Anda di halaman 1dari 24

KESETIMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesetimbangan adalah suatu keadaan sewaktu konsentrasi
reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu. Suatu
kesetimbangan kimia dapat mengalami pergeseran. Pergeseran
tersebut disebabkan oleh perubahan suhu, perubahan konsentrasi,
perubahan volume, dan perubahan tekanan ruangan. Pada reaksi
kesetimbangan, katalisator hanya berpengaruh memperbesar laju
reaksi maju dan reaksi balik sama kuat, sehingga dapat mempercepat
terjadinya kesetimbangan.

Hukum kesetimbangan lainnya yaitu: bila suatu reaksi dalam


keadaan setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi
dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat
pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang
tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk
suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap
reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang
cenderung tidak sama dengan reaksi lain meskipun suhunya sama,
dan untuk suatu reaksi yang sama harga K akan berubah jika suhunya
berubah. (Unggul, 2006)
Pada tahun 1864 Cato Gulberg dan Peter Wage menemukan
adanya suatu hubungan yang tetap ini disebut dengan hukum
kesetimbangan atau hukum massa. Hukum kesetimbangan
menyatakan bahwa : “hasil kali konsentrasi setimbang zat ruas kiri,
masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, mempunyai
nilai tetap pada temperature tetap”. Hukum kesetimbangan tersebut
merupakan persamaan tetapan kesetimbangan sesuai stoikiometri
reaksinya.

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

1.2. Maksud Praktikum


Adapun maksud dari percobaan praktikum adalah menentukan
tetapan kesetimbangan asam lemah dengan sampel asam asetat
dan asam formiat.
1.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum sebagai berikut :
1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan
larutan kertas pH Universal/pH meter.
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH larutan
asam lemah.
3. Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah.
4. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai tetapan
kesetimbangan ionisasi asam lemah.
5. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nlai
pHnya.
6. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai derajat
ionisasi asam lemah.
7. Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi lemah dari grafik pH
vs log (HA)

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum

Kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat yang ada di ruas


kanan dapat bereaksi atau terurai kembali membentuk zat-zat di ruas
kiri. Bunyi hukum kesetimbangan adalah bila suatu reaksi dalam
keadaan setimbang maka hasil konsentrasi zat-zat pereaksi
dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-
zat, pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang
tetap. Setiap konsentrasi akan mempunyai harga tetapan
kesetimbangan yang melibatkan turunnnya sutu zat menjadi zat yang
lebih sederhana. Derajat disosiasi adalah jumlah zat yang terurai
dibagi dengan jumlah zat mula-mula.

Berdasarkan percobaan, bila pereaksi-pereaksi di campurkan


hingga terjadi reaksi kimia, sering terjadi pembentukan hasil berjalan
tidak sempurna pada keadaan awal pereaksi-pereaksi mempunyai
konsentrasi tidak berubah lagi keadaan ini dikenal dengan
kesetimbangan kimia. (Sastromidjoyo, 2010)
Banyak reaksi tidak berlangsung hingga selesai tetapi
mendekati suatu keadaan kesetimbangan, di mana produk dan
reaktan yang tidak terpakai kedua-duanya terdapat dalam jumlah
yang relative tertentu banyaknya. Begitu kesetimbangan tercapai, tak
akan ada lagi perubahan komposisi lebih lanjut yang terjadi.
Keadaan kesetimbangan digambarkan secara kuantitatif melalui
tetapan kesetimbangan reaksi yang tergantung pada suhu di mana
reaksi berlangsung (Oxtoby, 2011)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbanagan
kimia. Seperti perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat
mempengaruhi posis keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

julah relatif reaktan dan produk. Perubahan tekanan dan volume


kemungkinan memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas
dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat
mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis
tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta
kesetimbangan. (Chang, 2003)
Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada
sistem kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan
volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu. (Unggul, 2006).
1. Perubahan konsentrasi
Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah
satu komponennya ditambah maka kesetimbangan akan
bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu
komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah pengurangan itu. (Unggul, 2006)
2. Perubahan volume
Penambahan air menyebabkan volume larutan menjadi
(misalnya dua kali) lebih besar, sehingga konsentrasi masing-
masing komponen akan mengalami perubahan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak
menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk suatu reaksi.
3. Perubahan suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan
menyebabkan terjadinya perubahan harga tetapan
kesetimbangan (k). Pergeseran reaksi kesetimbangan akibat
perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya, endoterm atau
eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika sistem dalam

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H positif).


(Unggul, 2006)
4. Perubahan tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas
yang ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada sistem
reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan
tidak menggeser letak kesetimbangan.
PV = nRT → P = (n/V) RT
Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan
akan berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume.
Artinya, bila tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya
dengan bila volume diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan
diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume
diperbesar. (Unggul, 2006)
5. Penambahan katalis pada reaksi setimbang
Adanya katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak
mengakibatkan terjadinya pergeseran letak kesetimbangan,
tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaaan setimbang.
(Unggul, 2006)
2.2 Uraian Bahan
Air Suling (FI III, hal. 96)
Nama Resmi : Aquadestillata
Nama Lain : Air Suling
Berat Molekul : 18
Rumus Molekul : H2O
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Pemerian : Cairan jernih, tidak berabu, tidak berasa, tidak
berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

Rumus Struktur :H–O–H

2. Asam Formiat (FI III, hal. 648)


Nama Resmi : Acidum Format
Nama Lain : Asam Format
Bobot Jenis : ± 1,2 gr / ml
Berat Molekul : 46,03 gr
Rumus Molekul : HCOOH
Kelarutan : Dapat tercampur dengan air dan dengan
etanol (93%)
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, bau sangat tajam,
sangat korosif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Rumus Struktur : C
H – C – OH

3. Asam Cuka (FI III, hal. 41)


Nama Resmi : Acidum Aceticum
Nama Lain : Asam Asetat, Cuka
Berat Molekul : 60,05 gr
Rumus Molekul : CH3COOH
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk,
rasa asam tajam
Rumus Struktur : H O
H–C– C
H OH

4. BTB (FI IV, hal. 268)


Nama Resmi : Dibrosnhitil Sulfouftallin

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

Nama Lain : Brom Timul Biru


Berat Molekul : 604 gr
Rumus Molekul : C27H28Br205S
Kegunaan : Memperjelas titik akhir titrasi/indikator
Kelarutan : Tidak larutdalam air
Pemerian : Serbuk merah/kecoklatan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2.3 Prosedur Kerja


Pada percobaan ini akan dicari derajat ionisasi tetapan
kesetimbangan ionisasi dari asam formiat dan asam cuka. Oleh sebab
itu, dalam percobaan ini telah disediakan larutan asam formiat dan
asam cuka dengan kepekata tertentu. Tugas Anda adalah melakukan
urutan kerja sbagai berikut :

a. Ambil 10 cm3 larutan asam fromiat 0,X M, masukkan ke dalam labu


takar 100 cm3, tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok
sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan Ph
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang Anda ukur pH-nya, tetesi larutan
penunjuk yang sesuai pengukuran Anda!
b. Ambil 10 cm3 larutan asam fromiat sisa dari percobaan a tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm3, tambahkan air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan Ph
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

Masing-masing larutan yang Anda ukur pH-nya, tetesi larutan


penunjuk yang sesuai pengukuran Anda!
c. Ambil 10 cm3 larutan asam fromiat sisa dari percobaan b tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm3, tambahkan air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan Ph
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang Anda ukur pH-nya, tetesi larutan
penunjuk yang sesuai pengukuran Anda!
d. Ambil 10 cm3 larutan asam fromiat sisa dari percobaan c tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm3, tambahkan air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan Ph
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang Anda ukur pH-nya, tetesi larutan
penunjuk yang sesuai pengukuran Anda!
e. Ambil 10 cm3 larutan asam fromiat sisa dari percobaan d tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm3, tambahkan air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan Ph
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang Anda ukur pH-nya, tetesi larutan
penunjuk yang sesuai pengukuran Anda!

Kerjakan kembali seperti cara kerja a, b, c, d dan e, gantilah asam


formiat dengan asam cuka!

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
a) Erlenmeyer 100 ml 4 buah
b) Pipet volume 10 ml 1 buah
c) Pipet volume 25 ml 1 buah
d) Labu ukur 100 ml 2 buah
e) Thermometer 100 oC 1 buah
3.2 Bahan Praktikum
a) Larutan asam formiat 0,1 M
b) Larutan asam asetat 0,1 M
c) Aquadest (air suling)
d) Kertas pH universal
e) Indikator

3.3 Cara Kerja :

Asam asetat
1) Ambil larutan asam asetat 10 ml menggunakan pipet ukur
dengan konsentrasi 0,1 M
2) Pindahkan larutan kelabu ukur.
3) Tambahkan aquades hinggah mencapai 100 ml
4) Homogenkan
5) Ambil 25 ml asam asetat konsentrasi 0,01 M menggunakan
pipet ukur 25 ml (karena sudah dicampurkan aquades),
sebanyak 2 kali.
6) Memasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 100 ml
7) Ukur pH menggunakan kertas pH universal, kemudian ukur
suhu menggunakan thermometer.
8) Tambahkan indikator metil merah dan metil orange ke
masing-masing Erlenmeyer 25 ml sebanyak 3 tetes.

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

9) Perhatikan perubahan warnanya.


10) Lakukan percobaan tersebut sebanyak 5 kali dengan
konsentrasi berbeda.

Asam formiat

1) Ambil larutan asam formiat 10 ml menggunakan pipet ukur


dengan konsentrasi 0,1 M
2) Pindahkan larutan kelabu ukur.
3) Tambahkan aquades hinggah mencapai 100 ml
4) Homogenkan
5) Ambil 25 ml asam formiat konsentrasi 0,01 M menggunakan
pipet ukur 25 ml (karena sudah dicampurkan aquades),
sebanyak 2 kali.
6) Memasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 100 ml
7) Ukur pH menggunakan kertas pH universal, kemudian ukur
suhu menggunakan thermometer.
8) Tambahkan indikator metil merah dan metil orange ke
masing-masing Erlenmeyer 25 ml sebanyak 3 tetes.
9) Perhatikan perubahan warnanya.
10) Lakukan percobaan tersebut sebanyak 5 kali dengan
konsentrasi berbeda.

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

BAB 4 HASIL PENGAMATAN

4.1. DATA PENGAMATAN

Hasil pengamatan asam formiat

Konsenrasi pH Suhu Warna


Metil merah Metil orange
0,01 4 30 oC Pink Orange
0,001 6 30 oC Kuning muda Orange
0,0001 6 30 oC Kuning muda Orange pudar
0,00001 6 30 oC Jingga pudar Kuning pudar
0,000001 6 30 oC Kuning pudar Orange pudar

Hasil Pengamatan asam asetat

Konsenrasi pH Suhu Warna


Metil merah Metil orange
0,01 3 30 oC Pink Pink rose
0,001 4 30 oC Pink terang Peach
0,0001 5 30 oC Pink Kuning pudar
0,00001 6 30 oC Peach pudar Kuning pudar
0,000001 6 30 oC Bening Kuning pudar

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

PERHITUNGAN:

Asam formiat

a) Konsentrasi 0,01
Dik : ph = 4
M = 0,01
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−4 ]2
= 10−2

[10−8 ]
= 10−2

= 10−6

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−6
= √ 10−2

= √10−4

= 10-2
b) Konsentrasi 0,001
Dik : ph = 4
M = 0,001
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−4 ]2
= 10−3

[10−8 ]
= 10−3

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

= 10−5

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−5
= √ 10−3

= √10−2

= 10-1
c) Konsentrasi 0,0001
Dik : ph = 5
M = 0,0001
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−5 ]2
= 10−4

[10−10 ]
= 10−4

= 10−6

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−6
= √ 10−4

= √10−2

= 10-1

d) Konsentrasi 0,00001

Dik : ph = 6
M = 0,00001
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−6 ]2
= 10−5

[10−12 ]
= 10−5

= 10−7

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−7
= √ 10−4

= √10−3

e) Konsentrasi 0,000001

Dik : ph = 6
M = 0,000001
Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.
15020180093
KESETIMBANGAN

Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−6 ]2
= 10−6

[10−12 ]
= 10−6

= 10−6

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−6
= √ 10−6

= √100

=1

Asam asetat

a) Konsentrasi 0,01

Dik : ph = 3
M = 0,01
Jawab

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−3 ]2
= 10−2

[10−6 ]
= 10−2

= 10−4

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−4
= √ 10−2

= √10−2

= 10-1

b) Konsentrasi 0,001

Dik : ph = 6
M = 0,001
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−6 ]2
= 10−3

[10−12 ]
= 10−3

= 10−9

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−9
= √ 10−3

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

= √10−6

= 10-3

c) Konsentrasi 0,0001

Dik : ph = 6
M = 0,0001
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−6 ]2
= 10−4

[10−12 ]
= 10−4

= 10−8

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−8
= √ 10−4

= √10−4

= 10-2

d) Konsentrasi 0,00001

Dik : ph = 6
M = 0,00001
Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−6 ]2
= 10−5

[10−12 ]
= 10−5

= 10−7

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−7
= √ 10−4

= √10−3

e) Konsentrasi 0,000001

Dik : ph = 6
M = 0,000001
Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.
15020180093
KESETIMBANGAN

Jawab
[𝐻 + ]2
 Ka = 𝑀
[10−6 ]2
= 10−6

[10−12 ]
= 10−6

= 10−6

𝐾𝑎
 α= √ 𝑀

10−6
= √ 10−6

= √100

=1

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

4.2. PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dengan bahan utama


larutan asam asetat, asam formiat dengan aquadest (H2O), pemberian
larutan penunjuk metil merah dan metil jingga bertujuan agar
mengetahui perubahan warna yang terjadi pada asam asetat dan
asam formiat. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kisaran harga pH
tiap kali pengenceran dari percobaan yang dilakukan. Dalam
percobaan kali ini, Larutan diukur suhunya, pHnya, dan kemudian
ditambahkan indikator metil merah dan metil jingga sebanyak 3 tetes
untuk mendapatkan perubahan warnanya. Percobaan ini dilakukan 5
kali dengan cara sistem pengenceran.
Hasil yang kami peroleh untuk asam formiat adalah :
1) Untuk asam formiat 0,01 M dengan pH 4 dan suhu 300C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna pink. kemudian di labu ukur
yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan
warna dari warna bening menjadi warna orange.
2) Untuk asam formiat 0,001 M dengan pH 6 dan suhu 30 0C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna kuning. kemudian di labu ukur
yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan
warna dari warna bening menjadi warna orange.
3) Untuk asam formiat 0,0001 M dengan pH 6 dan suhu 30 0C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna kuning muda. kemudian di labu
ukur yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami
perubahan warna dari warna bening menjadi warna orange pudar.
4) Untuk asam formiat 0,00001 M dengan pH 6 dan suhu 30 0C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

dari warna bening menjadi jingga pudar. kemudian di labu ukur


yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan
warna dari warna bening menjadi warna kuning pudar.
5) Untuk asam formiat 0,000001 M dengan pH 6 dan suhu 30 0C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna kuning pudar. kemudian di labu
ukur yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami
perubahan warna dari warna bening menjadi warna orange pudar.

Hasil yang kami peroleh untuk asam asetat adalah :


1) Untuk asam asetat 0,01 M dengan pH 3 dan suhu 300C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna pink. kemudian di labu ukur
yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan
warna dari warna bening menjadi warna pink rose.
2) Untuk asam asetat 0,001 M dengan pH 4 dan suhu 300C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna pink terang. kemudian di labu
ukur yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami
perubahan warna dari warna bening menjadi warna peach.
3) Untuk asam asetat 0,0001 M dengan pH 5 dan suhu 300C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna pink. kemudian di labu ukur
yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan
warna dari warna bening menjadi warna kuning pudar.
4) Untuk asam asetat 0,00001 M dengan pH 6 dan suhu 300C
ditambahkan metil merah hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi peach pudar. kemudian di labu ukur

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

yang lain ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan


warna dari warna bening menjadi warna kuning pudar.
5) Untuk asam formiat 0,000001 M dengan pH 6 dan suhu 30 0C
ditambahkan metil merah tetapi tidak mengalami perubahan
warna warnanya tetap bening. kemudian di labu ukur yang lain
ditambahkan metil orange hingga mengalami perubahan warna
dari warna bening menjadi warna orange pudar.

Setelah didapatkan hasil dari percobaan ini, yakni PH, suhu,


dan warna dari kemudian dilakukan perhitunganuntuk mencari harga
kesetimbangan, derajat ionisasi, dan rata-rata derajat ionisasi.

 Rumus untuk mencari kesetimbangan :

[pH]2
Ka = M

 Rumus untuk mencari derajat ionisasi :

Ka [H]2
α=√ M atau α= x 100 %
M

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

BAB 5 PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Pengenceran sangat berpengaruh terhadap PH larutan derajat
ionisasi dan tetapan kesetimbangan, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan yaitu perubahan konsentrasi, suhu,
tekanan dan volume. Semakin besar nilai pengenceran, maka nilai
kesetimbangan kecil, begitu pula sebaliknya. Sedangkan derajat
ionisasinya tidak dipengaruhi oleh pengenceran.
5.2. SARAN

Saran saya dalam praktikum adalah alat-alat yang digunakan


dalam praktikum agar diperbanyak dengan tujuan untuk
mempermudah praktikan da lam praktikum.

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093
KESETIMBANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga :
Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ke-III. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta
Ditjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi Ke-IV. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta
Kundari, 2008. Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam
LimbahPencuci Pcb Dengan Zeolit. Sekolah Tinggi Teknologi
Nuklir : Banten
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta
Raharjo, Sentot B. 2007.Kimia Berbasis Eksperimen. Yrama Widya : Solo
Sastromidjoyo, Hardjono. 2010. Kimia Dasar. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta
Unggul,Sudarmo. 2006. Kimia. PT Phibeta Aneka Gama : Jakarta

Sri Wahyuni Harti Widiastuti, S.Farm.,M.Farm.,Apt.


15020180093

Anda mungkin juga menyukai