PENDAHULUAN
1
4. Apa jenis monosakarida lain?
5. Bagaimana reaksi monosakarida?
6. Apa yang dimaksud disakarida?
7. Apa yang dimaksud polisakarida?
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Contoh dari heksosa adalah glukosa dan fruktosa. Glukosa
mengandung rantai karbon yang dilekati oleh gugus - gugus hidroksil.
Gugus -OH ini memberikan rasa manis dan sifat kelarutan dalam air.
Sebuah gugus =O terhubung ke atom karbon internal pada glukosa
sehingga tergolong sebagai gula aldo. Sedangkan pada fruktosa gugus
C=O terhubung ke atom karbon internal sehingga fruktosa termasik gula
ketosa (Fried,2016).
4
- Ribosa, atau D-ribosa, adalah sebuah aldopentosa —
sebuah monosakarida yang terdiri dari lima atom karbon, dan
termasuk sebuah gugus fungsional aldehida dalam bentuk linearnya.
Ribosa memiliki formula kimia C5H10O5, dan ditemukan
pada 1905 oleh Phoebus Levene (Hart,2003).
2.5 Reaksi dari Monosakarida
a. Reaksi Oksidasi Monosakarida
Bila gugus aldehida (-CHO) dari suatu aldosa dioksidasi menghasilka
Menghasilkan suatu asam aldonat yang mempunyai gugus karboksil
(-COOH). Oksidasi aldosa dapat terjadi ketika bereaksi dengan baha
pengoksidasi ringan seperti reagen tollens(Ag dalam larutan beramonia)
fehling (kompleks Cu2+ dengan ion tarrat) dan benedict. Contohnya D-
glukosa yang mudah dioksidasi menjadi asam D-glukonat (Hart,2003).
2.6 Disakarida
Disakarida adalah suatu oligosakarida yang paling banyak terdapat di
alam. Oligosakarida merupakan polimer dengan derajat polimerisasi 2
sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri
dari dua molekul disebut sakarida. Disakarida merupakan kelompok
karbohidrat yang tersusun dari dua unit monosakarida. Unit monosakarida
5
penyusun disakarida itu dapat berasal dari unit yang sama atau berbeda.
Ikatan antara unit monosakarida dalam pembentukan disakarida disebut
ikatan glikosida (Hart, 2003).
Salah satu contoh reaksi pembentukan disakarida adalah
sebagai berikut : (Man dan Truswell)
C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 + H2O
(monosakarida) (disakarida)
Dalam reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air. Beberapa
jenis disakarida yang penting adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa.
1.Laktosa
Laktosa adalah jenis disakarida yang merupakan gabungan dari
dua unit monosakrida yang berbeda yaitu merupakan karbohidrat dari
susu mamalia yang terdiri dari D-galaktosa dan D-glukosa (gambar 2).
Dalam disakarida ini, ikatan glikosidik antara C-1 anomerik dari β-D-
galaktosa dan C-4 non-anomerik dari D-glukosa merupakan β-(1,4).
Sintesis laktosa oleh laktosa sintetase, suatu dimer heterogenosa,
merupakan contoh baru dari modifikasi spesifisitas katalitik oleh
pembentukan dimer, (suatu bentuk perubahan alosterik konformasional).
Gambar. Laktosa
2. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari unit monosakarida
yang berbeda yaitu antara satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa. Antara kedua unitmonosakarida tersebut diikat dengan ikatan
α-1, β-2 glikosida. Sukrosa tidak mempunyai sifat reduksi karena
sukrosa dibentuk dari gugus reduksi masing-masing unit monosakrida
penyusunnya. Sukrosa banyak ditemukan dalam tanaman. Sumber yang
6
kaya sukrosa adalah tebu, bit, dan wortel. Hasil samping pengekstrasi
sukrosa baik dari tebu ataupun bit adalah molase. Molase ini berwarna
gelap, cairannya pekat (20 - 30 persen), dan dengan proses kristalisasi
tidak dapat diubah lebih lanjut menjadi sukrosa karena adanya gula
reduksi dan kotoran non gula.
Sukrosa (gula meja) terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, dimana
mereka disintesis dari D-glukosa dan D-fruktosa (gambar 3). Suatu
ikatan glikosidik anatara C-1 anomerik dari α-D-glukosa dan C-2
anomerik dari β-D- fruktosa menghubungkan kedua monosakarida
melalui suatu jembatan oksigen, menghasilkan suatu ikatan α-(1,2).
Gambar. Sukrosa
3.Maltosa
Maltosa adalah disakarida yang dibentuk dari dua unit
monosakrida yang sama yaitu glukosa. Antar unit glukosa tersebut diikat
dengan ikatan α-1,4 glikosida.
Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam air. Maltosa jarang
ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Maltosa hanya ditemukan dari
hasil degradasi pati oleh enzim atau hasil proses pengekstrasi sukrosa.
Pada proses pembentukan ber dari kecambah barley (sejenis biji-bijian),
terjadi proses degradasi pati menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Maltosa (gambar 4) dan selobiosa (gambar 5) merupakan dua
disakarida yang tidak terdapat secara alamiah tetapi secara komersial
masing-masing merupakan produk degradasi dari zat tepung dan
selulosa. Kedua sakarida memiliki dua residu D-glukosil yang
dihubungkan oleh suatu ikatan 1,4 glukosidik, perbedaan structural
7
tunggal antara dua disakarida adalah pada ikatan dalam maltose adalah
α-(1,4) dan dalam selobiosa adalah β-(1,4). Perbedaan yang tampaknya
kecil ini bertindak sebagai suatu ilustrasi terkait mengenai derajat
spesifikasi tinggi yang sering ditemukan dalam system biologi. Polimer
D-glukosa dalam ikatan α-(1,4) bertindak sebagai suplai energy yang
tersedia dengan mudah untuk tumbuh-tumbuhan dan hewan, sementara
polimer analog dalam ikatan β-(1,4) merupakan komponen structural dan
tidak didegradasi oleh sebagian besar system kehidupan, yang tidak
memiliki kemampuan enzimatik untuk menghidrolisis ikatan β-(1,4)
glikosidik. Ruminansia (pemamah biak), contohnya sapi, menggunakan
selulosa sebagai sumber makanan hanya karena bacteria dalam
lambungnya dapat mencerna polisakarida. Bahkan rayap mengandalkan
pada mikroflora dalam ususnya untuk mendegradasi kayu. Jika bukan
untuk kemampuan dari bakteri tertentu dan jamur untuk menghidrolisis
ikatan β-(1,4) yang ditemukan dalam polisakarida tumbuh-tumbuhan
yang mati akan menimbulkan masalah ekologi yang serius.
Gambar. Maltosa
2.7 Polisakarida
8
Ikatan antara molekul monosakarida yang satu dengan yang lainnya
terjadi antara gugus alkohol pada atom C ke-4 molekul yang satu (II)
dengan gugus aldehida pada atom C ke -1 molekul monosakarida dengan
yang lain (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida
simpanan dan polisakarida struktural. Polisakarida simpanan berfungsi
sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk
memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida struktural
berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi
monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam
dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan
polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia
sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi
sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam
saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna.
Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena
merupakan sumber serat dalam makanan manusia (Fessenden dan
Fessenden, 1997).
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida
simpanan dan polisakarida struktural.Berikut ini adalah uraian tentang
polisakarida simpanan dan polisakarida struktural (Lehninger, 1982).
1. Polisakarida Simpanan
a. Pati
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan
dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh
dunia. Pati terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.
Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati
berbeda satu sama lain, bergantung jenis tanaman asalnya. Bentuk
butiran pati ini berbeda satu sama lain dengan karakteristik tersendiri
9
dalam hal daya larut, daya mengentalkan, dan rasa. Amilosa
merupakan rantai panjang unit glukosa yang tidak bercabang,
sedangkan amilopektin adfalah polimer yang susunannya bercabang-
cabang dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang.
Pati memiliki Monomer-monomer glukosa yang penyusunnya
dihubungkan dengan ikatan α 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana
adalah amilosa, yang hanya memiliki rantai lurus. Sedangkan bentuk
pati yang lebih kompleks adalah amilopektinyang merupakan polimer
bercabang dengan ikatan α 1-6 pada titik percabangan.
b. Glikogen
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk
simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang
terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari
glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen
dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam
otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan
sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan
glukosa melampaui kemampuan menyimpannya dalam bentuk
glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan
lemak.
Struktur glikogen mirip dengan amilopektin, namun memiliki lebih
banyak percabangan. Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi
peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang
dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat diandalkan sebagai
sumber energi dalam jangka lama.
c. Dekstran
Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau
dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber
utama karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan
glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa,
glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar dari sukrosa dan
10
glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga
tidak mudah menimbulkan diare.
Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri
atas poli-D-hlukosa rantai α 1-6, yang memiliki cabang α 1-3 dan
beberapa memiliki cabnga α 1-2atau α 1-4. Plak di
permukaan gigi yang disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan
dekstran. Dekstran juga telah diproduksi secara kimia menghasilkan
dekstran sintetis.
2. Polisakarida Struktural
a. Selulosa
Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding
sel tumbuhan. Selulosa adalah senyawa paling berlimpah di bumi,
yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun.Ikatan glikosidik
selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya
terdapat dalam konfigurasi beta.
b. Kitin/kitosan
Kiti menghasilkan dari kitosan dan mempunyai struktur kimia yang
sama dengan kitosan,yang terdiri dari rantai molekul yang panjang
dan berat molekul yang tinggi. Kitin adalah karbohidrat
penyusun eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba,krustase).
Kitin terdiri atas monomer glukosa dengan cabang yang mengandung
nitrogen. Kitin murni menyerupai kulit, namun akan mengeras ketika
dilapisi dengan kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding
sel cendawan. Kitin telah digunakan untuk membuat benang operasi
yang kuat dan fleksibel dan akan terurai setelah luka atau sayatan
sembuh..
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi
monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam
dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan
polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia
sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi
11
sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam
saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna.
Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena
merupakan sumber serat dalam makanan manusia. Sifat-sifat Polisakarida
1) Berbentuk serbuk, tidak larut dalam air, tidak berasa.
2) Tidak dapat bereaksi dengan pereaksi fehling dan tollens.
3) Dapat dihidrolisis menghasilkan molekul glukosa (Poedjiadi, 2006).
12
BAB IV
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Mann, J and Truswell, S. 2012. “Buku Ajar Ilmu Gizi”. Jakarta : EGC.
14