Tindakan sosial adalah suatu perbuatan atau perilaku manusia untuk mencapai tujuan subjekif
dirinya.
Misalnya: sejak kecil manusia sudah melakukan suatu tindakan sosial, antara lain yaitu membagi
makanan dengan temannya, dan memberi sesuatu kepada pengemis. Tindakan sosial manusia
didapat melalui suatu proses belajar dan proses pengalaman dari orang lain. Bila tindakan sosial
itu dianggap baik, maka manusia akan melakukan suatu tindakan yang sama. Bila tindakan sosial
itu baik dan bermanfaat bagi orang lain, makin lama tindakan sosial tersebut bisa dianggap
sebagai suatu kebisaaan yang harus dilakukan oleh seluruh anggota kelompok sosial.
1. Tindakan Rasional
Tindakan ini disebut juga tindakan instrumental bertujuan. Kata ”rasional” mengandung makna
implisit logis dan instrumental untuk mencapai tujuan. Artinya tindakan sosial dilakukan dengan
pertimbangan untuk mencapai tujuan yang sudah dipikirkan sebelumnya.
3. Tindakan Afektif
Tipe tindakan ini didasarkan atas keterlekatan emosional. Emosional di sini harus ditegaskan
berbeda dengan rasional. Pertimbangan emosional meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
perasaan, seperti; marah, sedih, cinta, empati, simpati, kasihan, bahagia, dan sebagainya. Perlu
digarisbawahi bahwa aspek emosional yang muncul merupakan reaksi spontan atas apa yang
dialaminya. Di sini jelas perbedaannya, apabila rasional melibatkan pertimbangan mendalam,
emosional cenderung lebih spontan.
4. Tindakan Tradisional
Tipe tindakan ini menggunakan tradisi, custom, adat atau kebiasaan masyarakat sebagai
pertimbangannya. Biasanya tindakan tradisional dilakukan tanpa perencanaan. Tujuan dan cara
melakukannya berbentuk repetitif atau mengulang apa yang biasanya dilakukan.
Keempat tipe tindakan tersebut berguna untuk menganalisis makna simbolis dari tindakan yang
dilakukan individu. Makna simbolis dapat diidentifikasi dengan cara melakukan interpretasi dan
mengklasifikasi tipe tindakan sosial apa yang dilakukan oleh individu. Tipe tindakan di atas
merupakan salah satu kontribusi penting Max Weber dalam disiplin sosiologi. Memahami teori
tindakan sosial adalah memahami masyarakat secara interpretatif. Di sinilah sosiologi bisa
memberi penjelasan kausal mengenai fenomena sosial. Menurut Weber:
”Sosiologi… adalah ilmu yang menawarkan pemahaman interpretatif terhadap tindakan sosial
yang dengannya dapat menyediakan penjelasan sebab-akibat dari fenomena sosial. Kita harus
menyebut perilaku sebagai ”tindakan” sejauh itu berkaitan dengan makna subjektif yang berikan
individu, baik yang dilakuan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Tindakan adalah
”sosial” sejauh makna subjektifnya melibatkan perilaku dengan yang lain dan oleh karenanya,
diorientasikan untuk tindakan tersebut”.
B. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua orang atau
lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Sosial
yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti halnya manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan orang lain.
Singkatnya Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok
untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pola Interaksi Sosial Interaksi sosial yang terjadi antara individu maupun kelompok yang bersifat
dinamis dan mempunyai pola tertentu, sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara
pengulangan hingga berjangka panjang maka akan bertahan terwujudnya hubungan sosial yang
baik. Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berdasarkan kedudukan sosial (status) dan peranannya.
Kegiatan yang terus berlanjut hingga menemukan titik tujuan untuk menghasilkan suatu
hal yang terbaik dan terus mengembangkan pemikiran atau ide.
Interaksi sosial dapat terjadi pada siapapun tidak mengenal waktu, tempat dan keadaan
biasanya akan terlibat sebagaimana pola pikir masyarakat akan terbentuk.
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah interaksi sosial yang positif, untuk mengarah kebaikan
akan kerjasama dan menciptakan sesuatu antara seseorang dengan yang lain untuk mencapai
tujuan yang positif. Namun, interaksi sosial asosiatif ini terbagi lagi menjadi empat, yaitu:
1. Kerjasama
Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh sekelompok individu atau saling membantu yang bertujuan
mewujudkan kegiatan yang positif. Dalam kehidupan selalu memerlukan bantuan orang lain
namun tetap dalam batas yang wajar. Contohnya, seperti gotong royong antar tetangga.
Akomodasi
Akomodasi merupakan penyesuaian diri seseorang bahkan kelompok manusia yang sebelumnya
saling bertentangan, supaya mengatasi ketegangan dengan antara pihak yang bertentangan
dibutuhkanlah akomodasi. Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial yang
akan berkaitan dengan norma dan nilai-nilai dalam lingkup masyarakat. Namun akomodasi ini
terbagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
Ajudikasi
Ajudikasi merupakan proses cara penyelesain konflik sosial yang juga dikenal dengan
akomodasi. Perselisihan ini terjadi karena interaksi sosial antar individu atau suatu kelompok
dengan kelompok lainnya dengan berbagai macam cara. Contoh: Dalam kasus perceraian, kasus
korupsi, kasus penipuan, kasus pencemaran nama baik, kasus pembunuhan bahkan kasus
pelanggaran hak cipta.
Arbitrase
Upaya untuk menyelesaikan konflik dengan pihak ketiga sebagai keputusan yang mengikat tidak
bisa diganggu gugat oleh kedua pihak yang berselisih. Contoh: Seorang guru BK memberi
hukuman kepada kedua murid yang bertengkar karena kalah pertandingan sepak bola.
Kompromi
Kompromi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kesepakatan di antara dua pihak yang
berbeda pendapat atau berselisih paham, tujuannya untuk menyelesaikan perselisihan .
Konsiliasi
Suatu upaya dalam menyelesaikan sengketa atau perselisihan dari pihak-pihak dengan melibatkan
pihak netral yang dinamakan konsiliator yang mencari titik tengah (penyelesaian atau
persetujuan) yang mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berselisih.
Mediasi
Mediasi merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang
netral, hampir serupa seperti arbitrase namun hanya sebagai penengah (mediator). Contoh:
Pertikaian GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di mediator oleh Swedia pada tanggal 15 Agustus
2005.
Stalemate
Stalemate merupakan ketika dua pihak saling memiliki konflik yang bertentangan namun konflik
tersebut berhenti karena menghadapi suatu peristiwa sehingga keduanya saling berhenti untuk
menyerang. Contoh: Berakhirnya perang dingin antara Blok Barat yang dipimpin Amerika dan
Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet pada saat di era 1990-an.
Toleransi, Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam
bermasyarakat baik individu maupun berkelompok. Dalam hal ini seperti saling tolong
menolong antar sesama tanpa memandang suku, agama, ras maupun antar golongan.
Akulturasi, Akulturasi adalah penerimaan segala unsur–unsur baru dimasa kini menjadi
suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas / hal yang berkaitan dengan unsur
lama.
Asimilasi, Asimilasi merupakan percampuran suatu budaya dengan menghilangkan ciri
khas kebudayaan aslinya lalu membentuk kebudayaan baru dan menerapkan dalam
keseharian. Contohnya:
Asimilasi Ras Mongoloid dan Ras Negroid di Benua Asia membentuk ras baru.
Pernikahan beda ras dan etnis
Corak rumah di sebagian kota mengkombinasikan dengan corak khas modern
seperti arsitektur Eropa
INTERAKSI SOSIAL NEGATIF
Disosiatif merupakan Interaksi sosial yang mengarah kepada konflik serta perpecahan dalam
individu maupun kelompok, biasanya Disosiatif akan mengarah ke hal negatif. Seperti:
1. Persaingan
Pasti sudah tak asing dengan kata ‘Kompetisi’. Kompetisi merupakan interaksi sosial untuk saling
bersaing secara individu maupun kelompok biasanya akan mencari keuntungan di bidang-bidang
tertentu tanpa menggunakan ancaman kekerasan. Contohnya: Pertandingan Bulu tangkis Olympic
2020 Anthony Ginting melawan antonsen anders.
Kontravensi
Kontravensi adalah upaya seseorang untuk menentang suatu perkara secara tersembunyi supaya
tidak terjadi perselisihan. Adapun biasanya seseorang akan bersikap ragu, tidak pasti,
penyangkalan bahkan penolakan dengan tidak mengungkap secara terbuka. Ini disebabkan karena
perbedaan pendirian di kalangan-kalangan tertentu. Contohnya: Membocorkan rahasia teman
pada orang lain. Adapun perbuatan dalam bentuk kontravensi taktis, contohnya: Membuat
tuduhan tiba-tiba tanpa alasan, menipu seseorang dengan berbagai alasan dan lain sebagainya.
Pertentangan
Konflik adalah sebuah pertentangan atau bisa lanjutan dari kontravensi yang sifatnya terbuka
yang biasanya akan menyebabkan pertikaian. Penyebabnya adanya perbedaan argumentasi yang
membuat rasa marah hingga benci dan dapat menimbulkan untuk saling menyerang bahkan
melukai seseorang bahkan kelompok.