Disusun Oleh:
Jalum 3A
2021/2021
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Wassalamualaikum wr.wb
2
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak
303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per
100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-
2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2012. Angka
Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi
305 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 ditahun 2015 menjadi
32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di semester 1 sebanyak 10.294
kasus. Demikian pula dengan kasus kematian ibu turun 4.999 tahun 2015
menjadi 4.912 ditahun 2016 dan di tahun 2017 (semester 1) sebanyak 1712
kasus.(depkes,2017)
5
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, kematian
ibu pada tahun 2019 sebanyak 100 dari 44.850 persalinan. Penyebab utama
kematian ibu adalah perdarahan, preeklampsi berat, dan komplikasi lain.
Sedangkan kematian bayi sebanyak 81 kasus dari 44.850. penyebabnya adalah
asfiksia, infeksi, aspirasi, diare, dan penyebab lain yang tidak diketahui (Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang,2019)
Dalam setahun, si jari emas bisa merujuk sebanyak 3.586 ibu hamil ke 18
rumah sakit swasta dan 1 RSUD karawang dengan melibatkan tenaga bidan
1.528 orang dari 50 puskesmas se-kabupaten. Dalam Peraturan Bupati
Karawang (PERBUP) Nomor 69 tahun 2015 BAB IV Pasal 8 ayat 3 point d
tetang Wilayah Cakupan Rujukan Kabupaten Karawang ditentukan
berdasarkan : "Data kunjungan pasien gawat darurat Ibu dan Bayi Baru lahir
yang tercatat di Fasilitas Kesehatan dan terekam di call center dan
penggunaan SMS Gateway Si Jari Emas Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir Kabupaten Karawang".
6
Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi
obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONED dan 300
Puskesmas/Balkesmas PONED, dan memperkuat sistem rujukan yang efisien
dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. (Kementerian Kesehatan RI,
2016)
7
Berdasarkan data diatas, penulis bermaksud melakukan asuhan kebidanan
komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. L
G1P0A0 di PMB Bidan Tati Rusmiati S.Tr.Keb Kecamatan Cikampek
Kabupaten Karawang” agar dapat terdeteksi secara dini komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas, sampai dengan bayi baru lahir
serta meningkatkan jumlah persalinan di fasilitas kesehatan yang bertujuan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir.
(Damopolii et al., 2015)
8
5.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny.L G1P0A0 di PMB Bidan Tati Rusmiati S.Tr.Keb dengan pendekatan
manajemen kebidanan dan mendokumentasikannya secara SOAP.
b. Tujuan Khusus
a Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif dari
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir.
b Mampu Menegakkan Diagnosa Potensial.
c Mampu Mengaplikasikan Penatalaksanaan Asuhan Komprehensif.
d Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera dari Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir.
e Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan dari Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir
f Mampu melakukan Analisis Kasus
g Mampu Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir
9
5.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Antenatal Care adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak
konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Cakupan kunjungan pertama
(K1) adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan
Antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah pada kurun waktu
tertentu. Cakupan kunjungan ke empat (K4) adalah cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali dengan distribusi waktu satu kali pada trimester ke I,
satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester ke III (Depkes
RI, 2009).
Asuhan Antenatal Care yang optimal hanya dapat dicapai bila layanan
yang diberikan cukup fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil bidan atau petugas kesehatan
harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh, salah
satu aspek yang penting dalam asuhan Antenatal Care adalah dengan
membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan atau petugas
kesehatan (Marmi, 2002).
11
distribusi waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali
pada trimester III, disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
(Depkes RI, 2009).
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula
fisik dan metal (Wiknjosastro, 2005)
12
7. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
8. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
9. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan
(PAGIN).
(Depkes RI, 2009)
13
keluarga dengan hadirnya anggota keluarga baru, perubahan hubungan,
dan peran dalam keluarga (Hapsari & Sudarmiati, 2011).
14
Setelah menentukan tempat persalinan, maka kemudian
berpikir menentukan bidan yang akan menolong persalinan. Kalau
sudah memilih bidan yang akan menolong persalinan, maka mulai
menjalin hubungan sejak periksa hamil sehingga sudah terjalin
hubungan yang baik yang dapat mengurangi kecemasan pada saat
melahirkan. Perlu ditentukan juga apabila bidan yang dipilih tidak
ada ketika tiba saat persalinan, siapa bidan penggantinya.
15
dihadapi dan tidak dikacaukan dengan pikiran – pikiran yang lain.
(Singkil & Manado, 2012)
16
Banyak kasus ibu meninggal karena kehamilan, persalinan maupun
pasca persalinan karena tidak sempat mencari pertolongan ke
tempat fasilitas kesehatan yang lebih lengkap disebabkan tidak
mempunyai dana yang diperlukan.
Langkah 5. Mempersiapkan peralatan untuk persalinan.
Pengalaman dipelayanan, sering ditemui ibu yang akan
melahirkan datang ke fasilitas kesehatan tidak membawa peralatan
apa- apa, ketika ditanya katanya karena baru akan periksa saja,
kalau ternyata sudah waktunya melahirkan baru akan mengambil
peralatan ke rumah. Hal ini sangat menyulitkan jalannya persalinan
karena alat yang dibutuhkan belum ada. (Pinem, 2016)
c. Memantau Kesejahteraan Janin
Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan tenaga
kesehatan maupun ibu hamil sendiri. Bidan sangat penting untuk
mengajarkan kepada ibu bagaimana caranya memantau
kesejahteraan janinnya karena bidan atau tenaga kesehatan tidak
dapat selalu memantau kesejahteraan janin setiap saat. Supaya
janin segera diketahui jika ada tanda – tanda bahaya maka ibu
hamil harus melakukan pemantauan janinnya setiap hari.
(Kesehatan et al., 2013)
d. Kunjungan Ulang
Selama kehamilan waktu yang tersisa setelah pemeriksaan
pertama, ibu hamil diharapkan datang periksa ke klinik atau
fasilitas kesehatan. Jadwal pemeriksaan kehamilan diatur seperti;
pada saat usia kehamilan 28 minggu, pemeriksaan dilakukan 4
minggu sekali; setelah memasuki usia kehamilan 28 minggu
sampai 36 minggu, pemeriksaan 2 minggu sekali; dan setelah usia
kehamilan 36 minggu sampai melahirkan pemeriksaan semakin
intensif yaitu satu minggu sekali. Apabila terdapat komplikasi,
kelainan maka diharapkan segera datang periksa dan tidak
menunggu jadual pemeriksaan berikutnya.
17
e. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan
Setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan
kepada ibu hamil untuk mengenali tanda–tanda bahaya pada
kehamilan maupun persalinan. Tanda bahaya ini jika tidak
terdeteksi maka akan mengakibatkan kematian. Untuk
mengantisipasi ini maka tidak hanya ibu hamil saja yang perlu
mengerti tentang tanda bahaya tetapi suami dan keluarganya
khususnya orang penting yang berhak memberi keputusan apabila
terjadi kagawat daruratan harus juga mengetahui tentang tanda
bahaya.
18
berlaku diharapkan target dapat mencapai 100% untuk memenuhi
kesejahteraan masyarakat.
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang atau Jasa
Formulir partograf; sejumlah sasaran ibu bersalin; instrumen
pemantauan persalinan
Kartu ibu ( rekam medis ); Terintegrasi dengan ibu hamil;
Form rekam medis bagi ibu
Buku KIA; Terintegrasi dengan ibu hamil; Pencatatan
kesehatan ibu dan anak sampai umur 6 tahun dan media KIE
bagi ibu dan keluarganya.
b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia
Pernyataan Standar
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan
sesuai standar. Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota wajib
memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin sesuai standar
kepada semua ibu bersalin di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu satu tahun.
Pengertian
- Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis
Kebidanan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
Pemerintah maupun Swasta yang memiliki Surat Tanda Register
(STR) baik persalinan normal dan atau persalinan dengan
komplikasi.
- Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama,
klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit
pemerintah maupun swasta.
- Standar pelayanan persalinan normal mengikuti acuan asuhan
persalinan normal yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan.
19
Tenaga kesehatan meliputi:
1. Dokter/ dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau
2. Bidan, atau
3. Perawat
c) Pelayanan Persalinan Sesuai Standar
meliputi:
1) Persalinan normal
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai sesuai dengan
waktunya, tanpa ada pemberian obat tertentu. Selama persalinan
usahakan Ibu bebas bergerak dan mendapat dukungan terus
menerus. Hindari intervensi rutin. Biarkan untuk meneran spontan
dalam posisi tegak atau posisi normal gravitasi, Tidak memisahkan
ibu dan bayi setelah bayi lahir.
2) Persalinan Komplikasi
Persalinan komplikasi merupakan keadaan penyimpangan dari
normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat (langsung) dari
persalinan (Dinkes Sumut, 2008 dalam I rmayanti, 2009).
a. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
2) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal
(APN) 60 langkah sesuai standar.
a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
1. Dokter dan bidan, atau
2. 2 orang bidan, atau
3. Bidan dan perawat.
20
3) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar
dan Rujukan.
21
(Standar 22) penanganan perdarahan post partum sekunder,
(Standar 23) Penanganan Sepsis Puerperalis, (Standar 24)
Penanganan Asfiksia Neonaturum.
2.3.4 Persalinan
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur
dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan
pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini
akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
22
Partus immaturus
Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan
37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram
dan 2499 gram.
Partus maturus atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan
42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau
lebih.
Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42
minggu.
C. Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan
otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa
teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah
sebagai berikut :
Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Teori Oksitosin
23
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin
bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang
memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda
persalinan.
Keregangan Otot-otot.
Pengaruh Janin
Teori Prostaglandin
24
dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara
intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin
dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini
juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil,
sebelum melahirkan atau selama persalinan.
25
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam
pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering
kencing yang disebut Pollakisuria.
c) False labor
d) Perubahan cervix
e) Energy Sport
f) Gastrointestinal Upsets
26
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan.
27
bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair
darah terputus.
28
2.4 Postnatal Care
Post Natal care atau Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. (Anggraini. 2010). Post partum atau masa nifas disebut
juga puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang
artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. (Anggraini,2010)
Adapun tujuan umum dan khusus dari asuhan pada masa nifas
adalah : (syaifuddin, 2007)
29
1. Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak.
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
3. Mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas.
4. Merujuk ke tenaga ahli bila diperlukan.
5. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan
memungkinkan melaksanakan peran sebagai orang tua.
6. Memberikan pelayanan KB.
2.4.2 Standar Pelayanan Nifas
Standar 13 Perawatan Bayi Baru Lahir: Bidan memeriksa dan
menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan,
mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga
harus mencegah atau menangani hiportermia.
Standar 14 Penanganan pada 2 jam pertama setelah lahir: Bidan
melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan
tindakan yang di perlukan. Bidan memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu
ibu untuk memulai memberikan ASI
Standar 15 Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas: Bidan
memberikan pelayanan selama masa nifas mulai kunjungan rumah
pada hari ketiga,minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar. Penemuan dini, penanganan atau
perujukan komplikasi yg mungkin terjadi pd masa nifas.
Memberikan penjelasan ttg kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL, pembarian ASI,
Immunisasi, dan KB.
(Isna Hudaya, 2019)
30
2.4.3 Asuhan Kebidanan Nifas
Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan kelanjutan dari
asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin. Asuhan ini juga
berkaitan erat dengan asuhan pada bayi baru lahir, sehingga pada saat
memberikan asuhan, hendaknya seorang bidan mampu melihat kondisi
yang dialami ibu sekaligus bayi yang dimilikinya. (Badan PPSDM
Kesehatan,Kemenkes RI, 2013)
Asuhan kebidanan pada masa nifas sebaiknya tidak saja difokuskan
pada pemeriksaan fisik untuk mendeteksi kelainan fisik pada ibu, akan
tetapi seyogyanya juga berfokus pada psikologis yang ibu rasakan.
Diharapkan asuhan yang diberikan dapat menjangkau dari segala aspek
bio,psiko,sosio dan kultural ibu. (Badan PPSDM Kesehatan,Kemenkes
RI, 2013)
2.4.4 Nifas
31
ibu masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian,
interpretasi data dan analisa masalah, perencanaan,
penatalaksanaan dan evaluasi. Sehingga dengan asuhan kebidanan
masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara dini penyulit
maupun komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi. (Mansyur &
Dahlan, 2014)
32
3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB.
33
(Sumber: Baston & Hall, 2012)
34
Bukti dalam praktik kebidanan meliputi banyak aspek
(Wickham, 2004) dan keputusan yang diambil oleh bidan tentang
praktiknya akan dipengaruhi oleh serangkaian faktor. Namun
asuhan kebidanan harus didasarkan pada bukti “terbaik” sebanyak
mungkin, apa pun itu.
35
dengan mereka. Bidan harus menyadari pentingnya
petunjuk yang diberikan kepada ibu postnatal selama
pemberian asuhan. Bidan harus meyakinkan ibu postnatal,
bahwa ibu adalah fokus perhatian bidan dalam memberikan
asuhan. Bidan harus selalu memberikan penjelasan kepada
ibu postnatal tentang asuhan yang akan diberikan dan
tahapan asuhan apa yang akan dilalui oleh ibu. Beri
penjelasan mengapa asuhan kebidanan penting dilakukan.
36
e. Promosi Kesehatan dan Akses ke Asuhan
Memberi asuhan postnatal bagi ibu dan keluarga,
memberikan kesempatan bagi bidan untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Bidan harus
mendorong hubungan positif dari hubungan dengan ibu
postnatal guna membantu ibu mencapai adaptasi positif
menjadi orang tua dan meningkatkan pilihan gaya hidup
dan asuhan yang akan menguntungkan ibu, bayi dan
keluarga di masa mendatang (Varney, 2007).
37
lactogen dalam sirkulasi menurun. Hal ini selanjutnya
menimbulkan perubahan fisiologis pada jaringan otot
dan jaringan ikat serta berpengaruh besar pada sekresi
prolaktin dari kelenjar hipofisis anterior. Setelah
kosong, uterus tetap mempertahankan struktur
muskularnya, dan tampak seperti kantung yang kosong.
38
telah digantikan dangan pembuluh-pembuluh darah
baru yang lebih kecil.
39
melakukan observasi yang terfokus menjaadi hal yang
paling menentukan.
40
penyembuhan trauma perineum biasanya terjadi dalam 7-10
hari postpartum (Fraser & Cooper, 2009).
41
c. Personal higiene terutama area vulva dan perineum.
d. Pencegahan infeksi.
e. Mendukung ibu.
42
b. Perubahan peran dan tanggung jawab.
43
Sistem Kardiovaskuler
Perubahan volume darah bergantung pada
beberapa faktor, misalnya kehilangan darah selama
melahirkan dan mobilisasi, serta pengeluaran cairan
ekstravaskular (edema
fisiologis). Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi
lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai
volume darah sebelum hamil.
Denyut jantung, volume dan curah jantung
meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita
melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi
selama 30-60 menit karena darah yang biasanya
melintasi sirkulasi uteroplacenta tiba-tiba kembali ke
sirkulasi umum.
Sistem Hematologi
Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen
dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih
mengental dengan peningkatan viskositas, dan juga
terjadi peningkatan faktor pembekuan darah serta
terjadi Leukositosis dimana jumlah sel darah putih
dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap
tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa
postpartum.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan selama kehamilan
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya
kadar progesteron yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol
darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai
menurun.
44
Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah
persalinan. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di
antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan perdarahan setelah placenta
dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta
fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara
berangsur-angsur menjadi pulih kembali ke ukuran
normal.
Sistem Endokrin
Penurunan hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi
air susu. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu
setelah melahirkan melibatkan perubahan yang
progresif atau pembentukan jaringan-jaringan baru.
Selama proses kehamilan dan persalinan
terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada
hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
Penurunan Berat Badan
Setelah melahirkan, ibu akan kehilangan 5-6 kg
berat badannya yang berasal dari bayi, plasenta dan air
ketuban dan pengeluaran darah saat persalinan, 2-3 kg
lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil.
Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6
bulan, walaupun sebagian besar mempunyai
kecenderungan tetap akan lebih berat daripada
sebelumnya rata-rata 1,4 kg (Cunningham et al., 2012).
Perubahan Payudara
Pada saat kehamilan sudah terjadi pembesaran
payudara karena pengaruh peningkatan hormon
45
estrogen, untuk mempersiapkan produksi ASI dan
laktasi. Payudara menjadi besar ukurannya bisa
mencapai 800 gr, keras dan menghitam pada areola
mammae di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui.
Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek
prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan.
Pembuluh darah payudara menjadi membesar terisi
darah, sehingga timbul rasa hangat. Sel-sel acini yang
menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi
menghisap putting, reflek saraf merangsang kelenjar
posterior hipofisis untuk mensekresi hormon oksitosin.
Peritoneum dan Dinding Abdomen
Ligamentum latum dan rotundum memerlukan
waktu yang cukup lama untuk pulih dari peregangan
dan pelonggaran yang terjadi selama kehamilan.
Sebagai akibat dari ruptur serat elastik pada kulit dan
distensi lama pada uterus karena kehamilan, maka
dinding abdomen tetap lunak dan flaksid. Beberapa
minggu dibutuhkan oleh struktur-struktur tersebut untuk
kembali menjadi normal.
Sistem Eliminasi
Kandung kemih biasanya akan pulih dalam
waktu 5-7 hari pasca melahirkan, sedangkan saluran
kemih secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 2-8
minggu tergantung pada keadaan umum ibu atau status
ibu sebelum persalinan, lamanya kala II yang dilalui,
besarnya tekanan kepala janin
saat intrapartum.
46
Bayi Baru Lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Kemenkes RI (2010), tanda-tanda bayi lahir sehat yaitu berat
badan bayi 2500-4000 gram, umur kehamilan 37 – 40 minggu, segera
menangis setelah lahir, bergerak aktif kulit kemerahan, menghisap ASI
dengan baik dan tidak memiliki cacat bawaan. (Lubis, 2018)
2.5.1 Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali
telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat
tali pusat, melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1,
memberi salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi
immunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik
(Syaputra Lyndon, 2014).
47
menggunakan
Pendekatan
MTBM untuk bayi
sehat dan sakit
48
c. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah kabupaten/kota
dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah. (SPM Bid. Kes,2019)
2) Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama
periode neonatal, dengan ketentuan:
a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
b) Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 - 7 hari
c) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 - 28 hari.
3) Standar kualitas:
a) Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam).
Perawatan neonatal esensial saat lahir meliputi:
(1) Pemotongan dan perawatan tali pusat.
(2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
(3) Injeksi vitamin K1.
(4) Pemberian salep/tetes mata antibiotic.
(5) Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0).
b) Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari).
Perawatan neonatal esensial setelah lahir meliputi:
(1) Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif.
(2) Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan
MTBM.
(3) Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas
pelayanan kesehatan atau belum mendapatkan injeksi
vitamin K1.
(4) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam
yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan.
(5) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
( SPM Bid. Kes, 2019)
49
2.5.3 Asuhan Bayi Baru Lahir
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi
tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi
stabil untuk mencegah hipotermi.
50
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan
jenis kelamin.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah
terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.
Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).
(Lubis Ernawati,2018)
51
sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam
kemampuan mengambil dan menggunakan glukosa. (Setiyani
Astuti, 2016)
52
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu , sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Saat
bayi masuk ruang bersalin masuk lingkungan lebih dingin.
Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,
sehingga mendinginkan darah bayi.
53
buatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yg
mencegah dan meminimalkan infeksi.
54
i. Prinsip Umum Pencegahan Infeksi
1) Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir
2) Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan
staf) berpotensi menularkan infeksi
3) Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan
4) Pakai –pakaian pelindung dan sarung tangan.
5) Gunakan teknik aseptik.
6) Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan
bersihkan dan jika perlu sterilkan atau desinfeksi
instrumen dan peralatan.
7) Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir
secara rutin dan buang sampah.
8) Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk
mencegah infeksi nosokomial.
ii. Tindakan Umum Pencegahan Infeksi
1) Mencuci tangan secara seksama sebelum dan
setelah melakukan kontak dengan bayi.
2) Memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan.
3) Memastikan semua peralatan, termasuk klem
gunting dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola
karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan
pernah menggunakan bola karet penghisap untuk
lebih dari satu bayi
4) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk,
selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah
dalam keadaan bersih.
5) Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur,
termometer, stetoskop, dan bendabenda lainnya
yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
55
bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah
digunakan).
6) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri,
terutama payudaranya dengan mandi setiap hari
(putting susu tidak boleh disabun).
7) Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi
baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap
hari.
8) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita
infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi
sudah cuci tangan sebelumnya.
56
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Anak
Usia Jenis Penyulit
Penolon Keadaan L
No. Tahun Kehamila Persalin kehamilan & B P Keadaan H/
g Nifas / ASI
n an persalinan B B saat lahir M
P
57
- - Kehamila - - Kehamilan - - - - - - -
n ini ini
E. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1) Diet
a. Nutrisi
1) Pola makan : 2-3x/hari
2) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi,sayur,lauk-pauk
3) Makanan yang dipantang : tidak ada
4) Perubahan pola makan : meningkat
b. Alergi terhadap makanan : tidak ada
c. Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari : air putih dan susu
2) Jumlah cairan yang diminum sehari : 8 gelas belimbing air putih dan
1 gelas susu
2) Istirahat dan Tidur
Malam : 5-6 jam/hari Siang : 1 jam/hari
3) Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari Gosok Gigi : 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari
Jenis pakaian yang dipakai saat hamil : daster
4) Aktivitas Seksual
Adakah Perubahan : ada
Frekuensi : 1x seminggu
Keluhan/masalah : kurang nyaman
5) Eliminasi
BAK : 4-5 x/hari Banyaknya : 150 cc
BAB : 1 x/hari Konsistensi : lunak
F. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit yang sedang/pernah diderita
58
Banyaknya : tidak ada
Waktu mengkonsumsi : tidak ada
5. Riwayat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : belum pernah
Alasan : belum memiliki anak
Lama pemakaian : belum pernah
Keluhan : tidak ada
Rencana KB yang akan datang : belum tahu
G. RIWAYAT SOSIAL
Kehamilan ini diinginkan atau direncanakan : Ya
Status Perkawinan : Sah Nikah ke : 1 Lamanya : 1 tahun
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
Pendamping persalinan : suami Dukungan keluarga : ada
Pendodonor darah : keluarga
Hubungan klien dengan suami : baik
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : baik
Rencana persalinan : normal Tempat : PMB Oleh Siapa : Bidan
Keluarga yang tinggal serumah
Hubungan
No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Keluarga
1 Tn.J L 23 th Suami SMK Buruh tidak
ada
2 Ny.D P 40 th Ibu mertua SMP Buruh tidak
ada
3 An.N P 9 th Adik ipar SD pelajar tidak
ada
II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)
A. Keadaan Umum : baik Kesadaran : composmentis Status Emosional : baik
B. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 82 kali/menit,
regular/irregular
Respirasi : 21 kali/menit, regular/irregular Suhu : 36,4 oC
C. Tinggi badan : 149 cm
Berat badan sekarang : 59 Kg IMT : 26,6
Berat badan sebelum hamil : 48 Kg
Kenaikan berat badan : 11 Kg
Lingkar Lengan : 23,5 cm
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi
a. Warna rambut : hitam
b. Kebersihan : bersih, tidak ada ketombe
Palpasi
a. Keadaan rambut : tidak
b. Benjolan : tidak ada
2. Muka
Inspeksi
a. Oedema : tidak ada
59
b. Pucat atau tidak : tidak pucat
Palpasi
a. Oedema : tidak ada
3. Mata
Inspeksi
a. Konjungtiva : merah muda
b. Sklera : putih
4. Hidung
a. Kebersihan : bersih
b. Pengeluaran : tidak ada
c. Polip : tidak ada
5. Telinga
a. Kebersihan : bersih
b. Pengeluaran : tidak ada
c. Fungsi pendengaran : baik
6. Bibir
Inspeksi
a. Pucat : tidak pucat
b. Stomatitis : tidak ada
7. Gigi
a. Caries : tidak ada
b. Gigi palsu : tidak ada
8. Lidah
a. Warna : merah muda
9. Leher
a. Pembengkakan kelenjar thyroid : tidak ada
b. Pembengkakan KGB : tidak ada
c. Pembengkakan vena jugularis : tidak ada
10. Dada
Jantung
a. Irama : lup-dup Gallop : tidak ada Mur-mur : tidak ada
Paru-paru
a. Bunyi : reguler Ronchii : tidak ada Wheezing : tidak ada
Payudara
Inspeksi : Simetris : ya
Benjolan : tidak ada
Hyperpigmentasi : ada, pada areola
Palpasi : Benjolan : tidak ada
Puting susu : menonjol
Kelainan
Retraksi : tidak ada
Lecet : tidak ada
11. Abdomen
Inspeksi
a. Bentuk perut : membesar sesuai usia kehamilan
b. Sikatrik bekas operasi : tidak ada
c. Striae : ada
d. Hyperpigmentasi : ada
Palpasi
a. TFU : 30 cm
60
b. Leopold I : teraba fundus 3 jari dibawah px, teraba bokong
c. Leopold II : kanan: teraba seperti bagian-bagian kecil janin,
ekstremitas janin
Kiri: teraba seperti tahanan memanjang, datar, keras,
teraba punggung janin
d. Leopold III : teraba keras, bulat, sudah tidak bisa digoyangkan,
teraba kepala janin
e. Leopold IV : Divergen
f. Perlimaan : 1/5
g. TBJ : 2790 gram
Auskultasi
a. DJJ : 145 x/menit
12. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
a. Oedema : Tidak ada
b. Kuku : Bersih, Pendek
Palpasi
a. Oedema : Tidak ada
b. Capillary refill : kembali <2 detik
Ekstremitas bawah
Inspeksi
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : Tidak ada
c. Capillary refill : kembali <2 detik
d. Varises : tidak ada
Perkusi
a. Reflex patella : kanan (+) kiri (+)
13. Genetalia
Inspeksi
a. Oedema : tidak ada
b. Varises : tidak ada
c. Pembesaran kelenjar bartholin : tidak ada
d. Pengeluaran : keputihan, tidak berbau
e. Luka perineum : tidak ada
Palpasi
a. Oedema : tidak ada
b. Varises : tidak ada
c. Pembesaran kelenjar bartholin : tidak ada
d. Pengeluaran : keputihan, tidak berbau
14. Anus
Inspeksi
a. Haemorroid : tidak ada
E. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah : Hb : 14,9 gr%
2. Urine : Protein : negatif
Glukosa : (+) 1
61
Diagnosa : Ibu G1P0A0 gravidarum 38 minggu dalam
keadaan baik
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada
62
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan
63
D. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
64
b. BAB
Terakhir kali BAB : kemarin pagi pukul 07.00 WIB
Konsistensi : lunak
Banyaknya : 50 cc
Keluhan : tidak ada
F. RIWAYAT KESEHATAN
6. Riwayat penyakit yang sedang/pernah diderita
Hipertensi : tidak ada Hepatitis B : tidak ada TBC : tidak ada
Thypus Abdominalis : tidak ada PMS : tidak ada Lain-lain : tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi : nenek DM : nenek Ashma : nenek Lain-lain : tidak ada
8. Riwayat alergi: tidak ada
9. Perilaku Kesehatan
d. Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenis : tidak
Jenisnya : tidak ada
Banyaknya : tidak ada
Waktu mengkonsumsi : tidak ada
e. Obat-obatan/jamu yang sering dikonsumsi : tidak
Jenisnya : tidak ada
Banyaknya : tidak ada
Waktu mengkonsumsi : tidak ada
f. Merokok : tidak
Jenisnya : ibu mengatakan suami merokok
Banyaknya : tidak ada
Waktu mengkonsumsi : tidak ada
G. RIWAYAT SOSIAL
Kehamilan ini diinginkan atau direncanakan : Ya
Status Perkawinan : sah
Pernikahan ke : 1 Lamanya : 1 tahun
Hubungan klien dengan suami : baik
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : baik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami Pendamping persalinan : suami
Dukungan keluarga : keluarga ikut mengantar ibu ke PMB
Pendodonor darah : keluarga Rencana menyusui : 2 tahun
65
Keluarga yang tinggal serumah
Hubungan
No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Keluarga
1 Tn.J L 23 th Suami SMK Buruh tidak
ada
2 Ny.D P 40 th Ibu mertua SMP Buruh tidak
ada
3 An.N P 9 th Adik ipar SD Pelajar tidak
ada
VI. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)
F. Keadaan Umum : baik Kesadaran : composmentis Status Emosional : stabil
G. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 81 kali/menit, regular/irregular
Respirasi : 21 kali/menit, regular Suhu : 36,4 oC
H. Tinggi badan : 149 cm
Berat badan sekarang : 59 Kg
Berat badan sebelum hamil : 48 Kg
Kenaikan berat badan : 11 Kg
Lingkar Lengan : 23,5 cm
I. Pemeriksaan Fisik
15. Kepala
Inspeksi
a. Warna rambut : hitam
b. Kebersihan : bersih
Palpasi
a. Keadaan rambut : tidak rontok
b. Benjolan : tidak ada
16. Muka
Inspeksi
a. Oedema : tidak ada
b. Pucat atau tidak : tidak pucat
Palpasi
66
a. Oedema : tidak ada
17. Mata
Inspeksi
a. Konjungtiva : merah muda
b. Sklera : putih
18. Hidung
a. Kebersihan : bersih
b. Pengeluaran : tidak ada
c. Polip : tidak ada
19. Telinga
a. Kebersihan : bersih
b. Pengeluaran : tidak ada
c. Fungsi pendengaran : baik
20. Bibir
Inspeksi
a. Pucat : tidak pucat
b. Stomatitis : tidak ada
21. Gigi
a. Caries : tidak ada
b. Gigi palsu : tidak ada
22. Lidah
a. Warna : merah muda
23. Leher
a. Pembengkakan kelenjar thyroid : tidak ada
b. Pembengkakan KGB : tidak ada
c. Pembengkakan vena jugularis : tidak ada
24. Dada
Payudara
Inspeksi
a. Bentuk : Simetris
b. Kebersihan : bersih
c. Benjolan : tidak ada
d. Puting susu : menonjol
e. Hyperpigmentasi : ada, pada areola
67
f. Retraksi/dimpling : tidak ada
g. Lecet : tidak ada
Palpasi
a. Benjolan : tidak ada
b. Colostrum : ada
c. Pembesaran KGB Axila : tidak ada
Jantung
a. Irama : lup-dup Gallop : tidak ada Mur-mur :
tidak ada
Paru-paru
b. Bunyi : reguler Ronchii : tidak ada Wheezing :
tidak ada
25. Abdomen
Inspeksi
a. Bentuk perut : simetris
b. Sikatrik bekas operasi : tidak ada
c. Striae : tidak ada
d. Hyperpigmentasi : ada
Palpasi
a. TFU : 32 cm
b. Leopold I : teraba fundus 3 jari dibawah px, teraba agak bulat,
lunak, teraba bokong
c. Leopold II : kanan: teraba seperti sikut dan dengkul, ekstremitas
Janin.
Kiri: teraba seperti tahanan memanjang, keras,
punggung janin.
d. Leopold III : teraba bulat, keras, sudah tidak bisa digoyangkan,
teraba kepala
e. Leopold IV : Divergen
f. Perlimaan : 4/5
g. TBJ : 2945 gram
h. Penilaian His
Frekuensi : 3 x/10 menit Interval his : 3 menit Durasi his : 50 detik
Intensitas : kuat
68
Auskultasi
a. DJJ
Frekuensi : 145 x/menit Kekuatan : kuat Regularitas : teratur
26. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
a. Oedema : Tidak
b. Kuku : Bersih, Pendek
Pelapasi
a. Oedema : Tidak
b. Capillary refill : kembali <2 detik
Ekstremitas bawah
Inspeksi
a. Bentuk : simetris
b. Oedema : tidak ada
c. Varises : tidak ada
Palpasi
a. Oedema : tidak ada
b. Capillary refill : kembali <2 detik
c. Varises : tidak ada
Perkusi
a. Reflex patella : kanan (+) kiri (+)
27. Genetalia
Inspeksi
a. Oedema : tidak ada
b. Varises : tidak ada
c. Pembesaran kelenjar bartholin : tidak ada
d. Pengeluaran : lendir bercampur darah
e. Tanda Infeksi : tidak ada
Pemeriksaan Dalam
a. Vulva/vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : tipis lunak
c. Pembukaan serviks : 2 cm
d. Keadaan ketuban : utuh
69
e. Presentasi : kepala
f. Denominator : ubun-ubun kecil kanan
g. Molage :O
h. Turunan bagian terendah : H II
i. Bagian lain yang teraba : tidak ada
28. Anus
Inspeksi
a. Haemorroid : tidak ada
J. Pemeriksaan Laboratorium
3. Darah : Hb : 14,9 gr%
Urine : Protein : negatif
Glukosa : (+) 1
VII. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu G1P0A0 gravidarum 39 minggu Inpartu Kala I fase laten,
janin tunggal hidup intrauterin, presentasi kepala, denominator ubun-ubun kecil
kanan, molase O keadaan baik
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada
70
8. Memberitahu suami atau keluarga untuk menemani ibu bersalin. E: suami datang
menemani ibu bersalin.
9. Menyiapkan partus set, peralatan dan baju ganti bayi, baju ganti ibu, larutan klorin
dan air dtt, dll E: alat dan perlengkapan sudah disiapkan.
10. Menyiapkan oksitosin dan vitamin K dalam spuit.
KALA II
71
b. Portio : tidak teraba
c. Pembukaan serviks : 10 cm
d. Keadaan ketuban : jernih
e. Presentasi : kepala
f. Denominator : ubun-ubun kecil kanan
g. Molage :O
h. Turunan bagian terendah : H III
i. Bagian lain yang teraba : tidak ada
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu G1P0A0 gravidarum 39 minggu Inpartu
Kala II dalam keadaan baik
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada
IV. PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap. E: ibu
mengerti dan mengetahui keadaannya.
2. Atur posisi ibu senyaman mungkin untuk meneran atau atur sesuai dengan
keinginan ibu. E: ibu ingin meneran dengan posisi setengah duduk.
3. Dekatkan alat. E: alat sudah di dekatkan
4. Anjurkan suami untuk memberikan minum kepada ibu ketika ibu meminta dan
sedang tidak ada kontraksi
5. Pimpin ibu meneran dan berikan support secara langsung. E: ibu mau mengikuti
arahan bidan dan kuat meneran. Bayi lahir spontan hidup, segera menangis,
warna kulit kemerahan, tonus otot kuat, A/S 7/8, BB: 3200 gram, PB: 49 cm,
Lk: 32 cm, LD: 29 cm, JK: laki-laki, Anus (+) Cacat (-)
6. Mengeringkan bayi dengan handuk kering dan bersih. E: bayi sudah
dikeringkan.
7. Memotong tali pusat bayi dan melakukan IMD selama 1 jam. E: tali pusat bayi
sudah dipotong dan diikat dengan benang tali pusat, IMD sudah dilakukan.
72
KALA III
73
1. Melakukan Manajemen Aktif Kala III. E: terdapat tali pusat memanjang,
semburan darah, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, panjang tali pusat 30
cm, diameter 15 cm, tebal 3 cm.
2. Mengecek jumlah perdarahan. E: perdarahan sekitar 100 cc
3. Mengecek laserasi pada jalan lahir. E: terdapat laserasi grade I, langsung
dilakukan penjahitan tanpa anestesi.
4. Membersihkan ibu dan merapihkan alat. E: ibu sudah ganti pakaian, alat yg
sudah dipakai dimasukkan kedalam larutan klorin dan rendam selama 10 menit.
5. Ajarkan ibu dan keluarga untuk masase fundus uteri ibu. E: suami dapat
melakukan masase fundus uteri pada ibu.
Waktu Plasenta Lahir
a. Keadaan Plasenta
Kotiledon : lengkap
Selaput ketuban : utuh
Insersi tali pusat : sentralis
Diameter : 15 cm
Tebal : 3 cm
Panjang tali pusat : 30 cm
Infark dan kelainan : tidak ada
b. Perdarahan : 100 cc
c. Kontraksi : baik
Konsistensi : keras
Intensitas : teratur
KALA IV
74
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Respirasi : 21 x/menit
d. Suhu : 36,4 o
C
3. TFU : 1 jari dibawah pusat
4. Keadaan Vesika Urinaria : kosong
5. Jumlah perdarahan : 10 cc
6. Laserasi jalan lahir : ada
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P1A0 Inpartu Kala IV dalam keadaan baik
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada
IV. PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dan sudah
memasuki masa nifas. E: ibu mengerti dan mengetahui keadaannya.
2. Observasi TTV, fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan pendarahan
setiap 15 menit pada jam pertama, dan setiap 30 menit pada jam kedua.
3. Beritahu ibu untuk memberikan ASI setiap 1 jam sekali kepada bayinya. E: ibu
mengerti dan akan melakukannya.
4. Anjurkan ibu untuk BAK dan BAB. E: ibu mengerti dan akan melakukannya.
5. Berikan penkes mengenai personal hygiene yang benar, seperti cebok dari arah
depan ke belakang, lalu luka jahit tidak boleh sampai lembab dan jangan diberi
obat merah (betadine). E: ibu mengerti dan akan melakukan saran dari bidan.
75
3.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas 3 Hari
76
K. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
L. RIWAYAT KESEHATAN
10. Riwayat penyakit yang pernah diderita : tidak ada
11. Riwayat penyakit yang sedang diderita : tidak ada
12. Riwayat penyakit keluarga : hipertensi, DM, asma
13. Riwayat operasi : tidak ada
14. Riwayat alergi : tidak ada
M. Riwayat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : tidak ada
Alasan : tidak ada
Mulai : belum pernah
Terakhir : belum pernah
Lama pemakaian : tidak ada
Tempat Pelayanan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
Rencana KB yang akan datang : KB Suntik 3 bulan
N. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
11) Diet
f. Kebutuhan Nutrisi
9) Pola makan : 3x/hari
10) Porsi makan : satu porsi
11) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi,sayur,lauk pauk,buah-
buahan,kacang-kacangan
12) Makanan yang dipantang : tidak ada
13) Perubahan pola makan : meningkat
14) Alergi terhadap makanan : tidak ada
77
g. Hidrasi
5) Jenis cairan yang diminum sehari : air mineral
6) Jumlah cairan yang diminum sehari : 8 gelas belimbing/hari
12) Istirahat dan Tidur
a. Tidur siang : 1 jam/hari
b. Tidur malam : 5 jam/hari
c. Masalah : tidak ada
13) Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari
Ganti pembalut : 4 x/hari
Vulva hygiene : 4 x/hari
Ganti pakaian dalam : 4 x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari
14) Aktivitas Seksual
Rencana hubungan seksual : setelah masa nifas
Alasan : tidak ada
15) Eliminasi
BAK : 3 x/hari
Banyaknya : 100 cc
Masalah : tidak ada
BAB : 1 x/hari
Konsistensi : lunak
Masalah : tidak ada
16) Perilaku kesehatan
a. Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : tidak ada
b. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi : tidak ada
c. Obat-obatan terlarang : tidak ada
d. Alkohol : tidak ada
e. Merokok : ibu mengatakan suami merokok
17) Aktivitas dan Mobilisasi
a. Aktivitas yang sudah dilakukan : menyapu, berjemur, memasak
b. Mobilisasi : bangun tidur, jalan pagi, menyapu
78
O. Keadaan Psikologis dan Sosial
1. Keadaan psikologis : baik
2. Hubungan dengan suami : baik
3. Hubungan dengan anggota keluarga lain : baik
4. Tanggapan keluarga atas kelahiran bayi : sangat senang
5. Hubungan dengan lingkungan : baik
6. Keadaan spiritual : baik
7. Tanggapan ibu terhadap kelahiran anak : ibu sangat senang atas
kelahiran anak pertamanya
8. Rencana ibu menyusukan bayi : 2 tahun (ASI)
9. Anggota keluarga yang tinggal serumah
79
Konjungtiva : merah muda Kelainan : tidak ada
32. Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
Kelainan : tidak ada
33. Telinga
Simetris : ya
Kebersihan : bersih
Kelainan : tidak ada
34. Mulut
Warna : merah muda
Lidah : merah muda
Warna gigi : putih
35. Leher
Pembengkakan kelenjar thyroid : tidak ada
Pembengkakan KGB : tidak ada
Pembengkakan vena jugularis : tidak ada
36. Dada
Jantung : Irama : regular
Paru-paru : Bunyi : bersih
Payudara
Inspeksi : Simetris : ya
Benjolan : tidak ada
Hyperpigmentasi : ada, pada areola
Palpasi : Benjolan : tidak ada
Puting susu : menonjol
Colostrum : ada
Pembesaran KGB Axila : tidak ada
37. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut : simetris
Sikatrik bekas operasi : tidak ada
Striae : ada
Hyperpigmentasi : ada
Palpasi : TFU : 2 cm dibawah pusat
80
Diastasis Rekti : tidak ada
Konsistensi uterus : keras
81
Glukosa Urine : (+) 1
P. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi USG : tidak dilakukan
2. Rongent : tidak dilakukan
3. Mammogram Mammografi : tidak dilakukan
4. Lain-lain : tidak dilakukan
XI. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P1A0 postpartum 3 hari dalam keadaan
baik
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada
XII. PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. E: ibu sudah
mengetahui keadaannya.
2. Memberitahu ibu bahwa masa nifas sudah memasuki hari ke 3. E: ibu mengerti
dan sudah mengetahui keadaannya.
3. Ajarkan kepada ibu personal hygiene yang baik dan benar, yaitu cebok dari
depan ke belakang, rutin mengganti pembalut setiap 6 jam sekali, rutin
mengganti pakaian dalam jangan sampai lembab, jangan memberi obat merah
(betadine) pada luka jahitan. E: ibu mengerti dan akan melakukannya.
4. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. E: ibu mengerti dan akan
melakukannya.
5. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi protein,
bisa dari tempe/tahu, daging, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan.
E: ibu mengerti dan akan melakukannya.
6. Anjurkan ibu untuk istirahat tidur yang cukup minimal 7 jam/hari. E: ibu
mengerti dan akan melakukannya.
7. Beritahu ibu untuk tetap memberikan ASI secara on demand (tidak dibatasi)
setiap bayinya menginginkan ASI. E: ibu mengerti dan akan melakukannya.
82
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir usia 3 Hari
83
Ingin memeriksakan kondisi bayi nya
D. Data Kesehatan
1) Riwayat Antenatal
a) Kehamilan ke : 1 (satu)
b) Riwayat ANC : Teratur
- Frekuensi : 6 kali
- Tempat : Bidan
- Keluhan : Kaki bengkak
- Komplikasi : Tidak ada
- Terapi : Olahraga rutin dan kurangi konsumsi garam
c) Kenaikan BB selama hamil: 11 kg
2) Riwayat Intranatal
a) Tanggal/Jam persalinan : 21 Oktober 2021/ 10.35 WIB
b) Jenis persalinan : Spontan
c) Lama persalinan : 2 jam
d) Anak lahir seluruhnya pukul : 10.35 WIB
e) Penolong : Bidan
3) Riwayat Kesehatan yang lalu
a) Penyakit yang lalu: tidak ada
b) Riwayat perawatan
- pernah dirawat di: tidak ada
- penyakit: tidak ada
c) Riwayat operasi
- pernah operasi di: tidak ada
- penyakit: tidak ada
4) Riwayat kesehatan keluarga
a) Faktor Genetik (kelainan bawaan/sindrom genetik) : Tidak memiliki
riwayat kelainan bawaan baik dari keluarga ibu maupun keluarga suami.
b) Faktor Maternal (Penyakit Jantung, DM, Hipertensi, Asma, Penyakit
kelamin, RH/iso imunisasi) : Nenek
84
f. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
- Makan : 3 x sehari, 1 porsi habis, jenis nasi,sayur, lauk, dan buah.
- Minum : 7-8 x sehari, 8 gelas, jenis air putih, susu.
- Keluhan : Tidak ada
2) Pola istirahat
- Tidur siang: 1 jam
- Tidur Malam: 5 jam
- Keluhan: Tidak ada
3) Eliminasi
- BAK : 5-6 kali sehari, konsistensi cair, warna dan bau khas urin
- BAB : 1 kali sehari, konsistensi lembek, bau dan warna khas feses
- Keluhan : Tidak ada
4) Personal Hygiene
- Mandi : 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu
- Ganti pakaian : 2 kali sehari
- Keluhan : Tidak ada
II. DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: Bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit
kemerahan
b. Tanda vital
Nadi : 133 x/menit
Pernapasan : 44 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Berat Badan (BB) : 3100 Gram
Panjang Badan : 49 cm
c. Eliminasi
Miksi : Sudah keluar
85
Mekonium : Sudah keluar
2. Pemeriksaan fisik Khusus
Kepala : Simetris, tidak ada caput secsedanium, tidak
hydrocephalus, tidak ada massa yang abnormal
Lingkar kepala: 34 Cm
Mata : Simetris, tidak ada tanda infeksi, tidak strabismus (juling)
Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Simetris, tidak ada labioscisis, palatoscisis, labio
palatoscisis reflek hisap baik
Telinga : Simetris, terdapat gendang telinga
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan
venajugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Simetris
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing
Jantung : Detak jantung normal dan teratur
Lingkar dada : 32 Cm
Abdomen : Tidak ada benjolan/massa, perut keras pada saat menangis
Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada penonjolan tali
pusat pada saat menangis
Ekstremitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, warna
kuku merah muda
LILA : 12 Cm
Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, warna
kuku merah muda
Genetal : Terdapat testis dan lubang ureter
Anus : Berlubang
Punggung : Tidak ada spina bifida
Kulit : Warna kulit kemerahan, tidak ada tanda infeksi,
terdapat vernik caseosa
3. Pemeriksaan Sistem saraf
Moro : Bayi terkejut saat tangan ditepuk bayi
86
Rooting : Bayi aktif mencari putting susu saat IMD
Sucking : Bayi dapat menghisap putting/jari
Tonic neck : Bayi menggerakkan kepala kearah kanan dan kiri
Graphs : Bayi mulai bisa menggenggam
3. ASSESMENT
a. Diagnosa : Bayi Baru Lahir cukup bulan umur 3 Hari normal.
b. Diagnosa masalah potensial: Tidak ada
c. Antisipasi / Tindakan segera: Tidak ada
4. PLANNING
1. Menjelaskan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum bayi
baik, denyut jantung 133 x/menit, pernapasan 44 x/menit, suhu 36,7 oC,
berat badan 3100 Gram, panjang badan 49 Cm, lingkar lengan 12 Cm,
bayi dalam keadaan baik.
2. Membersihkan tubuh bayi dan menjaga kehangatan bayi dengan
meletakkan bayi ditempat yang hangat, dan memakaikan pakaian bersih
dan kering, sarung tangan, sarung kaki dan topi.
3. Memberikan injeksi vitamin K 0,5 ml pada paha kiri 1/3 bagian luar secara
intramuscular untuk mencegah terjadinya perdarahan otak.
4. Memberikan salep mata pada bayi dari mata bagian luar sampai mata
bagian dalam untuk mencegah terjadinya infeksi mata.
5. Membedong bayi untuk menjaga kehangatan.
6. Memberikan bayi kepada ibunya agar segera disusui (Rawat gabung).
87
BAB 4
ANALISA MASALAH
4.1 Keluhan Bengkak pada Kaki saat Masa Kehamilan Trimester III
88
Preeklampsia (Disertai sakit kepala dan penglihatan buram)
Oleh sebab itu, perlu menyesuaikan pola makan sehat ibu hamil dengan
cara berikut:
1. Menambah asupan kalium dari pisang, melon, jeruk, buah-
buahan yang telah dikeringkan, jamur, kentang, ubi, dan
kacang-kacangan.
2. Memperbanyak konsumsi makanan alami dan membatasi
makanan hasil olahan yang tinggi garam.
3. Membatasi asupan kafein.
4. Mengonsumsi makanan diuretik (memicu pengeluaran cairan
tubuh) alami seperti seledri dan jahe.
5. Tidur menghadap kiri
6. Menggunakan Kompres Hangat
7. Hindari melipat kaki saat duduk.
8. Usahakan berjalan atau berdiri sebentar ketika sudah terlalu
banyak duduk untuk melancarkan peredaran darah.
9. Pakai sepatu yang nyaman dan tidak memakai kaos kaki terlalu
ketat.
10. Banyak minum air, untuk membantu mengurangi kelebihan air
dalam tubuh.
11. Batasi makan makanan yang mengandung garam, maksimal ½
sendok teh per hari.
12. Olahraga teratur, terutama berjalan dan berenang. (Tyastuti
Siti, 2016)
89
BAB 5
PENUTUP
5.7 Kesimpulan
90
kemerahan, menghisap ASI dengan baik dan tidak memiliki cacat
bawaan. (Esyuananik, 2016)
91
DAFTAR PUSTAKA
Damopolii, T., Kundre, R., & Bataha, Y. (2015). Hubungan Standar Pelayanan
Antenatal Care Dan Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care Dengan
Pengetahuan Antenatal Care Terintegrasi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gogagoman Kota Kotamobagu. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2),
108400.
Kesehatan, K., Indonesia, R., Kemenkes, P., & Jurusan, Y. (2013). Kementerian
kesehatan republik indonesia poltekkes kemenkes yogyakarta jurusan
kebidanan. Http://Eprints.Poltekkesjogja.Ac.Id.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5165/1/4_Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui_6. Modul Praktikum 1 Petunjuk Praktikum Nifas.pdf
Lubis, E. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kebidanan, 1–
20. http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1001/1/
LTA ERNA WATI NIM P07524117110 PDF.pdf
Mansyur, N., & Dahlan, K. . (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Foreign Affairs, 146, 1–146. file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf
92