Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI KARDIOVASKULAR

OLEH :

NAMA : NUR RESKY SARI


NIM : 150 2018 0094
KELAS : C5
KELOMPOK : III
ASISTEN : AULIAWATI S.Farm,M.kes.Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sementara
darah berasal dari kata hemo dalam bahasa Yunani. Darah merupakan
cairan yang mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme tubuh.
Sistem sirkulasi darah terdiri dari jantung, komponen darah dan
pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal
dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan
berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari
jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas
arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung.
Komponen terpenting dalam sistem kardiovaskuler adalah O2 sebab
tanpa adanya O2 seluruh proses metabolisme yang ada di dalam tubuh
akan terhambat. O2 diedarkan keseluruh tubuh oleh sistem peredaran
darah. Sistem peredaran darah terbagi menjadi dua yaitu peredaran darah
besar dan peredaran darah kecil.
Darah yang terdapat dalam tubuh dapat melakukan peredaran karena
adanya tekanan darah. Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan
oleh darah terhadap dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan darah terdiri
atas tekanan darah sistol dan diastol.

1
B. Maksud dan Tujuan Praktikum
1. Maksud Praktikum
Adapun maksud praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara penentuan tekanan darah dan penentuan golongan
darah pada manusia

2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui cara penentuan tekanan darah
b. Untuk memahami tentang tekanan darah sistol dan diastol
c. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi peningkatan dam penurunan tekanan darah
pada manusia
d. Untuk memahami penggolongan darah pada manusia
e. Untuk menjelaskan tentang sistem ABO.

2
BAB II
TEORI DASAR

A. Landasan Teori
Sistem kardiovaskular adalah bagian dari sistem sirkulasi yang terdiri
dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), dan darah yang
mengalir di dalamnya. Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem
transpor tertutup yang terdiri atas :
1.Jantung, sebagai organ pemompa.
2.Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
3.Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.
Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar seluruh
jaringan dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan nutrisi yang
adekuat. Otot jantung, pembuluh darah, sistem konduksi, suplai darah,
dan mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem
kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut
bekerja bersama-sama dan memengaruhi denyutan, tekanan, dan volume
pompa darah untuk menyuplai aliran darah ke seluruh jaringan sesuai
kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh.

1. Jantung
Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara
sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan vertebra (tulang
belakang) diposterior (Sherwood, 2014). Ada empat ruang, atrium
kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratrial; ventrikel
kanan dan kiri bawah, dipisahkan oleh septum interventrikular. Katup
jantung terdiri dari katup trikuspid, bikuspid (mitral), serta katup
semilunar aorta dan pulmonar (Patrick,2017).
Sistem konduksi atau penghantar rangsang pada jantung terdiri dari
jantung yang telah mengalami diferensiasi khusus dan berfungsi

3
sebagai penghantar rangsang di dalam jantung. Sistem konduksi
jantung terdiri dari:
a. Nodus sinu atrialis (SA node) merupakan peacemaker (pemacu
jantung) yang menimbulkan denyut pertama jantung, terletak
pada ujung kranial sulkus terminalis, yaitu di bagian antero-
lateral muara vena cava superior pada atrium dekstrum.
b. Nodus atrioventrikularis (AV node) mempunyai struktur yang
sama dengan SA node, berada pada septum atriorum di
sebelah kranial muara sinus koronarius.
c. Fasikulus atrioventrikularis (berkas His). Krus dekster
membentuk berkas yang bulat, berada di bagian kanan septum
ventrikulorum menuju ke daerah apeks kordis, masuk ke dalam
pita moderator, mencapai dinding ventrikulus dan m. papilaris
anterior, selanjutnya membentuk anyaman serabut-serabut
Purkinje di dalam lapisan subendokardial m. papilaris dan
dinding ventrikulus dekster.
(Manaba,2016).

2. Sistem Peredaran Darah


Sistem peredaran terbagi menjadi dua yaitu peredaran darah besar
dan peredaran kecil.
Urutan perjalanan peredaran darah besar: bilik kiri – aorta –
pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava
inferior – serambi kanan. Adapun urutan perjalanan peredaran darah
kecil: bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena
pulmonalis – serambi kiri jantung (Guyton,2014).
Aliran darah dari ventrikel kiri melalui arteri, arteriola, dan kapiler
kembali ke atrium kanan melalui vena disebut peredaran darah besar
(sirkulasi sistemik). Aliran darah dari ventrikel kanan melalui paru-paru
ke atrium kiri disebut peredaran darah kecil (sirkulasi pulmonal).
(Pearce, 2013).

4
3. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan darah terhadap dinding pembuluh
darah, biasanya mengacu pada tekanan darah arteri di sirkuit sistemtik
(dalam aorta dan cabang-cabangnya).
Selama sistol ventrikular, pada saat ventrikel kiri memaksa darah
masuk ke aorta, tekanan naik sampai puncak , yang disebut dengan
tekanan sistolik. Selama diastol tekanan turun. Nilai terendah yang
dicapai disebut dengan tekanan diastolik. Tekanan darah bergantung
pada kekuatan, volume darah yang dipompa jantung, dan kontraksi otot
dalam dinding arteriol (Pearce, 2013).
Mengukur tekanan darah arterial menggunakan alat yang disebut
sfignomanometer. Lengan atas dibalut dengan selembar kantong karet
yang dapat digembungkan, yang terbungkus dalam sebuah manset,
dan yang digandengkan dengan sebuah pompa dan manometer.
Dengan memompa tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai
200 mmHg yang cukup untuk menjepit sama sekali arteri brakial,
sehingga tak ada darah yang dapat lewat, dan denyut nadi pergelangan
menghilang. Kemudian tekanan diturunkan sampai suatu titik dimana
denyut dapat dirasakan atau lebih tepat bila dengan menggunakan
stetoskop denyut arteri brakialis pada lekukan siku dengan jelas dapat
di dengar. Pada titik ini tekanan yang tampak pada kolom air raksa
dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas
arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung atau
pukulan denyut arteri dengan jelas dapat didengar atau dirasakan. Dan
tiitk dimana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan
diastolik (Pearce, 2013).

5
4. Aksi Potensial
Berikut ini adalah fase dari potensial aksi jantung :
1. Fase 0
Depolarisasi cepat (fast sodium channel) terjadi pemasukan
cepat Na+ dari luar sel kedalam sel melalui saliran Na+, ion K+
bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam
sel melalui saluran Ca++ sel akan terdepolarisasi dan dimulailah
kontraksi jantung yang ditandai dengan kompleks QRS pada
elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi segera
yang terdiri dari 3 fase (fase 1,2,dan 3).
2. Fase 1
Repolarisasi dini : saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga
memperlambat aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat bersamaan
Cl- masuk ke dalam sel dan K+ keluar melalui saluran K+. Alhasil
terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan
gelombang defleksi negatif kecil pada kurva potensial aksi.
3. Fase 2
Fase plateu : terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel
melalui saluran Ca++ dan ion K+ terus keluar dari sel melalui
saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase 3
Repolarisasi cepat akhir : terjadi downslape potensial aksi,
dimana K+ bergerak cepat keluar sel. Saluran Ca++ dan Na+
tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel.
Pengeluaran cepat K+ menyebakan suasana elektrik di dalam sel
menjadi negatif, hal ini menjelaskan terjadinya gelombang T
(repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K+
dihambat,terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase 4
Resting membrane potential : kembali pada keadaan istirahat.
Na+ dijumpai banyak di dalam sel serta K+ banyak diluar sel.

6
Pompa Na+ K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan
memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi
(siap untuk stimulus berikutnya). (Dharma Surya,2010)

5. Penggolongan Darah
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada
tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B) yang ditemukan pada
permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi), anti-A dan anti-B, yang
ditemukan dalam plasma darah.
a. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan
aglutinin anti-B.
b. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipe B dan
aglutinin anti-A.
c. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B
tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A dan anti-B.
d. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi
mengandung aglutinin anti-A dan anti-B.
Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A (dari darah
golongan B) diteteskan pada salah satu tetes darah, sedangkan setetes
serum yang mengandung aglutinin anti-B (dari darah golongan A)
diteteskan pada tetes darah lainnya.
a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,
maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan
darah A)
b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B)
c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi,
individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B
(golongan darah AB).

7
d. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan
aglutinasi, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen
(golongan darah O). (Syarifuddin,2011)

B. Uraian Bahan
1. Manusia (itis.gov)
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Genus : Phycanthropus
Species : Phicanthropus erect

2. Alkohol (Ditjen POM edisi III 1979:65)


Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol
RM/BM : C2H6O/46,0
Pemerian : Cairan tak berwarna,jernih,mudah menguap
dan mudah bergerak; bau khas rasa panas
dan mudah terbakar.
Kelarutan : Hampir larut dalam larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan,juga dapat membunuh
kuman

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Penentuan tekanan darah pada manusia
Alat yang digunakan pada praktikum menentukan tekanan darah
adalah sfigmomanometer dan stetoskop.
b. Penentuan golongan darah
Sementara alat yang digunakan pada praktikum menentukan
golongan darah adalah tusuk tinggi, objek glass, dan blood lancet.
2. Bahan
a. Penentuan Tekanan Darah
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah probandus,
b. Penentuan Golongan Darah
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah cotton swab ,
alkohol 70%,serum anti-A, dan serum anti-B.

B. Prosedur Kerja
1. Penentuan Tekanan Darah pada Manusia
a. Siapkan probandus dan alat
b. Probandus duduk dengan tenang, sandarkan lengan di meja
c. Cari nadi di bagian lengan atas
d. Pasangkan manset pada lengan atas, jangan terlalu kencang
dan terlalu longgar
e. Letakkan stetoskop di atas arteri
f. Tutup sekrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan
tangan kanan
g. Secara berangsur angsur, kembangkan manset hingga aliran
arteri radialis terhambat, turunkan secara perlahan-lahan

9
h. Catat tekanan dimana bunyi terdengar pertama kalinya. Ini
merupakan tekanan sistolik
i. Turunkan terus tekanan sampai pada suatu bunyi yang tidak
terdengar lagi, tekanan yang terbaca pada saat bunyi hilang ini
adalah tekanan diastolik.
j. Ulangi prosedur diatas dengan propandus posisi lari, berbaring,
dan berdiri.

2. Penentuan Golongan Darah pada Manusia


a. Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ujung jari tengah diusap dengan cotton swab
c. Jari tengah ditusuk dengan lanset
d. Teteskan darah pada objek gelas di dua tempat
e. Pada tetes darah yang pertama diteteskam serum anti-A, tetes
darah yang kedua diberi serum anti-B
f. Masing masing tetesan di aduk dengan tusuk gigi yang berbeda
g. Amati yang terjadi pada kedua tetes darah
Beri tanda (-) bila tidak menggumpal/tetap dalam keadaan
cair
Beri tanda (+) bila menggumpal
h. Penentuan golongan darah :
 Golongan darah A : Apabila hanya tetesan yang diberi
serum anti-A menggumpal
 Golongan darah B : Apabila hanya tetesan yang diberi
serum anti-B menggumpal
 Golongan darah AB : Apabila kedua tetesan menggumpal
semua
 Golongan darah O : Apabila kedua tetesan tetap cair atau
tidak terbentuk gumpalan.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Tabel Tekanan Darah

KLP Perlakuan/Tekanan Darah


BARING BERDIRI LARI DUDUK
1 90/70 mmHg 110/80 mmHg 120/80 mmHg 80/60 mmHg
2 100/90 mmHg 100/70 mmHg 120/110 mmHg 90/70 mmHg
3 100/80 mmHg 100/70 mmHg 120/80 mmHg 100/80 mmHg
4 90/80 mmHg 130/50 mmHg 120/60 mmHg 80/60 mmHg
5 90/70 mmHg 100/70 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg

2. Tabel Golongan Darah


Probandus Serum Anti-A Serum Anti-B Golongan Darah
1 - - O
2 - - O
3 - - O

B. Pembahasan
1. Penentuan Tekanan Darah
Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan menggunakan
sfigmonamometer aneroid dengan pengukuran dilakukan pada lengan
bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing probandus diukur setelah
mendapatkan perlakuan yang berbeda, yaitu duduk, setelah lari, berbaring,
dan berdiri. Setelah melakukan aktivitas yang berbeda kemudian diukur
tekanan darah masing masing probandus, hasil yang didapatkan sangatlah
beragam.

11
Perbedaan tekanan darah ini diakibatkan oleh perbedaan aktivitas yang
dilakukan,umur,jenis kelamin,gaya hidup,dan kondisi seseorang. Dari data
diatas, dapat dilihat bahwa probandus yang diberi perlakuan berlari memiliki
rata rata tekanan darah tertinggi dibandingkan dengan probandus yang
dengan perlakuan lain. Hal disebabkan karena kurangnya oksigen dalam
tubuh setelah berlari sehingga jantung memompa darah lebih kuat untuk
mengalirkan darah ke anggota tubuh yang membutuhkan yang
menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat. Tekanan darah normal
seseorang yaitu 120/80 mmHg. Dari data diatas dapat dilihat bahwa
probandus yang diberi perlakuan baring,duduk,dan berdiri rata-rata
memiliki tekanan darah dibawah normal, hal ini mungkin disebabkan oleh
gaya hidup masing-masing probandus seperti begadang.

2. Penentuan Golongan Darah


Penentuan golongan darah dilakukan dengan menggunakan blood
lancet. Kemudian mengambil sampel darah dan meneteskan pada kaca
preparat di dia tempat berbeda (sisi bagian kanan dan kiri preparat).
Kemudian ditetesi dengan serum anti-A disisi satu dan serum anti-B di sisi
lainnya,lalu aduk menggunakan tusuk gigi yang berbeda. Kemudian amati
apakah ada pengumpalan,dimana apabila terjadi penggumpalan pada
darah yang ditetesi serum anti-A maka orang tersebut memiliki golongan
darah A sementara jika terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi
serum anti B, maka orang tersebut memiliki golongan darah B. Ketika
terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi anti serum A dan B, maka
orang itu bergolongan darah AB. Dan ketika tidak terjadi penggumpalan
pada darah yang ditetesi anti serum A dan B, maka orang itu akan
bergolongan darah O. Pada tabel penggolongan darah diatas,probandus
memiliki golongan darah O sebab tidak ada terjadi penggumpalan pada
darah yang ditetesi serum anti-A dan serum anti-B.

12
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskular merupakan sekumpulan dari beberapa organ-
organ yang membentuk suatu sistem untuk mengedarkan darah yang
mengandung komponen-komponen seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Anatomi jantung terdiri dari dua bagian dan empat ruang yaitu atrium kiri,
ventrikel kiri, atrium kanan, dan ventrikel kanan. Sistem kardiovaskular
memiliki tiga komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah, dan
komponen darah.
Peredaran darah terbagi menadi dua yaitu sirkulasi sistemik (sistem
peredaran darah besar dan sirkulasi pulmonar (sistem peredaran darah
kecil). Sistem peredaran darah besar yaitu suatu sistem yang menyalurkan
darah dari jantung ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung, sedangkan
sistem peredaran darah kecil yaitu suatu sistem yang menyalurkan darah
dari jantung ke paru-paru lalu kembali ke jantung.
Tekanan darah tiap manusia berbeda, hal ini tegantung dengan
aktivitas yang sedang dilakukan, gaya hidup, dan kondisi seseorang.
Seseorang akan memiliki tekanan darah yan tinggi jika orang tersebut
melakukan aktivitas fisik yang berat seperti berlari, sementara sesorang
yang duduk,cenderung akan memiliki tekanan darah yang normal.
Karakteristik darah berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi
golongan darah A, B, AB, dan O.
- Golongan darah A : Terjadi penggumpalan pada saat ditetesi
serum anti-A
- Golongan darah B : Terjadi penggumpalan pada saat ditetesi
serum anti-B
- Golongan darah AB :Terjadi penggumpalan pada saat ditetesi
serum anti-A maupun serum anti-B

13
- Golongan darah O : Tidak terjadi penggumpalan pada saat
ditetesi serum anti-A maupun serum anti-B.

B. Saran
Saya harap asisten dapat memberikan pemahaman tentang materi
selanjutnya yang dapat dimengerti sama seperti sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2017. Medicine At A Glance. Alih Bahasa: Rahmalia. A,dkk.


Jakarta : Erlangga
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Pearce, Evelyn C. 2013. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:
CV Prima Grafika.
Manaba, Faizin. 2016. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Gizi. Jakarta:
EGC.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta:
EGC.
Surya, Dharma. 2010. Sistematika Interpretasi EKG: Pedoman Praktis.
Jakarta: EGC.
Syarifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: EGC.

15
LAMPIRAN

1. Tabel Tekanan Darah


KLP BARING BERDIRI LARI DUDUK
1 90/70 mmHg 110/80 mmHg 120/80 mmHg 80/60 mmHg
2 100/90 mmHg 100/70 mmHg 120/110 mmHg 90/70 mmHg
3 100/80 mmHg 100/70 mmHg 120/80 mmHg 100/80 mmHg
4 90/80 mmHg 130/50 mmHg 120/60 mmHg 80/60 mmHg
5 90/70 mmHg 100/70 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg

2.
2. Tabel Golongan Darah
Probandus Serum Anti-A Serum Anti-B Golongan Darah
1 - - O
2 - - O
3 - - O

16

Anda mungkin juga menyukai