Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN STRATEGI KEBERLANJUTAN

PENGUATAN PERAN POKJA KIBBL DALAM


MEMPERKUAT DESA SIAGA
KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR (KIBBL)

FORUM PEDULI KESEHATAN IBU DAN ANAK (FOPKIA)


KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2023

DISCLAIMER: Penerbitan dokumen ini dimungkinkan berkat dukungan Badan


KATA PENGANTAR
Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari dokumen ini
merupakan tanggung jawab FOPKIA Kabupaten Tangerang dan tidak sepenuhnya
mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat
1
Pelaksanaan solusi lokal Program USAID MADANI di Kabupaten Tangerang dilakukan
dengan pengembangan Pokja Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir (KIBBL). Pendekatan ini
dilaksanakan di 2 (dua) desa, yakni Desa Kampung Melayu Barat dan Desa Tegal Angus
Kecamatan Teluknaga. Kedua desa tersebut merupakan lokasi modeling Pokja KIBBL.

Pokja KIBBL berupaya mendorong kepedulian dan keterlibatan warga dalam


peningkatan pelayanan KIBBL. Ikhtiar yang dilakukan bersama kader MKIA desa ini
diharapkan berkontribusi menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di
Kabupaten Tangerang. Pelaksanaan kerja Pokja KIBBL terletak pada kolaborasi dengan
kader MKIA desa dalam memberikan pendampingan kepada ibu hamil, ibu melahirkan,
ibu nifas dan ibu menyusui. Kader MKIA, yang merupakan bagian dari FOKIA,
melakukan pendataan, pendampingan dan pelaporan terkait kondisi ibu hamil,
melahirkan dan bayi baru lahir diwilayahnya masing-masing.

Selain keterlibatan kader MKIA Desa, Pokja KIBBLA juga menekankan kerja sama dan
kolaborasi dengan pihak pemerintahan desa beserta pihak lain seperti bidan desa dan
bidan kordinator serta pihak swasta lainnya untuk bersama mengatasi
kegawatdaruratan ibu hamil dan melahirkan.

Melihat proses, praktik dan perkembangan pokja KIBBL di kedua lokasi modeling ini
menjadikan Pemerintah Kabupaten Tangerang memberikan respon positif. Pemkab
Tangerang melalui organisasi perangkat daerahnya mendorong setiap desa untuk bisa
mereplikasi pokja KIBBL sebagaimana di desa modeling. Terkait dengan pengembangan
ini, maka dirasakan perlu para pihak mengembangkan strategi keberlanjutan pokja
KIBBL ini.

Pada tanggal 6 dan 8 Mei 2023 yang lalu, Forum Peduliu Kesehatan Ibu dan Anak
Kabupaten Tangerang (FOPKIA), selaku Mitra Lokal Program USAID MADANI,
mengumpulkan para pihak bersama pokja KIBBL dan perangkat desa terkait di dua
desa modeling dalam kegiatan Dialog Serial Dengan Puskesmas Untuk Mendorong
Peran POKJA KIBBL dan MKIA dalam memperkuat Desa Siaga serta kegiatan
Pertemuan dengan Puskesmas lokasi model untuk memastikan POKJA KIBBL
hadir dalam Lokmin. Dalam kegiatan tersebut dibahas bagaimana upaya dan cara atau
strategi mempertahankan, memaksimalkan serta mengembangkan peran Pokja KIBBL
dan MKIA di desa Siaga. Hal ini agar keberlanjutan Pokja KIBBL dapat dipertahankan
dan dikembangkan, khususnya pasca Program USAID MADANI berakhir.

Tangerang, Juni 2023

FOPKIA Kabupaten Tangerang

2
DAFTAR ISI

COVER DAN HALAMAN JUDUL ................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................3

BAGIAN 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................4


A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................4
B. TUJUAN ......................................................................................................4

BAGIAN 2 : STRATEGI KEBERLANJUTAN TANTANGAN DAN AREA FOKUS


PENGEMBANGAN ......................................................................................................6
A. STRATEGI KEBERLANJUTAN …………………………….................................................. 6
B. TANTANGAN .......................................................................................................7
C. REALISASI HASIL DAN DAMPAK .............................................................................................. 8
D. ASPIRASI PENGEMBANGAN ...................................................................................................... 8
E. FOKUS AREA PENGEMBANGAN .............................................................................................10

BAGIAN 3: TARGET HASIL DAN BENTUK KEGIATAN


3.1. TARGET HASIL ............................................................................................................................. 1 1
3.2. BENTUK KEGIATAN ....................................................................................................................13
3.3. BENTUK DUKUNGAN PARA PIHAK .....................................................................................13

BAGIAN 4: PEMBELAJARAN DAN REKOMENDASI


4.1. PEMBELAJARAN .............................................................................................................................1 5
4.2. REKOMENDASI ..............................................................................................................................1 5
LAMPIRAN- LAMPIRAN........................................................................................................................1 6

BAGIAN 1 PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah Kabupaten Tangerang bersama para pihak berkomitmen
mengembangkan solusi lokal Program USAID MADANI. Inisiatif lokal dilakukan
dengan dibentuknya Pokja Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) yang
berkolaborasi dengan MKIA sebagai bagian dari FOPKIA di Desa Siaga. Komitmen
tersebut diwujudkan melalui Peraturan Bupati Kabupaten Tangerang nomor 11
tahun 2022 tentang Pedoman Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal yang di dalamnya mengatur mengenai peran FOPKIA dalam mendukung
program pemerintah dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tangerang. Selain itu, upaya
pengembangan atau replikasi Pokja KIBBL ke desa/kelurahan lainnya di Kabupaten
Tangerang.

Pengembangan solusi lokal telah dimulai Pemkab Tangerang dengan menerbitkan


Peraturan Bupati Kabupaten Tangerang nomor 11 tahun 2022 tentang Pedoman
Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Dalam Perbup
tersebut berisi tentang peran FOPKIA termasuk Pokja KIBBL dalam mendukung
program pemerintah dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tangerang. Dengan adanya Perbup
tersebut memberikan landasan operasional bagi MKIA dan Pokja KIBBL dalam
mengidentifikasi, memberdayakan, dan memobilisasi masyarakat untuk
menyelamatkan ibu dan anak dari kematian serta meningkatkan kesehatan ibu dan
anak, mendampingi ibu hamil terutama yang memiliki resiko tinggi dalam
pemeriksaan kesehatan rutin, persalinan, pemerolehan jaminan pelayanan
kesehatan dan pembiayaan kesehatan serta melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak.

Dalam perkembanganya, sampai dengan awal bulan Mei 2023, sebanyak 175 ibu
hamil dengan resiko tinggi diantaranya Resti HBsAg 2 orang, Resti kek 8 orang,
Resti SC 9, dan Anemia 9. Semua ibu hamil Resiko Tinggi (RESTI) di desa siaga
modeling telah dilakukan pendampingan oleh Pokja KIBBL bersama MKIA yang
didampingi oleh bidan desa ataupun bidan koordinator. Selain itu juga
dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat tentang kesehatan ibu hamil, P4K, Gizi,
dan Pola Hidup Bersih setiap 2 (dua) minggu sekali.

Palaksanaan Peran dan Fungsi Pokja KIBBL di Desa modeling siaga diharapkan
tidak berhenti atau terbatas pada terbentuknya Pokja KIBBL semata. Penguatan
kapasitas dan pendampingan pelaksanaan peran dan fungsinya pun juga harus
dilakukan. Hal itu agar dapat menurunkan resiko kematian Ibu dan Bayi dan terjadi
peningkatan kualitas layanan kesehatan Ibu dan Bayi kepada masyarakat. Untuk itu,
perlu disusun suatu strategi dan pendekatan kolaboratif dengan berbagai pihak
menjadi sangat penting.

4
B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan rencana strategi keberlanjutan inisiatif lokal ini adalah:
1. Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, dan tantangan untuk keberlanjutan
inisiatif lokal peran POKJA KIBBL dalam memperkuat Desa Siaga..
2. Menyusun langkah untuk mengatasi tantangan dan kelemahan yang ada.
3. Memetakan peluang-peluang yang dapat digunakan untuk memastikan
keberlanjutan dan berjalannya inisiatif loka peran POKJA KIBBL dalam
memperkuat Desa Siaga.
4. l.

5
BAGIAN II
STRATEGI KEBERLANJUTAN, TANTANGAN DAN AREA FOKUS PENGEMBANGAN

A. Strategi Keberlanjutan
Strategi keberlanjutan inisiatif lokal berupa pendampingan dan penguatan Desa
Siaga KIBBL melalui peningkatan kapasitas Pokja KIBBL,, penyediaan
ModulPanduan Pokja KIBBL sebagai pedoman dan acuan kerja, mMelakukan
Advokasi kepada Pemerintah Desa mengenai anggaran kegiatan Pokja KIBBL serta
mengerakan relawan MKIA (Motivator Kesehatan Ibu dan Anak).

Kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan dan penguatan kapasitas Pokja


KIBBL, seperti:meliputi:
1. Rapat Koordinasi antara FOPKIA, dan MKIA dan Pokja KIBBL di desa
ModelingSiaga
2. Pelatihan Pengisian buku saku Pendampingan Ibu Hamil sebagai intrumen
kerja Pokja KIBBL.
3. Pelatihan meningkatkan kapasitas Pokja KIBBL terkait pemahaman dan
pengetahuan KIBBL
4. Pendampingan oleh Kader MKIA dalam menjalankan pendampingan Ibu
Hamil.
5. Monev kinerja Pokja KIBBL bersama dengan pemerintah Desa, bidan desa
dan bidan koordinator.

Sementara itu penyediaan Panduan Modul Pokja KIBBL sebagai pedoman dan
acuan kerja dilakukan dengan tahapan, (1) penyusunan draf modulpanduan; (2)
penelaahan/review isi modul panduan bersama para pihak terkait; (2)
penyempurnaan pasca review modul panduan oleh tim penyusun; (3) pencetakan
modulpanduan; (4) pendistribusian modul panduan kepada Pokja KIBBL dan para
pihak terkait; dan (5) melakukan sosialisasi dan pembahasan isi modul panduan
kepada Pokja KIBBL dan para pihak terkait.

Strategi lainnya yang dilakukan untuk memastikan keberlanjutan inisiatif lokal


ialah dengan melakukan Advokasi kepada Pemerintah Desa mengenai anggaran
kegiatan Pokja KIBBL, hal ini dilakukan dengan cara: (1) Audiensi dengan Kepala
Desa untuk menyampaikan data dan fakta pada Pokja KIBBL dalam melakukan
pendampingan kepada Ibu Hamil membutuhkan dukungan anggaran dari
pemerintah desa; (2) Merekomendasikan untuk adanya peraturan desa mengenai
tugas dan fungsi, hak dan kewajiban Pokja KIBBL sehingga menjamin adanya
alokasi anggaran dalam menunjang kerja Pokja KIBBL; (3) Mebuatkan Standar
Operasional Prosedur/Alur pelaksanaan pendampingan Ibu Hamil oleh Pokja
KIBBL.

Faktor pendorong yang menjadi kunci keberhasilan strategi keberlanjutan inisiatif


lokal pada desa modeling siaga diantaranya:

1 Isu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau biasa disebut dengan KIBBL menjadi
hanya menjadi fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Tangerang. Berdasarkan

6
hasil diskusi dengan sejumlah OPD, kasus AKI/AKB dan Stunting merupakan
“Isu utama bidang Kesehatan” dalam setiap Laporan Pertanggungjawaban
Bupati. Hal ini menjadi pemicu bagi Pemkab Tangerang beserta OPD-nya untuk
mengupayakan penurunan AKI/AKB dan Kasus Stunting melalui berbagai
strategi dan pendekatan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggandeng
FOPKIA dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Kasus Stunting di Kabupaten Tangerang termasuk
juga Pokja KIBBL. Isu ini menjadi prioritas penanganan daerah yang dituangkan
dalam tujuan Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Tangerang.
2 Hubungan dan komunikasi serta advokasi yang intens yang dilakukan oleh
FOPKIA bersama Simpul Belajar Forum Sehat Gemilang dengan berbagai pihak
di setiap tingkatan. Baik mulai dari tingkat desa, kecamatan maupun tingkat
kabupaten, serta para pihak di luar pemerintah untuk bersama-sama berperan
aktif dalam penuruan AKI/AKB dan Stunting di Kabupaten Tangerang.
3 Adanya dukungan pihak Swasta (PIK-2) kepada Pokja KIBBL. PIK-2 sebagai
anak perusahan Agung Sedayu ikut berperan dan mendukung Pokja KIBBL
dengan diangkatnya Pokja KIBBL sebagai satgas stunting di desa modeling siaga
berupa honorarium bulanan bagi Pokja KIBBL.

B. Tantangan
1 Mempertahankan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Isu Sektoral
Isu Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) selama ini masih dipandang
sebagai isu sektoral. KIBBL seolah hanyalah isu Dinas Kesehatan, Puskesmas dan
Bidan Desa saja. Pihak-pihak lainnya di luar itu, bahkan sampai Pemerintahan
Desa, merasa tidak berkewajiban masuk ke dalam persoalan KIBBL. Hal ini
mengakibatkan, persoalan KIBBL dengan tingginya AKI/AKB menjadi problem
yang sulit diselesaikan.

Tingginya AKI/AKB erat kaitannya dengan kondisi Sosial dan Ekonomi. Hal ini
memberikan dampak pada rendahnya kesadaran, pengetahuan dan kemampuan
pemenuhan gizi pada masyarakat serta dalam menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat. Kompleksnya permasalahan terkait KIBBL, maka langkah yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan advokasi untuk menjadikan isu
KIBBL sebagai isu lintas sektor dan mengajak berbagai pihak untuk ikut aktif
terlibat dalam Isu KIBBL. Dengan adanya keterlibatan multi sektor dalam
menangani permasalahan KIBBL diharapkan dapat berdampak terhadap
penurunan AKI/AKB di Kabupaten Tangerang.

2 Keterbatasan Anggaran
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) selama ini masih “dibatasi” sebagai
urusan Dinas Kesehatan. Dampak pada kebijakan anggaran adalah hanya Dinas
Kesehatan saja yang bisa menganggarkan kegiatan pendukung KIBBL. Akibatnya,
dukungan anggaran tidak optimal, karena kemampuan anggaran dinas yang
terbatas.

Setelah disadari bahwa KIBBL adalah urusan multi aspek dan lintas sektor, maka
dukungan pendanaan terkait KIBBL bisa disediakan oleh Organisasi Perangkat

7
Daerah (OPD) lain di luar Dinas Kesehatan, Dana Desa atau pihak Swasta yang
bisa menyediakan anggaran untuk berbagai kegiatan yang mendukung KIBBL.

3 Keterbatasan Jumlah dan Kapasitas Pokja KIBBL


Di samping Pokja KIBBL, berjalannya kegiatan pendampingan KIBBL sangat
didukung kader MKIA Desa. Ketersediaan kader dengan kemampuan dan
kapasitas yang ideal belum mencukupi di dua desa modelingsiaga.

C. Realisasi Hasil Dan Dampak


Realisasi hasil dan dampak yang menjadi dasar keberlanjutan dalam pelaksanaan
kegiatan Pokja KIBBL yang mendukung desa siaga KIBBL dapat diidentifikasi
dengan perubahan sebagai berikut:

1 Meningkatnya Kapasitas Pokja KIBBL di Desa ModelingSiaga


Peran Pokja KIBBL di desa Modeling Siaga meningkat dalam memberikan
pendampingan dan pemantauan ibu hamil, menyusui, ibu nifas dan bayi baru
lahir. Pokja KIBBL bersama Kader MKIA dan Bidan Desa melakukan pendataan,
pendampingan ibu hamil, menyusui, ibu nifas melalui kegiatan-kegiatan di desa.
Kegiatan itu dilakukan melalui Kelas Ibu Hamil, Sosialisasi dan Pemberian PMT,
Pembentukan Bank Darah dan sebagainya.

2 Dukungan Pihak Swasta untuk Pokja KIBBL di Desa ModelingSiaga


PIK-2 telah mendukung penguatan Pokja KIBBL melalui pelibatannya dalam
program stunting dan dukungan anggaran pada kedua desa modelingsiaga.
Dukungan diberikan dalam bentuk peningkatan kapasitas. Pemenuhan sarana
prasarana layanan pada puskesmas dan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil serta
honorarium bulanan.

3 Peningkatan Sarana dan Prasarana serta Kualitas Layanan Hasil


Akuntabilitas Sosial
Akuntabilitas sosial yang telah dilaksanakan antara penyedia layanan
(Puskesmas Teluknaga) bersama penerima layanan puskesmas telah
menghasilkan kesepakatan bersama kedua pihak. Kesepakatan tersebut
dituangkan dalam laporan yang dibuat sebagai naskah rekomendasi kebijakan.
Dalam hal ini berisi langkah dan kegiatan untuk peningkatan kualitas layanan
KIBBL di Puskesmas Teluknaga telah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas bersama Dinas Kesehatan sebagai upaya peningkatan kualitas
layanan KIBBL di Puskesmas.

Setelah dilakukan Monev terhadap pelaksanaan rekomendasi yang dilakukan,


berbagai perubahan telah terjadi. Pelayanan KIBBL di Puskesmas meningkat,
kebutuhan sarana dipenuhi.

4 Asesmen Kolaboratif Pokja KIBBL


Assesmen kolaboratif dilakukan bersama antara FOPKIA, Learning Forum, dan
Dinas Kesehatan. Asesmen dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting Pokja
KIBBL di desa modelingsiaga. Hasil assesmen menyebutkan, bahwa Pokja KIBBL
beserta Kader MKIA telah melakukan kegiatan Pendampingan Ibu Hamil lebih
dari 20 kasus dan tersedianya anggaran operasional dari Desa untuk kegiatan

8
terkait KIBBL. hasil asesmen akan menjadi dasar implementasi replikasi yang
akan dilakukan pihak terkait di desa lainnya di kabupaten Tangerang.

D. Aspirasi Pengembangan
Ada beberapa aspek yang menjadi aspirasi sehingga perlu tetap mempertahankan
keberlanjutan isu tematik dengan inisiatif lokal yang telah dilakukan. Aspirasi
tersebut antara lain sebagai berikut:

1 Fokus Pemkab Tangerang kepada Penurunan AKI/AKB


Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (AKI/AKB) di Kabupaten Tangerang
masih fluktuatif terjadi. Data series dari tahun ke tahun menunjukkan jumlah
angka AKI/AKB fluktuasinya cenderung tinggi, AKI di tahun 2021 mencapai
angka 78 kasus dari 109 AKI perk 100.000 Kh. Sedangkan AKB di tahun 2021
251 AKB per 1.000 KH.

Kasus AKI/AKB ini menjadi salah satu indikator minimnya pelayanan KIBBL.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkab Tangerang untuk
menekan jumlah kasus AKI/AKB, upaya tersebut belum menunjukkan
keberhasilan yang signifikan. Hal ini terlihat dari data kasus kematian yang
masih fluktuatif tidak menunjukan penurunan berarti. Strategi dan pendekatan
baru harus terus dilakukan untuk menekan kasus AKI/AKB. Peran dan
kolaborasi berbagai pihak perlu didorong untuk bersama berpartisipasi
meningkatkan pelayanan KIBBL untuk menekan kasus AKI/AKB di Kabupaten
Tangerang.

2 Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KIBBL


Peningkatan pelayanan KIBBL bisa dilakukan dengan pelibatan warga seperti
Rembug Warga untuk KIBBL, motor hidup bersih dan sehat, agen informasi
kesehatan Ibu Hamil, dan Pos Kesehatan Remaja, terutama di level
desa/kelurahan. Pelayanan mulai dari tingkat layanan Posyandu, Pusat
Kesehatan Desa (PKD) maupun Puskesmas dan Rumah Sakit. Dengan dorongan
dan advokasi peningkatan pelayanan KIBBL, harapannya kualitas pelayanan
kesehatan pada ibu hamil, melahirkan dan bayi baru lahir akan meningkat.

3 Pentingnya Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Masyarakat Tentang


KIBBL
Pengembangan partisipasi masyarakat dalam peningkatan KIBBL, merupakan
langkah penting. Pemerintah wajib memberikan edukasi kepada masyarakat
akan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan bayi baru lahir. Edukasi melalui
sosialisasi dan pendampingan akan menumbuhkan pengetahuan warga untuk
menjaga kesehatan mulai dari pra dan pasca kehamilan. Pengetahuan
selanjutnya akan mendorong kesadaran pada kondisi kegawatdaruratan terkait
ibu hamil dan melahirkan serta bayi baru lahir.

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat ini mempunyai peran penting dalam


peningkatan kualitas KIBBLA di masyarakat. Selama ini tingkat pengetahuan dan
kesadaran masyarakat menjadi akar masalah tingginya AKI/AKB di Kabupaten

9
Tangerang. MKIA selama ini telah melakukan kegiatan pendampingan Ibu Hamil
terutama Resti, melakukan… edukasi Kespro kepada Remaja, melakukan edukasi
hidup bersih dan sehat kepada ibu Hamil, dan kegiatan lainnya untuk membantu
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarkaat.

4 Advokasi Kebijakan Anggaran yang Mendukung Pokja KIBBL


Advokasi kebijakan anggaran akan difokuskan pada potensi di dua sumber
pendanaan. Sumber pertama adalah dana desa dan kedua dana dari dunia usaha
baik milik pemerintah BUMN/D (BUMN/D atau swasta). Dalam perencanaan
yang telah disusun, Pemkab Tangerang, melalui Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Dispermasdes) diminta untuk mengeluarkan Surat Edaran
(SE) kepada seluruh desa agar mengoptimalkan pendanaan untuk kegiatan-
kegiatan pendukung KIBBL.

Sedangkan untuk dana dari dunia usaha, setidaknya 1 (satu) perusahaan saat ini
telah berkomitmen mendukung kebutuhan dana implementasi kegiatan Pokja
KIBBL. Perusahaan tersebut adalah PIK-2 miliki Agung Sedayu Group melalui
pelibatan Pokja KIBBL dalam isu Stunting.

5 Peningkatan Jumlah dan Kapasitas Pokja KIBBL


Jumlah Pokja KIBBL yang difasilitasi USAID MADANI di dua desa modeling siaga
hanya 2 orang perdesa berjumlah 8 orang, terdiri dari perwakilan pemerintha
desa, tokoh masyarakat, MKIA dan karang taruna yang selanjutnya di angkat
melalui Surat Keputusan oleh Kepala Desa (sebagai perwakilan pemerintah desa)
untuk membantu pemerintah desa mengenai KIBBL bersama dengan kader
MKIA yang sudah ada sebelumnya dalam melakukan edukasi dan pendampingan
KIBBL. Namun dalam perkembangannya, dalam kegiatan KIBBL didukung oleh
kader MKIA di kedua desa siaga bersama Bidan Desa.

Adapun yang menjadi POKJA KIBBL yaitu perwakilan pemerintah desa


diantaranya Kader Pembangunan Manusia (KPM), Bidan Desa, Karang Taruna,
Kader Posyandu, PKK Desa, KAUR Pemberdayaan Desa, LPM Desa dan MKIA.
Sedangkan perbedaan antara MKIA dan POKJA KIBBL yaitu, MKIA dibentuk
secara perorangan dalam membantu memberikan pendampingan kepada ibu
hamil dalam naungan lembaga FOPKIA, sedangkan Pokja KIBBL sebuah forum
stakeholder yang menaungi semua yang ada di desa fokus terhadap isu
Kesehatan Ibu Anak (KIA).

Terkait hal ini, untuk untuk memaksimalkan peran Pokja KIBBL, menurut Dinas
Kesehatan setidaknya jumlah ideal Pokja KIBBL di Desa/Kelurahan berkisar 8
orang. Pokja KIBBL ini diharapkan juga bersinergi dengan Tim Pendamping
Keluarga (TPK) yang aktif untuk kegiatan penurunan stunting dan AKI/AKB.
Keberadaan Pokja KIBBL ini akan diperkuat dengan pelatihan dan kegiatan
penguatan lainnya.

E. Fokus Area Pengembangan


1 Dukungan Pemerintah, Pihak Swasta dan Masyarakat

10
Fokus area pengembangan yang akan didorong untuk memaksimalkan kualitas
KIBBLA di Kabupaten Tangerang, adalah peran serta dan dukungan semua pihak
untuk pengembangan kegiatan Pokja KIBBL. Para pihak dimaksud adalah
pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi dan
masyarakat sipil.

Upaya menjalin dukungan dan kerja kolaboratif ini telah dirintis sejak awal
dalam pelaksanaan Program USAID MADANI. Para pihak yang terlibat seperti
Dinas Kesehatan, Organisasi Masyarakat Sipil yang tergabung ke dalam Forum
Sehat Gemilang (Learning Forum), PIK-2 anak perusahaan Agung Sedayu Grup,
Universitas Cendekia Abditama, Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Tangerang.
…… , ….. , …. ,. Para pihak ini telah menandatangani komitmen bersama untuk
mendukung implementasi Pokja KIBBL. Masing-masing pihak akan berperan
untuk memberikan dukungan dan pembinaan penguatan kepada Pokja KIBBL
didalam Desa Siaga KIBBL.

Pasca penandatanganan komitmen tersebut, perlu disiapkan langkah


implementasi dan pembagian peran serta prioritas program kegiatan yang akan
dilakukan. Pertemuan para pihak yang telah dilakukan sudah mulai mengerucut
pada pemetaan kegiatan prioritas, di mana pihak swasta akan terlibat dalam
pembinaan dan pengembangan Kapasitas Pokja KIBBL.

2 Penguatan Multi Stakeholders dan Kelembagaan Desa


Fokus pengembangan selanjutnya adalah mendorong penguatan multi
stakeholders dan kelembagaan desa untuk pelayanan KIBBL di desa. Multi
stakeholders terkait KIBBL yang telah dibentuk adalah Pokja KIBBL dan Kader
MKIA. Keduanya perlu bersinergi dan berintegrasi dengan sistem atau
kelembagaan terkait kesehatan lainnya, seperti Puskesmas dan Posyandu yang
ada. Dalam konteks ini, desa perlu menerapkan sistem dan managemen
kelembagaan untuk tata kelola pelayanan KIBBL. Mulai adanya pokja dan kader
terlatih, pendampingan sampai pada tindakan terhadap kegawatdaruratan
KIBBL.

Pada level ini area yang perlu didorong adalah, pertama, berjalannya koordinasi
yang baik lintas pihak di desa dalam peningkatan pelayanan KIBBL. Mulai dari
Kepala Desa, Bidan Desa, Kader Posyandu maupun relawan dan masyarakat.
Desa perlu menyiapkan mekanisme dan regulasi dalam tata laksana peningkatan
KIBBL ini.

Kedua, adalah adanya sarana prasarana pendukung untuk peningkatan layanan


KIBBL. Tersedianya Pusat Kesehatan Desa (PKD) yang aktif dengan prasarana
pendukung, Bidan Desa, Kendaraan Siaga Desa, serta lainnya sebagai sistem
kegawatdaruratan di desa dan kader kesehatan yang aktif, termasuk
pengalokasian dana untuk kepentingan mendukung program dan kegiatan
KIBBL olek Pokja maupun Kader MKIA.

3 Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KIBBL


Desa diharapkan akan mampu mengantisipasi dan menangani kasus-kasus
kegawatdaruratan terkait KIBBL. Hal ini dapat dengan adanya penguatan POKJA

11
KIBBL dalam Desa Siag, a KIBBL dan intensitas pendampingan Pokja KIBBL dan
kader MKIA kepada ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui di desa tersebut yang
berkoordinasi langsung dengan Bidan Desa dan Pemerintah Desa mampu
mengantisipasi kegawatdaruratan terkait KIBBL.

Selain itu Pokja KIBBL dan kader MKIA juga aktif memberikan edukasi dan
persuasi kepada ibu hamil untuk memeriksakan diri ke dokter atau Puskesmas.
Kegiatan Kelas Ibu Hamil dengan terjadwal. Demikian pula kunjungan ke ibu
hamil rutin dilakukan minimal sekali dalam sebulan.

4 Mendorong Pemenuhan Sarana dan Prasarana KIBBL di Puskesmas


Proses advokasi mendorong peningkatan kualitas layanan ini sudah dilakukan
melalui akuntabilitas sosial di Puskesmas Teluknaga. Pelaksanaan akuntabilitas
sosial ini dapat menjadi contoh upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Akuntabilitas Sosial mempertemukan warga penerima layanan dan
Puskesmas sebagai pemberi layanan.

5 Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Pokja KIBBL


Area pengembangan yang juga penting adalah pemberdayaan dan peningkatan
kapasitas Pokja KIBBL dan kader MKIA. Pokja KIBBL dan Kader MKIA inilah
relawan yang akan memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat
baik calon pengantin, ibu hamil dan melahirkan untuk peningkatan KIBBL.

Perannya dalam memantau dan mendampingi sejak calon pengantin, untuk


pemeriksaan kesehatan, misalnya melalui Posyandu Remaja dan lain sebagainya.
Pokja KIBBL dan Kader MKIA membantu Bidan Desa untuk memantau atau
sebagai sistem deteksi dini dari aspek sosial. Pokja KIBBL dan Kader MKIA
melakukan pendataan ibu hamil, mencatat perkembangan dan melaporkan
kepada Bidan Desa maupun pemerintah desa. Dengan demikian kemungkinan
faktor risiko dan kegawatdaruratan kehamilan warga dapat diantisipasi lebih
awal.

12
BAGIAN III
TARGET HASIL DAN BENTUK KEGIATAN

A. Target Hasil
1 Mendapatkan Dukungan Positif Dari 3 OPD Kabupaten Tangerang , 1 Pihak
Swasta dan Seluruh Masyarakat di 3 Kecamatan Dampingan Dalam Upaya
Mengimplementasikan SE Dinkes secara masif pada tahun 2023.
Dukungan pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Tangerang, terkait
dengan regulasi atau peraturan terkait dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan KIBBL. Memalui Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 tahun
2022 tentang pedoman pelayanan rujukan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal. Sebagai tindak lanjut dari perbup tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang puskesmas rawat inap untuk
menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi/komplikasi
tingkat dasar dalam 24 jam sehari.

Dukungan dari pihak swasta adalah kalangan perusahaan swasta yang telah
berkomitmen dalam membatu dan mendukung pelaksanaan KIBBL di desa
modeling siaga seperti yang dilakukan oleh PIK-2 miliki Agung Sedayu Group.
Sementara itu dukungan dari masyarakat adalah keterlibatan warga dalam
dalam melakukan edukasi dan pemahaman tentang KIBBL dan hidup sehat dan
bersih.

2 Berkolaborasi bersama 2 LSM Dengan Isu Program Yang Relevan Untuk


Kegiatan Penguatan Multi Stakeholders dan Kelembagaan di 3 Desa
Dampingan Pada Tahun 2023.
Target pada penguatan multi stakeholders dan kelembagaan desa adalah
menguatnya peran Pokja KIBBL. Pokja KIBBL menjadi garda terdepan dalam
pelaksanaan pelayanan KIBBL di desa. Pokja KIBBL dikuatkan melalui pelatihan

13
pada pemahaman dan penguasaan materi terkait KIBBL yang akan membantu
dalam pelaksanaan pendampingan pada ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
dan bayi baru lahir di desa.

Terkait dengan kelembagaan desa, bahwa Pokja KIBBL akan selalu


berkoordinasi, bersinergi dengan kelembagaan dan sistem kesehatan yang telah
ada di desa, seperti Koordinasi dan sinergi intensif ini akan menguatkan peran
dan fungsi kelembagaan di desa, untuk peningkatan pelayanan KIBBL.

3 Seluruh Akses dan Kualitas Pelayananan KIBBL di 4 desa dan 3 Kecamatan


Meningkat Pada Tahun 2023 Melalui Kegiatan Advokasi dan Rembug
Warga KIBBL.
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KIBBL baik di desa dan di Puskesmas,
dapat diadvokasikan pada tahapan awal kegiatan, yakni pelatihan peningkatan
kapasitas. Dalam pelatihan, selain disampaikan materi terkait KIBBL, juga perlu
disampaikan kebutuhan warga pada kemudahan akses dan kualitas pelayanan
KIBBL.

Bahan advokasi yang dirumuskan dalam pelatihan, dapat dikembangkan dengan


kegiatan lanjutan, seperti analisisi sosial desa maupun akuntabilitas sosial
layanan KIBBL di Puskesmas. Dua kegiatan ini dapat diusulkan dalam pelatihan
atau dalam kegiatan Rembug Warga KIBBL.

4 Mendorong Pemenuhan 100% Sarana dan Prasarana KIBBL Melalui


Kegiatan Akuntabilitas Sosial Layanan Puskesmas Pada di 3 Puskesmas di
3 Kecamatan Dampingan Pada Tahun 2023.
Salah satu sarana dan prasarana KIBBL di Puskesmas yang dibutuhkan warga
adalah USG. USG merupakan sarana yang sangat penting. Di samping sarana
seperti ruang KIA, ruang persalinan dan ruang pasca persalinan juga penting
dimiliki Puskesmas. Sedangkan dukungan prasarana seperti ambulans juga
menjadi kebutuhan mendasar Puskesmas. Pengadaan sarana dan prasarana itu
dapat didiskusikan dan disampaikan dalam kegiatan Akuntabilitas Sosial
Layanan KIBBL di Puskesmas.

5 Seluruh Anggota Pokja KIBBL Dapat Menerapkan Pengetahuannya dan


Berkontribusi Secara Optimal Dalam Upaya Menurunkan AKI – AKB Sesuai
RPJMD Kabupaten Tangerang Periode 2019 – 2023 Melalui Kegiatan
Pemberdayaan dan Peningkatanan Kapasitas Pokja KIBBL
Kegiatan ini akan dilakukan pada tahap awal implementasi Pokja KIBBL di desa
modelingsiaga. Hal itu dilakukan pada awal kegiatan, karena saat ini Pokja KIBBL
telah dibentuk di dua desa modelingsiaga. Agar pokja KIBBL yang telah dibentuk
berfungsi optimal, maka tahap berikutnya, yakni pemberdayaan dan
peningkatan kapasitas akan dilakukan secara berkala.

B. Bentuk Kegiatan
Untuk mencapai target hasil sebagaimana dijelaskan dalam uraian di atas, bentuk
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara konsisten antara lain sebagai
berikut:

14
Target 1: Mendapatkan Dukungan Positif Dari 3 OPD Kabupaten Tangerang ,
1 Pihak Swasta dan Seluruh Masyarakat di 3 Kecamatan Dampingan Dalam
Upaya Mengimplementasikan SE Dinkes secara masif pada tahun 2023.
Dukungan Pemerintah, Pihak Swasta dan Masyarakat
Kegiatan :
1.1 Pembentukan Tim Pokja KIBBL Tingkat Kabupaten yang di SK kan oleh Bupati
Kabupaten Tangerang.
1.2 Penyusunan SE Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa tentang
Pengoptimalan Dana Desa untuk Kegiatan KIBBL
1.3 Penandatangan MoU dengan pihak swasta untuk Dukungan Implementasi Pokja
KIBBL. Dalam hal ini, Fopkia Kabupaten akan menjadi perwakilan Kerjasama
dengan Forum CSR Kabupaten Tangerang yang bersama – sama melakukan
kampanye kepada sector swasta di Kabupaten Tangerang dalam upaya basket
funding untuk isu tematik.

Target 2: Penguatan Multi Stakeholders dan Kelembagaan Desa


Berkolaborasi bersama 2 LSM Dengan Isu Program Yang Relevan Untuk
Kegiatan Penguatan Multi Stakeholders dan Kelembagaan di 3 Desa
Dampingan Pada Tahun 2023
Kegiatan :
2.1 Pertemuan Penyamaan Persepsi Pemerintah Desa, Bidan Desa, Pos Kesehatan
Desa dan Pokja KIBBL terkait peningkatan pelayanan KIBBL di desa
2.2. Pokja akan bekerjasama dengan forum belajar Sehat Gemilang untuk
mengadakan pertemuan berkala minimal 3 bulan sekali yang mengundang LSM
local di Kabupaten Tangerang yang tujuannya saling silahturami dan
memberikan informasi up to date terkait isu tematik dan social yang
berkembang di Kabupaten Tangerang.

Target 3: Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayananan KIBBL


Seluruh Akses dan Kualitas Pelayananan KIBBL di 4 desa dan 3 Kecamatan
Meningkat Pada Tahun 2023 Melalui Kegiatan Advokasi dan Rembug Warga
KIBBL

Kegiatan :
3.1 Rembug Warga KIBBL secara berkala 3 bulanan di Kecamatan Teluk Naga, Pasir
Bolang dan Balaraja.
3.2. Analisis Sosial Desa terkait KIBBL
3.3. Akunatabilitas Sosial Pelayanan KIBBL di Puskesmas

Target 4: Mendorong Pemenuhan Sarana dan Prasarana KIBBL di Puskesmas


Mendorong Pemenuhan 100% Sarana dan Prasarana KIBBL Melalui
Kegiatan Akuntabilitas Sosial Layanan Puskesmas Pada di 3 Puskesmas di
3 Kecamatan Dampingan Pada Tahun 2023.

Kegiatan :
4.1 Penyusunan Kebijakan Layanan Puskesmas terkait KIBBL, melalui metode CSC
secara berkala yang menyesuaikan kebutuhan dasar masyarakat pengguna

15
puskesmas, berdasarkan masukan, saran atau kritik yang masuk pada kolom aduan
puskesmas
4.2 Monev Pelaksanaan Kebiajakan Layanan Puskesmas terkait KIBBL

Target 5: Pemberdayaan dan Peningkatanan Kapasitas Pokja KIBBL


Seluruh Anggota Pokja KIBBL Dapat Menerapkan Pengetahuannya dan
Berkontribusi Secara Optimal Dalam Upaya Menurunkan AKI – AKB Sesuai RPJMD
Kabupaten Tangerang Periode 2019 – 2023 Melalui Kegiatan Pemberdayaan dan
Peningkatanan Kapasitas Pokja KIBBL

Kegiatan :
5.1 Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pokja KIBBL secara berkala dan
berkelanjutan dengan cara saling berbagi pengetahuan/ ilmu yang didapatkan
pada saat training peningkatan kapasitas anggota kepada anggota lainnya.

C. Bentuk Dukungan Para Pihak


Untuk memaksimalkan implementasi strategi keberlanjutan inisiatif lokal
Desa/Kelurahan Siaga KIBBLA ini, bentuk dukungan para pihak yang diperlukan
antara lain:

No. Kegiatan Pelaksana/PIC


1. Pembentukan Pokja KIBBL Tingkat Kabupaten BP3A dan Dinkes

2. Penyusunan SE Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinas Permassdes


tentang Pengoptimalan Dana Desa untuk Kegiatan KIBBL

3. Penandatangan MoU dengan pihak Swasta untuk Dukungan Dinas Kesehatan dan
Implementasi Pokja KIBBL Dunia Usaha

4. Pertemuan Penyamaan Persepsi Pemerintah Desa, Bidan Desa, Pos Pemerintah Desa dan
Kesehatan dan Pokja KIBBL terkait peningkatan pelayanan KIBBL FOPKIA
di desa

5. Rembug Warga KIBBL Pemerintah Desa dan


FOPKIA

6. Analisis Sosial Desa terkait KIBBL Pemerintah Desa dan


FOPKIA

7. Akuntabilitas Sosial Pelayanan KIBBL di Puskesmas Puskesmas dan


FOPKIA

8. Penyusunan Kebijakan Layanan Puskesmas terkait KIBBL Dinas Kesehatan,


Puskesmas, FOPKIA

9. Monev Pelaksanaan Kebijakan Layanan Puskesmas terkait KIBBL Dinas Kesehatan,

16
Puskesmas, FOPKIA

10. Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pokja KIBBL Dinas Kesehatan, Bidan


Desa, FOPKIA

BAGIAN IV
PEMBELAJARAN DAN REKOMENDASI

A. Pembelajaran
Pembelajaran yang diperoleh dari proses pengembangan keberlanjutan Inisiatif
lokal desa siaga dengan Pokja KIBBL ini antara lain:
1 Hubungan dan komunikasi kepada pemerintah daerah terutama Dinas
Kesehatan dan BP3A diperlukan untuk mendorong langkah-langkah strategis
implementasi Pokja KIBBL. Salah satunya adanya kebijakan dan anggaran untuk
pengembangan replikasi Pokja KIBBL.
2 Pendekatan kepada para pihak baik dunia usaha, perguruan tinggi dan organisasi
profesi dan masyarakat perlu dilakukan secara intens untuk kolaborasi dan
dukungan pengembangan.
3 Pendekatan kolaboratif baik pada aspek perencanaan, implementasi maupun
monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan, menghasilkan
keputusan dan langkah tindak lanjut yang lebih terukur. Rekomendasi langsung
dapat diimplementasikan melalui peran dan tanggung jawab para pihak terkait.

B. Rekomendasi
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat implementasi Pokja
KIBBL adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah perlu menyusun mekanisme dan tata kelola koordinasi untuk
penguatan implementasi Pokja KIBBL dengan para pihak, baik level kabupaten,
kecamatan dan pemerintah desa. Termasuk mendorong pengarusutamaan
kebijakan anggaran dan kegiatan untuk upaya peningkatan KIBBL sebagai upaya
penurunan AKI/AKB.
2. Mengkoordinasi dan mengatur terkait dukungan, kerja sama dan partisipasi para
pihak (dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi dan masyarakat sipil)
untuk peningkatan KIBBL berdasarkan kapasitas dan keahlian masing-masing.
3. Pemerintah perlu memobilisasi sumber daya untuk mendorong peran serta
masyarakat dalam meningkatkan KIBBL. Peran serta ini dapat diwujudkan mulai
tingkat RT/RW melalui Poskes, Posyandu maupun kader kesehatan desa untuk
memaksimalkan implementasi Pokja KIBBL.

17
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Absensi Kegiatan 6 Mei 2023

18
Absensi Kegiatan 8 Mei 2023

19
Dokumentasi Kegiatan 6 Mei 2023
Kegiatan Dialog serial dengan Puskesmas untuk mendorong peran POKJA sebagai
komponen dalam pengelolaan pengaduan melalui WA Group (moms)
Peserta dalam Photo : Field Coordinator, Lead Parnter (FOPKIA), Learning Forum
(Forum Sehat Gemilang), Pokja KIBBL, MKIA, KPM dan keterwakilan Puskesmas

20
Dokumentasi Kegiatan 8 Mei 2023
Pertemuan dengan Puskesmas lokasi model untuk memastikan POKJA KIBBL hadir
dalam Lokmin
Peserta dalam Photo : Field Coordinator, Lead Parnter (FOPKIA), Learning Forum
(Forum Sehat Gemilang), Pokja KIBBL, MKIA, KPM, Puskesmas, Pemerinta Desa,
penerima layanan KIA di puskesmas

21
Dokumentasi Kegiatan POKJA KIBBL dan MKIA Desa Tegal Angus menjadi Satgas
Stunting Dukungan PIK 2

22
Dokumentasi Kegiatan Pendampingan POKJA KIBBL dan MKIA di DEsa Modelling
Desa KP. Melayu Barat dan Desa Tegal Angus

23
Modul POKJA KIBBL & MKIA

24
Dokumentasi 31 Mei 2023
Diskusi Strategi Keberlanjutan Penguatan Peran Pokja KIBBL Dalam Memperkuat Desa
Siaga
Peserta : dr. Sri Indriyani (Kabid Kesga Dinas Keehatan Kabupaten Tangerang), Ketua dan
Anggota FOPKIA Kabupaten Tangerang

25
Absensi Kegiatan tanggal 21 Mei 2023

26

Anda mungkin juga menyukai