OLEH :
A.ULFIYANI ACRI ANGGRENI MS,SP.
THL-PENYULUH PERTANIAN
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, kami panjatkan karena berkat Rahmat dan Taufiq-
Nyalah sehingga Rencana Kerja Kegiatan Penyuluhan ini dapat kami susun sesuai waktu yang
telah ditentukan.
Rencana Kerja ini merupakan gambaran umum kegiatan penyuluhan yang disusun
sebagai acuan dasar kegiatan penyuluhan selama satu tahun kedepan mengindentifikasi
sasaran penyuluhan dan kendala/hambatan yang dihadapi serta upaya tindak lanjut dalam
penyelesaian kendala/hambatan yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan informasi
yang ada di lapangan, sehingga kegiatan penyuluhan dapat dilakukan secara efektif, efesien
dan kontinyu kepada kelompok tani sasaran.
Rencana Kerja ini dibuat berdasarkan data dan informasi dari berbagai pihak yang
terangkum dalam bentuk monografi dan potensi wilayah dan dilaksanakan pengkajian di
tingkat kelompok sasaran penyuluhan, serta ditabulasi untuk menentukan skala perioritas
penanganan masalah/kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan di
lapangan.
Kami menyadari penyusunan Rencana Kerja ini masih jauh dari kesempurnaan suatu
rencana kerja penyuluhan. Oleh karena itu partisipasi semua pihak dalam bentuk saran-
saran dan kritikan diperlukan agar pada penyusunan rencana kerja selanjutnya dapat lebih
mendekati kesempurnaan suatu rencana kerja.
Atas kerjasama dan partisipasi oleh semua pihak yang turut membantu dalam
penyusunan Rencana Kerja diucapkan terima kasih.
A. Latar Belakang
B. Dasar
a. Undang Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan (SP3K).
b. Permentan No. 273/KPTS/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani.
c. Surat Edaran Menteri Pertanian RI No. 01.210/132/Menteri/IV/1998 tentang
Optimalisasi Tenaga Penyuluh.
d. Program Pemerintah tentang Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).
e. Program Pemerintah Kabupaten Sidrap sebagai Daerah Pengambangan Agribisnis
C. Tujuan
Tujuan Pembuatan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian di Wilayah Kerja antara lain :
1. Menjabarkan kegiatan-kegiatan dan sasaran penyuluhan pertanian di wilayah kerja
penyuluhan pertanian.
2. Pedoman dan acuan bagi penyuluh pertanian untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan
sesuai kondisi
II. KEADAAN UMUM
A. Keadaan Wilayah
Wilayah kerja Penyuluh Pertanian Mojong Kec.Wt. Sidenreng terletak 2 km dari Ibukota
Kecamatan .dan 10 km dari ibukota Kabupaten . Desa Mojong meliputi 3 (tiga) Dusun yaitu:
1. Dusun I Bendoro
2. Dusun II Baramming
3. Dusun III Wt.Silottong
Berbatasan dengan :
~ Lahan Sawah
# Berpengairan Teknis = 958.40 Ha
# Berpengairan ½ Teknis = 38,00 Ha
# Tadah Hujan = 67,50 Ha
1.063,90 Ha
~ Lahan Kering
# Kebun = 432,00 Ha
# Pekarangan = 10,00 Ha
442,25 Ha
B. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Jumlah Penduduk
Secara keseluruhan desa mojong berpenduduk sebanyak 3.933 jiwa dengan jumlah KK
yaitu 1002 dan jumlah RT sebanyak 801 . Adapun menurut jenis kelamin sebagai berikut:
a. Kelas Kelompok
Dari segi Spesifikasi,kelompok tani yang ada di desa mojong adalah sbb:
Desa Mojong dengan jumlah penduduk sekitar 3.933 jiwa yang terdiri dari Laki-laki
sebanyak 2.000 jiwa, perempuan sebanyak 1.933 jiwa.
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Desa Mojong dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Mojong
TK 291
Sekolah Dasar (SD) 1.759
SLTP 315
SLTA 245
Akademi (D1 – D3) 26
Sarjana 24
b. Mata Pencaharian
Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Desa Mojong dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tebel 4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Mojong
Pasar 1
Bank -
Koperasi -
Penggilingan 6
Hand Traktor 207
Mesin Panen(Combine) 19
Hand Sprayer 365
Pompa Air 30
Alat Transportasi:
- Mobil (roda 4 dan roda 72
2) 235
- Motor 349
- Sepeda 589
398
Televisi
81
Radio
Telepon
Sumber: Kantor Desa Mojong dan Pengamatan Langsung
3. Kelembagaan Masyarakat
LKMD 1
BPD 1
PKK 1
Kelompok Tani 23
Gapoktan 1
Gabungan P3A 1
Posyandu 4
Kelompok Capir 0
Karang Taruna 1
Siskamling 6
Wanita Tani 3
Pemuda Tani 1
Luas areal tanam MT 2016 seluas 1036,45 dengan realisasi panen seluas 1036,45
dengan produksi rata-rata 6,6 ton/Ha Gabah Kering Panen (GKP) dengan total produksi
6.840,57 ton GKP. Produksi tersebut dicapai karena didukung oleh penerapan tehnologi
usaha tani padi dengan prosentase Tingkat Penerapan Tehnologi (% TPT) sbb:
a. Pengolahan tanah sesuai anjuran 95 %
b. Penggunaan bibit bermutu 75 %
c. Pergiliran varietas sesuai anjuran 70 %
d. Jarak tanam sesuai anjuran 80 %
e. Pemupukan berimbang 75 %
f. Penggunaan PPC/ZPT 78 %
g. Pengendalian OPT 90 %
h. Tata Guna Air 85 %
i. Pasca panen 75 %
2. Kebijakan Pemerintah
Desa Mojong merupakan salah satu wilayah intensifikasi padi sawah di Kabuapten
Sidrap yang hampir 65 % luas lahannya berkategori Lahan Irigasi Tehnis. Kebijakan
pemerintah pada Musim Tanam (MT) 2016/2017 adalah sbb:
1. Rencana Luas Tanam Intensifikasi Padi Sawah 1036,45 Ha
2. Peningkatan Produksi Beras Nasional dengan Penggunaan Benih Bermutu
3. Pengembangan Pola Kemitraan Padi
4. Pemupukan berimbang dan efesiensi penggunaan pupuk urea
5. Sekolah Lapangan (SL PTT)
6. Penerapan tehnologi budidaya
7. Pengembangan kelembagaan kelompok tani dan Gapoktan
8. Bantuan benih bermutu
9. Pengembangan padi hibrida
10. Pengambangan padi untuk tujuan eksport (beras berkualitas)
3. Kelembagaan
a. Kelembagaan Petani
b. 1 Sipodeceng 30 40
2 Bampue 30 31,70
3 Sahabat 36 31,22
4 Rijang Paco 46 73,60
5 Massenreng Pulu 75 73,60
6 Watang Silottong 36 47,85
7 MamminasaE 46 58,15
8 Aluppang 32 33,80
9 SamaturuE 38 52,60
10 Rijang Silottong 42 40
11 Mattuju Walie 28 30
12 SibaliresoE 38 45,66
13 Maspul I 44 45,35
14 Padaelo Timoreng 48 49,50
15 Rijang Tappareng 45 30
16 Semangat Baru 36 50,30
17 Mekar 25 28,22
18 Masumange 44 43,74
19 Padaelo 42 43,25
20 Semangat Baru 36 31
21 Lompo Amessa 34 31
22 Harapan Baru 34 16
23 Sampi Sadae 40 42,02
24 Mojong Indah 36 52,50
25 Wirimpanua 25 24,65
26 Lompo Bakke 34 16
27 Sampi SadaE
1062,50
Kelembagaan Pemerintah/Swasta
Disamping kelembagaan kelompok tani juga terdapat kelembagaan lain yang dibentuk
oleh pemerintah atau swasta, kelembagaan tersebut dapat dilihat pada table berikut:
1 PKK 1
2 Koperasi -
3 Bank -
4 Posyandu 4
5 LKMD/BPD 1
6 Desa 1
7 Kecamatan -
8 Poskesdes 3
9 CV/PT -
Keadaan usaha tani di Desa Mojong pada umumnya sama dengan usaha tani padi
sawah beririgasi tehnis, hanya penggunaan tehnologi budidaya tanaman yang berbeda.
Perbedaan ini juga membedakan hasil produksi masing-masing kelompok tani/petani.
Karena kelas kelompok tani sudah mulai berkembang (Kelas Madya – Lanjut), maka
penggunaan tehnologi budidaya sudah dilaksanakan, hanya saja pada kegiatan tertentu
masih dianggap kurang, sehingga mempengaruhi hasil produksi. Hal ini disebabkan karena
kurangnya penerapan tehnik budidaya dan pengaruh ketersediaan saprodi serta kurangnya
kemampuan financial masyarakat.
Keadaan usaha tani yang berkaitan dengan penerapan tehnologi budaya tanaman padi di
Desa Mojong sebagai berikut.
a. Penggunaan pupuk NPK 70 %
b. Penggunaan benih bermutu 50 %
c. Penggunaan pupuk Urea 100 %
d. Penggunaan pupuk SP 36 55 %
e. Pergiliran Varietas 50 %
f. Jarak Tanam Anjuran 60 %
Kelembagaan masyarakat sebagai factor social dan ekonomi masih sangat lemah dalam
mendukung peningkatan produksi dan pendapatan petani. Hal ini disebabkan rendahnya
tingkat pendidikan dan lemahnya dinamika kelompok tani. Kelembagaan masyarakat
sangat penting dalam menunjang petani pada kegiatan usaha taninya. Kelompok tani
sebagai unit usaha produksi diharapkan menjadi ujung tombak peningkatan produksi dan
pendapatan masyarakat.
A. Tujuan
1.Tujuan Umum
Tujuan umum pembangunan pertanian adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya melalui peningkatan produksi dan
nilai tambah hasil pertanian
b. Meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat melalui 3 B (Bergizi, Beragam dan
Berimbang) dengan harga yang layak bagi produksi dan konsumsi.
c. Menciptakan kesempatan berusaha tani yang lebih menguntungkan melalui
pemanfaatan dan peningkatan keterkaitan system ekonomi serta penerapan syatem
agribisnis
1. Tujuan Khusus
B. Masalah
Masalah yang sering terjadi dalam Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP)
Mojong antara lain:
1. Distribusi air irigasi yang kurang merata, terutama pada saat musim kemarau.
2. Penggunaan benih berlebel yang kurang (bila tidak ada bantuan bibit) karena tingkat
kepercayaan terhadap kualitas benih.
3. Kurangnya penerapan pemupukan berimbang, terutama petani penggarap.
4. Penggunaan Pupuk Jenis Urea yang berlebihan
5. Kurangnya penggunaan pupuk organik (kompos)
6. Adopsi tehnologi budidaya yang lambat.
7. Serangan OPT pada saat tertentu.
8. Kehilangan hasil panen dan pasca panen yang masih cukup tinggi.
9. Fluktuasi harga dari hasil produksi terutama saat panen raya.
10. Kurangnya dinamika kelembagaan kelompok tani.
11. Penguatan modal kelompok dan administrasi kelembagaan yang masih kurang berjalan
oleh pengurus kelompok tani.
12. Bencana banjir saat musim hujan terutama di pingir Danau Sidenreng
V. CARA MENCAPAI TUJUAN
Cara mencapai tujuan dituangkan dalam Program Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
Lapangan untuk tahun anggaran 2022 Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) Mojong
dengan mengoptimalkan segala upaya pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
Program kegiatan terlampir dalam Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Lapangan di WKPP
VI. PENUTUP
Program Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Tahun 2022 di WKPP Mojong yang
memuat data keadaan wilayah, potensi, tujuan, masalah dan cara menyampaikan tujuan
yang disusun secara sederhana untuk dijadikan acuan dalam rangka penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Diharapkan rencana kerja ini dapat dijalankan dengan baik dan
bermanfaat kepada semua yang berkepentingan, khususnya kelompok tani dan keluarga
petani di Desa Mojong dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan kelompok
tani. Kepada semua pihak diharapkan bimbingan dan kerjasamanya dengan baik agar
program kerja ini dapat dilaksanakan dengan baik
LAMPIRAN – LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
RENCANA KERJA PENYULUHAN PERTANIAN
DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA,PERKEBUNAN DAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
BPP WATANG SIDENRENG
WKPP MOJONG
TAHUN 2022
( SUPARTI,SP )