengolahan data secara likert diketahui persepsi
petani terhadap keuntungan budidaya usaha tani jagung bahwa usaha ini
sangat menguntungkan, hal ini terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Budidaya
Usahatani Jagung
N
o Kualifikasi interval kelas persentase
1 Tidak Menguntungkan 392 - 686 0
2 Kurang Menguntungkan 686 - 980 7,14
3 Menguntungkan 980 - 1.274 91,07
4 Sangat Menguntungkan 1.274 - 1.568 1,79
Sumber: pengolahan data penelitian 2021
Tabel 3 menunjukkan bahwa usaha tani jagung merupakan usaha
untuk yang mampu membantu kebutuhan petani dan keluarganya. Usaha
tani jagung di lokasi penelitian belum terlalu lama diusahakan petani
karena sebelum komoditi jagung sebelumnya petani bergerak pada
komoditi kakao. Namun kakao pada beberapa tahun terakhir memiliki
penurunan produksi sehingga kebanyakan petani beralih pada komoditi
jagung. Selain itu, jagung memiliki umur produksi pendek, berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa 91% petani setuju kalau usaha tani
jagung mampu membantu petani dalam kegiatan usahatani setelah
komoditi kakao bermasalah, karena petani mengatakan bahwa jagung
mudah untuk diusahatanikan, biaya tenaga kerja terjangkau, pengendalian
hama dan gulma mudah, pengolahan pasca panen mudah, dan jagung
merupakan penghasilan utama dan dapat memenuhi kebutuhan yang
6

mampu meningkatkan taraf hidup petani dan keluarganya, sehingga sejak


membudidayakan komoditi jagung, petani menganggap komoditi ini
sangat menguntungkan.
Menurut Mardani, dkk. (2017) bahwa Kegiatan usahatani memiliki
tujuan untuk meningkatkan produktivitas agar keuntungan menjadi lebih
tinggi. Produksi dan produktivitas tidak lepas dari faktor-faktor produksi
yang dimiliki petani untuk meningkatkan produksi hasil panennya.
Rendahnya pendapatan yang diterima karena tingkat produktivitas tenaga
kerja. Faktor-faktor produksi yang dimiliki petani umumnya memiliki jumlah
yang terbatas tetapi disisi lain petani juga ingin meningkatkan produksi
usahataninya. Hal tersebut menuntut petani untuk menggunakan faktor-
faktor produksi yang dimiliki dalam pengelolaan usahatani secara efisien.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan
faktor produksi usahatani secara efisien yaitu dengan menghitung efisiensi
secara alokatif.
Isaskar dan Riyanti (2012) mengemukakan bahwa usahatani
adalah kegiatan yang dilakukan disuatu tempat dimana seseorang atau
sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti
alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi
untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Tujuan kegiatan
usahatani adalah untuk memperbesar penghasilan pelaku usaha tani
guna memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya.
Syukur Muh (2018) ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya
yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila
pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi
input.
Menurut Saeri (2018) bahwa kegiatan usahatani adalah suatu
kegiatan mengalokasilkan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal dan
manajemen) yang dimiliki petani untuk memperoleh keuntungan dan
pendapatan yang maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Kune (2017) mengemukakan bahwa usahatani jagung memberikan
tambahan pendapatan bagi petani dan memiliki keuntungan relatif yang
lebih besar. Sejalan dengan pembangunan pertanian yang bertujuan
untuk selalu memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan manusia
terutama petani, baik perorangan maupun masyarakat pada umumnya.
7

2. Persepsi petani terhadap ketersediaan benih jagung bersertifikat


Berdasarkan hasil pengolahan data secara likert diketahui persepsi
petani terhadap ketersediaan benih jagung bersertifikat bahwa benih yang
ditanam petani sangat menguntungkan, hal ini terlihat pada tabel 4
berikut:
Tabel 4. Persepsi Petani Terhadap Ketersediaan Benih Jagung
Bersertifikat
N
o Kualifikasi interval kelas Persentase
1 Tidak Menguntungkan 392 - 686 0
2 Kurang Menguntungkan 686 - 980 18,88
3 Menguntungkan 980 - 1.274 78,83
4 Sangat Menguntungkan 1.274 - 1.568 2,30
Sumber: pengolahan data penelitian 2021
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa setelah mengolah
data disimpulkan persepsi petani terhadap ketersediaan benih jagung
khususnya benih bersertifikat yang bermutu tinggi yaitu sangat
menguntungkan, dimana komoditas atau jenis benih yang dikelola petani
memberikan hasil yang menguntungkan. Persepsi ini muncul disebabkan
karena petani mampu memperoleh hasil produksi yang maksimal pada
lahan pertanian, kurang lebih 78% petani memiliki persepsi yang
menyatakan ketersediaan benih jagung sangat mendukung keberlanjutan
usaha tani, namun ada 18% petani memiliki persepsi yang berkesimpulan
bahwa ketersediaan benih untuk usaha tani jagung kurang
menguntungkan karena ketersediaan benih dari pemerintah tidak menentu
pendistribusiannya, dan terkadang jenis varietas benih yang dibutuhkan
petani kurang tepat dengan benih yang diberikan oleh pemerintah. Namun
pada lokasi penelitian menggambarkan bahwa sejak pengelolaan
usahatani jagung, semakin hari luas lahan tanaman jagung semakin
bertambah.
Benih mempunyai peran penting dalam menentukan produktivitas
usahatani jagung. Benih bermutu akan menghasilkan produksi jagung
yang tinggi, semakin baik mutu benih, maka semakin baik pula
produksinya (Darwis, 2018). Menurut Pertanian Indonesia (2021)
Membudidayakan jagung hibrida yang bersertifikat dapat menguntungkan
petani, karena memiliki keunggulan yang dapat membuat petani sangat
puas. Seperti tingkat produksinya yang tinggi, memiliki umur yang pendek
sehingga lebih cepat panen, tahan serangan hama penyakit, dan memiliki
nilai jual yang tinggi.
Arief Ramlah, dkk (2015) mengemukakan bahwa benih dengan
hasil tinggi dan mutu yang baik sangat diperlukan dalam suatu sistem
produksi. Daya hasil yang tinggi serta mutu yang terjamin pada umumnya
terdapat pada varietas unggul jagung hibrida yang bersertifikat. Manfaat
dari suatu varietas akan dirasakan oleh petani atau konsumen lainnya
8

apabila benihnya tersedia dalam jumlah yang cukup dengan harga yang
sesuai.
Penggunaan varietas unggul dapat menekan serangan OPT dan
memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi. Namun,
ketersediaan benih sering kurang memadai dan minat petani dalam
mengembangkan varietas unggul masih rendah. Upaya berbagai pihak
sangat sangat diperlukan untuk menyebarluaskan penggunaan varietas
unggul dan menjamin ketersediaan benih ditingkat petani. Penguatan
kelembagaan perbenihan berperan penting dalam menyediakan benih.
Perbaikan manajemen distribusi benih juga diperlukan agar benih yang
dihasilkan penangkar dapat didistribusikan tepat waktu ke petani (Syahri,
2016).
Varietas unggul yang bersertifikat merupakan teknologi yang mudah
diadopsi petani dan murah serta mendukung keberlanjutan usahatani,
karena penggunaan varietas unggul memberikan kontribusi yang
signifikan dalam peningkatan hasil persatuan luas. Selain menggunakan
benih yang bersertifikat, luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala
usaha, dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien
atau tidaknya suatu usaha pertanian, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa luas lahan mempunyai pengaruh yang relatif kuat terhadap hasil
produksi dan pendapatan yang diterima petani, sehingga untuk
mendapatkan hasil yang meningkat dapat ditunjukkan oleh besarnya luas
lahan yang diusahakan (Fadhla Teuku, 2017)

3. Persepsi petani terhadap ketersediaan pupuk bersubsidi


Berdasarkan hasil pengolahan data secara likert diketahui persepsi
petani terhadap ketersediaan pupuk bersubsidi sangat membantu petani
jagung, hal ini dapat diketahui pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Persepsi Petani Terhadap Ketersediaan Pupuk Bersubsidi
N
o Kualifikasi interval kelas Persentase
1 Tidak Menguntungkan 392 - 686 0,51
2 Kurang Menguntungkan 686 - 980 20,41
3 Menguntungkan 980 - 1.274 75,77
4 Sangat Menguntungkan 1.274 - 1.568 3,32
Sumber: pengolahan data penelitian 2021
Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa setelah mengolah
data disimpulkan persepsi petani terhadap ketersediaan pupuk bersubsidi
memberikan keuntungan relatif bagi petani. Data menunjukkan bahwa
75% petani menganggap bahwa ketersediaan pupuk mampu menunjang
usaha tani jagung, karena penyediaan pupuk di lokasi penelitian
disediakan oleh pemerintah, pupuk bersubsidi dapat mengurangi biaya
usahatani, dan pupuk bersubsidi berdampak baik terhadap lahan
pertanian yang dapat meningkatkan produksi jagung sekaligus
meningkatkan pendapatan petani. Namun sebagian kecil petani
9

beranggapan pupuk bersubsidi ini tidak memberikan efek apapun pada


usaha tani jagung karena ketersediaan pupuk sekarang belum mampu
memenuhi permintaan petani.
Program subsidi pupuk merupakan salah satu upaya pemerintah
agar petani dapat mengakses kebutuhan pupuk untuk usahataninya
dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga diharapkan dapat
mendorong peningkatan produksi pertanian guna tercapainya ketahanan
pangan sekaligus meningkatkan pendapatan petani (Manasehat, 2014).
Menurut Darwis dan Supriyati (2013) dengan adanya kebijakan subsidi
pupuk dari pemerintah maka dapat meningkatkan kemampuan petani
untuk membeli pupuk dalam jumlah yang sesuai dengan dosis anjuran
pemupukan berimbang, dan meningkatkan ketersediaan modal bagi
petani karena dapat mengurangi pengeluaran biaya untuk pupuk,
sebagian modal petani yang seharusnya digunakan untuk membeli pupuk
dapat dialokasikan untuk membeli input lain, mendorong adopsi teknologi
serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Tujuan akhir
yaitu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam rangka
meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Kebijakan subsidi pupuk dapat dikatakan berhasil apabila
masyarakat menerima manfaat dari subsisi pupuk untuk meringankan
beban dalam penyediaan dan penggunaan pupuk untuk kegiatan
usahataninya. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya sesuai dengan
prinsip kerja yang berdasarkan tepat harga, tepat jenis, dan tepat
waktunya (Winda W.A, dkk, 2016).
Menurut Darwis dan Supriyati (2013) bahwa ketersediaan subsidi
pupuk diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan
kesejahteraan petani, karena pupuk merupakan faktor kunci dalam
meningkatkan produktivitas, dan subsidi dengan harga pupuk yang lebih
murah akan mendorong peningkatan penggunaan input tersebut.
Ketersediaan pupuk di lapangan sangat membantu petani untuk
menjalankan usahataninya. Selain itu dengan mempertahankan
kemampuan daya beli petani yang lemah dan disisi lain kebutuhan pupuk
bersubsidi terkesan kurang di lapangan, mengingat pentingnya peranan
pupuk dalam mendukung kebutuhan pangan nasional, maka perlu
dilakukan perbaikan mekanisme subsidi pupuk (pendistribusian) serta
pengawasan penyaluran pupuk. Kelangkaan pupuk sering terjadi
disebabkan adanya ketersediaan pupuk habis, salah satu sub sistem
dalam distribusi fisik adalah pengendalian persediaan yang bertujuan
untuk memenuhi pesanan pelanggan secara cepat dan tepat. Hal ini yang
ternyata belum berjalan dengan baik sehingga kelangkaan pupuk terjadi
dikalangan masyarakat petani. Produsen belum dapat memperkirakan
secara tepat kebutuhan optimal pesanan pupuk oleh petani sehingga
mengakibatkan keadaan persediaan pupuk habis (Meliana A.S, dkk,
2014).
10

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. 91% petani responden memiliki persepsi bahwa usaha tani jagung
saat ini sangat menguntungkan karena usaha tani jagung mampu
memaksimalkan potensi lahan khususnya sejak komoditi kakao
memiliki penurunan produksi dan bahkan saat ini banyak petani
mengganti komoditi kakao menjadi lahan tanaman jagung.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78% petani berkesimpulan
ketersediaan benih bersupsidi mampu menunjang kegiatan
usahatani jagung sehingga hasil yang diperoleh petani lebih
maksimal.
3. Ketersediaan pupuk bersubsidi menurut 75% petani sangat
menunjang keberlanjutan usaha tani jagung karena hampir seluruh
kebutuhan pupuk bagi petani jagung disubsidi oleh pemerintah
singga mempermudah kegiatan petani.
Saran
Saran yang bisa dikemukakan setelah melakukan penelitian ini
adalah:
1. Bagi petani jagung di Desa Malalin bekerjasama dengan
penyuluhan desa, melakukan penyuluhan lebih luas kepada
masyarakat Desa Malalin mengenai usahatani jagung dan berbagai
keuntungannya dari segi ekonomi, agar persepsi petani terhadap
kegiatan usahatani jagung di Desa Malalin semakin baik lagi.
2. Bagi pihak pemerintah selalu mendampingi para petani dan
memberi arahan-arahan, serta bisa meningkatkan harga jual
jagung dari petani untuk menjaga persepsi petani terhadap
tanaman jagung.
3. Bagi pihak pemerintah lebih memperhatikan ketersediaan dan
pendistribusian benih bersertifikat dan pupuk yang bersubsidi untuk
usahatani jagung ke petani, agar petani dapat meningkatkan
produktivitas pertanian, sehingga mendapatkan keuntungan dan
pendapatan yang maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan
petani dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Arief. R, Taufiq, M.R. 2015. Strategi Penguatan Penangkaran Benih


Jagung Berbasis Komunitas. Maros, Sulawesi Selatan : Balai
Penelitian Tanaman Serealia.
Badan Pusat Statistik. 2021. Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang.
Enrekang Dalam Angka 2020.
Darwis, V. 2018. Sinergi Kegiatan Desa Mandiri Benih dan Kawasan Mandiri
Benih Untuk Mewujudkan Swasembada Benih. Yogyakarta
11

Darwis, V, Supriyati. 2013. Subsidi Pupuk: Kebijakan, Pelaksanaan, dan


Optimalisasi Pemanfaatannya. Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian.
Fadhla Teuku. 2017. Analisis Manajemen Usahatani Dalam Meningkatkan
Pendapatan dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tangan-Tangan.
Aceh: Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama Aceh.
Isaskar, Riyanti. 2012. Modul Pengantar Usahatani. Program studi Agribisnis FB
UB : Malang.
Junaidi, Juanda, Bambang. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Kune, S.J. 2017. Analisis Pendapatan dan Keuntungan Relatif Usahatani Jagung
di Desa Bitefa Kecamatan Miomaffo Timur Kabupaten TTU. NTT:
Fakultas Pertanian, Universitas Timor
Manasehat, R. 2014. “Pengaruh Sistem Irigasi dan Kebijakan Pupuk Terhadap
Usahatani Padi Sawah”.
Mardani, T.M. Nur, Satriawan. S. 2017. Analisis Usahatani Tanaman Pangan
Jagung di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuren. Aceh: Universitas
Almuslim.
Meliana, A.S, Bambang, Heru. 2014. Distribusi Pupuk Subsidi Kepada Petani
Tebu Dalam Perspektif Manajemen Publik. Malang: Universitas
Barawijaya
Pertanian Indonesia. 2021. Benih Jagung Hibrida Umur Pendek Untungkan
Petani. Jawa Timur. Kediri
Saeri Moh. 2018. Usahatani dan Analisisnya. Malang: Universitas
Wisnuwardhana Malang Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syahri, Utami, R.S. 2016. Penggunaan Varietas Unggul Tahan Hama dan
Penyakit Mendukung Peningkatan Produksi Nasional. Sumatera Selatan:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan.
Syukur Muh, B. 2018. Ilmu Usahatani. Malang : Universitas Barawijaya
Winda, A.S, Sudarma. M, Rantau. K. 2016. Efektivitas Distribusi Subsidi Pupuk
dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Subak
Sungsang Desa Tibubiu Kabupaten Tabanan. Bali: Fakultas Pertanian
Universitas Udayana.
12

KUESIONER PENELITIAN

1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Umur : Tahun
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan :
e. Luas Lahan :
f. Status Kepemilikan :
g. Jumlah Benih Yang Ditanam :
h. Jumlah Produksi :
i. Lama Usahatani :
j. Jumlah Keluarga/Tanggungan :
2. Daftar Pernyataan
Keterangan Pemberian Skor :
a. Sangat setuju : 4
b. Setuju :3
c. Kurang setuju : 2
d. Tidak setuju : 1
Petunjuk : Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar.

A. Skala Keuntungan
1. Tanaman jagung mudah untuk diusahatanikan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Harga jagung sangat menguntungkan petani.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
3. Biaya tenaga kerja dalam usaha tani jagung lebih terjangkau.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
4. Penanganan hama dan gulma pada usaha tani jagung lebih mudah.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
5. Biaya panen dalam usahatani jagung terjangkau.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
6. Pengolahan pasca panen pada usaha tani jagung lebih mudah.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
7. Hasil usahatani jagung dijual sebagai penghasilan utama dan dapat
meningkatkan taraf hidup petani.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
13

B. Skala Penyediaan Benih


1. Penyediaan benih jagung disediakan oleh pemerintah.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Jenis varietas benih jagung yang didapatkan sudah tepat dengan benih
yang dibutuhkan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
3. Benih jagung mudah ditemukan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
4. Harga benih jagung terjangkau.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
5. Benih jagung bersubsidi yang diperoleh sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
6. Benih jagung bersubsidi yang diperoleh sesuai dengan mutunya.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
7. Benih jagung yang bersubsidi dapat mengurangi biaya usahatani.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju

C. Skala Penyediaan Pupuk


1. Penyediaan pupuk disediakan oleh pemerintah.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Pupuk yang bersubsidi dapat mengurangi biaya usahatani.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
3. Harga pupuk untuk usahatani jagung terjangkau.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
4. Pupuk yang diperoleh sesuai dengan jenis yang dibutuhkan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
5. Pupuk yang diperoleh sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
6. Pupuk yang diperoleh sesuai dengan waktu yang diinginkan.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
7. Pupuk bersubsidi berdampak baik terhadap lahan pertanian jagung.
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
14

Pertanyaan :
1. Apa keuntungan dan kerugian dalam kegiatan usahatani jagung?
Keuntungan :





Kerugian :





2. Apa yang dibutuhkan petani dalam melakukan kegiatan usahatani jagung?





3. Apa saja bantuan pemerintah untuk petani jagung?




Anda mungkin juga menyukai