Anda di halaman 1dari 52

TUJUAN PERAWATAN INTENSIF

1. Menyelamatkan nyawa
2. Mencegah terjadinya kondidi memburuk dan
komplikasi melalui observasi dan monitiring yang
ketat, di sertai kemampuan menginterpretasikan
setiap data yang di dapat dan melakukan tindak
lanjut
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mempertahankan kehidupan
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh
pasien
5. Mengurangi angka kematian dan kecacatan psien
kritis dan mempercepat proses penyembuhan
pasien
Kompetensi perawat
1. Sensitif terhadap perubahan baik psikologis
maupun klinis pasien
2. Mampu melakukan assesment dengan tepat
3. Segera laporkan dokter jika terjadi perubahan
hemodinamik
4. Mampu evaluasi GCS yang tepat
5. Mampu melaksanakan progam mandiri
6. Mempunyai kompetensi dalam mengoperasikan
peralatan medis ( titrasi, koreksi )
7. Management stres yang baik
8. Team work yang bagus
9. Ketahanan kerja yang baik
10. Mendokumentasikan tindakan perawatan
MANAGEMEN KEPERAWATAN KRITIS
PENDEKATAN
1. B1 : BREATH (Sistem Pernafasan)
2. B2 : BLOOD (Sistem Sirkulasi)
3. B3 : BRAIN (Sistem Syaraf Pusat)
4. B4 : BLADER (Sistem Urogenital)
5. B5 : BOWEL (Sistem Pencernaan)
6. B6 : BONE
PENGKAJIAN B1 ( BREATH )
TUJUAN :
- Untuk mengetahui dini kelainan
sistem pernafasan
- Untuk mengetahui perubahan status
pernafasan penderita
1. AIR WAY
- Nafas spontan atau dengan alat bantu nafas
- Lidah jatuh kebelakang
- sputum suction
2. BREATHING
- Kaji status pernafasan, frekuensi, irama
- penggunaan otot nafas tambahan,cuping hidung
- ada retraksi dinding dada atau tidak
- Respon pasien terhadap alat bantu nafas
- Auskultasi lapang paru, bandingkan suara paru kiri
dan kanan
Ada beberapa pola nafas
- Eupnea : pernafasan normal 12 – 20 x/m
- Bradipnea : frekuensi < 10 x/m
- Takipnea : frekuensi > 20 x/m
- Apnea : tidak ada nafas
- Hipernea : peninkatan kedalaman
pernafasan
- Cheyne stoke : nafas dalam tidak teratur dan
dangkal di ikuti dengan apnea
- Kussmaul : pernafasan cepat dalam dan
teratur
- Biot : irama teratur dengan periode
apnea
SUARA NAFAS TAMBAHAN
- Ronchi : aliran udara melalui cairan / sekret
- Wheezing adanya udara yang melalui saluran
sempit biasanya saat ekspirasi
- Amati karakteristik batuk pasien
- Observasi warna, jumlah, konsistensi, dan bau
sputum
- Kuning : bakteri
- Hijau : jamur
- Pink : ALO
- Hitam : karbon monoksida
- Tindak lanjut
- suction
- nebulizer
- fisioteraphi nafas
Jenis fisioteraphi nafas
- Tekhnik nafas dalam
- Latihan batuk efektif
- Tehnik pernafasan bibir ( pursed lip )
- Menepuk nepuk dada ( claping )
- Menggetarkan ( vibrating )
- Postural drainase
 Masalah keperawatn yang muncul
- ketidakefektifan bersihan jalan nafas
- ganggun pertukaran gas
- ketidak efektifan pola nafas

 dokumentasi
- alat bantu oksigenasi yang dipakai
- respon pasien terhadap terapi oksigen (pola
nafas, frekuensi nafas,suara nafas tambahan,hasil
foto torax
TERAPI OKSIGEN
Merupakan pemberian oksigen lebih dari
konsentrasi udara ruang (21 %)

TUJUAN
 Mempertahankan oksigenasi yang adekuat
 Mengurangi kerja nafas
 Mengurangi kerja jantung
 Mengobati hipoksemia
INDIKASI TERAPI OKSIGEN
 Cyanosis
 Penurunan tekanan oksigen inspirasi
 Kerusakan sistem difusi
 Ketidakseimbangan ventilasi
 Persediaan oksigen yang tidak adekuat

PROSES PERNAFASAN
1. VENTILASI yaitu masuknya udara melalui jalan nafas
kedalam paru paru dengan cara inspirasi atau
ekpirasi
Volume tidal : jumlah udara yang di inspirasi /
ekspirasi pada setiap kali bernafas
Volum Tidal = 6 – 8 ml/kg bb
2. DIFUSI yaitu bertukarnya O2 dan CO2 melalui
membran semipermiable pada dinding alveoli dan
kapiler
3. Transportasi yaitu oksigen di transport dari
paru kejaringan melalui 2 cara :
- secara fisik larut dalam plasma 3%
- secara kimia berikatan dengan
hemoglobin 97%
4. Utilisasi yaitu penggunaan di jaringan

MINIT VOLUME = TV X BB X RR
MACAM – MACAM ALAT TERAPI OKSIGEN

NO NAMA ALAT FiO2

1 Nasal kateter, nasal prong, binasal ( 1- 5 LPM ) 24 – 40 %


2 Simple mask ( masker sederhana ) ( 4 – 8 LPM ) 40 – 60 %
3 Masker dengan reservoir rebreathing ( 6 – 15 55 – 90 %
LPM )

4 Masker dengan reservoir non rebreathing ( 6 – 55 -90 %


15 LPM )

5 Sistim Venturi ( tergantung warna alatnya ) 24 – 60 %


6 Bag Valve mask / bag & mask ( 12 – 15 LPM ) s/d 100 %
7 Respirator 21 – 100%
8 Incubator s/d 40 %
9 Oxygen tent / head box 30 – 50 %
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Atur posisi yang nyaman
 Biarkan orang tua mendampini anak yang
sedang mendapat terapi o2
 Bila anak merasa tidak nyaman pertimbangkan
dengan alat yang lain
PENGKAJIAN B2. BLOOD (Sistem sirkulasi )
1. Kaji fungsi mekanikal jantung
2. Kaji fungsi elektrikal jantung : HR / EKG
3. Status cairan dan elektrolit
4. HB
5. Obat – obatan ( inotropik, vasodilator )
6. Albumin ( tekanan onkotik, kebocoran
plasma )
1. HEMODINAMIK
Haima “ darah “
Dynamis “ tenaga atau kekuatan “

darah yang bergerak

Hemodinamik adalah segala sesuatu yang berkaitan


dengan volume , jantung dan pembuluh darah.

Pemantauan hemodinamik
Suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler
yang dapat dilakukan secara invasif atau non invasif
dengan tujuan memberikan informasi mngenai
jumlah darah, kemampuan jantung untuk memompa
darah dan keadaan pembuluh darah di dalam tubuh
FUNGSI SIRKULASI DARAH
 Mensuplai O2 dan nutrisi kejaringan tubuh
 Membawa CO2 ke paru
 Mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal
 Menjaga suhu tubuh
 Mendistribusikan hormon dari satu organ ke organ
lain

SISKULASI DARAH SISTEMIK


CURAH JANTUNG ( Cardiac Output )
Yaitu jumlah darah yang di pompakan jantung
dalam waktu 1 menit
CO = SV X HR
Ket :
- SV ( stroke volume ) : volume darah yang di pompa
oleh ventrikel tiap denyut ( 70 ml )
- HR : 60 – 100 x/m

Setiap denyut, ventrikel memompa darah 2/3 dari


volume ventrikel
 ESV ( End systolik volume )
sisa darah yang masih ada di ventrikel setelah
sistolik berakhir ( 50 ml )
 EDV ( end diastolic volume )
jumlah darah yang di tampung ventrikel sampai diastol
berakhir ( 120 ml )
HEMODINAMIK DIPENGARUHI OLEH 3 HAL
1. Pre Load ( volume darah )
Menggambarkan tekanan saat darah mengisi atrium
kanan (digambarkan melalui CVP )
NILAI NORMAL CVP
- Sistem tranduser ( 3 – 11 mmhg )
- Pengukuran manual ( 5 – 15 cmH20 )

2. Contractility ( pompa )
Kekuatan otot jantung untuk memompa darah ke
seluruh tubuh
a. Fungsi Mekanik ( memompa darah )
Untuk menilai baik atau tidak dlihat dari Cardiac
Output
 Sistolik : ventrikel memompa darah keseluruh
tubuh
 Diastolik : masuknya darah dari atrium ke
ventrikel
 Tekanan sistolik : tekanan tertinggi saat fase
sistolik
 Tekanan diastolik : tekanan terendah saat fase
diastolik

b. Fungsi elektrik jantung (kelistrikan jantung )


dipengaruhi oleh
- sistem konduksi : SA Nod , AV Nod, Bundle His,
serabut purkinje
- Ion elektrolit : Natrium, kalium, kalsium, klorida
EKG ( ELEKTROKARDIOGRAFI )
PEMASANGAN EKG
 V1 : Intercostae IV garis strernal kanan
 V2 : Intercostae IV garis sternal kiri
 V3 : Pertengahan antara V2 dan V4
 V4 : Ruang intercostae V garis
midclavikula kiri
 V5 : Sejajar V4 garis aksila depan
 V6 : Sejajar V4 garis aksila tengah

LANGKAH – LANGKAH PEMASANGAN EKG


1. Atur posisi pasien
2. Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas,
bila memakai perhiasan agar dilepas
3. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas
alkhohol
4. Oleskan jelly pada permukaan elektroda
5. Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai
6. Sambungkan kabel elektrokardiogram
7. Hidupkan monitor
8. Bila sudah selesai lepas dan bersihkan

 Warna merah : pergelangan tangan kanan


 Warna kuning : pergelangan tangan kiri
 Warna hijau : pada kaki kiri
 Warna hitam : pada kaki kanan
GAMBAR EKG
CARA INTERPRESTASI EKG
1. IRAMA : Reguler / Ireguler
2. HR
- Reguler : 300 / KB atau 1500 / KK
- Ireguler : R X 10 ( dalam 6 detik )
3. Gelombang P ( awal  akhir )
- depolarisasi atrium
- ada gel P : irama sinus
-Normal L : < 0,12 dtk
T : < 0,3 mlVolt
4. INTERVAL PR ( awal P sampai akhir Q )
- Perjalanan impuls listrik dari atrium ke ventrikel
- Normal : 0,12 – 0,20 detik
- kelainan sistem konduksi : AV BLOK
5. GELOMBANG Q
- Normal : 0,04 dtk
- Kedalaman ≤ 1/3 tinggi gel R
- Jika Q patologis : Nekrosis Miokard
6. KOMPLEKS QRS ( dari awal Q sampai akhir S )
- Normal : 0,06 – 0,12 dtk
7. SEGMENT ST ( akhir S sampai awal T )
- Normal : di garis isoelektrik
- Elevasi : infark miokard
- Depresi : iskemik
3. AFTER LOAD ( PIPANYA )
Menggambarkan kekuatan atau tekanan darah
yang dipompakan oleh jantung.
pembuluh darah arteri dan vena secara fisiologis
sebagai saluran darah dan sistem kompensasi
Misal : hipovolemia / kekurangan cairan 
vasokintriksi
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 P: PROSENTASE CAIRAN TUBUH
 K: KEBUTUHAN CAIRAN
 K: KANDUNGAN CAIRAN
 B: BALANCE CAIRAN
 D: DISTRIBUSI CAIRAN
 J : JENIS CAIRAN
1. PROSENTASE CAIRAN TUBUH

Cairan intra
seluler 40 %

Cairan tubuh Membran sel


60 % Cairan
intertisiall 15 %
Cairan ekstra
seluler 20 %
Plasma darah
5%
2. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. KEBUTUHAN CAIRAN
- Dewasa : 30 – 40 ml/kg BB/ 24 jam
- rumus 4 2 1

- anak – anak
100 cc/kgBB untuk 10 kg pertama
50 cc/kgBB untuk 10 kg ke dua
20 cc/kgBB berikutnya
B. KEBUTUHAN ELEKTROLIT
a. NATRIUM ( 135 – 145 mmol/l )
- Kebutuhan tubuh 2- 4 mEq/ kg BB / hari
- KOREKSI HIPERNATRIUM
( nilai normal Na – Na px ) X BB X 0,6

- KOREKSI HIPERNATRIUM
T. VOL yg dibutuhkan = TBW – ( current X TBW
)
TBW = BB X air dalam tubuh
Curent = Na normal / Na pasien
b. KALIUM ( 3,5 – 5 mmol/l )
- Kebutuhan tubuh = 1 – 2 mEq/kg BB/hari
- KOREKSI HIPOKALIUM
( Nilai Normal K – K paien ) X BB X 0,3

- KOREKSI HIPERKALIUM
Di ikat dengan glukosa, insulin, Ca glukonas

3. KANDUNGAN CAIRAN
- Elektrolit
- Glukosa
- lemak
- Osmolaritas ( 280 – 290 )
4. BALANCE CAIRAN
 Jumlah INPUT – Jumlah OUTPUT

 IWL
- Dewasa = 10 – 15 ml/kgBB/hari
- Anak = 30 ml/kgBB/hari
5. DISTRIBUSI CAIRAN
6. JENIS – JENIS CAIRAN
a. KRISTALOID
- Isotonis
- Hipotonis
- Hipertonis
b. KOLOID
TITRASI OBAT
Pemberian obat atau cairan melalui alat ( syringe
pump, infus pump ) atau tetesan infus dengan
tujuan untuk memelihara konsentrasi obat di
dalam darah stabil
1 mg = 1000 mcg = 1.000.000 ngr

HITUNG KONSENTRASI
a. Konsentrasi Obat
Kandungan dosis obat per ml nya dalam sediaan
murni
b. Konsentrasi larutan
Kandungan dosis per ml nya bila sudah di
larutkan
c. Pengencer
total volume obat + volume cairan pelarut

Konsentrasi = dosis sediaan obat / pengencer

Kecepatan = dosis x bb x 60 / kosentrasi

CONTOH
1. NY. M 45 thn dengan BB 60 kg, terapi dopamin
dengan dosis 5 mcg/kg bb/menit, di encerkan
dalam 50 cc. Berapa kecepatan bila
menggunakansyring pump? ( 1 amp dopamin 200
mg = 5 cc )
2. Ny. S dengan BB 60 kg akan diberikan obat
nicardipin dengan dosis 0,5 mcg/kg bb/menit.
Diencerka menggunakan NaCl 0,9 % 50 cc. Berapa
kecepatan bila menggunakan syring pump? (
nicardipin 10 mg/amp dalam 10 ml )

CARA PEMBERIAN DRIP


 Tentukan jumlah yang akan diberikan sesuai dosis
kebutuhan per jam
 Buat pengencer dan tentukan konsentrasi obat
 Hitung pemberian dengan menghitung kecepatan
infus dengan memperhatikan faktor tetesan infus
CONTOH
1. Ny. N BB 70 kg mendapatkan terapi norepineprin
0,2 mcg/kg bb/menit, jika sediaan norepineprin 4
mg/amp ( 4 cc ) dan di encerkan dengan D5% 100
cc, maka berapa tetes per menit jika
menggunakan infus set dengan faktor tetes makro
15 tetes/ml?
B3. BRAIN
1. Kesadaran ( G C S )
 Respon membuka mata
- Spontan 4
- Terhadap suara 3
- Terhadap nyeri 2
- Tidak 1
 Respon verbal
- Orientasi 5
- Bingung 4
- Kata-kata yang tidak tepat 3
- Suara yang tidak jelas 2
- Tidak 1
 Respon motorik
- Menurut perintah 6
- Menunjuk ( rangsang nyeri ) 5
- Menghindar ( rangsang nyeri ) 4
- Fleksi 3
- Ekstensi 2
- Tidak 1
2. Evaluasi pupil ( reflek cahaya, diameter, isokor )
3. Kaji skala nyeri dengan pendekatan PQRST
- P ( pemacu )  penyebab timbulnya nyeri menjadi
lebih ringan
- Q ( quality )  gambaran nyeri, seperti
diiris,ditusuk,ditekan, terbakar
- R ( region )  lokasi nyeri menyebar atau terlokalisir
- S ( severity )  sebrapa parah nyerinya dari skala 0-10
- T ( Time )  waktu atau lamanya nyeri
Masalah keperawatan yang muncul
1. Gangguan perfusi jaringan serebral
2. Nyeri

B4. BLADER
1. Produksi urine ( warna, jumlah )
2. Urine normal 0,5 – 1 cc/kg bb/ jam
3. Fiksasi kateter
4. Kondisi genetalia eksterna
Masalah keperawatan yang muncul
1. Gangguan pola eliminasi
B5. BOWEL
1. Palpasi ( distensi, massa, nyeri tekan )
2. Bising usus
3. NGT ( posisi, patensinya, jumlah produksinya,
warna )
- abu agak keruh / bening keruh  normal
- hijau  biliverdin
- merah curiga bleeding
-kuning  bilirubin
4. Hitung kalori enteral dan parenteral
5. BAB
Masalah keperawatan yang muncul
1. Perubahan nutrisi kurang / lebih dari kebutuhan
tubuh

B6. BONE
1. Head up 15 – 30 derajat
2. Patient safety
- pagar pengaman tempat tidur
- tali tangan dan kaki
- cek identitas sebelum tindakan
3.` Kekuatan otot dan motorik ekstremitas atas dan
bawah
Masalah keperawatan yang muncul
1. Kerusakan intregitas kulit
2. Hambatan mobilitas fisik
JENIS PEMANTAUAN HEMODINAMIK
1. Non-Invasif
- Nadi
- Tekanan darah
- HR
- Indikator perfusi perifer : warna kulit, CRT,
kelembaban dan suhu badan
- Produksi urine
- Pernafasan
- Suhu tubuh
- Status mental
- Saturasi oksigen
2. Invasif
- IBP
- CVP
- Pulmonary artery catheter ( Swan-Ganz )
PEMASANGAN PASIEN MONITOR
( BEDSIDE MONITOR )
Adalah suatu alat yang di gunakan untuk
memonitor vital sign pasien secara
kontinyu selama dibutuhkan, sehingga
dapat diketahui kondisi fisiologis pasien
pada saat itu.
Tujuan agar segera diketahui perubahan
status hemodinamik, baik terjadi
peningkatan atau penurunan sehingga
dapat segera ditangani.

Anda mungkin juga menyukai