Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN TAHUNAN

MANTRI TANI DESA ( MTD )

Disusun Oleh:

DEDE SANWANI

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK


DESA MAJASARI KECAMATAN SOBANG
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir tahun 2016 program
peningkatan produktivitas padi jagung dan kedelai dan komoditi lainnya.

Ucapan terimakasih terutama penulis haturkan kepada pihak-pihak yang


telah membantu penulis dalam melaksanakan program ini yaitu, Dinas Pertanian
Kabupaten Lebak, BP3K, UPTD Pertanian, dan PPL atas kerjasamanya yang
sangat solid. Selanjutnya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis
sampaikan kepada para kelompok tani, Gapoktan, para petani, perangkat desa,
babinsa dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Program ini tidak akan dapat berjalan tanpa adanya kerjasama seluruh
pihak terkait. Bagaimanapun, petani adalah pelaksana utama program ini. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya kita memberikan apresiasi yang besar kepada para
petani. dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan ini, masyarakat
petani perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi daripada sebelumnya.
bantuan-bantuan dari pemerintah terhadap para petani yang bersungguh-sungguh
mengikuti program pmerintah perlu diberikan dan dipastikan agar dapat sampai
tepat waktu, kondisi, dan sasaran.

Penyusunan Laporan Tahun 2016 Ini adalah salah satu tugas Mantri Tani
Desa (MTD) yang harus dilakukan sebagai bukti telah melaksanakan
Penyelenggaraan Mantri Tani Desa Dengan agenda , rencana dan hasil yang
diperoleh termasuk pemecahan masalah yang dihadapai

Penulis berharap, agar Laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat


petani Desa Majasari Kecamatan Sobang khususnya. Saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan atau pun penulisan laporan akhir
ini. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Terimakasih.

Majasari, Januari 2017


Dede Sanwani

i
PEMERINTAH KABUPATENLEBAK
KECAMATAN SOBANG
KANTOR KEPALA DESA MAJASARI
Alamat : Jl. Raya Cipanas Warungbanten Km.22 Ds. Majasari Kec. Sobang 42365

LAPORAN KEGIATAN MANTRI TANI DESA ( MTD )

WILAYAH BINAAN : DESA MAJASARI


KECAMATAN : SOBANG
PRIODE LAPORAN : TAHUN 2016

Majasari, 31 Desember 2016


Mengetahui Pendamping Wilayah Desa Majasari
Kepala Desa Majasari Mantri Tani Desa (MTD)

M.YUNUS DEDE SANWANI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….................... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR……………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………………………… 1
2. Tujuan……………………………………………………………… 1
3. Rumusan Masalah…………………………………………………. 2
BAB II RENCANA KERJA PENDAMPINGAN DAN PELAKSANAAN
1. Perencanaan ……………………………………………………….. 3
2. Komunikasi Dan Koordinasi………………………………………. 3
3. Identifikasi Potensi Wilayah………………………………………. 5
4. Kondisi Geografis…………………………………………………. 6
5. Gambaran Umum Demografis…………………………………….. 8
6. Penguatan Kelompok Tani………………………………………… 8
7. Pelaksanaan Program Pendampingan……………………………… 10
8. Penyediaan Alsintan……………………………………………….. 11
9. Penyediaan Dan Penggunaan Benih Unggul………………………. 12
BAB III PENUTUP
1. Keimpulan…………………………………………………………. 15
2. Saran ……………………………………………………………… 15
Lampiran Lampiran
Lampiran 1 Rencana Kerja Tahunan………………………………………. 16
Lampiran 2 Daftar Table…………………………………………………… 18
Lampiran 3 Laporan Angka Tanam……………………………………….. 24
Lampiran 4 Tabel Laporan Hasil Kegiatan ……………………………….. 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Undang-Undang Pangan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
menyatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan
berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan
pangan. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup
baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai ketahanan pangan tersebut, negara harus mandiri
dan berdaulat dalam menentukan kebijakan pangannya sesuai dengan sumber
daya yang dimilikinya. Sebagai upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan
pangan tersebut, Kementerian Pertanian menjabarkan melalui kebijakan
pembangunan pertanian dalam program “swasembada padi, jagung dan kedelai”.
Kegiatan tersebut dapat terimplementasi dengan bantuan tenaga
pendamping yang berpartisipasi aktif dalam membantu peningkatan kinerja
penyuluh pertanian di daerah yang berpotensi sebagai penyedia pangan nasional.
Oleh karena itu, peningkatan produksi pangan di daerah tersebut dilakukan
dengan proram-program yang mendukung tercapainya swasembada padi, jagung
dan kedelai tahun 2016. Salah satu daerah yang memiliki potensi tersebut adalah
Kabupaten Lebak Dengan mendirikan Mantri Tani Desa (MTD).

2. Tujuan
a. Memberikan petunjuk dan acuan pelaksanaan pengawalan dan
pendampingan secara terpadu upaya khusus peningkatan produksi
padi, jagung, dan kedelai
b. Memberikan pengetahuan cara bercocok tanam yang lebih baik dan
optimal terhadap pencapaiaan yang di harapkan.
c. Meningkatkan kinerja penyuluh pertanian, dan Mantri Tani Desa
(MTD). dalam melakukan pengawalan dan pendampingan secara
terpadu kepada para petani dalam upaya pencapaian swasembada
secara berkelanjutan
d. Meningkatkan produksi dan produktivitas dalam pencapaian
swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan kedelai
3. Rumusan masalah
a. Keterlibatan bercocok tanam jarwo yang rumit terhadap petani
b. Petani hanya melakukan bertanam sesuai keinginan sendiri tanpa
didasari rasa ingin tau terhadap peningkatan produktivitas
c. Petani hanya dapat menghasilkan produksi sendiri tanpa ingin untung
lebih
d. Petani hanya igin mengandalkan bantuan atau pemberian pemerintah
tapi tidak untuk di pergunakan sebagai mana mestinya.
e. Lahan untuk bertanama hanya terbatas
BAB II
RENCANA KERJA PENDAMPINGAN DAN PELAKSANAAN

1. Perencanaan
Rencana kerja pendampingan disusun oleh Mantri Tani Desa ( MTD)
untuk melakukan pendampingan Berkelanjutan. Beberapa aspek dalam rencana
pendampingan diantaranya adalah:
1. Memantau ketetapan penyaluran bantuan pemerintah kepada kelompok
sasaran;
2. Mengupayakan peningkatan efektivitas pemanfaatan bantuan pemerintah
untuk meningkatkan produktivitas dan produksi;
3. Mengupayakan tatacara bertanam padi secara jajar legowo
4. Pemberdayaan kelembagaan petani melalui penguatan kelompok tani;
5. Membantu penyuluh pertanian dalam mendorong proses inovasi dan difusi
teknologi;
6. Membantu penyuluh pertanian dalam membangun koordinasi dan
komunikasi antar stakeholder untuk mengatasi berbagai kesenjangan;
7. Bersama penyuluh pertanian melakukan Identifikasi Potensi Wilayah
(IPW);
8. Pengembangan jejaring dan kemitraan usaha; dan
9. Pengolahan data dan pelaporan hasil.

Tujuan rencana kerja Mantri Tani Desa ( MTD) adalah untuk memandu
aktivitas Petani selama penanaman berkelanjuatan dilokasi, sehingga pelaksanaan
Mantri Tani Desa ( MTD) dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.

2. Komunikasi dan Koordinasi

Mantri Tani Desa ( MTD) melakukan koordinasi dengan penyuluh pertanian


terhadap semua kegiatan yang akan dilakukan. Jalur koordinasi pendampingan
dan antar pemangku kepentingan produksi pertanian di lokasi dapat dilihat pada
Gambar 1.
DISPEN BP4K

POPT UPTD BP3K KORAMIL

MTD PPL BABINSA

GAPOKTAN P3A POKTAN

Gambar 1. Jalur koordinasi Mantri Tani Desa ( MTD) .

Kegiatan yang dilakukan oleh Mantri Tani Desa ( MTD) dilakukan


bersama-sama penyuluh pertanian dengan komunikasi dan koordinasi yang
aktif. Permasalahan yang ada dilokasi dimusyawarahkan bersama Poktan /
Gapoktan kemudian bersama penyuluh dan juga petugas pertanian yang
berwenang akan mengupayakan solusi terbaik. Berikut adalah dokumentasi
musyawarah Peninjauan Gapoktan dan poktan lama.

Gambar 2. Musyawarah Penggantian pengurus Poktan dan Gapoktan bersama


Mantri Tani Desa ( MTD) Kepala Desa UPTD, , POPT, PPL, Babinsa,Gapoktan
dan Poktan.
3. Identifikasi Potensi Wilayah
a. Sejarah singakat Desa majasari

Sejarah Singkat tentang Desa Majasari adalah Desa Majasari merupakan


desa hasil pemekaran dari desa induk yaitu Desa Citujah Kecamatan Muncang
Kabupaten Lebak pada tahun 1983.
Pada tahun 2004 Lahirlah sebuah kecamatan Berdasarkan Peraturan
Bupati Kabupaten Lebak Tahun 2004, yang didalamnya terdiri dari 10 Desa
termasuk Desa Majasari, sejak berdirinya Desa Majasari yaitu pada tahun 1983
sampai saat sekarang tahun 2017 sudah dipimpin oleh 7 Orang Kepala Desa, 5
Orang Kepala Desa Definitif dan 2 Orang Pjs Kepala Desa.
Sesuai Peraturan Desa Majasari Nomor 3 tahun 2015 tentang Penataan
Pembentukan, Peremajaan Lembaga Kemasyarakatan Desa Majasari Kecamatan
Sobang, Desa Majasari secara administatif terdiri dari 5 (Lima) RW dan 23 ( Dua
Puluh Tiga ) RT.
Desa Majasari adalah desa yang menghasilkan produk pertanian baik padi
maupun dari hasil perkebunan dengan kondisi tersebut dapat dilihat dari tataguna
tanah yang mayorritas lahan pesawahan desa sangat cocok untuk memacu
produktipitas padi karena ditunjang lahan yang subur dan irigasi/pengairan yang
sangat memadai. Secara administratip pertanian dikelola oleh mantri tani desa
dengan binaan gapoktan dan poktan terdiri dari : 1 gapoktan, 9 klompok tani
Gapoktan : Maja Karya
Poktan :
1. Inti Sari : Blok Cikuyuk
2. Sri Mukti : Blok Sawah Laneh / Kaum Kidul
3. Mawar Indah : Blok Sawah Legah
4. Citra Tani : Blok Cisarua
5. Hanoman : Blok Ci Eneng
6. Giri Harja : Blok Cinampel
7. Sri Rahayu : Blok Sabrang Hilir
8. Bunga Mawar : Blok Kikasa / Gunuk Batu
9. Mekar Wangi : Blok Gosali
Diwilayah Dusun 1 Majakaum kontur tanah darat bebatuan dengan
lapisan atasnya berwarna merah secara topogarpi tanah ini terbentuk perbukitan
dan dibawah tanah tersebut tanahnya mengandung Bahan Keramik dan
Bata/genteng dan Areal Persawahan dengan tanah hitam yang gembur dan
pengairan yang cukup.
Disetiap wilayah topigrafi tanahnya bebatuan dan banyak mengandung air
Sangat cocok untuk tanaman perkebunan seperti karet ,kopi dan sayur sayuran
sedangkan tanah sawah kontur tanah hitam cocok untuk pertanian padi sawah
maupun padi ladang/huma karena diwilayah ini irigasi yang kurang baik.
4. Kondisi Geografis
Wilayah Desa Majasari secara geograpis berada disebelah timur ibu kota
Kecamatan Sobang, dilihat dari topograpainya berbukit bukit, secara administrasi
Desa Majasari terletak diwilayah Kecamatan Sobang kabupaten lebak
.

Gambar 3 Gambar Peta Desa Majasari


Batas batas Desa Majasari :
Sebealah utara : Gunung Butak
Sebelah barat : Desa Ciparasi
Sebelah Timur : Desa Lebak Gedong
Sebelah Selatan : Desa Sukamaju
Desa Majasari menurut data dari Statistik hasil Pemetaan tahun 2009
dengan alat ukur GPS berada pada Long 106 0 24 5 ( Bujur Timur/ BT ) dan RAT
-6 0 33 00 (Lintang Selatan/ LS
Ketinggian dari Permukaan laut : 570 m / dpl
Curah Hujan Rata – Rata :1.000 / 4.500 mm / tahun
Tofografi ( Struktur Tanah ) : Dataran Rendah / berbukit bukit
Suhu Udara rata – Rata : 20 °C - 30°C
Luas wilayah Desa Majasari 750 ha luas lahan yang ada terbagi dalam
beberapa peruntukan, sebagai berikut:
NO JENIS PERUNTUKAN LUAS/HA KETERANGAN
1. Perkampungan 250
2 Sawah irigasi tehnis 25
3 Sawah ½ tehnis 50
4 Tadah hujan 175
5 Irigasi sederhana
6 Tegal/ladang 224
7 Kebun campuran 26
8 Perkebunan rakyat
9 Kolam
10 Hutan Negara
Jumlah 750

Wilayah Desa Majasari terdiri dari 5 RW yang dapat


dikelompokan kedalam 5 wilayah RW, yaitu:
 Kp. Majakaum terdiri dari 1 Rw.dan 5 Rt:
 Kp. Hegarmanah terdiri dari 1 Rw.dan 5 Rt:
 Kp. Majaharja terdiri dari 1 Rw.dan 4 Rt:
 Kp. Tipar terdiri dari 1 Rw.dan 5 Rt:
 Kp. Impres terdiri dari 1 Rw.dan 4 Rt:
 Kondisi dan ciri Geografis Wilayah
Hasil pertanian dari Desa Majasari terutama padi dianggap berkualitas
baik oleh pasar ,selain menghasilkan padi dengan kualitas juga secara kuantitas
cukup memadai karena lahan pertanian sawah cukup memadai dan ditunjang
dengan pengairan yang cukup.
Diwilayah Desa Majasari Cukup baik untuk ditanami tanaman perkebunan
terutama Kopi dan Albazia dan jenis lainnya.

5. Gambaran Umum Demografis.


Berdasarkan Data Administrasi Kependudukan Desa Majasari
Mempunyai Penduduk:
Jumlah Kepala Keluarga : 1158
Jumlah Penduduk : 3999
Laki-laki : 2094
Perempuan : 1905

Dengan Rincian penduduk perkampung sebagai berikut;

Penduduk
No Kampung Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan

1 Majakaum 452 423 875


2 Hegarmanah 464 424 888
3 Majaharja 403 388 791
4 Tipar 457 382 839
5 Impres 318 288 606

6. Penguatan Kelompok Tani


Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, tujuan, kondisi, dll, untuk mengembangkan usaha
tani. Melalui kelompok tani dapat dibangun suatu sinergi antar anggota, sehingga
terwujud peningkatan kapasitas dan kinerja yang memungkinkan anggota
kelompok mencapai beberapa tujuan secara optimal.
Berdasarkan pengelompokkan kelompok tani yang yang ada di desa
majasari, kelompok tani masih di dalam kategori kelas pemula dan kelas lanjut,
hal ini dikarenakan kelompok tani di desa majasari rata-rata baru dibentuk
sehingga perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian, serta
pengembangan kepemimpinan kelompok tani masih dalam proses belajar.
Kehadiran Mantri Tani Desa ( MTD) turut membantu penyuluh pertanian
dalam kegiatan pemberdayaan Poktan / Gapoktan. Beberapa hal yang telah
dilakukan oleh Mantri Tani Desa ( MTD) adalah melakukan penguatan kapasitas
pengurus kelompok, dan turut membantu dalam pembenahan pembukuan dan
administratif kelompok, evaluasi pelaksanaan program dan sebagai media
komunikasi aktif antara penyuluh pertanian dan kelompok tani. Berikut adalah
dokumentasi kegiatan peguatan kelompok tani .

Gambar 4. Kunjugan ke Gapoktan / Poktan untuk membantu pembukuan dan


administratif kelompok.

Kemandirian kelompok tani merupakan hal yang sangat penting untuk


diwujudkan karena untuk mencapai tujuan bersama diperlukan kelompok tani
yang mandiri dan terorganisasi dengan baik. Kehadiran Mantri Tani Desa ( MTD)
turut menjadi penyemangat Poktan / Gapoktan dalam pelaksanaan program.
7. Pelaksanaan Program Pendampingan

Desa majasari ini memperoleh beberapa program Pajale yaitu diantaranya


gerakan penerapan pengolahan tanaman terpadu (GP-PTT), ALSINTAN, optimasi
lahan (OPLA) dan bantuan perluasan areal tanam (PAT) jagung dan kedelai.
Program ini hanya diperoleh oleh Enam Kelompok .Program GP-PTT padi
yang diperoleh Poktan seluas 60 ha yaitu sri mukhti sri rahayu, hanoman, bunga
mawar ,citra tani dan giri harja. sedangkan bantuan PAT jagung diperoleh oleh
kelompok hanoman dan bunga mawar seluas 20 ha , serta bantuan PAT Pisang
diperoleh oleh hanoman seluas 10 ha dan alsintan diperoleh klompok bunga
mawar, gapoktan dan klompok aspirasi.
Program ini mendapat perhatian khusus dari khususnya Badan Penyuluh
Pertanian Kecamatan (BP3K) setempat. Peran serta Mantri Tani Desa ( MTD)
yaitu membantu penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta menjadi alat
komunikasi Gapoktan, Poktan, dan Petani kepada penyuluh ataupun petugas
pertanian.
Berikut ini adalah beberapa dokumentasi kebersamaan Mantri Tani Desa ( MTD)
, penyuluh, petani dan pihak terkait dalam menjalankan tugasnya.

Gambar 5. Memantau persiapan lahan sawah sebelum tanam bersama pengurus


Gapoktan dan penyuluh.
Gambar 6. Penanaman sistem tanam jajar legowo (Jarwo).

Gambar 7. Turut serta dalam mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman.

8. Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)


Alat dan mesin pertanian (Alsintan) adalah peralatan yang dioperasikan tanpa atau
dengan motor penggerak untuk kegiatan budidaya, pemeliharaan,panen, pasca
panen, dan pengolahan hasil pertanian. Bantuan alsintan sangat membantu petani
karena dapat memberikan kemudahan dalam proses penanaman, pengolahan
tanah, dan lain sebagainya. Alsintan yang diperoleh didesa majasari berupa
pompa air 1 unit dan 3 traktor yang terbagi kedalam tiga Kelompok yaitu
klompok tani bunga mawar, maja kaum dan jaya ma;mur dari ketiga klompok
merupakan bantuan dari aspirasi
Penyediaan alsintan ini masih belum mencukupi karena setiap poktan
terdiri dari 9 poktan dan masing masing poktan memiliki area sawah 25—30
ha. Keadaan ini yang membuat petani sulit melakukan penanaman serentak,
karena harus bergantian menggunakan alsintan tersebut. Petani mengharapkan
penyediaan 1—3 buah pompa air ataupun jaringan irigasi dan traktor di setiap
poktan agar penanaman padi dapat dilakukan secara bersama-sama. Selain itu,
pompa air yang mudah digunakan oleh petani adalah pompa air 8 inch/
blower. Penyediaan pompa air 3 inch yang berukuran besar dan berat
menyulitkan petani dalam penggunaannya.

9. Penyediaan dan Penggunaan Benih Unggul


Penggunaan benih unggul, bermutu, dan bersertifikat sangat penting digunakan
untuk menjamin kebenaran varietas yang digunakan dan untuk menghasilkan
tanaman yang seragam. Benih padi unggul yang digunakan di desa majasari ini
adalah Ciherang sedangkan benih unggul untuk jagung menggunakan Hibrida dan
bibit pisang. Penyediaan benih unggul berjalan lancar dan dapat didatangkan tepat
pada waktunya. Berikut ini adalah dokumentasi pendatangan benih ciherang.

Gambar 8. Pemeriksaan keaslian benih padi ciherang oleh PPL.


Penanaman padi sudah selesai ditanam dan penanaman dilakukan hampir
serentak. Penanaman padi sudah menggunakan teknologi tanam jajar legowo
(Jarwo) baik sestem tanam jarwo 4 : 1 ataupun 5 :1.
Kendala dalam penggunaan sistem tanam jarwo ini yaitu petani masih
enggan untuk menggunakan ukuran yang dianjurkan yakni jarak tanam 25 cm x
25 cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm jarak
antar barisan / lorong. Beberapa petani merasa dirugikan dengan ukuran sistem
tanam jarwo ini, namun sudah banyak pula petani yang mau mengikuti anjuran
ini. Keberhasilan sistem tanam jarwo ini nantinya diharapkan untuk pembuktian
kepada petani bahwa teknologi ini memang baik untuk digunakan.

Gambar 11. Padi system jarwo


Berdasarkan hasil pengamatan Mantri Tani desa (MTD) bersama Penyuluh
Pertanian, dan juga Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT),
penanaman masa gaduh menggunakan bibit padi Ciherang dan yang lainnya
menunjukkan bahwa menggunakan benih parietas ciherang kurang optimal di
bandingkan dengan benih padi lainnya respon tumbuh yang lebih baik
dibandingkan ciherang. namun Bibit padi Ciherang merupakan varietas unggul
baru (VUB) yang memiliki sifat-sifat unggul seperti hasil yang tinggi, tahan hama
dan penyakit, itu malah terbalik mungkin di sebabkan paktor cuaca yang kurang
mendukung .
Gambar 12. Tanaman padi ciherang setelah ditanam.

Penggunaan benih ciherang ini ternyata tidak cocok digunakan pada masa
Gaduh atau pada saat curah hujan yang tinggi, pernyataan ini diperkuat dengan
hasil pengamatan POPT dan penyuluh pertanian dan Mantri Tani Desa ( MTD
) bahwa padi ciherang memiliki batang yang mudah busuk jika tergenang air
berlebihan. Banjir yang melanda area sawah di kelompok hanoman, giri harja,sri
mukti, dan citra tani mengakibatkan banyak yang gagal panen.
Bantuan bibit ini berupa bibit yang dialokasikan e klompok tani yang ditentukan
Gapoktan/Poktan setempat. Bantuan penyuluhan dan pemberian materi yang
berkenaan dengan pemilihan jenis padi sangat penting dilakukan menginggat
sebagian besar petani di desa majasari tidak memiliki latar belakang pendidikan
yang mendukung.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan mantra tani desa dengan
cara anjangsono,praktek dan dan kunjungan. Selama satu tahun dan sebagai bahan
bukti bahwa telah melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemerintah.
Pada dasarnya mantra tani desa ini membantu dan membina gapoktan,poktan dan
para petani pada perilaku yang modern tidak hanya berprilaku sewena wena.
Namun pada hakikatnya petani juga sadar bahwa yang mereka lakukan belum
sempurna tanpa didassari ilmu sehinnnga kehadiran mantra tani desa ini
mendorong dan memotifasi para petani di ilayah desa majasari ataupun wilayah
binaannya
Pada system pelaksanaan mantra tani desa juga berupaya meningkatkan
produktivitas pertanian khususnya daerh desa majasari umumnyya kecamtan
sobang dan kabupaten lebak untuk mencapai target yang diinginkan dan
alhamdulilah apa yang diharapkan akhirnyya mencapai target sesui pelaturan
daerah kabupaten lebak.
2. Saran
Mantra tani desa mengharapkan kritikan dan saran dari para pelaku utama untuk
mendorong dan menginovasi agar bekerja lebih giat lagi. Mantra tani juga sadar
bahwa tiada kesempurnaan tanpa didasasri dari hati yang iklas menerima kritikan
dan saran khususnya para pelaku pembaca pada laporan ini.
Lampiran 1, Daftar Tabel
A. Data Kelembagaan
Jumlah Kelompok Tani Jumlah Kelompok Tani Jumlah Kelompok Tani
Jumlah Kelompok Tani Dewasa Tani Wanita Taruna Tani
No Nama Desa
Tani
Jlm Kel. Jumlah Jumlah
Jlm Kel. Tani Jumlah Anggota Jlm Kel. Tani
Tani Anggota Anggota
1 MAJASARI 9 9 225 1 25 - -

Jumlah 9 9 225 1 25 - -

B. Data Kelompok Tani


Jumlah Kelompok Tani
No Nama Desa Nama Kelompok Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Usaha Luasan
Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Kelompok Produktif Ha Ekor Petak
2 MAJASARI Sri Mukti R. Rumanta Suhana H Cecep S 30 Swadaya Padi Sawah 20 85
Giri Harja Hj Masja Ayi Hidayat Dadang H 30 Swadaya Padi Sawah 15 82
Sri Rahayu Fahrudin Dede Koswara Endi 30 Swadaya Padi Sawah 16 84
Hanoman Uher Apip Nurjaya 30 Swadaya Padi Sawah 15 78
Inti Sari Adang Khoerudin Solehudin 30 Swadaya Padi Sawah 20 92
Bunga Mawar H. Ganda Suprani Baban 30 Swadaya Padi Sawah 16 79
Citra Tani M. Suja'i Amat Saepudin Khoerudin 30 Swadaya Padi Sawah 16 70
Mawar Indah Ujang dahlan Rumdan Nurhanudin 30 Swadaya Padi Sawah 16 83
Mekar Wangi Ujang Patoni Endang 30 Swadaya Padi Sawah 17 74
Jumlah 270 151 727
C. Data Gapoktan

Jumlah Kelompok Tani

No Nama Desa Nama Gapoktan Nama Pengurus Luasan


Jumlah Modal Jenis Usaha
Anggota Kelompok Produktif
Ketua Sekretaris Bendahara Ha Ekor Petak

1 MAJASARI Maja Karya Ujang Fahrudin Jedril M 250 Padi Sawah 159 822

Jumlah 250 159 822

D. Kepemilikan Alsintan
Kepemilikan
No Nama Desa Jumlah Huller Jumlah Sprayer Motor/Proper Sprayer Traktor
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta
1 MAJASARI 5 - - 7 - - - - - 5 - -

Jumlah 5 - - 7 - - - - - 5 -
-
E. Produksi Usaha Tani
Biaya
Jenis Tanaman Luas Harga Rata-Rata Prodddddks Jumla
Produksi Rata-rata Keteranga
No Nama Desa Produksi Waktu i Rata-rata h
Tan. Hortikultur Perkebuna Tanama Panen Tiap Ha (Kw) n
Panen/Kw (Rp) Tiap Ha Petani
Pangan a n n (Ha) (Ha) (Ha)
Padi
1 MAJASARI Pisang Manggis - 25 520 4000 1.700.000 794
Sawah

Jumlah 25 520 4000 1700000 794

Tanaman Kopi Tanaman Aren Tanaman Kelapa

No Nama Desa Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi

Ha Pohon Jumlah Ha Ha Pohon Jumlah Ha Ha pohon Jumlah Ha

1 MAJASARI 2 1900 - - 1 350 25 0.2 2 200 20 -

Jumlah 2 1900 - - 1 350 25 0.2 2 200 20 -


Tanaman Manggis Tanaman Pisang
No Nama Desa
Ha Pohon Jumlah Ha Pohon Jumlah Ha Pohon Jumlah Ha Pohon Jumlah

1 MAJASARI 0.5 50 175 - - - 30 1650 1650 18 550 550

Jumlah 0.5 50 175 - - - 30 1650 1650 18 550 550


F. Identifikasi Masalah Dan Upaya Pemecahanya

No Masalah Penyebab Masalah Potensi Kegiatan Yang Dibutuhkan


Melakukan penyuluhan dan kursus tani
agar petani bisa melakukan dan
Mengharapkan bantuan modal
1 Pemupukan belum sesuai anjuran Kurangnya modal menerapkan cara Pemanfaatan pupuk
dari pemerintah
organik agar bisa Mengurangi bebban
modal
Penghmburan lahan Melakukan penyuluhan dengan metode
Kurang Memahami Tata cara Di beri pemahaman tatacara jajar praktek serta yang lainnya agar petani bisa
menggunakan system jajar
Bertanam Padi Secara Moderen legowo melakukan penanaman jajar legowo
legowo
Mencegah agar tidak menimbulkan OPT
Menimbulkan tanaman padi pada tanaman yang akan tumbuh yaitu
2 Adanya serangan OPT Hujan yang selalu turun
terserang HPP harus adanya persediaan pestisida untuk
mencegah terjadinya OPT datang
Melakukan penyuluhan dengan metode
Adanya tingkat pertumbuhan tidak Pola tanam tidak disesuaikan Harus dikaji ulang mengenai tata praktek serta yang lainnya agar petani bisa
3
merata denganjarak tanam cara penanaman yang baik melakukan penanaman yang baik
Melakukan penyuluhan dan cara
Harga pupuk mahal karena onggkos pemanfaatn pupuk organik
4 Pemupukan belum sesuai anjuran harus ada kios saprodi tiap desa
angkut yang mahal

Melakukan penyuluhan tentang


pengendalian hama penyakit dan
Pengendalian OPT belum tepat Kurangnya Pengetahuan Tingkat
5 Harus ada kios saprodi memlakukan pengamatan setiap minggu
sasran petani
aga kondisi tanaman selalu terkontrol
ketika adanaya serangan
G. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)
Luas Jumlah Kebutuhan Pupuk (Kg)
Benih Tanggal
No Nama Desa Komoditas Tanam
(Kg) Penggunaan
(Ha) UREA KCL NPK SP-18 Organik

1 MAJASARI Padi Sawah 151 3.775 30.200 - 7.550 - - April - Juli 2016

September-
2 MAJASARI Padi Sawah 151 3.775 30.200 - 7.550 - -
November

302 7550 604 0 1510


JUMLAH - - April-Desember
Lampiran 2
Laporan Angka Tanam Mantri Tani Desa (MTD ) Desa Majasari
Lampiran 3
Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Maret 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


Sosialisasi dan
Aula kecamatan
1 Selasa,01 Maret 2016 pembinaan Camat Dan MTD
sobang
BP3K
Pengeluaran SK Kepala
2 Kamis, 04 Maret 2016 desa majsari dan MTD Balai desa majasari
pembinaan
Rapat persiapan
Ponpes daarul qoriin
3 Jumat,11 maret 2016 Pelatihan dan koordinasi MTD Se Kabupten Lebak
kalanganyar
ke BP4K
4 Selasa,22 Maret 2016 Rapat dan sosialisasi Gapoktan dan poktan Balai desa Majasari
Rumah Ketua
5 Jumat,25 Maret 2016 Anjangsana Gapoktan
Gapoktan
Rumah ketua
6 Rabu, 30 Maret 2016 Anjangsana Poktan
poktan

Mengetahui; Majasari, 30 April 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : April 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


Identifikasi Wilayah dan Pembenahan klompok tani
1 Senin, 4 April 2016 Balai desa majasari
kegiatan pra klompok dan gapoktan
Rapat pembenahan Rumah anggota
2 Jumat, 8 april 2016 Klompok tani mawar indah
klompok tani poktan
Saung Kelompok
3 Selasa 12 April 2016 Kunjungan Panen/Ubinan
tani Desa Majasari
Rapat koordinasi MTD Aula BP3K
4 Rabu, 13 april 2016 MTD
Kecamatan sobang Kecamatan sobang
Jadwal koordinasi dan
5 Kamis 14 april 2016 Kepala desa BP3K
evaluasi MTD
6 Rabu 20 April 2016 Persiapan Diklat MTD MTD Balai desa majasari
7 Senin, 25 April Pemberangktan Pelatihan MTD Hotel Wira carita

Mengetahui; Majasari, 31 Maret 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Mei 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


1 Kamis, 12 Mei 2016 Pulang dari pelatihan MTD Rumah MTD
Rumah poktan
2 Senin , 16 Mei 2016 Anjangsono Poktan
Hanoman
Rumah bendahara
3 Rabu , 18 Mei 2016 anjangsono poktan
giri harja
4 Jumat ,20 mei 2016 Koordinasi MTD BP3K
Pengukuhan gapoktan
majakarya dengan berita
5 Selasa, 24 mei 2016 Gapoktan Balai desa Mjasari
acara penggantian
pengurus
Serah terima bantuan
6 Rabu,25 Mei 2016 Poktan Rumah poktan
benih 4 klompok
Pengukuhan poktan
mawar indah dengan Rumah ketua
7 Jumat, 27 mei 2016 Poktan mawar indah
berita acara penggantian poktan mawar indah
pengurus
Poktan giri harja & citra Rumah ketua
8 Minggu, 29 Mei 2016 Pembagaian Benih
tani poktan

Mengetahui; Majasari, 31 Mei 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Juni 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


Pembagian Benih Poktan Hanoman dan
1 Rabu, 01 juni 2016 Rumah poktan
Bantuan Pemerintah bunga mawar
Anjang sono dan Rumah Ketua
2 Jumat, 03 Juni 2016 Poktan Intisari
Pembenahan Administrasi poktan intisari
3 Senin,06 juni 2016 Kunjungan SL Poktan dan gapoktan Desa Ciparasi
Penyuluhan system jajar Rumah ketua
4 Kamis, 09 juni 2016 Poktan sri mukhti
legowo poktan
Penyuluhan system Poktan intisari dan poktan Majlis tahlim
5 Selasa ,14 juni 2016
penanaman jarwo giri harja alkhoeriah
Penyuluhan system padi Rumah ketua
6 Kamis, 16 juni 2016 Poktan sri rahayu
jajar legowo poktan sri rahayu
Kunjungan pembuatan
7 Rabu, 22 juni 2016 Poktan bunga mawar Saung poktan
tempat penyemaian
8 Jumat 24 juni 2016 Koordinasi dan evaluasi MTD BP3K
Anjangsono pengendalian
Sawah Poktan Sri
9 Senin, 27 juni 2016 OPT pada tempat Poktan
rahayu
penyemaian
Sawah poktan
Anjangsono pengendalian
intisari ,giri
10 Rabu, 29 juni 2016 OPT pada tempat Poktan
harja,hanoman dan
penyemaian
mekar wangi
Mengetahui; Majasari, 30 Juni 2016
Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Juli 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


Anjangsono persiapan Rumah ketua
1 Jumat,01 juli 2016 poktan
penanaman poktan
Masjid desa
2 Rabu, 06 juli 2016 Hari raya idul pitri Umat muslim
majasari
Sawah poktan
3 Senin 18 juli 2016 Kunjungan Tanam padi Poktan
mawar indah
Pembinaan Tanam padi Sawah poktan
4 Rabu, 20 juli 2016 poktan
system jarwo intisari
Laporan angka tanam
5 Jumat , 22 juli 2016 MTD dan BP3K BP3K
Minggu ke 3
Pembinaan Tanam padi Sawah poktan
6 Mnggu, 24 juli 2016 poktan
system jarwo hanoman
Pembinaan Taman padi Sawah poktan sri
7 Senin 25 juli 2017 Poktan
system jarwo mukhti
Pembinaan Tanam padi Sawah poktan
8 Kamis, 28 juli 2017 poktan
system jarwo mekar wangi
Laporan angka tanam
9 Jumat,29 juli 2016 MTD dan BP3K BP3K
minngu ke 4

Mengetahui; Majasari, 29 juli 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Agustus 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


Pembinaan Tanam Padi
1 Rabu, 03 agustus 2016 poktan Sawah poktan
system jarwo
Kunjungan pengendalian
2 Jumat,05 agustus 2016 Poktan Sawah poktan
POPT
Pembinaan pemupukan
3 Senin 08 agustus 2016 Poktan Sawah poktan
secara berimbang
4 Kamis, 11 agustus 2016 Laporan angka tanam MTD dan BP3K BP3K
Persiapan hari MTD dan Masyarakat Lapangan Desa
5 Sabtu, 13 agustus 2016
kemerdekaan desa majasari majasari
Lapangan desa
6 Rabu,17 agustus 2016 Hari kemerdekaan MTD dan Masyarakat
majasari
Anjangsana pengendalian Sawah poktan sri
7 Senin, 22 agustus 2016 Poktan
POPT rahayu
Anjangsono pengendalian Sawah poktan giri
8 Rabu, 24 agustus 2016 Poktan
POPT harja
9 Jumat, 26 agustus 2016 Koordinasi dan evaluasi MTD Dan BP3K BP3K

Mengetahui; Majasari, 30 Agustus 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : September 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


1 Senin 05 September 2016 Kunjungan Poktan Rumah ketua poktan
2 Senin, 12 September 2016 Hari raya idul adha MTD Dan umat muslim Desa Majasari
Rapat koordinasi dan
3 Kamis,15 september 2016 MTD BP3K
evaluasi
4 Jumat,16 september 2016 Kunjungan ubinan Desa sukamaju Desa sukamaju
5 Minggu 18 september 2016 Pernikahan MTD Rumah MTD
6 Selasa 20 september 2016 Acara pembukaan TMTD Kecamatan Sobang Lp Kecamtan
7 Kamis 22 september 2016 Koordinasi dan evaluasi MTD BP3K
8 Selasa, 27 september 2016 Kunjungan poktan Poktan Rumah ketua poktan
Kunjungan penerima
9 Jumat , 30 September 2016 Poktan Rumah ketua poktan
bantuan teraktor

Mengetahui; Majasari, 30 September 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Oktober 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


1 Rabu, 05 oktober 2016 Pembinaan TP-PKK PKK Balai desa
2 Jumat, 07 oktober 2016 Anjangsono Poktan intisari rumah anggota intisari
3 Senin, 10 oktober 2016 Beres beres balai desa Gedung balaidesa Gedung balaidesa
Persiapan pindah kantor
4 Jumat, 14 oktober 2016 Prades dan MTD Gedung balaidesa
balaidesa baru
Sawah Bongkok Desa
5 Selasa, 18 Oktober 2016 Kunjungan ke Desa ciparasi Poktan Dan gapoktan
Ciparasi
Kebun poktan
6 Kamis,20 oktober 2016 Ngecek tanaman pisang Poktan hanoman
hanoman
7 Jumat, 21 oktober 2016 jumsih Mtd dan prades Desa majasari
Persiapan lahan
8 Minggu 23 oktober 2016 PKK Kebun PKK
pekarangan
Rumah poktan Giri
9 Selasa, 25 oktober 2016 Anjangsono Poktan
harja
10 Jumat , 28 oktober 2016 Koordinasi dan evalusi MTD dan BP3K BP3K
Rumah ketua sri
11 Minggu, 30 oktober 2016 Kunjungan Poktan
rahayu

Mengetahui; Majasari, 31 Oktober 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : November 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


1 Rabu,02 November 2016 Anjangsono Poktan inti sari Rumah ketua intisari
2 Jumat, 04 november 2016 Koordinasi dan evaluasi MTD dan BP3K BP3K
Penyemaian Tanaman Kebun Pekaranagn
3 Minggu, 06 november 2016 PKK
sayuran PKK
Sawah Poktan Sri
4 Kamis, 10 november 2016 Kunjungan ubinan Poktan
mukti
Sawah poktan Sri
5 Minggu, 13 november 2016 Kunjungan ubinan poktan
rahayu
Sawah poktan mekar
6 Rabu, 16 november 2016 Kunjungan ubinan Poktan
wangi
Rumah ketua
7 Sabtu ,19 november 2016 Anjngsono Poktan
hanoman
Kebun pekarangan
8 Selasa, 22 november 2016 Penanaman sayuran PKK
PKK
9 Jumat, 25 november 2016 Koordinasi dan evaluasi MTD dan BP3K BP3K
10 Selasa, 29 november 2016 Kunjungan MTD ciparasi Desa ciparasi

Mengetahui; Majasari, 30 November 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Laporan Hasil Kegiatan Mantri tani desa (MTD ) Desa Majasari
Bulan : Desember 2016

No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan


1 Sabtu, 03 desember 2016 Kunjungan ubinan Poktan Sawah poktan intisari
Rumah ketua poktan
2 Rabu,07 desember 2016 Anjangsono Poktan
bunga mawar
MTD,PPL Kecamatan BP3K Kecamatan
3 Kamis, 08 deseber 2016 Rapat koordinasi MTD
muncang dan sobang muncang
4 Jumat, 09 desember 2016 Rapat koordinasi MTD MTD dan BP3K BP3K
Peringatan maulid nabi
5 Rabu, 14 desember 2016 MTD dan masyarakat Masjid desa majasari
muhamad saw
Pembuatan tempat Sawah poktan
6 Kamis, 15 desember 2016 Poktan
pesemaian hanoman
Penyuluhan pengambilan Saung poktan mekar
7 Minggu, 18 desember 2016 Poktan
benih yang unggul wangi
Penyuluhan pengolahan
8 Rabu, 21 desember 2016 Poktan Sawah poktan intisari
lahan
9 Jumat ,23 desember 2016 Koordinasi dan evaluasi MTD dan BP3K BP3K
Kunjungan Identivikasi Kebun poktan Giri
10 Senin 26 desember 2016 Poktan
lahan Cabe Harja
Rumah ketua poktan
11 Rabu, 28 desember 2016 Anjangsono Poktan
giri harja
12 Jumat, 30 desember 2016 Jumsih MTD dan Prades Balaidesa majasari

Mengetahui; Majasari, 31 Desember 2016


Kepala Desa Majasari MTD Desa Majasari

M.YUNUS DEDE SANWANI


Lampiran 1
RENCANA KERJA
Manfaat

Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program peningkatan produksi padi,


jagung, dan kedelai dalam program pencapaian swasembada dan swasembada
berkelanjutan.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Program Program ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni hingga 20 Agustus 2015 di Desa
Sumber Lor dan Desa Kudukeras, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon.

Macam Kegiatan

1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon

Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) hanya terdapat di wilayah Desa Sumber
Lor sedangkan Desa Kudukeras tidak ada kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
(RJIT). Jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi sepanjang 408,96 meter dapat mengairi 48
Ha sawah. Permasalahan lain terkait pasokan air adalah ketersediaan air irigasi yang sangat
terbatas saat musim kemarau sehingga rawan kekeringan.
2. Penyediaan Alat dan Mesin (Alsintan)
Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon

Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Jumlah keseluruhan alat dan mesin pertanian di Desa Sumber Lor adalah hand traktor
sebanyak 30 buah, pompa air sebanyak 30 buah, power tresher sebanyak 1 buah, pedal tresher
1 buah, dan power sprayer 2 buah. Sedangkan jumlah keseluruhan alat dan mesin pertanian di
Desa Kudukeras adalah hand traktor sebanyak 10 buah dan pompa Air 50 buah. Jumlah ini
mencakup baik dari milik pribadi petani maupun bantuan pemerintah.

3. Penyediaan dan penggunaan benih unggul


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon

Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Penyediaan dan penggunaan benih unggul di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras berupa
benih padi varietas unggul untuk musim tanam satu (MT 1). Tahun 2015 ini rencananya
bantuan benih akan diberikan kepada kelompok tani Sumber Rejeki I, Sumber Rejeki II, dan
Sumber Rejeki III Desa Sumber Lor serta kelompok tani Tani Mulya I dan Tani Mulya II
Desa Kudukeras. Bantuan benih yang akan diberikan tersebut berupa benih padi varietas
Mekongga sebanyak 625 kg untuk setiap kelompok tani dan digunakan untuk penanaman
bulan November 2015.

Selama ini penyaluran bantuan benih dari pemerintah sudah tepat waktu karena diberikan ke
masing-masing kelompok tani sebelum petani mulai menyemai benih. Bantuan benih unggul
yang diberikan juga selalu digunakan oleh petani karena dapat menurunkan biaya produksi.
Permasalahan lainnya adalah tidak adanya bantuan benih untuk musim tanam dua (MT 2),
kuantitas bantua benih yang masih kurang sehingga penyediaannya harus digilir antar
kelompok tani setiap tahunnya dan terkadang varietas serta kualitas benih masih belum sesuai
dengan keinginan dari petani.

4. Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon
Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang dilakukan dengan pemberian bantuan Pupuk
Organik kepada kelompok tani secara bergilir setiap tahunnya. Pada tahun 2014 bantuan
Pupuk Organik yang diberikan sebanyak 6,000 kg untuk kelompok tani Sumber Rejeki III
Desa Sumber Lor yang digunakan untuk musim tanam 1 (MT 1). Permasalan yang terjadi
adalah penggunaan bantuan yang kurang tepat oleh petani yaitu Pupuk Organik yang
seharusnya digunakan sebagai pupuk dasar padi lebih sering digunakan sebagai penutup benih
saat menanam jagung manis.

5. Pengaturan musim tanam dengan Kalender Tanam


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon

Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Kalender Tanam (KATAM) telah disosialisasikan oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) ke
seluruh petani yang ada di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras dan sebagian besar petani
telah menerapkannya. KATAM untuk Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras adalah
November – Maret untuk musim tanam 1 atau rendengan dan bulan April – Agustus untuk
musim tanam 2.

6. Pelaksanaan program GPPTT


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon

Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Program GPPTT dilaksanakan di Desa Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras pada Bulan
November tahun 2014 namun masih dengan nama SLPTT. Program yang dilaksanakan di
kedua desa tersebut masing-masing dengan luas tanam dan luas panen 50 Ha. Provitas yang
dicapai di Desa Sumber Lor adalah 7,39 ton/ha dan di Desa Kudukeras adalah 7,08 ton/ha.

7. Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung dan kedelai


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon
Waktu : 30 Juni – 30 Agustus 2015

Program Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung dan kedelai tidak dilaksanakan baik di Desa
Sumber Lor maupun Desa Kudukeras dan secara umum di Kecamatan Babakan tidak ada
program PAT jagung dan kedelai.

8. Peningkatan Optimalisi Lahan (POL)


Tempat : Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras Kec. Babakan Cirebon

Waktu : -

Program POL tidak dilaksanakan di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras namun di
Kecamatan Babakan program POL dilaksanakan di Desa Gembongan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan
Babakan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Babakan termasuk kedalam
kategori dataran rendah karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara.
Secara umum kegiatan ekonomi utama masyarakat di Desa Sumber Lor adalah petani,
sedangkan masyarakat Desa Kudukeras adalah wirausaha. Jumlah petani di Desa Sumber Lor
adalah 2043 KK dengan luas lahan sawah seluas 116 Ha yang keseluruhannya berupa lahan
sawah irigasi teknis. Banyaknya jumlah petani di Desa Sumber Lor menyebabkan masyarakat
petani Desa Sumber Lor mempunyai lahan pertanian yang tersebar hingga ke wilayah desa
lain. Jumlah petani di Desa Kudukeras adalah 845 KK dengan luas lahan sawah seluas 96 Ha
yang terdiri dari 79 Ha sawah irigasi teknis dan 17 Ha sawah irigasi setengah teknis.

Berdasarkan kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kedua desa tersebut sesuai unyuk
kegiatan pengembangan di bidang pertanian. Hal ini disebabkan karena keberadaan hamparan
lahan pertanian yang mendominasi keruangan Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras.
Kegiatan pertanian di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras didominasi oleh pertanian
beberapa komoditas tanaman yaitu padi, jagung manis, bawang merah, dan tebu. Hal ini
disebabkan oleh kondisi topografi kedua desa tersebut yang teletak di dataran rendah.
Komoditas–komoditas tersebut dikembangkan hampir di tiap-tiap blok lahan sawah kedua
desa tersebut. Dalam bidang peternakan, jenis ternak banyak diusahakan oleh masyarakat
antara lain adalah sapi, kerbau, domba, serta unggas.

Produktivitas padi di Desa Summber Lor dan Desa Kudukeras secara umum telah tergolong
cukup tinggi. Rata–rata produktivitas padi sawah di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras
adalah lebih dari 6 ton/Ha. Berdasarkan wawancara dengan petani varietas yang sebagian
besar digunakan oleh para petani adalah varietas Ciherang dan Mekongga. Untuk padi
varietas IR 64 telah jarang digunakan oleh petani setempat karena dianggap lebih rentan
terhadap hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens). Pola tanam yang biasa digunakan
oleh petani di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras adalah padi-padi-jagung manis. Namun
pada saat musim kemarau ini semakin banyak petani yang lebih memilih untuk memberakan
lahannya untuk menunggu musim tanam padi di musim penghujan karena kendala kekeringan
yang sering melanda saat musim kemarau.
Gambar 1. Lahan jagung manis setelah padi

Gambar 2. Lahan bekas padi yang diberakan


Hama dan penyakit utama yang sering menyerang tanaman padi di Desa Sumber Lor dan
Desa Kudukeras adalah hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada saat musim
kemarau, penyakit potong leher (Pyricularia oryzae) pada saat musim penghujan, hama
penggerek batang/sundep (Scirpophaga incertulas) pada saat musim tanam, dan hama tikus
serta burung pada saat musim panen.
Gambar 4. Wereng batang coklat
Hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) menjadi permasalahan utama saat kegiatan
pendampingan ini berlangsung. Berdasarkan survey dan pengamatan yang telah dilakukan ke
beberapa desa di sekitar wilayah Kecamatan Babakan seperti Desa Cangkuang, Serang
Wetan, dan Gembongan, terdapat wilayah-wilayah yang telah mengalami serangan hama
wereng batang dengan intensitas serangan yang cukup tinggi bahkan hingga menyebabkan
petani mengalami kerugian ekonomi, beberapa petani bahkan memilih untuk memanen padi
mereka lebih awal untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

Gambar 4. Salah satu petani yang mengalami kerugian akibat hama wereng
Wereng batang coklat, sebagaimana jenis wereng lainnya, menjadi parasit dengan menghisap
cairan tumbuhan sehingga mengakibatkan perkembangan tumbuhan menjadi terganggu
bahkan mati. Nimfa dan imago menusukkan alat mulutnya yang berbentuk jarum ke dalam
jaringan tanaman dan mengisap cairan dari bagian floem. Pada keadaan populasi wereng yang
tinggi, serangan menyebabkan tanaman padi mengering seperti terbakar yang disebut
hopperburn. Sawah yang menjelang panen dapat mengalami hopperburn bila dijumpai 400-
500 nimfa per rumpun. Penyebab dedakan wereng batang cokelat umumnya terkait dengan
penaman padi yang terus menerus dan tidak serentak, pemupukan yang berlebihan, serta

penggunaan insektisida yang membunuh musuh alami.

Gambar 5. Perbandingan antara tanaman yang sehat dengan yang terserang WBC
Umumnya petani melakukan tindakan pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan
pestisida yang banyak tersedia di kios pertanian setempat. Permasalahan yang terjadi adalah
seringkali hama wereng batang coklat bersifat resisten terhadap berbagai insektisida, sehingga
para petani biasa memberikan dosis insektisida yang berlipat ganda bahkan dengan
mengoplos beberapa merk dagang insektisida sekaligus. Permasalahan lain yang dijumpai di
lapangan adalah masih kurangnya pemahaman petani mengenai prinsip 6 Tepat aplikasi
pestisida yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat sasaran, tepat cara, tepat waktu, dan tepat mutu
sehingga tindakan pengendalian menjadi kurang efektif. Hal ini terus diupayakan solusinya
oleh Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dan Petugas Organisme Pengganggu Tumbuhan
(POPT) setempat dengan melakukan penyuluhan secara intensif.
Gambar 5. Penyuluhan lapang bersama petani, mahasiswa, PPL dan POPT
Berdasarkan pengamatan dari segi teknologi budidaya, baik petani di Desa Sumber Lor dan
Desa Kudukeras telah banyak yang mulai menerapkan sistem tanam jajar legowo. Sistem
tanam jajar legowo yang sering digunakan adalah jajar legowo 2:1 dan 4:1. Manfaat
penggunaan sistem jajar legowo sangat dirasakan oleh petani antara lain adalah meningkatnya
produktivitas padi, kemudahan dalam pemupukan dan penyemprotan pestisida. Permasalan
yang dihadapi dalam penerapan teknik jajar legowo ini adalah masih sulitnya mencari buruh
tanam yang mau menanam dengan sistem jajar legowo karena buruh jasa tanam yang lebih
menyukai teknik tanam konvensional (persegi).
Gambar 7. Contoh lahan petani dengan istem jajar legowo
Introduksi teknologi budidaya lain yang masih kurang mendapat tanggapan positif dari petani
adalah pengembalian jerami ke lahan. Petani lebih sering membakar jerami sisa panen mereka
sehingga pembakaran jerami setelah panen merupakan kebiasaan umum dari petani baik di
Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras.

Gambar 8. Kegiatan pembakaran jerami di lahan


Selain itu kebiasan unik yang biasa dilakukan oleh para petani di Desa umber Lor adalah cara
panen padi yang lebih senang dilakukan dengan cara panen atas. Cara panen atas ini
dilakukan dengan memotong malai padi kemudian merontokkannya dengan alat pemukul.
Secara teoritis, cara ini menyebabkan angka kehilangan hasil panen yang relatif lebih tinggi
pada pada padi dibandingkan cara panen bawah. Sebenarnya para petani telah mengetahui
kerugian dari cara panen atas, namun mereka tetap menggunakannya karena cara panen atas
ini telah menjadi tradisi dan ciri khas yang melekat pada petani Desa Sumber Lor.
Gambar 9. Sistem panen atas
Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras merupakan desa di Kecamatan Babakan Timur yang
mendapatkan program UPSUS PAJALE yang dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan,
antara lain adalah rehabilitasi jaringan irigasi, pendataan ketersediaan alat dan mesin
pertanian, penyediaan dan penggunaan benih unggul, penyediaan dan penggunaan pupuk
berimbang, pengaturan musim tanam dengan kalender musim tanam, dan pelaksanaan
program GPPTT.

1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)


Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) hanya terdapat di wilayah kerja Desa
Sumber Lor sedangkan Desa Kudukeras tidak ada kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Tersier (RJIT). Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Desa Sumber Lor
dilaksanakan di Blok Rengas yang merupakan wilayah kelompok tani Sumber Rejeki I.
Jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi sepanjang 408,96 meter. Luas sawah yang dapat
diairi oleh jaringan irigasi tersier tersebut adalah 52 hektar yang tersebar di lahan sawah
wilayah Blok Rengas dan Blok Bleng Desa Sumber Lor. Nama lain dari RJIT di Kecamatan
Babakan adalah Pengembangan Jaringan Irigasi Pedesaan. Pelaksanaan Dana yang digunakan
untuk kegiatan RJIT ini berasal dari APBN sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).
Kondisi jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi tersebut bagus dan kokoh. Namun manfaat
dari kegiatan ini dirasa masih kurang karena kurangnya pasokan atau ketersediaan air.
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Desa Kudukeras belum dilaksanakan
tahun 2015 ini, namun rencananya akan dilaksanakan tahun 2016 mendatang karena kegiatan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier ini dilakukan dengan sistem bergilir antar desa setiap
tahunnya agar pembangunannya merata.

Bantuan lain yang terkait dengan sarana irigasi lainnya adalah bantuan irigasi tanah dangkal
atau lebih dikenal oleh petani sebagai sumur pantek. Pada tahun 2014 Desa Sumber Lor
medapat bantuan sebanyak 2 buah sumur pantek yang diberikan kepada Kelompok Tani
Sumber Rejeki I dengan lokasi Blok Bleng Desa Sumber Lor. Pada tahun 2015 ini bantuan
sumur pantek diberikan kepada Desa Kudukeras sebanyak 1 buah melalui Kelompok Tani
Tani Mulya II. Bantuan irigasi tanah dangkal ini sangat bermanfaat bagi petani khususnya
dalam menghadapi musim kemarau sehingga petani tetap daat mengusahakan lahannya,
namun dari segi jumlah dirasa masih kurang mencukupi.

Gambar 12. Sumur pantek di Desa Kudukeras


Gambar 13. Sumur pantek di Desa Sumber Lor
Masalah yang secara umum terjadi di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras terkait dengan
irigasi pertanian adalah kurangnya pasokan air irigasi khususnya saat musim kemarau. Hal ini
menyebabkan terjadinya ancaman kekeringan yang dapat menurunkan produksi padi saat
musim tanam kedua (Bulan April-Agustus). Selain itu kurangnya pasokan air irigasi juga
menyebabkan petani tidak dapat menanam komoditas padi sepanjang tahun dan lebih memilih
untuk menanam komoditas palawija atau memberakan lahan mereka untuk menunggu musim
rendengan (penghujan) datang yang umumnya jatuh antara Bulan November.

Gambar 14. Tanaman padi yang menunjukkan gejala kekeringan


Kurangnya pasokan air irigasi ini secara umum disebabkan oleh jauhnya sumber mata air
yang berlokasi di Kabupaten Kuningan tepatnya dari Waduk Darma. Solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan membangun sarana
konservasi air untuk pertanian misalnya waduk atau embung di wilayah Kabupaten Cirebon
sehingga pasokan air irigasi saat musim kemarau tidak selalu mengandalkan dari wilayah
kabupaten lain. Kurangnya pasokan air irigasi di Desa Kudukeras dan Sumber Lor juga
disebabkan oleh penggunaan air irigasi yang lebih diutamakan untuk keperluan Pabrik gula
yang berlokasi di Kecamatan Babakan saat musim buka giling yang bertepatan dengan musim
kemarau. Selain itu penggunaan air irigasi juga relatif banyak untuk komoditas lain selain
padi yaitu bawang merah yang membutuhkan pengairan secara rutin.

Gambar 15. Komoditas bawang merah


Masalah khusus berkaitan dengan irigasi pertanian terjadi di wilayah Blok Prigi dan Blok
Bleng Desa Sumber Lor. Blok Prigi mempunyai luas lebih dari 50 hektar yang termasuk
dalam wilayah kelompok tani Sumber Rejeki III dan Sumber Rejeki IV Desa Sumber Lor.
Blok Bleng mempunyai luas 27 hektar yang termasuk dalam wilayah kelompok tani Sumber
Rejeki I Desa Sumber Lor. Permasalahan utama yang terjadi di Blok Prigi dan Blok Bleng
adalah letak kedua blok tersebut yang lebih tinggi daripada jaringan irigasi sekunder sehingga
penyediaan air irigasinya sangat mengandalkan pompa air untuk menaikkan air dari jaringan
irigasi sekunder ke jaringan irigasi tersier.
Gambar 16. Blok Prigi Desa Sumber Lor
Blok Prigi mempunyai 3 buah pompa besar (25 pk) namun 1 buah pompa telah rusak dan 1
buah pompa yang hanya difungsikan saat musim penghujan (rendengan), oleh karena itu saat
musim kemarau pasokan air yang bisa diperoleh di wilayah Blok Prigi sangat terbatas karena
hanya mengandalkan 1 buah pompa dengan kondisi yang sudah tua dan sering mati atau rusak
apabila terlalu lama digunakan. Hal ini sangat memberatkan bagi petani dalam bercocok
tanam di musim kemarau sehingga banyak petani yang lebih memilih untuk memberakan
lahan mereka. Untuk beberapa petani yang tetap bercocok tanam mereka mengatasi hal
tersebut dengan cara memompa dengan pompa air yang lebih kecil milik pribadi, namun hal
ini dapat memberatkan petani karena menambah biaya input produksi usaha tani.

Gambar 16. Pompa air yag terdapat di Blok Prigi


Rekomendasi solusi dapat dilakukan untuk permasalahan tersebut antara lain adalah dengan
pembaruan pompa air yang sudah tua dan rusak. Pembaruan pompa tersebut sebaiknya juga
disertai dengan pembangunan rumah pompa permanen agar pompa air tersebut aman dan
tidak dipindah-pindah sehingga dapat meminimalisir kerusakan. Selain itu juga perlu
dilakukan pembangunan jembatan air yang berfungsi mengalirkan air irigasi dari Blok lain ke
Blok Prigi sehingga air yang biasanya langsung mengalir ke saluran pembuangan dapat
dimanfaatkan oleh petani di wilayah Blok Prigi.

Hal yang hampir serupa juga dialami di wilayah Blok Bleng yang hanya mengandalkan 1
buah pompa besar untuk menaikkan air. Pompa air tersebut telah ada sejak tahun 2010, saat
ini kondisinya sudah tua sehingga perlu diertimbangkan untuk pengadaan pompa air besar
yang baru. Berbeda dengan wilayah Blok Prigi, di wilayah Blok Bleng telah memiliki
jembatan air sehingga pasokan air irigasinya lebih baik, disamping luas lahannya yang tidak
seluas wilayah Blok Prigi dan telah terdapat bantuan sumur pantek.
Gambar 16. Blok Bleng Desa Sumber Lor

Gambar 16. Pompa air yag terdapat di Blok Bleng

2. Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)


Jumlah keseluruhan alat dan mesin pertanian di Desa Sumber Lor adalah hand traktor
sebanyak 30 buah, pompa air sebanyak 30 buah, power tresher sebanyak 1 buah, pedal tresher
1 buah, dan power sprayer 2 buah. Sedangkan jumlah keseluruhan alat dan mesin pertanian di
Desa Kudukeras adalah hand traktor sebanyak 10 buah dan pompa Air 50 buah.Jumlah ini
mencakup baik dari milik pribadi petani maupun bantuan pemerintah.
Gambar 18. Salah satu pompa air milik petani
Khusus untuk penyedian bantuan alsintan di Desa Sumber Lor diberikan melalui kelompok
tani, yaitu terdapat 2 buah traktor yang masing-masing diberikan kepada kelmpok tani Tani
Mulya I dan Tani Mulya II. Alsintan yang diberikan tersebut masih berfungsi dan selalu
digunakan oleh para petani dalam kegiatan produksi. Biaya penggunaan traktor bantuan
tersebut lebih murah daripada menyewa traktor biasa karena hanya dipatok biaya untuk
tenaga operator dan solar saja. Namun permasalahan yang terkait penyediaan alsintan adalah
penyedian alsintan belum dapat mencakup keseluruhan petani di Desa Sumber Lor sehingga
pemakaiannya harus secarabergiliran.

Menurut hasil wawancara dengan para ketua kelompok tani dan PPL serta hasil survey
langsung di lapangan perlu adanya penambahan alsintan karena penambahan bantuan alsintan
ini akan memperlancar kegiatan produksi petani di sawah dan tidak adanya keterlambatan
penanaman yang disebabkan penggunaan alsintan saling bergantian dengan petani lainnya.
Selain itu perlu adanya bantuan mesin pemanen baik itu treasher maupun combine harvester
untuk memperkenalkan teknologi mekanisasi pemanenan kepada para petani sehingga dapat
memperkenalkan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi pemanenan dan menekan
kehilangan hasil saat panen. Hal ini mengingat sebagian besar petani masih menerapkan
sistem panen atas pada padi yang mempunyai potensi kehilangan hasil cukup besar.

3. Penyediaan dan penggunaan benih unggul


Penyediaan dan penggunaan benih unggul di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras secara
rutin diberikan setiap tahunnya yaitu berupa benih padi untuk musim tanam satu (MT 1) dan
penyalurannya sudah tepat waktu karena diberikan ke masing-masing kelompok tani sebelum
petani mulai menyemai benih namun penyalurannya dilakukan secara bergilir ke setiap
kelompok tani karena jumlah bantuan yang terbatas. Varietas benih padi bantuan yang
diberikan adalah Ciherang dan Mekongga. Bantuan benih unggul yang diberikan tersebut
selalu digunakan oleh petani karena dapat menurunkan biaya produksi.

Permasalahan yang terkait dengan penyedian bantuan benih unggul adalah tidak adanya
bantuan benih untuk musim tanam dua (MT 2), dan terkadang varietas serta kualitas benih
kadang-kadang masih belum sesuai dengan keinginan dari petani. Menurut kondisi di
lapangan sebaiknya bantuan benih padi tidak hanya diberikan saat MT 1 saja namun juga MT
2, dengan varietas IR 64 karena karakteristik padi IR 64 yan umurnya lebih pendek sehingga
dapat mempercepat pemanenan dan menghindari resiko kekeringan saat kemarau panjang.
Kualitas benih bantuan juga sebaiknya lebih ditingkatkan misalnya dengan pemberian
bantuan benih hasil produksi pabrik Sang Hyang Seri.

4. Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang


Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang dilakukan dengan pemberian bantuan Pupuk
Organik kepada kelompok tani secara bergilir setiap tahunnya. Pada tahun 2014 bantuan
Pupuk Organik yang diberikan sebanyak 6,000 kg untuk kelompok tani Sumber Rejeki III
Desa Sumber Lor yang digunakan untuk musim tanam 1 (MT 1). Permasalan yang terjadi
adalah penggunaan bantuan yang kurang tepat oleh petani yaitu Pupuk Organik yang
seharusnya digunakan sebagai pupuk dasar padi lebih sering digunakan sebagai penutup benih
saat menanam jagung manis yang merupakan komoditas utama selain Padi di Desa Sumber
Lor.

Bantuan pupuk anorganik seperti Urea, NPK, dan SP 36 hanya diberikan terbatas pada lahan-
lahan yang dijadikan lahan percontohan untuk SLPTT tahun 2014. Untuk mencukupi
kebutuhan pupuk tersebut para petani membelinya di kios pertanian resmi yang mempunyai
wilayah pemasaran di masing-masing desa. Menurut hasil survey baik kepada para petani dan
pemilik kios pertanian, penyaluran pupuk bersubsidi umumnya lancar setiap musimnya.
Walaupun kadang-kadang pernah juga terjadi kelangkaan pupuk di Desa Sumber Lor, hal ini
dipicu karena banyak petani Desa Sumber Lor yang mempunyai lahan pertanian di luar desa
namun mereka lebih memilih membeli pupuk di kios Desa Sember Lor dengan alasan lebih
efektif dan efisien dari segi waktu sehingga menyebabkan stok pupuk bersubsidi untuk Desa
Sumber Lor sendiri menjadi menipis.
Permasalahan lainnya adalah petani belum menggunakan sistem pemupukan Urea
berdasarkan BWD (Bagan Warna Daun) sehingga petani cenderung mengaplikasikan pupuk
Urea dengan dosis tinggi. Hal ini tentu berdampak buruk bagi lingkungan dan dapat
menyebabkan tanaman padi menjadi lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

5. Pengaturan musim tanam dengan Kalender Tanam


Kalender Tanam (KATAM) telah disosialisasikan oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) ke
seluruh petani yang ada di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras dan sebagian besar petani
telah menerapkannya. KATAM Padi untuk Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras adalah
November – Maret untuk musim tanam 1 atau rendengan dan bulan April – Agustus untuk
musim tanam 2 atau Gadu 1. Berdasarkan hasil wawancara kepada petani terdapat beberapa
petani yang tidak mengikuti KATAM dan lebih memilih waktu tanam yang agak terlambat
karena mereka beranggapan bahwa apabila menanam padi paling awal maka kemungkinan
terserang hama dan penyakit lebih besar.

Permasalah yang dihadapi dalam penerapa Kalender Musim Tanam adalah kondisi cuaca dan
iklim yang semakin sulit diprediksi dan diantisipasi sehingga jadwal musim tanam
berdasarkan kalender musim tanam tersebut dapat berubah-ubah setiap tahunnya.

6. Pelaksanaan program GPPTT


Program GPPTT dilaksanakan di Desa Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras pada Bulan
November tahun 2014 namun masih dengan nama SLPTT. Program yang dilaksanakan di
kedua desa tersebut masing-masing dengan luas tanam dan luas panen 50 Ha. Provitas yang
dicapai di Desa Sumber Lor adalah 7,39 ton/ha dan di Desa Kudukeras adalah 7,08 ton/ha.
Program ini mendapat respons positif dari para petani karena dapat memberikan contoh nyata
teknologi peningkatan produktivitas padi sehingga petani dapat mempraktekkan sendiri
teknologi tersebut di lahan milik mereka sendiri. Beberapa teknologi yang disosialisasikan
dalam program SLPTT ini adalah prinsip pemupukan berimbang, konsep pengendalian hama
terpadu, dan sistem jarak tanam jajar legowo.

7. Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung dan kedelai


Program Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung dan kedelai tidak dilaksanakan baik di Desa
Sumber Lor maupun Desa Kudukeras dan secara umum di Kecamatan Babakan tidak ada
program PAT jagung dan kedelai. Hal ini karena kondisi sosial ekonomi petani yang kurang
berminat dalam menanam komoditas jagung dan kedelai. Berdasarkan hasil survei kepada
para petani, beberapa alasan yang menyebabkan mereka kurang berminat menanam
komoditas jagung yaitu umur panennya yang panjang, perlu adanya tindakan pasca panen
(pengeringan dan pemipilan) yang dapat menambah kebutuhan HOK, dan pangsa pasar serta
harga yang belum jelas dan stabil. Sedangkan alasan yang menyebabkan mereka kurang
berminat menanam komoditas kedelai yaitu produksinya yang rendah serta lebih rentan
terhadap serangan hama dan penyakit.

Petani di Desa Sumber Lor dan Kudukeras lebih memilih untuk menanam komoditas jagung
manis atau bawang merah di lahan mereka sebagai komoditas unggulan disamping padi.
Menurut para petani keunggulan jagung manis dibandingkan dengan jagung pipil adalah umur
panennya lebih pendek, dapat dipanen 2 kali dalam bentuk baby corn, serta pasar dan harga
yang relatif lebih terjamin.

8. Peningkatan Optimalisi Lahan (POL)


Program POL tidak dilaksanakan di Desa Sumber Lor dan Desa Kudukeras namun di
Kecamatan Babakan program POL dilaksanakan di Desa Gembongan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan UPSUS PAJALE memberikan petunjuk dan acuan pelaksanaan pengawalan serta
pendampingan secara terpadu upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai
untuk mencapai swamsembada pangan. Desa Sumber Lor dan Kudukeras mendapatkan
kegiatan UPSUS PAJALE berupa RJIT, bantuan alsintan, bantuan benih unggul, bantuan
pupuk berimbang, dan penggunaan KATAM. Permasalahan utama yang terdapat di kedua
desa tersebut adalah terbatasnya pasokan air saat musim kemarau.

Saran

Pelaksanaan program UPSUS PAJALE sebaiknya tetap melihat potensi wilayah masing-
masing daerah. Hal ini karena setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda terkait
dengan pengembangan komoditas pertanian. Selain itu program UPSUS PAJALE sebaiknya
juga berfokus pada kesejahteraan para pelaku usaha di bidang pertanian utamanya para petani
dan buruh tani. Hal ini karena petani merupakan ujung tombak dalam penyediaan pangan
negara dan mereka juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan. Peran
dan jasa para penyuluh pertanian pun sebaiknya tidak dipandang sebelah mata oleh
pemerintah karena para penyuluh berada di garda terdepan dalam mensukseskan upaya
peningkatan produksi pertanian dan sekaligus berperan sebagai jembatan penghubung dalam
diseminasi inovasi teknologi budidaya kepada para petani. Selain itu perlu diadakannya
demfarm sebagai percontohan penerapan teknologi dari pemerintah dan perguruan tinggi
sehingga dapat menjadi bukti nyata bagi para petani yang umumnya masih sulit menerima hal
baru.

Anda mungkin juga menyukai