Anda di halaman 1dari 22

RENCANA KERJA PENYULUH PERTANIAN

SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN


KECAMATAN WATANG SIDENRENG
DESA MOJONG

OLEH :
A.ULFIYANI ACRI ANGGRENI MS,SP.
THL-PENYULUH PERTANIAN

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN WATANG SIDENRENG

DINAS TANAMAN PANGAN,HORTIKULTURA,PERKEBUNAN DAN KETAHANAN


PANGAN
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, kami panjatkan karena berkat Rahmat dan Taufiq-
Nyalah sehingga Rencana Kerja Kegiatan Penyuluhan ini dapat kami susun sesuai waktu yang
telah ditentukan.
Rencana Kerja ini merupakan gambaran umum kegiatan penyuluhan yang disusun
sebagai acuan dasar kegiatan penyuluhan selama satu tahun kedepan mengindentifikasi
sasaran penyuluhan dan kendala/hambatan yang dihadapi serta upaya tindak lanjut dalam
penyelesaian kendala/hambatan yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan informasi
yang ada di lapangan, sehingga kegiatan penyuluhan dapat dilakukan secara efektif, efesien
dan kontinyu kepada kelompok tani sasaran.
Rencana Kerja ini dibuat berdasarkan data dan informasi dari berbagai pihak yang
terangkum dalam bentuk monografi dan potensi wilayah dan dilaksanakan pengkajian di
tingkat kelompok sasaran penyuluhan, serta ditabulasi untuk menentukan skala perioritas
penanganan masalah/kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan di
lapangan.
Kami menyadari penyusunan Rencana Kerja ini masih jauh dari kesempurnaan suatu
rencana kerja penyuluhan. Oleh karena itu partisipasi semua pihak dalam bentuk saran-
saran dan kritikan diperlukan agar pada penyusunan rencana kerja selanjutnya dapat lebih
mendekati kesempurnaan suatu rencana kerja.
Atas kerjasama dan partisipasi oleh semua pihak yang turut membantu dalam
penyusunan Rencana Kerja diucapkan terima kasih.

Mojong Januari 2022


Penyuluh Mojong

A.ULFIYANI ACRI ANGGRENI MS,SP


THL- Penyuluh Pertanian
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan ujung tombak kegiatan pembangunan perekonomian di


Indonesia. Hal ini dibuktikan pada saat krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun
1997, sector pertanian mampu bertahan dan tumbuh menjadi penopang perekonomian
negara kita. Dalam era globalisasi, kegiatan pembangunan khususnya pertanian tanaman
pangan diharapkan mampu bersaing dalam era persaingan bebas. Oleh karena itu
penerapan tehnologi pada setiap tahapan pembangunan pertanian harus dilakukan untuk
memacuh tingkat produktivitas dan peningkatan efesiensi. Penguasaan dan penerapan
tehnologi produksi mutlak diperlukan sesuai dengan karakteristik wilayah dan kondisi
masyarakat.
Peningkatan produktivitas lahan merupakan hal yang utama dalam kegiatan
pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan (padi). Peningkatan produksi
diharapkan menjadi penunjang peningkatan ketahanan pangan nasional dan peningkatan
pendapatan petani. Penerapan tehnologi kekinian dan transfer tehnologi kepada kelompok
tani menjadi penentu peningkatan produksi serta perbaikan infrastruktur dan ketersediaan
sarana produksi.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan upaya nyata dalam rangka pemberdayaan
kelompok tani melalui pengembangan system penyuluhan pertanian sesuai kondisi serta
karakteristik wilayah dan kelompok tani (masyarakat) agar mampu mengatasi
kendala/masalah yang dihadapi. Permasalahan/kendala tersebut tidak hanya dalam hal
produksi tetapi juga menyangkut kelembagaan kelompok tani dan pemasaran hasil produksi.
Sehingga kelompok tani dapat menjadi lembaga ekonomi pedesaan (usaha tani) yang
mandiri dan handal.
Pemberdayaan kelompok tani mengandung pengertian sebagai upaya untuk
menumbuhkembangkan kemampuan kelembagaan kelompok tani secara
berkesinambungan agar dapat memiliki kemampuan dalam peningkatan usaha tani secara
bersama-sama menuju kemandirian. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan
pembinaan melalui 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Aspek Struktural, yang mencakup kepengurusan kelompok tani, kegiatan dan
kelengkapan administrasi kelompok.
2. Aspek Dinamika, yang mencakup kegiatan/aktivitas kelembagaan dalam meningkatkan
kerjasama dan jalinan kelembagaan yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
3. Aspek Kepemimpinan (kaderisasi), yang mencakup pengembangan kepemimpinan
kontak-kontak tani secara demokrasi, terciptanya kader-kader penyuluhan swakarsa dan
kepeloporan pembangunan pertanian.
Rencana kerja Penyuluhan Pertanian merupakan suatu pedoman bagi penyuluh
pertanian dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, demi tercapainya tujuan
pembangunan pertanian sesuai dengan kondisi wilayah kerja dan karakteristik masyarakat
melalui ketiga aspek tersebut di atas

B. Dasar
a. Undang Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan (SP3K).
b. Permentan No. 273/KPTS/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani.
c. Surat Edaran Menteri Pertanian RI No. 01.210/132/Menteri/IV/1998 tentang
Optimalisasi Tenaga Penyuluh.
d. Program Pemerintah tentang Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).
e. Program Pemerintah Kabupaten Sidrap sebagai Daerah Pengambangan Agribisnis

C. Tujuan

Tujuan Pembuatan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian di Wilayah Kerja antara lain :
1. Menjabarkan kegiatan-kegiatan dan sasaran penyuluhan pertanian di wilayah kerja
penyuluhan pertanian.
2. Pedoman dan acuan bagi penyuluh pertanian untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan
sesuai kondisi
II. KEADAAN UMUM

A. Keadaan Wilayah

Wilayah kerja Penyuluh Pertanian Mojong Kec.Wt. Sidenreng terletak 2 km dari Ibukota
Kecamatan .dan 10 km dari ibukota Kabupaten . Desa Mojong meliputi 3 (tiga) Dusun yaitu:
1. Dusun I Bendoro
2. Dusun II Baramming
3. Dusun III Wt.Silottong

Berbatasan dengan :

~ Sebelah Utara Desa TalumaE


~ Sebelah Timur Kecamatan Pitu Riawa
~ Sebelah Selatan Danau Sidenreng
~ Sebelah Barat Kelurahan EmpagaE

1. Karakteristik Tanah dan Iklim


Jenis Tanah desa Mojong adalah jenis tanah alluvial Coklat, podsolid merah kekuningan
dan podsolid kelabu tua dengan pH tanah netral 6 – 8 dengan suhu udara 27 - 30 C

2. Penggunaan Tanah Desa Mojong

~ Lahan Sawah
# Berpengairan Teknis = 958.40 Ha
# Berpengairan ½ Teknis = 38,00 Ha
# Tadah Hujan = 67,50 Ha

1.063,90 Ha

~ Lahan Kering

# Kebun = 432,00 Ha

# Pekarangan = 10,00 Ha

442,25 Ha
B. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Jumlah Penduduk

Secara keseluruhan desa mojong berpenduduk sebanyak 3.933 jiwa dengan jumlah KK
yaitu 1002 dan jumlah RT sebanyak 801 . Adapun menurut jenis kelamin sebagai berikut:

Laki – Laki : 1.991 Jiwa


Perempuan : 1.942 Jiwa
Total : 3.933 Jiwa
( Data :Kantor Desa Mojong s/d bulan Oktober 2021)

2. Karakteristik Kelompok tani

a. Kelas Kelompok

Dalam upaya meningkatkan pembangunan pertanian, maka kelompoktani senantiasa


menjadi perhatian dan pembinaan melalui penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
pertanian,hal ini dimaksudkan dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia dan
kesejahteraan petani itu sendiri . Lembaga ini dalam kontak kegiatan mengalami maju
mundur terutama pada kelompok tani.

Dari segi Spesifikasi,kelompok tani yang ada di desa mojong adalah sbb:

1. Kelompoktani Tanaman Pangan = 23 Klp


2. Kelompoktani Ternak = 8 Klp
3. Kelompoktani Pekebunan = 2 Klp
4. Kelompok tani Perikanan = 4 Klp
5. Kelompok tani Kehutanan = 2 Klp
6. Wanita Tani = 3 Klp
7. Pemuda Tani = 1 Klp
8. Gabungan Kelompok Tani = 1 Klp
Jumlah = 44 Klp
Jenis Ternak Jumlah Prosentase (%)

Ayam Buras 11.975 3,65


Ayam Ras 45.000 13,72
Ayam Pedaging (Broiler) 255.500 77,92
Itik 13.740 4,19
Kambing 315 0,09
Kuda 15 0,004
Sapi p1352 0,41

Total 327.897 100,00

Sumber: PPK Dinas Peternakan dan Perikanan Kec. WT. Sidenreng

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan pupuk alternative (pupuk organic)


dari kotoran ternak sangat potensial, disamping untuk pemenuhan kebutuhan protein dan
nlai ekonomi sebagai tambahan pendapatan keluarga.

1. Sumber Daya Manusia

Desa Mojong dengan jumlah penduduk sekitar 3.933 jiwa yang terdiri dari Laki-laki
sebanyak 2.000 jiwa, perempuan sebanyak 1.933 jiwa.
a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Desa Mojong dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Mojong

Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

TK 291
Sekolah Dasar (SD) 1.759
SLTP 315
SLTA 245
Akademi (D1 – D3) 26
Sarjana 24

Total 2,611 100.00

Sumber: Kantor Desa Mojong

b. Mata Pencaharian

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Desa Mojong dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tebel 4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Mojong

Mata Pencaharian Jumlah Prosentase (%)

Petani 711 71,10


PNS 18 1,80
ABRI 2 0,20
Pensiunan 12 1,20
Wiraswasta/Pedagang 48 4,81
Pertukangan 71 7,11
Buruh Tani 112 11,21
Jasa 25 2,50

Total 999 100,00

Sumber: Kantor Desa Mojong


Pada tabel 4, menunjukkan bahwa mata pencaharian Petani dan Buruh Tani adalah
yang terbanyak. Berdasarkan hal tersebut maka sektor pertanian memegang peranan yang
sangat penting bagi perekonomian Desa Mojong. Potensi tersebut sangat penting untuk
dikembangkan melalui penyuluhan pertanian.
2. Sarana dan Prasarana

Pembangunan dan pengembangan sector pertanian sangat dipengaruhi oleh adanya


sarana dan prasarana sebagai pendukung dalam setiap tahapan kegiatan (khususnya
kegiatan usaha tani).
Sarana dan prasarana di Desa Mojong yang mendukung kegiatan usaha tani
masyarakat, khususnya proses produksi kegiatan pertanian cukup banyak tersedia. Hal ini
dapat dilihat pada table berikut:
Table 5. Keadaan Sarana dan Prasarana yang Ada di Desa Mojong

Sarana dan Prasarana Jumlah Unit

Pasar 1
Bank -
Koperasi -
Penggilingan 6
Hand Traktor 207
Mesin Panen(Combine) 19
Hand Sprayer 365
Pompa Air 30
Alat Transportasi:
- Mobil (roda 4 dan roda 72
2) 235
- Motor 349
- Sepeda 589
398
Televisi
81
Radio

Telepon
Sumber: Kantor Desa Mojong dan Pengamatan Langsung

3. Kelembagaan Masyarakat

Kelembagaan masyarakat yang tumbuh dalam masyarakat desa sangat berperang


dalam peningkatan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat kelembagaan juga menjadi
sasaran kegiatan penyuluhan sebagai sarana pembelajaran. Desa Mojong memiliki
beberapa lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi
setempat. Jenis kelembagaan tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 6. Jenis Kelembagaan Masyarakat di Desa Mojong

Jenis Kelembagaan Jumlah

LKMD 1
BPD 1
PKK 1
Kelompok Tani 23
Gapoktan 1
Gabungan P3A 1
Posyandu 4
Kelompok Capir 0
Karang Taruna 1
Siskamling 6
Wanita Tani 3
Pemuda Tani 1

Sumber: Kantor Desa Mojong dan Pengamatan Langsung

C. Keadaan Usaha Tani

1. Luas Areal Tanam

Luas areal tanam MT 2016 seluas 1036,45 dengan realisasi panen seluas 1036,45
dengan produksi rata-rata 6,6 ton/Ha Gabah Kering Panen (GKP) dengan total produksi
6.840,57 ton GKP. Produksi tersebut dicapai karena didukung oleh penerapan tehnologi
usaha tani padi dengan prosentase Tingkat Penerapan Tehnologi (% TPT) sbb:
a. Pengolahan tanah sesuai anjuran 95 %
b. Penggunaan bibit bermutu 75 %
c. Pergiliran varietas sesuai anjuran 70 %
d. Jarak tanam sesuai anjuran 80 %
e. Pemupukan berimbang 75 %
f. Penggunaan PPC/ZPT 78 %
g. Pengendalian OPT 90 %
h. Tata Guna Air 85 %
i. Pasca panen 75 %

2. Kebijakan Pemerintah

Desa Mojong merupakan salah satu wilayah intensifikasi padi sawah di Kabuapten
Sidrap yang hampir 65 % luas lahannya berkategori Lahan Irigasi Tehnis. Kebijakan
pemerintah pada Musim Tanam (MT) 2016/2017 adalah sbb:
1. Rencana Luas Tanam Intensifikasi Padi Sawah 1036,45 Ha
2. Peningkatan Produksi Beras Nasional dengan Penggunaan Benih Bermutu
3. Pengembangan Pola Kemitraan Padi
4. Pemupukan berimbang dan efesiensi penggunaan pupuk urea
5. Sekolah Lapangan (SL PTT)
6. Penerapan tehnologi budidaya
7. Pengembangan kelembagaan kelompok tani dan Gapoktan
8. Bantuan benih bermutu
9. Pengembangan padi hibrida
10. Pengambangan padi untuk tujuan eksport (beras berkualitas)

3. Kelembagaan

a. Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani merupakan wadah bagi masyarakat tani melaksanakan kegiatan


usaha tani secara bersama-sama untuk meningkatkan peran dan kerjasama. Di Desa
Mojong kelembagaan kelompok tani dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 7. Daftar Kelompok Tani di Desa Mojong

No Kelompok Tani Jlh Anggota Luas (Ha) Kelas

b. 1 Sipodeceng 30 40
2 Bampue 30 31,70
3 Sahabat 36 31,22
4 Rijang Paco 46 73,60
5 Massenreng Pulu 75 73,60
6 Watang Silottong 36 47,85
7 MamminasaE 46 58,15
8 Aluppang 32 33,80
9 SamaturuE 38 52,60
10 Rijang Silottong 42 40
11 Mattuju Walie 28 30
12 SibaliresoE 38 45,66
13 Maspul I 44 45,35
14 Padaelo Timoreng 48 49,50
15 Rijang Tappareng 45 30
16 Semangat Baru 36 50,30
17 Mekar 25 28,22
18 Masumange 44 43,74
19 Padaelo 42 43,25
20 Semangat Baru 36 31
21 Lompo Amessa 34 31
22 Harapan Baru 34 16
23 Sampi Sadae 40 42,02
24 Mojong Indah 36 52,50
25 Wirimpanua 25 24,65
26 Lompo Bakke 34 16
27 Sampi SadaE

1062,50

Kelembagaan Pemerintah/Swasta
Disamping kelembagaan kelompok tani juga terdapat kelembagaan lain yang dibentuk
oleh pemerintah atau swasta, kelembagaan tersebut dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 8. Kelembagaan Pemerintah dan Swasta di Desa Mojong

No. Nama Kelembagaan Jumlah Keterangan

1 PKK 1
2 Koperasi -
3 Bank -
4 Posyandu 4
5 LKMD/BPD 1
6 Desa 1
7 Kecamatan -
8 Poskesdes 3
9 CV/PT -

II. ANALISA KEADAAN

1. Keadaan Usaha Tani

Keadaan usaha tani di Desa Mojong pada umumnya sama dengan usaha tani padi
sawah beririgasi tehnis, hanya penggunaan tehnologi budidaya tanaman yang berbeda.
Perbedaan ini juga membedakan hasil produksi masing-masing kelompok tani/petani.
Karena kelas kelompok tani sudah mulai berkembang (Kelas Madya – Lanjut), maka
penggunaan tehnologi budidaya sudah dilaksanakan, hanya saja pada kegiatan tertentu
masih dianggap kurang, sehingga mempengaruhi hasil produksi. Hal ini disebabkan karena
kurangnya penerapan tehnik budidaya dan pengaruh ketersediaan saprodi serta kurangnya
kemampuan financial masyarakat.
Keadaan usaha tani yang berkaitan dengan penerapan tehnologi budaya tanaman padi di
Desa Mojong sebagai berikut.
a. Penggunaan pupuk NPK 70 %
b. Penggunaan benih bermutu 50 %
c. Penggunaan pupuk Urea 100 %
d. Penggunaan pupuk SP 36 55 %
e. Pergiliran Varietas 50 %
f. Jarak Tanam Anjuran 60 %

2. Keadaan Kelembagaan Petani

Kelembagaan masyarakat sebagai factor social dan ekonomi masih sangat lemah dalam
mendukung peningkatan produksi dan pendapatan petani. Hal ini disebabkan rendahnya
tingkat pendidikan dan lemahnya dinamika kelompok tani. Kelembagaan masyarakat
sangat penting dalam menunjang petani pada kegiatan usaha taninya. Kelompok tani
sebagai unit usaha produksi diharapkan menjadi ujung tombak peningkatan produksi dan
pendapatan masyarakat.

Di Desa Mojong kondisi kelembagaan petani dapat dilihat sebagai berikut:


a. Pertemuan rutin kelompok tani 50 %
b. Aliran informasi di luar kelompok 60 %
c. Pembagian tugas dalam kelompok 50 %
d. Pemasaran hasil produksi 78 %
e. Pengelolaan pasca panen 30 %
f. Penentuan harga jual 55 %
g. Kegiatan belajar mengajar dalam kelompok 65 %
IV. TUJUAN DAN MASALAH

A. Tujuan

1.Tujuan Umum
Tujuan umum pembangunan pertanian adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya melalui peningkatan produksi dan
nilai tambah hasil pertanian
b. Meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat melalui 3 B (Bergizi, Beragam dan
Berimbang) dengan harga yang layak bagi produksi dan konsumsi.
c. Menciptakan kesempatan berusaha tani yang lebih menguntungkan melalui
pemanfaatan dan peningkatan keterkaitan system ekonomi serta penerapan syatem
agribisnis

1. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi untuk meningkatkan produktivitas


lahan.
b. Pemberantasan OPT melalui pendekatan kelompok tani, koordinasi dengan Pengamat
Hama.
c. Identifikasi kondisi wilayah kerja dan factor-faktor pendukung kegiatan penyuluhan.
d. Meningkatkan mutu kelanjutan penerapan tehnologi budidaya dan usaha tani.
e. Meningkatkan peran kelembagaan kelompok tani.
f. Identifikasi kendala/masalah dan upaya/tindakan yang dilakukan.

B. Masalah

Masalah yang sering terjadi dalam Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP)
Mojong antara lain:
1. Distribusi air irigasi yang kurang merata, terutama pada saat musim kemarau.
2. Penggunaan benih berlebel yang kurang (bila tidak ada bantuan bibit) karena tingkat
kepercayaan terhadap kualitas benih.
3. Kurangnya penerapan pemupukan berimbang, terutama petani penggarap.
4. Penggunaan Pupuk Jenis Urea yang berlebihan
5. Kurangnya penggunaan pupuk organik (kompos)
6. Adopsi tehnologi budidaya yang lambat.
7. Serangan OPT pada saat tertentu.
8. Kehilangan hasil panen dan pasca panen yang masih cukup tinggi.
9. Fluktuasi harga dari hasil produksi terutama saat panen raya.
10. Kurangnya dinamika kelembagaan kelompok tani.
11. Penguatan modal kelompok dan administrasi kelembagaan yang masih kurang berjalan
oleh pengurus kelompok tani.
12. Bencana banjir saat musim hujan terutama di pingir Danau Sidenreng
V. CARA MENCAPAI TUJUAN

Cara mencapai tujuan dituangkan dalam Program Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
Lapangan untuk tahun anggaran 2022 Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) Mojong
dengan mengoptimalkan segala upaya pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
Program kegiatan terlampir dalam Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Lapangan di WKPP
VI. PENUTUP

Program Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Tahun 2022 di WKPP Mojong yang
memuat data keadaan wilayah, potensi, tujuan, masalah dan cara menyampaikan tujuan
yang disusun secara sederhana untuk dijadikan acuan dalam rangka penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Diharapkan rencana kerja ini dapat dijalankan dengan baik dan
bermanfaat kepada semua yang berkepentingan, khususnya kelompok tani dan keluarga
petani di Desa Mojong dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan kelompok
tani. Kepada semua pihak diharapkan bimbingan dan kerjasamanya dengan baik agar
program kerja ini dapat dilaksanakan dengan baik

Mojong 15 Januari 2022

Penyuluh WKPP Mojong

(A.ULFIYANI ACRI ANGGRENI MS,SP


Lampiran 1
JADWAL KUNJUNGAN TETAP KELOMPOK TANI
WKPP MOJONG TAHUN 2022
BPP WATANG SIDENRENG
MNIGGU I dan III MINGGU II dan V
No. HARI Keterangan
KELOMPOK TANI KELOMPOK TANI

1 Senin GAPOKTAN GAPOKTAN Setiap Senin


Pertemuan Rutin BPP
2 Selasa Sipodeceng Padaelo Timoreng / Latihan Gabungan
Bampue Rijang Tappareng BPP

Sahabat Semangat Baru


Mekar
3 Rabu Rijang Paco
Masumange
Massenreng Pulu
Padaelo
Watang Silottong
Semangat Baru
MamminasaE
Lompo Amessa
4 Kamis Aluppang
Harapan Baru
SamaturuE
Sampi Sadae
Rijang Silottong
Mojong Indah
5 Jumat Mattuju Walie
Wirimpanua
SibaliresoE
Lompo Bakke
Maspul I
Sampi Sadae

Jadwal kunjungan tetap diatas akan dijabarkan kedalam jadwal kunjunga


kelompok tani sebagai bahan monitoring dan supervisi dari Fungsional (Penyuluh)
Kabupaten
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Dasar ……………………………………..………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………...…….. 2
II. KEADAAN UMUM
A. Keadaan Wilayah …………...…………………………………….. 3
1. Sumber Daya Alam ………………………………………...… 4
2. Sumber Daya Manusia ……………………………………… 5
3. Sarana dan Prasarana ……………………………………… 6
4. Kelembagaan Masyarakat ……………………………….. 7
B. Keadaan Usaha Tani ………………………………………………. 8
1. Luas Areal Tanam …………………………………………….. 8
2. Kebijakan Pemerintah ……………………………………… 9
3. Kelembagaan …………………………………………………… 9
III. ANALISA KEADAAN
1. Keadaan Usaha Tani ……………………………………………… 10
2. Keadaan Kelembagaan Petani ………………………………. 10
IV. TUJUAN DAN MASALAH
A. TUJUAN UMUM ………………………………………………… 11
B. MASALAH …………………………………………………….……. 11
V. CARA MENCAPAI TUJUAN ………………………………….……. 12
VI. PENUTUP

LAMPIRAN – LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
RENCANA KERJA PENYULUHAN PERTANIAN
DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA,PERKEBUNAN DAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
BPP WATANG SIDENRENG
WKPP MOJONG
TAHUN 2022

Sebagai Salah Satu Syarat Bagi Penyuluh Pertanian


Dalam Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian

Mojong, Januari 2022

Penyuluh WKPP Mojong

( SUPARTI,SP )

Anda mungkin juga menyukai