Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling
memengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dengan
kelompok. Interaksi sosial merupakan proses setiap orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling
Interaksi sosial sebagai pondasi dengan sebuah tindakan yang didasarkan ada norma dan nilai sosial yang
berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Berlangsungnya interaksi sosial dengan baik jika aturan-aturan
dan nilai-nilai dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran dari masing-masing, maka proses sosial
Artikel Terkait:
Gilin: Pengertian interaksi sosial menurut gillin bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan
sosial yangdinamis yang menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau antarkelompok.
Macionis: Menurut Macionis bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak dan
membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
Soerjono Soekanto: Pengertian interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto bahwa interaksi sosial
adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-
kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
Broom dan Selznic: Menurut Broom dan Selznic, bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses
bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindak
Kimball Young dan Raymond W. Mack: Pengertian interaksi sosial menurut Kimball Young dan
Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu,
antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Homans: Menurut Homans, pengertian interaksi sosial adalah suatu kejadian ketika suatu aktivitas
yang dilakukan oleh seseorang terhadap individulain diberi ganjaran atau hukuman dengan
Bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bentuk interaksi sosial asosiatif, dan bentuk
Artikel Terkait:
Kerja Sama (Cooperation), adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk
Akomodasi (Accomodation), adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan
Asimilasi (Assimilation), adalah proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga setiap pihak
Akulturasi (Acculturation), adalah proses yang timbul dari suatu kebudayaan untuk menerima
Artikel Terkait:
Persaingan (Competition), adalah suatu perjuangan dari berbagai pihak yang lomba-lomba untuk
Kontraversi, adalah suatu bentuk proses sosial yang menunjukkan ketidaksenangan atau
tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga
Artikel Terkait:
Advertisement
Osis dengan pramuka saling membantu dalam menyukseskan kegiatan tanam 10000 bibit
Menurut Soerjono Soekanto, bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa dengan dua syarat antara
Kontak Sosial, adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain dimana kontak sosial
merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan saling bereaksi satu dengan yang lain meski tidak
bersentuhan fisik.
Komunikasi, adalah adanya kegiatan yang saling menafsirkan perilaku yang meliputi pembicaraan,
Artikel Terkait:
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan dari beberapa faktor antara lain sebagai berikut...
a. Sugesti, adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu,
sehingga orang tersebut mengikut pandangan/pengaruh tanpa dengan berpikir panjang.Contoh sugesti
adalah obat impor yang harganya mahal namun karena produk impor dan dianggap manjur dalam
menyembuhkan penyakit. Pernyataan tersebut merupakan sugesti dari harga obat yang mahal dan embel-
b.Imitasi, adalah tindakan atau usaha yang dilakukan untuk meniru tindakan orang lain. Imitasi biasanya
tidak dapat disadari dilakukan. Contoh imitasi adalah seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang
tuanya misalnya cara berbicara, berpakaian, dan makan. Namun imitasi dipengaruhi oleh lingkungannya
c. Identifikasi, adalah kecenderungan atau keingingan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain. Akibat dari identifikasi adalah terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi
d. Simpati, adalah seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati dapat disampaikan
oleh seseorang atau sekelompok orang atau lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh dari simpati
adalah saat seorang tertimpa musibah. Perasaan simpati biasanya menimbulkan perasaan yang sayang/
e. Motivasi, adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang individu kepada individu lainnya. Tujuan
motivasi adalah agar orang yang diberi motivasi atau dorongan untuk menuruti dan bersemangat.
Artikel Terkait:
Baca Juga:
Demikianlah informasi mengenai Interaksi Sosial-Pengertian, Bentuk, Ciri, Contoh, Syarat &
Faktor. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian
interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial, ciri-ciri interaksi sosial, contoh-contoh interaksi sosial,
syarat-syarat interaksi sosial, dan faktor-faktor interaksi sosial. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi
Teman-Teman.
SOSIALISASI SEBAGAI PROSES
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Ditulis pada 22 Februari 2011
1. Pengertian Proses Sosialisasi
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, proses sosial adalah pengaruh timbal balik
antara berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari beberapa
segi. Misalnya dilihat dari aspek hukum.
Aktivitas sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia
lain.
Jadi, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses sosial.
Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama,
politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang
dinamakan sosialisasi. Menurut Berger, sosialisasi sebagai proses melalui bagaimana seorang anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Beberapa teori sosialisasi
menurut para ahli sosiolog adalah sebagai berikut:
a. Teori George Herbert Mead
Menurut Mead setiap anggota baru harus mempelajari peran-peran yang ada di dalam masyarakat
yaitu suatu proses yang dinamakan pengambilan peran. Dalam proses ini seorang belajar untuk
mengetahui peran yang harus dijalankan serta peran yang harus dijalankan orang lain. Jadi diri
seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.
b. Teori Charles H. Cooley
Menurut Cooley, seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain melalui tiga tahap,
yaitu:
1. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadapnya.
2. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.
3. Seseorang mempunyai perasaan apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.
Ia menganalogikan antara pembentukan diri seorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin.
Misalnya seseorang siswa memperoleh nilai rendah dalam ujian, ia merasa bahwa para gurunya
menganggapnya bodoh, maka ia kurang dihargai dan siswa tersebut menjadi murung.
2. Agen Sosialisasi
Ada empat agen sosialisasi yaitu keluarga, teman bermain, lingkungan sekolah dan media massa. Misalnya,
surat kabar, majalah, buletin, televisi, radio dan iklan.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama yang dikenal oleh anak. Agen sosialisasi di lingkungan keluarga
meliputi orang tua, saudara kandung bahkan untuk lingkungan besar termasuk kakek, nenek, paman, bibi,
dan sebagainya. Di samping itu bagi keluarga yang memiliki status sosial yang lebih baik, agen sosialisasi
termasuk, pekerja sosial, petugas anak, pembantu dan sebagainya. Peran agen sosialisasi terutama orang tua
sangat penting. Arti pentingnya agen sosialisasi terletak pada pentingnya kemampuan yang harus dikerjakan
kepada anak.
b. Teman bermain
Anak mulai bergaul dengan lingkungan selain keluarganya. Misalnya; tetangganya atau teman sekolahnya,
berarti anak menemukan agen sosialisasi yang lain. Pada lingkungan ini seorang anak mempelajari berbagai
kemampuan baru, dia melakukan interaksi sosial sederajat, anak memasuki game stage yaitu mempelajari
aturan yang mengatur peran orang lain yang kedudukannya sederajat.
c. Lingkungan sekolah
Di lingkungan sekolah atau pendidikan formal seorang anak mulai mempelajari hal-hal baru yang
belum dipelajari dalam lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal
mempersiapkan penguasaan peran-peran baru yang akan digunakan di kemudian hari, pada saat anak
tidak tergantung pada orang tua lagi. Di lingkungan sekolah, seseorang belajar bahasa (mendengarkan
berbicara, membaca dan menulis), belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial dan pelajaran lain-lain.
Di lingkungan sekolah, para siswa belajar kemandirian, prestasi, umum dan khusus.
1. Kemandirian
Jika di rumah anak dapat mengandalkan bantuan orang tuanya dalam melakukan berbagai tugas, maka
di sekolah sebagian besar harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Jadi tidak ada
ketergantungan pada orang lain.
2. Prestasi
Di sekolah anak belajar bersaing dan berprestasi. Setiap tugas-tugas yang diberikan akan memperoleh
penghargaan berupa nilai, berbagai nilai yang diperoleh akan menunjukkan tingkat prestasi seseorang
sehingga seorang anak termotivasi untuk belajar dan meraih prestasi.
3. Umum
Di lingkungan sekolah, setiap anak akan memperoleh perlakuan yang sama (secara umum), berbeda
dengan di lingkungan keluarga, seorang anak cenderung memperoleh perlakuan khusus.
4. Khusus
Di lingkungan sekolah, penilaian terhadap perilaku siswa dibatasi secara khusus. Misalnya penilaian
matematika tidak mempengaruhi mata pelajaran lain, seperti bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan sosial
dan lain-lain. Keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh prestasi secara khusus tiap-tiap mata
pelajaran itu sendiri.
5. Media Masa
Media masa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi, film, internet)
merupakan bentuk komunikasi yang dikatagorikan sebagai agen sosialisasi. Pesan-pesan yang
disampaikan baik melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan internet akan mempengaruhi
perilaku seseorang. Misalnya, anak mengikuti gaya mode dan penampilan para artis.
3. Tujuan dan Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi
a. Tujuan sosialisasi
Tujuan sosialiasi yaitu sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan perannya masing-
masing. Melalui sosialisasi, seseorang dapat menyesuaikan perilaku yang diharapkan, mengenal dirinya
dan mengembangkan segenap potensinya untuk menjadi anggota masyarakat dengan menanamkan nilai-
nilai dan kepercayaan sebagai pedoman dalam kehidupannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:
1. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial di mana seseorang individu bertempat tinggal,
misalnya mengenal anggota keluarga (ayah, ibu dan saudara-saudaranya).
2. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial masyarakat. Misalnya mengenal teman bermain,
mengenal tetangga.
3. Untuk mengenal lingkungan alam sekitar. Misalnya mengenal kedudukan tempat tinggalnya di antara
masyarakat dan mengenal lingkungan tempat bekerja.
4. Untuk mengenal sistem nilai-nilai norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Misalnya,
mengenal adat istiadat, mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku dan sanksi-sanksi yang diterapkan.
5. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial budaya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
5. Pembentukan Kepribadian
a. Faktor-faktor pembentukan kepribadian
Istilah “Kepribadian” adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memiliki
identitas khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda antara individu yang satu dengan individu
yang lainnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorangadalah:
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan alam
3. Lingkup budaya
4. Situasi
b. Unsur-unsur pembentukan kepribadian
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, dan
secara nyata yang terkandung di dalam otaknya. Seluruh proses akal manusia yang sudah jadi antara lain,
persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep maupun fantasi.
2. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia, karena pengaruh pengetahuannya dinilai
sebagai keadaan positif atau negatif. Adapun dorongan naluri antara lain, dorongan untuk
memperatahankan hidup, dorongan seks, dorongan untuk berbakti, rasa, simpati, cemburu, dorongan akan
kehendak bentuk, warna dan gerak.
c. Tipologi kepribadian
Tipologi kepribadian seseorang menjadi enam tipologi dan masing-masing memiliki karakter dan
kedudukan yang berbeda-beda. Keenam tipologi yang dimaksud adalah:
1. Realistis
Tipe realistis yaitu seseorang yang menyukai kegiatan fisik yang menuntut kererampilan, kekuatan dan
koordinasi.
2. Investigatif
Seseorang yang memiliki tipe investigatif menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian
dan pemahaman.
3. Sosial
Tipe sosial yaitu seseorang yang menyukai kegiatan yang membantu meringankan beban orang lain.
4. Konversional
Tipe konversional yaitu tipe yang menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan jelas.
5. Enterfising
Tipologi ini menyukai kegiatan di mana selalu ada peluang untuk mempengaruhi orang lain.
6. Artistik
Seseorang dalam tipologi ini menyukai kegiatan yang bersifat mendua, eksperesif, kreatif. Karakternya
imajinatif, tidak teratur, idealis, emosional, tidak praktis. Kedudukannya: tukang cat, pemusik, penulis.
b. Norma Sosial
1. Pengertian sosial
a. Umumnya tidak tertulis kecuali norma hukum
b. Hasil dan kesepakatan masyarakat
c. Warga masyarakat mentaatinya
d. Mengandung sanksi bagi yang melanggarnya dan
e. Menyebabkan terjadinya perubahan sosial sehingga norma sosial dapat berubah pula.
Menurut Berry, unsur pokok dari norma yaitu tekanan sosial terhadap anggota-anggota masyarakat untuk
menjalankan norma-norma tersebut. Jika aturan-aturan tidak dikuatkan oleh desakan sosial, maka tidak
dapat disebut norma sosial. Adanya desakan sosial itu merupakan ciri, bahwa norma-norma itu benar-benar
telah menjadi norma sosial, sebab norma disebut sebagai norma sosial bukan saja karena telah mendapatkan
sifat kemasyarakatannya akan tetapi telah dijadikan patokan dalam perilaku.
Report this ad
Report this ad
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
2) Vasco da Gama (1469-1524), berhasil mendarat di Calkuta India pada 22 Mei 1498.
3) Ferdinand Cortez, berhasil menduduki Mexico tahun 1519 dengan menaklukkan suku
Indian yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan.
4) Pizzaro, berhasil menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca tahun 1530.
2) Pilgrim Fathers, melakukan pelayaran pada tahun 1607 hingga mendarat di Amerika
Utara.
3) Sir James Lancester berhasil mendarat di Aceh dan Penang pada tahun 1591, pada
tahun 1602 berhasil mendarat di Aceh yang dilanjutkan ke Banten.
4) Sir Henry Middleton, pada tahun 1604 berhasil mendarat di Ternate, Tidore, Ambon dan
Banda.
5) William Dampier, pada tahun 1688 berhasil mendarat di Australia kemudian melanjutkan
pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara.
6) James Cook, pada tahun 1770 berhasil mendarat di Pantai Timur Australia sehingga
diklaim sebagai penemu Benua Australia.
1) Barentz, pada tahun 1594 mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara.
3) Jacob van Neck, berhasil mendarat di Banten pada 28 November 1598 dan berhasil
mendapatkan rempah-rempah yang banyak. Sehingga banyak pedagang Belanda yang
datang ke Indonesia. Atas usulan Johan van Oldenbarnevelt dibentuklah kongsi dagang
Belanda pada 20 Maret 1602 yang bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie
(VOC). VOC dipimpin oleh Gubernur Jenderal, sebagai Gubernur Jenderal yang pertama
yaitu Gubernur Jenderal Pieter Both pada tahun 1609. Kemudian diganti oleh Gubernur
Jenderal Jan Pieter Zoon Coen tahun 1617.
Tujuan dari pembentukan kongsi dagang ini adalah menghindarkan persaingan yang
tidak sehat antarpedagang Belanda sendiri, memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan pedagang-pedagang Eropa lain misalnya East India
Company (EIC), membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi
Spanyol yang menguasainya, melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Dalam menjalankan tugasnya, VOC memiliki hak khusus yaitu hak oktroi (hak untuk
dapat bertindak sebagai negara sendiri). Hak tersebut meliputi memonopoli
perdagangan, memiliki tentara sendiri dan mendirikan benteng-benteng, mencetak dan
mengedarkan mata uang sendiri, mengangkat pegawai dari kalangan Belanda atau
pribumi, membuat peradilan sendiri, memerintah di negeri jajahan.
Setelah berkuasa ± 200 tahun, VOC mengalami kebangkrutan dan dibubarkan pada
tanggal 31 Desember 1799. Hal ini disebabkan kas VOC kosong, pegawai VOC yang
korupsi, banyaknya biaya untuk perang, tidak mampu bersaing dengan kongsi dagang
lain, adanya perdagangan gelap.
4) Abel Tasman, berhasil berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia dan
menemukan Pulau Tasmania pada tahun 1642.
Gubernur Jenderal Daendels di kirim ke Indonesia pada tanggal 1 Januari 1808 atas
perintah dari Kaisar Louis Napoleon Bonaparte dari Prancis. Tugas utama dari Daendels
yaitu mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris. Untuk
melaksanakan tugasnya tersebut Daendels mengambil langkah-langkah yaitu merekrut
tentara, pendirian benteng, pabrik mesiu/senjata di Semarang dan Surabaya serta rumah
sakit tentara; membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan dengan panjang sekitar 1.100
km; membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon untuk kepentingan perang;
memberlakukan kerja rodi atau kerja paksa untuk membangun pangkalan tentara.
Sebagai seorang Gubernur Jenderal, ternyata Janssens seorang yang lemah dan
kurang cakap. Pada saat Inggris melakukan serangan ke Jawa, Janssens tidak dapat
berbuat banyak. Ia menyerah kepada Inggris dan menandatangani perjanjian yang
disebut Kapitulasi Tuntang pada 17 September 1811. Di mana isi dari perjanjian tersebut
yaitu seluruh militer Belanda yang berada di wilayah Asia Timur harus diserahkan
kepada Inggris dan menjadi tawanan militer Inggris, utang pemerintah Belanda tidak
diakui oleh Inggris, Pulau Jawa dan Madura serta semua pelabuhan Belanda di luar
Jawa menjadi daerah kekuasaan Inggris. Atas dasar perjanjian tersebut Indonesia
dikuasai Inggris dengan Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderalnya.
2) Menjual tanah antara lain di Surabaya, Semarang, Surakarta, Priangan, dan Karawang
kepada kalangan Partikelir.
3) Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi juga dihapuskan.
Sistem sewa tanah yang diterapkan oleh Raffles mengalami kegagalan, karena:
besar kecilnya pajak bagi setiap pemilik tanah sulit ditentukan, jumlah pegawai yang
sangat terbatas, masyarakat pedesaan belum mengenal uang.
3) Menjadikan para Bupati sebagai pegawai pemerintahan dengan memberi gaji setiap
bulan.
a) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib.
b) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak.
d) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh
melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
e) Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di
perkebunan atau pabrik milik pemerintah.
f) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah.
Dampak yang diakibatkan dari tanam paksa yaitu menimbulkan reaksi dari Belanda
sendiri, di mana terjadi pertentangan antara golongan liberal dan humanis terhadap
pelaksanaan sistem tanam paksa. Tokoh yang menentang sistem tanam paksa
diantaranya:
1) Baron van Hoevell (1812-1879) berupaya menghapus tanam paksa melalui parlemen.
2) Edward Douwes Dekker (1820-1887) menulis buku Max Havelaar (1860) yang
menceritakan tentang keadaan pemerintahan kolonial yang bersifat menindas dan korup
di Jawa. Dalam bukunya tersebut ia menggunakan nama samaran yaitu Multatuli.
c. Politik etis
Politik ini dikemukakan oleh van Deventer dan disebut politik balas budi karena
Belanda memiliki banyak utang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah
membantu kemakmuran Belanda. Dalam politik ini berisi tentang tiga hal yang sering
disebut Trilogi van Deventer. Isi dari trilogi van Deventer yaitu: Irigasi (pengairan);
Edukasi (pendidikan); Migrasi (perpindahan penduduk).
2. Daerah jajahan yang strategis dalam jalur pelayaran dan perdagangan internasional.
Daerah Indonesia yang dijadikan sebagai pusat kolonial yaitu Pulau Jawa, selain itu
di pulau ini juga dijadikan sebagai tempat perkebunan, pertanian, pertambangan,
maupun pemerintahan. Sehingga Pulau Jawa lebih cepat berkembang bila dibanding
dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
Kesadaran Nasional dan Identitas Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Akibat dari itu semua muncul politik balas budi atau politik etis. Politik ini
dikemukakan oleh Mr. Conrad Theodor van Deventer pada tahun 1899. Ia mengkritik
pemerintah Belanda yang ditulis dan dimuat dalam jurnal Belanda, De Gids dengan judul
Een eereschuld yang menjelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda telah dapat
diisi kembali berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah
Belanda harus menyejahterakan masyarakat Indonesia dengan jalan meringankan
beban penderitaan, memajukan pendidikan serta menghilangkan faktor-faktor
penghambat kemajuan. Untuk itu van Deventer mengusulkan kepada pemerintah
Belanda untuk melaksanakan programnya yang dituangkan dalam Trilogi van Deventer
yaitu: emigrasi (memindahkan penduduk), irigasi (membangun sarana pengairan
pertanian), edukasi (mengadakan pendidikan/pengajaran bagi penduduk pribumi
Indonesia).
1) ELS (Europese Leger School) untuk keturunan bangsawan Indonesia yang merupakan
sekolah kelas satu.
2) TKS (Twede Klasse School) untuk golongan pribumi yang merupakan sekolah kelas
dua.
2) Sekolah Kedokteran Jawa seperti STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen)
dan GHS (Geeneeskundige Hooge School)
4) Sekolah Pelatihan Pegawai Pribumi seperti OSVIA (Opleiding Scholen voor Inlansche
Ambtenaren) dan Hoofdenscholen.
Berdirinya sekolah-sekolah baik yang didirikan oleh Belanda maupun oleh tokoh-
tokoh bangsa Indonesia mendorong terbentuknya kelompok terpelajar yang disebut
priyai. Dengan munculnya golongan terpelajar ini maka perjuangan Indonesia untuk
menumbuhkan nasionalisme menggunakan pendidikan dan media massa. Oleh sebab
itu dengan munculnya golongan terpelajar ini perjuangan bangsa Indonesia sudah dapat
diarahkan yang semula menggunakan kekuatan fisik, bersifat sporadis dan bergantung
pada seorang pemimpin berubah menjadi dalam bentuk organisasi nasional. Tokoh-
tokoh terpelajar dan profesional diantaranya Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Ki
Hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo dan Ir. Soekarno.
2. Peranan pers
Kesadaran nasional adalah suatu sikap yang dimiliki suatu bangsa berkaitan dengan tanggung
jawab hak dan kewajibannya. Kesadaran nasional ini tumbuh setelah memahami sejarah
bangsanya. Dengan adanya kesadaran nasional akan mampu menumbuhkan semangat untuk
bertindak menentang penjajahan. Salah satu wujud adanya kesadaran itu adalah pertumbuhan
organisasi pergerakan nasional seperti BU, SI, Insulinde, Indische Partij, dan sebagainya.
Disamping itu juga muncul strstegi perjuangan seperti melalui cara kooperasi dan non koperasi.
Bangsa Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasionalnya setiap tanggal 20 Mei. Hal ini
mengingatkan kita akan lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mai 1908.
Budi Utomo merupakan pelopor organisasi moderen. Organissi ini menjadi model bagi gerakan
berikutnya. Walaupun ruang lingkup kegiatan Budi Utomo terbatas pada golongan terpelajar dan
wilayahnya meliputi Jawa, Madura dan Bali, akan tetapi Budi Utomo menjadi tonggak awal
kebangkitan nasional. Karena itu, oleh Bangsa Indonesia, kelahiran Budi Utomodiperingati sebagai
Hari Kebangkitan Nasional Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia, Nomor 31, tanggal 16 Desember 1959.
2. Sarekat Islam (SI)
Semula, organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1911 oleh
Haji Samanhudi. Kelahiran SDI didorong dengan adanya keinginan untuk bersaing dengan
pedagang Tionghoa dalam monopoli perdagangan batik di Solo. Dengan sistem monopoli yang
dilakukan oleh para pedagang Tionghoa itu, para pengrajin batik yang ada di Solo sangat
dirugikan, terutama dalam penentuan harga.
SDI didirikan di Kota Solo oleh H. Samanhudi dengan maksud untuk memajukan perdagangan di
bawah panji-panji Islam, SDI juga memiliki tujuan seperti yang terumus dalam anggaran dasarnya
sebagai berikut :
a. Mengembangkan jiwa berdagang,
b. Memberi bantuan kepada para anggotanya yang mengalami kesukaran,
c. Memajukan pengajaran dan mempercepat naiknya derajat Bangsa Bumi Putra, dan
d. Menggalang persatuan umat Islam khususnya dalam memajukan kehidupan Agama Islam.
Ruang lingkup keanggotaan SDI terbatas (hanya pedagang yang beragama Islam). Itu merupakan
penghalang bagi upaya SDI untuk menjangkau keanggotaan yang lebih luas. Oleh karena itu, ada
keinginan agar SDI menjelma menjadi organisasi massa. Untuk itu, pada tahun 1912, Sarekat
Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Dengan perubahan itu, Sarekat Islam menjadi
organisasi yang terbuka sehingga memungkinkan untuk menjangkau keanggotaan yang lebih
banyak karena Islam menjadi identitas pribumi.Sarekat Islam berkembang dengan pesat karena
Agama Islam menjadi motivasinya. Perkembangan Sarekat Islam amat mengkhawatirkan Belanda.
Dalam rangka memantapkan keberadaan Sarekat Islam, ada upaya untuk mendapatkan badan
hukum dari Pemerintah Kolonial Belanda. Karena itu, Sarekat Islam mengajukan badan hukum.
Keinginan tersebut, ternyata ditolak oleh Belanda, yang memperoleh badan hukum justru Sarekat
Islam lokal, sehingga terjadi perpecahan diberbagai daerah. Perpecahan semula terjadi antara
Agus Salim dan Abdul Muis dengan Semaun. Kedua tokoh itu memiliki pandangan yang bertolak
belakang. Agus Salim adalah seorang yang agamis (religius), sedangkan Semaun seorang sosialis
(bahkan komunis).
Dalam Kongres Sarekat Islam, tahun 1921, dilakukan disiplin partai. Tidak diperkenankan adanya
keanggotaan rangkap maupun jabatan rangkap antara SI dengan oraganisasi lain.
3. Perhimpunan Indonesia
Orang-orang Indonesia yang ada di Negeri Belanda pada tahun 1908, mendirikan organisasi yang
diberi nama Indische Vereniging. Pelopor berdirinya organisasi ini adalah Sultan Kasayangan
seorang mahasiswa dan Noto Suroto seorang penyair dari Jogjakarta.
Tujuan yang dirumuskan oleh organisasi ini adalah memajukan kepentingan bersama atas orang-
orang yang berasal dari Indonesia, baik yang pribumi maupun nonpribumi, yang ada di Negeri
Belanda.
Dalam perkembangannya, Indische Vereniging, pada tahun 1925, digantinamanya menjadi
Perhimpunan Indonesia, dan sejak itu nama perkumpulan ini menggunakan istilah “Indonesia”.
Hal ini menjadi penting karena mulai digunakan kata Indonesia sebagai upaya menunjukkan
identitas kita. Kedatangan tokoh-tokoh pergerakan nasional ke Negeri Belanda seperti Tjipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, dan Muhammad Hatta sangat menguntungkan
perkembangan Perhimpunan Indonesia. Pada masa kepemimpinan Muhammad Hatta, aktivitas
Perhimpunan Indonesia semakin meluas.
Perhimpunan Indonesia banyak mengikuti pertemuan internasional, seperti konferensi
internasional yang diadakan di Paris dan Belgia, sehingga mereka dapat mengomunikasikan
perjuangan Bangsa Indonesia kepada dunia internasional. Perjuangannya bersifat non-cooperasi
dan self help.
PI memiliki media, yaitu majalah Hindia Putra. Melalui media ini perjuangan dan cita-cita Bangsa
Indonesia disampaikan kepada pihak lain. Untuk lebih menunjukkan sifat ke-Indonesiaannya,
nama Hindia Putra diganti menjadi Indonesia Merdeka. Keberadaan PI dalam sejarah Pergerakan
Nasional memiliki arti penting mengingat organisasi itu juga membuka keanggotaannya untuk
semua mahasiswa yang ada di Hindia Belanda.
Dalam Kongres tersebut juga mengesahkan program kerja yang meliputi bidang politik untuk
mencapai Indonesia merdeka, memajukan perekonomian nasional, dan memajukan pelajaran
nasional. Oleh karena itu, dalam mewujudkannya kemudian didirikan sekolah-sekolah, poliklinik-
poliklinik, bank nasional, dan perkumpulan koperasi. Garis perjuangan PNI adalah non-
cooperative, artinya tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda. Karena
ketatnya pengawasan politik oleh pihak kolonial Belanda, para tokoh PNI kemudian ditangkap
pada tahun 1930. Akibatnya, Soekarno, Gatot Mangkuprodjo, Markum Sumodiredjo, dan
Supriadinata ditangkap dan dajatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Dalam sidang tersebut,
Soekarno menulis pembelaan deangan judul Indonesia Menggugat.
Penangkapan terhadap tokoh PNI merupakan pukulan berat sehingga menggoyahkan kehidupan
partai tersebut. Dalam suatu kongres luar biasa di Jakarta tanggal 25 April 1931, diambil
keputusan bahwa PNI dibubarkan. Pembubaran PNI ini membawa perpecahan pada para
pendukungnya. Sartono kemudian mendirikan Partindo sedangkan Moh. Hatta dan Sutan Syahrir
mendirikan PNI Baru (Pendidikan Nasional Indonesia).
D. PERAN MANIFESTO POLITIK 1925, KONGRES PEMUDA 1928 DAN KONGRES PEREMPUAN
PERTAMA DALAM PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS KEBANGSAAN INDONESIA.
Kongres Pemuda II berjalan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang sangat penting
untuk modal perjuangan selanjutnya. Sumpah Pemuda amat berpengaruh bagi upaya mencapai
lndonesia merdeka.
Partai-partai yang ada segera menyesualkan diri dengan cita-cita pemuda. Semangat persatuan
dan kesatuan bangsa yang telah menjiwai partai-partai di Indonesia itu diwujudkan dalam wadah
baru bernama Gabungan Poitik Indonesia (GAPI). Demikian pula beberapa perkumpulan wanita
yang kemudian bergabung dalam Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia, juga semua, organisasi
kepanduan yang membentuk persatuan dengan nama Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia (BPPKI).
Ada bebarapa makna yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda yaitu sebagai berikut.
1. Di kalangan tokoh-tokoh pergerakan telah ada, perubahan pola pikir dari Iingkup etnis
kedaerahan ke cakrawala nasional .
2. Perubahan pola pikir itu melahirkan kesadaran nasional bahwa seluruh penduduk yang
mendiami kepulauan Nusantara menjadi satu bangsa besar dengan nama Indonesia.
3. Untuk keperluan persatuan dalam pergerakan disepakati menggunakan bahasa Melayu
sebagai media perjuangan
Dengan Kongres Pemuda itu identitas kebangsaan Indonesia semakin terbentuk. identitas itu kini
berwujud: tanah air, bangsa, bahasa dan persatuan dengan nama
Indonesia. Dengan Kongres Pemuda II rasa persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda dan
bangsa Indonesia meng-alami peningkatan. Hal ini merupakan suatu keberanian dan keuletan
yang luar biasa dari pemuda kita. Walaupun di bawah tekanan senjata polisi Kolonial Belanda,
mereka tetap melaksanakan kewajiban dan pengabdian guna memperjuangkan kemerdekaan
bangsa dan tanah airnya. Kongres Pemuda II ini sangat penting bagi terbentuknya identitas
sebagai bangsa Indonesia. Karena pentingnya peristiwa Kongres Pemuda II bagi bangsa Indonesia,
maka tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Pergerakan kaum wanita di Indonesia dirintis oleh R.A. Kartini (1879 – 1904). Perjuangan
R.A.Kartini memunculkan semangat nasionalisme bagi kaum wanita. Sebagai penerus R.A. Kartini
adalah Dewi Sartika (1884 – 1974) dari Jawa Barat. Berkat cita-cita R.A. Kartini, muncullah
gerakan-gerakan penididikan wanita di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
a. Putri Mardika, berdiri di Jakarta pada tahun 1912 Perkumpulan Putri Mardika ini bertujuan
mencari dana bagi gadis-gadis yang ingin melanjutkan pelajaran dan memberi nasihat bagi kaum
putri.
b. Kartini fonds (Dana Kartini)
Perkumpulan ini didirikan oleh pasangan suami istri C. Th. Van Deventer. Salah satu usahanya
adalah mendirikan sekolah ”Kartini”. Sekolah ”Kartini” didirikan pertama kali di Semarang pada
tahun 1913.
c. Keutamaan Istri (1913) di Tasikmalaya
Perkumpulan ini menaungi sekolah-sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika.
d. Kerajinan Amai Setia di Sumatera Barat.
Organisasi ini berdiri di Kota Gadang pada tahun 1914, didirikan oleh Rohana Kudus. Tujuan
perkumpulan ini untuk meningkatkan derajat kaum wanita melalui pendidikan, membaca,
menulis, berhitung maupun membuat kerajinan tangan.
e. Kautaman Istri Minangkabau di Padang Panjang.
Organisasi ini bertujuan menyebarluaskan pengetahuan umum, pendirikan sekolah industri, dan
kerajinan wanita.
f. Aisiyah
Organisasi ini didirikan pada tanggal 22 April 1917 oleh Siti Wardah (Ny. Ahmad Dahlan). Aisiyah
adalah organisasi wanita di bawah naungan Muhammadiyah. Tujuan organisasi ini untuk
meningkatkan pendidikan keagamaan dan menanamkan rasa kebangsaan bagi kaum wanita.
g. Organisasi-Organisasi Kewanitaan Lain
Selain perkumpulan-perkumpulan wanita di atas, masih banyak lagi organisasi- organisasi
kewanitaan, misalnya Budi Wanito di Solo (1919), Wanito Mulyo di Yogya, dan Wanita Utomo di
Yogya (1921), Wanito Katholik di Yogya (1921). Wanito Taman Siswa (1922), Wanudyo Utomo,
dan Putri Indonesia (1927).
Pengertian Umum :
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna
gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial
adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang
pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi
di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses
perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur
sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Pengertian
menurut Ahli :
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya
atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. •
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-
pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan
antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut
akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang
peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda.
Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi.
Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang
mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat
terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya
tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat
yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta
yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah
ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria
stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang
lebih tinggi.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan
mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social
climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan
mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada
lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah
tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia
diangkat menjadi kepala sekolah.
Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut,
sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam
mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial
horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari
satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Carauntuk melakukan mobilitas sosial
Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih,
misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan
perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi
lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga
sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah
terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu
generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam
bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin
besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang
becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang
pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan
adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari
satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang
berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur
sosial masyarakatnya.
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya
untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam
sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif
dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai
berikut:
Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan.
Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum
bagi setiap masyarakat.
Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.
Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya
kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial
vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional.
Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan
menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang
terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau
sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik
apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana
seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh:
Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya
dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya
yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal
mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke
atas.
D. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan
Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau
rendah
Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern),
contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan,
baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
B. Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan
pribadi. Faktor Individu meliputi :
Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap
mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka
prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan
memperbaiki diri.
Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala
mengalami kegagalan.
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan
tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang
diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan
ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA,
kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan
mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara.
Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan
terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan
jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan
yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat
kediaman lain.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika
tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan
menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut
keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.
Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status
sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya
pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di
Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada
mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini
disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi
presiden Afrika Selatan
Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke
atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-
pindah agama sesuai keinginannya.
Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung
menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status
sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu
masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang
berlaku.
Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi
menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
1. Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam
membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik
pangkat.
2. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang
sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan
pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai
social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia
memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil
menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
3. Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan
besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif
atau eksekutif
4. Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
5. Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
6. Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara
lain ikatan
7. Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang
berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini
menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita
8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata
yang lebih tinggi
Cara umum memperoleh status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu
melalui askripsi dan melalui prestasi
Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan gelar
kebangsawanan
Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara khusus untuk menaikan status :
Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai
kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut
untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan
dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus.
Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak
ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan
mendapat sebutan “kang” di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan
dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti “Raden”
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya
yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal
mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke
atas.
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik
apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana
seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan
organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya
akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal,
di antara nya:
1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status
yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain
sebagai berikut.
Dampak Positif :
1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain
menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status
yang lebih tinggi.
2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih
mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang
mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi
jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan
dalam bidang pendidikan.
3. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan
integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di
anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
Dampak Negatif :
1. Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu
sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam
lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa
memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara
kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial
yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu
terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang
terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain
dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
2. Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam
kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik
vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan
mampu menjalankan fungsi-fungsinya
3. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang,
antara lain sebagai berikut. :
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak
dapat mencapainya.
KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
1. Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih
manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang
dapat dipahami oleh para anggotanya/orang lain secara keseluruhan.
Menurut Goodman
Kelompok sosial adalah dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan
identitas dan berinteraksi satu sama lain secara terstruktur untuk
mencapai tujuan bersama.
Proses terbentuknya kelompok sosial
Ada dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga ia terdorong untuk
hidup berkelompok yaitu :
- Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota
yang lain.
- Kedekatan
- Kesamaan
- Ikatan emosional
2. Masyarakat Multikultural
Pengertian Masyarakat Multikultural
2. Kondisi geografis.
- Kronisme:memprioritaskan teman.
ads
Sumber dari budaya lokal tersebut biasanya berasal dari nilai-nilai agama, kebiasaan dan petuah pendahulunya
(nenek moyang) ataupun adat istiadat.
Mengartikan atau mengurai konsep kebudayaan memang tidak pernah menjadi sederhana karena banyak sekali
faktor yang membangunnya. Banyak para ahli yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian
budaya lokal ini.
Nah pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai pengertian budaya lokan dan contohnya agar kita dapat
mengerti dan paham mengenai dasar dari budaya lokal. Yuk, simak artikel di bawah ini!
1. W Ajawaila mengatakan bahwa budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal.
2. Lehman, Himstreet dan Batty mengemukakan bahwa budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup
yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat saja sangatlah banyak dan variatif,
termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
3. Mitchel mengatakan bahwa budaya adalah seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan,
moral hukum dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat yang menentukan
bagaimana seoseroang bertindaj, berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.
4. Irwan Abdullah menerangkan bahwa kebudayaan kebudayaan akan selalu terikat dan berhubungan dengan hal-
hal fisik seperti geografis. Contohnya saja budaya jawa pasti dan sudah pasti berkembang di Pulau jawa. Maka
dari itu ia menyebutkan bahwa geografis merupakan sebuah landasan dalam menentukan atau mendefinisikan
budaya lokal.
5. Geertz dalam bukunya Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia juga menyebutkan bahwa perbedaan iklim
dan kondisi geografis merupakan hal yang mempengaruhi kemajemukan budaya lokal di Indonesia.
6. Murphy dan Hildebrand mengatakan bahwa budaya lokal dapat diartikan sebagai karakteristik perilaku dalam
suatu kelompok.
7. Bovee dan Thill mendefinisikan budaya lokal sebagai suatu sistem untuk berbagai simbol-simbol, kepercayaan,
sikap, nilai-nilai, harapan dan norma-norma untuk berprilaku.
Dari penuturan para tokoh dan pakar budaya di atas dapat disimpulkan bahwa memang budaya lokal akan
selalu terikat dengan letak geografis termasuk iklimnya, kepecayaan ataupun norma-norma di sekitar.
Komunikasi verbal dan non-verbal juga termasuk ke dalam budaya lokal karena Indonesia terdiri dari lebih dari
300 suku bangsan dan berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda. Yang berarti setiap daerah memiliki bahasa
yang berbeda dengan karakteristik kebudayaannya masing-masing. Hal tersebut menjadi unik dan menjadi ciri
khas (budaya) lokal suatu daerah.
Sponsors Link
Tetapi penjelasan di bawah ini akan mengklasifikan contoh-contoh dari budaya lokal yang ada berdasarkan
beberapa hal mendasar seperti wilayah ataupun tipe masyarakatnya.
Indonesia terdiri dari 34 Provinsi dengan jumlah pulau mencapai 16.056 Pulau. Jumlah suku bangsa yang ada
di negara kepulauan ini bahkan berada di atas angka 300 dan berbicara dalam 250 bahasa. Maka dari itu
Koentjaraningrat mengajukan istilah wilayah kebudayaan yang mengkasifikasi budaya berdasarkan daerah di
Indonesia. Terdapat 18 Wilayah diantaranya :
ads
1. Aceh
2. (Gayo, Alas dan Batak) dan (Nias dan Batu)
3. (Minangkabau) dan (Mentawai)
4. (Sumatera Selatan) dan (Enggano)
5. Melayu
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan
8. (Minahasa) dan (Sangir Talaud)
9. Toraja
10. Sulawesi Selatan
11. Ternate
12. (Ambon) & (Kepulauan Barat Daya)
13. Irian
14. Timor
15. Bali dan Lombok
16. Jawa Tengah dan Jawa Timur
17. Surakarta dan Yogyakarta
18. Jawa Barat
Selain itu Koentjaraningrat menyebutkan budaya lokal berdasarkan daerahnya yang berpengaruh pada tipe
masyarakat lokal daerah tersebut. Diantaranya Tipe Masyarakat :
Sedangkan secara spesifik, budaya lokal di Indonesia yang terdapat di setiap daerah dapat berupa :
1. Seni Budaya
Adalah sebuah keahlian untuk mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan
kemampuan dan imajinasi pandangan mengeani benda, suasana atau karya sehigga mampu menimbulkan rasa
indah yang menciptakan peradaban yang lebih modern. Contoh seni budaya Indonesia yang ada saat ini
jumlahnya sangat melimpah sebut saja Rapai Daboh (Aceh), Makan Bajamba (Minangkabau), Rudat Banten
(Banten) atau kebudayaan lainnya seperti kebudayaan suku baduy, kebudayaan suku toraja, kebudayaan suku
jawa, kebudayaan suku sunda atau kebudayaan Nusa Tenggara Timur.
2. Seni rupa
Merupakan sebuah seni yang menghasilkan karya yang penuh dengan nilai kreatifitas , nilai estetika dan nilai
kebanggaan yang bisa dilihat oleh mata, diraba dengan tangan dan dirasakan dengan hati, perasaan dan
pikiran. Seni rupa sendiri digolongkan menjadi seni rupa 3 dimensi dan seni rupa 2 dimensi. Dimana kedua
golongan tersebut diturunkan kembali menjadi seni rupa murni dan seni rupa terapan. Contoh seni rupa yang
ada di Indonesia sangat banyak, contohnya : seni patung, kaligrafi, seni lukis, seni kriya dan masih
banyak cabang seni rupa lainnya.
Adalah Ungkapan perasaan jiwa untuk mengutarakan tujuan tertentu yang dikemas apik lewat gerak tubuh yang
menjadi satu kesatuan penuh pesona bersama irama yang mengiringinya. Contoh seni tari yang ada di
Indonesia diantaranya : Tari Bedha Ketawang, Tari Ronggeng, Tari Kecak, Tari Lilin, dll.
4. Hukum Adat
Yaitu sebuah sistem hukum yang digunakan oleh sekelompok masyakarakat pada daerah tertentu. Hukum Adat
ini biasanya cenderung asli hasil daripada buah pemikiran dan respon atas prilaku masyarakatnya.
Sponsors Link
PENGARUH DAN DAMPAK
MASUKNYA BUDAYA ASING
DI INDONESIA
October 14, 2013 — 1 Comment
Indonesia memiliki letak yang sangat strategis dan tanah yang subur dengan kekayaan alam
yang melimpah ruah. Pengalaman masa lampau menempatkan Indonesia sebagai wilayah
yang sibuk dan menjadikannya salah satu urat nadi perekonomian yang ada di Asia
Tenggara dan dunia. Hal ini menyebabkan banyak penduduk dari negara lain datang ke
Indonesia. Menurut Anthony Reid, Negara Indonesia merupakan negara di bawah angin,
karena pentingnya posisi Indonesia di mata dunia. Keadaan geografis yang strategis inilah
yang menyebabkan arus budaya asing bebas masuk ke Indonesia. Hampir semua budaya
dan etnis mulai dari Asia sampai Eropa ada di Indonesia. Budaya yang masuk itu
memperkaya sekaligus mempengaruhi perkembangan budaya lokal yang sudah ada secara
turun-temurun.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dan
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Indonesia merupakan negara di bagian timur yang menganut kebudayaan timur yang pada
intinya banyak bersumber dari agama. Artinya kepribadian orang timur terletak pada
hatinya. Dengan hatinya mereka menyatukan akal budi, intuisi, intelegansi dan perasaan.
Pemikiran timur lebih menekankan unsur terdalam dalam jiwa. Macam-macam kebudayaan
yang memiliki nilai timur lebih menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana, tidak
mementingkan dunia.
Indonesia sebagai bagian dari wilayah timur yang menganut kebudayaan timur, harus
mementingkan kerohanian, perasaan, gotong-royong dan menjaga keharmonisan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.
Itulah sebabnya macam-macam kebudayaan yang dimiliki indonesi memiliki kriteria yang
sama dengan nilai-nilai budaya timur.
Permasalahannya yang kemudian muncul adalah pengaruh budaya barat yang mulai
mengena. Perkembangan pesat era globalisasi saat ini, semakin menekan proses akulturasi
budaya, terutama pengaruh budaya barat. Berbagai informasi melalui media cetak dan
elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan
tentang budaya lain. Namun, perkembangan yang dihadirkan bersamaan dengan pengaruh
budaya barat menyebabkan efek, baik positif maupun negatif. Tetapi semua itu tergantung
dari cara berfikir individu menyikapi masuknya budaya barat ke negeri ini. Unsur budaya
barat hendaknya diserap secara selektif dan hati-hati. Kemajuan orang barat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi patut kita tiru.Karena negara-negara barat mayoritas memiliki
IPTEK yang lebih maju jika dibandingkan dengan Indonesia. Seperti halnya dibidang
pendidikan, ekonomi dan industri. Begitu pula dengan budaya semangat kerjanya dan
berprestasinya yang perlu ditiru. Tetapi tidak semua budaya barat pantas dan layak
diterapkan di Indonesia. Seperti contohnya gaya hidup mewah dan cara berpakaian. Jika
budaya yang melanggar norma di negeri ini diimitasi tentu saja sangat tidak cocok dan
bahkan wajib untuk ditolak. Orang-orang di negara barat telah terbiasa dengan gaya hidup
mewah. Mereka sering menghabiskan uang bahkan untuk hal yang tidak penting sekaligus
jika dilihat dari kacamata orang timur. Misalnya mengoleksi barang-barang mewah seperti
contohnya yang dilakukan oleh para artis hollywood, traveling dan membeli barang-barang
bermerek. Dampak yang lebih memprihatinkan lagi adalah cara berpakaian. Cara
berpakaian orang barat jika dibandingkan dengan orang timur sangat berbeda. Orang barat
cenderung berpakaian lebih minim dan kurang sopan jika dibandingkan dengan orang
timur. Kini dampaknya banyak remaja sekarang yang bergaya dan berpakaian seperti orang
barat.
Selain budaya barat, kini yang sedang hangat-hangatnya dan populer dikalangan
masyarakat adalah budaya yang berasal dari Korea yang disebut dengan budaya korean Pop
atau yang biasa disebut dengan budaya K-POP. K-POP seolah-olah telah menghipnotis
remaja dunia bahkan di Indonesia. Banyak remaja di Indonesia yang begitu gandrung
dengan budaya ini. Cara berpakaian, style, gaya rambut, musik bahkan Industri musik di
Indonesiapun juga ikut terpengaruhi dengan adanya boyband yang mendadak muncul. Para
remaja mulai meniru gaya ala idola mereka, bahkan tidak sedikit dari mereka yang justru
tertarik dengan budaya yang berasal dari Korea ini. Inilah yang menimbulkan kekhawatiran,
begitu mudahnya masyarakat Indonesia menerima budaya Asing yang justru bisa
menggeser kebudayaan asli Indonesia.
1) Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di
Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan
bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan
kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2) Dampak Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya
sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi,
kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a). Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si
kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan.
Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi dan menimbulkan kecemburuan
masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam massyarakat. Kesenjangan
sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal- hal berikut ini:
• Lahirnya kelompok kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak
berkeliaran di jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen
tersebut sering menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar disamping
itu juga terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya
dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas
d) Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda
(sekelompok remaja). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat,
penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang.
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan
internal.
1. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu
sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah
pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya
pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga
menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari
lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah,
pergaulan, dan media massa. Seseorangyang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis
cenderung akan memepnyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan
nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang
tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat
pertengkaran orang tuanya.
Hubungan antar-Budaya
Hubungan antar Budaya adalah Peristiwa yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi antar budaya local, contohnya : antar Budaya Jawa-sunda, Sunda-
minang.
1) Manusia mahluk yang Berbudaya karena memiliki akal, nurani dan Kehendak.
2) Kebudayaan itu berasal dari bahasa sansekerta yang berartikan Budi dan Akal.
3) Manusia dan kebudayaan merupakan dwi tunggal karena keduanya tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain, dimana ada sekelompok manusia/suatu organisasi
maka di suatu organisasi/kelompok tersebut akan menghasikan kebudayaan masing-
masing.
4) Kebudayaan sangat berguna bagi masyarakat atau manusia untuk melindungi diri
terhadap alam mengatur hubungan antara manusia dan sebagai wadah segenap perasaan
manusia.
5) Kebudayaan yang hidup dan berkembang pada suatu suku bangsa di setiap daerah
disebut dengan KEEBUDAYAAN LOKAL.
6) Hubungan antar budaya dapat terjadi melalui : difusi dan akulturasi (percampuran
antara 2 budaya atau lebih yang dapat menghasilkan budaya yg baru dan tanpa
meninggalkan budaya yang lama atau sebelumnya).
7) Unsur-unsur pokok atau inti inti suatu kebudayaan dapat dijumpai pada setiap
kebudayaan di dunia maka itu dapat disebut dengan kebudayaan universal (cultural
universal).
HOME
EKONOMI
BUDAYA
GEOGRAFI
KIMIA
SEJARAH
FISIKA
Home
a. Difusi (Penyebaran)
b) penyebarannya;
1. Symbiotic adalah pertemuan antar individu dari satu masyarakat dan individu-
individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing.
Contohnya proses barter yang terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan
orang suku pedalaman Togo di Afrika.
2. Penetration pasifique adalah masuknya kebudayaan asing dengan cara damai
dan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Misalnya, masuknya para pedagang
dari Gujarat, Persia dan Arab yang berniat berdagang, tetapi tanpa disadari
menyebarkan agama Islam.
3. Penetration violente adalah masuknya kebudayaan asing dengan cara paksa.
Misalnya, kewajiban melakukan seikirei pada masa penjajahan Jepang di Asia.
Peristiwa yang terjadi pada belahan bumi yang lain dapat disaksikan dan
didengarkan pada waktu yang bersamaan, meski orang berada di wilayah yang
sangat jauh dari tempat berlangsungnya kejadian tersebut. Peristiwa peperangan di
negara-negara Balkan atau bencana kelaparan yang terjadi di Afrika dengan mudah
dan cepat dapat segera diketahui dalam hitungan detik, bahkan secara langsung
dapat diketahui saat itu juga. Arus globalisasi informasi semakin mempermudah
proses difusi kebudayaan, setelah teknologi internet semakin berkembang sehingga
pembauran kebudayaan asing tidak bisa dihindarkan. Hal ini juga berarti semakin
mempermudah terjadinya proses pembauran atau per campuran pada suatu bangsa.
Referensi Antropologi :
b. Akulturasi (Percampuran)
Gambar 1. Traktor pembajak sawah merupakan salah satu contoh budaya asing yang masuk ke kebudayaan
daerah, walaupun awalnya sulit untuk diterima. (miftah/bisnis-jabar.com)
a) Substitusi
Unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan
nilai lebih bagi para penggunanya. Contohnya, para petani mengganti alat
pembajak sawah oleh mesin pembajak seperti traktor.
b) Sinkretisme
c) Penambahan (Addition)
Unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur baru sehingga
memberikan nilai lebih. Contohnya, di Kota Yogyakarta, penggunaan
kendaraan bermotor melengkapi sarana transportasi tradisional, seperti
becak dan andong.
d) Penggantian (Deculturation)
Unsur budaya lama hilang karena diganti oleh unsur baru. Contohnya,
delman atau andong diganti oleh angkot atau angkutan bermotor.
e) Originasi
Gambar 2. Perilaku masyarakat cenderung berubah dengan diterimanya pengaruh media elektronik,
seperti televisi. (Metri Novarinda Asmar/fema.ipb.ac.id)
f) Penolakan (Rejection)
c. Pembauran (Asimilasi)
e) Adanya in-group yang kuat. In-group feeling, artinya suatu perasaan yang
kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan
kelompok yang bersangkutan. Misalnya, golongan minoritas Arab dan
Tionghoa di Indonesia yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang
tajam dengan orang Indonesia asli. Pelaksanaan pergantian nama orang
Tionghoa dengan nama Indonesia tidak banyak membawa hasil untuk
mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Indonesia jika in-group
feeling tidak diatasi lebih dulu.
d. Gegar Budaya
Gegar budaya merupakan padanan kata dari istilah dalam bahasa Inggris
culture shock. Gegar budaya, yaitu adanya ketidaksiapan menerima
budaya yang baru pada kehidupan. Ada sebuah paradigma yang
berkembang bahwa segala yang datang dari Barat itu unggul dan lebih
baik, padahal belum tentu. Bisa saja yang datang dari Barat itu
mengandung nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya Timur. Nilai-nilai
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Sifat individualisme adalah sifat mementingkan diri sendiri. Hal ini sangat
bertentangan dengan budaya Indonesia yang lebih mengutamakan
kebersamaan. Sifat individualisme mengingkari kodrat manusia sebagai
makhluk sosial.
2. Hedonisme adalah gemar hura-hura. Kehidupan hanya digambarkan sebagai
kesenangan belaka dan tidak ada kerja keras.
3. Sekularisme adalah sikap yang memisahkan antara agama dan urusan dunia.
Agama hanya dipandang sebagai proses ritual yang kadang-kadang
bertentangan dengan kesenangan dunia.
4. Konsumerisme adalah sifat menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang
tidak perlu. Barang lebih ditentukan oleh gayanya bukan fungsinya.
Sifat-sifat tersebut sudah berkembang dengan bebasnya di Indonesia. Hal ini akibat
dari masuknya budaya asing yang begitu bebas dan pemerintah serta masyarakat
tidak melakukan penyaringan terhadap budaya asing tersebut.
Referensi :
KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
Posted by PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN on Jumat, 19 Agustus 2016
1. Keadaan geografis
Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah,
serta perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan
mengakibatkan perbedaan pada masyarakat. Ada komunitas
masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan
kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan
perkebunan, dan lainnya.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong
dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan
identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam
penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat
istiadat.
1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku
Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima
3. Kasodo (Tengger).
4. Riau Soleram
18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De
Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo
Mama, Huhatee
1. Banten: Debus
7. Riau: Makyong
8. Kalimantan: Mamanda
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan. Identitas seringkali dikuatkan kesatuan
bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang
ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan
itu sendiri. Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di
Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.
Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau
agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini
terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri dalam negeri
pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang
hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat
Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman
Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-
undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi
Manusia.
1. Agama Islam
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha,
Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah,
Kenaikan Isa Almasih
3. Agama Katolik
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah,
Kenaikan Isa Almasih
4. Agama Hindu
Nama Pembawa : –
5. Agama Buddha
6. Agama Kong Hu Cu
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus
memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan
tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan
rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga
yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong akan dapat
memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa
Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman
suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.
6. Lagu-lagu perjuangan
2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
= Baca Juga =