Anda di halaman 1dari 17

KONSEP KESEIMBANGAN SUHU TUBUH DAN

KONSEP KEBUTUHAN SEKSUAL

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1.3

 Ni Made Pradnya Putri ( P07120018109)


 Dinar Lorensa Ayu Krismaya ( P07120018110)
 Putu Devayu Anthareztta ( P07120018111)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan “Makalah
Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh & Konsep Kebutuhan Seksual” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang uraian mengenai kebutuhan dasar yang
berhubungan dengan tugas mata kuliah Keperawatan Dasar. Sebagaimana dalam
mendukung penyelesaian makalah ini, penulis mencari informasi melalui media bahan
bacaan seperti buku-buku ajaran yang terkait serta jurnal resmi atau dokumen resmi
dari sumber yang terpercaya.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan
nilai, namun dilatarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang
bagaimana berpenampilan yang baik dan menarik. Untuk itu penulis berusaha
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan kritik dan saran yang objektif yang
bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penulis sepenuhnya menyadari tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang
terkait, Makalah Keperawatan Dasar ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu
pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada Bapak I Ketut Suardana selaku dosen mata kuliah Keperawatan Dasar yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam
pembuatan makalah ini.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 23 Februari 2017 Penulis


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bdwgdj
2.2 Kjgculs

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah pemenuhan kebutuhan pokok yang bersifat


manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup. Setiap orang pasti
memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, manusia mempunyai kebutuhan
dasar atau kebutuhan pokok. Walaupun setiap individu memiliki karakteristik yang
berbeda, akan tetapi mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama. Perbedaannya
terletak pada cara pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
Jika pemenuhan kebutuhan dasar manusia gagal dilakukan, maka akan
menimbulkan kondisi yang tidak seimbang bagi klien. Itulah sebabnya diperlukan
bantuan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Perawat sebagai salah satu
profesi di bidang kesehatan salah satu tujuannya adalah membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya. Jenis kebutuhan dasar manusia yang menjadi lingkup
pelayanan keperawatan bersifat holistic yakni mencakup kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual.
Manusia mempunyai karakteristik yang unik, walaupun demikian mereka
tetap memiliki kebutuhan dasar yang sama. Untuk dapat mengetahui kebutuhan dasar
manusia perawat harus memperhatikan beberapa hal terkait dengan karakteristik
kebutuhan dasar manusia, yaitu: Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang
sama, walaupun masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda, Setiap
manusia memenuhi kebutuhan dasarnya berdasarkan prioritas, Sebagian kebutuhan
dasar dapat ditunda, Kegagalan pemenuhan kebutuhan dasar dapat menimbulkan
ketidakseimbangan dan menyebabkan sakit, Keinginan untuk memenuhi kebutuhan
dasar dipengaruhi oleh stimulus internal maupun stimulus eksternal, Kebutuhan dasar
manusia saling berhubungan dan saling mempengaruhi, Seseorang merasa perlu
terhadap kebutuhannya, ia akan berusaha memenuhinya dengan segera.
Dengan melihat pemenuhan kebutuhan dasar manusia tersebut , kita dapat
menyimpulkan kualitas perkembangan kepribadian seseorang. Semakin tinggi
hierarki kebutuhan yang terpuaskan, semakin mudah seseorang mencapai derajat
kemandirian optimal.
Menurut Model Kebutuhan Dasar Manusia Abraham Maslow adalah seorang
psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang
lebih dikenal dengan istilah “Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow”. Hierarki
tersebut meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni:
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan
3. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai
4. Kebutuhan Harga Diri
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Dalam makalah ini kita akan membahas kebutuhan manusia menurut Maslow
yaitu “Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs) yang terkait dengan Kebutuhan
Kesehatan Temperatur Suhu Tubuh & Kebutuhan Seksual”
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia
diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.
Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi
tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh
meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan
produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada
titik tetap.
Manusia memiliki mekanisme pengaturan untuk bisa mempertahankan suhu
tubuh tetap optimal dalam berbagai macam kondisi lingkungan. Pengaturan suhu ini
amat penting supaya metabolisme sel tetap optimal. Upaya-upaya yang kita dilakukan
untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum,
banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005).
Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu
tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres
dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu
penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan
berfokus pada penggunaan teknik kompres hangat dan kompres dingin dalam upaya
menurunkan suhu tubuh.
Dari kedelapan kebutuhan fisiologis tersebut memiliki keterkaitan satu dengan
yang lainnya sehingga semua kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi dengan
semestinya, salah satu kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan
seksual karena kebutuhan seksual merupakan yang harus benar-benar terpenuhi dan
apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu
penyimpangan seksual.
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Lingkupanseksualitas suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang
merupakan kegiatanhubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat juga
menunjukkan gambaran kualitaskehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling
dalam, akrab dan intim yang berasal darilubuk hati yang paling dalam, dapat berupa
pengalaman, penerimaan dan ekspresi dirimanusia.Seks adalah perbedaan badani atau
biologis perempuan dan laki-laki, yangseringdisebut jenis kelamin yaitu penis untuk
laki-laki dan vagina untukperempuan.
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi
biologis, sosial, perilaku dankultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan
dengan organ reproduksi dan alatkelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan
dan memfungsikan secara optimal organreproduksi dan dorongan seksual (BKKBN,
2006).
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana
menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis (BKKBN,
2006). Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam
hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam
membentukpandangan tentang seksualitasyang akhirnya membentuk perilaku seks
(BKKBN, 2006). Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku
seksual, yaitu perilaku yangmuncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual
(BKKBN, 2006).
Karena banyaknya masalah Kebutuhan Pemenuhan Suhu Tubuh Dan Seksual
yang terkait dengan kebutuhan dasar manusia ini, kami mengangkat beberapa
rumusan masalah untuk dijadikan bahan diskusi sebagai berikut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep keseimbangan sutu tubuh?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?

3. Bagaimana mekanisme cara pemberian kompres hangat dan kompres dingin?

4. Bagaimana konsep kebutuhan seksual?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi seksualitas?

6. Apa saja gangguan pada seksualitas?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep keseimbangan suhu tubuh.

2. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.

3. Mengetahui mekanisme cara pemberian kompres hangat dan kompres dingin.

4. Mengetahui konsep kebutuhan seksual.

5. Mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi seksualitas.

6. Mengetahui gangguan apa saja yang dapat terjadi bila kebutuhan seksualitas
tidak terpenuhi.

1.4 Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Suhu Tubuh

Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat
pula dikatakan sebagai ukuran panas/dinginnya suatu benda. Temperatur suhu adalah
suatu substansi panas atau dingin. Sementara dalam bidang termodinamika suhu
adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga
secara spontan. Suhu inti (core temperature), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan
dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu biasanya
dipertahankan relatif konstan sekitar 370 C/± 10 F kecuali bila seseorang mengalami
demam. Suhu normal adalah 98,00 sampai 98,60 F ( 36,7 – 370 C) bila diukur per oral,
dan ± 10 F atau 0,60 C lebih tinggi bila diukur per rektal.
Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif yaitu rektum, membran
timpani, esofagus, arteri pulmonal, kandung kemih, rektal. Suhu permukaan (surface
temperature), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu
ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 200C sampai 400C. Tempat pengukuran suhu
permukaan yang peling efektif yaitu kulit, aksila, dan oral.
Suhu badan adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses badan dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan seeksternal. Produksi
Panas–Kehilangan Panas = Suhu Badan.
Suhu tubuh manusia adlah konstan yaitu 36,890C dan naik turunnya berkisar
antara 36,110C sampai 37,220C. Perbedaan hariannya kira-kira satu derajat, tingkat
terendah dicapai pada pagi hari dan titik tertinggi antara pukul lima dan tujuh petang.
Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara
suhu tubuh relatif konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan
dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia di
dalam tubuh kita. Misalnya kenaikkan suhu 1000C bisa mempercepat proses biologis
2-3 kalinya. Suhu normal ini dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas
yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat pengaturan
panas di dalam hipotalamus. Hipotalamus ini dikenal sebagai termostat yang berada
di bawah otak. Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan
sangat konstan, sekitar ± 10F (± 0,60C) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang
mengalami demam bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu
rendah 550F atau suhu yang tinggi sampai 1300F dalam udara kering, dan tetap dapat
mempertahankan suhu inti yang hampir mendekati konstan.
Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai dengan suhu
lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila merujuk pada
kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan. Refleks pengaturan suhu
tubuh seperti terlihat pada Gambar:

2.2 Organ Pengatur Suhu Tubuh


Pusat Termoregulator Hipotalamus

Gambar

Pusat pengaturan panas dalam tubuh adalah hipotalamus, hipotalamus ini


dikenal sebagai termostat yang berada di bawah otak. Terdapat dua hipotalamus, yaitu
hipotalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan panas dan hipotalamus
posterior yang berfungsi mengatur upaya penympanan panas. Saraf-saraf yang
terdapat pada bagian preoptik hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior
memperoleh dua sinyal, yaitu:
1. Berasal dari saraf perifer yang menghantarkan sinyal dari resptor panas/dingin
2. Berasal dari suhu darah yang mendarahi bagian hipotalamus sendiri
Termostat hipotalamus memiliki semacam titik kontrol yang disesuaikan
untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika shu tubuh turun sampai di bawah atau naik
sampai di titik ini, maka pusat akan memulai impuls untuk menahan panas atau
meningkatkan pengeluaran panas.

1. Termoreseptor Perifer
Termoreseptor yang ter;etak dalam kulit, mendeteksi perubahan suhu kulit dan
membran mukosa tertentu serta mentransmisi informasi tersebut ke
hipotalamus.
2. Termoreseptor Sentral
Termoreseptor ini terletak antara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ
abdomen, dan struktur internal lainnya juga mendeteksi perubahan suhu
darah.

2.3 Produksi Panas

Produksi panas adalah produk tambahan metabolisme yang utama. Sebagian


besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan pada organ dalam, terutama hati,
otak, jantung, dan otot rangka selama kerja. Produksi panas ditentukan oleh:
1. Laju Metabolisme Basal dari semua sel tubuh.
2. Laju cadangan yang disebabkan oleh aktivitas otot.
3. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (sebagian
kecil hormon lain, seperti hormon pertumbuhan dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh efek epinefrin, norepinefrin,
dan perangsangan simpatis terhadap sel. Metabolisme tambahan yang
disebabkan aktivitas kimiawi di dalam sel, terutama bila temperatur
meningkat.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Panas

1. Kecepatan Metabolisme Basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi


dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

2. Jenis Kelamin Dan Umur


Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas
meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi
suhu akan normal setelah anak mencapai pubertas. Pada lansia sensitif terhadap suhu
yang ekstrem akibat turunnya mekanisme control suhu (terutama kontrol vasomotor),
penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat,
penurunan metabolisme.
Wanita biasanya lebih baik dalam mengisolasi panas dan menjaga suhu
internal.Peningkatan progesteron selama ovulasi menyebabkan perubahan suhu
sekitar 0,3-0,5 C.
3. Suhu Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas


tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar.
Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme
homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang
normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia
mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu
tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang
hilang.
4. Excercise/ Latihan Fisik

Aktivitas otot akan meningkatkan kontraksi otot. Selama bergerak atau


berolahraga atau menggigil akan menstimulasi peningkatan BMR. Aktivitas selain
merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen
otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C. Semakin beratnya exercise maka suhunya akan
meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal
ratenya.

5. Hormon

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan


kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.
Hormon Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur utama
basal metabolisme rate. Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua
reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi
laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-
kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 –
0,6°C di atas suhu basal.
6. Makanan dan Minuman

Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake


tinggi protein. Produksi suhu karena makanan, makan makanan yang kaya protein
akan menghasilkan peningkatan produksi panas.
Gangguan konsumsi makan. Anoreksia nervosa adalah keadaan patologis
akibat takut berat badan bertambah sehingga mengurangi jumlah makan. Keadaan ini
akan mengakibatkan penurunan tekanan darah, turunnya suhu tubuh, dan perubahan
sekresi hormon dan dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian.
7. Penyakit

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

8. Kondisi Emosional

Saat emosi tidak setabil misalnya dalam keadaan marah akan menyebabkan
meningkatnya suhu tuhuh.Sedangkan apatis dan depresi menyebabkan menurunya
suhu tubuh. Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persyarafan.

9. Dan berbagai macam faktor lain seperti Iklim/cuaca, Waktu, Tinggi Badan,
Berat Badan, dan Luas permukaan tubuh.

2.5 Pengaturan Suhu Tubuh dan Peranan Hipotalamus

Manusia mempunyai komponen dalam menjaga keseimbangan energi dan


keseimbangan suhu tubuh pada kisaran 37,00C, diantaranya adalah hipotalamus,
asupan makanan, kelenjar keringat, pembuluh darah kulit, dan otot rangka.
Pemakaian energi oleh tubuh menghasilkan panas yang penting dalam pengaturan
suhu tubuh. Manusia dapat hidup di beberapa wilayah dengan suhu yang berbeda.
Oleh karena itu, mereka harus terus-menerus mengatur panas internal untuk
mempertahankan suhu tubuh, karena kecepatan reaksi kimia sel bergantung pada
suhu tubuh. Panas yang berlebihan dapat merusak protein sel (Sherwood,1996). Suhu
tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan umpan balik. Agar
mekanisme umpan balik dapat berlangsung harus tersedia pendetektor suhu sebagai
berikut:

1. Deteksi termostatik suhu pada hipotalamus dan peranan hipotalamus anterior


area preoptik. Area utama dalam otak yang berperan dalam pengaturan suhu
tubuh terdiri atas nukleus preoptik dan nukleus hipotalamik anterior
hipotalamus. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit diseluruh tubuh dengan
segera mengeluarkan banyak keringat dan dalam waktu yang sama pembuluh
darah kulit sangat berdilatasi. Hal ini merupakan reaksi cepat yang
menyebabkan tubuh kehilangan panas, sehingga membantu mengembalikan
suhu tubuh kembali normal. Di samping itu, pembentukanpanas tubuh yang
berlebihan dihambat. Oleh karena itu, area preoptik dari hipotalamus
berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh.

2. Deteksi suhu dengan reseptor pada kulit dan jaringan dalam tubuh. Kulit
dibantu dengan reseptor dingin dan panas. Reseptor dingin terdapat sepuluh
kali lebih banyak daripada reseptor panas. Oleh karena itu, deteksi suhu
bagian perifer menyangkut deteksi suhu sejuk dan dingin. Menggigil
merupakan mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara
yaitu meningkatkan kecepatan pembentukan panas, menghambat proses
berkeringat, dan meningkatkan vasokonstriksi kulit. Reseptor suhu tubuh
bagian dalam terutama di medula spinalis, di organ dalam abdomen, dan
sekitar vena-vena besar. Reseptor kulit maupun reseptor tubuh bagian dalam
berperan mencegah hipotermia.

3. Hipotalamus posterior menjumlahkan sinyal sensoris temperatur pusat dan


perifer. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh.
Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi
dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan
keperluan untuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti patokan normal.
Hipotalamus mampu berespons terhadap perubahan suhu darah sekecil
0,010C. Hipotalamus terus – menerus mendapat informasi mengenai suhu
kulit dan suhu inti melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang
disebutkan termoseptor (reseptor hangat, dingin, dan nyeri di perifer).
Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer
diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti di pantau oleh termoreseptor sentral
yang terletak di hipotalamus serta di susunan saraf pusat dan organ abdomen
(Sherwood,1996). Di hipotalamus diketahui terdapat dua pusat pengaturan
suhu, yaitu di regio posterior dan anterior. Regio posterior diaktifkan oleh
suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantai produksi panas
dan konservasi panas. Sementara itu, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa
hangat, memicu refleks yang memperantai pengurangan panas.

Anda mungkin juga menyukai