Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI SOSIAL

REHMENDA ELINA GABRIELA PINEM

KELAS : V/ B

SD NEGERI 054942

TEGAL REJO
Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Dalam psikologi sosial dikenal interaksi sosial individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Ketiga jenis interaksi tersebut dibutuhkan oleh
manusia dalam membentuk dasar struktur sosial di masyarakat.

Sebelumnya halopsikolog juga telah mempublikasikan artikel mengenai ciri-ciri interaksi


sosial. Kutipan dari artikel tersebut menjelaskan bahwa interaksi sosial dapat membantu dalam
membentuk bagaimana kita bertindak dan siapa kita dalam berbagai situasi (Baron, Byrne, &
Suls, 2000). Ini artinya seseorang akan mencoba untuk menyesuaikan kondisi dimana dia berada
dan dengan siapa mereka sedang menjalin hubungan.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Menurut definisi interaksi sosial, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar proses sosial
dalam masyarakat dapat disebut dengan interaksi sosial. Syarat tersebut diantaranya dilakukan
oleh minimal dua orang, melalui sebuah komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun
penjelesannya sebagai berikut:

 Minimal dilakukan dua orang, tidak bisa dikatakan terjadi interaksi sosial jika
pelakunya hanya satu orang. Interaksi sosial individu dengan individu minimal 2 orang
yang memiliki tujuan tertentu.
 Terjalin komunikasi, komunikasi merupakan proses sosial untuk saling bertukar
informasi satu sama lain.
 Punya tujuan tertentu, interaksi sosial pada dasarnya dilatarbelakangi oleh keinginan
untuk menggali informasi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Melalui pola sistem tertentu, interaksi sosial individu dengan individu terjadi melalui
pola sistem tertentu. Proses sosial tersebut dapat terjadi karena ketidaksengajaan, pola
yang direncanakan dan pola yang diatur secara adat maupun hukum.

Proses terjadinya Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Ada 4 pola sistem dimana interaksi sosial terjadi. Ada accidental, repeated, regular, dan
regulated. Penjelasannya sebagai berikut:

 Accidental, interaksi sosial yang tidak pernah direncanakan dan tidak bisa diulang
dikemudian hari. Jenis ini juga sering disebut dengan kontak sosial. Contohnya: Bertanya
arah pada orang di jalan.
 Repeated, interaksi sosial yang diulang namun tidak direncanakan. Contohnya: Menyapa
tetangga saat bertemu di jalan.
 Regular, interaksi sosial individu dengan individu yang terjadi secara umum hari demi
hari namun mungkin dengan tidak direncanakan. Contohnya: Bertemu dengan teman di
kampus.
 Regulated, interaksi sosial yang dilakukan dengan direncanakan dan biasanya diatur
dengan aturan tertentu. Contohnya: bertemu untuk konsultasi dengan psikolog untuk
terapi.

Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Kedekan fisik antar individu belum tentu dapat dikatakan sebagai sebuah interaksi sosial. Bisa
dikatakan sebagai interaksi jika antar invidu terjalin sebuah hubungan, baik dari lisan maupun
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut ini contoh terjadinya interaksi sosial individu
dengan individu :

 Seseorang yang menanyakan arah jalan pada seseorang di jalan


 Konsultasi seseorang dengan psikolog
 Seseorang yang membeli kebutuhan sehari-hari di toko
 Seseorang yang memberi uang pada pengamen
 Ngobrol sama salah satu teman dekat
 Saling sapa dengan tetangga
INTERAKSI ANTAR INDIVIDU DAN ANTAR KELOMPOK

1. Pengertian Interaksi, Individu, dan Kelompok


A. Interaksi
Secara Bahasa: inter (antar/saling); action (tindakan).
Secara Etimologis: hubungan timbal balik antarsesamanya.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya,
antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dan individu. Interaksi merupakan
proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan
tindakan.

A.  Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.

Menurut pendapat Dr. A. Lysen kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan
yang tak dapat dibagi melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan.Jadi, indivudu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai
kesatuan terbatas. 

B.  Kelompok
kelompok adalah dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama, saling berinteraksi,
saling adanya ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama, adanya rasa kebersamaan dan
memiliki, mempunyai norma-norma dan nilai-nilai tertentu.

2.    Interaksi antar individu dan antar kelompok


A.    Interkasi antar individu
1.      Yakni suatu kejadian dimana Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan
kepada individu lainnya.
2.      contoh : orang sedang bercakap-cakap, seorang guru yang memarahi murid yang
terlambat.

B.     Interaksi antar kelompok


1.      interaksi dimana kepentingan individu dalam kelompok merupakan suatu kesatuan, dan
berhubungan dengan kelompok lain.
2.      contoh : perlombaan sepak bola, tawuran antar kelompok.

C.     Menurut Charles P. Loomis, ciri-ciri interaksi sosial adalah:


1.      Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
2.      Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol dan lambang.
3.      Ada dimensi waktu.
4.      Ada tujuan yang hendak dicapai.
3.     Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2 syarat, yaitu:

a. Kontak sosial
1.       Kontak sosial adalah gejala sosial dimana mereka berhubungan, bertatap muka antara dua
individu atau kelompok
2.       contoh : orang berhadapan

Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
3. Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
a.   Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan bersifat negatif jika menghasilkan
pertikaian.
b.   Bersifat primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika melalui
suatu perantara.
b. Komunikasi
1. Komunikasi adalah penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain sehingga terjadi
pengrtian bersama. Dan hasilnya berupa reaksi

2.    Komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:


a.         Komunikator : penyampai pesan
b.        Komunikan : penerima pesan
c.         Pesan : segala sesuatu yang disampaikan komunikator
d.        Media : sarana untuk menyampaikan pesan
e.         Efek : perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator
Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan tetapi, adanya kontak sosial belum tentu
menimbulkan komunikasi. Interaksi sosial juga dapat terjadi melalui komunikasi nonverbal.
Setiap pihak menyadari keberadaan pihak lain yang dapat menyebabkan perubahan perasaan.

4.    faktor yang mendasari terbentuknya interaksi sosial


Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun
dari luar.
1. Faktor dari dalam manusia meliputi:
a.       Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
b.      Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
c.       Dorongan untuk mengembangkan diri
2. Faktor dari luar manusia
a.       Imitasi : proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap,
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain. Imitasi bisa
membawa dampak positif dan negatif, tergantung dari yang ditiru.
b.      Identifikasi : upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi samadengan orang lain
yang ditirunya.
c.       Sugesti : rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan sugesti tersebut menuruti
apa yang disugestikannya tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional (bersifat negatif).
d.      Motivasi : rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti
apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab (bersifat
positif).
e.       Simpati : suatu proses kejiwaan, di mana seorang individu merasa tertarik kepada
seseorang atau sekelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau
perbuatannya yang sedemikian rupa.
f.       Empati: mirip dengan simpati, tapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja tapi
dibarengi perasaan yang sangat dalam.

5.    Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial


Menurut Gillin and Gillin, proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial ada 2,
yaitu:
1. Proses Sosial Assosiatif
Adalah proses sosial yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial dan mendorong
terbentuknya pranata, lembaga atau organisasi sosial. Yang termasuk proses sosial sssosiatif,
antara lain:
a. Kerja sama
Adalah usaha bersama antara individu dengan individu lainnya, antar individu dengan kelompok
atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama timbul saat
seseorang menyadari bahwa mereka punya kepentingan bersama. Kerja sama menuntut adanya
pembagian kerja dan keadilan, sehingga rencana kerja sama dapat tercapai dengan baik untuk
mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan bertambah kuat bila ada bahaya dari luar yang
mengancam kelompoknya.
5)      Joint venture
Kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Istilah akomodasi berasal dari kata accommodation yang berarti penyesuaian diri. Secara luas,
makna akomodasi adalah suatu bentuk proses social yang didalamnya dua atau lebih individu
atau kelompok berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling menganggu dengan cara
mencegah, mengurangi atau menghentikan ketegangan yang akan timbul atau yang sudah ada
sehingga tercapai kestabilan.

Tujuan akomodasi:
1)      Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau antarkelompok sebagai
akibat adanya perbedaan pendapat.
2)      Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.
3)      Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yg hidupnya
terpisah sbg akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.
4)      Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.

Akomodasi mempunyai beberapa bentuk, antara lain:


1.       Koersi (coercion): bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan fisik maupun
psikologis. Dalam koersi, ada pihak yang lemah dan ada pihak yang kuat.
2.      Kompromi (compromise): bentuk akomodasi yang terjadi karena pihak yang bersengketa
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai kesepakatan.
3.      Arbitrasi (arbitration): akomodasi dengan menggunakan jasa pihak ketiga karena pihak
yang bersengketa tidak mampu menyelesaikan persengketaan. Pihak ketiga ini ditunjuk oleh
yang bersengketa atau pihak yang berwenang.
4.      Mediasi (mediation): hampir mirip dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketiganya netral dan
tidak bisa memutuskan. Ia hanya bisa mengusahakan jalan damai tapi tidak mempunyai
wewenang untuk menyelesaikan masalah.
5.      Konsiliasi (consiliation): usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak
yang berselisih untuk mencapai mufakat.
6.      Adjudikasi: cara penyelesaian perkara lewat pengadilan.
7.      Gencatan senjata: penangguhan permusuhan pada waktu tertentu karena menunggu jalan
keluar yang baik.
8.      Toleransi: bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang kala toleransi timbul secara
tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah individu.
c. Asimilasi
adalah upaya untuk mengurangi perbedaan antarindividu/kelompok untuk menghasilkan suatu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi terjadi pada masyarakat yang berbeda kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan
baru dalam waktu lama.
Asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi.
1.  Syarat-syarat asimilasi:
a. Terdapat sejumlah kelompok yang punya kebudayaan berbeda.
b. Terjadi pergaulan antarindividu dan kelompok secara intensif dalam waktu yang lama.
c. Kebudayaan masing-masing kelompok mengalami perubahan dan penyesuaian diri.
2.  Faktor-faktor yang mendukung terjadinya asimilasi:
a. Sikap menghargai dan menghormati orang lain dan kebudayaannya.
b.  Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
c.  Persamaan dalam unsur budaya secara universal.
d. Terjadinya perkawinan campur antarkelompok yang berbeda budaya.
e.  Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi
musuh tersebut.
3.      Faktor yang menjadi penghalang asimilasi:
a.  Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu.
b. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan baru.
c. Adanya prasangkan buruk terhadap kebudayaan baru.
d. Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari kebudayaan
kelompok lainnya, sehingga tidak mau menerima kebudayaan baru.
e. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit, atau warna rambut.
f.   Adanya perasaan keterikatan yang sangat kuat terhadap kebudayaan yang sudah ada.
d. Akulturasi
adalah hasil perpaduan dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu kebudayaan baru
dengan tidak menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-masing. Proses akulturasi berlangsung
dalam waktu yang lama.

2. Proses Sosial Disosiatif (oposisi)


Suatu cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
tertentu.  Yang termasuk proses sosial disosiatif antara lain:
a. Persaingan
adalah proses sosial ketika individu-individu/kelompok-kelompok manusia bersaing untuk
mendapatkan sesuatu. Persaingan terjadi hampir di setiap bidang kehidupan. Namun persaingan
harus dilakukan secara jujur dan sportif.
b. Kontravensi
adalah proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi biasanya
bersifat rahasia. Dalam kontravensi, lawan tidak diserang secara fisik tapi secara psikologis
sehingga ia menjadi tidak tenang.
c. Konflik
adalah proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik muncul karena adanya
perbedaan perasaan, kebudayaan ataupun perbedaan kepentingan.
Bentuk-bentuk konflik antara lain:
a.      Konflik pribadi
b.      Konflik antarkelompok
c.      Konflik rasial
d.      Konflik antarkelas sosial
e.      Konflik politik
f.      Konflik internasional
6. Status dan Peranan Individu atau kelompok dalam Interaksi Sosial
Status seseorang menentukan perannya, peran seseorang menentukan perilakunya.
1. Status (kedudukan)
Adalah posisi seseorang dalam kelompok masyarakat secara umum sehubungan dengan
keberadaan orang lain di sekitarnya. Seseorang dapat mempunyai beberapa status karena ikut
serta dalam berbagai pola kehidupan.
Menurut Ralph Linton, ada tiga macam status, yaitu:
a.      Ascribed Status
Status yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran. Status ini bersifat tertutup, yaitu hanya
pada orang tertentu saja.
b.      Achieved Status
Status ini diperoleh melalui usaha-usaha yang dilakukan sendiri. Jadi, status ini terbuka bagi
setiap orang. Semua orang dapat mencapainya, asalkan memenuhi syarat tertentu.
c.      Ascribed Status
Status ini merupakan pemberian dari orang lain. Status ini umumnya diberikan kepada orang
yang berjasa memperjuangkan sesuatu bagi masyarakat.
2. Peran sosial
Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Jika
seseorang telah melaksanakan kewajiban dan meminta haknya sesuai dengan status yang
disandangnya, maka ia telah melaksanakan perannya. Status dan peran tidak dapat dipisahkan
karena tidak ada peran tanpa status dan sebaliknya.
Interaksi antara Kelompok dengan Kelompok

Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu-kesatuan, bukan sebagai pribadi-pribadi
anggota kelompok yang bersangkutan. Maksudnya kepentingan individu dalam kelompok
merupakan satu-kesatuan yang berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
Contohnya pertandingan antartim kesebelasan sepak bola. Mereka bermain untuk kepentingan
kesebelasannya (kelompok).

Anda mungkin juga menyukai