Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANTROPOLOGI KESEHATAN

“NORMA YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

DEYSI PRATIWI BAKARY


NURINDA I. DUNGGIO
NURNAZLIA HAMZAH
CINDRA DEWI HULU
PUTRI WULANDARI SULKIFLI
ELMIRA FARHANA POLAPA
SAGITARIA ALI
PUTRI AINUN OINTU

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

TAHUN AJARAN

2016/2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk yang tak berdaya karena dilengkapi dengan naluri yang
relatif tidak lengkap. Oleh sebab itu manusia kemudian mengembangkan kebudayaan untuk
mengisi kekosongan yang tidak diisi oleh naluri. Pengembangan kebudayaan ini dilakukan
dengan proses interaksi sosial. Menurut Cooley konsep diri seseorang untuk berekambang ialah
melalui interaksi dengan orang lain.
Dalam interaksi di jumpai beberapa aturan tertentu dalam hal penggunaan ruang. Didalam
masyarakat pasti memiliki pedoman prilaku anggota- anggota masyarakat agar kehidupan sosial
menjadi tertib. Akan tetapi untuk mencapai kehidupan yang tertib atas dasar nilai-nilai dan
norma-norma sosial ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Ada sebagian anggota
masyarakat yang berprilaku tidak sejalan dengan nilai-nilai dan norma sosial. Untuk itulah
diperlukan proses pengenalan tatanan nilai-nilai dan norma sosial tersebut. Proses sosialisasi
akan mempermudah untuk mengenal norma- norma sosial. Karena Interaksi sosial merupakan
kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan
bersama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Sosial Dan Interakasi Sosial


1. Pengertian Sosialisasi
Patter Barger mendefinisikan sosialisasi sebagai proses melalui mana seorang anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Berger Sosialisasi
mengajarkan peran-peran. Salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi adalah teori
George Herbert Mesd dalam teorinya menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia.1
v Pengertian Sosialisasi Menurut Para Ahli2 :
Ø Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses yang membantu individu individu
belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat
berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Ø Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi sebagai prose- proses manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyarakat, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar
berfungsi dengan baik sebagi individu maupun sebagai anggota kelompok suatu masyarakat.
Ø M. Sitorus, Sosialisasi merupakan proses dimana seseorang mempelajari pola-pola hidup dalam
masyarakat sesuai dengan nila-nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang
sebagai anggota masyarakat dan sebagi individu (pribadi).
Dari defini di atas dapat di jabarkan bahwa Sosialisasi di tempuh oleh seorang individu
melalui proses belajar untuk memahamai, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan tidakan
sosial yang sesuai dengan pola prilaku masyarakatnya. sosialisasi di tempuh seorang individu
secara bertahap dan berkesinambungan sejak ia lahir hingga akhir hayatnya. Soerjono Soekanto

3
Melalui sosialisasi seseorang dapat membentuk sikap dan prilaku yang sesuai dengan orang-
orang di dalam kelompoknya.
Sosialisasi merupakan suatau proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam
kaitan ini para ahli membicarakan bentuk-bentuk proses sosialisasi yang dapat di bagi menjadi
proses sosialisasi primer dan proses sosialisasi sekunder. Beger dan Luckman mendefinisikan
sosialisasi primer adalah sosialisasi yang dijalanin individu semasa kecil, melalui mana ia
manjadi anggota masayarakat. Dan sosialisasi sekunder proses berikutnya yang
memperkenalakan individu yang telah di sosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif
masyarakat.
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat jika individu dan kelompok sosial
saling bertemu dan menetukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang
terjadi apabila ada perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.
Proses sosial dapat di artikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama atau didalam kehidupan sosial, misalnya saling mempengaruhi antara sosial dan politik,
politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
Para ahli sosiologi lebih sering mengunakan istilah interaksi sosial yang jika di rumuskan
interaksi merupakan gambaran “ aksi seseorang atau kelompok orang” yang mendapat “reaksi
seseorang atau kelompok orang lain”. Aksi dan reaksi tersebut di sederhanakan dalam satu
konsep yang di sebut interaksi sosial atau lebih tepatnya di sebut “antar-aksi”.
Jika dirumuskan proses sosial dapat di gambarkan dalam pola berikut ini :

RESPONS + TINDAKAN + RESPON =PRODUK TINDAKAN

Interaksi sosial merupakan hubungan antar manusia yang sifat dari hubungan tersebut
adalah dinamis artinya hubungan tersebut tidak statis, selalu mengalami dinamika. Kemungkinan
yang muncul ketika satu manusia berhubungan dengan manusia lainnya adalah:
Ø Hubungan antar individu satu dengan individu lainnya,
Ø Individu dan kelompok atau
Ø Kelompok dan kelompok. 5

4
Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih bertemu, kemudia ia saling menegur sapa,
berjabat tangan, saling berbicara, bahkan sampai terjadi perkelahian, pertengkaran dan
sebaginya. Dari peristiwa tersebut terdapat pihak memberikan aksi dan pihak lainnya
memebrikan respon (reaksi) terhadap aksi tersebut, maka dari sinilah kegiatan antar aksi dan
reaksi dimulai. Kegiatan ini di sebut interaksi. Dengan demikian, bentuk umum proses sosial
adalah interaksi sosial (yang juga dinamakan sebagai proses sosial) karena interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan kegiatan manusia dengan manusia, bukan manusia dengan benda
mati, binatang atau tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian selama aksi dan reaksi tersebut tidak
terjadi antara manusia dan manusia, maka aktivitas tersebut bukan interaksi sosial. Seorang
memukul bangku atau merobohkan pagar di gedung DPR pada saat sedang melakukan aksi
demonstrasi, bukan interaksi sosial.6 Maka indikator atau tolak ukur dari interaksi sosial adalah
adanya aksi dan reaksi walaupun kedua orang yang bertemu tersebut tidak saling berbicara, tidak
saling menegur, atau tidak berjabat tangan. Dengan tolak ukur tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadinya interaksi sosial adalah adanya kesadaran.
2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan interaksi sosial jika
memiliki ciri-ciri hubungan sebagai berikut :
Ø Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih
Ø Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang
Ø Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
Ø Adanya tujuan yang hendak dicapai.

3. Agen-Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melalukan proses sosialisasi. Fuller dan Jacobs
mengidentifikasikan emapat agen sosialisasi utama yaitu:
A. Keluarga
Pada awal kehidupan manusia, biasyanaya agen sosialisasi terdiri atas orang tua dan
saudara kandung. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas, agen sosialisasi bisa
berjumlah lebih banyak dapat mencakup pula nenek, kakek, paman, bibi dan sebagainya.

5
Gertrue Jaeger mengemukakan bahwa peran agen sosialisasi pada tahap awal ini terutama
orang tua sangat penting. Arti penting angen sosialisasi pertama terletak pada pentingnya
kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Untuk dapat berinteraksi dengan significant others
pada tahap ini seorang bayi belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Ia mulai
berkomunikasi bukan saja melalui pendengaran dan penglihatan tetapi juga melalui panca indra
lain, terutama sentuhan fisik.

B. Taman Beramain
Setelah mulai berpergian, seorang anak kan memperoleh agen sosialisasi lain yaitu teman
bermain baik yang terdiri atas kerabat maupun tetangga dan teman sekolah. Disi seorang anak
mempelajari berbagai kemampuan baru. Pada tahap ini seorang memasuki game stage dimana
mempelajari aturan yang mengatur peran orang yan keduannya sederajat. Dalam kelompok
bermailah seorang anak mempelajari nilai-nilai keadilan.
C. Sekolah
Pendidikan formal mempersiapkan untuk penguasaan peran-peran baru yang di butuhkan
di kemudian hari, di kalah seseorang tidak tergantung lagi dengan orang tuannya. Robert
Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah di samping membaca,
menulis dan berhitung adnya aturan mengenai kemandirian, prestasi, kebersamaan dan
spesifisitas
Dari pendapat Dreeben kita dapat melihat bahwa sekolah merupakan suatu jentang
peralihan antara keluarga dan masysrakat. Sekolah memperkenalkan aturan baru yang di
perlukan bagi masyarakat, dan aturan baru tersebut sering berbeda bahkan dapat bertentangan
dengan aturan yang di pelajari selama sosialisasi di rumah.
D. Media Masa
Media masa terdiri atas media cetak seperti surat kabar, majalah dan lain-lain sedangkan
media elektronik seperti Televisi, Filem, Radio, Internet dan lainya. Media masa merupakan
bentuk komunikasi yang dapat menjangkau sejumlah orang banyak. Media masa
diidentifikasikan sebagi suatu agen sosial yang berpengaruh pula terhadap prilaku khalayaknya.
Peningkatan teknologi juga meningkatkan kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penerapan
masyarakat.

6
4. Tujuan Dari Interaksi Sosial
Ø Terciptanya hubungan yang harmonis
Ø Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
Ø Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)

5. Faktor-Faktor Yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial


Ø Faktor Internal

1) Dorongan untuk meneruskan keturunan


2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi

Ø Faktor Eksternal
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di
lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat. Imitasi banyak dipengaruhi oleh tingkat
jangkaun inderanya yaitu sebatas yang dilihat di dengar dan di rasakan.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu
lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan
rasional. Sugesti dapat dirumuskan sebagai proses di mana seseorang menerima suatu cara
penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik)
dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian
proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan yang sangat mendalam.
4) Faktor Simpati
Simpati adalah faktor tertariknya seseorang atau kelompok orang terhadap orang atau
kelompok orang lainnya. Proses simpati dimana kejiwaan seorang individu merasa tertarik

7
kepada seseorang atau kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau
perbuatannya yang sedemikian rupa.8
5) Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu
lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan
secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang
yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari seorang ayah
kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.
6) Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja.
Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
6. Jenis-Jenis Proses Sosial
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jagnka waktu,
sedemikian rupa hingga menunjukan pola-pola pengulangan hubungan prilaku dalam kehidupan
masyarakat. Secara garis besar, proses sosial bisa dibedakan kedalam dua jenis, yaitu proses
sosial asosiatif dan proses sosial yang disosiatif.
Ø Proses Sosial Asosiatif
Proses sosial dapat di sebut asosiatif apabila proses itu mengindikasikan adanya “gerakan
pendekatan atau penyatuhan” berikut akan di bahas empat bentuk khusu proses sosial asosiatif,
yaitu:
1). Kooperasi
Kooperasi merupakan perwujudan minat dan perhatian orang untuk berkerja bersama-
sama dalam suatu kesepahaman, walauapun motifnya sering dan bisa tertuju kepada kepentingan
diri sendiri. Pada dasarnya proses yang namanya kooperasi suadah di perkenalkan kepada anak
manusia sejak kecil walaupun bentuk-bentuk kooperasi itu masih sederhana. Dalam
kenyataannya, realisasi kooperasi itu di usahakan melaui berbagai macam usaha. Setidaknya ada
empat macam bentuk usaha kooperasi yang dapat di sebutkan disini adalah:
1. Tawar menawar, yang merupakan bagian dari proses mencapai kesepakatan untuk pertukan
barang atau jasa
2. Kooptasi, yaitu usaha ke arah kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan
yang akan di tunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi atau kelompok

8
3. Koalisi, yaitu usaha dua organisasi atau lebih yang sekalipun memiliki struktur yang berbeda-
beda hendak mengajar tujuan yang sama dengan cara yang kooperatif
4. Patungan yaitu usaha bersama untuk mengusahkan suatu kegiatan, demi keuntungan bersama
yang akan di bagi nanti, secara prosesional dengan cara saling mengisi kekurangan masing-
masing partner.
2). Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat di
terima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atu
kelompok-kelompok yang mau tak mau harus berkerja sama walaupun masing masing mereka
memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. Akomoadasi sebagai proses dapat berlangsung
dalam beberapa bentuk yaitu:
1. Pemaksaan, proses akomodasi yang berlangsung melalui cara pemaksaan sepihak dan yang
dilakukan dengan mengancam saksi. Pemaksaan seperti ini tentu hanya mungkin terjadi apabila
kedua belah pihak yang tengah berakomodasi itu memiliki kedudukan sosial dna kekuatan yang
tak seimbang. Sebagai contoh akomoadasi adalah perbudakan.
2. Kompromi, ialah proses akomodasi beralangsung dalam uasaha pendekatan oleh kedua belah
pihak yang sadar menghendaki akomodasi, kedua belah pihak bersedia mengurangi tuntutan
masing-masing dapat di peroleh kata sepakat mengenai titik tengah penyelesaian.
3. Pengunaan jasa perantara atau jasa penengah, usahan kompromi yang tidak dilakukan sendiri
secara berlangsung, melainkan dilakukan dnegan bantuan pihak ketiga yang dengan sikapnya
tidak memihak
4. Peradilan, ialah suatu usaha menyelesaikan sengketa yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
memang mempunyai wewenang untung mnyelesaikan masalah yang memiliki aturan-aturan
sebagai pangkal penyelesaian sengketa.
5. Pertenggangan atau toleransi ialah suatu bentuk akomodasi yang berlangsung tanpa manifestasi
persetujuan formal macam apa pun.
6. Stalemate adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak- pihak yang bertentanggan sama- smaa
memiliki kekutan yang seimabang sehingga tidak bisa maju maupun mundur.
3). Asimilasi

9
Pada proses Asimilasi terjadi peleburaan kebudayaan. Asimilasi mengarah pada lenyapnya
perbedaan. Jelas bahwa asimilasi akan menyebabkan perubahan- perubahan penting di dalam
masyarakat. Proses asimilasi akan timbul apabila:
1. Adanya perbedaan kebudayaan antar kelompok- kelompok manusia yang hidup pada suatu
waktu dan pada suatu tempat yang sama.
2. Para warga dari masing- masing kelompok yang berbeda-beda itu dalam kenyataanya selalu
beragaul secara intensif dalam jangka waktu yang kucup lama
3. Demi pergaulan mereka yang telah beralangsung secara intensif, masing- masing pihak
menyesuaikan kebudayaan mereka masing- masing, sehingga terjadilah proses saling
menyesuaikan kebudayaan di antara kelompok-kelompok itu.
Faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi antara lain adalah Sikap dan kesedian
menenggang, sikap menghadapi orang asing berikut kebudayaannya, kesepakatan di bidang
ekonomi yang seimbang, sikap terbuka golongan penguasa, kesamaan dalam berbagai unsur
kebudayaan, perkawinan campuran dan musu bersama dari luar.
4). Amaglamasi
Amaglamasi merupakan proses yang melebur dua kelompok budaya menjadi satu yang pada
haikiatnya melahirkan suatu yang baru. Amaglamasi akan membantu menyelesaikan
pertentangan-pertentangan di dalam kelompok.
Ø Proses Sosial Disosiatif
1). Kompetisi
Kompetisi meurupakan perasingan yang mengandung perjuangan untuk merebutkan
tujuan-tujuan terentu yang sifatnya terbatas, yang semata-mata bermanfaat untuk
mempertahankan suatu kelestarian hidup. Persaingan dapat terjadi di segalah bidang kehidupan
bidang ekonomi, politik dan lainnya
2). Konflik
Konflik adalah proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atu
kelompok-kelompok yang saling menantang dengan acama kekerasan. Dalam bentuk yang
ekstrem konflik tidak hanya digunakan untuk mempertahankan hidup tapi juga sampai
pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain.
3). Kontravensi

10
Kontravensi berasal dari kata Latin, conta dan venire yang berarti menghalangi atau
menantang. Dalam kontravensi dikandung usaha untuk merintangi pihak lain mencapai tujuan.
Yang diutamakan dalam kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal ini
didasari oleh rasa tidak senang karena keberhasilan pihak lain yang di rasakan merugikan,
walaupun demikian tidak terdapat maksud untuk menghancurkan pihak lain. Secara rinci, cara-
cara kontravensi adalah :
1. Kasar dan halus. Cara kasar ditandai dengan ketidaksopanan, berupa gangguan, ejekan, fitnah,
provokasi, intimidasi. Cara halus di tandai dengan menggunakan bahasa dan prilaku yang sopan
namun mengandung makna yang tajam.
2. Terbuka dan tersembunyi. Cara terbuka apabila langsung dari pihak mana dan siapa yang
melakukan pertentangan itu, serta apa isinya. Sebaliknya cara tersebunyi sulit di ketahuai. Secara
visual sarana kontravensi telah tersebar dan diketahuai umum, namun pelakunya tidak dikenal.
3. Resmi dan tidak resmi. Cara resmi adalah penentangan yang di terima dan di tegakkan dengan
ketentuan hukum atau dengan ketentuan yang dilembagakan oleh keuasaan negara atau
kekuasaan agama. Sedangkan cara tidak resmi adalah pertentangan yang tidak dikukuhkan
peraturan hukum dan tidak dilembagakan.

11
BAB III
KESIMPULAN

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh
timbal-balik diberbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial
dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum dan lainnya.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-
pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Dengan tolak ukur tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadinya interaksi sosial adalah adanya kesadaran

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Narwoko, .J dan Bagong Suyanto dkk Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta :
Kencana. 2006
M. Setiadi, Elly Dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala
Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya.Jakarta : Kencana. 2011.
Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesi. 2004.

13

Anda mungkin juga menyukai