Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS UJIAN TENGAH SEMESTER

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. L DENGAN MASTITIS

DI PUSKESMAS GEBANG KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN LANGKAT

Disusun Oleh :

Renny

NIM : 2101041001

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Kasus Ujian Tengah Semester Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada
Ny. L Dengan Mastitis Di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat Telah Disetujui Oleh Pembimbing Institusi Dan Pembimbing Lahan
Praktik.

Medan, Juli 2022

Pembimbing Lahan Praktek Pembimbing Institusi

(Bd.Enny Ginting, STr.Keb,) (Siti Aisyah, SST, M. K.M)

NIP. NIDN

Mengetahui Ka Prodi,

(Novy Ramini Harahap, SST, M. Keb)

NIDN. 1015118404

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini tanpa suatu halangan apapun.
Laporan yang berjudul “Laporan Kasus Ujian Tengah Semester Asuhan Kebidanan
Ibu Nifas Pada Ny. L Dengan Mastitis Di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat ” ini disusun untuk memenuhi tugas praktek Tahun Akademik
2021-2022.
Laporan ini merupakan laporan individu selama melakukan praktik klinik di
Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat pada tanggal 01 Juli
sampai tanggal 07 Juli 2022.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Novy Ramini Harahap,SST, M.Keb selaku Ka. Prodi Profesi Bidan.
2. Ibu Siti Aisyah, SST, M.K.M, selaku Dosen Pembimbing Institusi Prodi Pofesi
Bidan.
3. Ibu Bd. Enny Ginting, STr.Keb, selaku Pembimbing Lahan Praktik di
Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat .
4. Seluruh staf Dosen Prodi Profesi Bidan yang telah membekali ilmu
pengetahuan, memberikan petunjuk dan nasehat selama penulis menjalani
pendidikan.
5. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Profesi Bidan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan laporan ini.Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi para
pembacanya.

Medan, Juli 2022

Renny

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah..................................................................................... 3


1.3 Tujuan Studi Kasus...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Studi Kasus.................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kehamilan.................................................................................................... 5
2.1.1 Defenisi Kehamilan.......................................................................... 5
2.1.2 Proses Kehamilan..................................................................................5
2.1.3 Diagnosa Tanda dan Gejala Kehamilan........................................... 7
2.2 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kehamilan......................................... 8
2.2.1 Perubahan Fisiologis Kehamilan………………………………….. 8
2.2.2 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil……………………………. 9
2.3 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Dan Cara Penanganannya................... 9
2.3.1 Pengertian......................................................................................... 11
2.3.2 Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil.................................................... 13
2.4 Pemeriksaan Antenatal care (ANC)................................................................ 13
2.4.1. Defenisi............................................................................................ 21
2.4.2 Tujuan ANC........................................................................................ 21

iv
2.4.3 Pelayanan Asuhan Standar Minimal 14 T.................................... 21
2.5. Kehamilan Resiko Tinggi............................................................................ 22
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN...................... 25

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 32

BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 33
4.2 Saran............................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyediaan dan pemanfaatan pelayanan ibu terutama ibu nifas
sangat penting. Pada masa ini terjadi beberapa perubahan, salah satunya
perubahan pada payudara untuk mempersiapkan masa laktasi atau
menyusui, banyak kesulitan yang dialami seorang ibu dalam
pelaksanaannya. Kesulitan yang terjadi antara lain puting susu datar atau
terbenam, puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat,
mastitis, dan abses pada payudara (Mei Ika, 2016).
Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun 2018,
memperkirakan lebih dari 1,4 juta orang terdiagnosis menderita mastitis.
The American Society memperkirakan 241.240 wanita yang terdiagnosa
mastitis adalah 24.600 orang dan di Australia sebanyak 14.791 orang.
Berdasarkan hasil penelitian persentasi cakupan perempuan menyusui
dengan mastitis di Amerika Serikat terdapat ibu post partum di dapatkan
9,5% melaporkan dirinya mastitis (American Journal dalam Endah
Oktaviani, 2018).
ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh
kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan
tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. The Lencet
Breastfeeding Series 2016, telah membuktikan bahwa menyusui eksklusif
menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi
berusia kurang dari 3 bulan, sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak
sakit karena tidak menerima ASI Eksklusif. Investasi dalam pencegahan
BBLR, stunting dan meningkatkan IMD dan ASI Eksklusif berkontribusi
dalam menurunkan obesitas dan penyakit kronis (Kemenkes RI, 2017).

6
Persentase pemberian ASI eksklusif di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2016-2019 cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2017 ada
penurunan yang sangat drastis sebesar 16,09% dari capaian tahun 2016.
Capaian tahun 2018 sebesar 45,31% telah mencapai target nasional yaitu
40%. Terdapat 16 dari 33 kabupaten/kota dengan pencapaian ≥40%, yaitu
Asahan (96,61%), Labuhan Batu Selatan (89,41%), Pakpak Bharat
(75,11%), Padang Sidempuan (72,05%), Batu Bara (67,77%), Tebing
Tinggi (62,44%), Simalungun (61,86%), Langkat (58,93%), Humbang
Hasundutan (53,52%), Dairi (47,29%), Karo (47,05%), Tapanuli Selatan
(45,97%), Nias Selatan (45,90%), Deli Serdang (43,93%), Padang Lawas
(42,73%), dan Mandailing Natal (40,28%). Terdapat 2 Kabupaten dengan
capaian<10% yaitu Padang Lawas Utara (9,03%), dan Nias Utara (7,86%)
(Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2019).
Saat dilakukan survei lapangan di Puskesmas Gebang Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat dari Bulan Januari - Juni Tahun 2022 di dapat
orang yang melahirkan dan terdapat 2 diantaranya mengalami mastitis.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan Study kasus
untuk mengetahui tentang Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L dengan
Mastitis dikarenakan kurang pengetahuan ibu tentang cara menyusui serta
perawatan payudara dan bayinya kebanyakan tidur sehingga ibu tidak
menyusui banyinya di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat Tahun 2022.
ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh
kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan
tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. The Lencet
Breastfeeding Series 2016, telah membuktikan bahwa menyusui eksklusif
menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi
berusia kurang dari 3 bulan, sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak
sakit karena tidak menerima ASI Eksklusif. Investasi dalam pencegahan

7
BBLR, stunting dan meningkatkan IMD dan ASI Eksklusif berkontribusi
dalam menurunkan obesitas dan penyakit kronis (Kemenkes RI, 2017).
Saat dilakukan survei lapangan di Puskesmas Gebang Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat dari Bulan Januari - Juni Tahun 2022 di
dapat 87 orang yang melahirkan dan terdapat 1 diantaranya mengalami
mastitis. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan Study
kasus untuk mengetahui tentang Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L
dengan Mastitis dikarenakan kurang pengetahuan ibu tentang cara
menyusui serta perawatan payudara dan bayinya kebanyakan tidur
sehingga ibu tidak menyusui banyinya di Puskesmas Gebang Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2022.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah
adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L dengan
Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat
Tahun 2022?”
1.2 Tujuan Studi Kasus
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L dengan Mastitis
di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2022.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melakukan pengumpulan data pada Ny. L dengan Mastitis di
Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun
2022.
2. Untuk mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan pada Ny. L
dengan Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat Tahun 2022

8
3. Untuk mengantisipasi diagnosa masalah dan potensial pada Ny. L
dengan Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat Tahun 2022
4. Untuk mengetahui tindakan segera pada Ny. L dengan Mastitis di
Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun
2022
5. Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh pada
Ny. L dengan Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat Tahun 2022
6. Untuk melakukan tindakan asuhan kebidanan yang aman sesuai
dengan rencana kebidanan pada Ny. L dengan Mastitis di Puskesmas
Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2022
7. Untuk melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan Ibu Nifas
pada Ny. L. dengan Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat Tahun 2022
8. Penulis mampu mengidentifikasikan kesenjangan antara teori dan
praktek dalam masalah asuhan kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L dengan
Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat
Tahun 2022
9. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah bila
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek pada Ny. L dengan
Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat
Tahun 2022
10. Untuk melakukan pendokumentasian dengan baik dan benar pada
Ny. L dengan Mastitis di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat Tahun 2022

1.3 Manfaat Studi Kasus


1.3.1 Bagi Penulis

9
Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dalam melatih kemampuan melakukan asuhan dan
untuk melatih diri mengenai cara pola pikir yang bersifat ilmiah khususnya
yang berhubungan dengan pengetahuan Ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
1.3.2 Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
Penulisan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih
meningkatan pelayanan kesehatan dan dapat menjadi sumber informasi ilmu
pengetahuan serta acuan bagi penulisan karya tulis ilmiah berikutnya.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk
melakukan penulisan selanjutnya dan bahan bacaan bagi Mahasiswa INKES
Helvetia Medan.
1.4.4 Bagi Responden
Asuhan yang diberikan dapat menurunkan angka kesakitan Mastitis dan
untuk menerima informasi tentang khususnya pencegahan serta penanganan
Mastitis pada masa nifas

10
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas

2.1.1 Defenisi Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai plasenta lahir dan berakhir ketika


alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode
puerperium disebut puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati, 2015).

2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan asuhan masa nifas :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis


2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

11
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi

2.1.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa


Nifas

Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas


sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenal tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya

12
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional (Nugroho dkk, 2016).
2.1.4 Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi menjadi 3 tahap :

1. Puerperium dini
Puerperium dini adalah masa kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berjalan. Pada masa tidak dianggap perlu lagi menahan
ibu setelah persalinan terlentang di tempat tidurnya selama 7 – 14 hari
setelah persalinan. Ibu nifas sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidurnya dalam 24 – 48 jam setelah persalinan. Keuntungan dari
puerperium dini adalah ibu merasa lebih sehat dan kuat, faal usus dan
kandung kemih kebih baik, ibu dapat segera belajar merawat bayinya.

2. Puerperium Intermedia
Puerperium Intermedia adalah kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia eksterna dan interna yang lamanya 6 – 8 minggu. Alat
genetalia tersebut meliputi uterus, bekas implantasi plasenta, luka
jalan lahir, cervix, endometriumdan ligamen-ligamen.

3. Remote Puerperium
Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bagi ibu selama hamil atau melahirkan
mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, berbulan-bulan dan tahunan.

2.1.5 Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali


kunjungan, dengan tujuan (Astutik, 2015) :

13
1. Kunjungan 1 (6-8 jam masa nifas) :
a. Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi
rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
d. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
g. Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
dan bayi dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan 2 (6 hari masa nifas) :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca
persalinan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
3. Kunjungan 3 (2 minggu masa nifas)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
ada bau.

14
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca
persalinan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
4. Kunjungan 4 (6 minggu masa nifas)
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau
bayinya.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

2.2 ASI Eksklusif

2.2.1 Defenisi ASI Eksklusif

Menurut World Health Organization (WHO) ASI eksklusif adalah


pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air
jeruk,ataupun makanan tambahan lain sebelum mencapai usia 6 bulan.
Sedangkan menurut Roesli adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan tim. Pemberian ASI saja tanpa makanan pendamping apapun sampai
bayi berusia 6 bulan akan mempunyai manfaat yang luar biasa bagi
perkembanan dan pertumbuhan bayi di samping meningkatkan ikatan kasih
saying ibu dan bayi (Reni Yuli, 2015).

2.2.2 Manfaat Pemberian ASI

1. Manfaat ASI Bagi Bayi

15
a. Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang
dilahirkan.
b. Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi
sampai usia 6 bulan.
c. ASI mengandung zat pelindung / antibody yang melindungi terhadap
penyakit.
d. Dengan diberikannya ASI saja minimal sampai 6 bulan menyebabkan
perkembangan psikomotorik bayi lebih cepat.
e. ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.
f. Dengan diberikannya ASI maka akan memperkuat ikatan ibu dan bayi.
g. Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang
sesuai dengan kebutuhan bayi.
h. Mengurangi kejadian malokusi akibat penggunaan dot yang lama.
2. Manfaat ASI Bagi Ibu
a. Mencegah perdarahan masa nifas
b. Mempercepat involusi uterus
c. Mengurangi resiko terjadinya anemia
d. Mengurangi resiko kanker ovarium dan payudara
e. Memberikan rasa dibutuhkan selain memperkuat ikatan batin seorang
ibu dengan bayi yang dilahirkan
f. Mempercepat kembali ke berat badan semula
g. Sebagai salah satu metode KB sementara
3. Manfaat ASI Bagi Keluarga
a. Mudah pemberiannya
b. Menghemat biaya
c. Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga.
4. Manfaat ASI Bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

16
c. Mengurangi devisa untuk membei susu formula
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
2.2.3 Tanda Bayi Cukup ASI

Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai
keadaan sebagai berikut :

1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI
8 kali pada 2-3 minggu pertama.
2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebih
muda pada hari kelima setelah lahir.
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
4. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan
grafik pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan
rentang usianya).
9. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar akan bangun dan tidur
dengan cukup.
10. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas
(Vivian & Tri, 2011).
2.2.1 Kandungan ASI
1. Protein
Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukupuntuk
pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandungmuatan yang mudah
larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.

2. Lemak

17
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi
lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya
dipahami tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi
tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.

3.  Karbohidrat – Laktosa
Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi
laktosa dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi.
Asupan laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi pada bayi
yang mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces
encer.

4.  Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya
bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk
mendapatkan kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan
bahwa vitamin yang larut diperoleh bayi pemancaran sinar matahari selama
30 menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan vitamin D
yang cukup.

5. Mineral
Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait
jika terdapat kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidanuntuk
memperhatikan manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi

2.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi produksi ASI


1. Frekuensi Penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa
produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per
hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan
karena bayi prematur belum dapat menyusu.

18
Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2
minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi ASI
yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling
sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam
kelenjar payudara.

2. Berat Lahir
Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan
volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap,
frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi
pada hari ke dua dan usia satu bulan sangat erat berhubungan dengan
kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan yang besar dibanding
bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan
positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari
pertama setelah melahirkan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai
kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding dengan bayi
yang berat lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan menghisap bayi lebih
rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah
dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi
hormon prolaktif dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

a. Umur Kehamilan Saat Melahirkan


Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat

19
disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.
b. Umur dan Paritas
Umur parintas tidak berhubungan atau kecil hubungannya
dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI.
Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa
pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi
berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 15 bayi. Pada ibu
yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat
setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan
pertama kali.

c. Stres dan Penyakit Akut


Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan
berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih
lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu
khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.

d. Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
mengganggu horman prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI.
Merokok akan mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin
akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon (1983); Matheson,
(1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan
penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung.
Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu
perokok yang masih menyusui 0-6 minggu setelah melahirkan lebih
sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi
sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang

20
lebih tinggi. Anderson et at (1982) mengemukakan bahwa ibu yang
merokok lebih dari 15 batang rokok per hari mempunyai prolaktin 30
– 50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah
melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.

e. Konsumsi Alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat
membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses
pengeluaran ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi
oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator
produksi oksitosin.

f. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987
dan Lonerdal, 1986), sebaiknya bila pihal hanya mengandung progestin
maka tidak ada dampak terhadap volume ASI. Berdasarkan hal ini WHO
merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan
pil kontrasepsi.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI


1. Perubahan Sosial Budaya
a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang
memberikan susu botol.
c. Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya
2. Faktor Psikologis
3. Faktor Fisik Ibu

21
4. Faktor kurangnya informasi dari petugas kesehatan di
masyarakatkurang mendapat penerangan tentang manfaat pemberian
ASI.
2.2.4 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
1. Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan
2. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
3. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya
4. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit
sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”
5. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara
eksklusif
6. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi
untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran
7. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
2.2.5 Faktor-Faktor Pendukukung Keberhasilan Pemberian ASI
1. Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
2. Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)
3. Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai
4. Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut
bayi dan benar.
5. Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu
untuk bayi.
6. Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat
penting.
2.3 Mastitis
2.3.1 Defenisi Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak


disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut

22
juga Mastitis Laktisional atau Mastitis Puerperalis. Sedangkan mastitis
yang menyertai kehamilan disebut Mastitis Gravidarum (Astutik, 2015).

2.3.2 Etiologi
Penyebab terjadinya mastitis sebagai berikut:
1. Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat, akhirnya terjadi
mastitis.
2. Puting susu lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya
payudara bengkak.
3. Bra yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorment. Kalau tidak
disusukan dengan adekuat, bisa terjadi mastitis.
4. Ibu yang gizi jelek.
5. Ibu dengan istirahat yang kurang
6. Teknik menyusi yang salah, sehingga pengosongan payudara tidak dapat
sempurna
7. Ibu dengan anemi akan mudah terkena infeksi.
2.3.3 Tanda dan Gejala

1. Bengkak, nyeri pada seluruh payudara/nyeri lokal.


2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol.
4. Demam dan rasa sakit umum.
2.3.4 Patofisiologi
1. Mikroorganisme penyebab mastitis biasanya berupa staphylococcus
aureus dari tenggorok atau hidung neonatus, dari ibu, atau
mikroorganisme yang dibawa oleh petugas rumah sakit seperti S. Aureus
yang resisten metisilin.
2. Mikroorganisme patologik tersebut biasanya masuk lewat retakan atau
fisura pada puting susu.

23
3. Sesudah masuk ke dalam payudara, mikroorganisme tersebut terbawa
kedalam duktus laktiferus tempat beradanya ASI yang merupakan media
yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
2.3.5 Pencegahan

Untuk membantu mencegah mastitis, hangan lupa mengikut-


sertakan semua intruksi ini dalam rencana edukasi anda bagi pasien yang
menyusi sendiri bayinya.

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusi bayi.


2. Lakukan kompres hangat atau mandi air hangat dengan shower untuk
membantu melancarkan aliran ASI, bila diperlukan.
3. Memastikan bayi dalam posisi yang benar pada payudara dan memegang
puting serta seluru aerola payudara di dalam mulut bayi ketika menyusui.
4. Mengosongkan payudara sampai benar-benar kosong pada setiap kali
menyusui.
5. Mengganti posisi menyusui fan merotasikan bagian yang tertekan.
6. Melepaskan pegangan mulut bayi pada puting susu sebelum mengangkat
bayi dari payudara.
7. Membiarkan puting terkena udara selama beberapa saat setiap harinya.
8. Meminum banyak cairan, memakan makanan dengan gizi seimbang dan
mendapatkan cukup istirahat untuk menambah pengalaman menyusui
sendiri.

2.3.1 Pantauan Mastitis


Panatauan mastitis yang harus dipantau atau diperhatikan pada mastitis
adalah :

1. Kenaikan temperatur
2. Menggigil

24
3. Perasaan tidak enak badan / malaise
4. Sakit kepala
5. Payudara akan terlihat merah, hangat dan nyeri
6. Produksi ASI akan berkurang

2.3.2 Penanganan Mastitis


Penanganan mastitis, sebagai berikut :
1. Pemberian antibiotik selama 10 hari
2. Pemberian preparat analgetik
3. Kompres panas pada tempat yang sakit
4. Kemungkinan penghentian laktasi
5. Insisi dan drainase apabila keadaan mastitis berlanjut menjadi abses
payudara
2.3.3 Asuhan Kebidanan Mastitis
Asuhan Kebidanan Mastitis, yaitu :
1. Melaksanakan tindakan mencegah mastitis.
2. Melaksanakan tindakan mengendalikan infeksi.
3. Memberi terapi antibiotik sesuai dengan intrusksi.
4. Memberikan preparat analgetik jika diperlukan.
5. Jika laktasi boleh dilakukan, beritahu kepada ibu agar pertama-tama
memberikan ASI dari payudara yang sakit.
6. Menganjurkan kepada ibu agar mengompres payudara yang sakit dengan
handuk basah yang hangat atau mandi air hangat menggunakan shower.
7. Melaksanakan tehnik mencuci tangan yang benar dan melakukan
perawatan kulit dengan baik.
8. Memperlihatkan bagaimana mengatur tubuh bayi dalam posisi yang benar.
9. Mengajarkan pasien tentang perawatan kesehatan, perawatan payudara
dan kebiasaan menyusui yang baik.

25
10. Mengintruksikan kepada pasien untuk mengatasi demamnya dengan
banyak istirahat, minum cukup cairan dan mematuhi terapi antibiotic yang
diresepkan oleh dokter (Anita, dkk, 2014).
2.4 Pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian ini adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,


pasien, keluarga pasien, dan tenaga kesehatan yang mencatat tentang hasil
pemeriksaan, prosedur pengobatan pada pasien dan pendidikan kepada pasien, serta
respon pasien terhadap semua kegiatan yang dilakukan. Alur berfikir bidan dalam
menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematris di dokumentasikan dalam
bentuk SOAP yaitu :

1. S : Subjektif
Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah Varney.
2. O : Objektif
Menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah Varney.
3. A : Assesment
Menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi :
1. Diagnosis/masalah
2. Antisipasi diagnosis/kemungkinan masalah
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi
4. P : Planning

26
Menggambarkan dokumentasi tingkatan (I) dan evaluasi perencanaan (E)
berdasarkan pengkajian langkah 5,6 dan 7 Varney (Saminem, 2010).

BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS DENGAN


MASTITIS PADA NY. L 21 TAHUN P1 A0 DI PUSKESMAS GEBANG
KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa/ 5 Juli 2022


Jam Pengkajian : 10.00 WIB
No. Registrasi :-

I. Subjektif
- Identitas
Nama : Ny. L Tn. M

27
Umur : 21 Tahun 23 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Nelayan
Alamat :Desa Sanggalima Sanggalima

1. Anamnese
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya.
2. Keluhan
Ibu mengatakan pada payudara kanan terasa nyeri dan berat sejak 2 hari yang
lalu serta badannya juga terasa panas dan dingin dikarenakan puting susu
lecet.
3. Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing, demam dan pegal-pegal
serta sekarang ibu tidak sedang menderita penyakit seperti batuk dan
flu.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
dada sebelah kiri dan tidak keluar keringat dingin pada
telapak tangan saat beraktivitas.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri tekan
Perut kanan bawah dan kiri,pinggang tidak terasa sakit.
(3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas
dan batuk secara terus menerus selama + 3bulan.
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
kuning,mata dan ujung kuku tidak kuning.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit

28
gula dengan gejala sering makan banyak dan minum di
malam hari dan sering BAK > 6 – 7kali.
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah merasapusing dan
cengeng dan tensinya tidak pernah lebih dari 140/
90mmHg.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
ayan atau mengalami kejang yang disertai pengeluaran
air liur yang berbusa.
(8) Lain-lain : Tidak ada
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak suami maupun isteri tidak
ada yang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, asma, DM
dan penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat
keturunan kembar, dari pihak suami tidak ada yang mempunyai riwayat
keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun.
4. Riwayatmenstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13 tahun
b) Siklus :Ibu mengatakan siklus haid 27–28 hari
c) Lama : Ibu mengatakan lamanya 6 – 7 hari
d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2 – 3 kali ganti pembalut/
hari
e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur
f) Sifat darah : Ibu mengatakan darah haidnya encer
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
5. Riwayat keluarga berencana

29
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
6. Riwayat perkawinan
a) Status perkawinan : sah, kawin: 1kali.
b) Kawin1 :umur 20 tahun,dengan suami umur 23
tahun. Lamanya: 1 tahun
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
8. Riwayat hamil ini
a) HPHT : 22 September 2021
b) HPL : 29 Juni 2022
c) Keluhan-keluhan pada
TrimesterI :Ibu mengatakan mual dan muntah di pagi hari
TrimesterII : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan pegel-pegel di punggung
bagian bawah
d) ANC : 10 kali di bidan secara teratur
TrimesterI : 2 kali pada umur kehamilan 8 dan 12 minggu
TrimesterII :4 kali pada umur kehamilan 16, 18, 24 dan 28
Minggu
TrimesterIII :4 kali pada umur kehamilan32,34,36 dan38
minggu
e) Penyuluhan yang pernah di dapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil.
f) Imunisasi TT
Ibu mengatakan pernah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali saat usia
kehamilan 7 dan 8 bulan.
9. Riwayat persalinan ini
a. Tempat persalinan :Puskesmas Gebang
b. Penolong :Bidan
c. Tanggal/ jam persalinan: 01 Juli 2022, pukul 10.30 WIB.

30
d. Jenis persalinan :Normal
e. Komplikasi/ kelainan dalam persalinan : Tidak ada
f. Placenta
1) Ukuran : 500 gram, panjang tali pusat 50cm
2) Insersitalipusat : Insersisentralis
3) Kelainan : Tidak ada kelainan
g. Perinium
1) Ruptur/tidak :Ruptur perineum derajat 2
2) Dijahit/tidak :Dijahit
h. Perdarahan : Tidak terjadi perdarahan
i. Tindakanlain : Tidak ada
j. Lama persalinan
1) KalaI : 5 jam –menit
2) KalaII : – jam 15menit
3) KalaIII : – jam 10menit
4) KalaIV : 2 jam –menit
k. Keadaan bayi
1) BB/PB : 3200 gram/ 49cm
2) Apgar score : 8 / 9 /10
3) Cacat bawaan : Tidak ada
10. Pola kebiasaan
a) Nutrisi dan cairan
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan
porsi sedang, antara lain 1 piring nasi, sayur, tempe
dan telur. Ibu mengatakan minum + 8 gelas.
Jenis air putih, air teh dan susu.
Selama nifas : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan
porsi sedang, antara lain 1 piring nasi porsi sedang,
sayur,tempe dan tahu serta ditambah 1 potong

31
buah pisang. Ibu mengatakan minum + 9 gelas
air teh dan air putih.

b) Eliminasi
Selama hamil :Ibu mengatakan BAK5–6x/ hari, warna
kuning jernih, bau khas urine, BAB 1 x/ hari, warna
kuning kecoklatan, bau khas feces, konsistensi
padat.
Selama nifas : Ibu mengatakan BAK 4 – 5 x/hari, warna
kuning jernih, bau khas urine, BAB 1 x/ hari, warna
kuning kecoklatan, bau khas feces, konsistensi
padat.
c) Istirahat/tidur
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 – 2jam/hari,
tidur malam 6 – 8 jam/ hari.
Selama nifas : Ibu mengatakan tidur siang + 1,5jam. Dan
tidur malam + 5 jam.
d) Keadaan psikologis
Ibu mengatakan sedikit cemas dengan keadaannya karena payudaranya
terasa nyeri dan berat serta badannya juga terasa panas dan dingin,
selain itu ibu juga sulit tidur, merasa bersalah, mudah tersinggung dan
berpikiran negatif terhadap bayinya.

e) Sosial budaya
(1) Dukungan keluarga
Ibu mengatakan suami dan seluruh anggota keluarga sangat
mendukung.
(2) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami dan orangtuanya.

32
(3) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada makanan yang dihindari untuk dimakan.
f) Penggunaan obat-obatan, jamu/rokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang, jamu
tradisional dan ibu mengatakan tidak pernah merokok.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum :Baik


a. Kesadaran :Composmentis
b. TTV : TD : 100/70mmHg
S : 380C
N : 80x/menit
R : 20 x/menit
c. TB : 156 cm
d. BB sekarang : 56 kg
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak mudah dicabut, tidak ada ketombe
2) Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
3) Mata
a. Oedema : Tidak oedema
b. Conjungtiva : Merah muda
c. Sklera :Putih
4) Hidung :Bersih,tidak ada benjolan
5) Telinga :Bersih,tidak ada serumen
6) Mulut/gigi/gusi :Bersih tidak ada stomatitis,tidak ada caries,
tidak mudah berdarah

33
7) Leher
a) Kelenjar gondok :Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
b) Tumor : Tidak ada
c) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
8) Dada dan axilla
a) Mammae
 Pembengkakan : Ada pembengkakan,terlihat mengkilat
 Tumor : Tidak ada
 Simetris : Tidak simetris
 Areola :Hiperpigmentasi
 Puting susu :Lecet
 Kolostrum/ASI: Sudah keluar
 Nyeri tekan : Ada nyeri tekan

b) Axilla
 Benjolan : Tidak ada benjolan
 Nyeri : Tidak ada nyeri
9) Ekstremitas
a) Varices : Tidak ada varices
b) Oedema : Tidak ada oedema
c) Reflek patella : Positif kanan dan kiri
d) Betis : Betis tidak berwarnah merah dan tidak keras
3. Pemeriksaan khusus obstetri(lokalis)
a. Abdomen
1) Bekas luka/ operasi : Tidakada
2) Lineaalba/nigra : Ada linea nigra
3) Strie albican/ livide : Tidak ada
4) Kelainan : Tidak ada

34
5) Kontraksi : Baik,keras
6) TFU : 3 jari di bawah pusat
7) Kandung kencing :Kosong
b. Anogenital
1. Vulvavagina
a. Varices : Tidak ada varices
b. Kemerahan : Tidak ada kemerahan
c. Nyeri : Tidak ada nyeri
d. Lochea :Rubra
2. Perinium
a. Bekas luka : Tidak ada bekas luka
b. Lain-lain : Tidak ada
3. Anus
a. Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid
b. Lain-lain : Tidak ada
4. Inspekulo
a. Vagina : Tidak dilakukan
b. Portio : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

ASSASSMENT
Ny. L P1 A0 umur ibu 21 tahun, post partum hari ke-4 dengan mastitis.
Diagnosa potensial : KU ibu dan bayi baik, Involusi baik dengan masalah nyeri tekan
payudara
Kebutuhan : Pengetahuan ibu tentang mastitis dan peyuluhan tentang
perawatan payudara
Planning

35
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ada pembengkakan pada
payudara dan terasa nyeri
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau
sesering mungkin dan mengosongkan payudara.Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang menyangga payudara tetapi
tidak terlalu sempit, jangan menggunakan bra dengan kawat di bawahnya.Ibu
mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudaranya agar tetap bersih dan kering,
terutama pada putting susu.Ibu mengerti
5. Melakukan perawatan payudara dengan kompres air hangat sebelum
menyusui dan kompres air dingin setelah menyusui, ibu telah melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat di tempat tidur ketika bayi nya
tidur.Ibu mengerti

7. Memberi terapi antibiotik Amoxillin 500 mg 3 x 1 selama 3 hari, Paracetamol


500 mg 3x1 selama 3 hari, CTM 500mg 3x1/hari, , Dexa 500mg 3x1/hari. serta
menganjurkan minum obat secara teratur.Ibu mengerti dan akan meminumnya

DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 07 Juli 2022 Pukul : 09.30 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan masih merasa cemas dengan keadaannya.
2. Ibu mengatakan merasakan nyeri dan berat pada payudara kanannya.
3. Ibu mengatakan masih takut untuk menyusui bayinya.
4. Ibu mengatakan tidak enak badannya demam panas dingin.
Objektif

1. Keadaan Umum Ibu : Cukup


2. Kesadaran : Komposmentis

36
3. TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/i

S : 37,80 C
R : 21 x/menit
4. TFU pertengahan antara pusat dan simfisis.
5. Terdapat pembengkakan pada payudara kanan, terlihat mengkilat dan lecet
pada puting susu.
Assement
Ny. L P1 A0 umur ibu 21 tahun, post partum hari ke-6 dengan mastitis.
Planning
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ada pembengkakan pada
payudara dan terasa nyeri
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya dan mengosongkan payudara
dan mengompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres
air dingin setelah menyusui .Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang menyangga payudara tetapi
tidak terlalu sempit, jangan menggunakan bra dengan kawat di bawahnya.Ibu
mengerti
4. Melakukan perawatan payudara pada bagian puting payudara yang lecet
dengan minyak kelapa.Ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat di tempat tidur ketika bayinya
tidur.Ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur, antara lain: Amoxillin 500
mg 3 x 1 sehari, Paracetamol 500 mg 3 x 1 sehari CTM 500mg 3x1/hari, , Dexa
500mg 3x1/hari..Ibu mengerti dan akan meminumnya

DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 08 Juli 2022 Pukul 11.00 WIB

37
Subjektif
1. Ibu mengatakan masih merasa cemas dengan keadaannya.
2. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri dan berat pada payudara kanannya.
3. Ibu mengatakan ASI-nya belum lancar.
4. Ibu mengatakan badannya sudah lumayan sehat.
Objektif
1. Keadaan umum ibu :Baik
2. Kesadaran :Composmentis
3. TTV :TD :120/70 mmHg
N :82x / menit
S :37,5 oC
R : 22x / menit
4. TFU pertengahan antara pusat dan simfisis
5. Pada payudara kanan ibu masih ada pembengkakan, terlihat mengkilat dan
lecet pada puting susu.

Assesment
Ny. L P1 A0 umur ibu 21 tahun, post partum hari ke-7 dengan mastitis.

Planning

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ada pembengkakan pada


payudara dan terasa nyeri
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya dan mengosongkan
payudara.Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang menyangga payudara tetapi
tidak terlalu sempit, jangan menggunakan bra dengan kawat di bawahnya.Ibu
mengerti
4. Mengobservasi pengeluaran ASI dan keadaan payudara kanan.Ibu mengerti
5. Melakukan perawatan payudara.Ibu mengerti

38
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan meningkatkan
asupan cairan.Ibu mengerti
7. Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur, antara lain: Amoxillin 500
mg 3 x 1 sehari, Paracetamol 500 mg 3 x 1 sehari, CTM 500mg 3x1/hari, , Dexa
500mg 3x1/hari..Ibu mengerti dan meminum obatnya

DATA PERKEMBANGAN III


Tanggal 9 Juli 2022 Pukul 10.00 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasa cemas lagi dengan keadaannya.
2. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada payudara kanannya.
3. Ibu mengatakan ASI-nya sudah mulai lancar.
4. Ibu mengatakan badannya sudah sehat.
Objektif
1. Keadaan umum ibu :Baik
2. Kesadaran :Composmentis
3. TTV : TD : 110/ 70 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 37,2 oC
R : 24 x/menit
4. TFU pertengahan antara pusat dan simfisis
5. Pada payudara kanan ibu masih ada pembengkakan, terlihat mengkilat dan
lecet pada putingsusu.
Assesment
Ny. L P1 A0 umur ibu 21 tahun, post partum hari ke-8 dengan mastitis.
Planning

39
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ada pembengkakan pada
payudara dan terasa nyeri
2. Melakukan perawatan payudara.Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui secara bergantian pada payudara kanan
atau kiri.Ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur, antara lain: Amoxillin 500
mg 3 x 1 selama 3 hari, Paracetamol 500 mg 3 x 1 selama 3 hari,. CTM 500mg
3x1/hari, , Dexa 500mg 3x1/hari. Ibu mengerti dan sudah meminum obatnya
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan meningkatkan
asupancairan.Ibu mengerti dan akan melakukannya

DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal 11 Juli 2022 Pukul 13.00 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasa cemas lagi dengan keadaannya.
2. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada payudara kanannya.
3. Ibu mengatakan ASI-nya sudah lancar
4. Ibu mengatakan badannya sudah sehat.
Objektif
1. Keadaan umum ibu :Baik
2. Kesadaran :Composmentis
3. TTV : TD : 120/ 70 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 37 oC
R : 24 x/menit
4. TFU 2 jari di atas simfisis

40
5. Pada payudara kanan sudah tidak ada pembengkakan.

Assesment
Ny. L P1 A0 umur ibu 21 tahun, post partum hari ke-10 dengan mastitis
Planning
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.Keadaan ibu baik
2. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui serta
menyusukan bayinya pada kedua payudara secara bergantian.Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
meningkatkan asupancairan.Ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara.Ibu mengerti

BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari kasus asuhan kebidanan ibu nifas tanggal 05 Juli 2022
pukul 10.00 WIB di Puskesmas Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat,
Pada Ny.L umur 21 tahun P1, AB0.Didapatkan bahwa pada tinjauan kasus muncul
keluhan pada payudara kanan terasa nyeri dan berat sejak 2 hari yang lalu serta
badannya juga terasa panas dan dingin dikarenakan puting susu lecet, Maka
asuhan yang diberikan yaitu:
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan umum ibu baik dengan
TD:100/70 mmhg, Pols;84x/i, HR:24 x/i, Temp:38 ℃
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya dan mengosongkan
payudara dengan tetap menyusui bayinya.
3. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang menyangga payudara tetapi
tidak terlalu sempit, jangan menggunakan bra dengan kawat di bawahnya
4. Melakukan perawatan payudara pada bagian puting payudara yang lecet

41
dengan minyak kelapa.
5. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat di tempat tidur ketika bayinya tidur
6. Memberi terapi antibiotik Amoxillin 500 mg 3 x 1 selama 3 hari, Paracetamol
500 mg 3x1 selama 3 hari, Dexametason 0,5 mg 3 x1 selama 3 hari sebanyak
10 tablet
Dilakukan Kunjungan Ulang Sampai Kunjungan 4 untuk memastikan bahwa keadaan
ibu sudah sehat, maka dilakukan asuhan pemantauan perkembangan dari hari ke 6
sampai hari ke 10 dengan kunjungan 4 kali. Adapun asuhan yang diberikan yaitu:
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ada pembengkakan pada
payudara dan terasa nyeri
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya dan mengosongkan payudara
dan mengompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui dan dengan
air dingin setelah menyusui
3. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang menyangga payudara tetapi
tidak terlalu sempit, jangan menggunakan bra dengan kawat di bawahnya
4. Melakukan perawatan payudara pada bagian puting payudara yang lecet
dengan minyak kelapa
5. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat di tempat tidur ketika bayinya tidur
6. Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur, antara lain: Amoxillin 500
mg 3 x 1 sehari, Paracetamol 500 mg 3 x 1 sehari, CTM 500 mg 3 x 1 sehari,
dan Dexametason 500 mg 3 x 1 sehari
Dan Pada Kunjungan Perkembangan yang ke IV keadaan ibu sudah sehat dan ibu
sudah tidak cemas lagi untuk menyusui bayinya.
Menurut teori Asuhan Kebidanan Mastitis yaitu :
1. Melaksanakan tindakan mencegah mastitis.
2. Melaksanakan tindakan mengendalikan infeksi.
3. 3. Memberi terapi antibiotik sesuai dengan intrusksi.
4. Memberikan preparat analgetik jika diperlukan.

42
5. Jika laktasi boleh dilakukan, beritahu kepada ibu agar pertama-tama
memberikan ASI dari payudara yang sakit.
6. Menganjurkan kepada ibu agar mengompres payudara yang sakit dengan
handuk basah yang hangat atau mandi air hangat menggunakan shower.
7. Melaksanakan tehnik mencuci tangan yang benar dan melakukan
perawatan kulit dengan baik.
8. Memperlihatkan bagaimana mengatur tubuh bayi dalam posisi yang
benar.
9. Mengajarkan pasien tentang perawatan kesehatan, perawatan payudara
dan kebiasaan menyusui yang baik.
10. Mengintruksikan kepada pasien untuk mengatasi demamnya dengan
banyak istirahat, minum cukup cairan dan mematuhi terapi antibiotic
yang diresepkan oleh dokter (Anita, dkk, 2014).
Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang diberikan
pada NY.L dengan Mastitis sudah sesuai dengan Teori yang ada dan tidak
ada kesenjangan.

43
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.L P1A0 umur 21 tahun
dengan mastitis di Puskesmas Gebang menggunakan SOAP maka dapat
disimpulkan, sebagai berikut :
1. Pengkajian Ny. L P1 A0 umur 21 tahun masa nifas dengan mastitis. Data
subyektif ibu mengatakan bersalin pada tanggal 01 Juli 2022, ibu
mengatakan payudara sebelah kanan terasa sakit, bengkak, kemerahan dan
badan terasa panas dingin. Ibu mengatakan khawatir tentang keadaanya.
Data obyektif : Suhu 38’C , Nadi 80x/i , RR 24x/i, TD : 100/80 mmHg,
pemeriksaan payudara yaitu pada saat dilakukan inspeksi : payudara kanan
bengkak, memerah dan terdapat luka pada puting susu/lecet, pada palpasi
didapatkan payudara teraba kencang, terasa lebih padat. Sehingga pada
langkah pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

44
2. Interprestasi data didapatkan Ny. L P1 A0 umur 21 tahun post partum 4
hari dengan mastitis. Pada palpasi payudara kanan hangat, payudara kanan
terlihat kemerahan, pada puting susu terdapat luka lecet, pada payudara
kanan terdapat pembengkakan. Sehingga dalam langkah interprestasi tidak
ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
3. Diagnosa masalah potensial pada langkah ini tidak ditemukan diagnosa
potensial yaitu abses payudara. Karena penanganan yang intensif terhadap
ibu sehingga masalah potensial tidak muncul.
4. Antisipasi dalam praktek yaitu pemberian terapi : Amoxilin 500 mg
3x1/hari, Paracetamol 500mg 3x1/hari, CTM 500mg 3x1/hari, , Dexa
500mg 3x1/hari. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
5. Perencanaan pada kasus perencanaan yang diberikan pada Ny. L P1 A0
umur 21 tahun nifas dengan mastitis yaitu beritahu hasil pemeriksaan,
observasi keadaan puting susu dan mammae, lakukan kompres air hangat,
sebelum menyusui dan kompres air dingin setelah menyusui, anjurkan pada
ibu sebelum menyusui bayinya untuk memberisihkan payudara terutama
bagian putting dan aerolla, anjurkan ibu agar tetap menyusui bayinya,
anjurkan pada ibu agar menggunakan BH yang menyangga payudara, beri
terapi oral amoxillin 500mg 3x/1 hari, paracetamol 500mg 3x/1 hari, CTM
500mg 3x/1 hari, , dexametason 500mg 3x/1 hari. Sehingga dalam langkah
ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
6. Pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Evaluasi kebidanan yang diberikan pasien Ny. L P1 A0 umur 21 tahun
dengan mastitis dapat sembuh dan pulih dalam waktu 7 hari, yaitu KU ibu
menjadi baik. Ibu mau menyusui bayinya, ibu merasa senang dan nyaman
dengan keadaannya, tidak terjadi abses.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan wawasan penulis tentang masa nifas

45
khususnya tentang mastitis dan dapat menerapkan penatalaksanaan penanganan
mastitis.
5.2.2 Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis Evidence
Based Midiwfery tentang penangan mastitis.
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat meningkatkan
pembelajaran tentang Asuhan Kebidanan Ibu Nifas baik secara teoritis maupun
praktek sehingga mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dengan
baik pada saat praktek di Puskesmas.
5.2.1 Bagi Responden
Diharapkan kepada responden dapat mengetahui tentang mastitis, baik
gejala dan pencegahan

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anita, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Tanggerang Selatan : Binapura


Aksara Publisher.

Astutik. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung : Erlangga.

Dewi, Vivian nanny lia dan Tri sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2018. Profil Kesehatan Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2018. Medan : Dinas Kesehatan Provinsi

46
Sumatera Utara.

Endah, dkk. 2017. Accounting Analysis Journal The Analysis of Financial


Performance in Moderating Determinant of Company Debt
Policy, ISSN 2252-6765.

Kemenkes. 2017. Pedoman Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia (PAS),


Jakarta.http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/
Pedoman Penyelengaraan_Pekan_ASI_Sedunia_PAS.pdf.

Mei Ika. 2014. Asuhan Kebidan Ibu Nifas Ny. Y P2A0 Dengan Mastitis di
RSUD Dr. Moewardi Surakata. Surakata (ID) : STIKes Kusuma
Husada.

Notoadmojo, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta.

Nugroho, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Reni Yuli. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
CV Trans Info Media : Jakarta.

Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep Dasar Praktek.


EGC : Jakarta.

Varney Helen. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

47
DOKUMENTASI

48
49
LEMBAR BIMBINGAN LAPORAN KASUS
Nama Mahasiswa : Renny
NPM : 2101041001
Program Studi : Profesi Bidan
Semester :X
Judul : Laporan Kasus Ujian Tengah Semester Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Pada Ny. L dengan Mastitis Di Puskesmas Gebang
Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat
Nama Tutor :Siti Aisyah ,SST,M.K.M
No Hari/Tanggal Materi Saran Paraf
Bimbingan
1

Diketahui, Medan, Juli 2022


Ka. Prodi Profesi Bidan Tutor

(Novy Ramini , SST., M.Keb) (Siti Aisyah,SST,M.K.M)

50
51

Anda mungkin juga menyukai